• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jenjang Ukuran Kinerja Organisasi terhadap

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Jenjang Ukuran Kinerja Organisasi terhadap "

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

SERI 999 E-ARTIKEL SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI PROF. RICHARDUS EKO INDRAJIT

Dalam fungsi pengawasan manajemen organisasi selalu tersirat peringkat atau jenjang pengukuran maupun ukuran keberhasilan kinerja. Penjenjangan ini diperlukan untuk efisiensi, dalam arti bahwa tidak semua jenis ukuran disediakan untuk semua orang, tetapi jenis atau kelompok ukuran tertentu disediakan untuk kelompok orang tertentu. Prinsip ini berlaku untuk semua jenis pengawasan. Dalam hal metoda Balanced Scorecard, prinsip ini sebaiknya juga diterapkan untuk setiap perspektif ukuran. Pada dasarnya ada tiga penjenjangan ukuran kinerja, yaitu ukuran yang bersifat strategis, manajerial, dan operasional.

Ukuran Strategis.

Ukuran ini menyangkut ukuran yang mempunyai nilai strategis, yaitu yang sangat erat hubungannya dengan mati hidupnya atau berkembang tidaknya organisasi. Jumlah ukuran biasanya tidak banyak hanya beberapa saja. Ukuran jenis ini diperuntukkan bagi pimpinan puncak organisasi untuk keperluan dan keputusan strategis. Dalam dunia universitas, ukuran strategis diperlukan misalnya oleh pimpinan yayasan dan rektor universitas.

Ukuran Manajerial.

Ukuran dalam jenjang ini menyangkut ukuran yang diperlukan untuk para manajer senior untuk menilai kinerja dan untuk bahan pengambilan keputusan tingkat manajerial. Jumlah ukuran dalam jenjang ini lebih banyak dari ukuran strategis, tetapi biasanya lebih sedikit dari ukuran operasional. Dalam dunia universitas, ukuran jenjang ini dapat diperlukan misalnya oleh rektor universitas, pembantu rektor, direktur program pascasarjana, dan para dekan.

Ukuran Operasional.

Ukuran dalam jenjang ini menyangkut ukuran yang bersifat lebih terinci, yang menyangkut ukuran operasional sehari-hari, yang diperlukan oleh para penyelia dan pelaksana. Jumlahnya sangat banyak untuk seluruh universitas, tetapi dapat dipilah dalam satuan unit-unit kegiatan. Dalam universitas, ukuran operasional dapat diberlakukan dan digunakan misalnya untuk para dekan, pembantu dekan, ketua program studi, kepala biro, kepala bagian.

HALAMAN DARI 1 2 (C) COPYRIGHT BY RICHARDUS EKO INDRAJIT, 2013

Jenjang Ukuran Kinerja Organisasi

oleh Prof. Richardus Eko Indrajit - indrajit@post.harvard.edu

EKOJI

999

Nomor 442, 24 November 2013

Artikel ini merupakan satu dari 999 bunga rampai pemikiran Prof. Richardus Eko Indrajit di bidang sistem dan

(2)

SERI 999 E-ARTIKEL SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI PROF. RICHARDUS EKO INDRAJIT

Hal ini juga berhubungan dengan pembuatan Balanced Scorecard. Pengukuran kinerja dengan metoda Balanced Scorecard dapat dan memang sebaiknya dilaksanakan untuk setiap tingkat organisasi. Dalam universitas misalnya dapat dilakukan pada tingkat yayasan (apabila diselenggarakan oleh yayasan), tingkat rektorat, tingkat bidang pembantu rektor, tingkat fakultas, tingkat program studi, tingkat biro, tingkat unit kegiatan lain, dan sebagainya. Untuk ukuran dalam setiap perspektif dalam Balanced Scorecard, perlu dibuat sesuai dengan ukuran untuk masing-masing bidang dan tingkat, sesuai dengan pembidangan dan jenjang ukuran tersebut. Dengan demikian, pengukuran dapat dilakukan secara lebih terpilih, lebih terarah, lebih sesuai dengan kebutuhan, dan lebih efisien. Di satu pihak tidak mungkin bagi rektor misalnya untuk membaca, menganalisis, menangani dan menilai ukuran-ukuran operasional yang sedemikian banyaknya. Di lain pihak, tidak mungkin juga kepala bagian untuk memahami, menilai, dan menganalisis secara tepat ukuran-ukuran strategis.

Biasanya prinsip yang sama diberlakukan juga untuk sistem pelaporan, dimana ada laporan yang bersifat strategis untuk tim pimpinan puncak, laporan yang bersifat manajerial untuk pimpinan tingkat menengah, dan laporan operasional untuk tingkat penyelia dan operator. Semua jenjang ukuran di atas, bersama dengan hal-hal lain yang perlu dilaporkan, disampaikan kepada pihak-pihak yang terkait dan membutuhkan, sesuai dengan prinsip penjenjangan tersebut. Dengan pembagian pelaporan tersebut, sistem pelaporan dapat berjalan dengan lebih efisien dan lebih sesuai dengan maksud dan tujuannya.

akhir dokumen

Referensi

Dokumen terkait

Mengetahui apakah senyawa golongan antrakuinon yang terdapat pada ekstrak etanol daun pacar air yang terdeteksi pada uji KLT yang memiliki aktivitas antibakteri terhadap

Sensor MQ-7 untuk gas karbonmonoksida dan sensor MQ-135 untuk gas amonia dapat mendeteksi tiga kategori kandungan gas yaitu : AMAN, WASPADA, dan BAHAYA dalam simulasi beberapa kondisi

Tujuan penelitian adalah untuk membuat sebuah aplikasi yang dapat membantu kerja peneliti atau pemerhati tanaman kopi dalam melakukan diagnosis penyakit pada

Menurut Kotler (2005), bauran pemasaran (marketing mix) adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mencapai tujuan pemasarannya dalam pasar

Juz’i dalam mantiq 23 – dalam Bahasa Indonesia kita mengenal istilah Hiponim. 24 Dalam penentuan kemutlakan Amr ada intervensi dari luar lafad. Amr bisa berubah

Ahmad Rafiq, Hukum Islam Di Indonesia, Jakarta: PT.. 2) Untuk melangsungkan perkawinan seorang yang belum mencapai umur 21 (dua puluh satu) tahun harus mendapat izin kedua orang

1) Pengukuran dan penelitian hanya dilakukan pada mesin Mori Seiki NH4000 DCG di PT Pudak Scientific. 2) Model yang akan digunakan perbaikan menggunakan metode

Pengelola hutan adat sebagaimana dimaksud pada diktum KEENAM wajib melaporkan kepada Bupati Sarolangun melalui Camat setiap tahunnya dengan tembusan Dinas Perkebunan dan