• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Daya Terima Nugget Ikan Lele yang Memanfaatkan Tepung Kacang Merah dan Kandungan Gizinya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Daya Terima Nugget Ikan Lele yang Memanfaatkan Tepung Kacang Merah dan Kandungan Gizinya"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dilihat dari letak geografis, Indonesia merupakan negara yang terletak pada garis khatulistiwa. Hal ini mempengaruhi segi iklim, dimana Indonesia hanya memiliki 2 musim yaitu musim kemarau dan musim hujan. Maka dari itu, Indonesia disebut sebagai negara tropis yang sangat baik di bidang agraris. Petani memanfaatkan kesuburan tanah untuk bercocok tanam untuk kebutuhan pangan manusia, baik itu sayur-sayuran, serta buah-buahan yang menjadi sumber pangan bagi kehidupan masyarakat.

Masyarakat membutuhkan sumber pangan yang sehat, seimbang, dan beraneka ragam sebagai bentuk dalam pemenuhan asupan gizi sehari-harinya. Zat gizi yang diperlukan tersebut berupa karbohidrat, lemak, protein, vitamin serta mineral untuk menunjang pertumbuhan, perkembangan, serta pemeliharaan sel-sel tubuh agar tetap berfungsi sebagaimana mestinya. Karbohidrat didapat dari sumber pangan yaitu antara lain padi-padian, umbi-umbian, gandum. Lemak diperoleh dari sumber makanan seperti minyak, margarin dan santan. Sumber vitamin dan mineral untuk tubuh diperoleh dari sayur-sayuran serta buah-buahan. Sedangkan sumber protein berasal dari produk daging serta kacang-kacangan.

(2)

dibanding dengan kacang kedelai, tetapi masih belum dapat diolah dengan baik oleh masyarakat.

Kacang merah merupakan salah satu komoditas jenis kacang-kacangan dengan produksi yang baik di Indonesia. Produksi kacang merah mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun. Pada tahun 2011 produksinya mencapai 92.508 ton dengan luas panen 17.684 Ha, kemudian mengalami kenaikan pada 2012 menjadi 93.409 ton dengan luas 19.962 Ha, pada tahun 2013 mengalami kenaikan produksi yaitu 103.376 ton dengan luas lahan 18.881 Ha dan terjadi penurunan produksi pada tahun 2014 mencapai 100.316 ton dengan luas lahan 16.170 Ha (Kementerian Pertanian, 2014). Peningkatan produksi kacang merah menjadi sebuah peranan penting dalam peningkatan keadaan gizi masyarakat, karena dapat menjadi salah satu alternatif protein nabati yang bernilai gizi baik dan mudah didapat.

Kacang merah merupakan makanan sumber nabati kelompok kacang polong (legume), satu keluarga dengan kacang hijau, kacang kedelai, kacang tolo, dan kacang uci. Berdasarkan pendapat Hartayanie (2006) yang mengutip pendapat para ahli (Chung et al., 2002), dapat disimpulkan bahwa kacang merah (Phaseolus vulgaris L,) adalah salah satu jenis kacang-kacangan yang tinggi kandungan

(3)

penyakit, antara lain mampu mengurangi kerusakan pembuluh darah, mampu menurunkan kadar kolesterol dalam darah, mengurangi konsentrasi gula darah, serta menurunkan resiko kanker usus besar dan kanker payudara (Afriansyah, 2010:1). Ada beberapa jenis kacang merah diantaranya adalah jenis red bean, kacang adzuki (kacang merah kecil), dan jenis kidney bean (kacang merah ukuran besar). Terdapat perbedaan pada warna maupun ukuran di berbagai jenis kacang merah.

(4)

merah ini tidak memiliki kolesterol dan baik untuk diet. Selain itu, kacang merah ini juga memiliki rasa yang mirip dengan daging sehingga vegetarian sering menggantikan produk daging dengan jenis kacang-kacangan, salah satunya dengan kacang merah untuk memenuhi asupan proteinnya.

Anak-anak usia sekolah (6-12 tahun) mempunyai aktivitas sekolah dan bermain yang sedikitnya menguras energi. Untuk itu, anak-anak memerlukan asupan gizi yang cukup dan baik, tidak hanya untuk aktifitas fisiknya saja tetapi untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangannya. Salah satu pangan yang baik untuk perkembangan anak-anak tersebut ialah ikan yang merupakan sumber protein hewani dan juga menyumbang gizi yang tinggi bagi kesehatan. Akan tetapi tingkat konsumsi ikan di Indonesia masih tergolong rendah. Menurut data Kementerian Kelautan dan Perikanan (2012) tingkat konsumsi ikan nasional tahun 2009 mencapai 29,08 kg/kapita/tahun, pada tahun 2010 mencapai 30,48 kg/kapita/tahun, sedangkan pada tahun 2011 rata-rata konsumsi ikan per kapita nasional pada tahun 2011 adalah 31,64 kg/kapita. Untuk meningkatkan kesadaran konsumsi ikan pada masyarakat khususnya anak-anak ialah dengan mengembangkan teknologi pengolahan produk perikanan.

(5)

sebesar 337.577 lalu tahun 2012 meningkat menjadi 441.217 ton, angka sementara produksi lele pada 2013 mencapai 758.455 ton.

Ikan lele mengandung karoten, vitamin A, protein, lemak, karbohidrat, fosfor, kalsium, zat besi, vitamin B1, vitamin B6, vitamin B12, dan kaya akan asam amino. Daging ikan lele mengandung asam lemak omega-3 yang sangat dibutuhkan untuk membantu perkembangan sel otak pada anak dibawah usia 12 tahun sekaligus memelihara sel otak. Kandungan komponen gizi ikan lele mudah dicerna dan diserap oleh tubuh manusia baik pada anak-anak, dewasa, dan orang tua (Abbas, 2004).

Pengolahan ikan lele menjadi olahan seperti bakso, sosis, kerupuk, dan nugget memang telah dilakukan sebelumnya akan tetapi kurang populer

dibandingkan penggunaan ayam dan daging sehingga umumnya ikan lele dikonsumsi dalam bentuk ikan lele goreng dan pecel lele. Pengolahan ikan lele yang kurang bervariasi ini cenderung kurang disukai oleh anak-anak padahal lele memiliki kandungan gizi yang sangat baik.

Usaha produk olahan makanan semakin berkembang dengan pesat di Indonesia. Produk makanan tersebut diperkaya dengan zat-zat gizi lain sehingga dapat memenuhi asupan gizi yang diperlukan oleh tubuh. Selain itu, makanan diolah dan dikemas sedemikian rupa untuk menarik minat produsen. Olahan yang umumnya disukai masyarakat sekarang ialah olahan instan yang praktis, seperti mie instan, olahan keripik, sosis, dan nugget.

(6)

terbuat dari bahan dasar hewani dan dicampur dari bahan lain melalui proses pemaniran dan penggorengan (Departemen Perindustrian RI, 1995). Nugget menjadi makanan yang sangat digemari masyarakat, khususnya dari kalangan remaja hingga anak-anak. Banyak pedagang yang menjajakan nugget sebagai makanan jajanan di sekolah. Nugget tersebut biasanya berbahan dasar ayam, daging sapi, ataupun ikan.

Nugget ikan pada dasarnya mirip dengan nugget berbahan dasar ayam, perbedaannya hanya pada bahan baku pembuatannya. Nugget ikan memiliki kelebihan dibandingkan dengan produk olahan ikan lainnya karena pada nugget tidak lagi dijumpai adanya duri yang menjadi kendala dalam mengonsumsi ikan maupun bentuknya yang menjadi menarik karena dilapisi oleh tepung (Suhartini dan Hidayat, 2005). Salah satu alternatif dalam pembuatan nugget ialah ikan lele, sebagai suatu inovasi produk pangan yang bergizi tinggi dalam olahan nugget.

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi alternatif produk olahan bernilai gizi tinggi melalui pemenuhan konsumsi energi, protein, karbohidrat, lemak serta zat gizi lainnya.

1.2 Rumusan Masalah

(7)

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui daya terima nugget ikan lele yang memanfaatkan tepung kacang merah dan kandungan gizinya.

1.3.2 Tujuan Khusus

Adapun tujuan khusus penelitian ini ialah:

1. Mengetahui daya terima nugget ikan lele berdasarkan kriteria warna, aroma, tekstur, dan rasa yang terbuat dari tepung kacang merah dengan berbagai konsentrasi.

2. Mengetahui kandungan gizi yaitu protein, lemak, karbohidrat, serta kadar air dan abu pada nugget ikan lele yang terbuat dari tepung kacang merah dengan berbagai konsentrasi.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini ialah:

1. Memberikan informasi kepada masyarakat tentang penganekaragaman produk yang memanfaatkan kacang merah dan diolah menjadi tepung sehingga dapat menjadi bahan dalam pembuatan nugget ikan lele.

2. Memberikan informasi mengenai pembuatan dan kandungan gizi nugget ikan lele yang dimodifikasi menggunakan tepung kacang merah.

Referensi

Dokumen terkait

FORMULASI ROTI TAWAR DENGAN PENAMBAHAN TEPUNG TULANG IKAN LELE DUMBO TERHADAP DAYA TERIMA KONSUMEN.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAYA TERIMA DAN KOMPOSISI PROKSIMAT TEPUNG TULANG IKAN LELE YANG MENGALAMI PROSES PERENDAMAN DALAM LARUTAN

Persentase Frekuensi Daya Terima Panelis Terhadap Kesukaan Keseluruhan Cake dengan Substitusi Tepung Singkong Terfermentasi dan Tepung Kacang Merah

PENGARUH SUBSTITUSI TEPUNG SINGKONG TERFERMENTASI DAN TEPUNG KACANG MERAH TERHADAP KADAR PROTEIN, KADAR SERAT,.. DAN DAYA

PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG TULANG IKAN LELE (Clarias Batrachus) PADA PEMBUATAN MIE BASAH TERHADAP KADAR KALSIUM,.. ELASTISITAS DAN

Berdasarkan hasil Uji Hedonik terhadap daya terima tortilla secara keseluruhan substitusi tepung tulang ikan lele menunjukan taraf perlakuan yang memiliki rata- rata

Penambahan tepung kacang merah dalam pembuatan biskuit dengan berbagai variasi memberi pengaruh yang berbeda nyata terhadap penilaian uji daya terima baik dari segi

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kandungan gizi energi dan protein serta uji daya terima biskuit tepung labu kuning dan ikan lele berdasarkan analisis