• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peran dan Fungsi Legislasi DPRD kota Medan Periode 2009 – 2014 Dalam Pembuatan Peraturan Daerah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Peran dan Fungsi Legislasi DPRD kota Medan Periode 2009 – 2014 Dalam Pembuatan Peraturan Daerah"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

2.1.Gambaran Umum Kota Medan.

2.1.1. Letak Geografis

Kota Medan memiliki luas 26.510 hektare (265,10 km²) atau 3,6% dari keseluruhan wilayah Sumatera Utara. Dengan demikian, dibandingkan dengan kota/kabupaten lainya, Medan memiliki luas wilayah yang relatif kecil dengan

jumlah penduduk yang relatif besar. Secara geografis kota Medan terletak pada 3° 30' – 3° 43' Lintang Utara dan 98° 35' - 98° 44' Bujur Timur. Untuk itu topografi

kota Medan cenderung miring ke utara dan berada pada ketinggian 2,5 - 37,5 meter di atas permukaan laut. Kota Medan beriklim tropis basah dengan curah hujan rata-rata 2000-2500 mm per tahun. Suhu udara di Kota Medan berada pada

maksimum 32,4°C dan minimum 24°C.

Secara administratif, wilayah kota medan hampir secara keseluruhan

berbatasan dengan Daerah Kabupaten Deli Serdang yaitu sebelah Barat, Selatan dan Timur. Sepanjang wilayah Utara nya berbatasan langsung dengan Selat Malaka, yang diketahui merupakan salah satu jalur lalu lintas terpadat di dunia.

Kabupaten Deli Serdang merupakan salah satu daerah yang kaya dengan Sumber Daya alam (SDA), Khususnya di bidang perkebunan dan kehutanan. Karenanya secara geografis kota Medan didukung oleh daerah-daerah yang kaya Sumber

daya alam seperti Deli Serdang , Labuhan Batu, Simalungun, Tapanuli Utara,

(2)

menjadikan kota Medan secara ekonomi mampu mengembangkan berbagai

kerjasama dan kemitraan yang sejajar, saling menguntungkan, saling memperkuat dengan daerah-daerah sekitarnya. Kotamadya Medan memiliki 21 Kecamatan dan 158 Kelurahan dan Menara Air Tirtanadi adalah sebuah bangunan yang menjadi

ikon Kota Medan.

Di samping itu sebagai daerah pinggiran jalur pelayaran Selat Malaka,

Medan memiliki posisi strategis sebagai gerbang (pintu masuk) kegiatan perdagangan barang dan jasa, baik perdagangan domestik maupun luar negeri (ekspor-impor). Posisi geografis Medan ini telah mendorong perkembangan kota

dalam dua kutub pertumbuhan secara fisik, yaitu daerah Belawan dan pusat Kota Medan saat ini

2.1.2. Penduduk

Berdasarkan Sensus Penduduk Indonesia 2012, penduduk Medan

berjumlah 2.122.804 jiwa. Penduduk Medan terdiri atas 1.050.596 laki-laki dan 1.072.208 perempuan. Sebagian besar penduduk Medan berasal dari kelompok umur 0-19 dan 20-39 tahun (masing-masing 41% dan 37,8% dari total penduduk).

Dilihat dari struktur umur penduduk, Medan dihuni lebih kurang 1.377.751 jiwa berusia produktif, (15-59 tahun). Selanjutnya dilihat dari tingkat pendidikan, rata-rata lama sekolah penduduk telah mencapai 10,5 tahun. Dengan demikian, secara

relatif tersedia tenaga kerja yang cukup, yang dapat bekerja pada berbagai jenis

(3)

penduduk paling banyak ada di Kecamatan Medan Deli, disusul Medan Helvetia

dan Medan Tembung. Jumlah penduduk yang paling sedikit, terdapat di Kecamatan Medan Baru, Medan Maimun, dan Medan Polonia. Tingkat kepadatan penduduk tertinggi ada di Kecamatan Medan Perjuangan, Medan Area, dan

Medan Timur.

2.1.3. Pendidikan

Pendidikan di kota Medan sangat bagus karena banyaknya sekolah dari tingkat TK sampai dengan perguruan tinggi. Adapun pembagian pendidikan

formal di kota Medan yaitu Tingkat TK – SD negeri dan swasta : 827, SMP negeri dan Swasta: 337, SMA negeri dan Swasta: 288, serta Perguruan Tinggi: 72.

2.1.4. Ketenagakerjaan

Jumlah angkatan kerja di Provinsi Sumatera Utara pada Februari 2012

sebanyak 6,56 juta orang, terdiri dari 6,14 jutaorang bekerja, dan 0,41 juta orang

penganggur sedangkan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) pada Februari 2012 sebesar 74,55 persen dan tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) pada Februari 2012 sebesar 6,31 persen. Penduduk Medan banyak yang berprofesi di

bidang perdagangan. Biasanya pengusaha Medan banyak yang menjadi pedagang komoditas perkebunan. Sektor perdagangan secara konsisten didominasi oleh

(4)

pendidikan tinggi, seperti pengacara, dokter, notaris, dan wartawan, mayoritas

digeluti oleh orang Minangkabau.

2.1.5. Ekonomi

Pembangunan ekonomi daerah dalam periode jangka panjang (mengikuti pertumbuhan PDRB), membawa perubahan mendasar dalam struktur ekonomi, dari ekonomi tradisional ke ekonomi modern yang didominasi oleh sektor-sektor

non primer, khususnya industri pengolahan dengan increasing retunrn to scale (relasi positif antara pertumbuhan output dan pertumbuhan produktivitas)

yang dinamis sebagai mesin utama pertumbuhan ekonomi. Ada kecenderungan, bahwa semakin tinggi laju pertumbuhan ekonomi membuat semakin cepat proses peningkatan pendapatan masyarakat per kapita, dan semakin cepat pula perubahan

struktur ekonomi, dengan asumsi bahwa faktor-faktor penentu lain mendukung proses tersebut, seperti tenaga kerja, bahan baku, dan teknologi, relatif tetap.

Pertumbuhan Ekonomi Kota Medan tahun 2009 berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan 2000 terjadi peningkatan sebesar 6,56 persen terhadap tahun 2008. Pertumbuhan tertinggi

dicapai oleh sektor pengangkutan dan komunikasi 9,22 persen. Disusul oleh sektor perdagangan, hotel, dan restoran 8,47 persen, sektor bangunan 8,22 persen, sektor jasa-jasa 7,42 persen, sektor listrik ,gas dan air bersih 5,06 persen, sektor

pertanian 4,18 persen, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan tumbuh

(5)

persen. Besaran PDRB Kota Medan pada tahun 2009 atas dasar harga berlaku

tercapai sebesar Rp.72,67 triliun, sedangkan atas dasar harga konstan 2000 sebesar Rp. 33,43 triliun.

Terhadap pertumbuhan ekonomi Kota Medan tahun 2009 sebesar 6,56

persen, sektor perdagangan, hotel, dan restoran menyumbang perumbuhan sebesar 2,20 persen Disusul oleh sektor pengangkutan dan komunikasi 1,85 persen, sektor

bangunan 0,91 persen, sektor jasa-jasa 0,76 persen, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan 0,43 persen, sektor industri 0,25 persen, sektor pertanian 0,10 persen, sektor listrik ,gas dan air bersih 0,07 persen dan sektor pertambangan dan

penggalian menyumbang pertumbuhan 0,00 persen.

Dari sisi penggunaan, sebagian besar PDRB Kota Medan pada tahun 2009

digunakan untuk memenuhi konsumsi rumah tangga yang mencapai 36,20 persen, disusul oleh ekspor neto 30,53 persen (ekspor 50,82 persen dan impor 20,29 persen), pembentukan modal tetap bruto 20,61 persen, konsumsi pemerintah 9,54

persen dan pengeluaran konsumsi lembaga nirlaba 0,64 persen. PDRB per Kapita

atas dasar harga berlaku pada tahun 2009 mencapai Rp. 34,26 juta, lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2008 sebesar Rp. 31,07 juta20.

20

(6)

2.1.6. Sosial dan Budaya

Penduduk Kota Medan terdiri dari berbagai macam suku atau etnis. Sebelum kedatangan bangsa asing ke wilayah Medan yang merupakan bagian dari wilayah Sumatera Timur pada saat itu, penduduk Medan masih dihuni oleh

suku-suku asli, seperti : Melayu, Simalungun, dan Karo. Namun, seiring dengan hadir dan berkembangnya perkebunan tembakau di Sumatera Timur maka demografi

penduduk Medan berubah dengan hadirnya suku-suku pendatang, seperti Jawa, Batak Toba, Cina, dan India. Suku-suku pendatang itu tinggal menetap dan telah bercampur baur dengan penduduk asli sehingga Kota Medan sampai saat ini

dihuni oleh berbagai macam etnis, seperti : Melayu, Simalungun, Batak Toba, Mandailing, Cina, Angkola, Karo, Tamil, Benggali, Jawa, dan lain sebagai.

Suku-suku yang ada di Kota Medan ini hidup secara harmonis dan toleran antara satu suku dengan yang lain.

Bahasa yang digunakan penduduk sehari-hari adalah Bahasa Indonesia,

Bahasa Batak, dan Bahasa Mandailing. Oleh sebab itu perlu mempelajari beberapa bahasa Batak yang sering digunakan masyarakat setempat agar dapat

menjalin komunikasi yang lebih akrab selama berwisata di kota ini. Suku Melayu banyak yang memilih tinggal di pinggiran kota sementara untuk suku Minangkabau dan Tionghoa lebih dominan tinggal di tempat-tempat ramai karena

banyak diantaranya yang menjadi pedagang. Lain lagi dengan suku Mandailing,

(7)

Islam dan Kristen Protestan adalah agama yang dominan di kota ini.

Setelahnya, secara berurutan adalah agama Katholik, Budha dan Hindu. Kota Medan, seperti halnya Indonesia secara umumnya, memberikan kebebasan kepada setiap masyarakat untuk dapat melakukan ibadah sesuai dengan kepercayaan

masing-masing. Sehingga, tidak sulit menemukan rumah ibadah saat anda berada di kota ini.

2.2.Pemerintahan Kotamadya Medan.

2.2.1. Sejarah.

Medan didirikan oleh Guru Patimpus Sembiring Pelawi pada tahun 1590. John Anderson, orang Eropa pertama yang mengunjungi Deli pada tahun 1833

menemukan sebuah kampung yang bernama Medan. Kampung ini berpenduduk

200 orang dan seorang pemimpin bernama Tuanku Pulau Berayan sudah sejak beberapa tahun bermukim disana untuk menarik pajak dari sampan-sampan pengangkut lada yang menuruni sungai. Pada tahun 1886, Medan secara resmi

memperoleh status sebagai kota, dan tahun berikutnya residen Pesisir Timur serta Sultan Deli pindah ke Medan. Tahun 1909, Medan menjadi kota yang penting di luar Jawa, terutama setelah pemerintah kolonial membuka perusahaan perkebunan

secara besar-besaran. Dewan kota yang pertama terdiri dari 12 anggota orang Eropa, dua orang bumiputra, dan seorang Tionghoa21.

21

(8)

Di akhir abad ke- 19 dan awal abad ke- 20 terdapat 2(dua) gelombang

migrasi besar ke Medan. Gelombang pertama berupa kedatangan orang Tionghoa dan Jawa sebagai kuli perkebunan. Tetapi setelah tahun 1880 perusahaan perkebunan berhenti mendatangkan orang Tionghoa, karena sebagian besar dari

mereka lari meninggalkan kebun dan sering melakukan kerusuhan. Perusahaan kemudian sepenuhnya mendatangkan orang Jawa sebagai kuli perkebunan.

Orang-orang Tionghoa bekas buruh perkebunan kemudian didorong untuk mengembangkan sektor perdagangan. Gelombang kedua ialah kedantangan orang Melayu, Minangkabau, Mandailing dan Aceh. Mereka datang ke Medan bukan

untuk bekerja sebagai buruh perkebunan tetapi untuk berdagang atau menjadi guru dan ulama.

Pada tahun 1887, Kesultanan Deli dipindahkan dari Labuhan ke Kota Medan. Bersamaan dengan itu, Kota Medan dijadikan sebagai Ibukota

Karesidenan Sumatera Timur dengan luas wilayah 90.000 km². Dengan dijadikannya Medan sebagai ibukota Karesidenan Sumatera Timur, maka Medan

menjadi pusat perekonomian Sumatera Timur. Di Kota medan juga dibuka kantor Chartered Bank pada tahun 1888 yang disusul oleh dibukanya kantor Nederlandsche Handel Maatschaappij pada tahun 1892. Perkembangan

perekonomian yang begitu pesat menyebabkan dibukanya Belawan sebagai pelabuhan internasional . Universitas Sumatera Utara etika Medan dijadikan

(9)

Kampung Sungai Rengas. Kampung-kampung ini dikepalai oleh seorang kepala

kampung di bawah komando Kontrolir di Labuhan. Kampung Petisah Hulu disatukan dengan Petisah Hilir yang dikepalai oleh seorang Kepala Kampung. Kemudian, tumbuh lagi kampung yang baru, yatiu : Kampung Aur dan Kampung

Keling yang dikepalai oleh wakil Kepala Kampung. Pada tahun 1918 status Medan beralih dari status ibukota Karesidenan Sumatera Timur menjadi status

Gementee (Kotapraja) tetapi kota Maksum dan Sungai Kera tidak termasuk ke dalam wilayah Kotapraja. Kedua wilayah itu tetap berada dalam kekuasaan Sultan Deli.. Walikota Kotapraja Medan pada saat itu adalah Baron Daniel Mackay.

Selanjutnya, Medan mengalami perkembangan yang begitu pesat baik dari segi ekonomi dan pemerintahan. Setelah Indonesia merdeka, Kota Medan menjadi kota

otonom yang berada di bawah pengawasan Gubernur Sumatera.

2.2.2. Struktur Pemerintahan.

Melalui Keputusan Gubernur Propinsi Sumatera Utara Nomor 66/III/PSU ditetapkan bahwa sejak 21 September 1951, daerah kota Medan diperluas tiga kali lipat dengan mengambil wilayah Kabupaten Deli dan Serdang.. Keputusan

tersebut disusul oleh Maklumat Walikota Medan nomor 2 tanggal 29 September 1951 yang menetapkan luas kota Medan menjadi 5.130 Ha dan meliputi 4 kecamatan, yaitu: Kecamatan Medan, Kecamatan Medan Timur, Kecamatan

(10)

Dalam perkembangan selanjutnya Medan yang telah menjadi Kotamadya,

mengalami perluasan daerah. Melalui Peraturan Pemerintah No.22 tahun 1973 ditetapkan bahwa beberapa wilayah yang sudah menjadi bagian dari Kabupaten Deli Serdang, dimasukkan ke dalam wilayah Kotamadya Medan, sehingga Medan

memiliki 11 Kecamatan dan 116 Kelurahan. Kemudian, melalui sebuah surat persetujuan dari Mendagri pada tahun 1986, Kelurahan yang ada di Kotamadya

Medan ditambah menjadi 144 Kelurahan.

Melalui Peraturan Pemerintah RI No. 59 tahun 1991 tentang pembentukan beberapa Kecamatan di Sumtera Utara, maka Kecamatan yang ada di Kotamadya

Daerah Tingat II Medan dimekarkan menjadi 19 Kecamatan. Kemudian 2 (dua) wilayah di Kotamadya Medan dimekarkan menjadi wilayah Kecamatan

berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.35 tahun 1992 tentang pembentukan Kecamatan di Sumatera Utara. Berdasarkan keputusan tersebut, Kecamatan di Kotamadya Medan yang semula berjumlah 19 menjadi 21

Kecamatan.

Pemerintahan kota Medan dipimpin oleh Walikota dan Wakil Walikota

yang dipilih oleh rakyat yang menjabat lima tahun setiap periode nya. Saat ini, jabatan Walikota Medan dijabat oleh Drs. H. Rahudman Harahap, M.M dan jabatan Wakil Walikota dijabat oleh Drs. H. T. Dzulmi Eldin S, M.Si. Sejak 15

Mei 2013, Rahudman Harahap dinonaktifkan dan Dzulmi Eldin dijadikan

(11)

Pemerintahan Provinsi Sumatera Utara terdiri dari 21 dinas yang

membidangi bidang pemerintahan tertentu seperti Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan, Dinas Pariwisata, Dinas Pendapatan, Dinas Perikanan dan Kelautan, Dinas Perhubungan, Dinas Bina Marga, Dinas Kehutanan, Dinas Tenaga Kerja

dan Transmigrasi, Dinas Perkebunan, Dinas Pertamanan dan lainnya yang dipimpin oleh seorang kepala dinas (Eselon).

Fungsi Pemerintah Kota Medan pada dasarnya dapat dibagi ke dalam 5 sifat, yaitu :

1. Pemberian pelayanan

2. Fungsi pengaturan (penetapan perda)

3. Fungsi pembangunan

4. Fungsi perwakilan (berinteraksi dengan Pemerintah Propinsi /Pusat)

5. Fungsi koordinasi dan perencanaan pembangunan kota.

Harus diakui UU no 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, telah menjembatani aspirasi dan semangat reformasi masyararakat lokal, yang menginginkan adanya keleluasaan daerah dalam melaksanakan otonomi daerah.

Secara filosofis, implimentasi otonomi daerah ternyata dapat mendorong daerah berkembang dengan prakarsa kreditivitas dan inisiatifnya sendiri, termasuk menumbuhkan partisipasi masyarakat, akuntabilitas, transparansi dan komitmen

(12)

Adanya keleluasan melaksanakan otonomi daerah, tercermin dari pola

pembagian kewenangan antara pusat dan daerah. Semangat Undang-Undang No 32 Thn. 2004, telah menempatkan kewenangan pusat hanya pada aspek- aspek yang sangat terbatas seperti politik luar negeri, pertahanan, peradilan, moneter dan

fiskal, agama serta kewenangan lain yang tidak atau belum dapat diselenggarakan oleh daerah. Untuk itu, Kota Medan dituntut untuk mampu menyelenggarakan

bidang pemerintahan yang wajib dilaksanakan oleh daerah, meliputi administrasi pemerintahan umum, pertanian, perikanan dan kelautan, perindustrian dan perdagangan, koperasi, penanaman modal, ketenagakerjaan, kesehatan,

pendidikan dan kebudayaan, sosial, penataan ruang, pemukiman, pekerjaan umum, perhubungan, lingkungan hidup, kependudukan dan olahraga.

Bagi Pemerintah Kota Medan, implementasi otonomi daerah diwujudkan dalam kewajiban Pemerintah Kota untuk menjamin pelayanan umum yang sangat mendasar kepada masyarakat dan dunia usaha, berdasarkan kewenangan dan

bidang –bidang wajib yang dilaksanakan Pemerintah Kota. Secara terus menerus, Pemerintah Kota Medan memperbaiki mutu pelayanan umum yang ada, mulai dari identifikasi dan standarisasi pelayanan, peningkatan kerja pelayanan

Pemerintah Kota, dan monitoring pelayanan. Usaha ini diharapkan mampu

(13)

2.3.Gambaran Umum DPRD Kota Medan

2.3.1 Fungsi DPRD Kota Medan

DPRD Provinsi mempunyai Fungsi :

1. Fungsi Legislasi, membentuk Peraturan Daerah (Perda) bersama Gubernur

2. Fungsi Anggaran, merencanakan, menyususn, dan menetapkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) bersama pemerintah.

3. Fungsi Pengawasan, pengawasan terhadap pelaksanaan Undang- undang,

Peraturan Daerah, Peraturan Gubernur dan Kebijakan yang ditetapkan

Pemerintahan Daerah.

2.3.2 Tugas dan Wewenang DPRD Kota Medan

DPRD mempunyai tugas dan wewenang :

1. Membentuk Perda bersama walikota

2. Membahas dan memberikan persetujuan atau menolak rancangan peraturan daerah mengenai APBD yang diajukan oleh walikota

3. Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan peraturan daerah, APBD

4. Mengusulkan pengangkatan dan atau pemberhentian walikota dan kepada

(14)

5. Memberikan pendapat dan pertimbangan kepada pemerintah daerah

terhadap rencana perjanjian internasional di daerah

6. Memberikan persetujuan atau penolakan kepada pemerintah daerah

terhadap rencana kerja sama internasional yang dilakukan oleh pemerintah daerah

7. Meminta laporan keterangan pertanggung jawaban walikota dalam

penyelenggaraan pemerintahan daerah

8. Memberikan persetujuan terhadap rencana kerja sama dengan daerah lain

atau dengan pihak ketiga yang membebani masyarakat dan daerah

9. Mengupayakan terlaksananya kewajiban daerah sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan

10.Melaksanakan tugas dan wewenang lain yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang – undangan22.

2.3.3 Hak dan Kewajiban DPRD Kota Medan

Secara Kelembagaan DPRD mempunyai beberapa hak, yaitu;

1. Hak interpelasi adalah hak DPRD untuk meminta keterangan kepada Gubernur

mengenai kebijakan Pemerintah Daerah yang penting dan strategis serta berdampak luas pada kehidupan bermasyarakat dan bernegara ;

(15)

2. Hak angket adalah hak DPRD untuk melakukan penyelidikan terhadap

kebijakan Pemerintah Daerah yang penting dan strategis serta berdampak luas pada kehidupan masyarakat, daerah, dan negara yang diduga bertentangan dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan ;

3. Hak menyatakan pendapat adalah hak DPRD untuk menyatakan pendapat

terhadap kebijakan Gubernur atau mengenai kejadian luar biasa yang terjadi di

daerah disertai dengan rekomendasi penyelesaiannya atau sebagai tindak lanjut pelaksanaan hak interpelasi dan hak angket.

Berdasarkan Tatib DPRD Kota Medan anggota DPRD secara personal

Mereka mempunyai hak :

1. Mengajukan Rancangan Peraturan Daerah

2. Mengajukan pertanyaan

3. Menyampaikan usul dan pendapat

4. Memilih dan dipilih

5. Membela diri

6. Imunitas

(16)

8. Protokoler

9. Keuangan dan administratif.

Secara Personal, Anggota DPRD mempunyai kewajiban:

a. Mengamalkan Pancasila

b. Melaksanakan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

dan menaati Peraturan Perundang-undangan

c. Mempertahankan dan memelihara kerukunan Nasional dan keutuhan Negara

Kesatuan Republik Indonesia

d. Mendahulukan kepentingan negara di atas kepentingan pribadi, kelompok, dan

golongan

e. Memperjuangkan peningkatan kesejahteraan rakyat

f. Menaati prinsip demokrasi dalam penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

g. Menaati Tata Tertib dan Kode Etik

h. Menjaga etika dan norma dalam hubungan kerja dengan lembaga lain dalam

(17)

i.Menyerap dan menghimpun aspirasi konstituen melalui kunjungan kerja

secara berkala

j. Menampung dan menindaklanjuti aspirasi dan pengaduan masyarakat

k. Memberikan pertanggungjawaban secara moral dan politis kepada konstituen

di Daerah Pemilihannya.

2.4. Struktur Organisasi DPRD Kota Medan

2.4.1 Alat kelengkapan DPRD Kota Medan

Alat Kelengkapan DPRD terdiri atas :

a. Pimpinan ;

b. Komisi

c. Badan Anggaran

d. Badan Musyawarah

e. Badan Kehormatan

(18)

2.4.1.1 Pimpinan DPRD Kota Medan

Pimpinan DPRD kota Medan terdiri dari 1 (satu) orang ketua yaitu Drs. H. Amiruddin dan 3 (tiga) orang Wakil Ketua yaitu H. Sabar Syamsurya Sitepu ; Ikrimah Hamidy ; Agus Napitupulu.

Tugas pimpinan DPRD yaitu:

a. Memimpin sidang DPRD dan menyimpulkan hasil sidang untuk diambil keputusan

b. Menyusun rencana kerja pimpinan dan mengadakan pembagian kerja antara

Ketua dan Wakil Ketua

c. Melakukan koordinasi dalam upaya menyinergikan pelaksanaan agenda dan materi kegiatan dari Alat Kelengkapan DPRD

d. Menjadi juru bicara DPRD

e. Melaksanakan dan memasyarakatkan Keputusan DPRD

f. Mewakili DPRD dalam berhubungan dengan Lembaga/Instansi lainnya

g.Mengadakan konsultasi dengan Walikota dan Pimpinan Lembaga/Instansi lainnya sesuai dengan keputusan DPRD.

(19)

i. Melaksanakan Keputusan DPRD berkenaan dengan penetapan sanksi atau

rehabilitasi anggota sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan.

j.Menyusun rencana Anggaran DPRD bersama Sekretariat DPRD yang pengesahannya dilakukan dalam Rapat Paripurna DPRD.

k. Menyampaikan laporan kinerja Pimpinan DPRD dalam Rapat Paripurna DPRD yang khusus diadakan untuk itu.23

2.4.1.2. Komisi

Komisi merupakan Alat Kelengkapan DPRD yang bersifat tetap dan

dibentuk oleh DPRD pada awal masa jabatan keanggotaan DPRD. Setiap Anggota DPRD kecuali Pimpinan DPRD, wajib menjadi anggota salah satu Komisi

Jumlah komisi di DPRD kota Medan terdiri dari 4 (empat) komisi yaitu:

1. Komisi A ( Bidang Pemerintahan)

Meliputi secretariat daerah bagian admisnistrasi pemerintahan umum, Humas<

hubungan antar daerah, bagian hukum, bagian organisasi tata laksana, secretariat DPRD, dinas kependudukan dan catatan sipil, dinas komunikasi dan informastika, badan penelitian dan pengembangan, badan Kesbag Linmas,

badan ketahanan pangan, badan kepegawaian daerah, kantor arsip, kantor pendidikan dan penelitian, kantor sandi daerah, kecamatan, kelurahan, KPUD,

23

(20)

pertahanan, kehakiman, kejaksaan TNI dan kepolisian, Hankam, maritime,

organisasi masyarakat, imigrasi atau lembaga lain yang dianggap mitra kerja oleh pimpinan DPRD.

2. Komisi B ( Bidang Kesejahteraan Masyarakat)

Meliputi Sekretariat Daerah Bagian Administrasi bagian agama dan pendidikan, bagian adiministrasi kemasyakatan, dinas pendidikan, Dinas

Sosial dan Tenaga Kerja, Dinas Pemuda dan Olahraga, Badan Pengendalian Dampak Lingkungan, Badan Pemberdayaan Masyarakat,

Badan Pemberdayaan Perempuan dan KB, Dinas Kesehatan, RSU Pirngadi,Badan Narkotika Medan, Kantor Perpustakaan, lembaga lain yang dianggap mitra kerja oleh pimpinan DPRD

3. Komisi C ( Perekonomian/Keuangan)

Meliputi Sekretariat Daerah bagian adiministrasi perekonomian, bagian

keuangan, bagian perlengkapan dan aset, bagian umum, Dinas Koperasi UMKM, Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata, Dinas Perindustrian Perdagangan, Dinas Pendapatan, Inspektorat Daerah, Badan Pelayanan

Perizinan Terpadu, Kantor Penanaman Modal, Perusahaan Daerah, PLN, Pertamina, BULOG, Perbankan, Perusahaan Patungan, PMA, PMD, Dunia Usaha, BPK, BPKP, dan lembaga lain yang dianggap mitra kerja oleh

(21)

4. Komisi D ( Bidang Pembangunan)

Meliputi Sekretariat Daerah bagian administrasi pembangunan, administrasi sumber daya alam, Dinas Perhubungan, Dinas Bina Marga, Dinas Perumahan dan Permukiman, Dinas Tata Ruang Tata Bangunan,

Dinas Pertamanan, Dinas Kebersihan, Dinas Pencegahan Pemadam Kebakaran, Dinas Pertanian dan Kelautan, BAPPEDA, lembaga lain yang

dianggap mitra kerja oleh pimpinan DPRD.

Komisi DPRD mempunyai tugas:

a.Mengupayakan terlaksananya kewajiban daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

b.Melakukan pembahasan terhadap rancangan peraturan daerah dan rancangan

keputusan DPRD

c.Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan peraturan daerah dan APBD

sesuai dengan ruang lingkup tugas komisi

d.Membantu pimpinan DPRD untuk mengupayakan penyelesaian masalah yang disampaikan oleh kepala daerah dan/atau masyarakat kepada DPRD

e.Menerima, menampung, dan membahas serta menindaklanjuti aspirasi masyarakat

(22)

g.Melakukan kunjungan kerja komisi yang bersangkutan atas persetujuan

pimpinan DPRD

h.Mengadakan rapat kerja dan rapat dengar pendapat

i.Mengajukan usul kepada pimpinan DPRD termasuk dalam ruang lingkup bidang tugas masing – masing komisi

j.Memberikan laporan tertulis kepada pimpinan DPRD tentang hasil pelaksanaan tugas komisi.

2.4.1.3. Badan Anggaran

Badan Anggaran merupakan alat kelengkapan DPRD yang bersifat tetap

dan dibentuk oleh DPRD pada awal masa jabatan keanggotaan DPRD. Anggota

Badan Anggaran diusulkan oleh masing-masing fraksi dengan mempertimbangkan keanggotaannya dalam tiap-tiap komisi dan paling banyak 1/2 (setengah) dari jumlah anggota DPRD.

Badan Anggaran mempunyai tugas:

a. memberikan saran dan pendapat berupa pokok-pokok pikiran DPRD

(23)

b. Melakukan konsultasi yang dapat diwakili oleh anggotanya kepada komisi

terkait untuk memperoleh masukan dalam rangka pembahasan rancangan kebijakan umum APBD serta prioritas dan plafon anggaran sementara;

c. Memberikan saran dan pendapat kepada walikota dalam mempersiapkan

rancangan peraturan daerah tentang perubahan APBD dan rancangan

peraturan daerah tentang pertanggung jawaban pelaksanaan APBD;

d. Melakukan penyempurnaan rancangan peraturan daerah tentang APBD dan

rancangan peraturan daerah tentang pertanggung jawaban pelaksanaan APBD berdasarkan hasil evaluasi gubernur bersama tim anggaran pemerintah daerah, melakukan pembahasan bersama tim anggaran

pemerintah daerah terhadap rancangan kebijakan umum APBD serta rancangan prioritas dan plafon anggaran sementara yang disampaikan oleh

walikota

e. Memberikan saran kepada pimpinan DPRD dalam penyusunan anggaran

belanja DPRD.

2.4.1.4. Badan Musyawarah

Badan Musyawarah merupakan alat kelengkapan DPRD yang bersifat tetap dan dibentuk oleh DPRD pada awal masa jabatan keanggotaan DPRD. Badan Musyawarah terdiri atas unsur-unsur fraksi berdasarkan perimbangan

(24)

Badan Musyawarah DPRD mempunyai tugas:

a. Menetapkan agenda DPRD untuk 1 (satu) tahun sidang, 1 (satu) masa

persidangan, atau sebagian dari suatu masa sidang, perkiraan waktu penyelesaian

suatu masalah, dan jangka waktu penyelesaian rancangan peraturan daerah, dengan tidak mengurangi kewenangan rapat paripurna untuk mengubahnya.

b. Memberikan pendapat kepada pimpinan DPRD dalam menentukan garis

kebijakan yang menyangkut pelaksanaan tugas dan wewenang DPRD.

c. Meminta dan/atau memberikan kesempatan kepada alat kelengkapan DPRD

yang lain untuk memberikan keterangan/penjelasan mengenai pelaksanaan tugas masing-masing.

d. Menetapkan jadwal acara rapat DPRD.

e. Memberi saran/pendapat untuk memperlancar kegiatan

f. Merekomendasikan pembentukan panitia khusus

g.Melaksanakan tugas lain yang diserahkan oleh rapat paripurna kepada Badan Musyawarah.

2.4.1.5. Badan Kehormatan

(25)

keputusan DPRD dan dipilih dari dan oleh anggota DPRD dengan ketentuan

berdasarkan jumlah anggota DPRD.

Alat kelengkapan ini dibentuk untuk menegakkan kode etik anggota

DPRD dengan tugas-tugas sebagai berikut:

a. Memantau dan mengevaluasi disiplin dan/atau kepatuhan terhadap moral, kode etik, dan/atau peraturan tata tertib DPRD dalam rangka menjaga martabat,

kehormatan, citra, dan kredibilitas DPRD;

b. Meneliti dugaan pelanggaran yang dilakukan anggota DPRD terhadap

peraturan tata tertib dan/atau kode etik DPRD;

c. Melakukan penyelidikan, verifikasi, dan klarifikasi atas pengaduan pimpinan DPRD, anggota DPRD, dan/atau masyarakat;

d. Melaporkan keputusan Badan Kehormatan atas hasil penyelidikan, verifikasi, dan klarifikasi kepada rapat paripurna DPRD.

2.4.1.6. Badan Pembentukan Perda

Badan pembentukan perda merupakan alat kelengkapan DPRD yang bersifat tetap dan dibentuk melalui rapat paripurna DPRD yang susunan

keanggotaannya dibentuk pada permulaan masa keanggotaan DPRD dan permulaan tahun sidang. Jumlah anggota ditetapkan dalam rapat paripurna menurut perimbangan dan pemerataan jumlah anggota komisi. Keanggotaan

(26)

setiap tahun anggaran. Pimpinan terdiri atas 1 (satu) orang ketua dan 1 (satu)

orang wakil ketua yang dipilih dari dan oleh anggota Badan pembentukan perda berdasarkan prinsip musyawarah untuk mufakat. Sementara sekretaris DPRD karena jabatannya adalah sekretaris Badan pembentukan perda bukan anggota.

Masa jabatan pimpinan Badan Legislasi Daerah paling lama 2½ (dua setegah)

tahun. Badan pembentukan perda bertugas:

a.Menyusun rancangan program legislasi daerah yang memuat daftar urutan dan prioritas rancangan peraturan daerah beserta alasannya untuk setiap tahun

anggaran di lingkungan DPRD.

b.Koordinasi untuk penyusunan program legislasi daerah antara DPRD dan

pemerintah daerah.

c.Menyiapkan rancangan peraturan daerah usul DPRD berdasarkan prioritas yang telah ditetapkan.

d.Melakukan pengharmonisasian, pembulatan, dan pemantapan konsepsi rancangan peraturan daerah yang diajukan anggota, komisi sebelum rancangan

peraturan daerah tersebut disampaikan kepada pimpinan DPRD

e. memberikan pertimbangan terhadap rancangan peraturan daerah yang diajukan

(27)

f. Mengikuti perkembangan dan melakukan evaluasi terhadap pembahasan materi

muatan rancangan peraturan daerah melalui koordinasi dengan komisi dan/atau panitia khusus

g. Memberikan masukan kepada pimpinan DPRD atas rancangan peraturan

daerah yang ditugaskan olehBadan Musyawarah

h. Membuat laporan kinerja pada masa akhir keanggotaan DPRD baik yang sudah

maupun yang belum terselesaikan untuk dapat digunakan sebagai bahan oleh komisi pada masa keanggotaan berikutnya.

2.4.2. Fraksi – Fraksi DPRD Kota Medan.

Untuk mengoptimalkan pelaksanaan fungsi, tugas dan wewenang DPRD serta hak dan kewajiban Anggota DPRD, dibentuk Fraksi sebagai wadah

berhimpun Anggota DPRD. Setiap Anggota DPRD wajib menjadi anggota salah satu Fraksi. Setiap Fraksi di DPRD beranggotakan paling sedikit sama dengan jumlah Komisi di DPRD. Partai politik yang jumlah anggotanya di DPRD

mencapai ketentuan sebagaimana dimaksud diatas dapat membentuk 1 (satu)

Fraksi gabungan dimana jumlah fraksi paling banyak 2 (dua) Fraksi.

Pada periode 2009-2014 DPRD kota Medan memiliki 9 (sembilan) fraksi. 7 (tujuh) fraksi penuh dan 2 (dua) fraksi gabungan dengan komposisi: yang ada di

DPRD Provinsi kota Medan, yaitu ;

(28)

2. Fraksi Partai Golongan Karya

3. Fraksi Partai PDI-Perjuangan

4. Fraksi Partai Keadilan Sejahtera

5. Fraksi Partai Gerakan Indonesia Raya

6. Fraksi Partai Amanat Nasional

7. Fraksi Partai Persatuan Pembangunan

8. Fraksi Partai Hati Nurani Rakyat

9. Fraksi Persatuan Nasional

Referensi

Dokumen terkait

Dengan memperhatikan tujuan diet tersebut, rumah sakit umumnya menyediakan makanan dengan kriteria seperti : makanan dengan komposisi gizi yang baik dan seimbang menurut

software yang berjenis CAS ( Computer Algebraic System ) yang banyak digunakan dalam bidang matematika terapan dan teknik.Selain untuk memperkenalkan penggunaan software

Dampak pembelajaran dari model ini adalah: sikap positif terhadap belajar, pemahaman secara mendalam, keterampilan penerapan pengetahuan yang variative dimana peserta

BAHAN DAN METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini bersifat deskriptif dengan melakukan uji identifikasi pewarna rhodamin B pada

Pengaturan parameter-parameter proses gurdi dengan menggunakan PSO yang dapat meminimalkan nilai respon gaya tekan, torsi, delaminasi lubang masuk dan delaminasi lubang

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Pada Program Studi S1 Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi Universitas Andalas.

Atap bangunan di kompleks benteng Balangnipa sebelum dipugar menggunakan genteng yang terbuat dari bahan semacam semen bertuliskan huruf VFS M, yang diduga

Brecklin dan Chambers [2], memperkenalkan analisis Regresi M-kuantil yang merupakan suatu analisis regresi yang mempelajari cara mengetahui hubungan antara variabel bebas