BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Pelaksanaan pembangunan ekonomi nasional suatu negara memerlukan
pembiayaan baik dari pemerintah dan masyarakat.Penerimaan pemerintah untuk
membiayai pembangunan nasional diperoleh dari pajak dan penerimaan lainnya.
Adapun masyarakat dapat memperoleh dana untuk berinvestasi melalui
perbankan, lembaga pembiayaan, dan pasar modal. Pasar modal merupakan
alternatif pendanaan baik bagi pemerintah maupun swasta. Pemerintah yang
membutuhkan dana dapat menerbitkan obligasi atau surat utang dan menjualnya
ke masyarakat lewat pasar modal.1
Pasar modal di Indonesia membawa dampak positif terhadap
perkembangan perekonomian di Indonesia. Hal tersebut terjadi karena pasar
modal mempunyai peranan yang penting, antara lain :2
1. Pasar modal merupakan fasilitas dalam melakukan interaksi antara pembeli
dengan penjual untuk menentukan harga saham atau surat berharga yang
diperjualbelikan.
2. Pasar modal memberikan kesempatan kepada para investor untuk
memperoleh hasil yang diharapkan. Keadaan tersebut akanmendorong
perusahaan untuk memenuhi keinginan para investoruntuk memperoleh hasil
yang diharapkan.
1
Tavinayati dan Yulia Qamariyanti, Hukum Pasar Modal di Indonesia (Jakarta: Sinar Grafika, 2013), hlm. 1.
2
3. Pasar modal memberikan kesempatan kepada investor untuk menjual kembali
saham atau surat berharga yang dimilikinya.
4. Pasar modal menciptakan kesempatan kepada masyarakat untuk berpartisipasi
dalam perkembagan suatu perekonomian.
5. Pasar modal mengurangi biaya informasi dan transaksi surat berharga.
Pasar modal mempertemukan pemilik dana) dengan pengguna dana untuk
tujuan investasi jangka menengah. Kedua pihak melakukan jual beli modal yang
berwujud efek. Pemilik dana menyerahkan sejumlah dana dan penerima dana
(perusahaan terbuka) menyerahkan surat bukti kepemilikan berupa efek.3
Tentu saja tidak dapat dipungkiri bahwa sampai saat ini masyarakat
Indonesia belum cukup mengenal manfaat melakukan investasi di pasar
modal.Bursa efek hanya sebagai bursa yang memperdagangkan saham atau
obligasi semata. Dari sisi masyarakat keinginan untuk berinvestasi di pasar modal
dipengaruhi oleh hal-hal sebagai berikut :4
1. Tergantung dari bunga bank, bila tingkat bunga deposito lebih tinggi dari
bunga obligasi keinginan berinvestasi di pasar modal akan menurun. Kebijakan
moneter pemerintah akan mempengaruhi pasar modal karena akan berdampak
pada pilihan investasi.
2. Keadaan ekonomi keseluruhan apakah sedang resesi, berkembang atau stabil.
Ekonomi resesi, daya beli masyarakat turun, keadaan ini berpengaruh pada
faktor lain seperti produksi, keuangan, dan keuntungan perusahaan. Dalam
kondisi demikian, keinginan orang untuk berinvestasi akan menurun. Pilihan
3
M. Irsan Nasaruddin dan Indra Surya, Aspek Hukum Pasar Modal Indonesia (Jakarta: Prenada Media, 2004), hlm. 10.
4
investasi yang aman adalah mengamankan uangnya di deposito atau membeli
valuta asing.
3. Faktor politis sebagai faktor yang menentukan, mempengaruhi rencana dan
keputusan investasi para investor.
4. Faktor hukum, kepatuhan hukum pelaku pasar untuk menjalankan segala
ketentuan hukum yang tercantum dalam berbagai peraturan Bapepam akan
menjadi tolak ukur sejauh mana pelaku pasar dapat menjaga instrumen
ekonomi ini menjadi wadah yang dapat dipercaya.
Setiap orang yang memutuskan akan berinvestasi di pasar modal atau tidak
harus memperhatikan faktor-faktor diatas, hal ini dikarenakan pasar modal
dimanapun berada mempunyai ciri yang sifatnya universal yaitu :
1. Investasi berisiko tinggi ;
2. Prinsip keterbukaan ;
3. Pertanggungjawaban ;
4. Jaminan kepastian hukum ;
5. Perlindungan investor ; 5
Berinvestasi di pasar modal mempunyai risiko yang jauh lebih tinggi jika
dibandingkan dengan berinvestasi pada bidang lainnya karena sangat terpengaruh
oleh faktor-faktor yang telah disebutkan diatas. Nasihat yang mungkin sering
didengar sebelum berinvestasi di pasar modal adalah jangan menaruh telur dalam
satu keranjang, tetapi dalam sepuluh keranjang. Artinya kalau anda memiliki dana
jangan semuanya diinvestasikan di pasar modal, tetapi sebarlah dalam beberapa
5Ibid.,
pilihan investasi sehingga kalau mengalami kerugian akibat investasi di pasar
modal, masih memiliki investasi yang lain.
Dana yang digunakan oleh perusahaan berasal dari masyarakat maka
prinsip utama yang dipegang di pasar modal adalah prinsip keterbukaan. Prinsip
ini merupakan pertanggungjawaban karena menggunakan dana masyarakat.
Masyarakat sebagai pemegang saham harus mengetahui bagaimana pengelolaan
dana mereka oleh perusahaan. Keterbukaan merupakan kewajiban bagi
perusahaan (emiten) untuk menginformasikan kepada investor dan masyarakat
tentang keadaan usahanya yang meliputi aspek keuangan, hukum, manajemen,
dan harta kekayaan perusahaan.6
Salah satu indikator untuk mengukur tingkat kemajuan pasar modal suatu
negara terletak pada tingkat variasi instrumen investasi yang tersedia. Semakin
maju pasar modal, semakin bervariasi instrumen pasar modal dan semakin
bervariasi instrumen pasar yang diperdagangkan di bursa. Semakin banyak
instrumen yang ditawarkan akan membuat banyak pilihan bagi pelaku pasar dan
kemungkinan pasar semakin diminati oleh investor, baik lokal maupun asing.7
Pasar modal Indonesia sejak tahun 1996 telah mengembangkan reksa dana
sebagai salah satu instrumen alternatif untuk menjangkau investor. Investor yang
membeli reksa dana akan mendapatkan keuntungan atau kerugian yang berasal
dari selisih pendapatan harga beliantara Nilai Aktiva Bersih (selanjutnya disebut
6Ibid.,
hlm. 6.
7
NAB) per unit pada awal pembelian dan harga NAB per unit pada saat penjualan
kembali reksa dana tersebut. 8
Reksa dana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana
dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek
oleh manajer investasi.9Reksa dana merupakan suatu bentuk pemberian jasa yang
didirikan untuk membantu investor yang ingin berpartisipasi dalam pasar modal
tanpa adanya keterlibatan secara langsung dalam prosedur, administrasi, dan
analisis dalam sebuah pasar modal. Hal ini dikarenakan reksa dana, termasuk yang
dikenal di Indonesia baik yang berbentuk Kontrak Investasi Kolektif (selanjutnya
disebut KIK) maupun reksa dana berbentuk perseroan dikelola oleh manajer
investasi yang mewakili para investor yang berpartisipasi dalam reksa dana. 10
Perkembangan pasar modal juga dapat dilihat dari semakin banyak dan
bervariasi instrumen yang diperdagangkan di bursa. Berdasarkan Peraturan
Bapepam Nomor IV B.3 terdapat reksa dana KIKyang unit penyertaannya
diperdagangkan di bursa efek.4 Bursa efek adalah pihak yang menyelenggarakan
dan menyediakan sistem dan atau sarana untuk mempertemukan penawaran jual
dan beli efek pihak-pihak lain dengan tujuan memperdagangkan efek di antara
mereka.11
Sepanjang kurun waktu 2000-2003 perkembangan reksa dana
menunjukkan peningkatan yang signifikan, namun padatahun 2004 peningkatan
8
Gunawan Widjaja dan Almira Prajna Ramaniya, Seri Pengetahuan Pasar Modal. Reksa Dana dan Peran serta Tanggung Jawab Manajer Investasi dalam Pasar Modal (Jakarta: Prenada Media Group, 2006), hlm. 10.
9
Undang-Undang Pasar Modal No. 8 Tahun 1995, Pasal 1 Angka 27.
10
Gunawan Widjaja dan Parendra Tama, Exchange Traded Fund di Indonesia (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008), hlm. 4.
11
nilai aktiva bersih reksadana menunjukkanperkembangan yang melambat atau
mengalami titik kejenuhan. Hal inimemerlukan inovasi-inovasi baru dalam
pengembangan reksadana. Salah satuinovasi yang dapat dilakukan adalah dengan
pengembangan reksadana yang dapat diperdagangkan di bursa (Exchange Trade
Funds).
Exchange Traded Fund(selanjutnya disebut ETF) pada dasarnya adalah
penggabungan karakteristik dari dua produk yakni reksadana berbentuk terbuka
(open-ended fund) dansaham. Namun tidak seperti reksadana konvesional yang
telah ada, investor tidak membeli atau menjual kembali unit penyertaannya
kepada manajer investasi. Investor justru membeli atau menjual unit penyertaan
atau saham ETF di suatu bursa. ETF adalah reksa dana yang unit penyertaan atau
sahamnya tercatat dan diperdagangkan di bursa efek yang tujuan utama
investasinya adalah untuk memperoleh tingkat pendapatan yang sama dengan
indeks yang ditargetkan atau indeks yang menjadi acuan.12
Sejak diperkenalkan di Amerika tahun 1993 perkembangan nilai dana
kelolaan ETF menunjukkan tingkat pertumbuhan yang signifikan dan sampai
dengan akhir Juni 2005 jumlah ETF yang sudah tercatat dan diperdagangkan Bursa Efek Indonesia mulai awal tahun 2007 telah memberikan
kesempatan untuk memperdagangkan ETF di pasar modal Indonesia. Instrumen
ini merupakan instrumen investasi yang murah yangdapat mengakses eksposur
pasar secara luas. Disamping itu, ETF juga memiliki struktur biaya yang lebih
rendah dari reksadana konvensional yang telah ada
12
sebanyak 171buah dengan total dana kelolaan sebanyak US$242,6 milliar.13
Produk ETF yang berkembang demikian pesat di sejumlah negara ini akan
juga dikembangkan di pasar modal Indonesia. Dengan pertimbangan bahwa
produk investasi ETF akan menjadi salah satu daya tarik investor di masa depan
maka tuntutan adanya kepastian hukum menjadi semakin lebih besar.Apabila
seorang investor melakukan investasi dalam reksa dana, maka mereka
akanmengharapkan mendapatkan perlindungan, kepastian dan penegakan hukum.
Oleh karenanya, landasan hukum pasar modal harus diarahkan agar mampu
menampung kejadian-kejadian yang berskala global. Aparat dan pelaku pasar
modal harus meningkatkan kemampuan dan memiliki pengetahuan tentang sistem
dan praktek-praktek hukum yang berlaku di pasar modal internasional, Hal ini
akan semakin penting mengingat investor di seluruh dunia menjadikan law
enforcement sebagai acuan dan prasyarat utama dalam pertimbangan investasi. Peningkatan nilai asset yang luar biasa tersebut dikerenakan ETF memiliki
karakteristik yang lebih menarik dibandingkan dengan reksa dana konvesional.
14
13
Tim Exchange Traded Fund, “Laporan Hasil Studi tentangExchange Traded Funds di Pasar Modal Indonesia”(Makalah Tanpa Penerbit), Jakarta, 2005, hlm. 1.
14
M. Irsan Nasaruddin dan Indra Surya., Op.Cit, hlm. 25.
Untuk itu perlu kajian mendalam berkaitan dengan peraturan yang
dibutuhkan guna penerapan ETF dan juga terhadap perlindungan investor dalam
perdagangan ETF. Selain itu diperlukan kesiapan pelaku pasar modal dalam
penciptaan dan perdagangan ETF. Mempertimbangkan hal tersebut, perlu
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan sebelumnya, maka
penulis merumuskan masalah yang akan dibahas adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana pengaturan reksa dana dalam pasar modal Indonesia ?
2. Bagaimana perdagangan Exchange Traded Fund (ETF) sebagai instrumen
alternatif investasi di pasar modal Indonesia ?
3. Bagaimana perlindungan hukum terhadap investor dalam perdagangan
Exchange Traded Fund (ETF) melalui bursa efek ?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan penelitian
Adapun tujuan utama dalam penulisan skripsi ini adalah untuk memenuhi
syarat guna mendapatkan gelar Sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas
Sumatera Utara. Selain itu, yang menjadi tujuan dari pembahasan skripsi ini dapat
diuraikan sebagai berikut :
a. Untuk mengetahui pengaturan reksa dana di pasar modal Indonesia.
b. Untuk mengetahui penerbitan dan perdagangan ETF sebagai instrumen
alternatif investasi di pasar modal Indonesia.
c. Untuk mengetahui perlindungan terhadap investor dalam perdagangan
ETFmelalui bursa efek.
2. Manfaat penelitian
a. Secara teoritis, penulisan skripsi ini dapat digunakan untuk memberikan
gambaran dan uraian yang komprehensif mengenai salah satu bentuk
Indonesia, khususnya melalui bursa efek Indonesia serta menambah
wawasan ilmiah baik dalam bidang ini maupun dalam bidang terkait
lainnya.
b. Secara praktis, penulisan skripsi ini diharapkan dapat menjadi masukan
dan tambahan materi bagi para pembacanya baik umum maupun para
akademisi ataupun sebagai bahan referensi bagi para mahasiswa yang
ingin membahas tentang ETF sebagai salah satu reksa dana yang dibentuk
melalui KIK yang diperdagangkan di bursa efek.
D. Keaslian Penulis
Berdasarkan hasil penelitian dan pemeriksaan di Perpustakaan Pusat
Universitas Sumatera Utara dan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara
maka diketahui bahwa belum pernah dilakukan penulisan yang serupa mengenai
“Exchange Traded Fund (ETF) sebagai Instrumen Alternatif dalam Investasi di Pasar Modal Indonesia“.
Penulisan skripsi ini dimulai dari mengumpulkan bahan-bahan yang
berkaitan dengan ETF di pasar modal, peraturan perundang-undangan yang
berkaitan, baik melalui literatur yang diperoleh dari perpustakaan atau media
cetak maupun media elektronik. Dengan demikian keaslian penulisan skripsi ini
adalah ide penulis dan dapat dipertanggungjawabkan secara alamiah dan
akademik.
E. Tinjauan Kepustakaan
Pasar modal menurut Kamus Hukum Ekonomi diartikan sebagai pasar
berharga jangka panjang, misal saham, dan obligasi.15
Perusahaan efek adalah pihak yang melakukan kegiatan usaha sebagai
penjamin emisi efek, perantara pedagang efek, dan atau manajer investasi.
Undang-Undang Nomor 8
Tahun 1995 tentang Pasar Modal (selanjutnya disebut UUPM) Pasal 1 angka 13
mendefinisikan pasar modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan
penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan
dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan
dengan efek. Dapat dikatakan bahwa pasar modal adalah sebuah tempat
memperdagangkan efek yang diterbitkan oleh perusahaan publik yang melibatkan
lembaga dan profesi yang terkait dengan efek.Karena pasar modal adalah tempat
memperdagangkan efek maka pasar modal disebut juga dengan bursa efek.
16
1. Manajer investasi
Ada
2 pihak yang berwenang melakukan pengelolaan investasi reksa dana, yaitu :
Berdasarkan Pasal 1 Angka 11UUPM menyebutkan bahwa :
“Manajer Investasi adalah pihakyang kegiatan usahanya mengelola
portofolio efek untuk para nasabah atau mengelola portofolio investasi kolektif
untuk sekelompok nasabah, kecuali perusahaan asuransi, dana pensiun, dan bank
yang melakukan sendiri kegiatan usahanya berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.”
Manajer investasi haruslah mempunyai kebijakan umum atas strategi
investasi yang dibuatnya. Keterbukaan informasi mengenai latar belakang manajer
informasi juga harus diberitahukan secara jelas kepada investor supaya calon
15
A.F.Elly Erawaty dan J.S. Badudu, Kamus Hukum Ekonomi (Jakarta: Proyek ELIPS, 1996), hlm. 14.
16
investor reksadana tersebut mengetahui kelemahan dan keunggulan
masing-masing manajer investasi. Selain itu manajer investasi juga harus melakukan
proses pengambilan keputusan strategi investasi serta mekanisme investasi secara
prosedural karena dana yang dikelola manajer investasi berasal dari nasabah atau
pihak ketiga dalam jumlah yang besar.
2. Bank kustodian.
Pasal 1 angka 8 UUPM mendefinisikan bank kustodian sebagai berikut :
“Bank Kustodian adalah pihak yang memberikan jasa penitipan efek dan
harta yang berkaitan dengan efek serta jasa lain, termasuk menerima deviden,
bunga dan hak-hak lain, menyelesaikan transaksi efek dan memiliki pemegang
rekening yang menjadi nasabah.”
Pasal 43 ayat (1) UUPM menyatakan bahwa yang dapat
menyelenggarakan kegiatan usaha sebagai kustodian adalah lembaga
penyimpanan dan penyelesaian, perusahaan efek, atau bank umum yang telah
mendapatkan persetujuan Badan Pengawas Pasar Modal (selanjutnya disebut
BAPEPAM). Sehinggakaitannya dengan reksa dana, bank kustodian
bertanggungjawab dalam pengadministrasian atas nama kekayaan reksa dana serta
mengadministrasikan akan pemegang unit penyertaan.
Pasal 1 angka 27 UUPM merumuskan reksa dana adalah wadah yang
dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk
selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi.
Selanjutnya, berdasarkan UUPM, reksa dana dapat mengambil bentuk perseroan
Reksa dana berbentuk perseroan adalah emiten yang kegiatan usahanya
menghimpun dana dengan menjual saham, dan selanjutnya dana dari penjualan
saham tersebut diinvestasikan pada berbagai jenis efek yang diperdagangkan di
pasar modal dan pasar uang. Reksa dana perseroan terbatas (PT) berdasarkan
sifatnya selanjutnya dibagi ke dalam reksa dana terbuka dan reksa dana tertutup.17
Reksa dana berbentuk KIK dalam penjelasan Pasal 18 ayat (1) huruf a
UUPM mengatakan sebagai berikut :KIK adalah kontrak antara manajer investasi
dan bank kustodianyang mengikat pemegang unit penyertaan di mana manajer
investasi diberi wewenang untuk mengelola portofolio investasi kolektif dan bank
kustodian diberi wewenang untuk melaksanakan penitipan kolektif. Reksa dana
berbentuk kontrak investasi kolektif menghimpun dana dengan menerbitkan unit
penyertaan kepada masyarakat pemodal dan selanjutnya dana tersebut
diinvestasikan pada berbagai jenis efek yang diperdagangkan di pasar modal
dandi pasar uang. Dalam reksa dana kontrak investasi kolektif, portofolio reksa
dana adalah milik pemodal secara kolektif.18
Ciri-ciri reksa dana berbentuk KIK adalah sebagai berikut :19
a. Manajer Investasi mengajukan pernyataan pendaftaran kepada Bapepam.
b. Wajib menempatkan uang tunai sekurang-kurangnya 1% dari jumlah Unit
Penyertaan yang ditetapkan dalam kontrak.
c. Dikelola oleh manajer investasi berdasarkan kontrak pengelolaan.
17
M. Irsan Nasaruddin dan Indra Surya, Op.Cit., hlm. 157-158.
18
Ibid., hlm. 159.
19
d. Manajer investasi dapat menjual dan membeli kembali unit penyertaan
secara terus-menerus sampai dengan jumlah unit penyertaan yang
ditetapkan dalam kontrak dan bila ada pemodal yang membelinya.
e. Kontrak pengelolaannya dibuat oleh manajer investasi dan bank kustodian.
f. Manajer investasi wajib menghitung niali pasar wajar dari portofolio setiap
hari bursa berdasarkan ketentuan yang ditetapkan oleh BAPEPAM.
g. Nilai unit penyertaan ditentukan berdasarkan nilai aktiva bersih.
h. Kekayaan reksa dana wajib disimpan pada bank kustodian berdasarkan
kontrak yang dibuat antara manajer investasi dan bank kustodian. Manajer
investasi sebagai pengelola, dan bank kustodian melaksanakan
penyimpanan dan pengadministrasian kekayaan reksa dana.
i. Bank kustodian wajib menghimpun dan mengumumkan nilai aktiva
bersihnya.
j. Pemodal dapat membeli dan menjual kembali unit penyertaan yang
ditawarkan oleh manajer investasi berdasarkan kontrak.
k. Unit penyertaan tidak dicatat di bursa efek.
l. Hasil penjualan/pembelian kembali unit penyertaan dibebankan kepada
rekening reksa dana.
F. Metode Penelitian
Metode penulisan yang digunakan untuk melengkapi penulisan skripsi ini
agar dapat terarah dan dipertanggungjawabkan secara ilmiah antara lain :
Jenis penelitian yang digunakan dalam menjawab permasalahan dalam
pembahasan skripsi ini adalah penelitian hukum normatif. Penelitian hukum
normatif adalah penelitian yang dilakukan dengan cara menganalisa hukum yang
tertulis dari bahan pustaka atau data sekunder belaka yang lebih dikenal dengan
nama dan bahan acuan dalam bidang hukum atau bahan rujukan bidang hukum. 20
2. Sumber data
Sumber data yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah data
sekunder yang terdiri dari bahan hukum primer, sekunder, dan tersier.
a. Bahan hukum primer adalah bahan hukum yang terdiri dari peraturan
perundang-undangan di bidang hukum yang mengikat yaitu
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal dan
PeraturanPemerintah Nomor 45 Tahun 1995 jo Peraturan Pemerintah
Nomor 12 tahun 2004 tentang Penyelenggaraan Kegiatan di bidang Pasar
Modal (selanjutnya disebut PP No. 45 Tahun 1995)
b. Bahan hukum sekunder yaitu bahan hukum yang memberikan penjelasan
terhadap bahan hukum primer, yaitu hasil karya para ahli hukum berupa
buku-buku, tulisan ilmiah, hasil penelitian ilmiah, laporan makalah lain
yang berkaitan dengan materi penelitian.
c. Bahan hukum tersier yaitu petunjuk atau penjelasan mengenai bahan
hukum primer dan/atau bahan hukum sekunder yang berasal dari kamus
hukum, ensiklopedia, majalah, surat kabar, dan sebagainya.
3. Teknik pengumpulan data
20
Untuk melengkapi penulisan skripsi ini agar tujuan dapat lebih terarah dan
dapat dipertanggungjawabkan digunakan metode penelitian hukum normatif.
Dengan pengumpulan data secara studi pustaka (library research).Penelitian ini
dilakukan dengan menggunakan suatu penelitian kepustakaan (library research).
Dalam hal ini penelitian hukum dilakukan dengan cara penelitian kepustakaan
atau di sebut dengan penelitian normatif yaitu penelitian yang dilakukan dengan
cara meneliti bahan pustaka atau data sekunder belaka yang lebih di kenal dengan
nama dan bahan acuan dalam bidang hukum atau bahan rujukan bidang hukum.
Metode library research adalah mempelajari sumber-sumber atau bahan-bahan
tertulis yang dapat dijadikan bahan dalam penulisan skripsi ini. Berupa rujukan
beberapa buku, wacana yang dikemukakan oleh pendapat para sarjana ekonomi
dan hukum yang sudah mempunyai nama besar dibidangnya, koran dan majalah.
4. Analisa data
Penelitian yang dilakukan dalam skripsi ini termasuk ke dalam tipe
penelitian hukum normatif. Pengolahan data yang hakekatnya merupakan kegiatan
untuk melakukan analisa terhadap permasalahan yang akan di bahas. Analisa data
dilakukan dengan :21
21
Amiruddin dan Zainal Asikin, Pengantar Metode Penelitian Hukum(Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2004), hlm. 45.
a. Mengumpulkan bahan-bahan hukum yang relevan dengan permasalahan
yang diteliti.
b. Memilih kaidah-kaidah hukum atau doktrin yang sesuai dengan penelitian.
d. Menjelaskan hubungan-hubungan antara berbagai konsep, pasal atau doktrin
yang ada.
e. Menarik kesimpulan dengan pendekatan deduktif.Pendekatandeduktif, yaitu
diawalidengan mengemukakan yang bersifat umum kemudian diakhiri
dengan kesimpulan yang bersifat khusus.
G. Sistematika Penelitian
Demi menghasilkan suatu karya ilmiah yang baik, maka pembahasan
dalam skripsi ini akan diuraikan secara sistematis. Penulisan skripsi ini terbagi ke
dalam 5 bab yaitu sebagaimana diuraikan sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, perumusan masalah,
tujuan dan manfaat penulisan, keaslian penulisan, tinjauan
kepustakaan, metode penelitian, dan sistematika peneltian.
BAB II PENGATURAN REKSA DANA DI PASAR MODAL
INDONESIA
Bab ini berisi tentang pengertian dan bentuk-bentuk reksa dana,
pihak-pihak dalam reksa dana, mekanisme perdagangan reksa dana,
tanggung jawab manajer investasi dalam reksa dana, dan
keterbukaan informasi dalam perdagangan reksa dana.
BAB III PENERBITAN DAN PERDAGANGAN EXCHANGE TRADED
FUND (ETF) SEBAGAI INSTRUMEN ALTERNATIF
Bab ini memberikan penjelasan mengenai pengertian dan sejarah
lahirnya ETF, perkembangan ETF di berbagai negara, ketentuan
hukum ETF, penerapan ETF, kelemahan dan keunggulan ETF serta
penerbitan dan perdagangan ETF di bursa efek.
BAB IV PERLINDUNGAN TERHADAP INVESTOR DALAM
PERDAGANGAN EXCHANGE TRADED FUND (ETF)
MELALUI BURSA EFEK.
Bab ini berisikan uraian mengenai perlindungan hukum terhadap
investor di pasar modal, perlindungan terhadap investor dalam
perdagangan ETF melalui bursa efek, dan penerapan prinsip
keterbukaan dalam ETF.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab terakhir ini akan memuat kesimpulan dari pembahasan yang
ada pada bab-bab sebelumnya dan akan diakhiri dengan