• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Musik Di Kapal Penumpang Ajibata Tomok: Analisis Repertoar, Konteks dan Fungsi Sosial

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Musik Di Kapal Penumpang Ajibata Tomok: Analisis Repertoar, Konteks dan Fungsi Sosial"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Pelabuhan Ajibata dan Tomok adalah salah satu jalur transportasi lokal yang menghubungkan Ajibata dengan Tomok dan merupakan kawasan destinasi pariwisata Danau Toba. Dalam hal ini, jalur yang dimaksud adalah jalur Ajibata-Tomok1 yang menggunakan kapal bermotor2 yang memuat penumpang umum yang sering disebut sebagai kapal sewa atau kapal umum, bukan kapal Ferry yang biasanya memuat mobil. Dewasa ini, jalur Ajibata-Tomok termasuk jalur yang sibuk dan paling banyak digunakan penumpang. Jalur ini beroperasi dalam satu hari kurang lebih 15 jam yaitu, mulai dari pukul 06:00 WIB - 19:00 WIB. Salah satu pelabuhan pada jalur ini, yakni pelabuhan Ajibata menyatu dengan terminal transportasi darat yang menghubungkan Ajibata ke berbagai daerah seperti Bus Sejahtera, Astra, Raja Taxi, dan Karya Agung sehingga membuat jalur Ajibata-Tomok menjadi lebih strategis.

Kapal penumpang yang beroperasi dalam satu hari di jalur ini terdiri dari 14 kapal sehingga kurang lebih setiap 50 menit sekali kapal akan menyeberang dari kedua pelabuhan yakni, dari Pelabuhan Ajibata mulai pukul 7:00 WIB – 21:00 WIB dan sebaliknya dari Pelabuhan Tomok mulai dari pukul 6:00 WIB – 19:00 WIB. Melihat keadaan ini para penumpang kapal yang terdiri dari berbagai kalangan baik masyarakat setempat maupun wisatawan yang ingin menyeberang

1

Jalur Ajibata-Tomok, maksud penulis adalah jalur yang membawa penumpang dari Ajibata ke Tomok dan sebaliknya dari Tomok ke Ajibata. Dengan demikian setiap penulis menggunakan kata

“Ajibata-Tomok” maka artinya adalah Dari Ajibata ke Tomok dan Sebaliknya Tomok Ajibata. 2

(2)

dari Ajibata ke Tomok atau sebaliknya, tidak lagi terburu-buru untuk mengejer jam keberangkatan kapal. Para penumpang lebih bebas memilih waktu keberangkatan dikarenakan setiap 50 menit kapal akan menyeberang dari kedua pelabuhan seperti yang telah di uraikan sebelumnya. Dengan demikian penumpang tidak lagi khawatir akan ketinggalan kapal pada jalur Ajibata – Tomok. Lain halnya dengan di beberapa jalur3 yang hanya beroperasi 1 atau 2 kali dalam sehari pada jam tertentu yang membuat penumpang sangat terburu-buru untuk mengejar jam keberangkatan kapal yang telah ditentukan. Apabila penumpang terlambat, misalnya karena macet atau halangan lain yang membuat perjalanan menuju pelabuhan tersebut menjadi lebih lama dari yang semestinya maka penumpang tersebut tidak akan bisa menyeberang karena ketinggalan kapal pada hari tersebut sehingga mau atau tidak harus menunggu keesokan harinya pada jam yang telah ditentukan setiap harinya pada jalur tersebut.

Baik di pelabuhan maupun di dalam kapal sangat banyak kegiatan- kegiatan yang terjadi dan menjadi sebuah kebiasaan sehari-hari baik antara penumpang, pihak kapal, masyarakat yang berada disekitar pelabuhan, pihak transportasi darat yang menyatu dengan dermaga yang dimana satu sama lain melakukan interaksi sosial untuk kebutuhan atau tujuan tertentu yang pada umumnya berhubungan dengan penyeberangan Ajibata menuju Tomok dan sebaliknya. Di sekitar dermaga terdapat banyak rumah makan, grosir, toko souvenir, toko roti, bensin ketengan dan jasa-jasa yang menyediakan kebutuhan-kebutuhan yang berhubungan dengan penyeberangan tersebut. Tidak terkecuali di dalam kapal, saat kapal berlabuh atau sedang melaju dari satu pelabuhan ke

3

(3)

pelabuhan satunya selalu ada kegiatan yang terjadi . Kegiatan yang paling mendominasi adalah berjualan makanan dan minuman serta pertunjukan musik yang bervariasi.

Hal yang selalu penulis alami saat menumpangi kapal Ajibata-Tomok untuk menyeberang dari Ajibata ke Tomok adalah ± 15 menit sebelum kapal berangkat saya akan menikmati nyanyian yang disajikan oleh pengamen yang terdiri dari satu atau lebih anak-anak dengan kreatifitas yang mereka miliki dengan sangat menghibur. Kemudian, setelah kapal mulai melaju selalu ada penyajian musik yang memperindah suasana saat saya memandang indahnya Danau Toba dan bahkan mampu mengalihkan perhatian saya dari keindahan alam Danau Toba tersebut selama perjalanan. Awalnya saya merasa bahwa memutar atau menyajikan musik di dalam kapal itu adalah hal yang biasa saja. Namun, setelah saya perhatikan dengan cermat, semua orang yang tengah berada di dalam kapal khususnya para penumpang, sangat menikmati musik yang disajikan dengan gaya dan ekspresi masing-masing. Apalagi setelah beberapa kali mencoba menumpang kapal Ajibata-Tomok dengan memperhatikan musik yang disajikan di kapal-kapal tersebut, dan semakin memberikan perhatian besar kepada musik yang sedang disajiakan, saya mencatat bahwa ternyata masih banyak lagi hal yang membuat saya semakin penasaran karna kelihatannya tidak “sebiasa” seperti yang

saya pikirkan.

(4)

Dangdut serta musik yang sedang tren di tengah-tengah masyarakat sekitar Ajibata dan Tomok. Namun, dari kesemua jenis musik yang telah disebutkan ada satu jenis musik yang tidak pernah lepas dari koleksi setiap kapal yaitu pop Batak Trio4 atau sering juga di sebut Trio Batak.

Hal yang sama juga penulis rasakan yang semakin menarik perhatian penulis ketika melihat media pemutar musik yang digunakan di dalam kapal. Ternyata media yang digunakan unuk memutar musik sudah menggunakan sound system5. Sound system yang digunakan terdiri dari amplifier6 yang sering juga

Namun demikian, beberapa kapal juga menggunakan audio visual yakni dengan menambahkan monitor lcd(liquid crystal display) untuk dapat menampilkan video. Penyajian musik lewat audio dan audio visual ini dapat di kategorikan yang dirancang sedemikian rupa untuk meningkatkan kekuatan suara, agar suara dapat didengar dengan jelas oleh banyak orang pada pertunjukan music, seminar dll.

6

Amplifier adalah komponen elektronika yang di pakai untuk menguatkan daya atau tenaga secara umum. Dalam penggunaannya, amplifier akan menguatkan signal suara yaitu memperkuat signal arus I dan tegangan V listrik dari inputnya. Sedangkan outpunya akan menjadi arus listrik dan tegangan yang lebih besar.

7

(5)

sebagai musik tidak live. Beberapa kapal juga menambahkan fasilitas karaoke dengan menambahkan mikropon dan menyediakan kaset-kaset8 DVD yang bisa karaoke. Penyajian musik lewat karaoke dapat di kategorikan sebagai musik live.

Pada saat-saat tertentu, pengamen juga akan menyempatkan beberapa lagu untuk mereka sajikan di dalam kapal. Beberapa pengamen hanya bernyanyi sambil tepuk tangan dan ada juga yang menggunakan jimbe yang sering mereka sebut tagading. Jenis lagu yang di sajikan para pengamen juga sangat variatif, seperti Pulo Samosir, Biring Manggis, Sitogol, dan lagu-lagu hasil kreatifitas mereka yang sifatnya menghibur.

Ketika musik di sajikan lewat audio dan audio visual maka seluruh penumpang dan awak kapal termasuk kernet berlaku sebagai audiens penikmat musik tersebut. Ketika musik disajikan oleh para pengamen, maka pengamen bisa disebut sebagai pemusik yang menyajikan musik berupa lagu ataupun alat musik yang mereka miliki dan orang selain dari pada pengamen tersebut berlaku sebagai audiens penikmat musik tersebut. Demikian halnya saat karaoke disajikan, maka orang yang sedang karaoke tersebut bisa sekaligus menjadi penikmat fasilitas karaoke dan bisa sebagai pemberi pertunjukan musik lewat vokalnya sehingga selain dia di dalam kapal menjadi penikmat penyajian karaoke tersebut.

Melihat kondisi ini, kelihatannya musik yang digunakan di dalam kapal memiliki keterkaitan dengan suatu fungsi tertentu, yaitu suatu pemenuhan kebutuhan pada pelaku-pelaku yang ada di dalam, bahkan mungkin juga di luar, kapal. Apakah fungsi musik dalam hal ini menyangkut pada aspek tercapainya tujuan yang di inginkan oleh berbagai pihak yang bersangkutan yang behubungan

8

(6)

dengan pariwisata, ekonomi, pengintegrasian masyarakat, hiburan atau tentunya tidak terlepas dari target musik itu ditujukan yaitu kepada semua orang yang berada di dalam kapal khusunya penumpang.

Oleh kerena itulah, penulis tertarik dan ingin melihat musik yang terjadi di kapal penumpang Ajibata-Tomok dari kacamata Etnomusikologi dengan mengambil judul “ MUSIK DI KAPAL PENUMPANG AJIBATA-TOMOK :

ANALISIS REPERTOAR, KONTEKS DAN FUNGSI SOSIAL ”.

1.2Pokok Permasalahan

Adapun pokok permasalahan yang menjadi topik bahasan dalam tulisan ini adalah mengapa musik disajikan di dalam kapal dan bagaimana fungsi sosial penampilan musik di dalam kapal tersebut?

1.3Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan

1. Untuk mengetahui mengapa musik disajikan/dimainkan didalam kapal dan apakah fungsi sosial penampilan musik dikapal tersebut?

1.3.2 Manfaat

1. Penelitian ini diharapkan memberi manfaat bagi para pembaca untuk mengetahuai dan menambah wawasan terkait musik dikapal penumpang Ajibat – Tomok.

(7)

3. Memberikan dokoumentasi dan data tambahan mengenai fenomena musik yang terjadi dan telah menjadi tradisi transportasi lokal pelabuhan Ajibata-Tomok yang bisa dipakai sebagai masukan bagi Departemen Etnomusikologi.

1.4Konsep dan Teori

1.4.1 Konsep

Untuk memberi pemahaman yang terarah dan terspesifikasi tentang topik yang dibahas maka penulisan ini menggunakan beberapa konsep. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Balai Pustaka tahun 1991, konsep adalah rancangan ide atau pengertian yang di abstrakkan dari peristiwa konkret.

Musik menurut Sylado (1983 : 12) adalah waktu yang memang untuk didengar. Musik merupakan wujud yang hidup dan merupakan kumpulan ilusi dan alunan suara. Alunan musik yang berisi rangkaian nada yang berjiwa akan mampu menggerakkan hati para pendengarnya.

Kata analisis berasal dari kata analisa yaitu, penyelidikan dan penguraian terhadap masalah untuk mengetahui keadaan yang sebenar-benarnya serta proses untuk pemecahan masalah tersebut.

(8)

komposisi musik yang digunakan di kapal Ajibata-Tomok yakni dilihat dari genre/jenisnya dan bagaimana sebuah komposisi musik tersebut menjadi dominan di sajikan.

Dalam hal ini, musik yang dimaksud dalam tulisan ini adalah musik yang di pertunjukkan ketika kapal sedang berada dalam perjalanan Ajibata menuju Tomok dan sebaliknya Tomok ke Ajibata paling tidak meskipun kapal tersebut berhenti namun ada orang di dalam kapal, baik musik yang disajikan dengan menggunakan media pemutar musik dan musik yang disajikan oleh para pengamen di dalam kapal.

Musik yang digunakan di dalam kapal yang penulis maksud selalu berubah berdasakan konteks dan situasi tertentu sehingga penulis dalam hal ini membatasi waktu penelitian yaitu mulai dari Januari sampai dengan Mei. Oleh karena itu, musik yang dimaksud dalam penelitian ini adalah musik yang di sajikan di kapal tersebut mulai dari Januari sampai dengan Mei.

(9)

Kapal Ajibata-Tomok yang dimaksud adalah kapal penumpang beroperasi dari pelabuahan Ajibata ke Pelabuhan Tomok atau sebaliknya dari pelabuhan Tomok menuju Pelabuhan Ajibata.

1.4.2 Teori

Teori adalah pedoman sebagai landasan untuk menguraikan topik – topik pembahasan suatu objek penelitian.

Untuk melihat apakah musik yang ada di kapal penumpang Ajibata - Tomok dapat disebut sebuah pertunjukan atau tidak, maka penulis menggunakan teori Sal Murgiyanto (2011) dalam tulisannya yang mengungkapkan bahwa Pertunjukan adalah sebuah komunikasi dimana satu orang atau lebih pengirim pesan merasa bertanggung jawab kepada seorang atau lebih penerima pesan dan kepada sebuah tradisi yang mereka pahami bersama melalui perangkap tingkah laku. Komunikasi terjadi jika pemberi pesan (pelaku pertunjukan) mempunyai maksud (intention) dan penoton memiliki perhatian (attention) untuk menerima pesan. Dengan kata lain, dalam sebuah pertunjukan harus ada pelaku pertunjukan (performer), penonton atau penerima pesan (audience), dan harus ada pesan yang dikirim dengan cara penyampaian yang khas. Medium penyampaian pesan bisa auditif, visual atau gabungan keduanya: gerak, laku, suara, rupa, multi media dan sebagainya (Murgianto).

(10)

yaitu: (1) fungsi pengungkapan emosional (the funtion of emotional),(2) fungsi penghayatan estetis (the funtion of aesthetic enjoyment), (3) fungsihiburan (the funtion of entertainment), (4) fungsi komunikasi (the funtion ofcomunication), (5)

fungsi perlambangan (the funtion of symbolic representation),(6) fungsi reaksi jasmani (the funtion of physical response), (7) fungsi yangberkaitan dengan norma-norma sosial (the funtion of enforcing coformity to socialnorms), (8) fungsi pengesahan lembaga sosial dan upacara agama (the funtion ofvalidation of social institution and religious rituals), (9) fungsi kesinambunganbudaya (the funtion of

contribution to the continuity and stability of culture), (10)fungsi pengintegrasian

masyarakat (the funtion of contribution the integration ofsociety).

Namun demikian, ke-10 fungsi musik yang di ungkapkan oleh Alan P. Meriam belum tentu semuanya di dapati di masyarakat, mungkin saja kurang dari 10 dan mungkin saja ada 10 dan mungkin juga ada fungsi yang di luar ke-10 fungsi yang di ungkapkan Alan P Meriam.

(11)

terdahulu struktur perekonomian dunia berbasis sumber daya alam, maka sekarang struktur tersebut menjadi berbasis sumber daya manusia.

1.5Metode Penelitian

Metode yang digunakan di dalam penelitian ini adalah metode deskriktif-anlisis, yaitu menguraikan bagaimana musik yang terjadi di kapal penumpang Ajibata-Tomok, kemudian menganalisa repertoar musik yang digunakan, bagaimana konteksnya, bagaimana hubungan musik yang disajikan terhadap semua orang yang berada di kapal dan apakah ada peranannya terhadap ekonomi dan keparwisataan sebagai daerah destinasi wisata serta apa saja fungsi sosial yang mungkin. Dalam melakukan penelitian terhadap tulisan ini, penulis melakukan beberapa tahap kerja yang terdiri dari studi kepustakaan, pengumpulan data di lapangan, wawancara, kusisioner, kerja laboratorium dan tentunya bimbingan secara formal ataupun nonformal dengan dosen pembimbing.

1.5.1 Study Kepustakaan

(12)

Sejauh ini, penulis melihat bahwa belum ada tulisan yang membahas musik di kapal penumpang : analisis repertoar, konteks dan fungsi sosial. Beberapa buku atau tulisan yang penulis dapati hanya menyinggung kawasan danau toba seperti tulisan Amri Fauji (1993) tentang Pengaruh Kunjungan objek wisata parapat danau toba terhadap pendapatan masyarakat sekitarnya, Robert Pardede (2006) tentang Analisis sektor pariwisata dalam rangka pengembangan ekonomi wilayah di kota parapat, Andre Couse (2006) tentang Danau Toba : pertemuaan wisata dengan batak toba di pasar souvenir, dan Edward Simanjuntak (2009) tentang Danau Toba provinsi Sumatera Utara untuk pengembangan wilayah.

1.5.2 Penelitian Lapangan (Observasi)

(13)

1.5.2.1 Wawancara

Setelah penulis melakukan obserasi di lapangan, kemudian penulis akan menentukan narasumber yang akan menjadi objek wawancara. Terkait dengan pembahasan mengenai musik di kapal penumpang Ajibata – Tomok, penulis memilih narasumber sebagai objek wawancara yaitu B. Simatupang(salah satu supir kapal), P. Sirait(penjual makanan di dalam kapal, Singaraja Sirait(penjual kaset yang ada di pelabuhan ajibata) , pengamen dan beberepa informan lainnya termasuk masyarakat yang berada di sekitar pelabuhan serta penumpang kapal9 yang sedang mengunakan jalur tersebut pada saat penulis melakukan penelitian di lapangan.

Penulis melakukan wawancara dengan narasumber tersebut adalah untuk memperoleh data yaitu mengenai tanggapan-tangapan mereka terkait musik di kapal peumpang Aibata-Tomok. Hasil wawancara tersebut kemudian akan diolah dalam kerja laboratorium. Dalam melakukan wawancara, hampir kesemua informan kecuali penumpang kapal mempergunakan bahasa daerah Batak Toba. Namun, penulis tidak mengalami kesulitan karena penulis merupakan insider(orang dalam) dalam kebudayaan Batak Toba dan penulis sendiri aktif

berbahasa daerah Batak Toba karena Penuslis dalam aktivitas sehari-hari pada umumnya pasti menggunakan bahasa batak Toba kecuali jika lawan komunikasi merupakan orang yang tidakmengerti bahasa Batak Toba.

9

(14)

1.5.2.2 Kuisioner

Selain melakukan wawancara di lapangan, penulis juga menggunakan metode penelitian kuantitatif yaitu menyebar angket atau kuisioner kepada 60 penumpang kapal Ajibata-Tomok. Data kuantitatif tersebut penulis butuhkan untuk mendukung data kualitatif yang dimana akan menunjukkan pendapat 60 penumpang kapal terkait musik di kapal tersebut. Pada lembar kuisioner penulis membuat 10 pertanyaan yang akan di jawab oleh 60 penumpang kapal yang terdiri dari berbagai kalangan. Dalam pembagian kuisioner penulis mengambil sampel dari 10 kapal saja sehingga masing-masing kesepuluh kapal penulis mengambil 6 pendapat penumpang dengan menyabar angket/kuisioner.

1.5.2.3 Perekaman di Lapangan

Pada pelaksanaan kegiatan penelitian ini, penulis menggunakan satu unit kamera digital Sony yang dipergunakan untuk pengambilan foto dan perekaman video. Pengambilan foto dan perekaman video pada saat dilapangan dilakukan untuk mendokumentasikan hal-hal yang penulis anggap penting dalam penelitian lapangan. Khususnya pada saat pengamen melakukan pertunjukan musik di dalam kapal tersebut, perekaman video menjadi hal yang sangat penting dalam pengumpulan data dalam penelitian ini.

Untuk merekam wawancara, penulis menggunakan satu unit handphone Iphone 5s replika. Kemudian hasil wawancara yang telah direkam tersebut diolah

(15)

1.5.3 Kerja Laboratorium

Semua data yang diperoleh penulis yaitu hasil wawancara dan hasil pengamatan kemudian diolah dalam kerja laboratorium dengan pendekatan-pendekatan etnomusikologis. Namun, sebelum diolah dalam kerja laboratorium, data-data yang sudah diperoleh oleh penulis terlebih dahulu dikelompokkan satu-persatu untuk mempermudah dalam mengerjakan.

1.6 Lokasi Penelitian

Lokasi penleitian penulis adalah di dalam Kapal Penumpang Ajibata-Tomok dan di sekitar pelabuahan pada jalur tersebut yakni:

 Pelabuhan Ajibata tepatnya berada di desa Pardamean Ajibata Kecamatan

Ajibata.

 Pelabuhan Sumber Jaya tepatnya berada di desa tomok parsaoran

Kecamatan Simanindo, dan

 Pelabuhan Tomok Tour tepatnya berada di desa Tomok Kecamatan

Referensi

Dokumen terkait

Mereka juga ingin terlihat cantik dan mewah seperti artis favoritnya, sehingga secara sadar atau tidak, budaya pop Korea yang disebarkan melalui media memproduksi apa yang

Tujuan prosedur pengendalian kualitas adalah untuk menguraikan cara-cara organisasi menginspeksi dan/atau menguji bahan baku, bahan pembantu, suku

Hasil yang didapatkan pada penelitian yang telah dilakukan adalah Sesuai dengan hasil analisis dengan menggunakan metode efisiensi harga, maka dapat diketahui prosentase yang

•Difraksi Fraunhofer: jika titik P dan sumber gelombang datang cukup jauh dari celah, sehingga gelombang datang dapat dianggap sebagai.

2006 Festival Programmer – Jakarta Slingshortfest, South East Asia short film festival 2007 Festival Director OK.Video MILITIA – 3 rd Jakarta International Video Festival. 2009

DPRD merupakan Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah yang berkedudukan sebagai lembaga Pemerintahan Daerah. DPRD sebagai Lembaga Pemerintahan Daerah memiliki tanggung

Dilihat dari struktur kurikulum di atas, maka secara umum proses pembelajaran yang dilakukan dimulai dari KI-3 dan KI-4, sedangkan KI-1 dan KI-2 merupakan dam- pak yang

Terkait dengan hal tersebut di atas, maka telaah kurikulum menjadi salah satu parameter akademik yang senantiasa perlu dilakukan sehingga tingkat kompetensi mahasiswa