• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Prevalensi Trauma Gigi Sulung Anterior Pada Anak Usia 1-4 Tahun Di Tk/Paud Dan Posyandu Kecamatan Medan Petisah Dan Medan Tuntungan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Prevalensi Trauma Gigi Sulung Anterior Pada Anak Usia 1-4 Tahun Di Tk/Paud Dan Posyandu Kecamatan Medan Petisah Dan Medan Tuntungan"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Trauma merupakan injuri (luka) atau cedera akibat kekuatan

eksternal.1,2Trauma pada gigi merupakan perpindahan energi secara akut ke gigi dan jaringan pendukung sekitarnya sehingga dapat menyebabkan terjadinya fraktur atau

dislokasi pada gigi atau pada jaringan pendukungnya.3 Trauma terhadap gigi dan jaringan pendukung sekitarnya merupakan keadaan darurat dalam bidang kedokteran

gigi dan salah satu masalah kesehatan gigi yang paling sering terjadi pada anak-anak

karena rongga mulut dan gigi anak sangat rentan terhadap kontak yang tiba-tiba dari

berbagai sumber luar.1,2,4

Dewasa ini, banyak kondisi yang membuktikan bahwa trauma gigi merupakan

masalah kesehatan gigi masyarakat, yaitu trauma pada regio oral sering terjadi dan

mencapai 5 % dari semua jenis injuri. Trauma gigi merupakan kondisi yang

irreversible dan membutuhkan perawatan seumur hidup, perawatannya sulit dan

mahal, dan trauma gigi sering terjadi pada usia dini ketika pertumbuhan dan

perkembangan masih berjalan. Pada anak pra-sekolah, trauma pada gigi dapat terjadi

sebanyak 18 % dari semua jenis injuri.5

Penelitian tentang prevalensi trauma gigi sulung yang telah dilakukan di dunia

terutama di Asia ternyata masih kurang sehingga pola trauma belum dapat diketahui,

namun sudah terdapat penelitian yang telah dilakukan oleh Bhayya DP dan Shyagali

TR di India menunjukkan bahwa prevalensi trauma gigi sulung pada anak usia 4-6

tahun cukup tinggi yaitu 76,13%.1 Hasil beberapa penelitian lain yang telah dilakukan di Brazil, menunjukkan bahwa prevalensi trauma gigi sulung pada anak bervariasi

dari sekitar 9,4% hingga 36,8 %.5-7 Menurut hasil penelitian Carvalho dkk. di Belgia, prevalensi trauma gigi sulung adalah 18%. Prevalensi trauma gigi sulung di Afrika

(2)

negara yang sama dan prevalensi trauma gigi sulung cukup tinggi sehingga harus

menerima perhatian serius.

Usia 1-3 tahun, merupakan periode yang paling sering terjadinya trauma gigi

sulung pada anak, karena koordinasi motorik anak pada usia ini masih dalam

perkembangan dan belum stabil sehingga sering terjatuh atau tertabrak saat belajar

berjalan atau berlari.4,8,9Tipe trauma yang paling sering terjadi pada gigi sulung adalah fraktur enamel atau luksasi lateral yang disebabkan oleh jaringan pendukung

pada anak-anak masih belum kuat sehingga pergeseran gigi mudah terjadi, biasanya

trauma akan mengenai gigi anterior rahang atas terutama insisivus satu karena posisi

gigi ini berada di paling depan dan cenderung lebih proklinasi daripada gigi yang lain

sehingga lebih sering terkena trauma.1,4,6,7,10-12

Trauma gigi anterior akan menyebabkan rasa sakit dan sangat mengganggu

estetik, jika gigi sulung anterior anak mengalami kehilangan secara prematur akan

menyebabkan kehilangan fungsi pengunyahan dan mengganggu fungsi fonetik pada

anak.4,13-15 Ankilosis gigi sulung, nekrosis pulpa, resorpsi internal, diskolorisasi gigi dan mungkin disertai abses dapat terjadi setelah trauma pada gigi sulung.16 Trauma pada gigi anak dapat menyebabkan trauma psikologi yang akan mengubah

personalitas anak dan menganggu kualitas hidup anak.4,13-15 Trauma pada gigi sulung dapat mengganggu benih gigi permanen, masalah terjadi antara lain adalah hipoplasia

enamel, hipokalsifikasi gigi, dilaserasi koronal dan akar gigi, impaksi gigi, erupsi gigi

permanen yang terganggu bahkan resorpsi benih gigi permanen.2,4,16 Dampak negatif

yang diakibatkan dari trauma gigi bukan hanya terjadi pada anak sendiri saja, tetapi

juga pada orang tua, hal ini disebabkan oleh biaya yang harus dikeluarkan untuk

merawat gigi anaknya yang trauma dapat sangat mahal dan untuk orang tua yang

masih berkerja harus meminta izin tidak masuk kerja agar dapat membawa anaknya

ke dokter gigi.14

Perawatan pada gigi sulung anterior yang terkena trauma tetap diharapkan

segera dilakukan untuk menghindari dampak yang lebih buruk yang akan

mempengaruh kualitas hidup anak di masa depan walaupun ini mungkin merupakan

(3)

orang tua yang tidak membawa anaknya yang mengalami trauma ke dokter gigi

sehingga perawatan terhadap trauma gigi sering tidak dilakukan.2,6 Kejadian ini banyak terjadi baik di negara maju maupun negara berkembang dan mungkin

disebabkan oleh orang tua tidak tahu kerugian yang akan tejadi akibat trauma gigi.

Hasil penelitian Oliveira LB dkk. di Brazil menunjukkan bahwa hanya terdapat enam

orang pasien anak (7,1 %) yang mengalami trauma gigi telah menerima perawatan.6 Berdasarkan uraian di atas dan data tentang prevalensi trauma gigi anterior di

Indonesia khususnya kota Medan juga masih sedikit, peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian tentang prevalensi trauma gigi sulung anterior yang terjadi pada

anak di Kota Medan. Peneliti akan memilih secara random satu kecamatan di lingkar

luar dan satu kecamatan di lingkar dalam dari 21 kecamatan di kota Medan. Lokasi

pengambilan sampel yang terpilih adalah Kecamatan Medan Petisah dan Kecamatan

Medan Tuntungan, dari kedua kecamatan tersebut diambil TK/PAUD dan

Posyandu-Puskesmas. Pada penelitian ini akan menggunakan klasifikasi trauma menurut World

Health Organization (WHO) yang dapat diperiksa secara klinis. Klasifikasi WHO ini

dipilih karena merupakan klasifikasi yang telah diterima secara luas dan banyak

digunakan.

1.2 Rumusan Masalah Rumusan Umum

a) Berapakah prevalensi trauma gigi sulung anterior pada anak usia 1-4 tahun

di Kecamatan Medan Petisah dan Medan Tuntungan?

Rumusan Khusus

a) Berapakah frekuensi trauma gigi sulung anterior pada anak usia 1-4 tahun

berdasarkan elemen gigi di Kecamatan Medan Petisah dan Medan Tuntungan?

b) Berapakah frekuensi trauma gigi sulung anterior pada anak usia 1-4 tahun

berdasarkan usia kejadian trauma di Kecamatan Medan Petisah dan Medan

Tuntungan?

c) Berapakah frekuensi trauma gigi sulung anterior pada anak usia 1-4 tahun

(4)

d) Berapakah frekuensi trauma gigi sulung anterior pada anak usia 1-4 tahun

berdasarkan lokasi kejadian di Kecamatan Medan Petisah dan Medan Tuntungan?

e) Berapakah frekuensi trauma gigi sulung anterior pada anak usia 1-4 tahun

berdasarkan klasifikasi trauma di Kecamatan Medan Petisah dan Medan Tuntungan?

f) Bagaimana etiologi trauma gigi sulung anterior pada anak usia 1-4 tahun

berdasarkan usia kejadian trauma di Kecamatan Medan Petisah dan Medan

Tuntungan?

g) Bagaimana etiologi trauma gigi sulung anterior pada anak usia 1-4 tahun

berdasarkan jenis kelamin di Kecamatan Medan Petisah dan Medan Tuntungan?

h) Bagaimana tindakan orang tua terhadap trauma gigi sulung anterior pada

anak usia 1-4 tahun berdasarkan usia kejadian trauma di Kecamatan Medan Petisah

dan Medan Tuntungan?

i) Bagaimana tindakan orang tua terhadap trauma gigi sulung anterior pada

anak usia 1-4 tahun berdasarkan jenis kelamin di Kecamatan Medan Petisah dan

Medan Tuntungan?

1.3 Tujuan Penelitian Tujuan Umum

a) Untuk mengetahui prevalensi trauma gigi sulung anterior pada anak usia

1-4 tahun di Kecamatan Medan Petisah dan Medan Tuntungan.

Tujuan Khusus

a) Untuk mengetahui frekuensi trauma gigi sulung anterior pada anak usia 1-4

tahun berdasarkan elemen gigi di Kecamatan Medan Petisah dan Medan Tuntungan.

b) Untuk mengetahui frekuensi trauma gigi sulung anterior pada anak usia 1-4

tahun berdasarkan usia kejadian trauma di Kecamatan Medan Petisah dan Medan

Tuntungan.

c) Untuk mengetahui frekuensi trauma gigi sulung anterior pada anak usia 1-4

(5)

d) Untuk mengetahui frekuensi trauma gigi sulung anterior pada anak usia 1-4

tahun berdasarkan lokasi kejadian di Kecamatan Medan Petisah dan Medan

Tuntungan.

e) Untuk mengetahui frekuensi trauma gigi sulung anterior pada anak usia 1-4

tahun berdasarkan klasifikasi trauma di Kecamatan Medan Petisah dan Medan

Tuntungan.

f) Untuk mengetahui etiologi trauma gigi sulung anterior pada anak usia 1-4

tahun berdasarkan usia kejadian trauma di Kecamatan Medan Petisah dan Medan

Tuntungan.

g) Untuk mengetahui etiologi trauma gigi sulung anterior pada anak usia 1-4

tahun berdasarkan jenis kelamin di Kecamatan Medan Petisah dan Medan Tuntungan.

h) Untuk mengetahui tindakan orang tua terhadap trauma gigi sulung anterior

pada anak usia 1-4 tahun berdasarkan usia kejadian trauma di Kecamatan Medan

Petisah dan Medan Tuntungan.

i) Untuk mengetahui tindakan orang tua terhadap trauma gigi sulung anterior

pada anak usia 1-4 tahun berdasarkan jenis kelamin di Kecamatan Medan Petisah dan

Medan Tuntungan.

1.4 Manfaat Penelitian Manfaat Teoritis

a) Hasil penelitian ini dapat menjadi referensi bagi penelitian selanjutnya.

b) Melalui penelitian ini dapat membantu untuk menggambarkan pola

kejadian dan tindakan orang tua terhadap trauma gigi sulung anterior di Indonesia

khususnya di wilayah kota Medan.

Manfaat Praktis

a) Sebagai bahan masukan bagi tenaga kesehatan gigi untuk merencanakan

program penyuluhan kesehatan mengenai trauma gigi sulung anterior pada

masyarakat dan memberikan informasi mengenai penanganan darurat trauma gigi

sehingga dapat mengurangi prevalensi trauma gigi sulung anterior khususnya di

Referensi

Dokumen terkait

Kegiatan Pemeliharaan Saluran Irigasi Pekerjaan Pemeliharaan. Saluran Irigasi Desa

Lampiran : Surat Panitia Pengadaan Barang/ Jasa Konstruksi Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah TA3. Asli

[r]

Kegiatan Pemeliharaan Saluran Irigasi Pekerjaan Pemeliharaan Saluran Irigasi DI.. Tempel Desa

Sholat dan beberapa ibadah mahdlah (Ibadah langsung kepada Allah) lainnya membutuhkan tata cara bersuci secara khusus sebelum melakukan ibadah selanjutnya. Tata

Kemacetan di jalan raya yang dipenuhi oleh trasportasi pribadi disebabkan oleh kurangnya minat masyarakat unruk menggunaka trasportasi umum. Orang lebih berminat

This paper discuss a comparison of the maximum likelihood (ML) estimator and the uniformly minimum variance unbiased (UMVU) es- timator of generalized variance for some normal

JUMLAH PERALATAN PADA UNIT PEMINDAH TENAGA. KEMUDI, REM DAN