• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Taman Penyembuhan (Healing Garden) - Kajian Potensi Taman Penyembuhan (Healing Garden) di Universitas Sumatera Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Taman Penyembuhan (Healing Garden) - Kajian Potensi Taman Penyembuhan (Healing Garden) di Universitas Sumatera Utara"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Taman Penyembuhan(Healing Garden)

Taman penyembuhan merupakan sebuah konsep yang sudah lama

dikembangkan. Taman Penyembuhan pertama kali muncul di Eropa sekitar abad pertengahan. Pada abad XVII dan XVIII, sebuah pengobatan ilmiah mulai diterapkan pada ruang rumah sakit.

2.1.1 Definisi Taman Penyembuhan (Healing Garden)

Menurut Vapaa (2002), penggunaan kata penyembuhan dalam ‘taman penyembuhan’ merupakan suatu yang menunjukkan batasan tertentu, tapi bukan menekankan gagasan bahwa hal itu dapat menyembuhkan seseorang, imbalan

tersebut lebih terkait dengan pengentasan stres dan kemampuan ruang untuk menenangkan, meremajakan atau memulihkan mental seseorang dan kesehatan

emosional. Peran utama dari ruang ini adalah untuk memberikan perlindungan yang memungkinkan untuk meditasi atau untuk membangkitkan kualitas lain yang diinginkan oleh pengguna taman. Ulrich (1999) menyebutkan bahwa taman

dengan sebuah ”penyembuhan”, harus memiliki efek terapi yang menguntungkan bagi sebagian besar mayoritas penggunanya. Hasil penelitian oleh Kaplan dan

Ulrich (Severtsen, 1), taman apapun sebenarnya dapat menyembuhkan, tetapi untuk dapat didefinisikan sebagai taman penyembuhan, sebuah taman harus memberikan rasa pemulihan dari stres dan memiliki pengaruh positif bagi pasien,

(2)

semua taman memiliki efek penyembuhan, mereka harus memiliki karakteristik

khusus agar dapat disebut sebagai taman penyembuhan.

2.1.2 Karakter Dalam Taman Penyembuhan (Healing Garden)

Tergantung pada tingkat stres pengunjung, taman harus terdiri dari ruang yang berbeda dengan karakter yang berbeda (Stigdotter and Grahn, 2002) seperti :

1. Tenang, ditandai dengan keadaan yang damai, keheningan dan perawatan. Suara angin, air, burung dan serangga. Tidak ada sampah, tidak ada gulma, tidak ada orang yang mengganggu.

2. Liar, daya tarik seperti dengan alam liar. Tanaman tampak seperti ditaburkan. Lumut pada batuan dan lumut yang tumbuh seperti terjadi

secara alami.

3. Kaya jenis, dapat menjadi sebuah ruang yang menawarkan berbagai spesies hewan dan tumbuhan.

4. Ruang, menjadi sebuah ruang yang menawarkan perasaan tenang seperti "memasuki dunia lain" satu kesatuan yang utuh, seperti hutan beech.

5. Alami, ruang dengan keadaan yang hijau, tempat terbuka untuk tinggal dan menikmati pemandangan.

6. Taman yang menyenangkan, sebuah ruang tertutup, aman dan tempat

terpencil, di mana kita dapat bersantai, menjadi diri sendiri, juga bereksperimen dan bermain.

(3)

8. Budaya, Tempat bersejarah yang menawarkan pesona dengan perjalanan

waktu.

Dari berbagai penelitian, taman penyembuhan dibedakan menjadi tiga kelompok (Stigsdotter and Grahn, 2002) yaitu:

1. Taman penyembuhan, di mana efek kesehatan, terutama berasal dari pengalaman ruang taman, desain dan isinya.

2. Terapi holtikultura, di mana efek kesehatan terutama berasal dari kegiatan di ruang taman.

3. Kognitif, di mana dampak kesehatan yang berasal dari pengalaman ruang

taman, serta dari kegiatan di ruang taman.

Setiap lokasi memiliki keunikan masing-masing seperti masalah iklim

mikro, fitur lanskap, vegetasi, dan orientasi matahari yang akan menentukan potensi penggunaan taman dan desain (Tyson, 1998:31).

2.1.3 Elemen Taman Penyembuhan (Healing Garden)

Kunci dari taman penyembuhan adalah untuk menghargai dan merayakan

hubungan kita sebagai manusia secara luas dengan alam dan semangatnya, bukan hanya dengan tanaman yang ada di dalamnya. Taman Penyembuhan akan efektif jika mendorong unsur-unsur sebagai berikut (Ulrich, 1999) : pengendalian

perasaan, dukungan sosial, gerakan fisik dan olahraga, akses ke alam dan pengaruh positif lainnya.

(4)

Tabel 2.1 Elemen dan Pola Taman Penyembuhan (Barmelgy, 2013)

Dinding taman (sealami mungkin menggunakan tanaman dan bahan alam)

2 Ruang Ruang luar positif (secara fungsional menghubungkan ke rumah atau bangunan)

Hirarki ruang terbuka

Tingkat intimasi ( hirarki ruang, alur cerita , ruang pengenalan)

Titik persinggahan ( menyediakan titik yang menarik di tengah ruang)

Koneksi dengan alam

3 Jalan kecil Archway (menyediakan jalan kecil yang menarik) Tujuan (letak jalan menghubungkan antar ruang) Bentuk jalan

Jalur jalan yang kurang rata di tengah (tengah jalan harus kurang rata untuk persinggahan / ruang atau titik)

4 Area duduk

Sequence (rangkaian) area duduk Koneksi dengan matahari

Kursi taman (tempat, fungsi, bahan, dan tampilan) alcove (daerah tempat duduk kecil)

Tempat duduk melingkar

Penempatan kursi (keuntungan lokasi) Bangku pada pintu depan

5 Alam dan satwa liar

(5)

Tabel 2.1, sambungan

Memperbanyak bunga

Pendukung satwa liar (warna, bahan, dan tanaman) Daerah peneduh (sealami mungkin, pergola atau pohon)

6 Elemen air

penggunaan air (kolam dan kolam renang) Air mancur dan tetesan air

Air terjun

Sebuah jembatan di atas elemen air 7 Pendukung

aktifitas dan kerja

Tempat aktivitas (bekerja, belajar, acara sosial) Duduk dan bekerja di taman

Menurut psikolog lingkungan Roger Ulrich (1999), taman “ harus berisi jumlah yang menonjol dari konten alam nyata seperti tumbuhan hijau, bunga, dan

air .” Elemen dalam taman yang sangat penting salah satunya adalah tanaman. Beberapa tanaman yang mempunyai sifat penyambuhan antara lain: Morning

Glory (Ipomoea violacea), Aloe vera (Aloe barbadensis Milleer), Bergamot (Monarda), Camomile (Chamaemelum nobile), Echinacea (Echinacea purpurea), Feverfew (Tanecetum parthenium), Lavender (Lavandula), Marigold (Calendula

officinalis), Marsh-mallow (Althaea officinalis), Southernwood (Artemisia abrotanum), Yarrow (Achillea), Lily Of The Valley (Convallaria majalis)

(Gambar 2.1).

(6)

Gambar 2.1, sambungan

Taman dengan menunjukkan kehidupan dengan menggunakan komponen

hidup seperti pohon, bunga, semak-semak dapat memberikan rasa aman dan harapan kepada para pengunjung (Stigsdotter & Grahn 2002). “Taman Penyembuhan harus mampu berkomunikasi dengan pengunjung di berbagai

tingkatan melalui penglihatan, penciuman, pendengaran dan lain-lain.” (Stigsdotter & Grahn 2003). Desainer harus menawarkan hal yang berbeda untuk

membangkitkan indra para pengunjung. Mereka dapat bervariasi seperti mendengarkan air mengalir, menyentuh batu, mencicipi buah atau bunga yang berbau (Stigsdotter & Grahn 2003).

2.1.4 Prinsip Desain Taman Penyembuhan (Healing Garden)

(7)

menjadi sebuah lingkungan yang dapat memulihkan, pengaturan alam harus

memenuhi persyaratan (Kaplan, 1995) yaitu: terjangkau, luas, daya tarik, dan kompatibilitas.

Sebuah pedoman desain Taman Penyembuhan dikemukakan oleh vapaa

(2002) diantaranya:

1. Taman harus merangsang indera pengguna: penglihatan, bau, rasa,

sentuhan, pendengaran.

2. Taman harus mudah untuk dipahami dan mengarahkan.

3. Taman harus menawarkan perbedaan yang memberikan bantuan dari stres

lingkungan.

4. Kalau perlu mempertimbangkan mobilitas dalam dan di sekitar taman

untuk kemudahan penggunaan oleh klien.

5. Memungkinkan taman dapat terbuka dan mengundang pengunjung.

6. Mendorong satwa liar (burung, kupu-kupu, hewan kecil, dan lain-lain) di

taman.

7. Memperkuat siklus hidup melalui tanaman yang memberikan perubahan

musim.

8. Meningkatkan refleksi dan kesadaran diri di taman, memberikan rasa lega bagi pengguna taman.

9. Mempertimbangkan karakter khusus taman penyembuhan.

Selain itu, Stigdotter dan Grahn (2002) mengatakan bahwa sebuah taman

(8)

seperti semua taman publik dan taman, harus berusaha untuk dapat diakses oleh

semua orang. Ivarsson (2011) menyebutkan bahwa Taman Penyembuhan juga harus memberikan rasa aman dan keselamatan. Dengan dipagari dan menjadi aman, mereka bisa menawarkan ketenangan psikologis dan ruang untuk relaksasi.

Dalam merancang taman penyembuhan sebagai taman terapi beberapa pedoman telah dikemukakan oleh Clare Cooper Marcus dan Marni Barnes (1995), beberapa

pedoman tersebut adalah:

1. Subur, penanaman tanaman berwarna-warni harus digunakan secara bervariasi dan menarik untuk memperkuat citra taman.

2. Penggunaan tanaman berbunga atas banyak musim untuk menandai musim akan membantu memberikan rasa irama akan siklus sepanjang tahun.

3. Gunakan pohon dengan dedaunan yang dapat bergerak dengan mudah dan menciptakan kebisingan bahkan dengan sedikit angin.

4. Gunakan tanaman, pemanggil burung, pengumpan untuk menarik burung

dan kupu-kupu. Hindari tanaman yang menarik sejumlah lebah besar untuk alasan keamanan.

5. Memanfaatkan berbagai harmonis tekstur tanaman, bentuk dan warna. 6. Memanfaatkan air jika mungkin. Pergerakan air sangat menenangkan

dalam memberikan efek suara serta pandangan.

(9)

8. Menyediakan jalur berkelok-kelok yang mana memungkinkan orang untuk

ingin berjalan-jalan dan mengamati benda-benda di taman. Menyediakan berbagai pemandangan, tingkat warna dan tekstur tanaman.

9. Memberikan pencahayaan malam hari sehingga taman dapat dimanfaatkan

setelah gelap.

10. Menyediakan banyak tempat duduk di taman.

11. Tempatkan beberapa tempat duduk di pintu masuk taman bagi mereka dengan waktu yang terbatas (seperti staf pada istirahat sejenak). Tempat duduk harus kokoh, memiliki punggung dan lengan, dan akan

menyenangkan untuk disentuh. Hati-hati dari warna yang dapat menjadi panas di bawah sinar matahari.

12. Menyediakan area teduh bagi mereka yang sensitif terhadap sinar matahari, serta untuk berteduh dari panas, hari cerah.

13. Manfaatkan pandangan alam dari site.

14. Sediakan satu atau dua fitur yang mengesankan sehingga orang dapat mengingat taman.

2.2 Taman Penyembuhan (Healing Garden) di Lingkungan Kampus

Pada sebuah studi di Hongkong, sifat penyembuhan diperkenalkan pada

halaman kampus The University of Hong Kong (HKU). Temuan dari studi kasus di HKU menunjukkan, bahwa taman dalam ruang halaman di HKU telah memberi

(10)

(Almhafdy, et al, 2013). Siswa memasuki pendidikan profesional akan

menghadapi banyak tantangan yang belum pernah mereka hadapi sebelumnya (Rajasekar, 2013). Seperti yang diamati oleh Bigham (Rajasekar, 2013), bahwa tahun kuliah telah dianggap sebagai salah satu periode yang paling membuat stres

dalam kehidupan seseorang. Faktor-faktor yang mempengaruhi stres bagi kalangan akademis (Rajasekar, 2013) diantaranya : stres lingkungan, stres

akademik, stres keuangan, stres fisik, stres psikologis.

Sejalan dengan keadaan psikologis di kalangan akademis tersebut, bukti dari beberapa studi menunjukkan tentang adanya efek psikologis dan fisiologis

positif dari pengaturan alam (Kaplan, 1995). Sesuai dengan temuan dari beberapa studi tentang kelompok non pasien seperti mahasiswa, menunjukkan bahwa hanya

dengan melihat alam dalam kegiatan sehari-hari adalah cara yang berpengaruh secara signifikan dan lebih efektif dalam mempromosikan kegiatan pemulihan dari stres, dibandingkan dengan melakukan aktifitas yang kurang berhubungan

dengan alam (Ulrich, 1999). Pengalaman dalam lingkungan alam tidak hanya dapat membantu mengurangi stres, tetapi juga dapat mencegahnya melalui

pertolongan pemulihan dari sumber daya penting ini (kaplan, 1995).

2.2.1 Studi Banding Taman Penyembuhan (Healing Garden)

A. The University of Hong Kong (HKU)

The University of Hong Kong (HKU) adalah salah satu universitas yang

(11)

1. Meningkatkan koneksi visual dari taman penyembuhan dan sekitarnya

2. Menggabungkan dua atau tiga halaman menjadi satu halaman (Gambar 2. 2).

Gambar 2.2. Penggabungan taman di HKU (Sumber:http://www.sc ribd.com /doc

/64379837/Introducing-healing-gardens-into-a-compact-university-campus)

3. Merancang dua halaman yaitu taman meditasi dan taman pertunjukan. Meditasi garden: dikelilingi oleh perpustakaan dan ruang membaca dengan tema ketenangan (Gambar 2.3), terdiri dari beberapa subruang tertutup, zona

penyangga hijau harus dirancang untuk privasi yang lebih baik yaitu dikelilingi oleh perpustakaan ruang baca dengan akses ke taman (Gambar 2.4),

fitur air tenang dan dipenuhi vegetasi (Gambar 2.5). Taman pertunjukan : dekat dengan lobi kompleks yang diusulkan untuk memainkan peran yang lebih umum, kurang hijau dan menggunakan paving yang lebih keras.

Gambar 2.3. Taman penyembuhan dikelilingi oleh perpustakaan HKU (Sumber:

(12)

Gambar 2.4. Zona hijau dan akses perpustakaan ke taman (Sumber: https:// www

.flickr.com/photos/46986233@N05/4309865595)

Gambar 2.5. fitur air tenang pada taman penyembuhan HKU (Sumber:

4. Memilih tanaman yang tepat. Keseimbangan estetika, ekologi dan pertimbangan kesehatan (Gambar 2.6)

Gambar 2.6. Elemen vegetasi taman penyembuhan HKU (Sumber:

(13)

B. Temple University

Taman penyembuhan berada pada kampus Ambler, Temple University. Taman penyembuhan ini dirancang oleh dosen dan mahasiswa di Departemen Arsitektur Lansekap dan Hortikultura (LA-HORT) (Gambar 2.7) .

Gambar 2.7. Konsep desain dan pengerjaan rancangan taman penyembuhan di

kampus Ambler Temple University (Sumber: https:// www. temple.

edu/ambler/csc/tvssi/BMPSurvey/ambler_ healing_ garden.htm)

Daerah pada taman memiliki dua jenis lansekap yang berbeda yaitu:

1. Taman liar: yang mencakup tepi hutan berbunga, padang rumput dan taman hujan.

a) Area tepi hutan: daerah tepi hutan yang ada di Temple University, daerah ini dibatasi oleh tanaman bunga.

(14)

Gambar 2.8. Daerah padang rumput yang mengelilingi labirin (Sumber: http://w

ww.temple.edu/ambler/la-hort/research/research-hurley-kurtz .htm)

c) Taman hujan: berfungsi sebagai pengolahan air hujan untuk menampung air hujan dari atap Dixon Hall. Teknik manajemen air

hujan yang komprehensif dalam Taman Penyembuhan yang bertujuan untuk menangkap dan infiltrasi limpahan air hujan, ditampilkan

dengan desain yang estetis yaitu menggunakan batu dan tanaman. Tanaman berkayu di taman hujan termasuk Summersweet, Virginia Sweetspire, dan Blueberry.

2. Labirin: bebentuk melingkar (Gambar 2.9) dengan Thymes yang berbau harum.

Gambar 2.9. Labirin yang berbentuk melingkar pada taman penyembuhan di kampus

Ambler (Sumber:

(15)

C. Dr, Rockford University

Taman penyembuhan terdapat di Rosecrance Griffin Williamson Campus, Dr, Rockford University, United State, yang merupakan fasilitas gedung untuk perawatan remaja karena penyalahgunaan obat. Pemandangan dari setiap sisi

ruang tinggal didominasi oleh panorama taman penyembuhan yang merupakan air terjun dengan batu yang alami (Gambar 2.10), batu-batu besar dan kolam

dengan ikan bluegill dan koi berwarna-warni yang menyilaukan (Gambar 2.11). Maple dan pinus besar pohon dekat air terjun yang tenang dan memberi bayangan pada lanskap. Taman ini terletak dengan latar belakang hutan yang

megah, yang meminjamkan kekuatan dan menawarkan tempat yang aman.

Gambar 2.10. Air terjun dengan batu yang alami dan latar belakang hutan (Sumber:

http:// www. addictionpro.com/article/rosecrance-serenity-garden)

Gambar 2.11. Kolam besar pada taman penyembuhan (Sumber:http://www.

healthcaredesignmagazine.com/article/rosecrance-griffin-willia

Gambar

Tabel 2.1 Elemen dan Pola Taman Penyembuhan (Barmelgy, 2013)
Tabel 2.1, sambungan
Gambar 2.1, sambungan
Gambar 2.2. Penggabungan taman di HKU  (Sumber:http://www.sc ribd.com /doc
+5

Referensi

Dokumen terkait

Penyebab kesalahan pengucapan bunyi konsonan ini dikarenakan latar belakang pendidikan sampel yang mengenal bahasa Arab saat duduk di Madrasah Aliyah, penyebab selanjutnya

Misalnya, apabila berinteraksi dengan individu lain yang sedang dalam keadaan berduka, pola interaksi yang digunakan jelas harus berbeda dengan pola interaksi yang dilakukan