• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kajian Potensi Taman Penyembuhan (Healing Garden) di Universitas Sumatera Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Kajian Potensi Taman Penyembuhan (Healing Garden) di Universitas Sumatera Utara"

Copied!
94
0
0

Teks penuh

(1)

KAJIAN POTENSI TAMAN PENYEMBUHAN (HEALING GARDEN) DI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

SKRIPSI

OLEH

SRI HARTINI 100406004

DEPARTEMEN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)

KAJIAN POTENSI TAMAN PENYEMBUHAN (HEALING GARDEN) DI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

SKRIPSI

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Dalam Departemen Arsitektur

Pada Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara

Oleh

SRI HARTINI 100406004

DEPARTEMEN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(3)

PERNYATAAN

KAJIAN POTENSI TAMAN PENYEMBUHAN (HEALING GARDEN) DI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

SKRIPSI

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Medan, Juli 2014

(4)

Judul Skripsi : Kajian Potensi Taman Penyembuhan (Healing Garden) Di Universitas Sumatera Utara

Nama Mahasiswa : Sri Hartini Nomor Pokok : 100406004 Departemen : Arsitektur

Menyetujui Dosen Pembimbing

Salmina Wati Ginting, S.T, M.T

Koordinator Skripsi, Ketua Program Studi

Dr. Ir. Dwira Nirfalini Aulia, M.Sc Ir. N. Vinky Rahman, MT

(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Allah SWT atas segala berkat dan karunia-Nya penulis dimampukan untuk menyelesaikan skripsi ini sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik Arsitektur pada Universitas Sumatera Utara (USU) Medan.

Penulis juga ingin menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada : 1. Ibu Salmina Wati Ginting, S.T., M.T., selaku Dosen Pembimbing yang

senantiasa memberikan pengarahan serta masukan dalam penulisan skripsi ini.

2. Ibu Beny O.Y. Marpaung S.T., M.T., Ph.D., selaku Dosen Penguji I dan Ibu Andalucia, S.T., M.T., selaku Dosen Penguji II yang telah memberikan kritik dan saran dalam penulisan skripsi ini.

3. Kepada temanku saudari Silvira Meta Handari yang telah banyak membantu dalam segala hal selama penulisan skripsi ini.

4. Kepada ‘keluarga mamak’ yang selalu memberikan dukungan moril ketika penulis mengalami masa krisis percaya diri dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.

5. Kepada saudara Gema Alfantri Putra yang selalu siap membantu kegiatan survei dalam penelitian ini.

6. Kepada rekan sesama peserta skripsi saudari Siti Rauzelia Delany yang dipenghujung penyelesaian penulisan skripsi ini telah banyak membantu. 7. Teman-teman stambuk 2010 yang membuat suasana kelas selalu riang

sehingga penulis mendapatkan penyegaran untuk melakukan aktifitas di kampus.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak ketidaksempurnaan. Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak sebagai bahan penyempurnaan skripsi ini.

Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat yang besar bagi semua pihak.

Medan, Juli 2014

Penulis,

(6)

ABSTRAK

Sebuah taman harus dapat memberi pengaruh positif terhadap kondisi fisiologis dan psikologis bagi pengguna taman. Taman di Universitas Sumatera Utara (USU) harus menjadi suatu tempat seperti lingkungan alam yang alami agar kalangan civitas akademik dapat melakukan kegiatan seperti berbaur dengan alam yang dapat memberikan pengaruh penyembuhan dari segala kepenatan kegiatan akademik. Dalam hal ini, kawasan Universitas Sumatera Utara memiliki ruang terbuka hijau atau taman yang luas untuk dikembangkan menjadi Taman Penyembuhan (TP). Penelitian ini bertujuan untuk menemukan lokasi yang paling tepat untuk dikembangkan sebagai Taman Penyembuhan di Universitas Sumatera Utara dan menemukan karakter serta elemen-elemen untuk Taman Penyembuhan yang selanjutnya menghasilkan konsep desain Taman Penyembuhan. Penelitian dilakukan pada tiga taman di Universitas Sumatera Utara dengan mengumpulkan data primer dan data sekunder. Pengumpulan data primer yaitu melakukan observasi dan dokumentasi terhadap karakter dan elemen Taman Penyembuhan pada tiga taman yang diteliti. Hasil penelitian menunjukkan bahwa taman Perpustakaan Universitas Sumatera Utara merupakan lokasi yang paling tepat untuk dikembangkan sebagai Taman Penyembuhan. Rekomendasi konsep desain yang dibuat adalah karakter taman yang lebih diarahkan ke karakter tenang dan alami, serta pemilihan elemen-elemen Taman Penyembuhan yang sesuai dan mudah didapat.

Kata kunci : karakter TP, elemen TP, taman USU, taman Perpustakaan USU, konsep desain.

ABSTRACT

A garden should give a positive influence on the physiological and psychological conditions for garden’s users. Parks in University of North Sumatera should be someplace like a natural environment so that the academic community can do such activities that blend in with the natural which can give influence healing from all fatigue academic activities. In this case, the region of USU has green open space or large garden to be developed into Healing Garden (HG). This research aim to find the most appropriate location for development a Healing Garden at the North Sumatra University and found the characters and elements of Healing Garden and the next produce the Healing Garden’s design concepts. The research was conducted at three park in North Sumatra University by collecting primary data and secondary data. Primary data collected by observation and documentation of the Healing Garden characters and elements at three park that has been studied. The result indicated that the North Sumatra University’s Library park is the most appropriate location for development as a Healing Garden. The design concept recommendations that has made is more geared the garden character to quite and natural characters, as well as the choise of the Healing Garden’s element that appropriate and obtainable.

(7)

DAFTAR ISI

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA...4

2.1 Taman Penyembuhan (Healing Garden) ... 4

2.1.1 Definisi Taman Penyembuhan (Healing Garden) ... 4

2.1.2 Karakter Dalam Taman Penyembuhan (Healing Garden) ... 5

2.1.3 Elemen Taman Penyembuhan (Healing Garden) ... 6

2.1.4 Prinsip Desain Taman Penyembuhan (Healing Garden) ... 9

2.2 Taman Penyembuhan (Healing Garden) di Lingkungan Kampus... 12

2.2.1 Studi Banding Taman Penyembuhan (Healing Garden) ... 13

A. The University of Hong Kong (HKU)... 13

B. Temple University ... 16

C. Dr, Rockford University ... 18

BAB III. METODOLOGI ... 19

3.1 Jenis Penelitian ... 19

3.2 Variabel Penelitian ... 20

3.3 Sampel ... 22

3.4 Metoda Pengumpulan data ... 22

3.4.1 Observasi...23

3.4.2 Dokumentasi...23

3.4.3 Studi Literatur...23

(8)

3.6 Metode Analisa Data...25

3.6.1 Perbandingan Data...25

3.6.2 Interpratasi Data...25

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 27

4.1 Perkembangan Taman Universitas Sumatera Utara (USU) ... 27

4.2 Lokasi Taman Penyembuhan (Healing Garden) ... 28

4.2.1 Pemilihan Lokasi Taman Penyembuhan USU ... 28

4.3 Analisa dan Konsep Taman Perpustakaan USU Sebagai Taman Penyembuhan ... 35

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 77

5.1 Kesimpulan... 77

5.2 Saran ... 78

(9)

DAFTAR TABEL

No Judul Hal

Tabel 2.1 Elemen dan Pola Taman Penyembuhan ... 7

Tabel 3.1 Analisa teori untuk menetapkan variabel ... 20

Tabel 4.1 Perbandingan Karakter Taman USU ... 30

Tabel 4.2 Perbandingan Elemen Taman USU ... 31

(10)

DAFTAR GAMBAR

No Judul Hal

Gambar 2.1 Contoh tanaman yang mempunyai sifat penyembuhan... 8

Gambar 2.2 Penggabungan taman di HKU ... 14

Gambar 2.3 Taman penyembuhan dikelilingi oleh perpustakaan HKU ... 14

Gambar 2.4 Zona hijau dan akses perpustakaan ke taman ... 15

Gambar 2.5 Fitur air tenang pada taman penyembuhan HKU ... 15

Gambar 2.6 Elemen vegetasi taman penyembuhan HKU ... 15

Gambar 2.7 Konsep desain dan pengerjaan rancangan taman penyembuhan di kampus Ambler Temple University ... 16

Gambar 2.8 Daerah padang rumput yang mengelilingi labirin ... 17

Gambar 2.9 Labirin yang berbentuk melingkar pada taman penyembuhan di kampus Ambler ... 17

Gambar 2.10 Air terjun dengan batu yang alami dan latar belakang hutan ... 18

Gambar 2.11 Kolam besar pada taman penyembuhan ... 18

Gambar 3.1 Peta Universitas Sumatera Utara dan titik lokasi penelitian... 24

Gambar 4.1 Peta Universitas Sumatera Utara ... 27

Gambar 4.2 Taman Biro Rektorat USU ... 29

Gambar 4.3 Taman Perpustakaan USU ... 29

Gambar 4.4 Taman Fakultas Pertanian USU ... 29

Gambar 4.5 Site Plan Taman Perpustakaan USU ... 34

Gambar 4.6 Area teduh yang menciptakan karakter tenang pada taman Perpustakaan ... 36

Gambar 4.7 Karakter kaya jenis pada taman Perpustakaan USU ... 38

Gambar 4.8 Karakter alami dalam taman ... 39

Gambar 4.9 Karakter liar dalam taman Perpustakaan USU ... 40

Gambar 4.10 Gerbang masuk utama menuju bangunan Perpustakaan USU ... 42

Gambar 4.11 Tidak adanya jalur penghubung ke dalam taman dan jalur masuk yang tidak jelas ... 43

(11)

Gambar 4.13 Gerbang menuju ke dalam ruang taman ... 45

Gambar 4.14 Penempatan tanaman pagar pada taman Perpustakaan USU... 46

Gambar 4.15 Ruang luar positif dan grass block pada taman ... 47

Gambar 4.16 Area ruang luar positif serta tanaman bunga pancawarna dan bangku taman ... 48

Gambar 4.17 Titik-titik menarik dalam ruang taman ... 50

Gambar 4.18 Jalan kecil berkelok-kelok dalam ruang taman... 51

Gambar 4.19 Bangku dan tempat duduk melingkar pada taman Perpustakaan USU ... 52

Gambar 4.20 Tempat duduk melingkar pada taman ... 53

Gambar 4.21 Area kursi taman ... 55

Gambar 4.22 Tanaman buah pada taman ... 56

Gambar 4.23 Bunga pucuk merah, nusa indah, bunga jarum, alamanda, rain lily dan bunga agave angustifoli (Kiri ke kanan), merupakan beberapa jenis bunga yang ada di taman Perpustakaan USU ... 57

Gambar 4.24 Bunga mentega di taman Perpustakaan USU ... 58

Gambar 4.25 Bunga-bunga untuk area sekitar jalur jalan ... 59

Gambar 4.26 Area rumput gajah pada taman dan rumput jepang untuk ruang alami ... 61

Gambar 4.27 Kurangnya area teduh dan elemen pendukung taman ... 62

Gambar 4.28 Pohon peneduh dan pergola untuk taman ... 63

Gambar 4.29 Pohon penanda musim dan pohon dengan daun yang mudah bergerak ... 64

Gambar 4.30 Penempatan pohon bambu nagin ... 65

Gambar 4.31 Kolam pada taman Perpustakaan USU ... 66

Gambar 4.32 Keadaan yang kurang menarik pada kolam ... 67

Gambar 4.33 Elemen-elemen pendukung untuk kolam di taman Perpustakaan USU ... 69

Gambar 4.34 Jenis lampu taman Perpustakaan USU ... 70

Gambar 4.35 Titik Lampu baru untuk taman ... 70

Gambar 4.36 Sampah yang berserak di beberapa area taman ... 72

Gambar 4.37 Penempatan tong sampah pada taman ... 73

Gambar 4.38 Desain taman penyembuhan ... 74

(12)

ABSTRAK

Sebuah taman harus dapat memberi pengaruh positif terhadap kondisi fisiologis dan psikologis bagi pengguna taman. Taman di Universitas Sumatera Utara (USU) harus menjadi suatu tempat seperti lingkungan alam yang alami agar kalangan civitas akademik dapat melakukan kegiatan seperti berbaur dengan alam yang dapat memberikan pengaruh penyembuhan dari segala kepenatan kegiatan akademik. Dalam hal ini, kawasan Universitas Sumatera Utara memiliki ruang terbuka hijau atau taman yang luas untuk dikembangkan menjadi Taman Penyembuhan (TP). Penelitian ini bertujuan untuk menemukan lokasi yang paling tepat untuk dikembangkan sebagai Taman Penyembuhan di Universitas Sumatera Utara dan menemukan karakter serta elemen-elemen untuk Taman Penyembuhan yang selanjutnya menghasilkan konsep desain Taman Penyembuhan. Penelitian dilakukan pada tiga taman di Universitas Sumatera Utara dengan mengumpulkan data primer dan data sekunder. Pengumpulan data primer yaitu melakukan observasi dan dokumentasi terhadap karakter dan elemen Taman Penyembuhan pada tiga taman yang diteliti. Hasil penelitian menunjukkan bahwa taman Perpustakaan Universitas Sumatera Utara merupakan lokasi yang paling tepat untuk dikembangkan sebagai Taman Penyembuhan. Rekomendasi konsep desain yang dibuat adalah karakter taman yang lebih diarahkan ke karakter tenang dan alami, serta pemilihan elemen-elemen Taman Penyembuhan yang sesuai dan mudah didapat.

Kata kunci : karakter TP, elemen TP, taman USU, taman Perpustakaan USU, konsep desain.

ABSTRACT

A garden should give a positive influence on the physiological and psychological conditions for garden’s users. Parks in University of North Sumatera should be someplace like a natural environment so that the academic community can do such activities that blend in with the natural which can give influence healing from all fatigue academic activities. In this case, the region of USU has green open space or large garden to be developed into Healing Garden (HG). This research aim to find the most appropriate location for development a Healing Garden at the North Sumatra University and found the characters and elements of Healing Garden and the next produce the Healing Garden’s design concepts. The research was conducted at three park in North Sumatra University by collecting primary data and secondary data. Primary data collected by observation and documentation of the Healing Garden characters and elements at three park that has been studied. The result indicated that the North Sumatra University’s Library park is the most appropriate location for development as a Healing Garden. The design concept recommendations that has made is more geared the garden character to quite and natural characters, as well as the choise of the Healing Garden’s element that appropriate and obtainable.

(13)

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Taman merupakan bagian dari ruang terbuka yang sangat bermanfaat dalam menciptakan lingkungan alam yang baik untuk manusia. Untuk menjadi lingkungan alam yang baik bagi manusia, taman harus dapat memberi pengaruh positif terhadap kondisi fisiologis dan psikologis pengguna taman. Keberadaan taman seperti itu akan membawa rasa pemulihan dari kondisi psikologis yang negatif.

Taman di Universitas Sumatera Utara adalah salah satu sarana yang harus memberikan fasilitas kepada kalangan civitas akademik yang bekerja dalam ruang lingkup Universitas Sumatera Utara, untuk dapat merasakan manfaat penyembuhan melalui berbaur dengan alam. Tuntutan akademik akan menimbulkan tekanan psikologis. Hal ini dapat diatasi melalui kegiatan berbaur dengan alam yang akan menghantarkan seseorang pada ketenangan mental.

(14)

1.2 Perumusan Masalah

Perumusan masalah yang direncanakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Dimanakah lokasi taman yang paling tepat sebagai Taman Penyembuhan di lingkungan Universitas Sumatera Utara.?

2. Apa karakter dan elemen yang tepat untuk taman penyembuhan di lokasi terpilih.?

3. Bagaimana karakter dan elemen Taman Penyembuhan di lokasi yang terpilih.?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Menemukan lokasi yang paling tepat sebagai Taman Penyembuhan di lingkungan Universitas Sumatera Utara.

2. Menemukan karakter dan elemen untuk Taman Penyembuhan di lokasi yang terpilih.

3. Membuat konsep desain taman penyembuhan.

1.4 Manfaat penelitian

(15)

1.5 Kerangka Berfikir

Kerangka berfikir dalam penelitian ini adalah : LATAR BELAKANG :

• Taman harus dapat memberi pengaruh positif terhadap kondisi fisiologis dan psikologis bagi pengguna taman.

• Taman di Universitas Sumatera Utara harus menjadi fasilitas bagi kalangan civitas akademik untuk dapat merasakan manfaat penyembuhan melalui berbaur dengan alam. • Kawasan Universitas Sumatera Utara memiliki potensi yaitu adanya ruang terbuka hijau

yang luas untuk dikembangkan menjadi Taman Penyembuhan.

TEORI : • Definisi Taman Penyembuhan

• Karakter Dalam Taman Penyembuhan • Elemen Taman Penyembuhan

• Prinsip Desain Taman Penyembuhan

• Taman Penyembuhan di Lingkungan Kampus

RUMUSAN TUJUAN MANFAAT

(16)

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Taman Penyembuhan(Healing Garden)

Taman penyembuhan merupakan sebuah konsep yang sudah lama dikembangkan. Taman Penyembuhan pertama kali muncul di Eropa sekitar abad pertengahan. Pada abad XVII dan XVIII, sebuah pengobatan ilmiah mulai diterapkan pada ruang rumah sakit.

2.1.1 Definisi Taman Penyembuhan (Healing Garden)

(17)

semua taman memiliki efek penyembuhan, mereka harus memiliki karakteristik khusus agar dapat disebut sebagai taman penyembuhan.

2.1.2 Karakter Dalam Taman Penyembuhan (Healing Garden)

Tergantung pada tingkat stres pengunjung, taman harus terdiri dari ruang yang berbeda dengan karakter yang berbeda (Stigdotter and Grahn, 2002) seperti :

1. Tenang, ditandai dengan keadaan yang damai, keheningan dan perawatan. Suara angin, air, burung dan serangga. Tidak ada sampah, tidak ada gulma, tidak ada orang yang mengganggu.

2. Liar, daya tarik seperti dengan alam liar. Tanaman tampak seperti ditaburkan. Lumut pada batuan dan lumut yang tumbuh seperti terjadi secara alami.

3. Kaya jenis, dapat menjadi sebuah ruang yang menawarkan berbagai spesies hewan dan tumbuhan.

4. Ruang, menjadi sebuah ruang yang menawarkan perasaan tenang seperti "memasuki dunia lain" satu kesatuan yang utuh, seperti hutan beech. 5. Alami, ruang dengan keadaan yang hijau, tempat terbuka untuk tinggal

dan menikmati pemandangan.

6. Taman yang menyenangkan, sebuah ruang tertutup, aman dan tempat terpencil, di mana kita dapat bersantai, menjadi diri sendiri, juga bereksperimen dan bermain.

(18)

8. Budaya, Tempat bersejarah yang menawarkan pesona dengan perjalanan waktu.

Dari berbagai penelitian, taman penyembuhan dibedakan menjadi tiga kelompok (Stigsdotter and Grahn, 2002) yaitu:

1. Taman penyembuhan, di mana efek kesehatan, terutama berasal dari pengalaman ruang taman, desain dan isinya.

2. Terapi holtikultura, di mana efek kesehatan terutama berasal dari kegiatan di ruang taman.

3. Kognitif, di mana dampak kesehatan yang berasal dari pengalaman ruang taman, serta dari kegiatan di ruang taman.

Setiap lokasi memiliki keunikan masing-masing seperti masalah iklim mikro, fitur lanskap, vegetasi, dan orientasi matahari yang akan menentukan potensi penggunaan taman dan desain (Tyson, 1998:31).

2.1.3 Elemen Taman Penyembuhan (Healing Garden)

Kunci dari taman penyembuhan adalah untuk menghargai dan merayakan hubungan kita sebagai manusia secara luas dengan alam dan semangatnya, bukan hanya dengan tanaman yang ada di dalamnya. Taman Penyembuhan akan efektif jika mendorong unsur-unsur sebagai berikut (Ulrich, 1999) : pengendalian perasaan, dukungan sosial, gerakan fisik dan olahraga, akses ke alam dan pengaruh positif lainnya.

(19)

Tabel 2.1 Elemen dan Pola Taman Penyembuhan (Barmelgy, 2013)

Dinding taman (sealami mungkin menggunakan tanaman dan bahan alam)

2 Ruang Ruang luar positif (secara fungsional menghubungkan ke rumah atau bangunan)

Hirarki ruang terbuka

Tingkat intimasi ( hirarki ruang, alur cerita , ruang pengenalan)

Titik persinggahan ( menyediakan titik yang menarik di tengah ruang)

Koneksi dengan alam

3 Jalan kecil Archway (menyediakan jalan kecil yang menarik) Tujuan (letak jalan menghubungkan antar ruang) Bentuk jalan

Jalur jalan yang kurang rata di tengah (tengah jalan harus kurang rata untuk persinggahan / ruang atau titik)

4 Area duduk

Sequence (rangkaian) area duduk Koneksi dengan matahari

Kursi taman (tempat, fungsi, bahan, dan tampilan) alcove (daerah tempat duduk kecil)

Tempat duduk melingkar

Penempatan kursi (keuntungan lokasi) Bangku pada pintu depan

5 Alam dan satwa liar

(20)

Tabel 2.1, sambungan

Memperbanyak bunga

Pendukung satwa liar (warna, bahan, dan tanaman) Daerah peneduh (sealami mungkin, pergola atau pohon)

6 Elemen air

penggunaan air (kolam dan kolam renang) Air mancur dan tetesan air

Air terjun

Sebuah jembatan di atas elemen air 7 Pendukung

aktifitas dan kerja

Tempat aktivitas (bekerja, belajar, acara sosial) Duduk dan bekerja di taman

Menurut psikolog lingkungan Roger Ulrich (1999), taman “ harus berisi jumlah yang menonjol dari konten alam nyata seperti tumbuhan hijau, bunga, dan air .” Elemen dalam taman yang sangat penting salah satunya adalah tanaman. Beberapa tanaman yang mempunyai sifat penyambuhan antara lain: Morning Glory (Ipomoea violacea), Aloe vera (Aloe barbadensis Milleer), Bergamot (Monarda), Camomile (Chamaemelum nobile), Echinacea (Echinacea purpurea), Feverfew (Tanecetum parthenium), Lavender (Lavandula), Marigold (Calendula officinalis), Marsh-mallow (Althaea officinalis), Southernwood (Artemisia

abrotanum), Yarrow (Achillea), Lily Of The Valley (Convallaria majalis)

(Gambar 2.1).

(21)

Gambar 2.1, sambungan

Taman dengan menunjukkan kehidupan dengan menggunakan komponen hidup seperti pohon, bunga, semak-semak dapat memberikan rasa aman dan harapan kepada para pengunjung (Stigsdotter & Grahn 2002). “Taman Penyembuhan harus mampu berkomunikasi dengan pengunjung di berbagai tingkatan melalui penglihatan, penciuman, pendengaran dan lain-lain.” (Stigsdotter & Grahn 2003). Desainer harus menawarkan hal yang berbeda untuk membangkitkan indra para pengunjung. Mereka dapat bervariasi seperti mendengarkan air mengalir, menyentuh batu, mencicipi buah atau bunga yang berbau (Stigsdotter & Grahn 2003).

2.1.4 Prinsip Desain Taman Penyembuhan (Healing Garden)

(22)

menjadi sebuah lingkungan yang dapat memulihkan, pengaturan alam harus memenuhi persyaratan (Kaplan, 1995) yaitu: terjangkau, luas, daya tarik, dan kompatibilitas.

Sebuah pedoman desain Taman Penyembuhan dikemukakan oleh vapaa (2002) diantaranya:

1. Taman harus merangsang indera pengguna: penglihatan, bau, rasa, sentuhan, pendengaran.

2. Taman harus mudah untuk dipahami dan mengarahkan.

3. Taman harus menawarkan perbedaan yang memberikan bantuan dari stres lingkungan.

4. Kalau perlu mempertimbangkan mobilitas dalam dan di sekitar taman untuk kemudahan penggunaan oleh klien.

5. Memungkinkan taman dapat terbuka dan mengundang pengunjung.

6. Mendorong satwa liar (burung, kupu-kupu, hewan kecil, dan lain-lain) di taman.

7. Memperkuat siklus hidup melalui tanaman yang memberikan perubahan musim.

8. Meningkatkan refleksi dan kesadaran diri di taman, memberikan rasa lega bagi pengguna taman.

9. Mempertimbangkan karakter khusus taman penyembuhan.

(23)

seperti semua taman publik dan taman, harus berusaha untuk dapat diakses oleh semua orang. Ivarsson (2011) menyebutkan bahwa Taman Penyembuhan juga harus memberikan rasa aman dan keselamatan. Dengan dipagari dan menjadi aman, mereka bisa menawarkan ketenangan psikologis dan ruang untuk relaksasi. Dalam merancang taman penyembuhan sebagai taman terapi beberapa pedoman telah dikemukakan oleh Clare Cooper Marcus dan Marni Barnes (1995), beberapa pedoman tersebut adalah:

1. Subur, penanaman tanaman berwarna-warni harus digunakan secara bervariasi dan menarik untuk memperkuat citra taman.

2. Penggunaan tanaman berbunga atas banyak musim untuk menandai musim akan membantu memberikan rasa irama akan siklus sepanjang tahun. 3. Gunakan pohon dengan dedaunan yang dapat bergerak dengan mudah dan

menciptakan kebisingan bahkan dengan sedikit angin.

4. Gunakan tanaman, pemanggil burung, pengumpan untuk menarik burung dan kupu-kupu. Hindari tanaman yang menarik sejumlah lebah besar untuk alasan keamanan.

5. Memanfaatkan berbagai harmonis tekstur tanaman, bentuk dan warna. 6. Memanfaatkan air jika mungkin. Pergerakan air sangat menenangkan

dalam memberikan efek suara serta pandangan.

(24)

8. Menyediakan jalur berkelok-kelok yang mana memungkinkan orang untuk ingin berjalan-jalan dan mengamati benda-benda di taman. Menyediakan berbagai pemandangan, tingkat warna dan tekstur tanaman.

9. Memberikan pencahayaan malam hari sehingga taman dapat dimanfaatkan setelah gelap.

10. Menyediakan banyak tempat duduk di taman.

11. Tempatkan beberapa tempat duduk di pintu masuk taman bagi mereka dengan waktu yang terbatas (seperti staf pada istirahat sejenak). Tempat duduk harus kokoh, memiliki punggung dan lengan, dan akan menyenangkan untuk disentuh. Hati-hati dari warna yang dapat menjadi panas di bawah sinar matahari.

12. Menyediakan area teduh bagi mereka yang sensitif terhadap sinar matahari, serta untuk berteduh dari panas, hari cerah.

13. Manfaatkan pandangan alam dari site.

14. Sediakan satu atau dua fitur yang mengesankan sehingga orang dapat mengingat taman.

2.2 Taman Penyembuhan (Healing Garden) di Lingkungan Kampus

(25)

(Almhafdy, et al, 2013). Siswa memasuki pendidikan profesional akan menghadapi banyak tantangan yang belum pernah mereka hadapi sebelumnya (Rajasekar, 2013). Seperti yang diamati oleh Bigham (Rajasekar, 2013), bahwa tahun kuliah telah dianggap sebagai salah satu periode yang paling membuat stres dalam kehidupan seseorang. Faktor-faktor yang mempengaruhi stres bagi kalangan akademis (Rajasekar, 2013) diantaranya : stres lingkungan, stres akademik, stres keuangan, stres fisik, stres psikologis.

Sejalan dengan keadaan psikologis di kalangan akademis tersebut, bukti dari beberapa studi menunjukkan tentang adanya efek psikologis dan fisiologis positif dari pengaturan alam (Kaplan, 1995). Sesuai dengan temuan dari beberapa studi tentang kelompok non pasien seperti mahasiswa, menunjukkan bahwa hanya dengan melihat alam dalam kegiatan sehari-hari adalah cara yang berpengaruh secara signifikan dan lebih efektif dalam mempromosikan kegiatan pemulihan dari stres, dibandingkan dengan melakukan aktifitas yang kurang berhubungan dengan alam (Ulrich, 1999). Pengalaman dalam lingkungan alam tidak hanya dapat membantu mengurangi stres, tetapi juga dapat mencegahnya melalui pertolongan pemulihan dari sumber daya penting ini (kaplan, 1995).

2.2.1 Studi Banding Taman Penyembuhan (Healing Garden)

A. The University of Hong Kong (HKU)

(26)

1. Meningkatkan koneksi visual dari taman penyembuhan dan sekitarnya 2. Menggabungkan dua atau tiga halaman menjadi satu halaman (Gambar 2.

2).

Gambar 2.2. Penggabungan taman di HKU (Sumber:http://www.sc ribd.com /doc

/64379837/Introducing-healing-gardens-into-a-compact-university-campus)

3. Merancang dua halaman yaitu taman meditasi dan taman pertunjukan. Meditasi garden: dikelilingi oleh perpustakaan dan ruang membaca dengan tema ketenangan (Gambar 2.3), terdiri dari beberapa subruang tertutup, zona penyangga hijau harus dirancang untuk privasi yang lebih baik yaitu dikelilingi oleh perpustakaan ruang baca dengan akses ke taman (Gambar 2.4), fitur air tenang dan dipenuhi vegetasi (Gambar 2.5). Taman pertunjukan : dekat dengan lobi kompleks yang diusulkan untuk memainkan peran yang lebih umum, kurang hijau dan menggunakan paving yang lebih keras.

(27)

Gambar 2.4. Zona hijau dan akses perpustakaan ke taman (Sumber: https:// www .flickr.com/photos/46986233@N05/4309865595)

Gambar 2.5. fitur air tenang pada taman penyembuhan HKU (Sumber:

4. Memilih tanaman yang tepat. Keseimbangan estetika, ekologi dan pertimbangan kesehatan (Gambar 2.6)

Gambar 2.6. Elemen vegetasi taman penyembuhan HKU (Sumber:

(28)

B. Temple University

Taman penyembuhan berada pada kampus Ambler, Temple University. Taman penyembuhan ini dirancang oleh dosen dan mahasiswa di Departemen Arsitektur Lansekap dan Hortikultura (LA-HORT) (Gambar 2.7) .

Gambar 2.7. Konsep desain dan pengerjaan rancangan taman penyembuhan di kampus Ambler Temple University (Sumber: https:// www. temple. edu/ambler/csc/tvssi/BMPSurvey/ambler_ healing_ garden.htm)

Daerah pada taman memiliki dua jenis lansekap yang berbeda yaitu:

1. Taman liar: yang mencakup tepi hutan berbunga, padang rumput dan taman hujan.

a) Area tepi hutan: daerah tepi hutan yang ada di Temple University, daerah ini dibatasi oleh tanaman bunga.

(29)

Gambar 2.8. Daerah padang rumput yang mengelilingi labirin (Sumber: http://w ww.temple.edu/ambler/la-hort/research/research-hurley-kurtz .htm)

c) Taman hujan: berfungsi sebagai pengolahan air hujan untuk menampung air hujan dari atap Dixon Hall. Teknik manajemen air hujan yang komprehensif dalam Taman Penyembuhan yang bertujuan untuk menangkap dan infiltrasi limpahan air hujan, ditampilkan dengan desain yang estetis yaitu menggunakan batu dan tanaman. Tanaman berkayu di taman hujan termasuk Summersweet, Virginia Sweetspire, dan Blueberry.

2. Labirin: bebentuk melingkar (Gambar 2.9) dengan Thymes yang berbau harum.

(30)

C. Dr, Rockford University

Taman penyembuhan terdapat di Rosecrance Griffin Williamson Campus, Dr, Rockford University, United State, yang merupakan fasilitas gedung untuk perawatan remaja karena penyalahgunaan obat. Pemandangan dari setiap sisi ruang tinggal didominasi oleh panorama taman penyembuhan yang merupakan air terjun dengan batu yang alami (Gambar 2.10), batu-batu besar dan kolam dengan ikan bluegill dan koi berwarna-warni yang menyilaukan (Gambar 2.11). Maple dan pinus besar pohon dekat air terjun yang tenang dan memberi bayangan pada lanskap. Taman ini terletak dengan latar belakang hutan yang megah, yang meminjamkan kekuatan dan menawarkan tempat yang aman.

Gambar 2.10. Air terjun dengan batu yang alami dan latar belakang hutan (Sumber: http:// www. addictionpro.com/article/rosecrance-serenity-garden)

Gambar 2.11. Kolam besar pada taman penyembuhan (Sumber:http://www.

(31)

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

(32)

terdapat di lingkungan Universitas Sumatera Utara menjadi sebuah taman penyembuhan.

3.2 Variabel Penelitian

Variabel penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini didapat dari analisa teori-teori tentang elemen dan karakter taman penyembuhan pada literatur yang telah di cantumkan pada BAB II, yang kemudian mengambil kesimpulan atau inti dari teori sebagai variable (Tabel 3.1).

Tabel 3.1 Analisa teori untuk menetapkan variabel Penulis/Judul/Tahun Teori/Pembaha

san Variabel

Ulrika A. Stigsdotter and Patrick Grahn/ What Makes a Garden a Healing Garden? /

Martha M. Tyson/ The Healing Landscape: Therapeutic Outdoor Environments / 1998

(33)

Roger S. Ulrich/ Effects of sosial, gerakan fisik dan olahraga, akses ke alam

sustainable tool for promoting, measuring, guiding, and certifying HG design/2013

1.Elemen

Alam dan satwa liar Elemen air

Pendukung aktifitas dan kerja

Ulrika A. Stigsdotter and Patrik Grahn /Experiencing a garden-a healing garden for people

Berdasarkan tabel di atas, variabel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah:

Karakter : tenang, liar, kaya jenis, ruang, alami, menyenangkan, gembira, budaya. Elemen : gerbang dan pagar, jalan kecil, area duduk, alam dan satwa liar, elemen

(34)

3.3 Sampel

Taman di Universitas Sumatera Utara merupakan unsur penbentuk lansekap ataupun ruang terbuka hijau yang berada pada bangunan gedung kampus maupun gedung lainnya. Pengambilan sampel ditentukan menjadi 3 lokasi yaitu taman di lingkungan gedung Biro Rektorat Universitas Sumatera Utara, taman Perpustakaan Universitas Sumatera Utara, dan taman pada Fakultas Pertanian. Tiga taman tersebut dipilih berdasarkan beberapa kriteria. Kriteria yang ditentukan sebagai pertimbangan dalam menentukan sampel penelitian adalah sebagai berikut:

1. Taman dan ruang terbuka pada lingkungan gedung harus luas. Hal ini berhubungan dengan potensi ruang terbuka untuk dijadikan sebagai taman penyembuhan yang dapat menampung sebagian besar kalangan civitas akademis di Universitas Sumatera Utara.

2. Taman atau ruang terbuka pada lingkungan gedung sudah mempunyai beberapa elemen taman yaitu elemen air, pohon besar dan tanaman lainnya. Penentuan diambil karena kriteria elemen tersebut merupakan elemen yang sangat penting untuk taman, dan tidak semua taman di lingkungan Universitas Sumatera Utara memiliki pot ensi tersebut.

3.4 Metode Pengumpulan Data

(35)

tentang kondisi eksisting taman di Universitas Sumatera utara. Data sekunder merupakan data yang didapat dari studi literatur. Dalam penelitian ini metode yang akan digunakan dalam kegiatan pengumpulan data yaitu:

3.4.1 Observasi

Kegiatan observasi dilakukan melalui pengamatan langsung pada daerah penelitian yaitu pengamatan secara mendalam pada taman di daerah penelitian sebagai kegiatan untuk mengamati karakter taman, jenis elemen taman yang sudah ada serta data mengenai akses kedalam taman oleh pengguna dari gedung-gedung yang ada di Universitas Sumatera Utara.

3.4.2 Dokumentasi

Data mengenai keadaan fisik taman akan dikumpulkan melalui metode dokumentasi. Metode ini bertujuan untuk memperoleh keterangan tentang keadaan fisik taman dalam bentuk gambar. Metode ini dilakukan sejalan dengan metode observasi.

3.4.3 Studi Literatur

(36)

tersebut bertujuan untuk membuat konsep taman sebagai taman penyembuhan di Universitas Sumatera Utara.

3.5 Kawasan Penelitian

Kawasan penelitian adalah lingkungan Universitas Sumatera Utara. Sebagai sampel penelitian, taman yang akan diteliti ada tiga. yaitu taman pada gedung Biro Rektorat Universitas Sumatera Utara, taman Perpustakaan Universitas Sumatera Utara, dan taman pada Fakultas Pertanian.

Gambar 3.1 Peta Universitas Sumatera Utara dan titik lokasi penelitian Biro Rektorat Universitas Sumatera Utara

(37)

3.6 Metoda Analisa Data

Analisa data di dilakukan untuk mengolah dan mengembangkan data primer dan data sekunder. Metode yang digunakan untuk menganalisa data adalah:

3.6.1 Perbandingan Data

Taman di lingkungan Biro Rektorat Universitas Sumatera Utara, taman Perpustakaan Universitas Sumatera Utara, dan taman Fakultas Pertanian akan dibandingkan berdasarkan variabel karakter dan elemen taman penyembuhan. Perbandingan data disajikan dalam tabel. Dari perbandingan ini akan di dapatkan lokasi taman yang paling tepat untuk dikembangkan sebagai taman penyembuhan di Universitas Sumatera Utara.

3.6.2 Interpretasi Data

(38)
(39)

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Perkembangan Taman Universitas Sumatera Utara (USU)

Universitas Sumatera Utara (Gambar 4.1) adalah universitas yang berdiri pada tanggal 4 Juni 1952. Universitas Sumatera Utara merupakan salah satu Universitas yang mempunyai Ruang Terbuka Hijau yang cukup luas dengan jenis pohon sekitar 68 jenis spesies (Irwansyah dkk, 2013). Vegetasi di kawasan kampus Universitas Sumatera Utara secara umum tidak memiliki pola tertentu. Jenis-jenis pohon yang ada di Universitas Sumatera Utara, tumbuh secara menyebar pada taman-taman di area kampus. Perubahan tata lingkungan kampus yang ada saat ini merupakan bagian dari program USU ASRI 2012-2015 yang salah satunya adalah program pembenahan hutan kampus dan pembenahan arsitektural serta lansekap kampus termasuk pembangunan taman yang lebih representatif.

(40)

4.2 Lokasi Taman Penyembuhan (Healing Garden)

Taman Penyembuhan yang akan dibuat di Universitas Sumatera Utara merupakan pengembangan dari taman yang ada di Universitas Sumatera Utara. Penetapan lokasi Taman Penyembuhan di Universitas Sumatera Utara ditentukan setelah melakukan perbandingan terhadap potensi-potensi pada taman Biro Rektorat Universitas Sumatera Utara, taman Perpustakaan Universitas Sumatera Utara, dan taman pada Fakultas Pertanian, yang merupakan sampel penelitian.

4.2.1. Pemilihan Lokasi Taman Penyembuhan USU

Sesuai dengan pemilihan berdasarkan kriteria sampel yang ada pada bab metodologi, ditetapkan tiga taman sebagai sampel penelitian. Sampel penelitian yang di tetapkan adalah taman Biro Rektorat Universitas Sumatera Utara, taman Perpustakaan Universitas Sumatera Utara, dan taman Fakultas Pertanian.

(41)

Gambar 4.2 Taman Biro Rektorat USU

Gambar 4.3 Taman Perpustakaan USU

Gambar 4.4 Taman Fakultas Pertanian USU

(42)

sifat-sifat yang memungkinkan untuk membentuk suatu karakter yang ada dalam sebuah Taman Penyembuhan.

Tabel 4.1. Perbandingan Karakter Taman USU

No Variabel Penjelasan A B C

1 Tenang

Keadaan yang damai dan hening (dapat mendengar suara angin, air, burung, serangga, dan tidak ada sampah)

2 Liar

Daya tarik seperti dengan alam liar. Tanaman tampak tumbuh secara alami

3 Kaya jenis

Ruang yang menawarkan berbagai spesies hewan dan tumbuhan

4 Alami

Ruang dengan keadaan yang hijau, tempat terbuka untuk menikmati pemandangan

5

Menyenang kan

Sebuah ruang untuk bersantai, menjadi diri sendiri, juga bereksperimen dan bermain.

6 Gembira

Tempat untuk mengadakan acara pertemuan (pesta)

7 Budaya

Tempat bersejarah yang menawarkan pesona dengan perjalanan waktu

jumlah 4 4 4

(43)

Elemen Taman Penyembuhan yang ditetapkan berdasarkan kajian pustaka selanjutnya dikembangkan menjadi pola-pola desain Taman Penyembuhan. Pola-pola desain Taman Penyembuhan digunakan untuk menemukan perbandingan elemen-elemen Taman Penyembuhan pada sampel penelitian (Tabel 4.2). Pola-pola tersebut juga akan di gunakan untuk dikembangkan menjadi konsep elemen-elemen taman yang terpilih sebagai Taman Penyembuhan.

Tabel 4.2. Perbandingan Elemen Taman USU

No Variabel Pola Desain A B C

Dinding taman (sealami mungkin menggunakan tanaman dan bahan alam)

2

Ruang

Ruang luar positif (secara fungsional menghubungkan ke bangunan)

Hirarki ruang terbuka

Tingkat intimasi ( hirarki ruang, alur cerita, ruang pengenalan)

Titik persinggahan ( menyediakan titik yang menarik di tengah ruang)

3

Jalan kecil

Archway (jalan kecil yang menarik)

(44)

Tabel 4.2, sambungan

4

Area duduk

Sequence (rangkaian) area duduk

Kursi taman (tempat, fungsi, bahan, dan tampilan)

alcove (daerah tempat duduk kecil)

Tempat duduk melingkar

Bangku pada pintu depan

5

Alam dan satwa liar

Letak pohon (membuat sealami mungkin)

Tanaman buah

Terdapat banyak bunga

Pendukung satwa liar (warna, bahan, dan tanaman)

Daerah peneduh (sealami mungkin, pergola atau pohon)

Sebuah jembatan di atas elemen air

7

Pendukung aktifitas dan

kerja

Tempat aktivitas (bekerja, belajar, acara sosial)

Duduk dan bekerja di taman

(45)

Perbandingan karakter dan elemen Taman Penyembuhan yang dilakukan pada taman Biro Rektorat Universitas Sumatera Utara, taman Perpustakaan Universitas Sumatera Utara, dan taman pada Fakultas Pertanian menunjukkan bahwa, ketiga taman mempunyai jumlah perbandingan karakter yang sama. Taman Perpustakaan Universitas Sumatera Utara dan taman pada Fakultas Pertanian memiliki sifat yang mendukung karakter tenang, liar, kaya jenis, dan alami. Taman Biro Rektorat Universitas Sumatera Utara mempunyai sifat yang mendukung karakter liar, kaya jenis, alami, dan menyenangkan. Taman yang memenuhi pola desain elemen Taman Penyembuhan dengan jumlah paling banyak adalah taman Perpustakaan Universitas Sumatera Utara. Taman Perpustakaan Universitas Sumatera Utara memenuhi 11 pola desain elemen dari 25 pola desain elemen yang ada dalam Taman Penyembuhan. Hasil lainnya menunjukkan bahwa taman Biro Rektorat Universitas Sumatera Utara memenuhi 7 pola desain elemen, sedangkan taman pada Fakultas Pertanian hanya memenuhi 4 pola desain elemen Taman Penyembuhan.

(46)

Gambar 4.5. Site Plan Taman Perpustakaan USU (Sumber: Data primer diolah)

(47)

4.3 Analisa Dan Konsep Taman Perpustakaan USU Sebagai Taman

Penyembuhan

Konsep Taman Penyembuhan adalah upaya untuk membuat usulan pengembangan elemen-elemen taman Perpustakaan Universitas Sumatera Utara untuk menjadi Taman Penyembuhan. Konsep yang direncanakan untuk taman Perpustakaan Universitas Sumatera Utara adalah konsep taman yang tenang dan alami. Dengan mengangkat konsep taman yang tenang dan alami, Taman Penyembuhan diarahkan untuk menjadi lingkungan alam yang alami untuk dapat menenangkan psikologis seseorang.

4.3.1 Karakter

(48)

a. Tenang

Taman yang ada di Perpustakaan Universitas Sumatera Utara saat ini berfungsi sebagai penghijauan lingkungan gedung perpustakaan. Sebagai sarana penghijauan, taman Perpustakaan Universitas Sumatera Utara lebih didominasi oleh pohon yang berdaun rimbun. Area taman dengan pohon-pohon yang rimbun sangat baik untuk membuat area menjadi teduh. Suatu area dengan keadaan yang teduh dapat mendukung untuk menciptakan karakter tenang dalam taman (Gambar 4.).

Gambar 4.. Area teduh yang menciptakan karakter tenang pada taman Perpustakaan USU (Sumber: Data primer diolah)

(49)

b. Kaya Jenis

(50)

Gambar 4.7 Karakter kaya jenis pada taman Perpustakaan USU (Sumber: Data primer diolah)

c. Alami

Sesuai dengan adanya beragam jenis tumbuhan dengan pohon-pohon rindang, taman Perpustakaan Universitas Sumatera Utara menjadi tempat alami dengan keadaan yang hijau yang dapat menjadi tempat terbuka untuk menikmati pemandangan. Pemandangan hijau yang ada pada taman dapat memberikan kesan atau karakter yang alami pada taman (Gambar 4.8). Kegiatan dalam taman dengan ruang yang alami akan mengantarkan seseorang untuk mendapatkan ketenangan mental.

Area capung yang berterbangan di sekitar kolam

(51)

Gambar 4.8. Karakter alami dalam taman (Sumber: Data primer diolah)

d. Liar

Taman Penyembuhan akan menjadi suatu tempat yang dapat menenangkan seseorang dengan menawarkan hubungan dengan alam. Penciptaan daya tarik taman seperti dengan alam liar merupakan suatu langkah untuk memberikan ketenangan kepada pengguna taman. Karakter liar dalam Taman Penyembuhan dapat diwujudkan dengan membuat tanaman yang tampak tumbuh secara alami.

Secara umum, tanaman pada taman Perpustakaan Universitas Sumatera Utara tumbuh secara menyebar. Paduan beragam jenis tumbuhan yang tampak tumbuh secara alami membuat taman Perpustakaan Universitas Sumatera Utara mempunyai daya tarik seperti alam liar (Gambar 4.9). Hal itu dapat juga mendukung daerah disekitarkanya untuk dikembangkan menjadi ruang dengan karakter liar.

(52)

Gambar 4.9 Karakter liar dalam taman Perpustakaan USU (Sumber: Data primer diolah)

4.3.2 Elemen

Konsep elemen Taman Penyembuhan adalah langkah untuk menerapkan dan mengembangkan elemen-elemen taman pada ruang-ruang taman. Elemen- elemen yang dipilih untuk taman Perpustakaan Universitas Sumatera Utara merupakan elemen yang mudah didapat atau yang tersedia di Indonesia. Penerapan elemen taman juga bertujuan untuk memperkuat konsep karakter ruang dalam taman.

(53)

a. Gerbang, pagar dan dinding

Sebuah Taman Penyembuhan harus mempunyai jalur yang mudah dipahami dan mengarahkan pengguna taman untuk melakukan kegiatan dalam taman. Gerbang dan pagar dapat menjadi sarana untuk memperjelas jalur masuk menuju taman maupun bangunan. Selain itu gerbang dan pagar taman juga berguna untuk membuat penampilan taman menjadi lebih indah.

(54)

Gambar 4.10 Gerbang masuk utama menuju bangunan Perpustakaan USU (Sumber: Data primer diolah)

Pada taman Perpustakaan Universitas Sumatera Utara secara umum, jalur yang menghubungkan ke taman belum banyak keberadaannya. Hal ini menyebabkan interaksi antara pengunjung dan taman tidak tercipta. Taman hanya menjadi suatu tempat sebagai hiasan dan tidak digunakan untuk mengarahkan pengguna taman untuk melakukan suatu kegiatan dalam taman. Selain tidak adanya jalur penghubung ke taman, jalur yang tidak jelas juga menjadi permasalahan yang ada pada taman Perpustakaan Universitas Sumatera Utara (Gambar 4.11). Jalur jalan yang tidak jelas ditunjukkan dengan jalan yang memiliki bentuk bercabang-cabang sehingga menyebabkan jalur yang tidak terarah. Selain itu terdapat jalur pejalan kaki yang juga digunakan untuk jalur motor yang menuju parkir.

Gerbang di kiri bangunan perpustakaan

(55)

Gambar 4.11 Tidak adanya jalur penghubung ke dalam taman dan jalur masuk yang tidak jelas (Sumber: Data primer diolah)

Ketidakjelasan jalur jalan yang membuat taman Perpustakaan Universitas Sumatera menjadi tidak terarah dapat diatasi dengan membuat sebuah jalur baru. Jalur jalan baru dibuat dengan lebar 1.5m. Jalur jalan yang tidak jelas akan dibongkar. Jalur baru dibuat untuk menghubungkan jalur pejalan kaki dari jalan umum dan jalur yang menghubungkan ke parkir motor (Gambar 4.12).

Tidak adanya jalur penghubung ke taman

Jalur masuk yang tidak jelas

Jalur masuk yang tidak jelas

Jalur masuk menuju parkir motor yang melewati area taman. PARKIR

(56)

Gambar 4.12 Jalur baru pada taman (Sumber: Data primer diolah)

Untuk menyelesaikan masalah-masalah tersebut, maka pada taman akan dibuat gerbang, dan pagar taman. Gerbang akan dibuat dengan menggunakan bahan kayu yang membentuk persegi panjang dengan sisi atas melengkung. Bahan kayu digunakan untuk menciptakan kesan alami pada gerbang taman, sedangkan bentuk melengkung bertujuan untuk membuat kesan gerbang terlihat lebih dinamis. Gerbang juga akan ditanami tanaman merambat bunga kalimatis (clementis) yang mempunyai warna keunguan yang sangat indah. Bunga ini merupakan bunga yang memiliki bau yang harum, dan tidak cepat layu serta memiliki pertumbuhan yang cepat sehingga cocok ditanam pada gerbang taman. Gerbang taman diletakkan pada jalur-jalur masuk yang menghubungkan ke ruang taman, agar pengunjung

jalur baru Keterangan

(57)

dapat merasakan pengalaman menarik ketika memasuki taman (Gambar 4.13).

Gambar 4.13 Gerbang menuju kedalam ruang taman (Sumber: Data primer diolah)

Selain gerbang taman, adanya pagar taman berfungsi untuk membatasi taman dengan area luar, dan pagar berguna untuk menciptakan pengelompokan-pengelompokan ruang sekaligus untuk membentuk batas-batas jalur jalan. Sebagai pembatas jalur jalan, dapat menggunakan tanaman bunga laba-laba (cleome

hassleriana). Bunga laba-laba merupakan jenis tanaman pengarah jalan yang

mempunyai warna yang indah serta daun berukuran kecil dan rimbun, sehingga dapat menambah kesan semarak pada jalur jalan. Tanaman pengarah jalan ini ditanam di sepanjang jalur jalan yang berbatasan dengan taman. Pada taman juga akan dibuat pagar sebagai pembatas ruang taman dengan area luar. Hal ini

Gerbang taman

(58)

bertujuan agar pengunjung umum yang ingin masuk ke taman, dapat diarahkan untuk masuk melalui jalur-jalur utama. Pembatas ini memakai tanaman malphigia. Jenis tanaman pembatas ini memiliki batang yang kokoh sehingga bagus untuk menjadi tanaman pagar yang membatasi taman dengan area luar. Tanaman malphigia akan dibuat pada sisi taman yang berbatasan dengan area luar taman untuk menciptakan batasan dan pengelompokan ruang taman. Untuk melihat penempatan gerbang, dan pagar taman dapat dilihat pada Gambar 4.14.

Gambar 4.14 Penempatan tanaman pagar pada taman Perpustakaan USU (Sumber: Data primer diolah)

b. Ruang

Dalam pola desain Taman Penyembuhan, ruang luar positif yang secara fungsional menghubungkan kebangunan adalah suatu yang penting untuk menciptakan hubungan saling keterkaitan antara taman dan bangunan.

Bunga laba-laba

(59)

Perpustakaan Universitas Sumatera telah menunjukkan adanya ruang luar positif tersebut yaitu dengan adanya suatu ruang taman yang dimasuki pengunjung ketika akan memasuki bangunan perpustakaan. Area ruang luar positif yang ada pada taman perpustakaan Universitas Sumatera Utara menggunakan perkerasan. Tetapi suasana pada ruang luar positif kurang elemen-elemen taman seperti bunga. Hal ini menyebabkan keadaan yang kurang menarik. Sebagai pemecahan masalah tersebut, penggunaan perkerasan akan dipertahankan agar ruang ini dapat menjadi ruang persinggahan yang mempunyai lantai kokoh untuk dipijak pengguna taman. Perkerasan untuk ruang luar positif pada taman perpustakaan Universitas Sumatera Utara akan diganti dengan jenis perkerasan grass block agar terlihat lebih alami (Gambar 4.15). Grass block juga merupakan jenis perkerasan yang baik untuk menyerap air, sehingga akan mengurangi air yang tergenang pada saat hujan.

Gambar 4.15 Ruang luar positif dan grass block pada taman (Sumber: Data primer diolah)

Area ruang luar positif

(60)

Selain menggunakan jenis perkerasan grass block, pada ruang luar positif juga akan diberi tanaman bunga pancawarna (Hydrangea Macrophylla). Bunga ini merupakan bunga yang sangat menarik karena mempunyai warna yang dapat berubah apabila dilakukan pengaturan pH tanah. Tanah yang bersifat asam dapat menghasilkan bunga berwarna biru, sedangkan tanah dengan pH normal akan menghasilkan bunga berwarna putih krem. Untuk dapat menjadi tempat persinggahan, ruang luar positif akan diberi bangku taman. Pemilihan jenis bangku disamakan dengan yang sudah ada pada taman Perpustakaan Universitas Sumatera Utara yaitu bangku yang menggunakan material beton. Material beton sangat kokoh serta tahan terhadap cuaca. Untuk membuat bangku lebih menarik, paduan bangku dengan penyangga besi yang dibentuk seperti akar dapat digunakan untuk membuat bangku tetap terlihat alami. Letak bunga pancawarna dan bangku taman pada ruang luar positif dapat dilihat pada Gambar 4.16. ruang ini juga akan ditanami pohon sebagai peneduh.

Gambar 4.16 Area ruang luar positif serta tanaman bunga pancawarna dan bangku taman (Sumber: Data primer diolah)

Bunga pancawarna

(61)

Menyediakan titik yang menarik di tengah taman juga sangat penting. Salah satu titik yang menarik untuk sebuah taman dapat diciptakan dengan membuat sebuah area yang dibentuk dengan tanaman bunga berwarna-warni. Tanaman yang dapat digunakan adalah tanaman penutup tanah yaitu bunga-bunga kecil berwarna warni seperti bunga widelia, sutra bombay, dan bunga blue eyes. Bunga widelia, sutra bombay, dan bunga blue eyes dipilih karena mempunyai beberapa kelebihan (Tabel 4.3).

Tabel 4.3 Kelebihan bunga widelia, sutra bombay, dan bunga blue eyes

Nama Bunga Kelebihan

Widelia Memperbaiki sifat fisik dan hara tanah

Sutra Bombay

Berbunga sepanjang musim Perawatannya mudah

Bunga Blue Eyes Berbunga banyak pada daerah panas

(62)

kesan ruang taman yang alami dengan keadaan yang hijau. Selain itu rumput kochia adalah jenis tanaman rendah, sehingga akan memberikan kesan gradasi tinggi tanaman dalam taman.

Gambar 4.17 Titik-titik menarik dalam ruang taman (Sumber: Data primer diolah)

c. Jalan kecil

Pada taman di Perpustakaan Universitas Sumatera Utara, tidak ada jalan-jalan kecil yang menarik dalam ruang taman. Jalan kecil dalam agar pengguna taman dapat berjalan-jalan dan mengamati benda-benda yang terdapat di taman. Jalur kecil dibuat berkelok-kelok agar memberikan kesan yang menarik. Oleh

Bunga lavender

Bunga widelia, sutra bombay, dan bunga blue eyes.

(63)

kareana itu jalan kecil akan dibuat pada taman Perpustakaan Universitas Sumatera Utara. Lebar jalur kecil akan dibuat 1m. Untuk membuat jalan-jalan kecil dalam taman, dapat menggunakan material batu bata. Material batu bata dapat menjadikan jalan terlihat menarik. Selain murah dan mudah didapat, material batu bata memiliki kelebihan dapat menyerap air, sehingga jalan tidak licin ketika terkena air hujan. Khusus untuk taman yang berkarakter alami, jalan kecil akan dibuat dengan menggunakan material batu lempeng yang disusun tidak menyatu antara batu yang satu dengan yang lainnya. Jalan yang menggunakan material batu lempeng serta susunan batu yang tidak menyatu akan membuat jalan terlihat menyatu dengan rumput sehingga memberikan kesan yang alami pada jalan kecil taman. Jalan-jalan kecil berkelok pada taman dibuat dengan bentuk yang dapat menjangkau seluruh area ruang taman (Gambar 4.18).

Gambar 4.18 Jalan kecil berkelok-kelok dalam ruang taman (Sumber: Data primer diolah)

Jalan dengan material batu lempeng

(64)

d. Area duduk

Rangkaian area duduk pada taman Perpustakaan Universitas Sumatera cenderung ditempatkan di bagian tepi taman yang merupakan bagian tepi dengan jalur-jalur jalan. Rangkaian area duduk seperti hal tersebut menunjukkan bahwa pengunjung perpustakaan ataupun pengguna taman tidak diberi akses dan tidak diarahkan untuk melakukan kegiatan seperti duduk-duduk di dalam taman. Area duduk dengan kriteria seperti itu cenderung lebih digunakan sebagai tempat persinggahan. Pada taman Perpustakaan Universitas Sumatera juga terdapat tempat duduk melingkar yang berdekatan dengan kolam di depan bangunan perpustakaan. Bentuk lingkaran tempat duduk dibuat dari beton dan mengelilingi batang sebuah pohon Tanjung. Bangku dan tempat duduk pada taman Perpustakaan Universitas Sumatera Utara menggunakan material beton (Gambar 4.19). Tempat duduk melingkar yang ada pada taman Perpustakaan Universitas

Gambar 4.19 Bangku dan tempat duduk melingkar pada taman Perpustakaan USU (Sumber: Data primer diolah)

Tempat duduk melingkar

(65)

Sumatera Utara tersebut sudah merupakan sesuatu yang menarik. Tetapi penggunakan material kayu dan memberi sandaran pada tempat duduk dapat membuat tampilan tempat duduk menjadi lebih menarik dan alami sehingga memberi kesan yang tampak menyatu dengan pohon. Bahan kayu waruh dapat dipilih untuk membuat tempat duduk yang tahan terhadap cuaca. Selain tempat duduk melingkar, tempat duduk melingkar yang berbentuk setengah lingkaran juga akan dibuat pada beberapa titik ruang taman. Titik ruang taman yang dipilih adalah area taman yang berada di dekat kolam. Area ini menjadi area menyenangkan yang dapat digunakan pengguna taman untuk duduk-duduk sambil menikmati pemandangan kolam. Oleh karena itu tempat duduk diletakkan dengan berorientasi pada kolam. Tempat duduk melingkar dibuat dengan penyangga terbuat dari beton, sedangkan dudukan dapat menggunakan kayu (Gambar 4.20). Dengan material tersebut, tempat duduk akan kokoh dan tetap terlihat alami.

(66)

Kursi taman merupakan salah satu elemen yang sangat penting. Tetapi pada taman Perpustakaan Universitas Sumatera Utara, belum menyediakan kursi taman. Kursi taman harus di sesuaikan baik tempat, fungsi, bahan, dan tampilan. Kursi taman yang baik digunakan untuk taman adalah kursi yang menggunakan sandaran punggung dan lengan. Kursi jenis tersebut mendukung seseorang untuk dapat bersantai dan beristirahat dalam taman. Kursi yang dipilih untuk taman Perpustakaan Universitas Sumatera Utara adalah kursi dengan material stainless steel atau besi karena lebih kokoh serta tahan terhadap air hujan dan cuaca.

Penempatan kursi taman diletakkan dalam ruang taman yang berkarakter tenang dan kaya jenis. Pada ruang ini pengguna taman lebih didukung untuk bersantai dan beristirahat di dalam taman dengan tenang. Tetapi pada ruang taman dengan karakter alami, akan dipilih kursi dengan material kayu namun menggunakan penyangga besi. Hal ini bertujuan untuk tetap mendukung karakter alami pada ruang taman. Jenis kayu yang digunakan untuk kursi adalah kayu jati. Kursi dengan bahan kayu jati cukup tahan terhadap sengatan matahari dan hujan.

(67)

kaya jenis dan liar. Area kursi taman pada ruang-ruang taman Perpustakaan Universitas Sumatera Utara dapat dilihat pada Gambar 4.21.

Gambar 4.21 Area kursi taman (Sumber: Data primer diolah)

e. Jenis Tanaman

Tanaman merupakan elemen paling penting untuk membuat taman menjadi indah. Selain tanaman yang bersifat memperindah taman, dalam sebuah Taman Penyembuhan jenis tanaman buah merupakan salah satu tanaman yang diperlukan untuk taman. Dengan adanya tanaman buah, pengunjung dapat melakukan kegiatan mencicipi buah di taman. Taman Perpustakaan Universitas Sumatera Utara mempunyai jenis tanaman mangga. Ketika pohon mangga berbuah, mahasiswa yang berada di taman dapat memetik buah mangga untuk dimakan. Tanaman buah yang ada pada taman Perpustakaan Universitas Sumatera

Kursi dari bahan stainless steel

Kursi dari bahan kayu jati

(68)

Utara masih kurang variatif. Penggunaan tanaman buah yang lebih variatif akan semakin membuat taman menjadi suatu tempat yang istimewa, dan menjadi suatu tempat yang dapat memberikan pengalaman yang lebih menarik bagi pengguna taman (Gambar 4.22). Jenis tanaman buah yang diusulkan untuk Taman Perpustakaan Universitas Sumatera Utara adalah buah rambutan. Buah rambutan memiliki buah yang lebat sehingga dapat mencukupi untuk dinikmati orang banyak. Selain itu buah rambutan memiliki kandungan vitamin C, zat besi, fosfor, karbohidrat, protein yang sangat baik untuk kesehatan tubuh. Buah ini akan ditanam pada ruang taman yang berkarakter kaya jenis agar semakin menambah jenis tanaman buah yang ada pada ruang taman yang berkarakter kaya jenis.

Gambar 4.22 Tanaman buah pada taman (Sumber: Data primer diolah)

Beberapa mahasiswa mengambil buah mangga

(69)

Tanaman bunga menjadi elemen taman yang berperan untuk menciptakan karakter taman secara lebih mendalam. Menggunakan banyak jenis tanaman bunga adalah salah satu cara untuk menciptakan karakter-karakter taman. Penciptaan karakter taman dengan tanaman bunga dapat dilakukan dengan pemilihan jenis bunga seperti warna bunga, bau, tekstur, dan ukuran. Tanaman bunga pada taman Perpustakaan Universitas Sumatera Utara diantaranya adalah bunga pucuk merah (Syzygium oleana), , nusa indah (musaena aphillippica), bunga jarum ,alamanda (Allamanda cathartica), rain lily (Zephyranthes candida), dan agave angustifoli (agave angustifolia) (Gambar 4.23). Bunga ditanam secara menyebar pada area taman. Pemilihan tanaman

Gambar 4.23 Bunga pucuk merah, nusa indah, bunga jarum , alamanda, rain lily, dan bunga agave angustifoli (kiri ke kanan), merupakan beberapa jenis bunga yang ada di taman Perpustakaan USU (Sumber: Dokumentasi pribadi)

(70)

taman. Di taman Perpustakaan Universitas Sumatera Utara terdapat bunga mentega (nerium oleander) yang merupakan bunga mengandung racun. Racun pada bunga mentega terdapat pada getah yang ada di seluruh bagian tanaman, mulai dari akar, bunga hingga daun. Hal tersebut menjadi alasan bunga mentega (nerium oleander) tidak baik ditanam pada taman karena berbaya. Tetapi bunga mentega justru cukup banyak ditanam pada area taman Perpustakaan Universitas Sumatera Utara (Gambar 4.24). Secara umum tanaman bunga yang ada di taman Perpustakaan Universitas Sumatera Utara belum dapat mendukung taman untuk menjadi lebih indah. Oleh karena itu pemilihan jenis variasi bunga lebih bertujuan untuk merangsang indera pengguna taman seperti indera penglihatan, penciuman

Gambar 4.24 Bunga mentega di taman Perpustakaan USU (Sumber: Data primer diolah)

(71)

dan lain-lain. Beberapa bunga yang sangat baik ditanam untuk Taman Penyembuhan adalah bunga Morning Glory (Ipomoea violacea), Bergamot (Monarda), Camomile (Chamaemelum nobile), Echinacea (Echinacea purpurea), Marigold (Calendula officinalis). Bunga-bunga tersebut mempunyai warna dan bentuk yang indah, serta bau yang harum dan tidak beracun. Bunga-bunga tersebut akan ditanam dekat dengan jalur jalan agar pengguna taman dapat menikmati pemandangan bunga-bunga yang indah sepanjang mereka berjalan (Gambar 4.25). Untuk bunga Morning Glory akan menggunakan media kayu karena tanaman ini merupakan jenis tanaman merambat dan ditanam di dekat area duduk melingkar.

Gambar 4.25 Bunga-bunga untuk area sekitar jalur jalan (Sumber: Data primer diolah)

Bunga morning glory Bunga bergamot Bunga camomile

Bunga echinacia

(72)
(73)

Gambar 4.26 Area rumput gajah pada taman dan rumput jepang untuk ruang alami (Sumber: Data primer diolah)

Daerah peneduh pada taman Perpustakaan Universitas Sumatera Utara menjadi suatu area yang sangat penting. Mahasiswa atau pengunjung pada siang hari yang terik akan membutuhkan area teduh untuk tetap dapat melakukan kegiatan di taman. Kurangnya area teduh dengan elemen pendukung yang kurang memadai membuat para mahasiswa yang datang keperpustakaan atau untuk sekedar bersantai, lebih memilih duduk di selasar yang menjadi jalur masuk ke gedung perpustakaan (Gambar 4.27). Jenis pohon untuk menambah area peneduh pada taman Perpustakaan Universitas Sumatera Utara adalah pohon bungur jepang. Pohon ini mempunyai tinggi 2m-7m sehingga akan sangat baik untuk pohon peneduh. Selain itu bunga pohon bungur jepang mempunyai warna yang

Rumput gajah biasa

Rumput gajah mini

(74)

Gambar 4.27 Kurangnya area teduh dan elemen pendukung taman (Sumber: Data primer diolah)

sangat indah. Pohon bungur jepang ini akan ditanam pada ruang taman yang masih kurang memiliki pohon peneduh. Sebagai daerah peneduh, selain menggunakan pohon, akan dibuat sebuah pergola (peneduh yang di atasnya terdapat anyaman untuk tanaman merambat dan ditopang oleh deretan tiang di kanan dan kiri). Deretan tiang dan anyaman sebagai tempat tanaman merambat menggunakan material kayu. Dimensi pergola akan dibuat 2m x 1.5m dengan tinggi 2.25m. Dimensi tersebut merupakan dimensi yang ideal untuk pergola taman. Jenis tanaman yang dipilih untuk pergola ialah tanaman bunga Flame of Irian. Pada pergola juga harus diberi kursi taman agar pengguna taman dapat duduk nyaman di bawah pergola. Pergola dibuat dalam ruang taman dengan kebutuhan area teduh yang relatif sedikit. Ruang tersebut diantaranya adalah

Mahasiswa duduk

(75)

ruang yang berkarakter alami. Letak pohon peneduh dan pergola untuk taman Perpustakaan Universitas Sumatera Utara dapat dilihat pada Gambar 4.28.

Gambar 4.28. Pohon peneduh dan pergola untuk taman (Sumber: Data primer diolah)

Beberapa jenis tumbuhan atau pohon yang harus digunakan dalam sebuah Taman Penyembuhan adalah jenis pohon yang menandakan musim. Jenis pohon ini berguna untuk menciptakan irama akan siklus sepanjang tahun. Salah satu jenis pohon yang dapat digunakan sebagai penanda musim adalah pohon flamboyan.

Pohon flamboyan berbunga 1 kali dalam setahun yaitu antara bulan Oktober

hingga Desember. Daun-daun pohon flamboyan akan terus menghijau sepanjang

musim hujan hingga awal musim kemarau. Pohon ini menyukai tempat terbuka yang cukup sinar matahari. Oleh karena itu akan ditanam pada area taman yang cukup luas dan belum terdapat pohon-pohon besar disekitarnya. Selain itu jenis

Pohon bungur jepang

(76)

pohon lainnya adalah pohon dengan dedaunan yang mudah bergerak. Pohon jenis tersebut akan membantu untuk meningkatkan refleksifitas seseorang ketika berada di taman. Pohon yang digunakan adalah pohon sapu tangan, yaitu pohon yang mempunyai daun rimbun muda berwarna putih dan umumnya muncul di pucuk ranting dan tampak bergelayut, menggantung seperti helaian sapu tangan yang diikat salah satu ujungnya. Pohon ini juga merupakan jenis pohon yang sangat jarang ditemui. Dengan keunikan tersebut, pohon sapu tangan dapat memberi kesan sebagai pohon yang liar sehingga cocok ditempatkan dalam ruang taman yang berkarakter liar. Dengan adanya jenis-jenis pohon seperti pohon penanda musim dan jenis pohon dengan daun yang mudah bergerak pada taman, akan semakin memperkuat karakter alami taman dengan memberikan pengalaman yang berbeda pada setiap ruang taman (Gambar 4.29).

Gambar 4.29 Pohon penanda musim dan pohon dengan daun yang mudah bergerak (Sumber: Data primer diolah)

Pohon flamboyan

(77)

Ruang taman yang berkarakter alami membutuhkan tanaman yang juga dapat memberi kesan alami pada taman. Salah satu tanaman yang dapat menambah kesan alami pada taman adalah pohon bambu. Jenis bambu yang dipilih adalah bambu nagin. Jenis bambu ini merupakan tanaman hias yang mempunyai batang unik yang bentuknya bertumpuk-tumpuk. Bambu ini akan ditempatkan pada beberapa area tepi taman agar ketika mulai rimbun daunnya tidak menutupi ruang taman (Gambar 4.30).

Gambar 4.30 Penempatan pohon bambu nagin (Sumber: Data primer diolah)

f. Kolam

Taman Perpustakaan Universitas Sumatera Utara mempunyai 2 buah kolam yang terletak di depan gedung dan di sisi kanan gedung perpustakaan (Gambar 4.31). Elemen air ini menjadi potensi yang sangat baik bagi taman Perpustakaan Universitas Sumatera Utara sebagai Taman Penyembuhan. Tetapi kondisi kolam masih jauh dari keadaan yang indah. Pada kolam yang ter-

(78)

letak di depan gedung perpustakaan, kondisi air kolam sangat keruh, serta tanaman bunga teratai terlihat sudah mati. Beberapa tanaman liar tumbuh pada kolam sehingga menyebabkan kolam menjadi semakin tidak indah.

Gambar 4.31 Kolam pada taman Perpustakaan USU (Sumber: Data primer diolah)

Kondisi kolam yang terletak di sisi kanan gedung perpustakaan tidak jauh berbeda dengan kolam yang terletak di depan gedung perpustakaan. Kondisi air kolam juga terlihat keruh. Terdapat ikan yang berkembangbiak di kolam, dan seringkali sesorang maupun anak-anak terlihat memancing atau berenang untuk mencari ikan di kolam ini. Hal itu merupakan salah satu penyebab air kolam menjadi keruh. Selain itu adanya sampah seperti botol plastik sering terlihat mengambang di permukaan air kolam. Keadaan-keadaan tersebut menyebabkan lingkungan kolam menjadi kurang menarik (Gambar 4.32). Untuk mengatasi permasalahan-

Kolam di sisi kanan perpustakaan

(79)

Gambar 4.32 Keadaan yang kurang menarik pada kolam (Sumber: Data primer diolah)

permasalahan yang ada, kolam di Taman Perpustakaan Universitas Sumatera Utara akan ditanami bunga teratai. Bunga teratai bermanfaat untuk menetralisir air kolam. Bunga teratai juga dapat menjadi tempat hidup yang baik untuk ikan, termasuk untuk ikan yang ada di kolam yang terletak di sisi kanan gedung perpustakaan. Untuk lebih memperindah area sekitar kolam, di beberapa titik tepi kolam akan ditanami tanaman Heliconia Densiflora Fire Flash. Menanam bunga ini pada tepi kolam juga bertujuan agar kolam memiliki pembatas. Bunga

Anak-anak yang mencari ikan Sampah mengambang di kolam

Air kolam yang keruh dan bunga teratai mati

(80)
(81)

Gambar 4.33 Elemen-elemen pendukung untuk kolam di taman Perpustakaan USU (Sumber: Data primer diolah)

g. Lampu Taman

Lampu taman yang ada pada taman Perpustakaan Universitas Sumatera Utara tersebar di beberapa ruang taman. Jenis lampu taman yang ada yaitu lampu taman yang memiliki 1 bola lampu dan 2 bola lampu (Gambar 4.34). Kondisi lampu taman yang ada masih terlihat baik, tetapi beberapa lampu taman mengalami kerusakan sehingga tidak dapat digunakan lagi. Jumlah lampu taman yang ada juga kurang mencukupi. Agar lampu taman yang ada tetap dapat dipakai, lampu taman baru yang di akan digunakan adalah lampu yang

Gambar

Gambar 2.10.  Air terjun dengan batu yang alami dan latar belakang hutan (Sumber:
Tabel 3.1, sambungan
Gambar 3.1 Peta Universitas Sumatera Utara dan titik lokasi penelitian
Tabel 4.2, sambungan
+7

Referensi

Dokumen terkait

di Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, telah dilakukan pada bulan Januari-Februari 2009.. Lokasi penelitian dibagi menjadi tiga lokasi yaitu

Latar belakang berdirinya Taman Budaya Sumatera Utara berangkat dari Keputusan Kongres Kebudayaan 1954 dan atas dasar kesadaran seniman Sumatera Utara akan

[REDEVELOPMENT TAMAN BUDAYA SUMATERA UTARA] Tugas Akhir (TKA-490).. 108

[ REDEVELOPMENT TAMAN BUDAYA SUMATERA UTARA ] Tugas Akhir (TKA-490)..

Provinsi Sumatera Utara yaitu wisata Pemandian Alam Taman Rekreasi Gotong.

Hasil pengamatan Pergerakan Katak Pohon Bergaris ( Polypedates leucomystax ) Di Taman Wisata Alam/Cagar Alam Sibolangit, Sumatera Utara..

Identifikasi Potensi dan Strategi Pengembangan Produk Ekowisata (Studi Kasus Taman Wisata Iman (TWI), Sitinjo, Kabupaten Dairi, Sumatera Utara).. Nama : Sagita

Saran yang dapat di berikan untuk taman sekitar Gedung Biro Pusat Administrasi Universitas Sumatera Utara berupa penambahan fasilitas taman dan elemen- elemen yang, tidak