LAPORAN PERANCANGAN
TKA 490
–
STUDIO TUGAS AKHIR
SEMESTER B TAHUN AJARAN 2012/2013
Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Teknik Arsitektur
oleh
ANGELA CHRISTYSONIA TAMPUBOLON
090406072
DEPARTEMEN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
LAPORAN PERANCANGAN
TKA 490 - TUGAS AKHIR
SEMESTER B TAHUN AJARAN 2012 / 2013
Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Arsitektur
Oleh
ANGELA CHRISTYSONIA TAMPUBOLON
090406072
DEPARTEMEN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
Oleh :
ANGELA CHRISTYSONIA TAMPUBOLON
09 0406 072
Medan, Juli 2013
Disetujui Oleh :
Ketua Departemen Arsitektur
Ir. N. Vinky Rahman, MT.
NIP.
19660622 199702 1 001
Imam Faisal Pane, ST. MT.
NIP : 19740910 200212 1 002
Ir. Basaria Talarosha, MT.
NIP : 19650109 199501 2 001
Nama
: Angela Christysonia Tampubolon
NIM
: 09 0406 072
Judul Proyek Tugas Akhir
: Redevelopment Taman Budaya Sumatera Utara
Tema
: Arsitektur Regionalisme
Rekapitulasi Nilai :
A
B+
B
C+
C
D
E
Dengan ini mahasiswa yang bersangkutan dinyatakan :
No.
Status
Waktu
Pengumpulan
Laporan
Paraf
Pembimbing
I
Paraf
Pembimbing
II
Koordinator
TKA-490
1.
Lulus Langsung
2.
Lulus
Melengkapi
3.
Perbaikan Tanpa
Sidang
4.
Perbaikan
Dengan Sidang
5.
Tidak Lulus
Medan, Juli 2013
Ketua Departemen Arsitektur,
Ir. N
.
Vinky Rahman, MT.NIP : 19660622 199702 1 001
Koordinator TKA-490,
Ir. Basaria Talarosha, MT.
karunia-Nya yang selalu menyertai sehingga saya dapat menyelesaikan seluruh
proses penyusunan Laporan Tugas Akhir ini sebagai persyaratan untuk
memperoleh gelar Sarjana Teknik Arsitektur, Departemen Arsitektur Fakultas Teknik
Universitas Sumatera Utara.
Laporan Studio Tugas Akhir ini berisikan antara lain : pengumpulan data
melalui studi literatur dan dari berbagai narasumber, telaah, analisa dan
penyusunan landasan - landasan teoritis (konseptual) bagi tahap perancangan serta
gambar - gambar rancangan.
Selama proses hingga selesainya laporan ini, penulis tidak terlepas dari
berbagai pihak yang turut andil dalam menyukseskannya. Oleh sebab itu, pada
kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada :
Bapak Imam Faisal Pane, ST. MT. sebagai Dosen Pembimbing I atas bimbingan, dukungan, dan semangat yang sangat berarti dan selalu
memberikan motivasi dari awal hingga akhir.
Ibu Ir. Basaria Thalarosa, MT selaku Dosen Pembimbing II dan sekaligus Ketua Koordinator Studio Tugas Akhir Semester B TA. 2012/2013 yang selalu
memberikan bimbingan dan selalu menyemangati, tidak hanya untuk saya tetapi
juga untuk seluruh mahasiswa Tugas Akhir. Nasehat dan ajaran Ibu akan selalu
saya ingat.
Bapak Ir. N. Vinky Rahman, MT. Sebagai Ketua Jurusan Arsitektur USU. Bapak Ir. Rudolf Sitorus, MLA. Sebagai Sekretaris Jurusan Arsitektur USU. Bapak Hajar Suwantoro, ST. MT. selaku dosen penguji yang telah banyak
memberikan masukan, saran, dan kritik.
Seluruh Staf pengajar Bapak Ibu Dosen Arsitektur Universitas Sumatera Utara atas semua kritik dan sarannya selama asistensi.
Orang tua saya yang tercinta Ibu Aslenita Siregar dan Bapak Drs. Charles Karimuda Tampubolon (+). Terima kasih buat doa, cinta, dan dukungan yang
Abang - abang saya, Frico Fernandes Purba, SE. dan Nuriman Haryo Nugroho Putra, serta semua keluarga besar yang tak tersebutkan satu per satu. Terima
kasih atas doa dan dukungannya selama ini.
Sahabat-sahabat saya, pengingat dan pendamping di kala suka dan duka, Yudis, Ares, Didit, Dwiki, Willy, Amed, Bondan, Muchtar, Biman, Danu, Adib,
David, Ibet, Florine, Bonyta, Sesilia, Aci, dan Aya.
Teman-teman seperjuangan satu kelompok sidang Elvia, Sartika, Rima, Agatha, Reza, Hasan, Ade Setya, dan Bang Yudha. Terimakasih atas
semangat, kebersamaan dan suka duka yang kita lewati bersama dari awal
hingga akhir.
Teman-teman Arsitektur 2009 yang saya cintai, terimakasih atas dukungan dan semangat, kebersamaan dan suka duka selama kuliah di Arsitektur USU.
Abang dan kakak senior dan alumni, terutama angkatan 2006, yang telah memberikan semangat dan masukan buat adik-adiknya. Dan juga adik-adik
2012 yang saya sayangi, terima kasih untuk dukungan selama menjalani proses
Tugas Akhir ini.
Yang saya sayangi, Sarah, Maria, Ferona, Joyce, dan Sehat. Terima kasih buat persahabatan 10 tahun ini dan seterusnya.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
sebab itu, kritik dan saran yang sifatnya m embangun sangat diharapkan untuk
kelengkapan dan terwujudnya kesempurnaan sebagaimana dimaksud.
Akhir kata, Penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi
kesempurnaan penulisan laporan ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita
semua khususnya di lingkungan Departemen Arsitektur USU.
Hormat Penulis,
SURAT HASIL PENILAIAN PROYEK AKHIR (SHP2A) ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR GAMBAR ... vii
DAFTAR TABEL ... x
ABSTRAK ... xi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang... 1
1.2 Maksud dan Tujuan ... 3
1.3 Lingkup Permasalahan ... 3
1.4 Metode Pendekatan ... 4
1.5 Lingkup dan Batasan Proyek ... 5
1.6 Kerangka Berpikir ... 6
1.7 Sistematika Penulisan Laporan ... 7
BAB II DESKRIPSI PROYEK ... 8
2.1 Terminologi Judul ... 8
2.2 Tinjauan Umum ... 10
2.3 Tinjauan Khusus ... 11
2.3.1 Budaya ... 11
2.3.1.1 Pengertian Budaya ... 11
2.3.1.2 Hubungan Antara Unsur-unsur Komponen ... 13
2.3.2 Seni ... 16
2.3.2.1 Pengertian Seni ... 16
2.3.2.2 Jenis-jenis Seni... 17
2.3.3 Tinjauan seni dan budaya yang ada di Sumatera Utara ... 21
2.4 Tinjauan Proyek ... 28
2.4.1 Deskripsi Proyek ... 28
2.4.2 Tinjauan Lokasi ... 29
2.3.1.2 Perilaku anggota sanggar ... 33
2.3.1.3 Perilaku pengunjung TBSU ... 34
2.5.3 Deskripsi Kebutuhan Ruang ... 34
2.5.4 Deskripsi Persyaratan dan Kriteria Ruang ... 37
2.5.4.1 Fasilitas Administrasi ... 37
2.5.4.2 Fasilitas Latihan ... 37
2.5.4.3 Fasilitas Pertunjukan... 39
2.5.4.4 Fasilitas Ruang Pameran ... 41
2.5.4.5 Fasilitas Makan Minum ... 43
2.5.4.6 Fasilitas Pendukung ... 43
2.6 Studi Banding Proyek Sejenis ... 44
2.6.1 Taman Ismail Marzuki ... 44
2.6.2 Komunitas Salihara ... 46
BAB III ELABORASI TEMA ... 49
3.1 Pengertian Tema ... 49
3.2 Latar Belakang Arsitektur Regionalisme ... 50
3.2.1 Jenis dan Taksonomi Regionalisme ... 51
3.2.2 Perwujudan Konsep Regionalisme ... 54
3.3 Keterkaitan Tema dengan Judul ... 56
3.4 Studi Banding Tema Sejenis ... 56
3.4.1 Kyoto Conference Hall... 57
3.4.2 Rancangan Lombok Intan Laguna Hotel... 58
3.4.3 National Olympic Games, Tokyo ... 59
3.4.4 Dekanat F. N. G. Institut Seni Indonesia Yogyakarta ... 60
BAB IV ANALISA PERANCANGAN ... 61
4.1 Analisa Fisik ... 61
4.1.1 Analisa Lokasi Tapak dalam skala Kota dan Region ... 61
4.1.2 Analisa Bangunan Eksisting di Dalam Site ... 63
4.1.4 Analisa Pencapaian ... 70
4.1.5 Analisa Sirkulasi ... 71
4.1.5.1 Analisa Sirkulasi Kendaraan Bermotor ... 71
4.1.5.2 Analisa Posisi Pintu Masuk dan Keluar ... 72
4.1.5.3 Analisa Jalur Pejalan Kaki dan Posisi Halte ... 74
4.1.6 Analisa Matari, Angin, dan Cuaca... 75
4.1.7 Analisa Kebisingan ... 78
4.1.8 Analisa Kontur dan Drainase ... 79
4.1.9 Analisa Vegetasi ... 80
4.1.10 Analisa View ... 81
4.1.10.1 Analisa View ke Dalam Site ... 81
4.1.10.2 Analisa View ke Luar Site ... 82
4.2 Analisa Non Fisik ... 84
4.2.1 Analisa Hubungan Antar Ruang dalam Tapak ... 84
4.2.2 Analisa Program Kegiatan ... 84
4.2.3 Analisa Pengguna ... 85
4.2.4 Analisa Jumlah Pengunjung ... 92
4.2.5 Deskripsi Besaran Ruang ... 94
BAB V KONSEP PERANCANGAN ... 99
5.1 Konsep Dasar ... 99
5.2 Konsep Perancangan Tapak... 101
5.3 Konsep Penzoningan Tapak ... 101
5.4 Konsep Massa Bangunan ... 103
5.5 Konsep Sirkulasi ... 104
5.6 Konsep Entrance ... 106
5.7 Konsep Amphiteater ... 107
5.8 Konsep Gedung Pameran ... 107
Gambar 2.1 Sistem pengelolaan TBSU yang masih berlangsung ... 11
Gambar 2.2 Sistem pengelolaan TBSU yang akan dipakai ... 11
Gambar 2.3 Hubungan antara budaya dengan seni ... 21
Gambar 2.4 Suku penduduk asli Sumatera Utara ... 22
Gambar 2.5 Lokasi eksisting Taman Budaya Sumatera Utara ... 30
Gambar 2.6 RDTR Kecamatan Medan Timur ... 30
Gambar 2.7 Diagram Struktur Organisasi TBSU ... 31
Gambar 2.8 Diagram Deskripsi Perilaku Pengelola... 33
Gambar 2.9 Diagram Deskripsi Perilaku Anggota Sanggar ... 34
Gambar 2.10 Diagram Deskripsi Perilaku Pengunjung ... 34
Gambar 2.11 Garis Pandangan ... 40
Gambar 2.12 Dimensi Kursi ... 41
Gambar 2.13 Denah Perpustakaan... 44
Gambar 2.14 Taman Ismail Marzuki ... 44
Gambar 2.15 Graha Bhakti Budaya ... 45
Gambar 2.16 Galeri Cipta II ... 45
Gambar 2.17 Teater Kecil ... 45
Gambar 2.18 Teater Halaman ... 46
Gambar 2.19 Salihara ... 46
Gambar 2.20 Teater Salihara ... 47
Gambar 2.21 Galeri Salihara ... 47
Gambar 2.22 Serambi Salihara ... 47
Gambar 2.23 Teater Atap ... 47
Gambar 2.24 Kedai Kopitiam Oey – Salihara ... 48
Gambar 2.25 Arsip Salihara ... 48
Gambar 2.26 Gerai Salihara ... 48
Gambar 3.1 Taksonomi Regionalisme ... 52
Gambar 3.2 Bangunan legislatif pemerintah Karnataka ... 53
Gambar 3.7 Alung ... 59
Gambar 3.8 National Olympic Games, Tokyo ... 59
Gambar 3.9 Lengkung atap bangunan tradisional ... 59
Gambar 3.10 Dekanat F. N. G. ISI Yogyakarta ... 60
Gambar 3.11 Peng-gaya-an dari Arsitektur Tradisional ke dalam Arsitektur Modern ... 60
Gambar 4.1 Analisa lokasi tapak dalam skala kota ... 61
Gambar 4.2 Denah eksisting site ... 63
Gambar 4.3 Bangunan eksisting site ... 64
Gambar 4.4 Tata Guna Lahan ... 66
Gambar 4.5 Denah Eksisting Site ... 67
Gambar 4.6 Bangunan di sekitar site ... 69
Gambar 4.7 Potongan Tapak dan Skyline ... 69
Gambar 4.8 Peta pola lalu lintas radius 1 km ... 70
Gambar 4.9 Analisa sirkulasi kendaraan bermotor ... 71
Gambar 4.10 Analisa posisi pintu masuk dan keluar ... 72
Gambar 4.11 Tanggapan analisa posisi pintu masuk dan keluar ... 73
Gambar 4.12 Analisa jalur pejalan kaki dan posisi halte ... 74
Gambar 4.13 Tanggapan terhadap jalur pejalan kaki dan posisi halte ... 75
Gambar 4.14 Analisa angin dan matahari ... 76
Gambar 4.15 Tanggapan analisa angin dan mataharu ... 77
Gambar 4.16 Analisa Kebisingan ... 78
Gambar 4.17 Analisa Kontur dan Drainase ... 79
Gambar 4.18 Analisa Vegetasi ... 80
Gambar 4.19 Analisa view ke dalam site ... 81
Gambar 4.20 Analisa view ke luar site ... 82
Gambar 4.21 Tanggapan terhadap analisa view ... 83
Gambar 4.22 Diagram Matriks ... 84
Gambar 5.4 Penzoningan Semi-Basement ... 102
Gambar 5.5 Penzoningan Area Pelatihan ... 103
Gambar 5.6 Penerapan Tritunggal Banua ... 104
Gambar 5.7 Konsep Sirkulasi ... 105
Gambar 5.8 Konsep Sirkulais Kendaraan dan Pejalan Kaki ... 106
Gambar 5.9 Konsep Entrance ... 106
Gambar 5.10 Konsep Tangga ... 106
Gambar 5.11 Konsep Sky Cross ... 106
Gambar 5.12 Konsep Amphiteater ... 107
Tabel 2.2 Tinjauan Seni Rupa dan Seni Sastra ... 26
Tabel 2.3 Rencana Struktur Pusat Pelayanan Kota Medan 2030 ... 28
Tabel 2.4 Sanggar dan Jadwal Kegiatan Taman Budaya Sumatera Utara yang masih berlangsung ... 32
Tabel 2.5 Tabel Kebutuhan Ruang Taman Budaya Sumatera Utara ... 34
Tabel 2.6 Besaran ruanng studio berdasarkan studi ... 38
Tabel 2.7 Lebar Panggung berdasarkan studi ... 39
Tabel 2.8 Tinggi rata-rata manusia ... 42
Tabel 3.1 Perbandingan Regionalisme dan Neo Vernakular ... 55
Tabel 4.1 Analisa Kondisi Eksisting... 65
Tabel 4.2 Deskripsi Jalan Pada Site... 71
Tabel 4.3 Contoh agenda acara bulan April 2013 ... 85
Tabel 4.4 Nama dan Tahun Berdiri Sanggar di Kota Medan ... 86
Tabel 4.5 Jumlah sanggar dan anggotanya ... 87
Tabel 4.6 Nama dan Tahun berdiri sanggar di Kota Medan ... 87
Tabel 4.7 Frekuensi Pertemuan Latihan ... 89
Tabel 4.8 Jadwal Shift Latihan ... 89
berkembang di masyarakat. Memang untuk berkreasi tidak perlu mengenal batasan tempat dan waktu, tapi untuk menciptakan sesuatu yang dapat dikenal dan memiliki dampak terhadap masyarakat maka ada faktor-faktor yang harus diperhatikan, seperti tempat pertunjukan dan tempat latihan.
Medan harusnya memiliki tempat representatif dan ikonik terhadap nilai seni. Representatif dan ikonik menjadi sudut pandangan umum masyarakat sehingga mudah dikenal dan muncul ketertarikan untuk mencoba berkegiatan didalamnya. Dari situ akan muncul keinginan untuk mencoba menonton, hingga akhirnya mencoba untuk mempelajari. Para tokoh seni dan seniman pun dapat berkreasi secara maksimal untuk dapat memberikan sajian pertunjukan seni bagi masyarakat, hingga ikut terlibat dalam memberikan pengarahan ataupun pendalaman bagi masyarakat yang berminat.
Taman Budaya Sumatera Utara merupakan tempat yang paling aktif dipakai oleh para seniman Medan. Fungsinya sendiri sebagai tempat pelatihan dan pembinaan seni dan budaya. Perlu dilakukan peremajaan kembali terhadap Taman Budaya Sumatera Utara sehingga secara fungsional maupun fisik bisa berjalan dengan baik dan berfungsi semakin optimal.
Kata Kunci : Pelatihan, Pertunjukan, Budaya, Seni, Sumatera Utara
ABSTRACT
In accordance with one of the nature of art, the creative, the art can be used by humans to create new creations, follow the values that flourish in society. It is not necessary to create a place and time limitation, but to create something that can be known and have an impact on the community, there are factors that must be considered, such as the venue and rehearsal space.
Medan should have a representative and iconic place to the value of art. Representative and iconic to the general public's point of view so easily recognized and emerging interest to try doing activities in it. From there will come the desire to try to watch, until finally trying to learn. The figures of art and artist to create the maximum to be able to provide a dish of performing arts to the community, to get involved in giving direction or depth for interested communities.
Taman Budaya Sumatera Utara was the most actively used by the artists of Medan. Own function as a place of training and coaching of art and culture. It’s necessary to rejuvenate the Taman Budaya Sumatera Utara that is functionally and physically able to run properly and function more optimally.
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seni adalah sebuah bentuk ekspresi yang memiliki sifat-sifat kreatif,
emosional, individual, abadi, dan universal. Pandangan masyarakat terhadap seni
dapat dilihat dari tinggi rendahnya minat untuk melihat acara-acara seni seperti
drama, konser musik, tari, permutaran film, ataupun pameran lukisan. Dari sana
akan timbul ketertarikan dan keinginan untuk melihat, menonton kembali,
mempelajari, ataupun mendalami kesenian tersebut. Masyarakat akan mencari
wadah untuk berkreasi ataupun sekedar menikmati sehingga apresiasi terhadap
seni tersebut tersalurkan dan semakin meningkat. Apalagi seni dapat diminati oleh
segala golongan umur dan ekonomi.
Sesuai dengan salah satu sifat seni, yaitu kreatif, maka seni dapat dipakai
manusia untuk menciptakan kreasi-kreasi baru, mengikuti nilai-nilai yang
berkembang di masyarakat. Memang untuk berkreasi tidak perlu mengenal batasan
tempat dan waktu, tapi untuk menciptakan sesuatu yang dapat dikenal dan memiliki
dampak terhadap masyarakat maka ada faktor-faktor yang harus diperhatikan,
seperti tempat pertunjukan dan tempat latihan.
Medan adalah kota metropolitan ketiga terbesar di Indonesia, tetapi sejauh
ini wadah pertunjukan dan pengembangan minat seni masih sedikit dan belum
dikenal luas oleh masyarakat. Jika diperhatikan, Medan memiliki Pekan Raya
Sumatera Utara (PRSU) dan Taman Budaya Sumatera Utara, namun
tempat-tempat tersebut dinilai kurang memadai dilihat dari fisik bangunan dan fasilitas yang
ada.
Akhir 2012 hingga sekarang, berita tentang pengalihan Taman Budaya
Sumatera Utara dari kepengurusan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan
Pemerintagan Provinsi Sumatera Utara ke Pemerintah Kota Medan menjadi berita
hangat. Pasalnya, isu mengenai perubahan fungsi taman budaya mulai terdengar.
Walikota Medan, Rahudman Harahap menegaskan, bangunan Taman Budaya
Sumatera Utara (TBSU) tetap menjadi gedung kesenian yang kepemilikannya ada
pada Pemerintah Kota Medan (Pemko). Hal ini juga terlihat dari sebuah plang tepat
Budaya adalah milik Pemko Medan. Hak pengelolaan no 1 Kampung durian dan
akan dibangun serta dimanfaatkan".
Pemko Medan akan mengelola Taman Budaya Sumatera Utara (TBSU) di
Jalan Perintis Kemerdekaan Kelurahan Gaharu, Kecamatan Medan Timur.
Pengelolaannya akan diserahkan kepada Dinas Kebudayaan dan Parawisita
(Disbudpar) Kota Medan bersama-sama dengan Dewan Kesenian Medan (DKM).
“Tanah atau lahan TBSU adalah milik Pemko Medan. Karena itu sesuai dengan Undang-Undang Otonomi Daerah, maka TBSU akan kita kelola.
Pengelolaannya kita serahkan kepada Disbudpar Kota Medan
bersama-sama dengan DKM. Kita akan segera alokasikan anggaran untuk pengelolaannya,” Rahudman Harahap, www.dnaberita.com, 14/2/2013.
Setelah Pemko Medan yang mengelola TBSU maka bangunan yang selama
ini digunakan sebagai tempat berkesenian dan diresmikan oleh Menteri Pariwisata
dan Kebudayaan Republik Indonesia, Prof DR Sjarief Thajib, pada 17 Maret 1977
itu langsung dibenahi. Hal itu dilakukan agar para komunitas seni di Kota Medan
dapat melakukan berbagai aktifitas seni, terutama dalam rangka mengembangkan
seni budaya di Sumut.
Medan harusnya memiliki tempat representatif dan ikonik terhadap nilai seni.
Representatif dan ikonik menjadi sudut pandangan umum masyarakat sehingga
mudah dikenal dan muncul ketertarikan untuk mencoba berkegiatan didalamnya.
Dari situ akan muncul keinginan untuk mencoba menonton, hingga akhirnya
mencoba untuk mempelajari. Para tokoh seni dan seniman pun dapat berkreasi
secara maksimal untuk dapat memberikan sajian pertunjukan seni bagi masyarakat,
hingga ikut terlibat dalam memberikan pengarahan ataupun pendalaman bagi
masyarakat yang berminat.
Taman Budaya Sumatera Utara merupakan tempat yang paling aktif dipakai
oleh para seniman Medan. Fungsinya sendiri sebagai tempat pelatihan dan
pembinaan seni dan budaya. Bukan hanya lokasinya yang strategis dan berada di
pusat kota, tapi masih aktifnya perangkat komunitas yang menggunakan lokasi
tersebut sebagai area pertunjukan atau sekedar berdiskusi. Terdapat 5 jenis
kesenian yang dikembangkan disini, yaitu seni rupa, seni tari, seni teater, seni
sanggar yang disediakan, cukup dengan mendaftar tanpa harus membayar. Disini
juga sering diadakan pertunjukan yang dapat dinikmati oleh masyarakat. Jadi dapat
disimpulkan tempat ini sesuai dengan target untuk mencapai apresiasi terhadap
seni, yaitu melihat, berlatih, hingga terlibat di dalam seni itu sendiri.
Akan tetapi jika dilihat dari kondisi fisik, Taman Budaya Sumatera Utara
belum sesuai dengan harapan yang ingin dicapai, yaitu menjadi representatif dan
ikonik. Perlu dilakukan peremajaan kembali terhadap Taman Budaya Sumatera
Utara sehingga secara fungsional maupun fisik bisa berjalan dengan baik dan
berfungsi semakin optimal. Maka dapat disimpulkan Redevelopment Taman Budaya Sumatera Utara menjadi solusi yang baik sebagai wujud peduli dalam peningkatan apresiasi seni masyarakat Kota Medan.
1.2 Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan dipilihnya studi kasus proyek Redevelopment Taman
Budaya Sumatera Utara ini adalah :
Meningkatkan kualitas wadah yang menampung apresiasi dan minat terhadap seni budaya,
Menjadi salah satu wadah pelestarian dan pengembangan seni budaya di Kota Medan,
Menjadi tempat informasi, tempat edukasi informal, dan sarana pertunjukan seni budaya di Kota Medan,
Meningkatkan fasilitas-fasilitas yang ada sehingga berpengaruh dalam peningkatan kualitas daya kreatif para pelaku seni,
Menjadi tempat yang representatif dan dikenal sebagai ruang terbuka publik oleh masyarakat.
1.3 Lingkup Permasalahan
Masalah yang akan timbul dalam Redevelopment Taman Budaya Sumatera
Utara adalah : Fungsi
Bagaimana menerapkan prinsip-prinsip tema yang diambil untuk diterapkan dalam desain bangunan agar sesuai dengan fungsi bangunan dan
Bagaimana menciptakan fasilitas seni yang dapat mewadahi minat masyarakat kota Medan akan seni,
Bagaimana sirkulasi yang menghubungkan beberapa fungsi atau ruang yang berbeda,
Bagaimana menyediakan ruang-ruang yang sesuai dengan aktifitas-aktifitas yang ada dan dapat memberikan kenyamanan pada setiap pertunjukan, Pengaturan sirkulasi dan kenyamanan manusia dalam menikmati
pertunjukan baik indoor maupun outdoor,
Bagaimana mewujudkan desain bangunan pada judul proyek ini sehingga sesuai dengan peruntukkan fungsi bangunan dan kelayakan studi proyek
sesuai dengan kebutuhan pada lokasi proyek. Arsitektur
Bagaimana pemilihan material yang tepat sesuai dengan kondisi eksisting serta suhu sehingga dapat mendukung karakter bangunan,
Bagaimana menciptakan ruang luar dan ruang dalam yang nyaman untuk pengunjung proyek ini,
Bagaimana menerapkan prinsip-prinsip tema yang diambil. Struktur
Bagaimana pemecahan masalah struktur dan akustik bangunan,
Bagaimana memilih struktur yang tepat dan mampu mendukung bangunan, baik bentuk maupun kekuatan sesuai dengan kebutuhan.
Utilitas
Bagaimana pengaturan sistem utilitas pada bangunan sehingga memiliki nilai komersial yang tinggi.
1.4 Metode Pendekatan
Pendekatan yang dilakukan terhadap pemecahan permasalahan dalam
kasus Redevelopment Taman Budaya Sumatera Utara ini adalah :
a. Studi Pustaka
Studi ini mencakup pemahaman kebutuhan dan kelayakan akan lokasi, pola
aktifitas yang terjadi di dalamnya dan kebutuhan akan ruang-ruang dan
b. Wawancara
Melakukan tanya jawab mengenai fungsi dan harapan yang ingin dicapai
dengan pengelola ataupun masyarakat pecinta seni untuk membantu
memperlengkap data sehingga menunjang perencanaan dan perancangan.
c. Studi Literatur
Studi literatur merupakan suatu pendekatan masalah secara deskriptis dengan
mempelajari pemahaman tentang arsitektur dan pengalamannya melalui studi
dan tinjauan pustaka. Hal yang dilakukan selama studi literatur antara lain : Mempelajari dan memahami kebutuhan dan persyaratan yang dibutuhkan
terkait dengan perencanaan dan perancangan,
Mempelajari karakter bentuk, material, warna, tekstur, dan skala yang dapat merangsang kreatifitas,
Mempelajari karakter para pecinta seni pada umumnya,
Mempelajari dasar-dasar teoritis melalui studi pustaka dan asistensi sebagai panduan kelayakan program yang sesuai dengan judul perancangan.
d. Survey Lapangan
Survey lapangan yang dilakukan berfungsi untuk :
Mendapatkan data-data mengenai kondisi, potensi, lokasi, dan hal-hal yang dapat mempengaruhi proses perancangan,
Mempelajari kondisi dan karakter lokasi.
1.5 Lingkup dan Batasan Proyek a. Lingkup kajian
Proyek bersifat fiktif
Seluruh aspek fisik yang berhubungan dengan pembahasan bangunan Redevelopment Taman Budaya Sumatera Utara baik yang menyangkut
kondisi lingkungan tapak, massa bangunan dan program ruang.
Objek pelaku untuk Redevelopment Taman Budaya Sumatera Utara merupakan golongan semua umur.
b. Batasan
Tidak ada batasan umur bagi pelaku kegiatan karena sifatnya yang umum. Ada batasan mengenai jenis kesenian yang akan dilatih dan dibina, karena
1.6 Kerangka Berpikir
Gambar 1.1 Kerangka Berpikir
Judul
Redevelopment Taman Budaya Sumatera Utara
Tema
Arsitektur Regionalisme
Latar Belakang Tema
Mampu meleburkan gaya arsitektur lama dengan gaya arsitektur modern,
Menjadi lebih sensitif dengan vernakularisme dan keadaan lingkungan sekitar sehingga menjadi ikonik dan kontras dengan tidak mengabaikan sekitar.
Latar Belakang Judul
Menyediakan wadah yang mampu meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap seni, Meningkatkan fungsinya
sebagai tempat pelatihan, pembinaan, sekaligus pertunjukan seni.
Tujuan dan Manfaat
Menjadi salah satu wadah pelatihan, pembinaan, dan pertunjukan seni di Kota Medan, baik dari seni rupa, seni tari, seni teater, seni musik, dan seni sastra,
Menjadi salah satu wadah yang mampu meningkatkan kualitas seni dari pelaku dan penikmat seni di Kota Medan.
Pengumpulan Data
Studi literatur dan studi banding, Studi lokasi : ukuran site, GSB, peraturan pemerintah, batas-batas site.
Perumusan Masalah
Bagaimana mendapatkan konsep bangunan yang representatif dengan pendekatan regionalisme dan disesuaikan dengan fungsi bangunan dan lingkungan sekitar, Bagaimana menyatukan semua
fasilitas yang ada sehingga dapat berintegrasi dengan baik,
Bagaimana pemecahan struktur bangunan yang sesuai dengan fungsi bangunan,
Bagaimana melibatkan pengguna agar mampu menikmati proses seni tersebut melalui pendalaman agenda kegiatan yang terencana.
Analisis Perancangan
Analisa Site, Analisa Kegiatan, Analisa Ruang,
Analisa Bentuk dan Langgam Bangunan.
Konsep Perancangan
Konsep massa Konsep tapak Konsep desain
Desain Akhir
1.7 Sistematika Penulisan Laporan
Secara garis besar, urutan pembahasan dalam penulisan laporan ini adalah
sebagai berikut :
BAB I Pendahuluan
Menjelaskan secara garis besar yang menjadi dasar perumusan
perancangan yang meliputi : latar belakang, maksud dan tujuan, masalah
perancangan, pendekatan, lingkup dan batasan proyek, kerangka berpikir, dan
sistematika pembahasan.
BAB II Deskripsi Proyek
Berisi tentang pembahasan mengenai terminologi judul, tinjauan umum,
tinjauan proyek, tinjauan fungsi, dan studi banding proyek sejenis.
BAB III Elaborasi Tema
Menjelaskan tentang pengertian tema yang diambil, interpretasi tema,
keterkaitan tema degan judul, dan studi banding tema sejenis.
BAB IV Analisa Perancangan
Berisi analisa secara fisik, meliputi lokasi, eksisting, tata guna lahan, potensi,
dan kondisi site, dan analisa secara non fisik, meliputi analisa kegiatan, pengguna,
jumlah pengunjung, bentuk, dan deskripsi besaran ruang.
BAB V Konsep Perancangan
Berisi konsep perancangan hasil analisa komprehensif yang digunakan
sebagai alternatif pemecahan masalah.
BAB VI Gambar Perancangan
BAB II
DESKRIPSI PROYEK
2.1 Terminologi Judul
Judul dari proyek ini adalah Redevelopment Taman Budaya Sumatera Utara. Berikut merupakan penjelasan terhadap judul kasus proyek tersebut:
Redevelopment
Redevelopment adalah pembangunan kembali atau peremajaan
menyeluruh. Dapat dikatakan bahwa ini merupakan upaya penataan kembali suatu
kawasan kota dengan cara mengganti sebagian dari, atau seluruh unsur-unsur
dengan yang lebih baru dengan tujuan untuk meningkatkan vitalitas serta kualitas
lingkungan kawasan tersebut.
Maksud dari proses pembangunan kembali tergantung kepada kondisi
wilayah yang akan diremajakan, pada dasarnya menyangkut tiga hal pokok :
- Memberikan vitalitas baru,
- Meningkatkan vitalitas yang ada
- Menghidupkan kembali vitalitas yang lama telah pudar.
Tujuan tersebut dimaksudkan agar wilayah yang diremajakan tersebut dapat
menyumbang kontribusi yang lebih positif kepada kehidupan kota baik dilihat dari
segi ekonomi, sosial budaya, fisik, dan bahkan segi politik. Upaya peremajaan
umumnya selalu mengambil tempat pada kawasan yang dianggap memiliki potensi
ekonomi yang paling besar untuk dikembangkan.
Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, ditemukan definisi ‘pengembangan’ sebagai berikut :
mengembangkan /me·ngem·bang·kan/v1 membuka lebar-lebar; membentangkan: ~ payung;2 menjadikan besar (luas, merata, dsb): kerajaan itu ~ kekuasaannya;3 menjadikan maju (baik, sempurna, dsb): ~ kesenian rakyat;~ hatikimenggembirakan;
menyenangkan; ~sayapki memajukan dan meluaskan usaha dagang dsb;
pengembangan/pe·ngem·bang·an/ n proses,cara,perbuatan
mengembangkan: pemerintah selalu berusaha dl ~ pembangunan
dikehendaki;~ bahasa upaya meningkatkan mutu bahasa agar dapat dipakai untuk berbagai keperluan dl kehidupan masyarakat
modern; ~ masyarakat proses kegiatan bersama yg dilakukan oleh penghuni suatu daerah untuk memenuhi kebutuhannya
Seels & Richey (dalam Gatot, 2008) menyatakan bahwa pengembangan
adalah proses menerjemahkan spesifikasi produk ke dalam bentuk fisik. Gatot (2008) menyatakan bahwa “pengembangan dapat dimaknai sebagai tindakan menyediakan sesuatu dari tidak tersedia menjadi tersedia atau melakukan
perbaikan-perbaikan dari sesuatu yang tersedia menjadi lebih sesuai, lebih tepat
guna dan lebih berdaya guna”.
Taman
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian taman adalah kebun
yang ditanami dengan bunga- bunga dan sebagainya (tempat bersenang); tempat
(yang menyenangkan, dsb).
Budaya
Cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok
orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak
unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa,
perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni.
Sumatera Utara
Provinsi Sumatera Utara terletak pada 1°-4° Lintang Utara dan 98°-100°
Bujur Timur, Luas daratan Provinsi Sumatera Utara 71.680 km². Sumatera Utara
pada dasarnya dapat dibagi atas Pesisir Timur, Pegunungan Bukit Barisan, Pesisir
Barat, dan Kepulauan Nias.
Sumatera Utara merupakan provinsi multi etnis dengan suku Melayu,
Batak,Dan Nias sebagai penduduk asli wilayah ini. Daerah pesisir Timur Sumatera
Utara pada umumnya dihuni oleh orang-orang Melayu. Pantai Barat dari Barus
hingga Natal banyak bermukim orang Minangkabau. Wilayah tengah sekitar Danau
Toba bayak dihuni suku Batak yang sebagian besarnya beragama Kristen. Suku
Medan
Merupakan Ibukota Sumatera Utara dimana Medan merupakan pusat
aktivitas dan pemerintahan Sumatera Utara.
Berdasarkan pengertian diatas, maka Redevelopment Taman Budaya
Sumatera Utara adalah pembangunan kembali atau peremajaan menyeluruh
sarana dan prasarana Taman Budaya Sumatera Utara untuk menjadi tempat
pelatihan dan pembinaan seni dan budaya yang menyenangkan dan dapat dinikmati
semua umur bahkan generasi ke generasi yang berlokasi di pusat Sumatera Utara,
yaitu Medan.
2.2 Tinjauan Umum
Taman Budaya Sumatera Utara (TBSU) merupakan badan milik pemerintah
yang bergerak di bidang seni dan budaya yang berdiri sejak tahun 1978. Taman
Budaya Sumatera Utara terletak di JL. Perintis Kemerdekaan no. 33, Medan-20235,
Sumatera Utara. Terdiri dari bangunan multimassa, dengan 1 gedung utama
sebagai gedung pertunjukan, panggung terbuka, amphiteater, 2 ruang pameran,
gedung latihan tari, ruang latihan musik, ruang latihan teater, perpustakaan sastra,
kantin, dan musholla.
Taman Budaya Sumatera Utara berfungsi sebagai pusat pelatihan dan
pembinaan kesenian, mengadakan pertunjukan kesenian, melaksanakan
pendokumentasian dan pengumpulan informasi seni. Terdapat berbagai macam
kesenian di Taman Budaya Sumatera Utara. Adapun jenis-jenis kesenian yang
dilatih disini adalah : Seni Tari Seni Musik
Seni Lukis dan Rupa Seni Teater dan Sastra
Selama ini Taman Budaya Sumatera Utara dikelola UPT TBSU yang
dibawahi oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata dan diawasi oleh Pemerintahan
Provinsi Sumatera Utara. Karena adanya klaim kepemilikan Taman Budaya
Sumatera Utara oleh pihak Pemko Medan, maka Redevelopment Taman Budaya
Gambar 2.1 Sistem pengelolaan TBSU yang masih berlangsung Sumber : wawancara 1 Maret 2013
Gambar 2.2 Sistem pengelolaan TBSU yang akan dipakai Sumber : Olah Data Primer
2.3 Tinjauan Khusus
Untuk mengetahui tujuan dan fungsi dari Taman Budaya Sumatera Utara,
maka perlu peninjauan secara khusus berdasarkan fungsi daripada Taman Budaya
itu sendiri. Berdasarkan hasil wawancara, Taman Budaya Sumatera Utara memiliki
fungsi sebagai tempat pelatihan dan pembinaan seni dan budaya. Untuk itu, berikut dipaparkan pengertian dari fungsi tersebut.
2.3.1 Budaya
2.3.3.1 Pengertian Budaya
Kata ‘budaya’ berasal dari kata buddhayah sebagai bentuk jamak dari buddhi (Sansekerta) yang berarti ‘akal’ (Koentjaraningrat, 1974 : 80). Defenisi yang
paling tua dapat diketahui dari E. B. Tylor yang dikemukakan di dalam bukunya
Primitive Cultue (1871). Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Pemerintahan
Provinsi Sumatera Utara
•Selaku pengawas Taman Budaya Sumatera Utara
Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata
•Dinas Kebudayaan dan Pariwisata bertugas mengirim Unit Pelaksana Tugas untuk mengelola Taman Budaya
Sumatera Utara
UPT Taman Budaya Sumatera
Utara (Pengelola)
•Merupakan Unit Pelaksana Tugas yang mengelola Taman Budaya Sumatera Utara. Adapun tugas pengelola dibagi menjadi 2 bagian, yaitu Urusan Administrasi dan Urusan Fungsional
Pemerintah Kota Medan
•Selaku pengawas Taman Budaya Sumatera Utara
Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata
•Dinas Kebudayaan dan Pariwisata bertugas mengirim Unit Pelaksana Tugas untuk mengelola Taman Budaya
Sumatera Utara dan dipantau oleh Dewan Kesenian Medan (DKM)
UPT Taman Budaya Sumatera
Utara (Pengelola)
Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala
sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki
oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism.1 Berikut ini adalah beberpa pengertian dari beberapa sumber:
i. Freeman Budds
Budaya membimbing segala sesuatu tidak laku manusia. Agama termasuk
budaya dan budaya lebih luas dari agama, agama merupakan hasil dari
kebudayaan dan budaya merupakan ciptaan manusia. Dari sini penulis
menyatakan jika agama buatan manusia maka agama bisa benar dan salah.
Jika tidak benar budaya hasil budaya manusia, maka segala ajaran dapat
dibenarkan manusia dengan akalnya. Kebenaran agama tidak selamanya dapat
dijangkau oleh rasio manusia. Agama merupakan sesuatu yang lebih luhur dan
suci. Dari pendapat diatas penulis menyimpulkan :
- Kebudayaan merupakan sesuatu yang melingkupi segala aspek kehidupan
manusia,
- Kebudayan tidak dimiliki manusia sejak lahir,
- Nilai norma dan kebudayaan menjadi nilai norma hidup,
- Isi pendidikan ditentukan isi materi kebudayaan dan tujuan pendidikan,
- Pendidikan, pengajaran, dan kebudayaan merupakan suatu integrasi
lengkap,
- Pengajaran merupakan suatu alat pendidikan dan pendidikan merupakan
unsur kebudayaan,
- Kebudayaan bersifat edukatif.
ii. Koentjaraningrat
Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya
manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia
dengan relajar.
iii. Ki Hajar Dewantara
Kebudayaan berarti buah budi manusia adalah hasil perjuangan manusia
terhadap dua pengaruh kuat, yakni zaman dan alam yang merupakan bukti
kejayaan hidup manusia untuk mengatasi berbagai rintangan dan kesukaran
didalam hidup dan penghidupannya guna mencapai keselamatan dan
kebahagiaan yang pada lahirnya bersifat tertib dan damai.
1
Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian kebudayaan
adalah sesuatu yang akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem
ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan
sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan
adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang
berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya
pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain,
yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalan melangsungkan
kehidupan bermasyarakat.
2.3.3.2 Hubungan Antara Unsur-Unsur Komponen
Komponen-komponen atau unsur-unsur utama dari kebudayaan antara lain :
A. Peralatan dan perlengkapan hidup (teknologi)
Teknologi menyangkut cara-cara atau teknik memproduksi, memakai, serta
memelihara segala peralatan dan perlengkapan. Teknologi muncul dalam cara-cara
manusia mengorganisasikan masyarakat, dalam cara-cara mengekspresikan rasa
keindahan, atau dalam memproduksi hasil-hasil kesenian. Masyarakat kecil yang
berpindah-pindah atau masyarakat pedesaan yang hidup dari pertanian paling
sedikit mengenal delapan macam teknologi tradisional (disebut juga sistem
peralatan dan unsur kebudayaan fisik), yaitu:
- alat-alat produktif
- senjata
- wadah
- alat-alat menyalakan api
- makanan
- pakaian
- tempat berlindung dan perumahan
- alat-alat transportasi
B. Sistem mata pencaharian
Perhatian para ilmuwan pada sistem mata pencaharian ini terfokus pada
masalah-masalah mata pencaharian tradisional saja, di antaranya:
- Berburu dan meramu
- Bercocok tanam di ladang
- Menangkap ikan
C. Sistem kekerabatan dan organisasi sosial
Sistem kekerabatan merupakan bagian yang sangat penting dalam struktur
sosial. Meyer Fortes mengemukakan bahwa sistem kekerabatan suatu masyarakat
dapat dipergunakan untuk menggambarkan struktur sosial dari masyarakat yang
bersangkutan.
Kekerabatan adalah unit-unit sosial yang terdiri dari beberapa keluarga yang
memiliki hubungan darah atau hubungan perkawinan. Anggota kekerabatan terdiri
atas ayah, ibu, anak, menantu, cucu, kakak, adik, paman, bibi, kakek, nenek dan
seterusnya.
Dalam kajian sosiologi-antropologi, ada beberapa macam kelompok
kekerabatan dari yang jumlahnya relatif kecil hingga besar seperti keluarga
ambilineal, klan, fatri, dan paroh masyarakat. Di masyarakat umum kita juga
mengenal kelompok kekerabatan lain seperti keluarga inti, keluarga luas, keluarga
bilateral, dan keluarga unilateral.
Sementara itu, organisasi sosial adalah perkumpulan sosial yang dibentuk
oleh masyarakat, baik yang berbadan hukum maupun yang tidak berbadan hukum,
yang berfungsi sebagai sarana partisipasi masyarakat dalam pembangunan bangsa
dan negara. Sebagai makhluk yang selalu hidup bersama-sama, manusia
membentuk organisasi sosial untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu yang tidak
dapat mereka capai sendiri.
D. Bahasa
Bahasa adalah alat atau perwujudan budaya yang digunakan manusia untuk
saling berkomunikasi atau berhubungan, baik lewat tulisan, lisan, ataupun gerakan
(bahasa isyarat), dengan tujuan menyampaikan maksud hati atau kemauan kepada
lawan bicaranya atau orang lain. Melalui bahasa, manusia dapat menyesuaikan diri
dengan adat istiadat, tingkah laku, tata krama masyarakat, dan sekaligus mudah
membaurkan dirinya dengan segala bentuk masyarakat. Bahasa memiliki beberapa
fungsi yang dapat dibagi menjadi fungsi umum dan fungsi khusus. Fungsi bahasa
secara umum adalah sebagai alat untuk berekspresi, berkomunikasi, dan alat untuk
khusus adalah untuk mengadakan hubungan dalam pergaulan sehari-hari,
mewujudkan seni (sastra), mempelajari naskah-naskah kuno, dan untuk
mengeksploitasi ilmu pengetahuan dan teknologi.
E. Kesenian
Kesenian mengacu pada nilai keindahan (estetika) yang berasal dari
ekspresi hasrat manusia akan keindahan yang dinikmati dengan mata ataupun
telinga. Sebagai makhluk yang mempunyai cita rasa tinggi, manusia menghasilkan
berbagai corak kesenian mulai dari yang sederhana hingga perwujudan kesenian
yang kompleks.
F. Sistem Kepercayaan
Ada kalanya pengetahuan, pemahaman, dan daya tahan fisik manusia
dalam menguasai dan mengungkap rahasia-rahasia alam sangat terbatas. Secara
bersamaan, muncul keyakinan akan adanya penguasa tertinggi dari sistem jagad
raya ini, yang juga mengendalikan manusia sebagai salah satu bagian jagad raya.
Sehubungan dengan itu, baik secara individual maupun hidup bermasyarakat,
manusia tidak dapat dilepaskan dari religi atau sistem kepercayaan kepada
penguasa alam semesta.
Agama dan sistem kepercayaan lainnya seringkali terintegrasi dengan
kebudayaan. Agama (bahasa Inggris: Religion, yang berasar dari bahasa Latin
religare, yang berarti "menambatkan"), adalah sebuah unsur kebudayaan yang
penting dalam sejarah umat manusia. Dictionary of Philosophy and Religion (Kamus
Filosofi dan Agama) mendefinisikan Agama sebagai berikut:
... sebuah institusi dengan keanggotaan yang diakui dan biasa berkumpul
bersama untuk beribadah, dan menerima sebuah paket doktrin yang
menawarkan hal yang terkait dengan sikap yang harus diambil oleh individu
untuk mendapatkan kebahagiaan sejati.2
Agama biasanya memiliki suatu prinsip, seperti "10 Firman" dalam agama Kristen
atau "5 rukun Islam" dalam agama Islam. Kadang-kadang agama dilibatkan dalam
sistem pemerintahan, seperti misalnya dalam sistem teokrasi. Agama juga
memengaruhi kesenian.
2
G. Pernikahan
Agama sering kali mempengaruhi pernikahan dan perilaku seksual.
Kebanyakan gereja Kristen memberikan pemberkatan kepada pasangan yang
menikah; gereja biasanya memasukkan acara pengucapan janji pernikahan di
hadapan tamu, sebagai bukti bahwa komunitas tersebut menerima pernikahan
mereka. Umat Kristen juga melihat hubungan antara Yesus Kristus dengan
gerejanya.
Gereja Katolik Roma mempercayai bahwa sebuah perceraian adalah salah,
dan orang yang bercerai tidak dapat dinikahkan kembali di gereja. Sementara
Agama Islam memandang pernikahan sebagai suatu kewajiban. Islam
menganjurkan untuk tidak melakukan perceraian, namun memperbolehkannya.
H. Sistem ilmu dan pengetahuan
Secara sederhana, pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui
manusia tentang benda, sifat, keadaan, dan harapan-harapan. Pengetahuan dimiliki
oleh semua suku bangsa di dunia. Mereka memperoleh pengetahuan melalui
pengalaman, intuisi, wahyu, dan berpikir menurut logika, atau percobaan-percobaan
yang bersifat empiris (trial and error).
Sistem pengetahuan tersebut dikelompokkan menjadi:
- pengetahuan tentang alam
- pengetahuan tentang tumbuh-tumbuhan dan hewan di sekitarnya
- pengetahuan tentang tubuh manusia, pengetahuan tentang sifat dan tingkah
laku sesama manusia
- pengetahuan tentang ruang dan waktu
2.3.2 Seni
2.3.4.1 Pengertian Seni
Kesenian merupakan salah satu unsur dari kebudayaan. Dalam
perancangan Taman Budaya Sumatera Utara ini, unsur kebudayaan yang diambil
adalah kesenian oleh karena itu perlu juga sebuah pemahaman tentang kesenian
itu sendiri.
dengan istilah “art” (artivisial) yang artinya barang / karya dari sebuah kegiatan. Konsep seni terus berkembang sejalan dengan berkembangnya kebudayaan dan
kehidupan masyarakat yang dinamis. Beberapa pendapat tentang pengertian seni : Ensikopledia Indonesia : seni adalah penciptaan benda atau segala hal yang
karena keindahan bentuknya, orang senang melihat dan mendengar.
Aristoteles : seni adalah kemampuan membuat sesuatu dalam hubungannya dengan upaya mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan oleh gagasan
tertentu.
Ki Hajar Dewantara : seni adalah indah, menurutnya seni adalah segala perbuatan manusia yang timbul dan hidup perasaannya dan bersifat indah
hingga dapat menggerakkan jiwa perasaan manusia lainnya.
Akhdiat K. Mihardja : seni adalah kegiatan manusia yang merefleksikan kenyataan dalam sesuatu karya, yang berkat bentuk dan isinya mempunyai
daya untuk membangkitkan pengalaman tertentu dalam alam rohani si
penerimanya.
Erich Kahler : seni adalah suatu kegiatan manusia yang menjelajahi, menciptakan realitas itu dengan simbol atau kiasan tentang keutuhan “dunia kecil” yang mencerminkan “dunia besar”.
Emanuel Kant : seni adalah sebuah impian karena rumus-rumus tidak dapat mengikhtiarkan kenyataan.
2.3.4.2 Jenis-jenis Seni
Terdapat beberapa macam pembagian jenis seni. Perkembangan zaman
juga mempengaruhi tumbuhnya bermacam-macam seni. Seni adalah pencerminan
jiwa atau gagasan yang tertuang di dalam bermacam-macam bentuk dengan
berbagai media ungkap.
A. Ditinjau dari bentuk perwujudannya, seni terbagi menjadi 3 jenis :
Seni Rupa : seni yang wujudnya dapat dilihat dengan mata dan diraba yang disebut pula dengan seni visual. Sudarmadji (1979) memberikan batasan bahwa
seni rupa adalah segala manifestasi batin dan pengalaman estetis dengan
media garis, warna, tekstur, volume, dan ruang.
daya emosi dalam hubungannya dengan dunia kehidupan. Hanay sebagian
kecil saja yang merupakan ungkapan perasaan keindahan secara murni.
Seni Pertunjukan : seni yang disajikan dengan penampilan peragaan. Maksudnya seni itu akan dapat dihayati selama berlangsungnya proses ungkap
oleh pelakunya. Secara mudah seni pertunjukan adalah seni yang ditunjukan
oleh pelakunya.
Seni pertunjukan meliputi ;
Seni Musik : yaitu ungkapan batin yang dinyatakan dengan irama NDAa yang melodis. Melodi seni musik adalah suara, karena itu pengamatan pada seni
musik adalah pengamatan auditif. Pesona pada seni musik tidak cukup apabila
dicapai lewat alat audio seperti tape recorder atau radio saja, sebab pesona seni
musik adalah pesona yang dicapai melalui proses penampilan, baik penampilan
vokal maupun penampilan instrumental. Pengamat akan lebih mudah
menghayati seni musik lewat televisi daripada radio, dan lebih tepat jika lewat
pertunjukan langsung.
Jenis musik dapat dibagi menjadi 3 jenis, yaitu :
Art music (Musik seni) : merupakan musik yang serius, dimana didalamnya
termasuk musik klasik, musik klasik kontemporer, dan beberapa lagu jazz.
Popular music (Musik populer) : merupakan musik yang didalamnya terdiri
dari semua gaya (genre) musik yang sudah populer secara luas, ataupun
dimaksudkan untuk konsumsi massal, dan disebarkan melalui media
informasi.
Traditional music (Musik tradisional) : merupakan istilah yang digunakan
untuk menamakan musik rakyat. Pada umumnya musik tradisional
diturunkan melalui oral transmission (mulut ke mulut), dan memiliki landasan
kebudayaan tertentu.
Seni Tari : yaitu ekspresi jiwa manusia yang diungkapkan dengan gerak-gerak ritmis yang indah. Gerak ritmis pada tari selalu didukung dan dituntun dengan
irama musik. Gerak ritmis pada tari selalu didukung dan dituntun dengan irama
musik, oleh karena itu seni tari tidak dapat terlepas dari seni musik. Gerak-gerak
ekspresif pada seni tari adalah gerak-gerak yang indah, diberi bentuk dan ritme
dari badan manusia dalam ruang yang dapat menggetarkan perasaan
Tari tradisional : tari yang berasal dari daerah-daerah di Indonesia. Jenis tari ini sangat beranekaragam, mengingat suku di Indonesia sangat banyak.
Akan tetapi, seiring dengan perkembangan zaman dan semakin pesatnya
perkembangan tari kontemporer, tari tradisional hampir terlupakan.
Tari kontemporer : adalah tari yang menunjukkan kondisi kreatif dari masa terakhir. Seni tari kontemporer Indonesia meminjam banyak pengaruh dari
luar, seperti tari balet dan tari modern barat. Pada tahun 1954, dua seniman
dar Yogyakarta — Bagong Kusudiarjo dan Wisnuwardhana — merantau ke
Amerika Serikat untuk belajar ballet dan tari modern dengan berbagai
sanggar tari disana.3 Ketika kembali ke Indonesia pada tahun 1959 mereka membawa budaya berkesenian baru, yang pada akhirnya mengubah arah,
wajah dan pergerakan dan koreografi baru, mereka memperkenalkan
gagasan seni tari sebagai ekspresi pribadi sang seniman ke dalam seni tari
Indonesia. Gagasan seni tari sebagai media ekspresi pribadi seniman telah
membangkitkan seni tari Indonesia, dari yang semula selalu berlatar tradisi
menjadi ekspresi seni, melalui paparan sang seniman terhadap berbagai
latar belakang seni dan budaya yang lebih luas dan kaya. Seni tari
tradisional Indonesia juga banyak memengaruhi seni tari kontemporer di
Indonesia, misalnya langgam tari Jawa berupa pose dan sikap tubuh serta
keanggunan gerakan seringkali muncul dalam pagelaran seni tari
kontemporer di Indonesia. Kolaborasi internasional juga dimungkinkan,
misalnya kolaborasi seni tari Jepang Noh dengan seni tari teater tradisional
Jawa dan Bali. Tari modern Indonesia juga seringkali ditampilkan dalam
dunia industri hiburan dan pertunjukan Indonesia, misalnya tarian pengiring
nyanyian, pagelaran musik, atau panggung hiburan. Kini dengan derasnya
pengaruh budaya pop dari luar negeri, terutama dari Amerika serikat,
beberapa tari modern seperti tari jalanan (street dance) juga merebut
perhatian kaum muda Indonesia.
Seni Theater : yaitu ungkapan jiwa yang dipertunjukkan secara langsung dengan materi manusia sebagai pelakunya. Pada dasarnya seni theater adalah
seni kolektif, karena theater adalah pementasan terpadu antara seni sastra
sebagai wahana dialektik antara pelakunya, mungkin juga antar pelaku dan
3
penonton, seni gerak sebagai akting pelakunya, seni rupa dan seni musik yang
menjadi pendukung pementasan. Theater tidak saja menampilkan
pengalaman-pengalaman psikologis, melainkan juga pengalaman-pengalaman-pengalaman-pengalaman berkarateristik
intelektual, bahkan sampai pada pengalaman emosional bawah sadar dan
metafisis. Pentas theater tidak hanya menampilkan realita psikologis, tetapi lebih
jauh dari itu, menampilkan juga realita sosial yang kompleks dalam
bentuk-bentuk simbolis. Berikut adalah jenis-jenis pertunjukan theater :
Drama : (secara harfih diartikan sebagai aksi, dari arti secara lisan “melakukan”) adalah cabang dari theater dalam dialog baik dari menulis teks atau mengarang yang terpenting.
Opera : adalah sebuah bentuk seni dimana penyanyi dan musisi menampilkan sebuah drama mengkombinasikan teks (disebut sebuah
libretto) dan lembaran musik. Opera merupakan bagian dari tradisi musik
klasik barat. Opera memasukkan banyak elemen dari theater, seperti akting,
pemandangan, pakaian, dan tarian.
Pantomim : adalah produksi theatrikal musik-komedi yang dapat ditemukan di Kanada, Inggris, Jamaika, Afrika Selatan, Jepang, India, Irlandia,
Gibraltar, dan Malta.
B. Ditinjau dari masa perkembangannya, seni terbagi menjadi 3 jenis, yaitu :
Seni Tradisional : dalam proses penciptaan seni tradisional terjadi hubungan antara subjek pencipta dan kondisi lingkungannya. Pencipta seni tradisional
biasanya terpengaruh oleh kondidi sosial budaya masyarakat di suatu tempat,
dalam hal ini banyak nerkaitan dengan kepercayaan terhadap hal-hal gaib.
Justru seni tradisional akan kuat bertahan apabila berakar pada hal-hal yang
bersifat sakral.
Seni Kontemporer : adalah seni yang paling baru, yang mudah merangsang dan menimbulkan kejutan. Kriteria kontemporer bukan semata-mata ditentukan
oleh bentuk baru, tetapi terutama ditentukan oleh kreasi yang baru. Bentuk seni
kontemporer dapat imitatif, ekspresif, realistis, non-realistis, atau abstrak. Seni
kontemporer cenderung melepaskan diri dari keterikatan bentuk objek.
Seni Pop : mencerminkan kesukaan para seniman mengaitkan karyanya dengan budaya yang sedang populer atau budaya rakyat kebanyakan (Mass
Kebudayaan Ilmu Pengetahuan Kepercayaan Adat Isitadat Hukum Kesenian Seni Rupa Lukis Patung Keramik Pahat Grafis Lingkungan Seni Sastra Bahasa Pantun Prosa Seni Pertunjukan Seni Tari Tradisional Kontemporer Seni Musik Klasik
Pop / Populer
Tradisional
Seni Theater
Drama
Opera
Pantomim C. Ditinjau menurut fungsinya, seni terbagi menjadi 2 bagian, yaitu :
Seni Sakral : yang berfungsi untuk kepentingan hal-hal yang berhubungan dengan keagamaan atau kepercayaan.
Seni Sekuler : yang berfungsi untuk kepentingan hal-hal yang berhubungan dengan kebtuhan keduniawian. Dalam hal ini seni adalah sebagai alat atau
sebagai objek.
2.3.3 Tinjauan seni dan budaya yang ada di Sumatera Utara
E.B. Taylor dalam bukunya Primitive Culture menulis bahwa kebudayaan itu
adalah keselutuhan kompleks, yang didalamnya terkandung ilmu pengetahuan,
kepercayaan kesenian, adat istiadat, hukum, dan kemampuan lain yang didapat
oleh manusia. Dari penjelasan seni dan budaya sebelumnya, maka dapat
[image:35.595.101.524.347.749.2]disimpulkan keterkaitan budaya dengan seni dengan diagram sebagai berikut:
Sumatera Utara memiliki 3 suku yang merupakan penduduk asli, antara lain :
Gambar 2.4 Suku penduduk asli Sumatera Utara
Sumber : Olah Data Primer
Berdasarkan jenis seni yang telah dipaparkan pada diagram sebelumnya, maka
berikut macam-macam kesenian berdasarkan bentuk perwujudannya :
- Seni Pertunjukan
Tabel 2.1 Tinjauan Seni Pertunjukan Sumber :Olah Data Primer
Suku
Seni Tari Seni Musik
Seni Theater Tradisional Kontemp
orer Pop Tradisional Melayu Tarian :4
- Tari Zapin - Tari Ronggeng - Serampang
duabelas
- Tari Lenggang Patah Sembilan
- Tari Lenggok Mak Inang
- Tari Campak Bunga - Tari Lagu Dua (Tari
Tanjung Katung) - Tari Pelipur Lara - Tari Sapu Tangan - Tari Melenggok
(Hitam manis) - Tari Makan Sirih
- Mulai
dimodifikasi dengan : - Gitar - Keyboard - Biola - Akordeon
Alat Musik :5 - Rebab - Gong - Gambus - Gendang
Marwas
- Bangsaw an - Makyong - Menora - Mendu
Nias Tarian : - Tari Moyo - Tari Mogaele - Tari Perang (Fatele /
Foluaya)
- - Alat musik :6
- gong besar, - faritia/sarain
a (gong kecil) - 4 http://melayuonline.com/ind/culture/dig/517/tari-klasik-tradisional 5 http://reskyramadhandi.blogspot.com/2011/02/alat-alat-musik-sumatera-utara.html 6 http://bahanajarsenimusik.blogspot.com/2009/03/musik-tradisional.html Sumatera Utara
Suku Melayu Suku Nias Suku Batak
- Maena - sigu mbawa dan surune mbawa (suling) - druridana
(garputala bambu) - tamburu - gendera - cucu - fodrahi - taburana
(gendang yang panjangnya 3 meter dengan 2 kulit) - koko
(semacam celempung / kecapi) - Lagiya
(rebab) Batak
Karo7
1. Tari Komunal, yaitu:
- kerja erdemu bayu (perkawinan) - merdang merdem
atau kerja tahun (upacara pertanian) - nurun-nurun
(upacara kematian) - guro-guro aron
(muda-mudi) - ersimbu (upacara
memanggil hujan), atau biasa juga disebut dengan dogal-dogal - mengket rumah
mbaru (meresmikan rumah baru)
- ngukal tulan-tulan (menggali tulang) - ngalo-ngalo, dll.
2. Tari Khusus, biasa berhubungan dengan peranan seseorang : - gendang guru
(dukun)
Tari Kreasi Baru, yaitu : - tari roti
manis - tari
terang bulan - tari lima
serangk e - tari telu
serangk e - tari
uisgara - tari
Sigund ari
Mulai dimodifikasi dengan : - Gitar - Keyboard
Alat musik :8 - Kulcapi - Sarune - Gendang
Nyanyian : - Piso Surit - Lima
- seluk (trance) - perumah begu
(memanggil roh) - erpangir ku lau
(keramas, bathing ceremony) - perodak-odak - tari tungkat - tari baka
3. Tari Tontonan, yaitu :
- Perkolong-kolong (permangga-mangga)
- Mayan atau Ndikkar (seni bela diri khas Karo)
- Tari Kuda-Kuda (Simalungun: Hoda-Hoda)
- Gundala-gundala (Tembut-tembut Seberaya) Batak
Toba
Tarian :9 - Tari Tor-tor - Tari Margondang
Mulai dimodifikasi dengan : - Gitar - Keyboard - Seruling
Alat musik :10 - Oloan - Ihutan - Panggora - Doal - Hesek - Garantung - Gordang - Taganing - Odap - Sarune - Sulim - Ole-ole - Sordam - Tlatoat - Balobat - Tulila - Hasapi - Sidideng
(Arbab) - Panggepen
g
- Saga-saga Nyanyian :11 - Joting - Tumbas
- Andung - Oing - Dideng - Didang - Doding
Batak Mandai ling
Tarian :12 - Tari Tor-tor
Mandailing - Tari Sarama - Marmoncak
- Mulai
dimodifikasi dengan : - Gitar - Keyboar - Seruling
Alat musik :13 - Gordang sambilan - Sarune - Momongan (gong) Sampurag a Batak Simalu ngun
Tarian :14
- Toping-toping - Tangis tangis
- Mulai
dimodifikasi dengan : - Gitar - Keyboard - Seruling
Alat musik :15 - Gonrang sipitu-pitu - Gonrang sidua-dua - Sarune - Saligung - Jatjaulul atau tung-teng - Husapi - Ingon-ingon - Sulim - Tulila Batak Pak Pak
Tarian :16 - Tatak
o Tatak Memupu o Tatak
Mendedah
o Tatak Renggisa o Tatak Balang
Cikua
o Tatak Garo-garo
o Tatak Tirsmo
Lae Bangkuang
o Tatak Menerser
o Tatak Page o Tatak Muat
Page
o Tatak Adat
o Tatak Mendedohi Takai-takai - Moccak - Tabbus
- - Alat musik :
- Genderang Sisibahan - Kalondang - Lobat - Kecapi - Gong - Genderang
Batak Angkol a
Tarian :
- Tari Tor-tor Angkola
- Mulai
dimodifikasi dengan : - Gitar - Keyboar - Seruling
Alat musik : - Zapin - Sikambang - Gendang ronggeng - Biola - Rebab - Gendang marwas -
[image:40.595.92.521.181.712.2]- Seni Rupa dan Seni Sastra
Tabel 2.2 Tinjauan Seni Rupa dan Seni Sastra Sumber : Olah Data Primer
Suku
Seni Rupa
Seni Sastra Lukis Pahat Patung Logam Anya
man Kain
Melayu - √ √ √ √ √ - Gurindam
- Hikayat - Karmina - Pantun - Seloka - Syair - Talibun
Nias - √ √ √ √ √ - Marhata
- Aksara - Foklore17
o Mite o Legenda o Dongen Kawih
o Hikayat
o Fabel o Sage
- Sastra Lisan Nias18
o Huo-huo hada o Lae-lae Balo
Mbanua
o Fame Fegero, dll
B.Karo - √ √ √ √ √ - Marhata
- Sastra Lisan Batak Karo
- Aksara Batak
B.Toba - √ √ √ √ √ - Marhata Batak
- Sastra Lisan Batak Toba
- Aksara Batak - Perumpamaan B.Mandailin
g
- √ √ √ √ √ Marhata :19
- Hata somal - Hata andung
- Hata teas dohot jampolak
- Hata sibaso - Hata parkapur Turi-turian :
- Turi-turian Ni Raja Gorga Di Langit - Si Jahidin
- Si Lundu Ni Pahu - Nan Sondang
Milong-ilong - Si Sampuraga - Si Baroar
- Si Aji Malim Deman - Si Raja Onas di
Mandailing
- Turi-turian Ni Si Tapi Surat Tagan - Jalak Maribo dohot
Ompu Sagadon B.Simalung
un
- √ √ √ √ √ Filsafat Simalingun
“Habinaron Do Bona”20
- Sapangambei - Manoktok Hitei - Marharoan Bolon - Marumbuk Riah - Ahap Simalungun,
dll.
Aksara Batak
B.Angkola - √ √ √ √ √ Marhata :21
- Hata somal - Hata andung
- Hata teas dohot jampolak
- Hata sibaso - Hata parkapur Turi-turian :
- Asal-usul ni gorar ni Huta Batu NDAua - Carito ni sada Ina-ina
na pistar
- Carito ni Si Biaok - Carito ni Jabukkuk
dohot Si Japitung - Carito ni Si Bisuk na
Oto
B.Pakpak - √ √ √ √ √ - Hata Pakpak
Maka dapat disimpulkan bahwa Taman Budaya Sumatera Utara harusnya
berfungsi menjadi tempat yang bersifat terbuka bagi siapapun yang ingin mendalami
kesenian Sumatera Utara melalui proses latihan (terlibat secara total) yang
terjadwal ataupun menjadi alternatif tempat untuk berlatih. Adapun latihan kesenian
Sumatera Utara tersebut terdiri dari :
Seni tari tradisional dan kontemporer. Seni musik pop dan tradisional. Seni theater tradisional.
Seni rupa : pahat, patung, logam, anyaman, kain Seni sastra : aksara, sastra tulis, sastra lisan.
2.4 Tinjauan Proyek
2.4.1 Deskripsi Proyek
Taman Budaya Sumatera Utara memiliki eksisting di Jl. Perintis
Kemerdekaan No. 3, Kelurahan Gaharu, Kecamatan Medan Timur. Taman Budaya
Sumatera Utara harus menjadi tempat seni dan budaya yang representatif di Kota
Medan, untuk itu lokasinya lebih tepat jika berada di pusat kota dan peruntukan
lahannya untuk sosial budaya.
Untuk lebih jelasnya mengenai struktur ruang Kota Medan dapat dilihat pada
[image:42.595.97.517.501.717.2]tabelberikut :
Tabel 2.3 Rencana Struktur Pusat Pelayanan Kota Medan Tahun 2030 Sumber : RUTRK Kota Medan 2010-2030
NO PUSAT
PELAYANAN FUNGSI WILAYAH PELAYANAN
A
Pusat Pelayanan Kota di Pusat Kota
Pusat kegiatan
perdagangan/bisnis;
Pusat kegiatan jasa dan kegiatan pemerintahan provinsi dan kota;
Pusat pelayanan ekonomi
Kota Medan, Kec. Medan Polonia, Kec. Medan Baru, Medan Petisah, Kec. Medan Timur, kec.Medan Barat, Kec. Medan Kota;
Provinsi Sumatera Utara Internasional
B
Pusat Pelayanan Kota dibagian Utara
Pusat Kegiatan Jasa dan Perdagangan regional
Pusat pelayanan transportasi; Pusat kegiatan sosial-budaya Pusat kegiatan industri
Kota Medan Bagian Utara;
NO PUSAT
PELAYANAN FUNGSI WILAYAH PELAYANAN
1
Subpusat
pelayanan kota Medan Belawan
pusat pelayanan transportasi laut,
pusat kegiatan bongkar muat dan impor – ekspor,
pusat kegiatan industri, dan pusat kegiatan perikanan
Kec. Medan Belawan
2
Subpusat
pelayanan kota Medan Labuhan
Pusat Kegiatan Jasa dan Perdagangan
Pusat pelayanan transportasi Pusat pelayanan kesehatan
Kec. Medan Labuhan
3 Subpusat pelayanan kota
Medan Marelan
Pusat kegiatan perdagangan kebutuhan pokok (pasar induk); Pusat kegiatan rekreasi dan
wisata
Kec, Medan Marelan; Kabupaten Deli Serdang
4 Subpusat
pelayanan kota Medan Perjuangan
Pusat kegiatan
perdagangan/bisnis Pusat pelayanan olahraga
Kec. Medan Perjuangan dan Kec. Medan Tembung
5
Subpusat
pelayanan kota Medan Area
Pusat pelayanan ekonomi Pusat pelayanan transportasi
Kec. Medan Area, Kec. Medan Kota, Kec. Medan Denai, Kec, Medan Amplas
6 Subpusat pelayanan kota
Medan Helvetia
Pusat pelayanan ekonomi Pusat pelayanan transportasi
wilayah bagian Barat
Pusat kegiatan sosial-budaya
Kec. Medan Helvetia, Kec. Medan Petisah, Kec. Medan Sunggal
7
Subpusat
pelayanan kota Medan Selayang
Pusat kegiatan
perdagangan/bisnis Pusat Pendidikan
Kec. Medan Tuntungan, kec. Medan Baru, Kec. Medan Selayang, kec. Medan Johor
8
Subpusat
pelayanan kota Medan Timur
Pusat kegiatan
perdagangan/bisnis
Pusat pelayanan transportasi (TOD);
Pusat kegiatan sosial-budaya
Kec. Medan Deli, Kec. Medan Timur, Kec. Medan Barat
2.4.2 Tinjauan Lokasi
Meninjau kembali site Taman Budaya Sumatera Utara, site ini terletak di
Jalan Perintis Kemerdekaan, Kelurahan Persiapan Perintis, Kecamatan Medan Timur. Lokasi ini berada pada Daerah Pusat Pelayanan di Pusat Kota. Site memiliki luas ± 10.213 m2. Dengan batas –batas tapak yaitu:
Utara : Jl. IAIN dan Gedung BM3
Timur : Jl. Adi Negoro
Selatan : Jl. Perintis Kemerdekaan
Gambar 2.5 Lokasi eksisting Taman Budaya Sumatera Utara Sumber : Google Earth 2013
Kecamatan Medan Timur termasuk ke dalam Wilayah Pusat Primer di Pusat
Kota Medan dengan deskripsi sbb:
Tingkatan Jalan : Jalan Arteri Primer
Pencapaian ke lokasi : Mudah karena dapat diakses dari segala penjuru Medan baik dengan kendaraan pribadi maupun angkutan umum
Jangkau terhadap struktur kota : Berada di pusat kota dan merupakan daerah Pengembangan Permukiman, Perdagangan, Sarana Pendidikan, Sarana
Kesehatan, dan Rekreasi
Fungsi pendukung : Hotel Grand Angkasa, Kampus Nomensen, sekolah, pertokoa