• Tidak ada hasil yang ditemukan

Redevelopment Taman Budaya Sumatera Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Redevelopment Taman Budaya Sumatera Utara"

Copied!
182
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PERANCANGAN

TKA 490

STUDIO TUGAS AKHIR

SEMESTER B TAHUN AJARAN 2012/2013

Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Teknik Arsitektur

oleh

ANGELA CHRISTYSONIA TAMPUBOLON

090406072

DEPARTEMEN ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK

(2)

LAPORAN PERANCANGAN

TKA 490 - TUGAS AKHIR

SEMESTER B TAHUN AJARAN 2012 / 2013

Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Arsitektur

Oleh

ANGELA CHRISTYSONIA TAMPUBOLON

090406072

DEPARTEMEN ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK

(3)

Oleh :

ANGELA CHRISTYSONIA TAMPUBOLON

09 0406 072

Medan, Juli 2013

Disetujui Oleh :

Ketua Departemen Arsitektur

Ir. N. Vinky Rahman, MT.

NIP.

19660622 199702 1 001

Imam Faisal Pane, ST. MT.

NIP : 19740910 200212 1 002

Ir. Basaria Talarosha, MT.

NIP : 19650109 199501 2 001

(4)

Nama

: Angela Christysonia Tampubolon

NIM

: 09 0406 072

Judul Proyek Tugas Akhir

: Redevelopment Taman Budaya Sumatera Utara

Tema

: Arsitektur Regionalisme

Rekapitulasi Nilai :

A

B+

B

C+

C

D

E

Dengan ini mahasiswa yang bersangkutan dinyatakan :

No.

Status

Waktu

Pengumpulan

Laporan

Paraf

Pembimbing

I

Paraf

Pembimbing

II

Koordinator

TKA-490

1.

Lulus Langsung

2.

Lulus

Melengkapi

3.

Perbaikan Tanpa

Sidang

4.

Perbaikan

Dengan Sidang

5.

Tidak Lulus

Medan, Juli 2013

Ketua Departemen Arsitektur,

Ir. N

.

Vinky Rahman, MT.

NIP : 19660622 199702 1 001

Koordinator TKA-490,

Ir. Basaria Talarosha, MT.

(5)

karunia-Nya yang selalu menyertai sehingga saya dapat menyelesaikan seluruh

proses penyusunan Laporan Tugas Akhir ini sebagai persyaratan untuk

memperoleh gelar Sarjana Teknik Arsitektur, Departemen Arsitektur Fakultas Teknik

Universitas Sumatera Utara.

Laporan Studio Tugas Akhir ini berisikan antara lain : pengumpulan data

melalui studi literatur dan dari berbagai narasumber, telaah, analisa dan

penyusunan landasan - landasan teoritis (konseptual) bagi tahap perancangan serta

gambar - gambar rancangan.

Selama proses hingga selesainya laporan ini, penulis tidak terlepas dari

berbagai pihak yang turut andil dalam menyukseskannya. Oleh sebab itu, pada

kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada :

 Bapak Imam Faisal Pane, ST. MT. sebagai Dosen Pembimbing I atas bimbingan, dukungan, dan semangat yang sangat berarti dan selalu

memberikan motivasi dari awal hingga akhir.

 Ibu Ir. Basaria Thalarosa, MT selaku Dosen Pembimbing II dan sekaligus Ketua Koordinator Studio Tugas Akhir Semester B TA. 2012/2013 yang selalu

memberikan bimbingan dan selalu menyemangati, tidak hanya untuk saya tetapi

juga untuk seluruh mahasiswa Tugas Akhir. Nasehat dan ajaran Ibu akan selalu

saya ingat.

 Bapak Ir. N. Vinky Rahman, MT. Sebagai Ketua Jurusan Arsitektur USU.  Bapak Ir. Rudolf Sitorus, MLA. Sebagai Sekretaris Jurusan Arsitektur USU.  Bapak Hajar Suwantoro, ST. MT. selaku dosen penguji yang telah banyak

memberikan masukan, saran, dan kritik.

 Seluruh Staf pengajar Bapak Ibu Dosen Arsitektur Universitas Sumatera Utara atas semua kritik dan sarannya selama asistensi.

 Orang tua saya yang tercinta Ibu Aslenita Siregar dan Bapak Drs. Charles Karimuda Tampubolon (+). Terima kasih buat doa, cinta, dan dukungan yang

(6)

 Abang - abang saya, Frico Fernandes Purba, SE. dan Nuriman Haryo Nugroho Putra, serta semua keluarga besar yang tak tersebutkan satu per satu. Terima

kasih atas doa dan dukungannya selama ini.

 Sahabat-sahabat saya, pengingat dan pendamping di kala suka dan duka, Yudis, Ares, Didit, Dwiki, Willy, Amed, Bondan, Muchtar, Biman, Danu, Adib,

David, Ibet, Florine, Bonyta, Sesilia, Aci, dan Aya.

 Teman-teman seperjuangan satu kelompok sidang Elvia, Sartika, Rima, Agatha, Reza, Hasan, Ade Setya, dan Bang Yudha. Terimakasih atas

semangat, kebersamaan dan suka duka yang kita lewati bersama dari awal

hingga akhir.

 Teman-teman Arsitektur 2009 yang saya cintai, terimakasih atas dukungan dan semangat, kebersamaan dan suka duka selama kuliah di Arsitektur USU.

 Abang dan kakak senior dan alumni, terutama angkatan 2006, yang telah memberikan semangat dan masukan buat adik-adiknya. Dan juga adik-adik

2012 yang saya sayangi, terima kasih untuk dukungan selama menjalani proses

Tugas Akhir ini.

 Yang saya sayangi, Sarah, Maria, Ferona, Joyce, dan Sehat. Terima kasih buat persahabatan 10 tahun ini dan seterusnya.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh

sebab itu, kritik dan saran yang sifatnya m embangun sangat diharapkan untuk

kelengkapan dan terwujudnya kesempurnaan sebagaimana dimaksud.

Akhir kata, Penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi

kesempurnaan penulisan laporan ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita

semua khususnya di lingkungan Departemen Arsitektur USU.

Hormat Penulis,

(7)

SURAT HASIL PENILAIAN PROYEK AKHIR (SHP2A) ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR TABEL ... x

ABSTRAK ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang... 1

1.2 Maksud dan Tujuan ... 3

1.3 Lingkup Permasalahan ... 3

1.4 Metode Pendekatan ... 4

1.5 Lingkup dan Batasan Proyek ... 5

1.6 Kerangka Berpikir ... 6

1.7 Sistematika Penulisan Laporan ... 7

BAB II DESKRIPSI PROYEK ... 8

2.1 Terminologi Judul ... 8

2.2 Tinjauan Umum ... 10

2.3 Tinjauan Khusus ... 11

2.3.1 Budaya ... 11

2.3.1.1 Pengertian Budaya ... 11

2.3.1.2 Hubungan Antara Unsur-unsur Komponen ... 13

2.3.2 Seni ... 16

2.3.2.1 Pengertian Seni ... 16

2.3.2.2 Jenis-jenis Seni... 17

2.3.3 Tinjauan seni dan budaya yang ada di Sumatera Utara ... 21

2.4 Tinjauan Proyek ... 28

2.4.1 Deskripsi Proyek ... 28

2.4.2 Tinjauan Lokasi ... 29

(8)

2.3.1.2 Perilaku anggota sanggar ... 33

2.3.1.3 Perilaku pengunjung TBSU ... 34

2.5.3 Deskripsi Kebutuhan Ruang ... 34

2.5.4 Deskripsi Persyaratan dan Kriteria Ruang ... 37

2.5.4.1 Fasilitas Administrasi ... 37

2.5.4.2 Fasilitas Latihan ... 37

2.5.4.3 Fasilitas Pertunjukan... 39

2.5.4.4 Fasilitas Ruang Pameran ... 41

2.5.4.5 Fasilitas Makan Minum ... 43

2.5.4.6 Fasilitas Pendukung ... 43

2.6 Studi Banding Proyek Sejenis ... 44

2.6.1 Taman Ismail Marzuki ... 44

2.6.2 Komunitas Salihara ... 46

BAB III ELABORASI TEMA ... 49

3.1 Pengertian Tema ... 49

3.2 Latar Belakang Arsitektur Regionalisme ... 50

3.2.1 Jenis dan Taksonomi Regionalisme ... 51

3.2.2 Perwujudan Konsep Regionalisme ... 54

3.3 Keterkaitan Tema dengan Judul ... 56

3.4 Studi Banding Tema Sejenis ... 56

3.4.1 Kyoto Conference Hall... 57

3.4.2 Rancangan Lombok Intan Laguna Hotel... 58

3.4.3 National Olympic Games, Tokyo ... 59

3.4.4 Dekanat F. N. G. Institut Seni Indonesia Yogyakarta ... 60

BAB IV ANALISA PERANCANGAN ... 61

4.1 Analisa Fisik ... 61

4.1.1 Analisa Lokasi Tapak dalam skala Kota dan Region ... 61

4.1.2 Analisa Bangunan Eksisting di Dalam Site ... 63

(9)

4.1.4 Analisa Pencapaian ... 70

4.1.5 Analisa Sirkulasi ... 71

4.1.5.1 Analisa Sirkulasi Kendaraan Bermotor ... 71

4.1.5.2 Analisa Posisi Pintu Masuk dan Keluar ... 72

4.1.5.3 Analisa Jalur Pejalan Kaki dan Posisi Halte ... 74

4.1.6 Analisa Matari, Angin, dan Cuaca... 75

4.1.7 Analisa Kebisingan ... 78

4.1.8 Analisa Kontur dan Drainase ... 79

4.1.9 Analisa Vegetasi ... 80

4.1.10 Analisa View ... 81

4.1.10.1 Analisa View ke Dalam Site ... 81

4.1.10.2 Analisa View ke Luar Site ... 82

4.2 Analisa Non Fisik ... 84

4.2.1 Analisa Hubungan Antar Ruang dalam Tapak ... 84

4.2.2 Analisa Program Kegiatan ... 84

4.2.3 Analisa Pengguna ... 85

4.2.4 Analisa Jumlah Pengunjung ... 92

4.2.5 Deskripsi Besaran Ruang ... 94

BAB V KONSEP PERANCANGAN ... 99

5.1 Konsep Dasar ... 99

5.2 Konsep Perancangan Tapak... 101

5.3 Konsep Penzoningan Tapak ... 101

5.4 Konsep Massa Bangunan ... 103

5.5 Konsep Sirkulasi ... 104

5.6 Konsep Entrance ... 106

5.7 Konsep Amphiteater ... 107

5.8 Konsep Gedung Pameran ... 107

(10)

Gambar 2.1 Sistem pengelolaan TBSU yang masih berlangsung ... 11

Gambar 2.2 Sistem pengelolaan TBSU yang akan dipakai ... 11

Gambar 2.3 Hubungan antara budaya dengan seni ... 21

Gambar 2.4 Suku penduduk asli Sumatera Utara ... 22

Gambar 2.5 Lokasi eksisting Taman Budaya Sumatera Utara ... 30

Gambar 2.6 RDTR Kecamatan Medan Timur ... 30

Gambar 2.7 Diagram Struktur Organisasi TBSU ... 31

Gambar 2.8 Diagram Deskripsi Perilaku Pengelola... 33

Gambar 2.9 Diagram Deskripsi Perilaku Anggota Sanggar ... 34

Gambar 2.10 Diagram Deskripsi Perilaku Pengunjung ... 34

Gambar 2.11 Garis Pandangan ... 40

Gambar 2.12 Dimensi Kursi ... 41

Gambar 2.13 Denah Perpustakaan... 44

Gambar 2.14 Taman Ismail Marzuki ... 44

Gambar 2.15 Graha Bhakti Budaya ... 45

Gambar 2.16 Galeri Cipta II ... 45

Gambar 2.17 Teater Kecil ... 45

Gambar 2.18 Teater Halaman ... 46

Gambar 2.19 Salihara ... 46

Gambar 2.20 Teater Salihara ... 47

Gambar 2.21 Galeri Salihara ... 47

Gambar 2.22 Serambi Salihara ... 47

Gambar 2.23 Teater Atap ... 47

Gambar 2.24 Kedai Kopitiam Oey – Salihara ... 48

Gambar 2.25 Arsip Salihara ... 48

Gambar 2.26 Gerai Salihara ... 48

Gambar 3.1 Taksonomi Regionalisme ... 52

Gambar 3.2 Bangunan legislatif pemerintah Karnataka ... 53

(11)

Gambar 3.7 Alung ... 59

Gambar 3.8 National Olympic Games, Tokyo ... 59

Gambar 3.9 Lengkung atap bangunan tradisional ... 59

Gambar 3.10 Dekanat F. N. G. ISI Yogyakarta ... 60

Gambar 3.11 Peng-gaya-an dari Arsitektur Tradisional ke dalam Arsitektur Modern ... 60

Gambar 4.1 Analisa lokasi tapak dalam skala kota ... 61

Gambar 4.2 Denah eksisting site ... 63

Gambar 4.3 Bangunan eksisting site ... 64

Gambar 4.4 Tata Guna Lahan ... 66

Gambar 4.5 Denah Eksisting Site ... 67

Gambar 4.6 Bangunan di sekitar site ... 69

Gambar 4.7 Potongan Tapak dan Skyline ... 69

Gambar 4.8 Peta pola lalu lintas radius 1 km ... 70

Gambar 4.9 Analisa sirkulasi kendaraan bermotor ... 71

Gambar 4.10 Analisa posisi pintu masuk dan keluar ... 72

Gambar 4.11 Tanggapan analisa posisi pintu masuk dan keluar ... 73

Gambar 4.12 Analisa jalur pejalan kaki dan posisi halte ... 74

Gambar 4.13 Tanggapan terhadap jalur pejalan kaki dan posisi halte ... 75

Gambar 4.14 Analisa angin dan matahari ... 76

Gambar 4.15 Tanggapan analisa angin dan mataharu ... 77

Gambar 4.16 Analisa Kebisingan ... 78

Gambar 4.17 Analisa Kontur dan Drainase ... 79

Gambar 4.18 Analisa Vegetasi ... 80

Gambar 4.19 Analisa view ke dalam site ... 81

Gambar 4.20 Analisa view ke luar site ... 82

Gambar 4.21 Tanggapan terhadap analisa view ... 83

Gambar 4.22 Diagram Matriks ... 84

(12)

Gambar 5.4 Penzoningan Semi-Basement ... 102

Gambar 5.5 Penzoningan Area Pelatihan ... 103

Gambar 5.6 Penerapan Tritunggal Banua ... 104

Gambar 5.7 Konsep Sirkulasi ... 105

Gambar 5.8 Konsep Sirkulais Kendaraan dan Pejalan Kaki ... 106

Gambar 5.9 Konsep Entrance ... 106

Gambar 5.10 Konsep Tangga ... 106

Gambar 5.11 Konsep Sky Cross ... 106

Gambar 5.12 Konsep Amphiteater ... 107

(13)

Tabel 2.2 Tinjauan Seni Rupa dan Seni Sastra ... 26

Tabel 2.3 Rencana Struktur Pusat Pelayanan Kota Medan 2030 ... 28

Tabel 2.4 Sanggar dan Jadwal Kegiatan Taman Budaya Sumatera Utara yang masih berlangsung ... 32

Tabel 2.5 Tabel Kebutuhan Ruang Taman Budaya Sumatera Utara ... 34

Tabel 2.6 Besaran ruanng studio berdasarkan studi ... 38

Tabel 2.7 Lebar Panggung berdasarkan studi ... 39

Tabel 2.8 Tinggi rata-rata manusia ... 42

Tabel 3.1 Perbandingan Regionalisme dan Neo Vernakular ... 55

Tabel 4.1 Analisa Kondisi Eksisting... 65

Tabel 4.2 Deskripsi Jalan Pada Site... 71

Tabel 4.3 Contoh agenda acara bulan April 2013 ... 85

Tabel 4.4 Nama dan Tahun Berdiri Sanggar di Kota Medan ... 86

Tabel 4.5 Jumlah sanggar dan anggotanya ... 87

Tabel 4.6 Nama dan Tahun berdiri sanggar di Kota Medan ... 87

Tabel 4.7 Frekuensi Pertemuan Latihan ... 89

Tabel 4.8 Jadwal Shift Latihan ... 89

(14)

berkembang di masyarakat. Memang untuk berkreasi tidak perlu mengenal batasan tempat dan waktu, tapi untuk menciptakan sesuatu yang dapat dikenal dan memiliki dampak terhadap masyarakat maka ada faktor-faktor yang harus diperhatikan, seperti tempat pertunjukan dan tempat latihan.

Medan harusnya memiliki tempat representatif dan ikonik terhadap nilai seni. Representatif dan ikonik menjadi sudut pandangan umum masyarakat sehingga mudah dikenal dan muncul ketertarikan untuk mencoba berkegiatan didalamnya. Dari situ akan muncul keinginan untuk mencoba menonton, hingga akhirnya mencoba untuk mempelajari. Para tokoh seni dan seniman pun dapat berkreasi secara maksimal untuk dapat memberikan sajian pertunjukan seni bagi masyarakat, hingga ikut terlibat dalam memberikan pengarahan ataupun pendalaman bagi masyarakat yang berminat.

Taman Budaya Sumatera Utara merupakan tempat yang paling aktif dipakai oleh para seniman Medan. Fungsinya sendiri sebagai tempat pelatihan dan pembinaan seni dan budaya. Perlu dilakukan peremajaan kembali terhadap Taman Budaya Sumatera Utara sehingga secara fungsional maupun fisik bisa berjalan dengan baik dan berfungsi semakin optimal.

Kata Kunci : Pelatihan, Pertunjukan, Budaya, Seni, Sumatera Utara

ABSTRACT

In accordance with one of the nature of art, the creative, the art can be used by humans to create new creations, follow the values that flourish in society. It is not necessary to create a place and time limitation, but to create something that can be known and have an impact on the community, there are factors that must be considered, such as the venue and rehearsal space.

Medan should have a representative and iconic place to the value of art. Representative and iconic to the general public's point of view so easily recognized and emerging interest to try doing activities in it. From there will come the desire to try to watch, until finally trying to learn. The figures of art and artist to create the maximum to be able to provide a dish of performing arts to the community, to get involved in giving direction or depth for interested communities.

Taman Budaya Sumatera Utara was the most actively used by the artists of Medan. Own function as a place of training and coaching of art and culture. It’s necessary to rejuvenate the Taman Budaya Sumatera Utara that is functionally and physically able to run properly and function more optimally.

(15)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seni adalah sebuah bentuk ekspresi yang memiliki sifat-sifat kreatif,

emosional, individual, abadi, dan universal. Pandangan masyarakat terhadap seni

dapat dilihat dari tinggi rendahnya minat untuk melihat acara-acara seni seperti

drama, konser musik, tari, permutaran film, ataupun pameran lukisan. Dari sana

akan timbul ketertarikan dan keinginan untuk melihat, menonton kembali,

mempelajari, ataupun mendalami kesenian tersebut. Masyarakat akan mencari

wadah untuk berkreasi ataupun sekedar menikmati sehingga apresiasi terhadap

seni tersebut tersalurkan dan semakin meningkat. Apalagi seni dapat diminati oleh

segala golongan umur dan ekonomi.

Sesuai dengan salah satu sifat seni, yaitu kreatif, maka seni dapat dipakai

manusia untuk menciptakan kreasi-kreasi baru, mengikuti nilai-nilai yang

berkembang di masyarakat. Memang untuk berkreasi tidak perlu mengenal batasan

tempat dan waktu, tapi untuk menciptakan sesuatu yang dapat dikenal dan memiliki

dampak terhadap masyarakat maka ada faktor-faktor yang harus diperhatikan,

seperti tempat pertunjukan dan tempat latihan.

Medan adalah kota metropolitan ketiga terbesar di Indonesia, tetapi sejauh

ini wadah pertunjukan dan pengembangan minat seni masih sedikit dan belum

dikenal luas oleh masyarakat. Jika diperhatikan, Medan memiliki Pekan Raya

Sumatera Utara (PRSU) dan Taman Budaya Sumatera Utara, namun

tempat-tempat tersebut dinilai kurang memadai dilihat dari fisik bangunan dan fasilitas yang

ada.

Akhir 2012 hingga sekarang, berita tentang pengalihan Taman Budaya

Sumatera Utara dari kepengurusan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan

Pemerintagan Provinsi Sumatera Utara ke Pemerintah Kota Medan menjadi berita

hangat. Pasalnya, isu mengenai perubahan fungsi taman budaya mulai terdengar.

Walikota Medan, Rahudman Harahap menegaskan, bangunan Taman Budaya

Sumatera Utara (TBSU) tetap menjadi gedung kesenian yang kepemilikannya ada

pada Pemerintah Kota Medan (Pemko). Hal ini juga terlihat dari sebuah plang tepat

(16)

Budaya adalah milik Pemko Medan. Hak pengelolaan no 1 Kampung durian dan

akan dibangun serta dimanfaatkan".

Pemko Medan akan mengelola Taman Budaya Sumatera Utara (TBSU) di

Jalan Perintis Kemerdekaan Kelurahan Gaharu, Kecamatan Medan Timur.

Pengelolaannya akan diserahkan kepada Dinas Kebudayaan dan Parawisita

(Disbudpar) Kota Medan bersama-sama dengan Dewan Kesenian Medan (DKM).

“Tanah atau lahan TBSU adalah milik Pemko Medan. Karena itu sesuai dengan Undang-Undang Otonomi Daerah, maka TBSU akan kita kelola.

Pengelolaannya kita serahkan kepada Disbudpar Kota Medan

bersama-sama dengan DKM. Kita akan segera alokasikan anggaran untuk pengelolaannya,” Rahudman Harahap, www.dnaberita.com, 14/2/2013.

Setelah Pemko Medan yang mengelola TBSU maka bangunan yang selama

ini digunakan sebagai tempat berkesenian dan diresmikan oleh Menteri Pariwisata

dan Kebudayaan Republik Indonesia, Prof DR Sjarief Thajib, pada 17 Maret 1977

itu langsung dibenahi. Hal itu dilakukan agar para komunitas seni di Kota Medan

dapat melakukan berbagai aktifitas seni, terutama dalam rangka mengembangkan

seni budaya di Sumut.

Medan harusnya memiliki tempat representatif dan ikonik terhadap nilai seni.

Representatif dan ikonik menjadi sudut pandangan umum masyarakat sehingga

mudah dikenal dan muncul ketertarikan untuk mencoba berkegiatan didalamnya.

Dari situ akan muncul keinginan untuk mencoba menonton, hingga akhirnya

mencoba untuk mempelajari. Para tokoh seni dan seniman pun dapat berkreasi

secara maksimal untuk dapat memberikan sajian pertunjukan seni bagi masyarakat,

hingga ikut terlibat dalam memberikan pengarahan ataupun pendalaman bagi

masyarakat yang berminat.

Taman Budaya Sumatera Utara merupakan tempat yang paling aktif dipakai

oleh para seniman Medan. Fungsinya sendiri sebagai tempat pelatihan dan

pembinaan seni dan budaya. Bukan hanya lokasinya yang strategis dan berada di

pusat kota, tapi masih aktifnya perangkat komunitas yang menggunakan lokasi

tersebut sebagai area pertunjukan atau sekedar berdiskusi. Terdapat 5 jenis

kesenian yang dikembangkan disini, yaitu seni rupa, seni tari, seni teater, seni

(17)

sanggar yang disediakan, cukup dengan mendaftar tanpa harus membayar. Disini

juga sering diadakan pertunjukan yang dapat dinikmati oleh masyarakat. Jadi dapat

disimpulkan tempat ini sesuai dengan target untuk mencapai apresiasi terhadap

seni, yaitu melihat, berlatih, hingga terlibat di dalam seni itu sendiri.

Akan tetapi jika dilihat dari kondisi fisik, Taman Budaya Sumatera Utara

belum sesuai dengan harapan yang ingin dicapai, yaitu menjadi representatif dan

ikonik. Perlu dilakukan peremajaan kembali terhadap Taman Budaya Sumatera

Utara sehingga secara fungsional maupun fisik bisa berjalan dengan baik dan

berfungsi semakin optimal. Maka dapat disimpulkan Redevelopment Taman Budaya Sumatera Utara menjadi solusi yang baik sebagai wujud peduli dalam peningkatan apresiasi seni masyarakat Kota Medan.

1.2 Maksud dan Tujuan

Maksud dan tujuan dipilihnya studi kasus proyek Redevelopment Taman

Budaya Sumatera Utara ini adalah :

 Meningkatkan kualitas wadah yang menampung apresiasi dan minat terhadap seni budaya,

 Menjadi salah satu wadah pelestarian dan pengembangan seni budaya di Kota Medan,

 Menjadi tempat informasi, tempat edukasi informal, dan sarana pertunjukan seni budaya di Kota Medan,

 Meningkatkan fasilitas-fasilitas yang ada sehingga berpengaruh dalam peningkatan kualitas daya kreatif para pelaku seni,

 Menjadi tempat yang representatif dan dikenal sebagai ruang terbuka publik oleh masyarakat.

1.3 Lingkup Permasalahan

Masalah yang akan timbul dalam Redevelopment Taman Budaya Sumatera

Utara adalah :  Fungsi

 Bagaimana menerapkan prinsip-prinsip tema yang diambil untuk diterapkan dalam desain bangunan agar sesuai dengan fungsi bangunan dan

(18)

 Bagaimana menciptakan fasilitas seni yang dapat mewadahi minat masyarakat kota Medan akan seni,

 Bagaimana sirkulasi yang menghubungkan beberapa fungsi atau ruang yang berbeda,

 Bagaimana menyediakan ruang-ruang yang sesuai dengan aktifitas-aktifitas yang ada dan dapat memberikan kenyamanan pada setiap pertunjukan,  Pengaturan sirkulasi dan kenyamanan manusia dalam menikmati

pertunjukan baik indoor maupun outdoor,

 Bagaimana mewujudkan desain bangunan pada judul proyek ini sehingga sesuai dengan peruntukkan fungsi bangunan dan kelayakan studi proyek

sesuai dengan kebutuhan pada lokasi proyek.  Arsitektur

 Bagaimana pemilihan material yang tepat sesuai dengan kondisi eksisting serta suhu sehingga dapat mendukung karakter bangunan,

 Bagaimana menciptakan ruang luar dan ruang dalam yang nyaman untuk pengunjung proyek ini,

 Bagaimana menerapkan prinsip-prinsip tema yang diambil.  Struktur

 Bagaimana pemecahan masalah struktur dan akustik bangunan,

 Bagaimana memilih struktur yang tepat dan mampu mendukung bangunan, baik bentuk maupun kekuatan sesuai dengan kebutuhan.

 Utilitas

 Bagaimana pengaturan sistem utilitas pada bangunan sehingga memiliki nilai komersial yang tinggi.

1.4 Metode Pendekatan

Pendekatan yang dilakukan terhadap pemecahan permasalahan dalam

kasus Redevelopment Taman Budaya Sumatera Utara ini adalah :

a. Studi Pustaka

Studi ini mencakup pemahaman kebutuhan dan kelayakan akan lokasi, pola

aktifitas yang terjadi di dalamnya dan kebutuhan akan ruang-ruang dan

(19)

b. Wawancara

Melakukan tanya jawab mengenai fungsi dan harapan yang ingin dicapai

dengan pengelola ataupun masyarakat pecinta seni untuk membantu

memperlengkap data sehingga menunjang perencanaan dan perancangan.

c. Studi Literatur

Studi literatur merupakan suatu pendekatan masalah secara deskriptis dengan

mempelajari pemahaman tentang arsitektur dan pengalamannya melalui studi

dan tinjauan pustaka. Hal yang dilakukan selama studi literatur antara lain :  Mempelajari dan memahami kebutuhan dan persyaratan yang dibutuhkan

terkait dengan perencanaan dan perancangan,

 Mempelajari karakter bentuk, material, warna, tekstur, dan skala yang dapat merangsang kreatifitas,

 Mempelajari karakter para pecinta seni pada umumnya,

 Mempelajari dasar-dasar teoritis melalui studi pustaka dan asistensi sebagai panduan kelayakan program yang sesuai dengan judul perancangan.

d. Survey Lapangan

Survey lapangan yang dilakukan berfungsi untuk :

 Mendapatkan data-data mengenai kondisi, potensi, lokasi, dan hal-hal yang dapat mempengaruhi proses perancangan,

 Mempelajari kondisi dan karakter lokasi.

1.5 Lingkup dan Batasan Proyek a. Lingkup kajian

 Proyek bersifat fiktif

 Seluruh aspek fisik yang berhubungan dengan pembahasan bangunan Redevelopment Taman Budaya Sumatera Utara baik yang menyangkut

kondisi lingkungan tapak, massa bangunan dan program ruang.

 Objek pelaku untuk Redevelopment Taman Budaya Sumatera Utara merupakan golongan semua umur.

b. Batasan

 Tidak ada batasan umur bagi pelaku kegiatan karena sifatnya yang umum.  Ada batasan mengenai jenis kesenian yang akan dilatih dan dibina, karena

(20)

1.6 Kerangka Berpikir

Gambar 1.1 Kerangka Berpikir

Judul

Redevelopment Taman Budaya Sumatera Utara

Tema

Arsitektur Regionalisme

Latar Belakang Tema

 Mampu meleburkan gaya arsitektur lama dengan gaya arsitektur modern,

 Menjadi lebih sensitif dengan vernakularisme dan keadaan lingkungan sekitar sehingga menjadi ikonik dan kontras dengan tidak mengabaikan sekitar.

Latar Belakang Judul

 Menyediakan wadah yang mampu meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap seni,  Meningkatkan fungsinya

sebagai tempat pelatihan, pembinaan, sekaligus pertunjukan seni.

Tujuan dan Manfaat

 Menjadi salah satu wadah pelatihan, pembinaan, dan pertunjukan seni di Kota Medan, baik dari seni rupa, seni tari, seni teater, seni musik, dan seni sastra,

 Menjadi salah satu wadah yang mampu meningkatkan kualitas seni dari pelaku dan penikmat seni di Kota Medan.

Pengumpulan Data

 Studi literatur dan studi banding,  Studi lokasi : ukuran site, GSB, peraturan pemerintah, batas-batas site.

Perumusan Masalah

 Bagaimana mendapatkan konsep bangunan yang representatif dengan pendekatan regionalisme dan disesuaikan dengan fungsi bangunan dan lingkungan sekitar,  Bagaimana menyatukan semua

fasilitas yang ada sehingga dapat berintegrasi dengan baik,

 Bagaimana pemecahan struktur bangunan yang sesuai dengan fungsi bangunan,

 Bagaimana melibatkan pengguna agar mampu menikmati proses seni tersebut melalui pendalaman agenda kegiatan yang terencana.

Analisis Perancangan

 Analisa Site,  Analisa Kegiatan,  Analisa Ruang,

 Analisa Bentuk dan Langgam Bangunan.

Konsep Perancangan

 Konsep massa  Konsep tapak  Konsep desain

Desain Akhir

(21)

1.7 Sistematika Penulisan Laporan

Secara garis besar, urutan pembahasan dalam penulisan laporan ini adalah

sebagai berikut :

BAB I Pendahuluan

Menjelaskan secara garis besar yang menjadi dasar perumusan

perancangan yang meliputi : latar belakang, maksud dan tujuan, masalah

perancangan, pendekatan, lingkup dan batasan proyek, kerangka berpikir, dan

sistematika pembahasan.

BAB II Deskripsi Proyek

Berisi tentang pembahasan mengenai terminologi judul, tinjauan umum,

tinjauan proyek, tinjauan fungsi, dan studi banding proyek sejenis.

BAB III Elaborasi Tema

Menjelaskan tentang pengertian tema yang diambil, interpretasi tema,

keterkaitan tema degan judul, dan studi banding tema sejenis.

BAB IV Analisa Perancangan

Berisi analisa secara fisik, meliputi lokasi, eksisting, tata guna lahan, potensi,

dan kondisi site, dan analisa secara non fisik, meliputi analisa kegiatan, pengguna,

jumlah pengunjung, bentuk, dan deskripsi besaran ruang.

BAB V Konsep Perancangan

Berisi konsep perancangan hasil analisa komprehensif yang digunakan

sebagai alternatif pemecahan masalah.

BAB VI Gambar Perancangan

(22)

BAB II

DESKRIPSI PROYEK

2.1 Terminologi Judul

Judul dari proyek ini adalah Redevelopment Taman Budaya Sumatera Utara. Berikut merupakan penjelasan terhadap judul kasus proyek tersebut:

Redevelopment

Redevelopment adalah pembangunan kembali atau peremajaan

menyeluruh. Dapat dikatakan bahwa ini merupakan upaya penataan kembali suatu

kawasan kota dengan cara mengganti sebagian dari, atau seluruh unsur-unsur

dengan yang lebih baru dengan tujuan untuk meningkatkan vitalitas serta kualitas

lingkungan kawasan tersebut.

Maksud dari proses pembangunan kembali tergantung kepada kondisi

wilayah yang akan diremajakan, pada dasarnya menyangkut tiga hal pokok :

- Memberikan vitalitas baru,

- Meningkatkan vitalitas yang ada

- Menghidupkan kembali vitalitas yang lama telah pudar.

Tujuan tersebut dimaksudkan agar wilayah yang diremajakan tersebut dapat

menyumbang kontribusi yang lebih positif kepada kehidupan kota baik dilihat dari

segi ekonomi, sosial budaya, fisik, dan bahkan segi politik. Upaya peremajaan

umumnya selalu mengambil tempat pada kawasan yang dianggap memiliki potensi

ekonomi yang paling besar untuk dikembangkan.

Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, ditemukan definisi ‘pengembangan’ sebagai berikut :

mengembangkan /me·ngem·bang·kan/v1 membuka lebar-lebar; membentangkan: ~ payung;2 menjadikan besar (luas, merata, dsb): kerajaan itu ~ kekuasaannya;3 menjadikan maju (baik, sempurna, dsb): ~ kesenian rakyat;~ hatikimenggembirakan;

menyenangkan; ~sayapki memajukan dan meluaskan usaha dagang dsb;

pengembangan/pe·ngem·bang·an/ n proses,cara,perbuatan

mengembangkan: pemerintah selalu berusaha dl ~ pembangunan

(23)

dikehendaki;~ bahasa upaya meningkatkan mutu bahasa agar dapat dipakai untuk berbagai keperluan dl kehidupan masyarakat

modern; ~ masyarakat proses kegiatan bersama yg dilakukan oleh penghuni suatu daerah untuk memenuhi kebutuhannya

Seels & Richey (dalam Gatot, 2008) menyatakan bahwa pengembangan

adalah proses menerjemahkan spesifikasi produk ke dalam bentuk fisik. Gatot (2008) menyatakan bahwa “pengembangan dapat dimaknai sebagai tindakan menyediakan sesuatu dari tidak tersedia menjadi tersedia atau melakukan

perbaikan-perbaikan dari sesuatu yang tersedia menjadi lebih sesuai, lebih tepat

guna dan lebih berdaya guna”.

Taman

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian taman adalah kebun

yang ditanami dengan bunga- bunga dan sebagainya (tempat bersenang); tempat

(yang menyenangkan, dsb).

Budaya

Cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok

orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak

unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa,

perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni.

Sumatera Utara

Provinsi Sumatera Utara terletak pada 1°-4° Lintang Utara dan 98°-100°

Bujur Timur, Luas daratan Provinsi Sumatera Utara 71.680 km². Sumatera Utara

pada dasarnya dapat dibagi atas Pesisir Timur, Pegunungan Bukit Barisan, Pesisir

Barat, dan Kepulauan Nias.

Sumatera Utara merupakan provinsi multi etnis dengan suku Melayu,

Batak,Dan Nias sebagai penduduk asli wilayah ini. Daerah pesisir Timur Sumatera

Utara pada umumnya dihuni oleh orang-orang Melayu. Pantai Barat dari Barus

hingga Natal banyak bermukim orang Minangkabau. Wilayah tengah sekitar Danau

Toba bayak dihuni suku Batak yang sebagian besarnya beragama Kristen. Suku

(24)

Medan

Merupakan Ibukota Sumatera Utara dimana Medan merupakan pusat

aktivitas dan pemerintahan Sumatera Utara.

Berdasarkan pengertian diatas, maka Redevelopment Taman Budaya

Sumatera Utara adalah pembangunan kembali atau peremajaan menyeluruh

sarana dan prasarana Taman Budaya Sumatera Utara untuk menjadi tempat

pelatihan dan pembinaan seni dan budaya yang menyenangkan dan dapat dinikmati

semua umur bahkan generasi ke generasi yang berlokasi di pusat Sumatera Utara,

yaitu Medan.

2.2 Tinjauan Umum

Taman Budaya Sumatera Utara (TBSU) merupakan badan milik pemerintah

yang bergerak di bidang seni dan budaya yang berdiri sejak tahun 1978. Taman

Budaya Sumatera Utara terletak di JL. Perintis Kemerdekaan no. 33, Medan-20235,

Sumatera Utara. Terdiri dari bangunan multimassa, dengan 1 gedung utama

sebagai gedung pertunjukan, panggung terbuka, amphiteater, 2 ruang pameran,

gedung latihan tari, ruang latihan musik, ruang latihan teater, perpustakaan sastra,

kantin, dan musholla.

Taman Budaya Sumatera Utara berfungsi sebagai pusat pelatihan dan

pembinaan kesenian, mengadakan pertunjukan kesenian, melaksanakan

pendokumentasian dan pengumpulan informasi seni. Terdapat berbagai macam

kesenian di Taman Budaya Sumatera Utara. Adapun jenis-jenis kesenian yang

dilatih disini adalah :  Seni Tari  Seni Musik

 Seni Lukis dan Rupa  Seni Teater dan Sastra

Selama ini Taman Budaya Sumatera Utara dikelola UPT TBSU yang

dibawahi oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata dan diawasi oleh Pemerintahan

Provinsi Sumatera Utara. Karena adanya klaim kepemilikan Taman Budaya

Sumatera Utara oleh pihak Pemko Medan, maka Redevelopment Taman Budaya

(25)

Gambar 2.1 Sistem pengelolaan TBSU yang masih berlangsung Sumber : wawancara 1 Maret 2013

Gambar 2.2 Sistem pengelolaan TBSU yang akan dipakai Sumber : Olah Data Primer

2.3 Tinjauan Khusus

Untuk mengetahui tujuan dan fungsi dari Taman Budaya Sumatera Utara,

maka perlu peninjauan secara khusus berdasarkan fungsi daripada Taman Budaya

itu sendiri. Berdasarkan hasil wawancara, Taman Budaya Sumatera Utara memiliki

fungsi sebagai tempat pelatihan dan pembinaan seni dan budaya. Untuk itu, berikut dipaparkan pengertian dari fungsi tersebut.

2.3.1 Budaya

2.3.3.1 Pengertian Budaya

Kata ‘budaya’ berasal dari kata buddhayah sebagai bentuk jamak dari buddhi (Sansekerta) yang berarti ‘akal’ (Koentjaraningrat, 1974 : 80). Defenisi yang

paling tua dapat diketahui dari E. B. Tylor yang dikemukakan di dalam bukunya

Primitive Cultue (1871). Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Pemerintahan

Provinsi Sumatera Utara

•Selaku pengawas Taman Budaya Sumatera Utara

Dinas Kebudayaan dan

Pariwisata

•Dinas Kebudayaan dan Pariwisata bertugas mengirim Unit Pelaksana Tugas untuk mengelola Taman Budaya

Sumatera Utara

UPT Taman Budaya Sumatera

Utara (Pengelola)

•Merupakan Unit Pelaksana Tugas yang mengelola Taman Budaya Sumatera Utara. Adapun tugas pengelola dibagi menjadi 2 bagian, yaitu Urusan Administrasi dan Urusan Fungsional

Pemerintah Kota Medan

•Selaku pengawas Taman Budaya Sumatera Utara

Dinas Kebudayaan dan

Pariwisata

•Dinas Kebudayaan dan Pariwisata bertugas mengirim Unit Pelaksana Tugas untuk mengelola Taman Budaya

Sumatera Utara dan dipantau oleh Dewan Kesenian Medan (DKM)

UPT Taman Budaya Sumatera

Utara (Pengelola)

(26)

Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala

sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki

oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism.1 Berikut ini adalah beberpa pengertian dari beberapa sumber:

i. Freeman Budds

Budaya membimbing segala sesuatu tidak laku manusia. Agama termasuk

budaya dan budaya lebih luas dari agama, agama merupakan hasil dari

kebudayaan dan budaya merupakan ciptaan manusia. Dari sini penulis

menyatakan jika agama buatan manusia maka agama bisa benar dan salah.

Jika tidak benar budaya hasil budaya manusia, maka segala ajaran dapat

dibenarkan manusia dengan akalnya. Kebenaran agama tidak selamanya dapat

dijangkau oleh rasio manusia. Agama merupakan sesuatu yang lebih luhur dan

suci. Dari pendapat diatas penulis menyimpulkan :

- Kebudayaan merupakan sesuatu yang melingkupi segala aspek kehidupan

manusia,

- Kebudayan tidak dimiliki manusia sejak lahir,

- Nilai norma dan kebudayaan menjadi nilai norma hidup,

- Isi pendidikan ditentukan isi materi kebudayaan dan tujuan pendidikan,

- Pendidikan, pengajaran, dan kebudayaan merupakan suatu integrasi

lengkap,

- Pengajaran merupakan suatu alat pendidikan dan pendidikan merupakan

unsur kebudayaan,

- Kebudayaan bersifat edukatif.

ii. Koentjaraningrat

Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya

manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia

dengan relajar.

iii. Ki Hajar Dewantara

Kebudayaan berarti buah budi manusia adalah hasil perjuangan manusia

terhadap dua pengaruh kuat, yakni zaman dan alam yang merupakan bukti

kejayaan hidup manusia untuk mengatasi berbagai rintangan dan kesukaran

didalam hidup dan penghidupannya guna mencapai keselamatan dan

kebahagiaan yang pada lahirnya bersifat tertib dan damai.

1

(27)

Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian kebudayaan

adalah sesuatu yang akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem

ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan

sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan

adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang

berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya

pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain,

yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalan melangsungkan

kehidupan bermasyarakat.

2.3.3.2 Hubungan Antara Unsur-Unsur Komponen

Komponen-komponen atau unsur-unsur utama dari kebudayaan antara lain :

A. Peralatan dan perlengkapan hidup (teknologi)

Teknologi menyangkut cara-cara atau teknik memproduksi, memakai, serta

memelihara segala peralatan dan perlengkapan. Teknologi muncul dalam cara-cara

manusia mengorganisasikan masyarakat, dalam cara-cara mengekspresikan rasa

keindahan, atau dalam memproduksi hasil-hasil kesenian. Masyarakat kecil yang

berpindah-pindah atau masyarakat pedesaan yang hidup dari pertanian paling

sedikit mengenal delapan macam teknologi tradisional (disebut juga sistem

peralatan dan unsur kebudayaan fisik), yaitu:

- alat-alat produktif

- senjata

- wadah

- alat-alat menyalakan api

- makanan

- pakaian

- tempat berlindung dan perumahan

- alat-alat transportasi

B. Sistem mata pencaharian

Perhatian para ilmuwan pada sistem mata pencaharian ini terfokus pada

masalah-masalah mata pencaharian tradisional saja, di antaranya:

- Berburu dan meramu

(28)

- Bercocok tanam di ladang

- Menangkap ikan

C. Sistem kekerabatan dan organisasi sosial

Sistem kekerabatan merupakan bagian yang sangat penting dalam struktur

sosial. Meyer Fortes mengemukakan bahwa sistem kekerabatan suatu masyarakat

dapat dipergunakan untuk menggambarkan struktur sosial dari masyarakat yang

bersangkutan.

Kekerabatan adalah unit-unit sosial yang terdiri dari beberapa keluarga yang

memiliki hubungan darah atau hubungan perkawinan. Anggota kekerabatan terdiri

atas ayah, ibu, anak, menantu, cucu, kakak, adik, paman, bibi, kakek, nenek dan

seterusnya.

Dalam kajian sosiologi-antropologi, ada beberapa macam kelompok

kekerabatan dari yang jumlahnya relatif kecil hingga besar seperti keluarga

ambilineal, klan, fatri, dan paroh masyarakat. Di masyarakat umum kita juga

mengenal kelompok kekerabatan lain seperti keluarga inti, keluarga luas, keluarga

bilateral, dan keluarga unilateral.

Sementara itu, organisasi sosial adalah perkumpulan sosial yang dibentuk

oleh masyarakat, baik yang berbadan hukum maupun yang tidak berbadan hukum,

yang berfungsi sebagai sarana partisipasi masyarakat dalam pembangunan bangsa

dan negara. Sebagai makhluk yang selalu hidup bersama-sama, manusia

membentuk organisasi sosial untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu yang tidak

dapat mereka capai sendiri.

D. Bahasa

Bahasa adalah alat atau perwujudan budaya yang digunakan manusia untuk

saling berkomunikasi atau berhubungan, baik lewat tulisan, lisan, ataupun gerakan

(bahasa isyarat), dengan tujuan menyampaikan maksud hati atau kemauan kepada

lawan bicaranya atau orang lain. Melalui bahasa, manusia dapat menyesuaikan diri

dengan adat istiadat, tingkah laku, tata krama masyarakat, dan sekaligus mudah

membaurkan dirinya dengan segala bentuk masyarakat. Bahasa memiliki beberapa

fungsi yang dapat dibagi menjadi fungsi umum dan fungsi khusus. Fungsi bahasa

secara umum adalah sebagai alat untuk berekspresi, berkomunikasi, dan alat untuk

(29)

khusus adalah untuk mengadakan hubungan dalam pergaulan sehari-hari,

mewujudkan seni (sastra), mempelajari naskah-naskah kuno, dan untuk

mengeksploitasi ilmu pengetahuan dan teknologi.

E. Kesenian

Kesenian mengacu pada nilai keindahan (estetika) yang berasal dari

ekspresi hasrat manusia akan keindahan yang dinikmati dengan mata ataupun

telinga. Sebagai makhluk yang mempunyai cita rasa tinggi, manusia menghasilkan

berbagai corak kesenian mulai dari yang sederhana hingga perwujudan kesenian

yang kompleks.

F. Sistem Kepercayaan

Ada kalanya pengetahuan, pemahaman, dan daya tahan fisik manusia

dalam menguasai dan mengungkap rahasia-rahasia alam sangat terbatas. Secara

bersamaan, muncul keyakinan akan adanya penguasa tertinggi dari sistem jagad

raya ini, yang juga mengendalikan manusia sebagai salah satu bagian jagad raya.

Sehubungan dengan itu, baik secara individual maupun hidup bermasyarakat,

manusia tidak dapat dilepaskan dari religi atau sistem kepercayaan kepada

penguasa alam semesta.

Agama dan sistem kepercayaan lainnya seringkali terintegrasi dengan

kebudayaan. Agama (bahasa Inggris: Religion, yang berasar dari bahasa Latin

religare, yang berarti "menambatkan"), adalah sebuah unsur kebudayaan yang

penting dalam sejarah umat manusia. Dictionary of Philosophy and Religion (Kamus

Filosofi dan Agama) mendefinisikan Agama sebagai berikut:

... sebuah institusi dengan keanggotaan yang diakui dan biasa berkumpul

bersama untuk beribadah, dan menerima sebuah paket doktrin yang

menawarkan hal yang terkait dengan sikap yang harus diambil oleh individu

untuk mendapatkan kebahagiaan sejati.2

Agama biasanya memiliki suatu prinsip, seperti "10 Firman" dalam agama Kristen

atau "5 rukun Islam" dalam agama Islam. Kadang-kadang agama dilibatkan dalam

sistem pemerintahan, seperti misalnya dalam sistem teokrasi. Agama juga

memengaruhi kesenian.

2

(30)

G. Pernikahan

Agama sering kali mempengaruhi pernikahan dan perilaku seksual.

Kebanyakan gereja Kristen memberikan pemberkatan kepada pasangan yang

menikah; gereja biasanya memasukkan acara pengucapan janji pernikahan di

hadapan tamu, sebagai bukti bahwa komunitas tersebut menerima pernikahan

mereka. Umat Kristen juga melihat hubungan antara Yesus Kristus dengan

gerejanya.

Gereja Katolik Roma mempercayai bahwa sebuah perceraian adalah salah,

dan orang yang bercerai tidak dapat dinikahkan kembali di gereja. Sementara

Agama Islam memandang pernikahan sebagai suatu kewajiban. Islam

menganjurkan untuk tidak melakukan perceraian, namun memperbolehkannya.

H. Sistem ilmu dan pengetahuan

Secara sederhana, pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui

manusia tentang benda, sifat, keadaan, dan harapan-harapan. Pengetahuan dimiliki

oleh semua suku bangsa di dunia. Mereka memperoleh pengetahuan melalui

pengalaman, intuisi, wahyu, dan berpikir menurut logika, atau percobaan-percobaan

yang bersifat empiris (trial and error).

Sistem pengetahuan tersebut dikelompokkan menjadi:

- pengetahuan tentang alam

- pengetahuan tentang tumbuh-tumbuhan dan hewan di sekitarnya

- pengetahuan tentang tubuh manusia, pengetahuan tentang sifat dan tingkah

laku sesama manusia

- pengetahuan tentang ruang dan waktu

2.3.2 Seni

2.3.4.1 Pengertian Seni

Kesenian merupakan salah satu unsur dari kebudayaan. Dalam

perancangan Taman Budaya Sumatera Utara ini, unsur kebudayaan yang diambil

adalah kesenian oleh karena itu perlu juga sebuah pemahaman tentang kesenian

itu sendiri.

(31)

dengan istilah “art” (artivisial) yang artinya barang / karya dari sebuah kegiatan. Konsep seni terus berkembang sejalan dengan berkembangnya kebudayaan dan

kehidupan masyarakat yang dinamis. Beberapa pendapat tentang pengertian seni :  Ensikopledia Indonesia : seni adalah penciptaan benda atau segala hal yang

karena keindahan bentuknya, orang senang melihat dan mendengar.

 Aristoteles : seni adalah kemampuan membuat sesuatu dalam hubungannya dengan upaya mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan oleh gagasan

tertentu.

 Ki Hajar Dewantara : seni adalah indah, menurutnya seni adalah segala perbuatan manusia yang timbul dan hidup perasaannya dan bersifat indah

hingga dapat menggerakkan jiwa perasaan manusia lainnya.

 Akhdiat K. Mihardja : seni adalah kegiatan manusia yang merefleksikan kenyataan dalam sesuatu karya, yang berkat bentuk dan isinya mempunyai

daya untuk membangkitkan pengalaman tertentu dalam alam rohani si

penerimanya.

 Erich Kahler : seni adalah suatu kegiatan manusia yang menjelajahi, menciptakan realitas itu dengan simbol atau kiasan tentang keutuhan “dunia kecil” yang mencerminkan “dunia besar”.

 Emanuel Kant : seni adalah sebuah impian karena rumus-rumus tidak dapat mengikhtiarkan kenyataan.

2.3.4.2 Jenis-jenis Seni

Terdapat beberapa macam pembagian jenis seni. Perkembangan zaman

juga mempengaruhi tumbuhnya bermacam-macam seni. Seni adalah pencerminan

jiwa atau gagasan yang tertuang di dalam bermacam-macam bentuk dengan

berbagai media ungkap.

A. Ditinjau dari bentuk perwujudannya, seni terbagi menjadi 3 jenis :

Seni Rupa : seni yang wujudnya dapat dilihat dengan mata dan diraba yang disebut pula dengan seni visual. Sudarmadji (1979) memberikan batasan bahwa

seni rupa adalah segala manifestasi batin dan pengalaman estetis dengan

media garis, warna, tekstur, volume, dan ruang.

(32)

daya emosi dalam hubungannya dengan dunia kehidupan. Hanay sebagian

kecil saja yang merupakan ungkapan perasaan keindahan secara murni.

Seni Pertunjukan : seni yang disajikan dengan penampilan peragaan. Maksudnya seni itu akan dapat dihayati selama berlangsungnya proses ungkap

oleh pelakunya. Secara mudah seni pertunjukan adalah seni yang ditunjukan

oleh pelakunya.

Seni pertunjukan meliputi ;

Seni Musik : yaitu ungkapan batin yang dinyatakan dengan irama NDAa yang melodis. Melodi seni musik adalah suara, karena itu pengamatan pada seni

musik adalah pengamatan auditif. Pesona pada seni musik tidak cukup apabila

dicapai lewat alat audio seperti tape recorder atau radio saja, sebab pesona seni

musik adalah pesona yang dicapai melalui proses penampilan, baik penampilan

vokal maupun penampilan instrumental. Pengamat akan lebih mudah

menghayati seni musik lewat televisi daripada radio, dan lebih tepat jika lewat

pertunjukan langsung.

Jenis musik dapat dibagi menjadi 3 jenis, yaitu :

Art music (Musik seni) : merupakan musik yang serius, dimana didalamnya

termasuk musik klasik, musik klasik kontemporer, dan beberapa lagu jazz.

Popular music (Musik populer) : merupakan musik yang didalamnya terdiri

dari semua gaya (genre) musik yang sudah populer secara luas, ataupun

dimaksudkan untuk konsumsi massal, dan disebarkan melalui media

informasi.

Traditional music (Musik tradisional) : merupakan istilah yang digunakan

untuk menamakan musik rakyat. Pada umumnya musik tradisional

diturunkan melalui oral transmission (mulut ke mulut), dan memiliki landasan

kebudayaan tertentu.

Seni Tari : yaitu ekspresi jiwa manusia yang diungkapkan dengan gerak-gerak ritmis yang indah. Gerak ritmis pada tari selalu didukung dan dituntun dengan

irama musik. Gerak ritmis pada tari selalu didukung dan dituntun dengan irama

musik, oleh karena itu seni tari tidak dapat terlepas dari seni musik. Gerak-gerak

ekspresif pada seni tari adalah gerak-gerak yang indah, diberi bentuk dan ritme

dari badan manusia dalam ruang yang dapat menggetarkan perasaan

(33)

Tari tradisional : tari yang berasal dari daerah-daerah di Indonesia. Jenis tari ini sangat beranekaragam, mengingat suku di Indonesia sangat banyak.

Akan tetapi, seiring dengan perkembangan zaman dan semakin pesatnya

perkembangan tari kontemporer, tari tradisional hampir terlupakan.

Tari kontemporer : adalah tari yang menunjukkan kondisi kreatif dari masa terakhir. Seni tari kontemporer Indonesia meminjam banyak pengaruh dari

luar, seperti tari balet dan tari modern barat. Pada tahun 1954, dua seniman

dar Yogyakarta — Bagong Kusudiarjo dan Wisnuwardhana — merantau ke

Amerika Serikat untuk belajar ballet dan tari modern dengan berbagai

sanggar tari disana.3 Ketika kembali ke Indonesia pada tahun 1959 mereka membawa budaya berkesenian baru, yang pada akhirnya mengubah arah,

wajah dan pergerakan dan koreografi baru, mereka memperkenalkan

gagasan seni tari sebagai ekspresi pribadi sang seniman ke dalam seni tari

Indonesia. Gagasan seni tari sebagai media ekspresi pribadi seniman telah

membangkitkan seni tari Indonesia, dari yang semula selalu berlatar tradisi

menjadi ekspresi seni, melalui paparan sang seniman terhadap berbagai

latar belakang seni dan budaya yang lebih luas dan kaya. Seni tari

tradisional Indonesia juga banyak memengaruhi seni tari kontemporer di

Indonesia, misalnya langgam tari Jawa berupa pose dan sikap tubuh serta

keanggunan gerakan seringkali muncul dalam pagelaran seni tari

kontemporer di Indonesia. Kolaborasi internasional juga dimungkinkan,

misalnya kolaborasi seni tari Jepang Noh dengan seni tari teater tradisional

Jawa dan Bali. Tari modern Indonesia juga seringkali ditampilkan dalam

dunia industri hiburan dan pertunjukan Indonesia, misalnya tarian pengiring

nyanyian, pagelaran musik, atau panggung hiburan. Kini dengan derasnya

pengaruh budaya pop dari luar negeri, terutama dari Amerika serikat,

beberapa tari modern seperti tari jalanan (street dance) juga merebut

perhatian kaum muda Indonesia.

Seni Theater : yaitu ungkapan jiwa yang dipertunjukkan secara langsung dengan materi manusia sebagai pelakunya. Pada dasarnya seni theater adalah

seni kolektif, karena theater adalah pementasan terpadu antara seni sastra

sebagai wahana dialektik antara pelakunya, mungkin juga antar pelaku dan

3

(34)

penonton, seni gerak sebagai akting pelakunya, seni rupa dan seni musik yang

menjadi pendukung pementasan. Theater tidak saja menampilkan

pengalaman-pengalaman psikologis, melainkan juga pengalaman-pengalaman-pengalaman-pengalaman berkarateristik

intelektual, bahkan sampai pada pengalaman emosional bawah sadar dan

metafisis. Pentas theater tidak hanya menampilkan realita psikologis, tetapi lebih

jauh dari itu, menampilkan juga realita sosial yang kompleks dalam

bentuk-bentuk simbolis. Berikut adalah jenis-jenis pertunjukan theater :

Drama : (secara harfih diartikan sebagai aksi, dari arti secara lisan “melakukan”) adalah cabang dari theater dalam dialog baik dari menulis teks atau mengarang yang terpenting.

Opera : adalah sebuah bentuk seni dimana penyanyi dan musisi menampilkan sebuah drama mengkombinasikan teks (disebut sebuah

libretto) dan lembaran musik. Opera merupakan bagian dari tradisi musik

klasik barat. Opera memasukkan banyak elemen dari theater, seperti akting,

pemandangan, pakaian, dan tarian.

Pantomim : adalah produksi theatrikal musik-komedi yang dapat ditemukan di Kanada, Inggris, Jamaika, Afrika Selatan, Jepang, India, Irlandia,

Gibraltar, dan Malta.

B. Ditinjau dari masa perkembangannya, seni terbagi menjadi 3 jenis, yaitu :

Seni Tradisional : dalam proses penciptaan seni tradisional terjadi hubungan antara subjek pencipta dan kondisi lingkungannya. Pencipta seni tradisional

biasanya terpengaruh oleh kondidi sosial budaya masyarakat di suatu tempat,

dalam hal ini banyak nerkaitan dengan kepercayaan terhadap hal-hal gaib.

Justru seni tradisional akan kuat bertahan apabila berakar pada hal-hal yang

bersifat sakral.

Seni Kontemporer : adalah seni yang paling baru, yang mudah merangsang dan menimbulkan kejutan. Kriteria kontemporer bukan semata-mata ditentukan

oleh bentuk baru, tetapi terutama ditentukan oleh kreasi yang baru. Bentuk seni

kontemporer dapat imitatif, ekspresif, realistis, non-realistis, atau abstrak. Seni

kontemporer cenderung melepaskan diri dari keterikatan bentuk objek.

Seni Pop : mencerminkan kesukaan para seniman mengaitkan karyanya dengan budaya yang sedang populer atau budaya rakyat kebanyakan (Mass

(35)

Kebudayaan Ilmu Pengetahuan Kepercayaan Adat Isitadat Hukum Kesenian Seni Rupa Lukis Patung Keramik Pahat Grafis Lingkungan Seni Sastra Bahasa Pantun Prosa Seni Pertunjukan Seni Tari Tradisional Kontemporer Seni Musik Klasik

Pop / Populer

Tradisional

Seni Theater

Drama

Opera

Pantomim C. Ditinjau menurut fungsinya, seni terbagi menjadi 2 bagian, yaitu :

Seni Sakral : yang berfungsi untuk kepentingan hal-hal yang berhubungan dengan keagamaan atau kepercayaan.

Seni Sekuler : yang berfungsi untuk kepentingan hal-hal yang berhubungan dengan kebtuhan keduniawian. Dalam hal ini seni adalah sebagai alat atau

sebagai objek.

2.3.3 Tinjauan seni dan budaya yang ada di Sumatera Utara

E.B. Taylor dalam bukunya Primitive Culture menulis bahwa kebudayaan itu

adalah keselutuhan kompleks, yang didalamnya terkandung ilmu pengetahuan,

kepercayaan kesenian, adat istiadat, hukum, dan kemampuan lain yang didapat

oleh manusia. Dari penjelasan seni dan budaya sebelumnya, maka dapat

[image:35.595.101.524.347.749.2]

disimpulkan keterkaitan budaya dengan seni dengan diagram sebagai berikut:

(36)
[image:36.595.90.520.378.716.2]

Sumatera Utara memiliki 3 suku yang merupakan penduduk asli, antara lain :

Gambar 2.4 Suku penduduk asli Sumatera Utara

Sumber : Olah Data Primer

Berdasarkan jenis seni yang telah dipaparkan pada diagram sebelumnya, maka

berikut macam-macam kesenian berdasarkan bentuk perwujudannya :

- Seni Pertunjukan

Tabel 2.1 Tinjauan Seni Pertunjukan Sumber :Olah Data Primer

Suku

Seni Tari Seni Musik

Seni Theater Tradisional Kontemp

orer Pop Tradisional Melayu Tarian :4

- Tari Zapin - Tari Ronggeng - Serampang

duabelas

- Tari Lenggang Patah Sembilan

- Tari Lenggok Mak Inang

- Tari Campak Bunga - Tari Lagu Dua (Tari

Tanjung Katung) - Tari Pelipur Lara - Tari Sapu Tangan - Tari Melenggok

(Hitam manis) - Tari Makan Sirih

- Mulai

dimodifikasi dengan : - Gitar - Keyboard - Biola - Akordeon

Alat Musik :5 - Rebab - Gong - Gambus - Gendang

Marwas

- Bangsaw an - Makyong - Menora - Mendu

Nias Tarian : - Tari Moyo - Tari Mogaele - Tari Perang (Fatele /

Foluaya)

- - Alat musik :6

- gong besar, - faritia/sarain

a (gong kecil) - 4 http://melayuonline.com/ind/culture/dig/517/tari-klasik-tradisional 5 http://reskyramadhandi.blogspot.com/2011/02/alat-alat-musik-sumatera-utara.html 6 http://bahanajarsenimusik.blogspot.com/2009/03/musik-tradisional.html Sumatera Utara

Suku Melayu Suku Nias Suku Batak

(37)

- Maena - sigu mbawa dan surune mbawa (suling) - druridana

(garputala bambu) - tamburu - gendera - cucu - fodrahi - taburana

(gendang yang panjangnya 3 meter dengan 2 kulit) - koko

(semacam celempung / kecapi) - Lagiya

(rebab) Batak

Karo7

1. Tari Komunal, yaitu:

- kerja erdemu bayu (perkawinan) - merdang merdem

atau kerja tahun (upacara pertanian) - nurun-nurun

(upacara kematian) - guro-guro aron

(muda-mudi) - ersimbu (upacara

memanggil hujan), atau biasa juga disebut dengan dogal-dogal - mengket rumah

mbaru (meresmikan rumah baru)

- ngukal tulan-tulan (menggali tulang) - ngalo-ngalo, dll.

2. Tari Khusus, biasa berhubungan dengan peranan seseorang : - gendang guru

(dukun)

Tari Kreasi Baru, yaitu : - tari roti

manis - tari

terang bulan - tari lima

serangk e - tari telu

serangk e - tari

uisgara - tari

Sigund ari

Mulai dimodifikasi dengan : - Gitar - Keyboard

Alat musik :8 - Kulcapi - Sarune - Gendang

Nyanyian : - Piso Surit - Lima

(38)

- seluk (trance) - perumah begu

(memanggil roh) - erpangir ku lau

(keramas, bathing ceremony) - perodak-odak - tari tungkat - tari baka

3. Tari Tontonan, yaitu :

- Perkolong-kolong (permangga-mangga)

- Mayan atau Ndikkar (seni bela diri khas Karo)

- Tari Kuda-Kuda (Simalungun: Hoda-Hoda)

- Gundala-gundala (Tembut-tembut Seberaya) Batak

Toba

Tarian :9 - Tari Tor-tor - Tari Margondang

Mulai dimodifikasi dengan : - Gitar - Keyboard - Seruling

Alat musik :10 - Oloan - Ihutan - Panggora - Doal - Hesek - Garantung - Gordang - Taganing - Odap - Sarune - Sulim - Ole-ole - Sordam - Tlatoat - Balobat - Tulila - Hasapi - Sidideng

(Arbab) - Panggepen

g

- Saga-saga Nyanyian :11 - Joting - Tumbas

(39)

- Andung - Oing - Dideng - Didang - Doding

Batak Mandai ling

Tarian :12 - Tari Tor-tor

Mandailing - Tari Sarama - Marmoncak

- Mulai

dimodifikasi dengan : - Gitar - Keyboar - Seruling

Alat musik :13 - Gordang sambilan - Sarune - Momongan (gong) Sampurag a Batak Simalu ngun

Tarian :14

- Toping-toping - Tangis tangis

- Mulai

dimodifikasi dengan : - Gitar - Keyboard - Seruling

Alat musik :15 - Gonrang sipitu-pitu - Gonrang sidua-dua - Sarune - Saligung - Jatjaulul atau tung-teng - Husapi - Ingon-ingon - Sulim - Tulila Batak Pak Pak

Tarian :16 - Tatak

o Tatak Memupu o Tatak

Mendedah

o Tatak Renggisa o Tatak Balang

Cikua

o Tatak Garo-garo

o Tatak Tirsmo

Lae Bangkuang

o Tatak Menerser

o Tatak Page o Tatak Muat

Page

o Tatak Adat

o Tatak Mendedohi Takai-takai - Moccak - Tabbus

- - Alat musik :

- Genderang Sisibahan - Kalondang - Lobat - Kecapi - Gong - Genderang

(40)

Batak Angkol a

Tarian :

- Tari Tor-tor Angkola

- Mulai

dimodifikasi dengan : - Gitar - Keyboar - Seruling

Alat musik : - Zapin - Sikambang - Gendang ronggeng - Biola - Rebab - Gendang marwas -

[image:40.595.92.521.181.712.2]

- Seni Rupa dan Seni Sastra

Tabel 2.2 Tinjauan Seni Rupa dan Seni Sastra Sumber : Olah Data Primer

Suku

Seni Rupa

Seni Sastra Lukis Pahat Patung Logam Anya

man Kain

Melayu - √ √ √ √ √ - Gurindam

- Hikayat - Karmina - Pantun - Seloka - Syair - Talibun

Nias - √ √ √ √ √ - Marhata

- Aksara - Foklore17

o Mite o Legenda o Dongen Kawih

o Hikayat

o Fabel o Sage

- Sastra Lisan Nias18

o Huo-huo hada o Lae-lae Balo

Mbanua

o Fame Fegero, dll

B.Karo - √ √ √ √ √ - Marhata

- Sastra Lisan Batak Karo

- Aksara Batak

B.Toba - √ √ √ √ √ - Marhata Batak

- Sastra Lisan Batak Toba

- Aksara Batak - Perumpamaan B.Mandailin

g

- √ √ √ √ √ Marhata :19

- Hata somal - Hata andung

(41)

- Hata teas dohot jampolak

- Hata sibaso - Hata parkapur Turi-turian :

- Turi-turian Ni Raja Gorga Di Langit - Si Jahidin

- Si Lundu Ni Pahu - Nan Sondang

Milong-ilong - Si Sampuraga - Si Baroar

- Si Aji Malim Deman - Si Raja Onas di

Mandailing

- Turi-turian Ni Si Tapi Surat Tagan - Jalak Maribo dohot

Ompu Sagadon B.Simalung

un

- √ √ √ √ √ Filsafat Simalingun

“Habinaron Do Bona”20

- Sapangambei - Manoktok Hitei - Marharoan Bolon - Marumbuk Riah - Ahap Simalungun,

dll.

Aksara Batak

B.Angkola - √ √ √ √ √ Marhata :21

- Hata somal - Hata andung

- Hata teas dohot jampolak

- Hata sibaso - Hata parkapur Turi-turian :

- Asal-usul ni gorar ni Huta Batu NDAua - Carito ni sada Ina-ina

na pistar

- Carito ni Si Biaok - Carito ni Jabukkuk

dohot Si Japitung - Carito ni Si Bisuk na

Oto

B.Pakpak - √ √ √ √ √ - Hata Pakpak

(42)

Maka dapat disimpulkan bahwa Taman Budaya Sumatera Utara harusnya

berfungsi menjadi tempat yang bersifat terbuka bagi siapapun yang ingin mendalami

kesenian Sumatera Utara melalui proses latihan (terlibat secara total) yang

terjadwal ataupun menjadi alternatif tempat untuk berlatih. Adapun latihan kesenian

Sumatera Utara tersebut terdiri dari :

 Seni tari tradisional dan kontemporer.  Seni musik pop dan tradisional.  Seni theater tradisional.

 Seni rupa : pahat, patung, logam, anyaman, kain  Seni sastra : aksara, sastra tulis, sastra lisan.

2.4 Tinjauan Proyek

2.4.1 Deskripsi Proyek

Taman Budaya Sumatera Utara memiliki eksisting di Jl. Perintis

Kemerdekaan No. 3, Kelurahan Gaharu, Kecamatan Medan Timur. Taman Budaya

Sumatera Utara harus menjadi tempat seni dan budaya yang representatif di Kota

Medan, untuk itu lokasinya lebih tepat jika berada di pusat kota dan peruntukan

lahannya untuk sosial budaya.

Untuk lebih jelasnya mengenai struktur ruang Kota Medan dapat dilihat pada

[image:42.595.97.517.501.717.2]

tabelberikut :

Tabel 2.3 Rencana Struktur Pusat Pelayanan Kota Medan Tahun 2030 Sumber : RUTRK Kota Medan 2010-2030

NO PUSAT

PELAYANAN FUNGSI WILAYAH PELAYANAN

A

Pusat Pelayanan Kota di Pusat Kota

 Pusat kegiatan

perdagangan/bisnis;

 Pusat kegiatan jasa dan kegiatan pemerintahan provinsi dan kota;

 Pusat pelayanan ekonomi

 Kota Medan, Kec. Medan Polonia, Kec. Medan Baru, Medan Petisah, Kec. Medan Timur, kec.Medan Barat, Kec. Medan Kota;

 Provinsi Sumatera Utara  Internasional

B

Pusat Pelayanan Kota dibagian Utara

 Pusat Kegiatan Jasa dan Perdagangan regional

 Pusat pelayanan transportasi;  Pusat kegiatan sosial-budaya  Pusat kegiatan industri

 Kota Medan Bagian Utara;

(43)

NO PUSAT

PELAYANAN FUNGSI WILAYAH PELAYANAN

1

Subpusat

pelayanan kota Medan Belawan

 pusat pelayanan transportasi laut,

 pusat kegiatan bongkar muat dan impor – ekspor,

 pusat kegiatan industri, dan  pusat kegiatan perikanan

 Kec. Medan Belawan

2

Subpusat

pelayanan kota Medan Labuhan

 Pusat Kegiatan Jasa dan Perdagangan

 Pusat pelayanan transportasi  Pusat pelayanan kesehatan

 Kec. Medan Labuhan

3 Subpusat pelayanan kota

Medan Marelan

 Pusat kegiatan perdagangan kebutuhan pokok (pasar induk);  Pusat kegiatan rekreasi dan

wisata

 Kec, Medan Marelan;  Kabupaten Deli Serdang

4 Subpusat

pelayanan kota Medan Perjuangan

 Pusat kegiatan

perdagangan/bisnis  Pusat pelayanan olahraga

 Kec. Medan Perjuangan dan Kec. Medan Tembung

5

Subpusat

pelayanan kota Medan Area

 Pusat pelayanan ekonomi  Pusat pelayanan transportasi

 Kec. Medan Area, Kec. Medan Kota, Kec. Medan Denai, Kec, Medan Amplas

6 Subpusat pelayanan kota

Medan Helvetia

 Pusat pelayanan ekonomi  Pusat pelayanan transportasi

wilayah bagian Barat

 Pusat kegiatan sosial-budaya

 Kec. Medan Helvetia, Kec. Medan Petisah, Kec. Medan Sunggal

7

Subpusat

pelayanan kota Medan Selayang

 Pusat kegiatan

perdagangan/bisnis  Pusat Pendidikan

 Kec. Medan Tuntungan, kec. Medan Baru, Kec. Medan Selayang, kec. Medan Johor

8

Subpusat

pelayanan kota Medan Timur

 Pusat kegiatan

perdagangan/bisnis

 Pusat pelayanan transportasi (TOD);

 Pusat kegiatan sosial-budaya

 Kec. Medan Deli, Kec. Medan Timur, Kec. Medan Barat

2.4.2 Tinjauan Lokasi

Meninjau kembali site Taman Budaya Sumatera Utara, site ini terletak di

Jalan Perintis Kemerdekaan, Kelurahan Persiapan Perintis, Kecamatan Medan Timur. Lokasi ini berada pada Daerah Pusat Pelayanan di Pusat Kota. Site memiliki luas ± 10.213 m2. Dengan batas –batas tapak yaitu:

Utara : Jl. IAIN dan Gedung BM3

Timur : Jl. Adi Negoro

Selatan : Jl. Perintis Kemerdekaan

(44)
[image:44.595.95.476.303.752.2]

Gambar 2.5 Lokasi eksisting Taman Budaya Sumatera Utara Sumber : Google Earth 2013

Kecamatan Medan Timur termasuk ke dalam Wilayah Pusat Primer di Pusat

Kota Medan dengan deskripsi sbb:

 Tingkatan Jalan : Jalan Arteri Primer

 Pencapaian ke lokasi : Mudah karena dapat diakses dari segala penjuru Medan baik dengan kendaraan pribadi maupun angkutan umum

 Jangkau terhadap struktur kota : Berada di pusat kota dan merupakan daerah Pengembangan Permukiman, Perdagangan, Sarana Pendidikan, Sarana

Kesehatan, dan Rekreasi

 Fungsi pendukung : Hotel Grand Angkasa, Kampus Nomensen, sekolah, pertokoa

Gambar

Gambar 2.3 Hubungan antara budaya dengan seni
Gambar 2.4 Suku penduduk asli Sumatera Utara
Tabel 2.2 Tinjauan Seni Rupa dan Seni Sastra
Tabel 2.3 Rencana Struktur Pusat Pelayanan Kota Medan Tahun 2030
+7

Referensi

Dokumen terkait

Nurzaidah Putri Dalimunthe : Estimasi Kepadatan Orangutan Sumatera (Pongo abelii) Berdasarkan Jumlah Sarang Di Bukit Lawang Taman Nasional Gunung Leuser Sumatera Utara, 2009.

Untuk mencari solusi permasalahan di atas dilakukanlah penelitian tentang karakteristik pariwisata alam, pariwisata bahari, pariwisata budaya di Sumatera Utara dengan sampel

Keanekaragaman Vegetasi Tanaman Obat di Hutan Pendidikan Universitas Sumatera Utara Kawasan Taman Hutan Raya Tongkoh Kabupaten Karo Sumatera Utara.. Sentra Informasi

STUDI PERILAKU MENYIMPANG ORANGUTAN SUMATERA (Pongo abelii) BETINA DEWASA SEMI LIAR DI BUKIT LAWANG TAMAN. NASIONAL GUNUNG LEUSER

Tahun 1980/ taman budaya mulai didirikan yang sebelumnya sebagai art center pada tahun 1977// Benda-benda seni yang pernah di tampilkan di taman budaya yaitu seni rupa dan seni

Penelitian ini bertujuan untuk menemukan lokasi yang paling tepat untuk dikembangkan sebagai Taman Penyembuhan di Universitas Sumatera Utara dan menemukan karakter serta

Harga, dan Promosi Terhadap Minat Berkunjung Kembali Di Taman Bermain dan Kolam Renang Hairos Medan Pada Mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara” adalah

Saran yang dapat di berikan untuk taman sekitar Gedung Biro Pusat Administrasi Universitas Sumatera Utara berupa penambahan fasilitas taman dan elemen- elemen yang, tidak