• Tidak ada hasil yang ditemukan

2. Dasar Teori 2.1 Konservasi Energi - View of ANALISIS KONSERVASI ENERGI LISTRIK PADA RUMAH TINGGAL DAYA 2200VA DENGAN BEBAN PENERANGAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "2. Dasar Teori 2.1 Konservasi Energi - View of ANALISIS KONSERVASI ENERGI LISTRIK PADA RUMAH TINGGAL DAYA 2200VA DENGAN BEBAN PENERANGAN"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Analisis Konservasi Energi Listrik pada Rumah Tinggal Daya 2200VA

dengan Beban Penerangan

Bambang Priyandono Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Bandung

Abstrak

Dewasa ini konservasi energi sangat diperlukan sekali, oleh karena konservasi energi merupakan tindakan untuk melakukan penghematan energi yang ada. Penghematan tersebut mempengaruhi terhadap intensitas konsumsi energi pada suatu objek seperti rumah tinggal. Karena banyaknya keperluan rumah tangga sehari hari yang memerlukan energi seperti pada penerangan listrik yang merupakan sumber pencahayaan ruangan, maka perlu adanya sistem pengaturan pencahayaan guna didapatnya efektifitas intensitas konsumsi pemakaian energi. Banyak cara yang dapat dilakukan untuk dapat mengurangi konsumsi energi, untuk sektor penerangan seperti pergantian daya lampu. Intensitas konsumsi energi adalah perbandingan antara konsumsi energi terhadap luas suatu wilayah. Tujuan pembuatan penelitian ini adalah membuat rancang bangun modul konservasi energi listrik pada beban penerangan rumah tinggal, dengan menghitung jumlah besaran nilai dari intensitas konsumsi energi, pengaturan pencahayaan serta pengontrolan pemakaian energinya

Kata kunci : konservasi, intensitas konsumsi energi, penerangan

1. Pendahuluan

Konservasi energi adalah upaya sistematis, terencana,dan terpadu guna melestarikan sumber daya energi dalam negeri dan meningkatkan pemanfaatannya seperti yang tertera pada Peraturan Pemerintah No 70 tahun 2009 tentang konservasi energi pasal 1. Konservasi energi ini dapat dilakukan dengan menggunakan energi secara efisien dan tidak mengurangi manfaat yang diperoleh dengan penggunaan energi yang lebih sedikit, ataupun dengan cara mengurangi konsumsi yang berlebihan yang menggunakan energi.

Penghematan energi dapat membantu menurangi biaya pemakaian, ramah terhdap lingkungan sekitar. Selain itu juga dapat menurunkan konsumsi energi, sehingga dapat mengurangi peningkatan kebutuhan energi akibat pertumbuhan populasi. Dan juga dapat mengurangi naiknya biaya energi, dan dapat mengurangi kebutuhan pembangkit energi atau impor energi.

Dengan berkurangnya permintaan energi ini dapat meningkatkan produksi energi secara lebih. Selain itu, dengan mengurangi emisi, konservasi energi merupakan salah satu bagian penting dari mencegah perubahan iklum.

Konservasi energi juga merupakan cara yang ekonomis dalam menghadapi kekurangan energi dan cara ini lebih rama lingkungan dibandingkan dengan meningkatkan produksi energi

Banyak objek yang dapat menjadi contoh konservasi energi seperti rumah tinggal. Karena, banyak keperluan rumah tangga yang memperlukan energi listriknya dalam kehidupan sehari – hari. Salah satunya adalah penerangan, penerangan diperlukan sebagai sumber pencahayaan.

Untuk itu diperlukannya referensi dalam melakukan konservasi energi tersebut yang tertuang pada Undang Undang No 30 tahun 2007 tentang energi.

2. Dasar Teori

2.1 Konservasi Energi

(2)

konsep konservasi. Konservasi dalam pengertian sekarang, sering diterjemahkan sebagai pemanfaatan sumberdaya alam secara bijaksana.

Konservasi energi adalah tindakan mengurangi jumlah penggunaan energi. Konservasi energi dapat dicapai dengan penggunaan energi secara efisien dimana manfaat yang sama diperoleh dengan menggunakan energi lebih sedikit, ataupun dengan mengurangi konsumsi dan kegiatan yang menggunakan energi. Konservasi energi dapat menyebabkan berkurangnya biaya, serta meningkatnya nilai lingkungan, keamanan negara, keamanan pribadi, serta kenyamanan. Organisasi-organisasi serta perseorangan dapat menghemat biaya dengan melakukan penghematan energi, sedangkan pengguna komersial dan industri dapat meningkatkan efisiensi dan keuntungan dengan melakukan penghemaan energi.

Konservasi energi adalah unsur yang penting dari sebuah kebijakan energi. Konservasi energi menurunkan konsumsi energi dan permintaan energi per kapita, sehingga dapat menutup meningkatnya kebutuhan energi akibat pertumbuhan populasi. Hal ini mengurangi naiknya biaya energi, dan dapat mengurangi kebutuhan pembangkit energi atau impor energi. Berkurangnya permintaan energi dapat memberikan fleksibilitas dalam memilih metode produksi energi.

Selain itu, dengan mengurangi emisi, penghematan energi merupakan bagian penting dari mencegah atau mengurangi perubahan iklim. Penghematan energi juga memudahkan digantinya sumber-sumber tak dapat diperbaharui dengan sumber-sumber yang dapat diperbaharui. Konservasi energi sering merupakan cara paling ekonomis dalam menghadapi kekurangan energi, dan merupakan cara yang lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan meningkatkan produksi energi.

Tujuan utama dari konservasi energi adalah untuk menghemat energi. Konservasi energi juga dapat berarti menghemat uang serta mengurangi ketergantungan kita pada bahan bakar fosil karena fosil merupakan bahan bakar dominan yang kita gunakan sampai saat ini.

Konservasi energi juga dapat membantu lingkungan kita. Mengurangi penggunaan bahan bakar fosil berarti juga mengurangi emisi CO2 yang dianggap oleh banyak peneliti sebagi salah satu penyebab utama meningkatnya dampak perubahaan iklim.

2.2 Audit Energi

Audit energi adalah suatu teknik yang digunakan untuk menghitung berapa besarnya konsumsi energi pada bangunan dan cara cara untuk melakukan penghematan. Audit energi aktifitas pemeriksaan secara rutin dan berskala untuk mengetahui penyimpangan dalam penggunaan energi. Audit energi juga dapat untuk menelusuri berapa energi yang dibutuhkan, mengidentikasi kebocoran atau ketidakefisienan energi dan menentukan langkah memperbaikinya serta mengevaluasi. Hasil dari audit energi adalah laporan tentang bagian yang mengalami pemborosan energi. 2.3 Standar Audit Energi

Adapula standar yang digunakan untuk melakukan audit energi. Di Indonesia standar yang digunakan untuk melakukan audit energi mengacu pada Standar Nasional Indonesia (SNI). Fungsi digunakan standar disini adalah untuk acuan dalam merancang suatu sistem tentang keenergian pada suatu bangunan.

Standar internasional yang digunakan untuk melakukan audit energi adalah antara lain:

1. SNI 03-6196-2000;prosedur audit pada bangunan gedung.

2. BOCA, International energi conservation code 2000.

3. ASHRAE, Standard 90.1: energi efficiency.

4. BOMA, Standard method for measuring floor area in office buildings

2.4 Intensitas Konumsi Energi

Intensitas Konsumsi Energi (IKE) adalah perbandingan antara konsumsi energi yang digunakan terhadap luas bangunan gedung tersebut.

IKE (kWh/m2)= Total konsumsi listrik Luas area

Nilai intensitas konsumsi energi (IKE) sangatlah penting unutk mengatahui dan membandingankan berapa besar energi yang akan dipakai. Berdasarkan acuan pelaksanaan konservasi energi listrik dan BSN untuk menentukan penghematan energi sebagi berikut:

Bangunan menggunakan AC

(3)

b. Efisien : 7,93–12,08 kWh/m2/bulan, c. Cukup efisien : 12,08–14,58 kWh/m2

/bulan,

d. Agak boros : 14,58–19,17 kWh/m2 /bulan,

e. Boros : 23,75–37,5 kWh/m2/bulan, f. Sangat boros : 23,75–37,5 kWh/m2

/bulan.

Bangunan tidak menggunakan AC a. Efisien : 0,84–1,67 kWh/m2/bulan, b. Cukup efisien : 1,67–2,5 kWh/m2/bulan, c. Boros : 2,5–3,34 kWh/m2/bulan,

d. Sangat boros : 3,34–4,17 kWh/m2/bulan 2.5 Potensi Peluang Hemat Energi

Potensi penghematan merupakan hasil analisis Intensitas Konsumsi Energi untuk selanjutnya dibandingkan dengan standar yang digunakan (SNI, BSN), jika didapati IKE lebih besar dari IKE standar maka ada potensi untuk dilakukan penghematan. Hasil dari proses audit energi adalah efisiensi energi.

Potensi PHE=∆ IKE x Tarif Listrikx Luas 12 bulan/ tahun

2.6 Manajemen Energi

Manajemen berasal dari bahasa perancis kuno yang memiliki arti mengatur. Manajemen energi adalah tindakan pengelolaan energi yang meliputi pencatatan, pengukuran, akuntansi, penetapan target dan rekomendasi tindak lanjut.

Sumber cahaya yang digunakan untuk menerangi dapat dibagi menjadi dua penerangan alami dan buatan. Penerangan alami tidak lah membutuhkan energi listrik untuk dapat menikmatinya. Peneragan alami ini berupa sinar matahari. Sedangkan penerangan buatan memerlukan energi listrik.

Pemanfaatan penerangan alami akan mengurangi penggunaan energi listrik sementara, karena dapat dilakukan hanya dipagi hingga sore hari. Penerangan alami ini memerlukan beberapa faktor antara lain desain bangunan letak jendela, warna dinding, dan pintu serta letak benda agar tidak menghalangi sinar masuk.

2.7 Jenis Lampu

2.7.1 Lampu Pijar [10],[12], [14]

Lampu pijar adalah sumber cahaya buatan yang dihasilkan penyaluran arus listrik melalui filament yang memanas dan menghasilkan cahaya. Kaca yang menutupi

filament panas itu menghalangi udara. Sehingga filament tidak langsung rusak akibat teroksidasi.

Prinsip kerja lampu pijar saat bola lampu pijar dihidupkan arus listrik akan mengalir dan menuju ke filament dengan melewati kawat penghubung. Akibatnya timbul pergerakan electron bebas dari kutub negatif ke kutub postif. Sepanjang filament ini secara konstan akan menabrak atom pada filamen. Energinya akan mengetarkan atom atau arus listrik memanaskan atom.

Ikatan elektron dalam atom yang bergetar ini akan mendorong atom pada tingkatan tertinggi secara berkala. Saat energinya kembali ketingkat normal, maka elektron akan melepaskan energi ekstra dalam bentuk poton. Atom-atom yang dilepaskan ini dalam bentuk poton-poton sinar infrared yang tidak mungkin dilihat oleh mata manusia. Tetapi bila dipanaskan sampai temperatur 2.200 derajat Celcius, cahaya yang dipancarkan dapat kita lihat seperti halnya bola lampu pijar yang sering kita pakai sehari-hari.

Lampu pijar memiliki ciri ciri

Gambar 1 Lampu Pijar

2.7.2 Lampu TL [13],[14]

Lampu TL yaitu jenis lampu pelepasan gas yang memiliki bentuk tabung. Lampu TL berisi uap raksa bertekanan rendah. Radiasi ultraviolet yang dihasilkan oleh ion gas raksa, oleh lapisan fosfor dalam tabung akan dipancarkan berupa cahaya tampak. Elektroda yang dipasang pada ujung tabung berupa kawat lilitan pijar dan akan menyala apabila dialiri arus listrik.

Lampu TL salah satu jenis lampu lucutan gas yang menggunakan daya listrik untuk mengeksitasi uap raksa yang menghasilkan gelombang ultra ungu. Lampu TL ini terangnya lebih baik dari pada lampu pijar.

(4)

elektron pada elektroda bertumbuk dengan atom-atom gas yang berada pada tabung

Agar elektroda–elektroda dapat memancarkan elektron, maka perlu bagi elektroda untuk mendapatkan mekanisme pembantu proses tersebut. Pada lampu fluorescent biasa, maka proses emisi elektron ini dilakukan dengan proses pemanasan elektroda–elektroda terlebih dahulu, proses ini dilakukan oleh starter. Untuk dapat menyala maka lampu tabung fluorescent memerlukan tegangan yang cukup tinggi yaitu kurang lebih 400 Volt, oleh karena itu fungsi starter selain membantu memanaskan elektroda, juga berfungsi sebagai alat untuk menciptakan tegangan penyalaan bagi lampu.

Gambar 2 Lampu TL

2.7.3 Lampu Hemat Energi [14],[18]

Lampu hemat energi adalah salah satu jenis lampu lucutan gas yang menggunakan daya listrik untuk mengeksitasi uap raksa. Uap raksa yang tereksitasi tersebut menghasilkan gelombang ultra violet yang menyebabkan lapisan fosfor berpendar menghasilkan cahaya kasat mata

Gambar 3 Lampu Hemat Energi

2.7.4 Lampu LED [14],[15]

Lampu LED merupakan singkatan dari Light emitting diode. Lampu ini berupa sirkuit semi konduktor yang akan mengeluarkan cahaya apabila dialiri arus listrik. LED tidak lah menghasilkan panas melainkan dingin dikarenakan lampu LED tidak mengandung merkuri. Dari segi ketahanan lampu LED jauh lebih tahan lama daripada lampu tabung biasa. Lampu LED memiliki daya tahan 60 x lebih

lama daripada lampu pijar dan 10 x lebih lama daripada lampu TL. Namun jika dibandingkan dengan lampu lain harga lampu LED jauh lebih mahal.

Lampu LED sering disebut emergency lamp dikarenakan LED menggunakan daya listrik DC, sehingga dapat dengan mudah menghubungkan ke aki kering maka lampu dapat menyala. Warna yang dihasilkan bergantung pada bahan semi konduktor yang digunakan.

LED adalah salah satu jenis dioda maka LED memiliki 2 kutub yaitu anoda dan katoda. Dalam hal ini LED akan menyala bila ada arus listrik mengalir dari anoda menuju katoda. Pemasangan kutub LED tidak boleh terbalik karena apabila terbalik kutubnya maka LED tersebut tidak akan menyala. Led memiliki karakteristik berbeda-beda menurut warna yang dihasilkan.

Semakin tinggi arus yang mengalir pada led maka semakin terang pula cahaya yang dihasilkan, namun perlu diperhatikan bahwa besarnya arus yang diperbolehkan 10mA-20mA dan pada tegangan 1,6V – 3,5 V menurut karakter warna yang dihasilkan. Apabila arus yang mengalir lebih dari 20mA maka led akan terbakar. Untuk menjaga agar LED tidak terbakar perlu kita gunakan resistor sebagai penghambat arus.

Gambar 4 Lampu LED

2.7.5 Lampu Halogen [16],[17]

Lampu halogen adalah lampu pijar biasa yang berisi filamen tungsten, dibungkus dengan kaca dan disertakan di dalamnya campuran gas (umumnya Nitrogen, Argon dan Krypton). Ketika listrik disalurkan, maka filamen akan menjadi panas dan kemudian terlihat membara. Bara terang tersebut kemudian menjadi sumber cahaya.

(5)

Brom. Dua unsur kimia sangat reaktif dari kelompok yang disebut Halogen. Gas tersebut menjalankan proses kimia dua tahap yang membuat filamen berumur dua kali lebih panjang.

Gambar 5 Lampu Halogen

2.8 Konsumsi Listrik

Adalah penggunaan listrik dari setiap peralatan yang memakai energi sebagai konsumsinya, dilakukan perhitungan energi listrik selama satu bulan.

Konsumsi listrik (kWh/bulan) = Daya (watt) x waktu pemakaian (jam) x 30 hari

Dan hasil perhitungannya berupa distribusi konsumsi atau penggunaan listrik berdasarkan peralatan yang digunakan. Dimana daya listrik dalam bentuk kompleks dapat dinyatakan oleh persamaan sebagai berikut :

S= P ± jQ dengan :

S = daya kompleks (VA) P = daya aktif/nyata (Watt) Q = daya reaktif (VAR) P= V I Cosφ

dengan :

V = tegangan (Volt) I = arus (Ampere) Cosφ = faktor daya Q= V I sinφ

dengan :

Q = daya reaktif (VAR) V = tegangan (Volt) I = arus (Ampere) 3. Perancangan

Rancang bangun modul praktikum merupakan langkah awal dalam pembuatan suatu alat pada penelitian ini selain pembuatan laporan. Pada bagian ini akan dilakukan pemilihan jenis komponen yang akan digunakan pada modul praktikum, pembuatan

gambar modul, pemelihan spesifikasi alat yang akan dibuat sebagi penelitian, pengukuran untuk melakukan analisa. Pada tahap ini mencakup tentang sesuatu yang berhubungan dengan pembuatan penelitian, mulai dari proses awal hingga menjadi alat yang akan digunakan pada laboratorium.

3.1 Audit Awal 3.1.1 Denah ruangan.

Sebelum pelaksanaan penelitian perlu ditentukan dahulu ukuran dan denah dari ruangan yang akan diteliti, misalkan seperti gambar 6.

Gambar 6 Denah Rumah

3.1.2 Data Ruangan

Tabel 1: Data Ruangan

No Nama

Ruangan

Dimensi

P L T Luas V

Lantai 1

1 Teras 1,5 4,5 3 6,75 20,25

2 Garasi 2,5 4,5 3 11,25 33,75

3 Kamar 1 2 4,5 3 9 27

4 Kamar 2 2 4,5 3 9 27

5 Toilet 1 1,5 2,5 3 6,75 20,25

6 Kolam 2 4,5 6 9 54

7 Dapur 2 4,5 3 9 27

8 Ruang

Keluarga 1 3,5 4,5 3 15,75 47,25

9 Ruang

Tamu 3 4,5 6 13,5 81 Lantai 2

10 Ruang

(6)

11 Beranda 2,5 4,5 0 11,25 0

12 Kamar 3 2 4,5 3 9 27

13 Kamar 4 2 4,5 3 9 27

14 Kamar 5 2 3,5 3 7 21

15 Toilet 2 1,5 4,5 3 6,75 20,25

16 Toilet 3 1,5 1,5 3 2,25 6,75

17 Ruang

Cuci 2 3,5 3 7 21

3.1.3 Profil Biaya Pemakaian Energi Listrik

Tabel 2: Biaya Pemakaian

No Bulan Tahun Biaya (Rp)

Daya Terpakai

(kWh) 1 Januari 2012 600.000 707.54 2 Februari 2012 600.000 707.54 3 Maret 2012 700.000 825,78 4 April 2012 800.000 944,02 5 Mei 2012 700.000 825,78 6 Juni 2012 800.000 944,02 7 Juli 2012 850.000 1003,64 8 Agustus 2012 850.000 1003,64 9 September 2012 800.000 944,02 10 Oktober 2012 750.000 884,90 11 November 2012 700.000 825,78 12 Desember 2012 750.000 884,90 Total 8.900.000 10.627,56 Rata - Rata 741.666 885,63

3.1.4 Intensitas Konsumsi Energi

Dengan luas rumah 180m2dan rata – rata penggunaan daya perbulan adalah 885,63

kWh/bulan. Maka untuk menghitung Intensitas Konsumsi Energinya (IKE) adalah

= 4,92 kWh/m2/bulan

Berdasarkan perhitungan tersebut bahwa rumah tinggal Bapak Siswanto memilik IKE perbulannya yaitu sebesar 4,92 kWh/m2. Menurut table 3.6 IKE bangunan ber AC rumah tinggal milik Bapak Siswanto digolongkan sangat efisien. Namun masih dapat dilakukan potensi hemat energi.

3.1.5 Potensi Peluang Hemat Energi

Dari hasil perhitungan IKE bangunan ber AC rumah tinggal milik Bapak Siswanto digolongkan sangat efisien, dan untuk penghematan lebih lanjut maka dilakukan perhitungan peluang hemat energi seperti berikut:

= (4,92-4,17) 180 x 795 = Rp 107.325 -/bulan Berdasarkan perhitungan diatas maka setelah dilakukan potensi penghematan energi didapat besarnya biaya yang dapat menghemat sebesar Rp 107.325,-/bulan.

3.2 Audit Rinci

3.2.1 Perhitungan Iluminasi Sebelum Konservasi

Tabel 3 Data spesifikasi ruangan sebelum konservasi

Ruangan Daya Merk Jenis Lampu Tegangan Arus cosϕ W VAR VA

Teras 20 watt Fluro LHE 220 0.14 0.67 20 20 28

Garasi 10 watt Phillips TL 220 0.06 0.53 7 11 13

Kamar Tidur 1 25 watt Ekonomat LHE 220 0.16 0.68 23 27 33

Kamar Tidur 2 25 watt Ekonomat LHE 220 0.16 0.68 23 27 33

Kamar Tidur 3 25 watt Ekonomat LHE 220 0.16 0.68 23 27 33

Kamar Tidur 4 25 watt Ekonomat LHE 220 0.16 0.68 23 27 33

Kamar Tidur 5 20 watt Fluro LHE 220 0.14 0.67 20 20 28

Ruang Tamu 70 watt Ekonomat LHE 220 0.46 0.68 62 75 101

Ruang Keluarga 1 33 watt Phillips LHE + TL 220 0.21 0.63 30 36 46

(7)

Toilet 1 35 watt Ekonomat LHE 220 0.21 0.68 33 36 46

Toilet 2 35 watt Ekonomat LHE 220 0.21 0.68 33 36 46

Toilet 3 35 watt Ekonomat LHE 220 0.21 0.68 33 36 46

Dapur 35 watt Ekonomat LHE 220 0.21 0.68 33 36 46

Ruang Cuci 20 watt Fluro LHE 220 0.14 0.67 20 20 28

Kolam 35 watt Ekonomat LHE 220 0.21 0.68 33 36 46

Perhitungan sebelum konservasi diperlukan data tentang daya yang dibutuhkan, Efikasi, luas ruangan dan standar kuat penerangan pada setiap rungan

Jika diketahui pada suatu ruangan mempunyai data :

Daya = 23 watt

Efikasi = 60 lumen/watt (LHE) Luas = 9 m2

Maka arus cahaya yang dibutuhkan adalah F = Efikasi x Daya = 60 x 23 = 1380 lumen

Sehingga besarnya kuat penerangan ruangan menurut perhitungan adalah :

E =

Kemudian dilihat besarnya standar kuat penerangan yang ada, misalkan untuk ruang tidur sebesar 120–250 lux

Tabel

3.2.1 Perhitungan Iluminasi Setelah Konservasi

Tabel 4 Data spesifikasi ruangan setelah konservasi

Ruangan Daya Merk Jenis Lampu Tegangan Arus cos ϕ W VAR VA

Teras 5 watt Phillips LHE 222 0.04 0.67 5 6 8

Garasi 10 watt Phillips TL 222 0.06 0.53 7 11 13

Kamar Tidur 1 25 watt Ekonomat LHE 222 0.16 0.68 23 27 33

Kamar Tidur 2 25 watt Ekonomat LHE 222 0.16 0.68 23 27 33

Kamar Tidur 3 25 watt Ekonomat LHE 222 0.16 0.68 23 27 33

Kamar Tidur 4 25 watt Ekonomat LHE 222 0.16 0.68 23 27 33

Kamar Tidur 5 20 watt Fluro LHE 222 0.14 0.67 20 20 28

Ruang Tamu 36 watt Phillips LHE 222 0.24 0.69 35 39 52

Ruang Keluarga 1 33 watt Phillips LHE + TL 222 0.21 0.63 30 36 46

Ruang Keluarga 2 33 watt Phillips LHE + TL 222 0.21 0.63 30 36 46

Toilet 1 23 watt Phillips LHE 222 0.16 0.63 23 26 36

Toilet 2 23 watt Phillips LHE 222 0.16 0.63 23 26 36

Toilet 3 8 watt Phillips LHE 222 0.06 0.63 8 10 12

Dapur 35 watt Ekonomat LHE 222 0.21 0.68 33 36 46

Ruang Cuci 20 watt Fluro LHE 222 0.14 0.67 20 20 28

(8)

Pada salah satu ruang seperti pada contoh diatas, maka setelah dilakukan konservasi, didapatkan :

Daya = 23 watt

Efikasi = 60 lumen/watt (LHE) Luas = 9 m2

F = Efikasi x Daya = 60 x 23 = 1380 lumen E =

Untuk standar lux pada kamar tidur adalah 120 - 250 lux

4 Analisa

4.1.1 Analisa Intensitas Konsumsi Energi Dari data yang sudah didapat biaya pemakaian energi listrik pada bulan Januari 2012 – Desember 2012 didapat total penggunaan energi dalah tahun 2012 adalah 10.627,56 kWh dan didapat nilai rata rata per bulannya 885,63 kWh/bulan. Dengan luas total bangunan sebesar 180 m2. Data tersebut didapat dari hasil observasi langsung.

= 4,92 kWh/m2/bulan

Maka berdasarkan hasil perhitungan sebelumnya didapatkan nilai IKE sebesar 4,92 kWh/m2/ bulan. Pada tabel 3.6 kriteria IKE bangunan ber AC, bahwa nilai IKE sebesar 4,92 digolongkan sangat efisien 4,17 – 7,92 kWh/m2/bulan. Namun nilain 4,92 masih dapat dilakukan tindakan peluang hemat energi.

4.1.2 Analisa Peluang Hemat Energi

Dari hasil perhitungan IKE yang didapat dari data sebelumnya bahwa 4,92 masih dapat dilakukan tindakan peluang hemat energi.

= (4,92-4,17) 180 x 795 = Rp 107.325 -/bulan Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan didapat nilai peluang hemat energi sebesar Rp 107.325 -/bulan. Maka rata rata biaya perbulan dapat dihemat Rp 107.325 dan pertahun bisa menghemat biaya sebesar Rp 1.287.900 pertahunnya dibandingkan sebelum dilakukan konservasi.

4.1.3 Analisa Audit Rinci

Pada perhitungan lux tiap ruangan didapatkan ruangan yang tidak memiliki standar lux seperti:

Teras

Teras sebelum konservasi E =

Sedangkan untuk standar lux pada teras adalah 60 lux maka untuk itu dilakukan pergantian lampu dengan standar lux yang telah ditetapkan.

Teras setelah konservasi E =

Pada kasus ini digunakan lampu Phillips 5 watt untuk mengganti lampu 20 watt Atama, karena lux sebelum dilakukannya konservasi jauh diatas standar yang telah ditetapkan. Selain itu juga dapat penghematan dari segi daya lampu yang digunakan.

Ruang Tamu

Ruang tamu sebelum konservasi E =

Sedangkan untuk standar lux pada ruang tamu adalah 120-250 lux maka untuk itu dilakukan pergantian lampu dengan standar lux yang telah ditetapkan.

Ruang tamu setelah konservasi E =

Pada kasus ini digunakan lampu Phillips 35 watt untuk mengganti lampu 70 watt Ekonomat, karena lux sebelum dilakukannya konservasi diatas standar yang telah ditetapkan. Selain itu juga dapat penghematan dari segi daya lampu yang digunakan.

Toilet 1

Toilet 1 sebelum konservasi E =

Sedangkan untuk standar lux pada toilet adalah 250 lux maka untuk itu dilakukan pergantian lampu dengan standar lux yang telah ditetapkan.

(9)

E =

Pada kasus ini digunakan lampu Phillips 23 watt untuk mengganti lampu 35 watt Ekonomat, karena lux sebelum dilakukannya konservasi diatas standar yang telah ditetapkan. Selain itu juga dapat penghematan dari segi daya lampu yang digunakan.

Toilet 2

Toilet 2 sebelum konservasi E =

Sedangkan untuk standar lux pada toilet adalah 250 lux maka untuk itu dilakukan pergantian lampu dengan standar lux yang telah ditetapkan.

Toilet setelah konservasi E =

Pada kasus ini digunakan lampu Phillips 23 watt untuk mengganti lampu 35 watt Ekonomat, karena lux sebelum dilakukannya konservasi diatas standar yang telah ditetapkan. Selain itu juga dapat penghematan dari segi daya lampu yang digunakan.

Toilet 3

Toilet 3 sebelum konservasi E =

Sedangkan untuk standar lux pada toilet adalah 250 lux maka untuk itu dilakukan pergantian lampu dengan standar lux yang telah ditetapkan.

Toilet setelah konservasi E =

Pada kasus ini digunakan lampu Phillips 10 watt untuk mengganti lampu 35 watt Ekonomat, karena lux sebelum dilakukannya konservasi diatas standar yang telah ditetapkan. Selain itu juga dapat penghematan dari segi daya lampu yang digunakan.

.

4.1.4 Implementasi

Setelah didapat hasil rekomendasi yang telah dilakukan untuk peluang hemat energi maka dilakukan pergantian lampu

Pada teras lampu 20 watt LHE diganti 5 watt LHE

Lampu hemat energi 20 watt diasumsikan 10 jam menyala

Harga per kWh = Rp 795

0.2 kWh x 795 = Rp 159 per hari

Jika satu bulan maka pemakaian lampu maka biaya yang dikeluarkan sebesar Rp 159 x 30 = Rp. 4.770 perbulan

Lampu LHE 5 watt diasumsikan 10 jam menyala

Harga per kWh = Rp 795

0.05 kWh x 795 = Rp 39,75 per hari

Jika dalam satu bulan pemakaian lampu, maka biaya yang dikeluarkan sebesar Rp 39,75 x 30 = Rp. 1.325 perbulan

perbulan

Analisa: Dari hasil perhitungan pergantian lampu 20 watt ke 5 watt pada teras maka akan ada penghematan sebesar 3.6%. Dengan rincian biaya lampu 20 watt sehari mengeluarkan biaya Rp 159 per hari dan sebulan menghabiskan Rp. 4770. Biaya lampu 5 watt sehari mengeluarkan biaya Rp 39,75 per hari dan sebulan menghabiskan Rp. 1.325 4.1.5 Rekomendasi

Pada rekomendasi ini akan diberikan beberapa cara yang dapat dilakukan untuk penghematan konsumsi energi listrik, dan penghematan biaya konsumsi energi listrik. Pada sistem penerangan dapat dilakukan rekomendasi :

1. Merubah pola pemakaian listrik dengan lebih sering menggunakan pencahayaan alami.

2. Pengganti lampu sebagaian yang kurang efisien dan tidak sesuai dengan standar lux dengan lampu LHE Philips yang sesuai dengan standar lux atu mendekati sehingga dapat menekan biaya pengeluaran perbulan

5 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan data yang telah didapat dan analisis yang telah dilakukan didapatkan beberapa kesimpulan:

(10)

dengan konsumsi energi terbesar pada bulan juli dan agustus sebesar 1003,64. 2. Setelah dilakukan perhitungan IKE

ternyata masih dapat dilakukan tindak lanjut yaitu peluang hemat energi. Dan didapatkan peluang hemat energi sebesar Rp 107.325 dan pertahun bisa menghemat biaya sebesar Rp 1.287.900.

3. Setelah dilakukan perhitungan kuat penerangan ( lux ) terhadap setiap ruangan didapat beberapa ruangan yang tidak memenuhi standar lux yang telah

ditetapkan, seperti pada teras rumah didapatkan 177,7 lux sedangkan standar nya adalah 60 lux setelah dilakukan konservasi luxnya menjadi 44,4 lux untuk teras. Untuk ruang tamu didapatkan 275,5 lux sedangkan standar nya adalah 120 -250 lux setelah dilakukan konservasi luxnya menjadi 155,5 lux, begitu pula untuk toilet 1, 2 dan 3 didapatkan 293,3 lux sedangkan standar nya adalah 250 lux setelah dilakukan konservasi, maka konservasi luxnya menjadi 213,3 lux.

Daftar Pustaka:

[1] Departemen Pertambangan dan Energi, Direktorat Jenderal Listrik dan Pengembangan Energi,Petunjuk Teknik Konservasi Energi. Jakarta

[2] Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral,Penghematan Energi & Air Pada Gedung

Perkantoran. Jakarta

[3] Prasetio, Hadi, 20008,Konservasi Energi Listrik.Fakultas Teknik Universitas Indonesia

[4] Ready, Moch, 2009,Konservasi Energi Listrik Di Kantor Badan Perencanaan Pembangunan

daerah tingkat II (BAPPEDA) Bandung, Penelitian. POLBAN. Bandung

[5] SNI 03-06197-2000,Konservasi Energi Bidang Pencahayaan, BSN. Jakarta

[6]http://id.wikipedia.org/wiki/Penghematan_e nergi

[7]http://www.indoenergi.com/2012/04/penger tian-konservasi-energi.html

[8]http://susilofy.wordpress.com/2011/02/18/p engertian-konservasi

[9]http://zainal13110034unikom.blogspot.com/ 2011/01/perkembangan-lampu.html

[10]http://labsky2012b.blogspot.com/2012/09/l ampu-pijar-lampu-pijar-sumber-cahaya.html [11] http://www.anneahira.com/sejarah-lampu.htm

[12]

http://berita- iptek.blogspot.com/2008/09/cara-kerja-lampu-pijar-bohlam.html

[13]

http://ahmadbaihak.blogspot.com/2012/12/lam pu-tl-tubular-lamp-definisi-lampu.html

[14]

http://rahasiaya.blogspot.com/2013/03/jenis-jenis-lampu.html

[15]

http://www.sentrabelanja.com/article/cara-kerja-lampu-led

[16]http://id.wikipedia.org/wiki/Lampu_haloge n

[17]http://justmyth.wordpress.com/2011/11/06 /cara-kerja-dan-keistimewaan-lampu-halogen/ [18]http://id.wikipedia.org/wiki/Lampu_penda r

[19] http://id.wikipedia.org/wiki/Harmonisa [20] Manajemen

Gambar

Gambar 4 Lampu LED
Tabel 1: Data Ruangan
Tabel 2: Biaya Pemakaian
Tabel 4 Data spesifikasi ruangan setelah konservasi

Referensi

Dokumen terkait

Pada entitas administrasi hal-hal yang dapat dilakukan adalah mengakses informasi, menambah dan mengubah data uset, data dosen, data mahasiswa, data ruangan belajar, data

ngaruhi oleh jenis pohon pada plot tersebut yang memiliki potensi tumbuh dengan diameter batang yang besar seperti Thespesia populnea dan Calophyllum sp., sehingga

Thus, in this work, a timetable will be produced using a train slot generation model (consisting of both mathematical problem formulation and solution algorithm)

Berbagai macam bahan yang digunakan dalam pembuatan produk turunan yang berasal dari limbah kulit ikan pari tersamak tersebut adalah limbah kulit ikan pari tersamak, lem cair,

[r]

[r]

Array class, 104 String class, 87 rjust method (String), 87 rmdir method (Dir), 47 ROR (see Ruby on Rails) rstrip method (String), 87 rstrip. method (String), 87 Ruby

Berikut kami sampaikan surat pengantar Anda untuk mengikuti kegiatan Pretest PPG sebagai Peserta. Informasi detail berkaitan dengan kegiatan Pretest PPG Anda adalah