• Tidak ada hasil yang ditemukan

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG KEBUTUHAN HUBUNGAN SEKSUAL SELAMA KEHAMILAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG KEBUTUHAN HUBUNGAN SEKSUAL SELAMA KEHAMILAN"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1 GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL

TENTANG KEBUTUHAN HUBUNGAN SEKSUAL SELAMA KEHAMILAN Sri Martini, Yuni Setiyani

Akademi Kebidanan An-Nur Purwodadi tintan_martin@yahoo.com

ABSTRAK

Seksualitas bagi pasangan suami istri merupakan salah satu bagian alami dari spiritualitas dan salah satu keyakinan meraka bahwa hubungan seksual sangatlah penting dalam suatu rumah tangga. Hubungan suami istri bisa berbentuk ciuman, berbaring pendekatan, dan merupakan salah satu hal untuk memperkuat dan menjalin keintiman satu sama lain.

Seksualitas merupakan hal yang tabu untuk dibicarakan dikalangan petugas kesehatan. Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa didapatkan rendahnya ketertarikan tenaga kesehatan dalam menggali informasi seputar seksual dalam pelayanan ANC. Dengan membicarakan perubahan seksual selama hamil pasangan dapat menguatkan satu sama lain. Dan para petugas juga dapat mengantisipasi perubahan dan membantu dengan menegosiasi hambatan untuk menfasilitasi kepuasan pasangan. Pada tahun 2016 jumlah ibu hamil terbanyak di Kabupaten Grobogan adalah di Puskesmas Grobogan berjumlah 1.287 ibu hamil dengan jumlah sasaran ibu hamil 23.059 ( 5.6%).

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan ibu hamil tentang kebutuhan hubungan seksual selama kehamilan di Puskesmas Grobogan.

Metode penelitian ini menggunakan jenis penelitian diskriptif kuantitatif. Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Grobogan dengan jumlah populasi 108 responden. Jumlah sampel 40 responden. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner yang telah dilakukan uji validitas dan rehabitilitasnya, teknik analisis data dilakukan dengan menggunakan progam SPSS.

Hasil penelitian didapatkan dari 40 responden pengetahuan ibu hamil di Puskesmas Grobogan yang di kategorikan baik 20 responden (50.0%), cukup 6 responden (15.0%), kurang 14 responden (36.0%) dengan kesimpulan termasuk dalam tingkat pengetahuan baik

.

Kata kunci : tingkat pengetahuan, ibu hamil, hubungan seksual selama kehamilan

ABSTRACT

Sexuality for married couples is a natural part of spirituality and one of their beliefs that sexual intercourse is very important in a household. Husband and wife relationships can take the form of kisses, lay approaches, and is one thing to strengthen and establish intimacy with each other.

Sexuality is a taboo to be discussed among health workers. Several studies have revealed that there is a low level of interest of health workers in extracting sexual information in ANC services. By discussing sexual changes during pregnancy the couple can strengthen each other. And officers can also anticipate change and help by negotiating barriers to facilitate partner's satisfaction. In 2016, the highest number of pregnant women in Grobogan District is Grobogan Community Health Center (Puskesmas Grobogan) which is 1,287 pregnant women with 23,059 pregnant women (5.6%).

The purpose of this research is to know the description of maternal knowledge level about the need of sexual intercourse during pregnancy at Puskesmas Grobogan.

This research method uses descriptive quantitative research type. This research was conducted at Puskesmas Grobogan with population of 108 respondents. Number of samples 40 respondents. The instrument used is a questionnaire that has been tested validity and rehabitilitasnya, data analysis techniques performed by using SPSS program.

The result of the research was obtained from 40 respondents of pregnant women knowledge at Grobogan Public Health Center which categorized either 20 respondents (50.0%), enough 6 respondents (15.0%), 14 respondents (36.0%) with the conclusion included in the level of good knowledge

.

(2)

2 PENDAHULUAN

Kehamilan merupakan sesuatu yang unik bagi seorang perempuan. Kehamilan adalah kondisi yang menimbulkan perubahan fisik dan psikologis karena perkembangan dan pertubuhan janin dari hari ke hari semakin meningkat, dari pembetukan wajah, genetalia dan organ-organ yang lain. Kehamilan akan mengakibatkan terjadinya perubahan-perubahan seluruh sistem tubuh yang mendasar. Periode transisi dari kehamilan dapat mempengaruhi perubahan fisik, emosi, dan pola hubungan seksual yang diakibatkan oleh hormon esterogen dan progestereron ( Sagiv, 2012).

Perubahan fisik dan psikologis seperti (kelelahan dan mual muntah), nyeri pada saat hubungan seksual, takut membahayakan janinnya yang mengakibatkan (abortus). Rasa lelah dan lemas yang menjadi pemicu bagi ibu hamil sehingga kehilangan hasrat seksual selama kehamilan yang disebabkan oleh perubahan hormon dan mood, sakit pinggang serta sensitif pada payudara merupakan ketidaknyamanan dalam melakukan aktifitas seksual selama kehamilan ( Sagiv, 2012 ).

Adaptasi terhadap peran ibu pertama kali adalah menerima kehamilan dicerminkan dengan kesiapan ibu dengan perubahan yang terjadi selama kehamilan dan respon emosionalnya dalam menerima kehamilanya. Beberapa wanita hamil dapat mengalami stres dimana hal tersebut terjadi karena adanya penyesuain terhadap kehamilan, kecemasan, terhadap kesejahtraan janinya, stres yang ditimbulkan dar keluarga, aktififas seksual, penolakan terhadap kehamilan, tekanan sosial budaya, pekerjaan, bahkan stress yang ditimbulkan oleh tenaga kesehatan kecemasan ini terjadi pada trimester 1 (Romauli, 2011)

Pada trimester II terjadi Masa transisi, menerima kehamilan dan mempersiapkan kelahiran biasanya ibu merasa lebih sehat tubuh sudah terbisa dengan perubahan hormonal, mengganggu ketidak nyamanan berkurang. Sehingga seorang pada kondisi ini ibu sudah bisa menerima saran / KIE yang diberikan (Bartini , 2012).

Pada kehamilan trimester III ibu akan menerima kelahiran, persiapan melahirkan, rencana perawatan bayi. Periode ini sering disebut periode menunggu atau waspada. Periode ini ibu juga sering merasa cemas kalo sewaktu-waktu ibu melahirkan dan bayinya lahir tidak normal. Dukungan dari keluarga sangatlah dibutuhkan dalam priode ini untuk memberikan semangat dan menguatkan hati sang ibu (Bartini,2012). Pada trimester kedua kebutuhan dasar hubungan seksual megalami peningkatan (Danial,2010).

Kebanyakan orang di masyarakat masih mempercayai bahwa selama kehamilan jika melakukan hubungan seksual dapat menyebabkan keguguran dan infeksi pada kandungan sehingga mereka tidak melakukan hubungan seksual selama kehamilan. Hubungan seksual yang aman dapat dilakukan bila kehamilan dalam keadaan yang normal dan sehat (Hartuti, 2010)

Pola hubungan seksual merupakan bagian alami dari kehidupan. Bagi pasangan suami istri hubungan seksual adalah ekspresi kesenangan, cinta dan kepuasan bagi pasangan, atau untuk mendapatkan anak. Hubungan seksual juga bermanfaat untuk meningkatkan kedekatan bagi pasangan suami istri untuk kuwalitas hidup. Hubungan seksual selama hamil bersifat individual, bergantung pada faktor fisik, emosional, disfungsi seksual, dan mitos ketika seksual selama hamil. Keinginan hubungan seksual selama hamil tidak berubah berkaitan dengan meningkatnya hormon estrogen. Oleh karena itu hubungan seksual selama hamil tidak menjadi penghalang.

Pada trimester pertama ibu hamil mengalami penurunan libido sebanyak 54% dan pada trimester kedua dorongan seksual pada ibu hamil mengalami peningkatan sebanyak 80%, dan 37 % wanita hamil mengalami ketertarikan hubungan seksual selama kehamilan (Danarti, 2010). Dampak dari penurunan libido pada saat hamil mempengaruhi kebutuhan hubungan seksual selama kehamilanya (Suryoprajogo, 2008).

(3)

3 kandunganya seperti janin tidak mendapatkan

oksigen yang cukup selama orgasme dan perilaku oral seks dapat menyebabkan emboli udara dan membahayakan ibu dan janin. Semua itu hanya mitos selama melakukan hubungan seksual dengan benar dan kehamilanya dalam keadaan normal maka ibu hamil diperbolehkan untuk melakukan hubungan seksual (Daniel 2010).

Seksualitas merupakan hal yang tabu untuk dibicarakan di kalangan petugas kesehatan. Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa rendahnya ketertarikan tenaga kesehatan dalam menggali informasi seputar seksual dalam pelayanan ANC. Dengan membicarakan perubahan seksual selama hamil pasangan dapat menguatkan satu sama lain. Dan para petugas juga dapat mengantisipasi perubahan dan membantu dengan menegosiasi hambatan, untuk menfasilitasi kepuasan pasangan ( Daniel,2010).

Ketidaktahuan pola hubungan seksual selama hamil dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu: pendidikan, media masa atau informasi, sosial budaya atau ekonomi, lingkungan, pengalaman dan usia. Oleh karena itu ibu hamil yang pengetahuanya kurang biasanya tidak mengetahui tetang posisi hubungan seksual yang benar dan yang diperbolehkan selama kehamilan (Kurniawati 2013).

Selama kehamilan berjalan dengan normal, koitus diperbolehkan sampai akhir kehamilan, meskipun beberapa ahli berpendapat sebaiknya tidak lagi berhubungan seks selama 14 hari menjelang kelahiran. Koitus tidak dibenarkan bila terdapat perdarahan pervaginam, riwayat abortus berulang, abortus/partus prematurus imminens, ketuban pecah sebelum waktunya. Pada saat orgasme dapat dibuktikan adanya fetal bradycardia karena kontraksi uterus dan para peneliti berpendapat wanita yang melakukan hubungan seksual dengan aktif menunjukan insidensi fetal distress yang lebih tinggi (Romauli, 2011).

Dari study pendahuluan didapatkan data jumlah ibu hamil di Kabupaten Grobogan yang terbanyak pada

tahun 2015 adalah di Puskesmas Purwodadi 1, sebanyak 1.269 ibu hamil dan jumlah sasaran ibu hamil sebanyak 23.337 (5.4%). Dan pada tahun 2016 jumlah ibu hamil terbanyak di Puskesmas Grobogan berjumlah 1.287 ibu hamil dengan jumlah sasaran ibu hamil 23.059 ( 5.6%).

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan menggunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif. Metode penelitian deskriptif kuantitatif yaitu metode penelitian yang bertujuan untuk menerangkan atau menggambarkan masalah penelitian yang berdasarkan karakteristik tempat, waktu, umur, jenis kelamin, sosial ekonomi, pekerjaan, status perkawinan, cara hidup (pola hidup), dan lain-lain (Hidayat,2011).

Deskriftif kuantitatif merupakan metode penelitian yang mendeskripsikan penelitian menggunakan angka-angka dengan analisis univariat berupa presentasi dan ukuran tendensi sentral seperti rata-rata, maupun standar devisiasi, kemudian disajikan dalam betuk tabel distribusi (Saryono,2011). Pada penelitian ini menggambarkan tingkat pengetahuan ibu hamil tentang kebutuhan hubungan seksual selama kehamilan di Puskesmas Grobogan.

Teknik pengambilan sampel menggunakan Teknik Random Sampling atau acak. Analisis yang digunakan adalah analisis univariat.

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Pengetahuan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Grobogan yang terletak di Jl. Puger No.160 Kecamatab Grobogan, Kabupaten Grobogan. Di Pusesmas Grobogan terdapat beberapa jenis pelayanan yaitu pelayanan bersalin, rawat inap , dan rawat jalan. Jumlah tenaga kesehatan perawat 10 orang, bidan 28 , dokter umum 3, dokter gigi 1, ahli gizi 1, petugas laboratorium 1, apoteker 1.

(4)

4 sebanyak 40 responden. Data di peroleh

dari jawaban-jawaban yang di dapatkan dari soal-soal yang telah dijawab oleh responden dari koesiner yang berisi pengetahuan ibu hamil tentang pengertian hubungan seksual, hubungan seksual selama hamil, mitos-mitos hubugan seksual dan dan posisi hubungan seksual selama hamil.

B. Hasil Analisis

Analisa univariat bertujuan untuk mendeskripsikan masing-masing variabel yang di teliti dalam bentuk distribusi frekuensi. Hasil penelitian mengenai Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Kebutuhan Hubungan Seksual Selama Kehamilan Di Puskesmas Grobogan diperoleh melalui koesioner

yang berisikan 21 pertanyaan mengenai pengetahuan ibu hamil tentang pola hubungan seksual selama kehamilan yang diberikan kepada 40 responden ibu hamil TM I, TM II, TM III di Puskesmas Grobogan

Setelah koesioner yang terdiri dari 21 pertanyaan disebarkan kepada responden yang berjumlah 40 ibu hamil, maka didapatkan hasil jawaban pada masing-masing item pertanyaan. Seluruh jawaban tersebut kemudian dikumpulkan dan diolah, sehingga didapatkan data yang disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuesi yang menggambarkan pengetahuan ibu hamil tentang kebutuhan hubungan seksual selama kehamilan di Puskesmas Grobogan tahun 2017.

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Tingkat Pendidikan Ibu Hamil di Puskesmas Grobogan

No Variabel Kategori Frekuensi (F) Presetasi (100%) 1 Tingkat pendidikan SD

SMP SMA

Perguruan tinggi

11 17 10 2

27.5 42.5 25.5 5.0

Jumlah 40 100

Diketahui dari tabel diatas bahwa pendidikan ibu hamil dipuskesmas Grobogan lulusan SD 11 responden

27.5%, SMP 17 Responden 42.5%, SMA 10 responden 25.5%, perguruan tinggi 2 responden 5.0%

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Umur Ibu Hamil di Puskesmas Grobogan

No Variabel Kategori Frekuensi (F) Presetasi (100%) 1 Umur ibu hamil <20 tahun

>20-35 tahun >35 tahun

2 29 9

5.0 72.5 22.5

Jumlah 40 100

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa umur ibu hamil <20 tahun 2 responden 5.0%, >20-35 tahun 29

responden 72.5%, > 35 tahun 9 responden 22.5%.

(5)

5 No Variabel Kategori Frekuensi (F) Presetasi

(100%) 1 Tingkat Ekonomi >/=UMR

<UMR 24

16

60.0 40.0

Jumlah 40 100

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa tingkat ekonomi (penghasilan) ibu hamil per bulannya

</=UMR 24 responden 60.0% dan yang <UMR 12 responden 40.0%.

Tabel 4. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil tetang Kebutuhan Hubungan Seksual selama Kehamilan di Puskesmas Grobogan 2017

No Variabel Kategori Frekuesi (f) Presentasi (100%)

1. Pengetahuan Kurang

Cukup Baik

14 6 20

35.0 15.0 50.0

Jumlah 40 100

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa pengetahuan ibu hamil dipuskesmas Grobogan yang di kategorikan baik 20 responden 50.0%, cukup 6 responden 15.0%, kurang 14 responden 36.0%.

PEMBAHASAN

Sesuai dengan hasil penelitian pada 40 ibu hamil tentang gambaran pengetahuan ibu hamil tentang kebutuhan hubungan seksual selama kehamilan maka : 1. Tingkat Pendidikan

Data tingkat pendidikan ibu hamil di Puskesmas Grobogan yaitu lulusan SD 11 responden 27.5%, SMP 17 Responden 42.5% , SMA 10 responden 25.5%, perguruan tinggi 2 responden 5.0%. Jadi pendidikan ibu hamil di Puskesmas Grobogan lebih banyak yang lulusan SMP yaitu 17 orang. Maka dari itu pengetahuanya tentang gambaran pengetahuan ibu hamil tentang pola hubungan seksual selama kehamilan dapat dikatakan baik.

Semakin tinggi pendidikan ibu hamil maka akan semakin mudah ibu hamil menggali informasi yang telah diberikan oleh tenaga kesehatan, atau dengan keaktifan ibu hamil dalam bertanya saat ANC berlangsung juga

dipengaruhi oleh pendidikan dan pengalaman seputar kehamilan. Maka dari itu seorang ibu hamil yang berpengetahuannya baik akan melakukan hubungan seksual secara wajar karena sudah mengetahui cara hubungan seksual selama hamil dengan benar dan apabila ibu hamil yang berpengetahuan kurang maka tidak akan melakukan hubungan seksual karena tidak tahu diperbolehkan atau tidak (Setyowati 2011).

2. Umur

Umur ibu hamil di Puskesmas Grobogan dikategorikan < 20 tahun 2 responden 5.0%, > 20-35 tahun 29 responden 72.5%, > 35 tahun 9 responden 22.5%. Dari data di atas umur ibu hamil di Puskesmas Grobogan terbanyak usianya >20-35 tahun 29 responden 72.5%. Dari hasil data yang di peroleh umur ibu hamil rata-rata > 20-35 tahun, sehingga ibu hamil yang ada di puskesmas Grobogan memiliki pola pikir untuk mencari pengetahuan yang baik.

(6)

6 seksual selama kehamilan. Semakin usia

ibu matang maka daya tangkap dan pola pikirnya semakin berkembang, sehingga pengetahuanya semakin membaik (Notoatmojo,2010). Semakin matang usia ibu hamil maka pengetahuanya tentang hubungan juga lebih baik (Setyowati,2011).

3. Tingkat Ekonomi (penghasilan)

Dari hasil penelitian tingkat ekonomi (penghasilan) ibu hamil di Puskesmas Grobogan dikategorikan baik 24 responden 60.0% dan kurang 12 responden 40.0%. Tingkat ekonomi (penghasilan) ini dilihat dari UMR di Kabupaten Grobogan. Dengan hasil tingkat ekonomi yang baik, maka ibu hamil di Puskesmas Grobogan juga memiliki pola pikir untuk mencari pengetahuan yang baik pula.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan menurut Notoatmojo (2007) adalah informasi, pendidikan, umur sosial budaya, pengalaman dan sosial ekonomi.

Tingkat ekonomi seseorang akan berpengaruh terhadap tingkat pendidikan. Demikian juga dengan tingkat ekonomi yang baik memungkinkan seseorang untuk mendapatkan berbagai informasi termasuk informasi kesehatan dari berbagai media massa seperti koran, radio, televisi, bahkan dari internet.

Tingkat ekonomi juga mempengaruhi kebutuhan hidup seseorang. Semakin tinggi kemampuan ekonomi maka akan semakin mudah orang tersebut mendapatkan informasi. Maka dari itu seorang ibu hamil yang memiliki sosial ekonomi yang baik maka akan memiliki fasilitas yang bagus selama proses kehamilanya sehingga sosial ekonomi ini mempengaruhi pengetahuan ibu selam kehamilanya

4. Tingkat Pengetahuan

Dari hasil penelitian tingkat pengetahuan ibu hamil di Puskesmas Grobogan yang di kategorikan baik 20

responden 50.0%, cukup 6 responden 15.0%, kurang 14 responden 36.0%. Dari data di atas pengetahuan ibu hamil dikategorikan baik 20 responden 50.0%. Sehingga ibu hamil yang ada di puskesmas Grobogan rata-rata berpengetahuan baik.

Pengetahuan merupakan suatu yang diketahuai oleh seorang diri manusia yang didapat dari berbagai sumber. Pengetahuan itu sendiri juga bisa didapat dari panca indra contohnya indra pendengar, perasapenglihat, pencium, dan indra peraba. Dan sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh dari indra pendengar dan penglihatan Notoatmojo,2010).

Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan menurut Notoatmojo (2007) adalah informasi, pendidikan, umur sosial budaya, pengalaman dan sosial ekonomi.

Rogers (1974) mengemukakan bahwa proses pengetahuan terjadi oleh beberapa tahap, yaitu : Awareness ( kesadaran) dimana seseorang menyadari atau mengetahui stimulasi dengan seseorang merasa interest (tertarik) terhadap stimulasi dan obyek tersebut. Selanjutnnya seseorang mengevaluasi, menimbangkan baik buruk diri sendiri dan kemudian seseorang melakukan tujuan yang akan dikehendaki ( Trial atau coba ). Setelah itu obyek mencoba berperilaku dengan pengetahuan, kesadaran dan sikap terhadap stimulasi.

Cara memperoleh kebeneran pengetahuan dapat dikelompokan menjadi 2 yaitu secara tradisional dan non ilmiah yakni tanpa melakukan proses penelitian ilmiah dan cara modern atau cara ilmiah yakni melalui proses penelitian ilmiah ( Notoadmodjo, 2010).

(7)

7 mengembangkan metode berfikir induktif

kemudian dikembangkan oleh Deoblold van dellen menyatakan bahwa dalam memperleh kesimpulan diperoleh dengan mengadakan observasi langsung dan membuat pencatatan-pencatatan terhadap semua fakta sehubungan dengan obyek yang diamatinya.

KESIMPULAN

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahuai gambaran tingkat pengetahuan ibu hamil tentang kebutuhan hubungan seksual selama kehamilan, dilakukan pada 40 responden yang dilakukan di Puskesmas Grobogan pada tanggal 31 Juli – 2 Agustus 2017 yang diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Sebagian besar tingkat pendidikan pendidikan ibu hamil di Puskesmas

3. Sebagian besar tingkat ekonomi (penghasilan) ibu hamil di Puskesmas Grobogan >/=UMR 24 responden 60.0% dan <UMR 12 responden 40.0%.

4. Sebagian besar pengetahuan ibu hamil di Puskesmas Grobogan yang di kategorikan baik 20 responden 50.0%, cukup 6 responden 15.0%, kurang 14 responden 36.0%.

DAFTAR PUSTAKA

Ariani. 2014. Aplikasi Metodologi Penelitian Kebidana Dan Kesehatan Reproduksi. Nuha Medika.Yogyakarta.

Bartini, I 2012. Asuhan Kebidanan Pada Ibu

Hamil Normal. Nuha Medika.

Yogyakarta.

Danarti, D. 2010. 145 Quesitionn & Answer Prgenansi and Childbirth. Sigma. Yogyakarta.

Daniel, ML. 2010. Counseling On Sexuality In pregnancy. The Female Patient, 35 (Januari) ,42-44.

Endjun, J. 2005. Mempersiapkan Kehamilan Sehat. Griand Giwanda. Jakarta.

Hapsari, Vike Dwi & Sudarmiati . 2011. Pengalaman Seksual Ibu Hamil di Puskesmas Pondok Aren Tangerang. Jurnal NERS. Faculty of Nursing Universitas Airlangga. Vol.6 No.1

Herlina, M. 2016. Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil tentang Hubungan Seksual selama Kehamilan di Klinik Umum dan Bersalin Bina Medika Pasar IV Lingkungan V Kelurahan Mabar Hilir Kecamatan Medan Deli. Jurnal Ilmiah Keperawatan Imelda. Vol. 2 No. 1

Hidayat, AAA.2010. Metode Penelitian Kesehatan. Health books publishing. Surabaya.

Mubasyiroh, L. 2013. Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Kecemasan Ibu Hamil Primigravida tentang Hubungan

Seksual selama Kehamilan di

Puskesmas Kecamatan Jatibarang

Kabupaten Brebes. Jurnal Komunitas Kesehatan (Edisi 7) P3M Akbid Purworejo. Vol 4 No.2

Notoatmodjo, S. 2010 Ilmu Prilaku Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta.

Ramadani, NL & Sudarmiati, S. 2013. Perbedaan Kepuasan Seksual pada

Pasangan Suami Istri di Masa

Kehamilan. Jurnal Keperawatan

Maternitas. Unimus. Vol. 1 No. 2

Pebrina, M. 2010. Faktor-Faktor yang

Berhubungan dalam Melakukan

Hubungan Seksual pada Ibu Hamil di Klinik Bersalin Mariani Medan. Jurnal Kesehatan Medika Saintika. Vol. 8 No. 1

(8)

8 Romauli, S. 2011. Asuhan kebidanan 1 konsep

dasar asuhan kehamilan. Nuha Medika. Yogyakarta.

Sagiv, M, Daffna B, Gurit E.,Safir, Marilyn P. (2012). Changes In Sexual experiece And Relationship Quality During Pregnancy. Arch sex behav,41,1241-1251.

Sulistyaningsih. 2011.Metode Penelitian Kebidanan Kuantitatif-Kualitatif. Graha Ilmu. Yogyakarta.

Gambar

Tabel 1.  Distribusi Frekuensi  Tingkat Pendidikan Ibu Hamil di Puskesmas Grobogan
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil tetang Kebutuhan Hubungan Seksual selama Kehamilan di Puskesmas Grobogan 2017

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil pembahasan di atas, disimpulkan Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Dakwah sejatinya menampilkan etika, sopan santun, dan terhindar dari

• Radikal bebas adalah hasil oksidasi dari trigliserid yang dikatalis oleh inisiator dalam darah. • DNA mudah rusak oleh zat kimia : Hidroquinon, arbutin, klorofom,

Pada gambar 2.1 mejelaskan proses kerja penyisipan data rahasia pada metode Spread Spectrum, proses pertama yang dilakukan adalah data rahasia direpresentasikan

Peneliti memfokuskan penelitian ini pada 3 episode yang terdapat dalam tayangan stand up comedy academy 3 di indosiar dengan menggunakan enam jenis praanggapan,

Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas dan mengetahui respon siswa terhadap produk Student Worksheet berbasis Project Based Learning berorientasi pada

KEEMPAT : ITB memfasilitasi Pusat untuk melaksanakan program yang tertuang di dalam Rencana Kerja dan Anggaran (RKA). KELIMA : Keikutsertaan SDM peneliti dalam Pusat

Ikatan ganda diperoleh dari karbon yang memiliki empat elektron valensi, namun pada molekul terkonjugasi hanya memiliki tiga (kadang-kadang dua) atom lain.... Elektron yang