BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Istilah film sepertinya sudah tidak asing lagi di telinga kita. Kita dapat melihat berbagai film melalui televisi atau menonton di bioskop. Menonton film bisa menjadi hiburan bahkan ada yang menjadikannya sebagai sebuah hobi. Kita dapat melihat imajinasi sutradara yang dituangkan secara apik dalam film. Dunia film pun semakin berkembang dari masa ke masa, terlihat
jelas dari sisi teknologinya terlebih seperti yang tejadi dalam dunia perfilman luar negeri.1
Sekarang ini, bukan hanya perusahaan atau studio film besar saja yang mampu memproduksi film dengan kualitas bagus dan alur cerita yang menarik, banyak pembuat film indie2 yang telah berhasil menarik banyak penonton dan membuktikan bahwa mereka mampu membuat film yang tidak kalah dengan perusahaan produksi film besar, baik itu dalam hal pesan, kualitas gambar, teknik pengambilan gambar, maupun musiknya. 3
Film memiliki 2 unsur di dalamnya, yaitu suara dan gambar (audio visual). Seiring dengan meningkatnya produksi film, tentunya dibutuhkan sebuah tim untuk menyelesaikan film tersebut. Beberapa diantaranya adalah sutradara yang bertugas untuk mengarahkan sebuah film sesuai dengan skenario, sinematografer (Director of Photography) berperan sebagai kepala dari kru kamera dan penata pencahayaan dalam sebuah film, penata suara berperan untuk merekam dialog maupun suara disekitarnya, penata musik
1 http://www.kompasiana.com/pradiktawirawan/perkembangan-industri-perfilman-indonesia-saat-ini_54f410207455137a2b6c8617
2 film indie :film yang dibuat oleh perusahaan produksi independen.
memiliki peran sebagai pembuat musik (composer) agar suasana dan perasaan yang ada pada film tersebut dapat lebih tersampaikan, dan masih banyak lainnya.
Musik memiliki peran yang sangat penting dan seringkali digunakan untuk memperkuat suasana yang ada dalam sebuah film. Misalnya lokasi film tersebut berada di Irlandia, sehingga alat musik yang dipakai adalah adalah
Uillean pipes dan Pennywhistle. Apabila film yang dibuat berlokasi di Eropa pada abad 18, harpsichord dapat digunakan untuk memperkuat nuansa era tersebut.4
Musik juga dapat memberikan pengaruh psikologis dan emosional dalam sebuah film. Musik dapat menambah dimensi baru, pemikiran, bahkan ide yang tidak bisa diekspresikan melalui dialog atau tindakan. Seringkali sutradara menginginkan penonton untuk mengerti pikiran atau perasaan karakter tanpa harus mengucapkan secara verbal atau dengan gerak visual, akan tetapi musik dapat membantu komunikasi antara sutradara dan penonton, karena musik merepresentasikan dimensi lain dalam diri karakter tersebut (pemikiran, perasaan, dan emosi).5 Oleh karena itu penata musik harus secara aktif membaca skenario, melihat bagian film yang akan diberi musik, menganalisis latar tempat dan waktu, serta berdiskusi dengan sutradara dan sinematografer untuk membahas perasaan apa yang akan disampaikan kepada penonton.
Di Indonesia para penata musik masih sangat sulit untuk menyalurkan ide mereka dikarenakan pemain musik yang mereka butuhkan sangat jarang bahkan tidak ada, misalnya pemain oboe, harpa, dan lain sebagainya. Jika
4 Davis, Richard. Complete Guide to Film Scoring. The Art and Business of Writing Music for Movies and TV. Berklee Press, 1999. 142
mereka menginginkan film tersebut diisi dengan musik orkestra, maka mereka harus menyewa sebuah orkestra. Selain membutuhkan dana yang banyak, waktu yang dibutuhkan juga tidak sedikit, belum lagi proses rekamannya.
Penulis melihat bahwa perkembangan teknologi musik saat ini sudah berkembang pesat. Beberapa tahun yang lalu jika seseorang ingin membuat sebuah musik baik untuk film atau yang lainnya, mereka harus memikirkan biaya untuk sewa pemain, transportasi, biaya rekaman, estimasi waktu, dan lain sebagainya. Belum lagi jika mereka ingin menggunakan alat musik yang sangat jarang digunakan oleh orang-orang pada umumnya, sedangkan alat dan
pemain tidak memadai. Akhirnya konsep dan ide yang telah dirancang tidak bisa terealisasi.
Penulis mencoba mendengarkan musik yang digunakan dalam film produksi Indonesia. Sebagian besar musik dalam film Indonesia menggunakan MIDI (Musical Instrument Digital Interface), akan tetapi MIDI tersebut tidak diproses lagi sehingga musik yang dihasilkan kurang menarik dan kurang dramatis.
Ketertarikan penulis menyusun komposisi musik untuk film, tidak terlepas dari kemampuan penulis menyusun komposisi musik. Penulis melihat bahwa peran musik dalam sebuah film sangatlah penting. Komposisi musik untuk film yang dibuat penulis berjudul Sekapur Sirih Tempo Hari.
Sekapur sirih berasal dari istilah Melayu yang memiliki arti sambutan. Kapur dan sirih adalah sajian untuk menyambut tamu. Istilah sekapur sirih sekarang ini dipergunakan sebagai pengantar dalam sebuah buku.6
Dalam komposisi musik ini, arti judul “Sekapur Sirih Tempo Hari” yang sekaligus menjadi judul dalam film ini, tidak diartikan sebagai bagian
dari sebuah buku, tetapi lebih merujuk pada pesan utama film tersebut.
Sekapur sirih tempo hari mengandung maksud agar kita dapat melihat kesalahan masa lalu sebagai pengantar untuk kehidupan kedepan.
Film Sekapur Sirih Tempo Hari adalah sebagai pengantar itu sendiri. Film ini bercerita tentang seorang mahasiswa bernama Ratri, yang seringkali membuang-buang waktu dengan tidak melakukan apa-apa. Kekayaan dan kemudahan yang ia miliki membuat ia lupa bahwa membangun hubungan dengan orang lain, orang tua, kuliah dan bekerja adalah hal yang sangat penting.
Film ini memiliki pesan agar semua orang dapat lebih menghargai
waktu, dan menjadikan pengalaman yang lalu sebagai sekapur sirih atau pengantar untuk kehidupan ke depan. Apa yang ada dan bisa kita nikmati sekarang, belum tentu bisa kita temui di hari-hari kedepannya. Kita memang harus melakukan yang terbaik dalam setiap hal yang kita kerjakan, namun membagi waktu untuk keluarga dan orang-orang di sekitar kita juga sangat penting.
Penulis ingin menggunakan tiga cara dalam pembuatan musik yang ditujukan untuk produksi film Sekapur Sirih Tempo Hari. Cara pertama adalah dengan merekam, cara kedua dimainkan secara live, dan cara ketiga adalah penyusunan komposisi musik melalui komputer dengan bantuan
software dan Virtual Studio Technology Plugin.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana karakteristik musik yang ada dalam film “Sekapur Sirih Tempo Hari” ?
2. Bagaimana proses penyusunan komposisi musik “Sekapur Sirih Tempo
3. Bagaimana bentuk analisis dan struktur dari komposisi musik “Sekapur
Sirih Tempo Hari” ?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian tersebut adalah :
1. Mendeskripsikan karakteristik musik dalam film “Sekapur Sirih Tempo Hari”.
2. Mendeskripsikan proses penyusunan komposisi musik “Sekapur Sirih Tempo Hari”.
3. Memaparkan bentuk analisis dan struktur dari komposisi “Sekapur Sirih
Tempo Hari”.
D. Manfaat Penelitian
Bagi penulis, manfaat dalam penyusunan komposisi musik Sekapur Sirih Tempo Hari adalah :
1. Sebagai karya baru, untuk iringan musik dalam film.
2. Menggunakan teknologi musik sebagai alat untuk membantu produksi musik dalam sebuah film.
3. Memberikan pengetahuan yang baru terhadap mahasiswa yang ingin berkarya dalam bidang musik dan film.
E. Batasan Masalah
1. Untuk mengindari perluasan masalah maka dalam skripsi ini penulis hanya akan membahas tentang film scoring yang digunakan untuk
soundtrack film.
2. Komposisi ini terdiri dari 4 bagian, yakni : Telat, Life Tree, Sekapur Sirih Tempo hari, dan Morning Chills.
Sedangkan instrumen yang dibuat dengan menggunakan Virtual Studio Technology, terdiri dari drum, bass, dan pad.
F. Batasan Istilah
Skripsi ini diberi judul : “SEKAPUR SIRIH TEMPO HARI, MUSIK ILUSTRASI UNTUK FILM”. Dalam komposisi musik ini penulis ingin menuangkan ide, dan sentuhan musik dalam sebuah film, yang ditujukan untuk para peminat film dengan menambahkan sentuhan musik layaknya original soundtrack dalam film tersebut dengan menggunakan
komposisi musik yang dibuat oleh penulis.
Komposisi musik adalah pekerjaan mengatur, menyusun, menata, dan merangkai berbagai suara atau nada-nada yang mengacu pada lagu atau melodi utama yang disebut cantus.7 Dengan adanya komposisi musik ini, penikmat film tidak hanya disuguhkan dengan gambar dan cerita saja, namun juga disertai dengan musik yang akan lebih memberikan nuansa dan dapat membentuk perasaan penonton. Namun ada beberapa istilah yang jarang kita temui seperti ;
1. Musik Ilustrasi : Musik ilustrasi atau biasa disebut musik fungsional, yaitu musik yang digunakan untuk menambahkan dramatisasi dalam film, yang berasal dari luar ruang adegan cerita. Musik yang didengar oleh penonton tidak berasal dari sumber suara dalam adegan maupun di dengar oleh karakter dalam adegan.8
7 http://dutaseniks.com/karya-terbaik/89-artikel/139-pengertian-komposisi-musik
2. Film Scoring : Proses membuat musik untuk film dengan tujuan membangun nuansa yang ada pada film tersebut agar lebih dramatis, menegangkan, seram, dan sebagainya.
G. Metode Penelitian
Tipe Penelitian yang digunakan adalah pendekatan terhadap masalah mendasar yang seringkali dialami oleh sebagian besar penata musik, baik untuk menjadikan film tersebut sebagai contoh dan meminta pendapat mengenai film tersebut. Serta pendekatan yang mendasarkan kepada bahan mata kuliah yang ada kaitannya dengan permasalahan film scoring khususnya mata kuliah komposisi.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan
metode penelitian kualitatif, mencakup beberapa hal seperti history, dan meliputi beberapa hal yaitu sebagai berikut :
1. Pengumpulan Data
Langkah pengumpulan data dengan mengumpulkan bahan-bahan penelitian yang berhubungan khususnya dengan mata kuliah komposisi musik, ikut serta dalam pembuatan film, dan berdiskusi secara langsung dengan para pembuat film dan penata musik.
2. Pengolahan Data
3. Analisis Data
Proses penyusunan musik untuk film dilakukan dengan 2 cara, yaitu sebelum dan sesudah film selesai dibuat. Berikut adalah bagan proses penyusunan musik sebelum film selesai dibuat.
Berikut adalah proses yang kedua, yaitu proses penyusunan musik setelah bagian film yang akan diberi musik selesai dibuat.
Membaca skenario Membuat musik Potongan film jadi
Mendiskusikan musik dengan
sutradara
Proses Film scoring
Revisi &
Finishing
Membuat musik Potongan film jadi
Mendiskusikan musik dengan
sutradara
Proses Film scoring
Revisi &