Maternity : Jurnal Kebidanan dan Ilmu Kesehatan 73 TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN ASI DI
BPS SRI HARYANTI DESA SINGOSARI KECAMATAN MOJOSONGO KABUPATEN BOYOLALI
Level Of Knowledge Of The Nifas Mother On The Substitution Of Mother In BPS Sri Haryanti Singosari Mojosongo Boyolali
Susi Lastianingsih, Siti Farida
Akademi Kebidanan Citra Medika Surakarta
ABSTRACT
Maternal death (AKI) one indicator to see the degree of women's health. Maternal mortality and morbidity, maternal and childbirth are still major problems in developing countries including Indonesia. Based on the last survey of 2007 AKI in Indonesia amounted to 228 per 100,000 live births. In Lactation period often comes the problems faced by a mother. sometimes they do not know the conditions and what to do in the puerperium.
Knowledge of breast care is very important to know, this is useful to avoid problems in breastfeeding process. Breast milk is the most suitable food for babies, During childbirth periods need to do breast examination so that no problems and disorders at the time of breastfeeding, such as reddish or swollen breasts, because at the time of childbirth there are problems or disorders of the breast it will interfere with milk production. The purpose to know the level of knowledge of postpartum mother about breast dam in good category, enough and less
The purpose to know the level of knowledge of postpartum mother about breast dam in good category, enough and less, with data analysis performed by computerized using SPSS version 16 program
The conclusion of this study is that the majority of postpartum women have sufficient level of knowledge.
Based on the results of the study in the hope the health or midwife can improve in provide information or counseling on postpartum and hopefully more respondents to increase insight and information both from mass media and electronic in order to increase or increase knowledge about dam milk
Maternity : Jurnal Kebidanan dan Ilmu Kesehatan 74 ABSTRAK
Angak kematian ibu ( AKI ) salah satu indikator untuk melihat derajat kesehatan perempuan. Kematian dan kesakitan ibu hamil, bersalin dan nifas masih merupakan masalah besar di negara berkembang termasuk Indonesia. Berdasarkan survei terakhir tahun 2007 AKI di Indonesia sebesar 228 per 100.000 kelahiran hidup. Pada Masa Laktasi sering muncul masalah – masalah yang dihadapi oleh seorang ibu, kadang mereka tidak mengetahui kondisi serta apa yang harus dilakukan dalam masa nifas. Pengetahuan tentag perawatan payudara sangat penting untuk diketahui, ini berguna untuk menghindari masalah – masalah dalam proses menyusui. ASI merupakan makanan yang paling cocok bagi bayi, Pada masa nifas perlu di lakukan pemeriksaan payudara agar tidak ada masalah dan gangguan pada waktu menyusui, seperti payudara berwarna kemerahan atau bengkak, karena pada saat masa nifas terdapat masalah atau gangguan pada payudara maka akan mengganggu produksi ASI. Tujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu nifas tentang bendungan ASI dalam kategori baik, cukup dan kurang
Penelitian ini menggunakan metode diskriptif kuantitatif dengam jumlah sampel 30 responden alat pengumpulan data yang digunakan adalah kuisioner, dengan analisa data dilakukan dengan komputerisasi menggunakan program SPSS versi 16
Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa mayoritas ibu nifas mempunyai tingkat pengetahuan cukup. Berdasarkan hasil penelitian di harapkan pihak tenaga kesehatan atau bidan dapat meningkatkan dalam pemberian informasi atau penyuluhan pada ibu nifas dan diharapkan responden lebih meningkatkan wawasan dan informasi baik dari media masa maupun elektronik agar menongkatkan atau menambah pengetahuan tentang bendungan ASI
Kata Kunci: Pengetahuan, Ibu Nifas, Bendungan ASI
PENDAHULUAN
Angka kematian ibu ( AKI ) salah
satu indicator untuk melihat derajat
kesehatan perempuan. Kematian dan
kesakitan ibu hamil, bersalin dan nifas
masih merupakan masalah besar di
Negara berkembang termasuk Indonesia.
Berdasarkan survey terakhir tahun 2007
AKI di Indonesia sebesar 228 per
100.000 kelahiran hidup ( DepKes RI
2011 ). Target MDGs 2015 AKI dapat
diturunkan menjadi 102 per 100.000
kelahiran hidup ( DepKes RI 2008 )
Angka kematian ibu ( AKI ) di
Jawa Tengah tahun 2009 yaitu 117.02
per kelahiran hidup (DepKes Provinsi
Jawa Tengah 2009). Banyak ibu bersalin
meninggal dunia karena perdarahan,
pertus lama, Eklamsi, Abortus, Infeksi
Maternity : Jurnal Kebidanan dan Ilmu Kesehatan 75 kejadian kematian paling banyak terjadi
pada masa nifas, oleh karena ibtu masa
nifas memerlukan pemantauan yang
ketat sehingga dapat mengurangi angka
kematian ( DepKes RI 2004 ).
Terjadiya bendungan ASI Di
Indonesia terbanyak adalah pada ibu –
ibu pekerja sebanyak 16% dari ibu yang
menyusui ( DepKes RI 2006 ). Adanya
kesibukan keluarga dan pekerjaan
menurunkan tingkat perawatan dan
perhatian ibu dalam melakukan
perawtan payudara sehingga akan
cenderung meningkatkan terjadinya
peningkatan angka kejadian Bendungan
ASI. Bedasarkan survey tahun 2002 oleh
nutrition dan helalt di Jawa Tengah
tentang ibu yang memberikan ASI pada
banyinya diperoleh hanya 1-3% ( 1-3
kejadian bendungan ASI dari 100 ibu
yang menyusui ) (DepKes RI 2006).
Pada masa laktasi sering muncul
maslah – masalah yang dihadapi oleh
seorang ibu, kadang mereka tidak
mengetahui kondisi dan apa yang harus
mereka lakukan. Dalam masa nifas
pengetahuan tentang perawatan
payudara sangat penting untuk
diketahui, ini guna untuk menjaga
keindahan payudara serta menghindari
masalah – masalah dalam proses
menyusui ( Oktavia 2009 )
Hasil penelitian Astoeti (2006) di
puskesmas Getasan Kabupaten
Semarang dari 157 orqng ibu menyusui
terdapat 45 orang (28,66%) kasus ibu
menyusui dengan bendungan ASI dan
pada umumnya ibu – ibu belum
mengetahui tentang gejala, penyebab
serta penanggulangan dari bendungan
ASI (DepKes RI 2006)
ASI merupakan makanan yang
paling cocok untuk bayi. ASI dihasilkan
oleh payudara. Pada ibu nifas harus
dilakukan pemeriksaan payudara,
dimaksudkan agar tidak ada masalah dan
gangguan pada payudara saat menyusui
berlangsung, seperti payudara berwarna
kemereahan atau payudara bengkak,
karena jika payudara ibu nifas terdapat
masalah dan gangguan maka akan
mengganggu produksi ASI. Produksi
ASI akan menurun dikarenakan
produksi ASI yang tersumbat dan
mengalami bendungan. Pencegahan
dapat dilakukan dengan member
dukungan, pengertian dan informasi
Maternity : Jurnal Kebidanan dan Ilmu Kesehatan 76 melakukan perawatan payudara (Farer
2001).
Berdasarkan studi pendahuluan
yang dilakukan peneliti pada bulan April
di BPM Sri Haryanti, Desa Singosari,
Kecamatan Mojosongo Kabupaten
Boyolali di dapatkan hasil dari 10 ibu
nifas yang berkunjung di BPM Sri
Haryanti 7 ibu tidak mengetahui tentang
bendungan ASI, dan 3 ibu mengetahui
tentang bendungan ASI. Kejadian
bendungan ASI selama satu tahun
terakhir di BPM Sri Haryanti sebanyak
30 dari 130 orang ibu yang menyusui.
Berdasarkan latar belakang diatas
peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “ Tingkat
Pengetahuan Ibu Nifas Tentang
Bendungan ASI Di BPM Sri Haryanti
Desa Singosari Kecamatan Mojosongo
Kabupaten Boyolali”.
METODE PENELITIAN Desain penelitian yang digunakan
adalah deskriptif kuantitatif. Penelitian
dilaksanakan di BPM Sri Haryanti Desa
Singosari, Kecamatan Mojosongo
Kabupaten Boyolali. Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh ibu nifas
yang datang ke BPM Sri Haryanti
sejumlah 30 responden. Sedangkan
sampel yang digunakan dalam penelitian
ini yaitu seluruh populasi yaitu Semua
ibu nifas yang berkunjung ke BPM Sri
Haryanti sejumlah 30 responden.
Variabel penelitian yang
digunakan adalah variabel tunggal yaitu
pengetahuan ibu nifas tentang
bendungan ASI. Data yang digunakan
dalah data primer yang berasal dari hasil
pengisian kuesioner oleh responden dan
data sekunder berupa data-data ibu nifas
yang berasal dari BPM Sri Haryanti.
Teknik pengumpulan data yang
digunakan untuk mengumpulkan data
primer dengan menggunakan kuesioner
terstruktur. Data yang diperoleh
kemudian dianalisa dengan analisa
univariat (distribusi frekuensi).
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil
Maternity : Jurnal Kebidanan dan Ilmu Kesehatan 77 Karakteristik Frekuensi Persen
Pendidikan Dasar 3 10%
Menengah 21 70%
Tinggi 6 20%
Pekerjaan PNS 2 6,6%
Swasta 15 50%
Buruh 5 16,6%
Tidak Bekerja 8 26,6%
Paritas Primipara 5 16,6%
Multipara 24 80%%
Grandemultipara 1 3,33%
Berdasarkan tabel 1 dapat di
jelaskan bahwa mayoritas responden
berpendidikan menengah (SMP dan
SMA) yaitu sebanyak 21 responden
(70%). Mayoritas pekerjaan adalah
responden bekerja yaitu yaitu 22
responden (73,3%). Jika dilihat dari
paritas, Mayoritas responden pernah
melahirkan lebih dari satu kali ( paritas )
adalah multipara sebanyak 24 responden
( 80 % ).
Tabel 2. Pengetahuan tentang bendungan ASI
Pengetahuan Nominal (% )
Baik 6 20%
Cukup 21 70%
Kurang 3 10%
JUMLAH 30 100%
Berdasarkan tabel mayoritas
responden berpengetahuan cukup yaitu
sebanyak 21 responden ( 70 % ).
Pembahasan
Pengetahuan menurut notoatmodjo
(2010) merupakan hasil pengindraan
manusia atau hasil tahu seseorang
terhadap obyek melalui indera yang
dimilikinya (mata, hidung, telinga dan
sebagainya). Dengan sendirinya pada
waktu pengindraan sampai
menghasilkan pengetahuan sangat di
pengaruhi oleh intensitas perhatian dan
persepsi terhadap obyek. Sebagian besar
pengetahuan seseorang diperoleh
melalui indera pendengaran (telinga)
dan indera penglihatan (mata).
Pengetahuan merupakan faktor yang
sangat penting untuk terbentuknya
perilaku seseorang.
Mayoritas responden
berpendidikan menengah yaitu SMA
dan SMP 21 responden (70 %), Menurut
Notoatmodjo (2003) Tingkat pendidikan
adalah uopaya untuk memberikan
pengetahuan sehingga terjadi perubahan
perilaku positif yang meningkat serta
pendidikan yang tinggi akan
berpengaruh pada penerimaan hal- hal
baru dan dapat menyesuaikan diri
Maternity : Jurnal Kebidanan dan Ilmu Kesehatan 78 tinggi pendidikan seseorang semakin
mudah menerima informasi sehingga
semakin banyak pengetahuan yang
dimiliki.
Berdasarkan pekerjaan responden
mayoritas memiliki pekerjaan swasta
yaitu sebanyak 15 responden ( 50 % )
dan berpengetahuan cukup. Menurut
Notoatmodjo (2003), pekerjaan
berhubungan dengan sosial ekonomi
seseorang. Semakin tinggi tingkat
ekonomi seseorang akan menambah
tingkat pengetahuan
Berdasarkan paritas sebagian besar
responden berparitas multipara yaitu
sebanyak 24 responden (80%) dan
berpengetahuan cukup. Jumlah anak
yang dilahirkan dapat berhubungan
dengan pengalaman, pengalaman juga
merupakan faktor yang mempengaruhi
pengetahuan Menurut Notoatmodjo
(2003), sesuatu yang pernah dialami
seseorang akan menambah pengetahuan
tentang sesuatu yang bersifat informal.
Seseorang yang memiliki pengalaman
sebelumnya maka pengetahuannya lebih
baik.
SIMPULAN Simpulan
Pada penelitian ini dapat
disimpulkan bahwa mayoritas ibu nifas
di BPM Sri Haryanti desa Singosari
Kecamatan Mojosongo Kabupaten
Boyolali mempunyai tingkat
pengetahuan cukup tentang bendungan
ASI.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini
diharapkan pihak tenaga kesehatan atau
bidan dapat meningkatkan dalam
memberikan informasi atau penyuluhan
pada ibu nifas dan dapat dijadikan
masukan serta pengetahuan, dan
diharapkan responden lebih
meningkatkan wawasan dan informasi
baik dari media masa maupun elektronik
agar meningkatkn atau menambah
pengetahuan tentang bendungan ASI.
DAFTAR PUSTAKA
Astuti, U.2010. TingkatPengetahuanIbu Primipara dengan Kejadian
Maternity : Jurnal Kebidanan dan Ilmu Kesehatan 79
Muhammadiah Surakarta.
Karanganyar, Progam DIII Kebidanan Mitra Husada. Karya TulisIlmiah.
Farrer, H, 2001. Perawatan Maternitas. Edisi 2. Jakarta: EGC. Hidayat, A, 2007. MetodePenelitianKebidanan dan Teknik Analisa Data. Jakarta : SalembaMedika.
Notoatmodjo, S, 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta:RinekaCipta., 2003. Pendidika dan Perilaku Kesehatan.Jakarta :Rineka Cipta.
2010. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Edisi Revisi 2010 : Jakarta. Rineka Cipta., 2010. Metodologi Penelitia Kesehatan. Jakarta:RinekaCipta.
Oktavita, 2009. Masa Laktasi dan Masalah:http://digilib.laktasi.ac.id/fil