Seminar Nasional Informatika 2014
SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN KELAYAKAN PENERIMAAN
PEMASANGAN LISTRIK SECARA GRATIS MENGGUNAKAN
METODE AHP
Shinta Siti Sundari1 , Dani Rohpandi2, Neng Fitri3
STMIK Tasikmalaya, JL. R.E. Martadinata No. 272 A Tasikmalaya Teknik Informatika
E-mail : 1ss.shinta@gmail.com, 2danirtms@gmail.com, 3fitriismayanti63@yahoo.com
Abstrak
Dalam upaya penanggulangan kemiskinan, pemerintah khususnya kelurahan Panyingkiran Tasikmalaya meyediakan berbagai bantuan dana sosial seperti salah satunya bantuan dana sosial berupa pemasangan listrik secara gratis yang diperuntukkan bagi masyarakat yang termasuk kategori miskin (tidak mampu), bantuan tersebut di berikan berdasarkan penilaian indikator yang sudah di tentukan dengan tujuan agar dana tersebut tepat sasaran dan diberikan pada keluarga-kelurga yang benar-benar membutuhkan sehingga dapat meminimalisir kemungkinan-kemungkinan kesalahn yang terjadi pada sistem sebelumnya yang bnyak terjadi yaitu pada penilaian yang berdasarkan kepentingan pribadi. Penelitian ini dimaksudkan untuk merancang suatu sistem penunjang keputusan untuk membantu dalam penilaian penentuan kelayakan penerimaan bantuan dana sosial berupa pemasangan listrik secara gratis di kelurahan panyingkiran. Dengan perhitungan indikatornya menggunakan metode Analytical hierarchy process (AHP) yang kemudian perhitungan tersebut diimplementasikan pada suatu program aplikasi melalui bahasa pemrograman Microssoft. Visual Basic 6.0 dan database Microssoft Access.
Kata kunci : Sistem Penunjang Keputusan, Bantuan dana sosial, perhitungan Analytical Hierarchy Process
1. PENDAHULUAN
Program pemberian bantuan dana sosial berupa pemasangan listrik daya 450 va (satu paket) secara gratis merupakan salah satu program pemerintah dalam menaggulangi kemiskinan yang dijalankan di di berbagai daerah, termasuk di Kelurahan Panyingkiran Tasikmalaya yang menjadi tempat studi kasus dalam penelitian kali ini.
Dalam prosesnya, pihak kelurahan terlebih dahulu harus menentukan siapa saja yang layak menerima dan tidak layak menerima bantuan sebelum dilakukan pembagian dana bantuan, namun kadang kala terjadi ketidaksesuaian dalam penentuannya dikarenakan data dan informasi yang di terima kurang lengkap ,tidak akurat, kurang dapat dipercaya dan kurang sesuai dengan sasaran.pada akhirnya penentuan hanya berdasarkan beberapa indikator saja bahkan mengandalkan dugaan yang dipertimbangkan dari penilaian kondisi luar saja , hal tersebut seringkali menimbulkan kecemburuan sosial di kalangan masyarakat. Dalam pendataannya dilakukan dengan cara pencatatan langsung pada buku sehingga waktu pengolahan yang dibutuhkan cukup lama. Permasalahan-permasalahan tersebut, minimal bisa kita kurangi melalui pemanfaatan teknologi secara optimal dan penerapan metode Analytical hierarchy process (AHP) yang dapat menguraikan masalah multi faktor atau multi kriteria yang kompleks menjadi
suatu hirarki dalam menentukan prioritas tertinggi, tapi sistem penunjang keputusan ini hanya untuk memberikan alternatif pilihan bukan untuk menentukan keputusan akhir.
Dengan sistem penunjang keputusan para pengambil keputusan dalam menentukan kebijakannya dapat dilakukan dengan cara yang tepat, efektif, serta data yang ada akan dikelola oleh sistem yang dibuat (komputerisasi), dengan pengolahan data yang terkomputerisasi diharapkan dapat menyajikan informasi yang cepat, tepat, jelas, dan terarah. Analisa terhadap data keluarga miskin kadang kala terjadi ketidaksesuaian akibat kesalahan pada saat proses pendataan, kesalahan dalam proses perhitungan, dan penilaian yang bersifat subjektif serta penyajian laporan pendataan yang tidak efektif sehingga kurang mendukung dalam pengambilan keputusan dan akhirnya penyaluran bantuanpun kurang tepat sasaran. Untuk itu diperlukan sebuah sistem penunjang keputusan untuk membantu proses tersebut. Pembatasan Masalah pada penelitian ini yaitu :
1. Studi kasus hanya dilakukan di Kelurahan Panyingkiran.
3. Hasil keputusan hanya mengenai masyarakat yang layak atau tidak layak mendapat bantuan. 4. Bantuan hanya ditujukan bagi masyarakat yang memenuhi kriteria kelayakan yang sudah ditentukan.
5. Pengembangan aplikasi difokuskan pada implementasi metode Analytical Hierarchy Process terhadap kelayakan penerima bantuan.
6. Hasil penelitian diimplementasikan pada sebuah program aplikasi dengan bahasa pemrograman Microssoft Visual Basic 6.0 dan database Microssoft Access.
2. METODE PENELITIAN
2.1. Pengertian Sistem Penunjang Keputusan
Sistem penunjang keputusan (SPK) adalah bagian dari sistem informasi berbasis komputer termasuk sistem berbasis pengetahuan atau manajemen pengetahuan yang dipakai untuk mendukung pengambilan keputusan dalam suatu organisasi atau perusahaan. [3]
2.2. Pengertian Metode AHP
Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) merupakan metode untuk memecahkan suatu situasi yang kompleks tidak terstruktur ke dalam beberapa komponen dalam susunan yang hirarki, dengan memberi nilai subjektif tentang pentingnya setiap variabel secara relatif, dan menetapkan variabel mana yang memiliki prioritas paling tinggi guna mempengaruhi hasil pada situasi tersebut.[7]
Tabel 1. Skala Dasar Pengukuran AHP Tingkat
Kepen-tingan
Definisi
1 Kedua elemen sama pentingnya
3
Elemen yang satu sedikit lebih penting dari pada elemen yang lainnya
5
Elemen yang satu lebih penting dari pada yang lainnya
7
Satu elemen jelas lebih mutlak penting dari pada elemen lainnya
9
Satu elemen mutlak penting dari pada elemen lainnya
2,4,6,8
Nilai-nilai antara dua nilai pertimbangan-pertimbanagan yang berdekatan
Kebalika nnya
Jika suatu sifat (X) dibandingkan dengan sifat lain (y), maka nilainya saling berkebalikan.
2.3. Metode Yang Digunakan
Berdasarkan permasalahan yang dihadapi di kelurahan panyingkiran, penyusun menggunakan metode penelitian kualitatif atau disebut juga dengan metode penelitian
Naturalistik yaitu metode yang berusaha mengumpulkan data sesuai dengan keadaan yang sebenarnya untuk memecahkan masalah yang ada, dimana metode penelitian ini digunakan untuk meneliti pada kondisi objek alamiah (sebagai lawannya adalah eksperimen), dan teknik-teknik pemecahan masalahnya dengan mengggunakan sistem informasi dan komputer. Karena dalam hal ini terjadi peningkatan kualitas sistem dan kualitas kerja[12].
Adapun metode yang digunakan untuk membangun suatu sistem pendukung keputusan dalam menentukan kelayakan masyarakat yang menerima bantuan dana sosial, berupa pemasangan listrik menggunakan metode Analytical Hierarchy Process yaitu suatu model keputusan yang menguraikan masalah multi faktor atau multi kriteria yang kompleks menjadi suatu hirarki, dimana suatu representasi dari sebuah permasalahan yang kompleks dalam suatu struktur multi level.
Metode perancangan perangkat lunak yang digunakan adalah metode SDLC (System Development Life Cycle). SDLC merupakan siklus hidup pengembangan sistem yang memiliki tahapan Perencanaan, Analisis, Perancangan, Implementasi, Pengujian dan Pemeliharaan.[6]
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Analisis Kebutuhan Fungsional
Prosedur yang berjalan adalah prosedur proses penentuan kelayakan penerimaan bantuan dana sosial bagi masyarakat miskin. Adapun alur yang terjadi adalah sebagai berikut:
1) Masyarakat mengajukan bantuan dana sosial berupa pemasangan listrik secara gratis melalui kepala RW setempat yang kemudian diserahkan kepada pihak kelurahan khususnya KASI KESRA (Kesejahteraan Rakyat).
2) KASI KESRA melakukan peninjauan dan penilaian berdasarkan indikator yang telah ditentukan terhadap data masyarakat telah yang diterima untuk selanjutnya dipilih siapa saja yang berhak menerima bantuan sesuai kuota yaitu 6 keluarga / tahun, proses penilaian tersebut dilakukan melalui metode perhitungan analitycal hierarchy process
(AHP). Dan data-data tersebut disimpan dalam suatu database.
3) Data yang terpilih kemudian dibuatkan dalam bentuk laporan.
Seminar Nasional Informatika 2014
kelurahan untuk disetujui yang kemudian diajukan ke PEMKOT (Pemerintah Kota) setempat untuk penyetujuan kembali dan pencairan dana sosial.
5) Setelah laporan data diterima, PEMKOT mengeluarkan surat pemberitahuan sebagai tanda bahwa pengajuan disetujui dan diterima sekaligus dengan pencairan dana untuk dialokasikan.
6) Pihak kelurahan menerima surat pemberitahuan tersebut beserta dana bantuan untuk selanjutnya dialokasikan kepada masyarakat sesuai data penerima yang telah disetujui melalui bagian pelaksana KASI KESRA.
7) Masyarakat menerima surat pemberitahuan keputusan penerimaan bantuan beserta dana bantuan yang sudah ditentukan.
8) KASI KESRA kembali membuat laporan data penerima bantuan dana sosial berupa pemasangan listrik secara gratis sesuai dengan yang terealisasi yang nantinya diserahkan kepada kepala kelurahan.
MASYARAKAT (Rukun Warga)RW
BAGIAN KASI KESRA (KASI Kesejahteraan
Rakyat)
KEPALA KELURAHAN (Pemerintah Kota)PEMKOT
Mulai
Pengajuan Bantuan
Surat pengajuan Bantuan
Surat pengajuan Bantuan
Pemeriksaan Data
Proses penilaian sesuai kriteria Dengan perhitungan
AHP
Laporan hasil penilaian dan data penerima bantuan
Laporan hasil penilaian dan data pengajuan penerima bantuan pengajuan yang sudah disetujui Dan pencairan
dana Dan penyerahan
dana
pemberitahuan dan dana bantuan Surat
pemberitahuan Dan penerimaan dana bantuan Pembuatan laporan data penerima bantuan yang
terealisasi Penyimpanan Data
Gambar 1. Flowchat Dokumen dari sistem khusus yang diajukan
A. Usecase SPK DANSOS Pemasangan Listrik
Perekayasa sistem
Gambar 2. Use case Dansos listrik
Keterangan :
- Login sebagai syarat untuk masuk ke menu utama,
- User memasukkan nama dan password pada form login, sistem melakukan pengecekan nama dan password yang dimasukkan dengan data yang tersimpan di database.
Login
Gambar 3. use case spesifikasi login
<<Extend>>
Spesifikasi Data Masyarakat
Login
Data Spesifikasi Data Penilaian
Login
Gambar 5. use case spesifikasi data penilaian
<<Extend>> rincian data
indikator Laporan rincian data
penilaian
Perekayasa sistem User
Gambar 6. use case spesifikasi laporan
<<Extend>> Spesifikasi Profil kelurahan
Login
Perekayasa sistem
Gambar 7. use case spesifikasi profil kelurahan
B. Activity Diagram
Activity diagram merupakan suatu bentuk flow diagram yang memodelkan alur kerja (workflow) sebuah proses sistem informasi dan urutan aktifitas sebuah proses. kita dapat memodelkan sebuah alur kerja dari suatu aktifitas ke aktifitas lainnya atau dari suatu aktifitas kedalam keadaan sesaat. Activity diagram akan lebih bermanfaat apabila terlebih dahulu kita memodelkan sebuah proses untuk membantu kita memahami proses secara keseluruhan.
Dibawah ini activity diagram dari program yang akan dibuat.
Masuk Halaman Login Menu Utama
Data Masyarakat Laporan File
Logout
Input Data Masyarakat Data Penilaian
Hitung Kelayakan Hitung prioritas
Uji Konsistensi
Laporan rincian Data masyarakat
Fakta integritas Profil kelurahan
Sejarah dan tugas pokok Struktur
Sekilas DANSOS listrik
Laporan rincian Data indikator
Laporan rincian Data penilaian
Gambar 8. Activity Diagram DANSOS Listrik
3.2. Perancangan Basis Data
Entity Relationship Diagram (ERD) merupakan suatu diagram yang menggambarkan rancangan data yang akan disimpan atau dibentuk logika yang akan dipakai untuk menganalisa dan mendesain suatu basis data yang akan dibentuk.
Adapun ERD pada sistem penunjang keputusan kelayakan penerimaan bantuan dana sosial ini dapat dilihat pada gambar berikut :
Masyarakat Mempunyai Penilaian Mempunyai Indikator kd_pemohon
Gambar 9. Entity Relationship Diagram
3.3. Relasi Antar Tabel
datmas
Seminar Nasional Informatika 2014
3.4. Implementasi Metode Perhitungan AHP (Analitycal Hierarchy Proccess)
Tabel 2. Indikator yang digunakan
Indikator lama Indikator yang diajukan 1. Status
kependudukan 2. Status Kepemilikan
Rumah 3. Penghasilan
1. Status
kependudukan
2. Status Kepemilikan Rumah
3. Penghasilan
4. Tanggungan Anak
5. Tanggungan pokok
6. Aset lain
Khusus untuk status kependudukan dan status kepemilikan rumah, perhitungan / penilaiannya tanpa melalui metode Analytical Hierarchy Process (AHP) karena indikator tersebut bersifat mutlak.
Ketentuan penilaiannya adalah sebagai berikut:
Status Kependudukan
Penduduk kota Tasikmalaya
Bukan penduduk kota Tasikmalaya
Status Kepemilikan Rumah
Milik Sendiri
Bukan milik sendiri (sewa/kontrak)
Gambar 11. Ketentuan indicator
Apabila semua indikator diatas telah terpenuhi dan timbulnya perhitungan yang menghasilkan nilai yang sama dan termasuk pada kuota yang tersedia maka dilakukan pertimbangan tambahan pada indikator alternatif yang disediakan.
Berikut ketentuan Indikator alternative yang disediakan.
1. Tanggungan Kesehatan khusus (ada/tidak ada) 2. Usia Produktif (termasuk/tidak termasuk) 3. Tabungan (memiliki/tidak memiliki) termasuk
jumlah tabungan jika ada.
4. Jenis Penghasilan (tetap/tidak tetap)
Tabel 3 . Nilai prioritas dan sub prioritas yang digunakan
Penghas ilan
Tanggung an anak
Tanggungan
pokok Aset
Prioritas 0.45 0.25 0.25 0.05
x 1.00 1.00 1.00 1.00
y 0.55 0.55 0.55 0.55
z 0.30 0.30 0.30 0.30
Keterangan :
x y z
Penghasilan
<= 500.000 >500.000 sampai<= 1.250.000
>1.250.000
Tanggungan anak
>2 <=2 0
Tanggungan Pokok
>500.000 >300.000 sampai500.000
<300.000
Aset Lain <=1.000.000 >1.000.000 sampai3.000.000
>3.000.000
3.5. Implementasi
Program yang akan dirancang merupakan suatu program untuk sistem penunjang keputusan dalam penentuan kelayakan penerimaan bantuan dana sosial berupa pemasangan listrik secara gratis yang dimulai dengan halaman login, jika berhasil dalam tahap login maka akan muncul halaman menu utama. Selanjutnya user dapat memilih salah satu diantara menu tersebut,.
Pada menu data masyarakat, user dapat menginputkan data masyarakat dan data indikator sesuai dengan permintaan yang ada, kemudian user juga dapat menyimpan, menghapus, serta menambahkan file baru. Jika semua indikator mutlak terpenuhi, maka akan ada petunjuk untuk menuju halaman berikutnya.
Program ini juga dapat menampilkan laporan – laporan dari proses sebelumnya. Tergantung dari data yang diminta. Serta dapat pula melihat profil kelurahan jika diperlukan
3.6. Pengujian
Tabel 4. Tabel Pengujian
Item Uji Detail
Pengujian
Jenis Pengujian
Login Verifikasi Login
Blackbox
Form Menu Utama
Menu Blackbox
Form Data Masyarakat
Input Blackbox
Form Data Penilaian
Input Blackbox
Form Fakta Integritas
output Blackbox
perhitungan dengan ketentuan perhitungan yang berlaku..
Tabel 5. Hasil Pengujian
No Aspek Pengujian Hasil
1
Kesesuaian Permasalahan dengan metode yang digunakan
Diterima
2 Penggunaan lebih dari 2
indikator Diterima
3 Penentuan bobot
kepentingan Diterima 4 Konsistensi nilai Diterima 5 Nilai prioritas tertinggi
adalah 1.00 Diterima
6 Penentuan kelayakan dilihat
dari total nilai tertinggi Diterima
6
Kesesuaian hasil nilai dengan ketentuan perhitungan
Diterima
7
Adanya contoh kasus dengan berbagai kemungkinan kondisi.
Diterima
Gambar 12. Layout Login
Gambar 13. Layout Menu Utama
Gambar 14. Layout Input Data Masyarakat
Gambar 15. Layout Input Data Penilaian
Gambar 16. Layout Laporan
4.
KESIMPULAN
Setelah melakukan pembahasan dan pengkajian tentang perancangan sistem penunjang keputusan penentuan kelayakan penerimaan bantuan dana sosial berupa pemasangan listrik secara gratis di Kelurahan Panyingkiran Tasikmalaya, penelitian ini dapat ditarik beberapa kesimpulan, yaitu:
Seminar Nasional Informatika 2014
2) Tidak ada kriteria khusus untuk membantu proses penilaian kelayakan penerima bantuan.
3) Sistem penunjang keputusan ini dikembangkan dari sisi penilaian terhadap kriteria yang ada melalui metode Analytical Hierarchy Process (AHP) Sehingga pihak terkait dapat mengambil keputusan yang terbaik.
4) Kemajuan teknologi dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya oleh pihak kelurahan sehingga dalam sistem pengolahan data maupun penilaian bisa lebih baik dari sebelumnya.
5. SARAN
1) Sesuai dengan perkembangan Teknologi informasi dewasa ini, disarankan agar pengguna (user) dapat menerapkan, memanfaatkan dan memaksimalkan sistem yang telah dibuat oleh penulis.
2) Perlu ditambahkan indikatoratau kriteria untuk lebih memaksimalkan informasi yang dihasilkan, sehingga sistem ini tidak cuma bisa memberikan alternatif pilihan tapi bisa menentukan keputusan akhir.
3) Dianjurkan untuk mengadakan pelatihan terhadap karyawan khususnya pengguna, agar sistem tersebut bisa lebih dioptimalkan. 4) Karena hasil penilaian saat ini dirasakan
masih kurang dari sempurna, untuk itu pada pengembangan selanjutnya disarankan diadakan penambahan form untuk menambah indikator, dan meningkatkan sisi sumber data yang di peroleh agar penilaian lebih akurat dan lengkap.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Jogiyanto, Analisis dan Desain Sistem Informasi Pendekatan Terstruktur Teori dan Praktek Aplikasi Bisnis, Yogyakarta: Andi,
2007 hal. 20.
[2] Kusrini M.Kom, Strategi Perancangan dan Pengolahan Basis Data,Yohanes D.Jati Purnama, Bandung: Andi, 2007 hal. 22.
[3] Jogiyanto.HM.,MBA.,Akt.,Ph.D,Pengenala n Komputer: DasarI lmu Komputer, Pemrograman, SistemInformsi dan Inteligensi Buatan, Ed III., Andi Offset, Yogyakarta: Hal. 711.
[4] Kadir, Abdul.Pengenalan Sistem Informas i
Edisi kesatu, Andi Yogyakarta : 2008 Hal. 254.
[5] KuristantoAndri, Perancangan SistemInformasi dan Aplikasi,Gava Media, Yogyakarta: 2008, hal. 81.
[6] Kusrini M.Kom, Konsep Dan Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan, Yogyakarta: Andi, 2008 hal. 15,20.
[7] Kusrini M.Kom, Konsep Dan Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan, Yogyakarta: Andi, 2008 hal. 134, 138
[8] Wahab,Abdul Aziz, Anatomi Organisasi dan Kepemimpinan Pendidikan, Bandung: Alfabeta, 2008 hal. 35.
[9] Sugiyono, Prof Dr., Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, CV. Alfabeta, Bandung, 2009, Hal : 8, 225
[10] Nugroho, Adi, Rekayasa Perangkat Lunk Berorientasi Objek dengan Metode USDP (Yogyakarta: CV. Andi Offset, 2010), Hal:4
[11] Haer,Talib.PanduanLengkap Microsoft Access 2010, (ElexmediaKomputindo,
2011), hal 15
[12] Nurhadi, Zikri Fachrul, M.Si., dan A.H Din, Makbul, M.Si., Metodologi Penelitian Kualitatif, Alfabeta Bandung, Bandung,