• Tidak ada hasil yang ditemukan

KORUPNYA DUNIA PENDIDIKAN DI INDONESIA P

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "KORUPNYA DUNIA PENDIDIKAN DI INDONESIA P"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

DI INDONESIA

Di Susun Oleh :

1. SIFANA LAZUARDI IMANI 2. DITA TSANIA ANGGAR DINI 3. KARINA

4. MEILASARI

5. NENGSIH NURHASANAH 6. DENY RUSWANTO

MENEJEMEN INFORMATIKASemerter IV

POLITEKNIK PERDANA MANDIRI

(2)

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kita panjatkan kepada Allah yang Maha Esa.Semoga keselamatan senantiasa diberikan kepada Nabi Agung Muhammad SAW dan orang-orang yang setia dengan risalah kenabiannya.

Makalah yang berjudul ‘KORUPNYA DUNIA PENDIDIKAN DI INDONESIA ’ ini kami susun

semata-mata untuk memenuhi tugas mata kuliah Etika Profesi. Makalah ini terdiri dari beberapa bab yang akan membahas diantaranya tentang gambaran korupsi di dunia pendidikan , aktivitas rawan korupsi di dunia pendidikan, akar penyebab korupsi di dunia pendidikan serta solusinya. Dalam menyusun makalah ini kami mengambil materi dari internet serta buku-buku pendukung lain.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna sepenuhnya serta masih banyak kekurangan, tapi ini lah kemampuan kami sebagai mahasiswa yang masih perlu banyak bimbingan . Maka dari itu kiranya kami mohon kesudian bagi para bembaca sekalian atas kritik dan sarannya.

Purwakarta, 20 Juni 2014

(3)

DAFTAR ISI

COVER ………..………. i

KATA PENGANTAR ………..………. ii

DAFTAR ISI ……….………... iii

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang ………..……...……… 1

1.2Rumusan Masalah ………..……….. 2

1.3Tujuan/Manfaat ………..……….. 2

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Ironi Korupsi Dunia Pendidikan ………...……… 3

2.2 Aktivitas Rawan Korupsi Dunia Pendidikan ……..…………..………... 4

2.3 Akar Korupsi Dunia Pendidikan …………... 8

2.4 Solusi Korupsi Dunia Pendidikan ……… 9

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan ……….………... 12

3.2 Saran ……….………. 12

(4)

gram n

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada tahun 2009 Pemerintah telah menempatkan pendidikan dasar yang berkualitas, gratis tanpa pungutan biaya menjadi salah satu prioritas utama program kerja pemerintah. Hal ini ditandai dengan kebijakan menaikkan anggaran pendidikan sebesar 20% dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2009. Pembiayaan pendidikan dasar yang memenuhi standar nasional tanpa memungut biaya kepada masyarakat itu dihitung membutuhkan dana sekitar Rp 157 triliun (Kompas 23 Agustus 2008). Menurut Abbas Ghozali, ketua Tim Ahli Standar Biaya Pendidikan Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), pendidikan dasar tanpa pungutan seharusnya tidak lagi jadi keluhan masyarakat. Anggaran pendidikan yang nantinya mencapai Rp 224 triliun akan mewujudkan pendidikan di tingkat SD dan SMP gratis dan tanpa pungutan. Dari perhitungan Abbas bahwa pendidikan dasar tanpa pungutan di tingkat SD dan SMP membutuhkan biaya Rp 157,22 triliun. Penghitungan biaya tersebut sudah mencakup biaya operasional dan tenaga kependidikan, biaya sarana dan prasarana, serta biaya operasional bahan habis pakai.

Kebijakan lain guna mendukung program nasional pendidikan dasar tanpa pungutan tahun 2009 adalah kenaikan Bantuan Operasional Sekolah (BOS) tahun 2009 yang alokasinya mengalami kenaikan sebesar 50 persen dibandingkan alokasi di tahun 2008. Sesuai dengan Surat Edaran Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor: 186/MPN/KU/2008, ditegaskan lebih lanjut bahwa dengan kenaikan kesejahteraan guru PNS dan kenaikan BOS sejak Januari 2009, semua SD dan SMP negeri harus membebaskan siswa dari biaya operasional sekolah kecuali sekolah bertaraf internasional (SBI).

(5)

biaya sekolah yang dibebankan pada peserta didik dan orangtua peserta didik , dan lagi-lagi dana yang cukup besar dari APBN dan APBD yang cukup besar di dunia pendidikan seperti menjadi sebuah kue yang manis yang harus diperebutkan tikus dan semut-semut kecil untuk menikmatai kue yang besar ini.Sehingga, dalam bidang pendidikan telah terjadi korupsi yang sistematik dan sistemik. Walaupun korupsi dari tiap-tiap oknum kecil tetapi jika di akumulasi maka akan menjadi nilai yang sangat besar yang merugikan negara.

1.2 Rumusan Masalah

 Seperti apa korupsi dunia pendidikan di Indonesia ?

 Aktivitas apa saja yang menjadi rawan korupsi dalam dunia pendidikan ?  Apa yang menjadi akar korupsi dalam dunia pendidikan ?

 Bagaimana Solusinya ?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui gambaran pendidikan di Indonesia

2. Untuk mengetahui masalah-masalah yang terjadi dalam dunia pendidikan

3. Untuk mengetahui akar kemungkinan atau peluang terjadinya kecurangan dalam dunia pendidikan

(6)

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Ironi Korupsi Dunia Pendidikan

Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI menemukan masalah dalam pengelolaan dana ujian nasional. Ditemukan potensi kerugian negara mencapai belasan miliar rupiah dalam penyelenggaraan UN tahun 2012 dan 2013.

Meski potensi kerugian negara ini jauh lebih kecil dibandingkan anggaran UN yang mencapai ratusan miliar rupiah, hal ini telah menambah deretan panjang daftar korupsi dalam pengelolaan anggaran pendidikan.

Temuan BPK dan korupsi pendidikan lainnya merupakan ironi di tengah upaya bangsa Indonesia melawan korupsi melalui pendidikan.

Berdasarkan pemantauan Indonesia Corruption Watch (ICW) selama periode 2003-2013 ditemukan 296 kasus korupsi pendidikan yang disidik penegak hukum dan menyeret 479 orang sebagai tersangka.

Kerugian negara atas seluruh kasus ini Rp 619,0 miliar (Laporan Kajian Satu Dasawarsa Korupsi Pendidikan, ICW 2013).

Selama satu dasawarsa ini terdapat tren peningkatan dalam korupsi pendidikan dan aspek kerugian negara. Pada 2003 terdapat delapan kasus dengan kerugian negara Rp 19,0 miliar. Angka kerugian negara meningkat 422 persen pada 2013 menjadi delapan kasus dengan kerugian negara Rp 99,2 miliar.

Puncak kasus korupsi terjadi pada 2007, di mana penegak hukum menindak 84 kasus dengan kerugian negara Rp 151,0 miliar

(7)

Dana alokasi khusus (DAK) yang dialokasikan untuk membangun dan merehabilitasi sekolah adalah yang paling banyak dikorupsi. Dari 296 kasus, 28,4 persen kasus korupsi terjadi dalam pengelolaan DAK dan mengakibatkan kerugian negara Rp 265,1 miliar.

Dana BOS juga banyak dikorupsi, tetapi kerugian relatif lebih kecil dibandingkan dana pendidikan lain.

Di antara dana pendidikan yang menjadi obyek korupsi, dana pembangunan gedung dan sarana prasarana perguruan tinggi serta dana yang dikelola Kemdikbud perlu menjadi perhatian. Satu kasus korupsi saja terjadi dalam pengelolaan dana ini, kerugian negara yang ditimbulkan sangat besar.

Rata-rata kerugian negara akibat korupsi dua dana ini mencapai Rp 6,4 miliar. Pelaku juga kelas kakap, berasal dari pejabat Kemdikbud, anggota DPR, dan pengusaha nasional.

Modusnya dengan pengawalan sejak program diajukan Kemdikbud kepada DPR, penetapan anggaran, hingga pengadaan.

Penggelapan dan mark up merupakan modus paling banyak terjadi. Dari 296 kasus, 106 kasus lewat penggelapan dengan kerugian negara mencapai Rp 248,5 miliar, sementara modusmark up dilakukan pada 59 kasus dengan kerugian negara Rp 195,8 miliar

2.2 Aktivtas Rawan Korupsi Dalam Dunia Pendidikan

Tindak pidana korupsi bidang pendidikan merupakan aktivitas yang terjadi dalam dunia pendidikan saat ini. Tindak pidana ini terjadi secara sotemik melibatkan beberapa oknum mulai dari oknum guru, oknum kepala sekolah, dinas pendidikan, kepala daerah bahkan sampai tingkat pusat.

Berikut adalah beberapa penjelasan anatomi dari Aktivitas tindak pidana korupsi di bidang pendidikan :

1. Pengangkatan jabatan kepala sekolah

(8)

daerah di daerah tersebut. bahkan jumlah uang disetorkan dari seorang kepala sekolah tiap tingkatan berbeda. SD sekitar puluhan juta rupiah, SMP dan SMA bahkan mencapai angka ratusan juta rupiah. Bahkan di salah satu kabupaten, kepala sekolah menyetor kepada kepala daerah tiap tahunnya agar tidak dinon-jobkan.

Tindak korupsi di dunia pendidikan dengan pengisian jabatan ini pastinya akan berdamak sistemik karena sang calon kepala sekolah yang sudah menyetor kepada dinas dan kepala sekolah akan mencari uang pengganti modal yang ia setor dengan mengambil dari anggaran sekolah. Karena nilai tunjangan fungsional yang ia terima tidak akan mampu menutupi modal yang ia keluarkan. Selanjutnya, hal ini akan berdampak pada kualitas sekolah karena karena tidak maksimalnya program-program yang dilaksanakan, bahkan menjadi program fiktif. Pengadaan sarana dan prasarana termasuk (seragam, buku, gedung, peralatan, laboratorium dsb)

Kepala sebagai pusat pengambil kebijakan disekolah harusnya bersifat otonom, tetapi karena dampak dari setoran-setoran, suap-menyuap menjadikan kepala sekolah tidak otonom dengan program-program yang akan dilakukan. Selain itu kepala sekolah yang harusnya menjadi teladan bagi peserta didik yang ada disekolah, berubah menjad monster penghisap darah yang mengorbankan kepentingan generasi penerus untuk kepentingan pribadinya.

2. Penggunaan dana BOS, Anggaran sekolah dan sejenisnya

Penyalahgunaan Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS), Anggaran Sekolah dan Sejenisnya merupakan salah satu dampak dari praktik korupsi dalam pengisian jabatan kepala sekolah, sebagaimana poin pertama. Dana BOS, Anggaran Sekolah, dan sejenisnya, menjadi lahan basah untuk suburnya tindak pidana korupsi. Sehingga dengan berbagai cara dan upaya agar anggaran bisa masuk kedalam kantong pribadi sang pemegang jabatan.

(9)

mulut bagi LSM dan Wartawan, belum lagi jatah dari atasan kepala sekolah dari tingkat KCD sampai kepala dinas serta kepala daerah.

Salah satu kesulitan mengungkapkan Tipikor di bidang pendidikan ialah kecilnya nominal dan kondisi penegak hukum yang bekerja efektif dalam mengungkap tipikor di sekolah.

3. Penerimaan siswa baru

Penerimaan siswa baru juga merupakan lahan basah dari tindak korupsi dalam bidang pendidikan. Walau nominalnya kecil, tetapi tetap saja itu tindak pidana korupsi karena akan sangat merugikan masyarakat umum.

Memasuki Sekolah Negeri merupakan hak seluruh warga negara muda, selain mendapatkan subsidi yang besar dari pemerintah, kualitas sekolah cukup terjaga. Minat yang tinggi ini menjadi lahan basah terjadinya tindak pidana korupsi di sekolah. Sehingga, jabatan publik yang dimiliki kepala sekolah, Wakil kepala sekolah dan guru disalahgunakan dalam penerimaan siswa baru ini.

4. Undangan untuk memasuki PTN

Sama seperti penerimaan siswa baru, undangan untuk memasuki PTN dapat menjadi kesempatan penyalahgunaan jabatan publik dari Kepala Sekolah, wakil kepala sekolah dan guru. Dengan menyembunyikan atau memberikan informasi secara tidak luas kepada seluruh siswa untuk mendapatkan hak yang sama bersaing dalam jalur undangan dari PTN.

Orang tua atau guru dapat saja memberikan gratifikasi untuk mempengaruhi keputusan sekolah tentang siswa yang akan menjadi peserta dalam jalur undangan ini. Sekali dengan nominal yang kecil seakan perbuatan ini menjadi perbuatan biasa saja. Padahal sebagai pejabat publik tidak boleh menerima gratifikasi dari masyarakat terutama terkait degan jabatannya menetukan sesuatu hal.

(10)

5. Pengangkatan guru menjadi CPNS

Pengangkatan guru menjadi CPNS merupakan rahasia umum, hal ini terjadi dari seleksi umum CPNS dan Seleksi dari honorer menjadi CPNS. Kedua-duanya memiliki peluang yang sama untuk menjadi lahan yang subur terjadinya tindak pindana korupsi dengan menyelahgunakan jabatan publik yang mereka pegang.

Dalam pengangkatan CPNS dari jalur umum, sudah menjadi rahasia umum bahwa ada oknum-oknum pegawai negeri di pemerintahan daerah, BKD yang memanfaatkan jabatan mereka untuk melakukan tindak pidana korupsi dengan berjanji bisa memberikan kelulusan bagi seorang peserta seleksi asalkan menyiapkan uang dengan nominal bahkan sampai ratusan juta. Hal ini bagaimanapun merupakan bentuk penyalahgunaan jabatan publik yang ada pada dirinya. Selain itu, dapat menjadi tindak pdaiana penyuapan dan kedua belah pihak akan kena hukuman baik yang meyuap dan yang disuap.

Selain itu ada pula, penyalahgunaan jabatan publik dengan menipu peserta seleksi CPNS, seperti broker, jadi sang pejabat bermain untung-untungan walau sebenarnya dia tidak memiliki akses untuk meluluskan peserta tersebut. Jadi pejabat korup tersebut menerima dari peserta tes CPNS sejumlah uang dengan janji dapat meluluskan peserta tersebut.

Permasalahannya lagi adalah terkadang tersangka penyuap dan yang disuap slit diungkap karena terjadi rahasia diantara mereka berdua, dan ketika keduanya berbicara maka kedua belahpihak dapat dipidana

6. Pungutan Liar

(11)

Pungutan liar ini bisa saja salah satu efek dari pengangkatan kepala sekolah dengan tarif sebagaimana poin pertama, sehingga kepala sekolah beserta jajaranya mengada-ada soal kebutuhan dana, padahal sudah ada anggaran dari pemerintah untuk operasional

2.3Akar korupsi Dunia pendidikan

Tak dapat dibantah,bahwa anggaran pendidikan menjadi sasaran empuk para koruptor. Berikut ini adalah penyebab mengapa anggaran pendidikan rawan dikorupsi :

1. Anggaran pendidikan merupakan anggaran paling besar di antara anggaran sektor lain. Besarnya anggaran pendidikan membuat korupsi pendidikan sulit dideteksi karena, meski dikorupsi, anggaran tersebut masih tetap bisa membiayai berbagai program pendidikan.

2. Tata kelola pendidikan terutama terkait anggaran belum paripurna. Hampir semua program pendidikan, mulai dari tingkat pusat sampai sekolah dan PT, minim partisipasi publik.

Kebijakan dan regulasi pendidikan masih belum memandang penting partisipasi pemangku kepentingan dalam penyusunan program dan penganggaran serta

pengelolaan dana pendidikan (Indonesia Corruption Education Outlook 2013, ICW).

Program pendidikan pemerintah pusat hanya mengandalkan pengajuan kebutuhan yang disampaikan dinas pendidikan daerah serta data statistik yang dikeluarkan lembaga tertentu seperti BPS dan Bank Dunia.

(12)

Program serta dana pendidikan justru diarahkan untuk memenuhi kepentingan politik oleh mereka yang dekat dengan pemegang otoritas pendidikan. Kasus pengadaan laboratorium PT membuktikan hal ini. Oleh karena itu, tak aneh jika prioritas program pendidikan tak sesuai kepentingan pendidikan dan hanya memenuhi kepentingan politik . Caranya, dengan mengada-adakan program atau menyisipkan kepentingan dalam berbagai program itu. Semua proses ini dilakukan secara tertutup di kalangan pemegang otoritas kebijakan dan anggaran.

Selain perencanaan dan penganggaran, tata kelola dalam pengelolaan anggaran pendidikan juga masih buruk. Masih banyak ditemui praktik pengadaan barang dan jasa, belanja operasional birokrasi ataupun pengelolaan aset pendidikan yang tak transparan dan akuntabel.

Penyelewengan dalam pengadaan atau pengelolaan aset pendidikan terjadi karena ketertutupan dalam pengelolaannya. Sulit bagi publik mengakses seluruh bukti dan laporan pertanggungjawaban itu. Ketidaktransparanan ini memudahkan pejabat dan kelompok kejahatan terorganisasinya menyelewengkan dana pendidikan serta terhindar dari pantauan publik.

3. Tingginya biaya politik telah mengarahkan politisi yang bekerja sama dengan pejabat pendidikan dan pengusaha membentuk kelompok kejahatan terorganisasi menyelewengkan dana-dan pendidikan

2. 4 Solusi Korupsi Dunia Pendidikan

(13)

1. Pendidikan antikorupsi untuk semua. Pendidikan ini tak hanya untuk peserta didik di semua jenjang pendidikan, tetapi juga pejabat dan politisi yang memiliki otoritas atas kebijakan dan anggaran pendidikan serta rekanan pemerintah pusat dan daerah. 2. Membangun sistem antikorupsi terutama dalam sistem perencanaan, penganggaran,

dan implementasi belanja dana pendidikan. Sistem terutama pada pembagian kewenangan yang memadai pada berbagai institusi pendidikan serta pengawasan atas penggunaan kewenangan tersebut. Tata kelola dalam sistem antikorupsi membuka informasi seluas-luasnya kepada publik terkait pengelolaan anggaran pendidikan dan akses terhadap bukti-bukti pertanggungjawaban.

Publik dapat melakukan audit sosial guna melihat kepatuhan pengelolaan publik atas peraturan perundang-undangan dan melaporkan kepada pengawas internal dan eksternal pemerintah jika menemukan ketidakpatuhan dalam pengelolaan dana tersebut.

Publik juga dapat menggunakan dokumen pertanggungjawaban sebagai bukti tindak pidana korupsi dalam laporan kepada penegak hukum.

3. Memberdayakan para pemangku kepentingan pendidikan, seperti guru, peserta didik, dan orangtua murid untuk berpartisipasi dalam perencanaan dan penganggaran serta memantau pengelolaan anggaran pendidikan.

(14)
(15)

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Semua bentuk korupsi dapat disimpulkan berupa Pengkhianatan terhadap kepercayaan atau amanah yang di berikan, Penyalah gunaan jabatan public atau wewenang dan Pengambilan keuntungan material. Ciri-ciri tersebut dapat ditemukann dalam bentuk korupsi yang mengcangkup penggelapan dan nepotisme

3.2 Saran

(16)

DAFTAR PUSTAKA

http://edukasi.kompasiana.com/2013/10/08/sekolah-diminta-membuka-akses-informasi-dana-bos-599397.html

http://nasional.kompas.com/read/2013/11/12

http://eprints.uns.ac.id/4559/1/143001208201001481.pdf

Referensi

Dokumen terkait

PT KFTD Anak Perusahaan, mengadakan perjanjian penjualan dengan PT Braun Medical Indonesia pada tanggal 14 Agustus 2003, PT Merapi Utama pada tanggal 2 April 2003, PT Rediss

Mubarak, Achmad, 2000, Solusi Krisis Keruhanian Manusia Modern: Jiwa dalam al-Qur`an, Paramadina, Jakarta. Mujiburrahman, 2008, Mengindonesiakan Islam: Representasi dan

diberhentikan dengan hormat apabila diperlukan tenaganya dapat dipekerjakan kembali sebagai karyawan tidak tetap (kontrak) yang akan diperhitungkan mulai berlaku sejak

Dalam kaitannya dengan tarif impor Tiongkok, keyakinan ini membantu Trump memilih tindakan yang paling sejalan dengan kepentingan AS untuk menghadapi pencurian

Hasil karakterisasi asam humat hasil ekstraksi cair-cair tanah gambut fibrik dan hemik dengan menggunakan FTIR menunjukkan adanya kesamaan gugus fungsi dengan asam

Diharapkan penelitian ini dapat berguna sebagai masukan yang bermanfaat dan bahan pertimbangan selanjutnya bagi pihak manajemen PT Permodalan Nasional Madani

Maka akan membuka kesempatan bagi attacker untuk melakukan serangan terhadap server utama terhadap port 22, tidak akan jadi masalah jika attacker melakukan serangan

[r]