TU GA S KELOMP OK
OLEH: KELOMPOK 1
FILOSOFI PENDIDIKAN INDONESIA
-PERJALANAN PENDIDIKAN NASIONAL-
-PERJALANAN PENDIDIKAN NASIONAL-
ANGGOTA KELOMPOK:
1. Dian Ayu Fitriani (2398011219)
2. Diane Lutfia Rachma (2398011255) 3. Dyah Arum (2398011147)
4. Ellynsia Salwa Fawwaziara (2398011216)
5. Fernanda Chaera Nurlisa (2398011330)
PERJALANAN PENDIDIKAN PERJALANAN PENDIDIKAN PERJALANAN PENDIDIKAN
NASIONAL NASIONAL NASIONAL
SEBELUM KEMERDEKAAN
SETELAH KEMERDEKAAN
SEBELUM KEMERDEKAAN 1.
Pada masa kolonial Belanda, tidak semua rakyat Indonesia memiliki hak untuk mengikuti pendidikan (bersifat deskriminatif). Pendidikan yang diberikan oleh pemerintah kolonial Belanda kepada masyarakat
Indonesia selama masa kolonial sangat dipengaruhi oleh ideologi dan kepentingan pemerintah kolonial Belanda.
Terpaku pada Ideologi Belanda: menciptakan generasi Indonesia yang tunduk dan memiliki pandangan yang sama dengan Belanda.
Pembelajaran yang Sesuai dengan Pemahaman Belanda: Kurikulum dan metode pengajaran diatur sesuai dengan kepentingan Belanda. misal : calistung yang seperlunya.
Tujuan untuk Menciptakan Tenaga Kerja: Pendidikan difokuskan pembentukan keterampilan untuk kebutuhan ekonomi Belanda, sementara pendidikan tingkat tinggi terbatas dan tidak mendukung perkembangan intelektual masyarakat Indonesia.
Upah yang Minim: Tenaga kerja Indonesia yang terdidik sering kali diberi upah yang minim oleh pemerintah kolonial Belanda.
HAL-HAL YANG MEMBELENGGU UNTUK MENGIKUTI PENDIDIKAN:
PERJUANGAN PERGERAKAN PEMUDA
ORGANISASI BOEDI OETOMO 1.
Tujuan Utama: memajukan pendidikan dan budaya di kalangan masyarakat Jawa, serta
memperjuangkan hak-hak politik dan sosial bagi orang Indonesia.
Pendiri: Dr. Sutomo dan para mahasiswa STOVIA
(School tot Opleiding voor Inlandsche Arsten) yaitu Goenawan, Dr. Tjipto Mangoenkeosoemo, Soeraji,
serta R.T. Ario Tirtokusumo.
Kegiatan: Pendidikan, penerbitan surat kabar dan majalah, serta penyelenggaraan konferensi. Mereka mendirikan sekolah-sekolah dan mengkampanyekan pentingnya pendidikan bagi masyarakat.
DITJEN KEBUDAYAAN (2019)
Hasil gerakan perempuan khususnya dalam bidang
pendidikan dan pengajaran telah membuahkan hasil yang baik seperti mendirikan sekolah perempuan, organisasi perempuan, dan yang terpenting memajukan pendidikan
perempuan => status sosial perempuan juga berubah (Oudri, 2022).
2. GERAKAN R.A KARTINI
Pendidikan: sebagai pemberdayaan perempuan dan untuk menciptakan generasi yang lebih terdidik. Dalam surat- suratnya, Kartini mengadvokasi pendidikan yang setara untuk perempuan, yang pada saat itu sangat terbatas.
Kesetaraan Gender: menentang budaya patriarki yang dominan pada zamannya dan menggambarkan
ketidaksetaraan dalam perkawinan dan masyarakat.
Pendidikan sebagai Kunci Perubahan Sosial: pendidikan perempuan akan membawa perubahan sosial yang positif di Indonesia untuk berpartisipasi dalam pembangunan masyarakat dan negara.
1.
2.
3.
Ketidaksetaraan dalam Pendidikan: Masih ada ketidaksetaraan dalam akses teknologi dan kualitas pendidikan di berbagai daerah, yang dapat menghambat kemerdekaan belajar bagi sebagian peserta didik.
2. SETELAH
KEMERDEKAAN
Pendidikan indonesia sudah mengalami perkembangan dengan menekankan jiwa
patriotisme dalam praktek
pendidikannya serta memasukkan unsur budaya dan agama ke dalam pengajarannya. Namun masih banyak
hal yang membelenggu kemerdekaan peserta didik dalam pembelajarannya.
Pendidikan Terpusat pada Ujian dan Evaluasi: membatasi kreativitas dan eksplorasi peserta didik, karena mereka hanya fokus pada memenuhi persyaratan ujian daripada memahami konsep secara mendalam terutama pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Rusmana, 2016).
Di bentuk struktur dan sistem pendidikan baru, bertujuan untuk mendidik anak-anak menjadi warga negara yang berguna, yang diharapkan kelak dapat memberikan pengetahuannya
kepada negara.
Pembelajaran Berbasis Kurikulum Tertentu: Ketatnya kurikulum tertentu yang harus diikuti oleh semua peserta didik dapat menghambat fleksibilitas dalam memilih mata pelajaran atau topik yang mereka minati.
Metode Pengajaran Monoton: Metode pengajaran yang masih sangat berpusat pada guru dengan sedikit ruang untuk kolaborasi atau eksplorasi mandiri oleh peserta didik dapat membatasi kemerdekaan belajar.
1.
2.
3.
4.
Kurikulum Merdeka : upaya memberikan lebih banyak kemerdekaan kepada peserta didik dalam menentukan proses pembelajaran, lebih fleksibel dan relevan dengan perkembangan zaman serta memberikan kebebasan bagi peserta didik untuk mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya.
Teknologi dan Media Pembelajaran : bersifat interaktif, aplikasi pembelajaran, dan media digital memberikan peserta didik kontrol lebih besar dalam belajar, dan dapat memilih cara yang paling sesuai dengan gaya belajar mereka sendiri.
Penerapan Nilai-Nilai Pancasila : Pendidikan saat ini juga mendorong penerapan nilai-nilai Pancasila dalam pembelajaran untuk menciptakan pemahaman yang lebih dalam tentang kemerdekaan, tanggung jawab, dan nilai-nilai nasional.
APAKAH MODEL-MODEL PENDIDIKAN SAAT INI DAPAT MELEPASKAN ‘BELENGGU’ YANG BELUM MEMERDEKAKAN
PESERTA DIDIK?
Kurikulum Terbuka: kurikulum yang lebih fleksibel, memungkinkan peserta didik untuk memilih dari berbagai mata pelajaran dan modul pembelajaran sesuai dengan minat mereka.
Pembelajaran Mandiri: keterampilan belajar mandiri, termasuk bagaimana mencari
sumber daya, mengevaluasi informasi, dan memecahkan masalah secara mandiri, adalah kunci untuk memerdekakan mereka dalam belajar sepanjang hidup.
Pembelajaran Berbasis Pengalaman: pembelajaran melalui pengalaman langsung, seperti kunjungan lapangan, eksperimen, atau magang. Ini memungkinkan peserta didik untuk belajar dari pengalaman praktis.
Pembelajaran Berbasis Game : game interaktif untuk mengajarkan konsep-konsep kompleks dapat membuat pembelajaran menyenangkan dan memotivasi peserta didik untuk eksplorasi lebih lanjut.
Kelas Terbuka dan Sumber Daya Terbuka : Membuka akses ke sumber daya pendidikan online gratis dan kelas daring, sehingga peserta didik dapat belajar secara mandiri tanpa batasan geografis atau finansial.
MODEL PENDIDIKAN YANG DAPAT MELEPASKAN
BELENGGU DAN MEMERDEKAKAN PESERTA DIDIK
Budi Utomo 20 Mei 1908, Awal Pergerakan Nasional Indonesia menuju Indonesia Merdeka. (2019). Diakses pada 04 Oktober 2023 dari https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/muspres/budi-utomo-20-mei-1908-awal-
pergerakan-nasional-indonesia-menuju-indonesia-merdeka/
Oudri, Nabila. 2022. Kartini dan Perjuangannya Untuk Pendidikan Perempuan
Indonesia. Diakses pada 04 Oktober 2023 dari
https://itjen.kemdikbud.go.id/web/kartini-dan-perjuangannya-untuk-pendidikan- perempuan-indonesia/
Rusmana, Fattah Amal Iko. 2016. Memerdekakan Siswa Melalui Pendidikan: Konsepsi Pemikiran Pendidikan Ki Hadjar Dewantara (1889-1959). Diss. UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA.