• Tidak ada hasil yang ditemukan

Geokimia Tanah dan Pelapukan tebing

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Geokimia Tanah dan Pelapukan tebing"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

PELAPUKAN DAN TANAH

Disusun untuk memenuhi Tugas Diskusi Kelompok Mata Kuliah Geokimia Semester 5 yang diampu oleh Bpk. Pardoyo, M.Si.

Disusun Oleh

Kelompok 3 :

Andini Novia Ningrum (240301121)

Deliana Musanti (240301121)

Ika Khairunnisak (24030112120027)

Labib Munzakka (240301121)

Rahmat Kardiansyah (240301121)

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA UNIVERSITAS DIPONEGORO

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat-Nya maka penyusun dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Pelapukan dan Tanah”.

Penyusunan makalah ini merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Geokimia di Universitas Diponegoro.

Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Drs. Bpk. Pardoyo, M.Si selaku dosen pengampu pada mata kuliah Geokimia. 2. Teman-teman semua yang mengikuti perkuliahan Geokimia.

3. Keluarga yang selalu mendukung penyusun.

4. Semua pihak yang ikut terlibat dalam penyusunan Makalah Pelapukan dan Tanah, yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat keterbatasan kemampuan yang dimiliki penyusun. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat diharapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.

Semarang, 03 Oktober 2014

(3)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tanah merupakan benda alam yang tersusun dari padatan (mineral dan bahan organik), cairan dan gas yang menempati permukaan daratan dan ruang oleh adanya horizon atau lapisan yang dapat dibedakan dari bahan asalnya sehingga tanah menyediakan unsur-unsur hara sebagai makanan tanaman untuk pertumbuhannya. Tanah yang terbentuk dari bahan-bahan berupa bahan mineral dan organik, air serta udara tersusun didalam ruangan yang membentuk tubuh tanah. Akibat berlangsungnya proses pembentukan tanah, maka terjadilah perbedaan morfologi, kimia, fisis dan biologi dari tanah yang berbeda-beda pula (Hakim, dkk, 1986).

Proses pembentukan tanah pada tiap wilayah berbeda-beda walaupun memiliki bahan induk yang sama. Hal ini tidak terlepas dari faktor pembentuk lain seperti : iklim, topografi, organisme dan waktu. Hasil proses yang berbeda ini akan menimbulkan keragaman ciri atau sifat tanah (Foth, 1995).

Faktor-faktor yang berinteraksi dalam pembentukan tanah adalah bahan induk, relief (topografi), iklim, organsime, dan waktu. Kelima faktor ini sangat berpengaruh satu sama lain walaupun beberapa tempat sering dijumpai hanya satu faktor saja yang jelas pengaruhnya (Hardjowigeno, 1986)

Pelapukan merupakan proses alamiah akibat bekerjanya gaya-gaya alam baik secara fisik maupun kimiawi yang menyebabkan terjadinya pemecah belahan, penghancuran dan transformasi bebatuan dan mineral-mineral penyusunnya menjadi lepas (regolit) di permukaan bumi (Hanafiah, 2005).

(4)

yang memerlukan waktu yang relatif lama. Dalam kehidupan sehari-hari, proses pelapukan sering terjadi. Batu kecil yang terus ditetesi oleh air hujan maupun air biasa lama kelamaan akan melapuk dan menjadi tanah.

1.2 Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan suatu permasalahan sebagai berikut :

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah diatas yaitu :

1. Mampu mendeskripsikan pengertian, fungsi, bagian dan jenis dari pelapukan dan tanah. 2. Mampu menjelaskan factor-faktor yang mempengaruhi tingkat pelapukan dan

pembentukan tanah.

3. Menjelaskan produk dari Pelapukan. 1.4 Manfaat

Adapun manfaat dari penulisan makalah ini yaitu agar kita lebih mengetahui bagaimana proses pelapukan dan tanah berlangsung serta mengidentifikasi dampak positif dan negatif yang ditimbulkannya, agar kemudian kita dapat lebih bijak dalam memperlakukan lingkungan alam, untuk kelangsungan hidup di masa depan.

(5)

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Pelapukan

Pelapukan adalah peristiwa penghancuran massa batuan, baik secara fisika, kimiawi,

maupun secara biologis. Proses pelapukan batuan membutuhkan waktu yang sangat lama. Semua

proses pelapukan umumnya dipengaruhi oleh cuaca. Batuan yang telah mengalami proses

pelapukan akan berubah menjadi tanah. Apabila tanah tersebut tidak bercampur dengan mineral

lainnya, maka tanah tersebut dinamakan tanah mineral.

2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pelapukan

Ada empat faktor yang mempengaruhi terjadinya pelapukan batuan, yaitusebagai berikut.

1. Keadaan struktur batuan

Struktur batuan adalah sifat fisik dan sifat kimia yang dimiliki oleh batuan. Sifat fisik

batuan, misalnya warna batuan, sedangkan sifat kimia batuan adalah unsur-unsur kimia yang

terkandung dalam batuan tersebut. Kedua sifat inilah yang menyebabkan perbedaan daya

tahan batuan terhadap pelapukan. Batuan yang mudah lapuk misalnya batu lempeng

(batuan sedimen), sedangkan batuan yang susah lapuk misalnya batuan beku. 2. Keadaan topografi

Topografi muka bumi juga ikut mempengaruhi proses terjadinya pelapukanbatuan.

Batuan yang berada pada lereng yang curam, cenderung akan mudah melapuk dibandingkan

dengan batuan yang berada di tempat yang landai. Pada lereng yang curam, batuan akan

dengan sangat mudah terkikis atau akan mudah terlapukkan karena langsung bersentuhan

dengan cuaca sekitar. Tetapi pada lereng yang landai atau rata, batuan akan terselimuti oleh berbagai endapan, sehingga akan memperlambat proses pelapukan dari batuan tersebut.

3. Cuaca dan iklim

Unsur cuaca dan iklim yang mempengaruhi proses pelapukan adalah suhu udara, curah

hujan, sinar matahari, angin, dan lain-lain. Pada daerah yang memiliki iklim lembab dan

(6)

yang panas dan malam yang dingin akan semakin mempercepat pelapukan,

apabila dibandingkan dengan daerah yang memiliki iklim dingin.

4. Keadaan vegetasi

Vegetasi atau tumbuh-tumbuhan juga akan mempengaruhi proses pelapukan,sebab

akar-akar tumbuhan tersebut dapat menembus celah-celah batuan.Apabila akar-akar tersebut semakin

membesar, maka kekuatannya akan semakinbesar pula dalam menerobos batuan. Selain itu,

serasah dedaunan yang gugur juga akan membantu mempercepat batuan melapuk. Sebab,

serasah batuan mengandung zat asam arang dan humus yang dapat merusak kekuatan batuan.

2.3 Jenis-jenis pelapukan

Dilihat dari prosesnya, pelapukan dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu sebagai

berikut:

2.3.1 Pelapukan mekanik

Pelapukan mekanik (fisis), yaitu peristiwa hancur dan lepasnya materialbatuan, tanpa

mengubah struktur kimiawi batuan tersebut. Pelapukanmekanik merupakan penghancuran

(7)

Ada beberapa faktor yang menyebabkan pelapukan mekanik, yaitu sebagaiberikut.

1. Akibat perbedaan temperatur

Batuan akan mengalami proses pemuaian apabila panas dan sekaliguspengerutan pada waktu dingin. Apabila proses ini berlangsung terus menerus, maka lambat laun batuan

akan mengelupas, terbelah, dan pecah menjadi bongkah-bongkah kecil.

2. Akibat erosi di daerah pegunungan.

Air yang membeku di sela-sela batuan volumenya akan membesar, sehingga air akan

menjadi sebuah tenaga tekanan yang merusak struktur batuan.

3. Akibat kegiatan makhluk hidup seperti hewan dan tumbuh-tumbuhan.

Akar tumbuhan akan merusak struktur batuan, begitu juga dengan hewan yang selalu membawa butir-butir batuan dari dalam tanah ke permukaan. Selain makhluk hidup dan

tumbuh-tumbuhan, manusia juga memberikan andil dalam terjadinya pelapukan mekanis

(fisik). Dengan pengetahuannya, batuan sebesar kapal dapat dihancurkan dalam sekejap

dengan menggunakan dinamit.

4. Akibat perubahan air garam menjadi kristal

Jika air tanah mengandung garam, maka pada siang hari airnya menguap dan garam akan mengkristal. Kristal garam ini tajam sekali dan dapat merusak batuan pegunungan

(8)

2.3.2 Pelapukan kimiawi

Pelapukan kimiawi, yaitu proses pelapukan massa batuan yang disertai dengan perubahan

susunan kimiawi batuan yang lapuk tersebut. Pelapukan ini terjadi dengan bantuan air, dan dibantu dengan suhu yang tinggi. Proses yang terjadi dalam pelapukan kimiawi ini disebut

dekomposisi.

Terdapat empat proses yang termasuk pada pelapukan kimia, yaitu sebagai berikut.

1. Hidrasi, yaitu proses batuan yang mengikat batuan di atas permukaan saja.

2. Hidrolisa, yaitu proses penguraian air (H2O) atas unsur-unsurnya menjadi ion-ion positif

dan negatif. Jenis proses pelapukan ini terkait dengan pembentukan tanah liat.

3. Oksidasi, yaitu proses pengkaratan besi. Batuan yang mengalami proses oksidasi umumnya akan berwarna kecoklatan, sebab kandungan besi dalam batuan mengalami

pengkaratan. Proses pengkaratan ini berlangsung sangat lama, tetapi pasti batuan akan

mengalami pelapukan.

4. Karbonasi, yaitu pelapukan batuan oleh karbondioksida (CO2). Gas ini terkandung pada

air hujan ketika masih menjadi uap air. Jenis batuan yang mudah mengalami karbonasi

adalah batuan kapur. Reaksi antara CO2 dengan batuan kapur akan menyebabkan

batuan menjadi rusak. Pelapukan ini berlangsung dengan batuan air dan suhu yang tinggi. Air yang banyak mengandung CO2 (Zat asam arang) dapat dengan mudah melarutkan

batu kapur (CaCO2). Peristiwa ini merupakan pelarutan dan dapat menimbulkan gejala

karst. Proses pelapukan batuan secara kimiawi di daerah karst disebut kartifikasi.

Gejala atau bentuk-bentuk alam yang terjadi di daerah karst di antaranya sebagai berikut.

(9)

Dolina adalah lubang-lubang yang berbentuk corong. Dolina dapat terjadikarena erosi

(pelarutan) atau karena runtuhan. Dolina terdapat hampir di semua bagian pegunungan kapur di

Jawa bagian selatan, yaitu di Pegunungan Seribu. (2) Gua dan sungai bawah tanah

Di dalam batuan kapur biasanya terdapat celah atau retakan yang disebut diaklas. Karena proses pelarutan oleh air, maka retakan/ celah itu akan semakin membesar dan membentuk

gua-gua atau lubang-lubang di dalam tanah yang sebagian di antaranya sebagai tempat mengalirnya

sungai bawahtanah.

(3) Stalaktit

Stalaktit adalah kerucut kapur yang menempel bergantungan pada atap guakapur. Terbentuk dari

(10)

menetesnya air. Stalagmit adalah kerucutkapur berbentuk tumpul yang menempel berdiri pada

dasar gua, dan tidakmempunyai lubang pipa. Contohnya, stalaktit dan stalagmit yang terdapat di

kompleks Gua Buniayu dan Ciguha Sukabumi Jawa Barat, Gua Tabuhan dan Gua Gong di Pacitan, Jawa Timur serta Gua Jatijajar di Kebumen, Jawa Tengah ataupun gua-gua yang ada di

sekitar Maros Sulawesi Selatan.

2.3.3 Pelapukan organik (biologis)

Pelapukan Organik, adalah pelapukan batuan oleh makhluk hidup. Pelapukan jenis ini

dapat bersifat kimiawi ataupun mekanis. Adapun yang menjadi pembedanya adalah subyek yang

melakukannya, yaitu makhluk hidup berupa manusia, hewan ataupun tumbuhan. Contohnya

lumut, cendawan ataupun bakteri yang merusak permukaan batuan.

2.4 Pengertian Tanah

Tanah adalah salah satu bagian bumi yang terdapat pada permukaan bumi dan terdiri dari massa padat, cair , dan gas. Tanah terjadi karena adanya pelapukan batuan dan tumbuhan yang prosesnya ratusan tahun.

Tanah merupakan benda alam yang tersusun dari padatan (mineral dan bahan organik), cairan dan gas yang menempati permukaan daratan dan ruang oleh adanya horizon atau lapisan yang dapat dibedakan dari bahan asalnya sehingga tanah menyediakan unsur-unsur hara sebagai makanan tanaman untuk pertumbuhannya. Tanah yang terbentuk dari bahan-bahan berupa bahan mineral dan organik, air serta udara tersusun didalam ruangan yang membentuk tubuh tanah. Akibat berlangsungnya proses pembentukan tanah, maka terjadilah perbedaan morfologi, kimia, fisis dan biologi dari tanah yang berbeda-beda pula (Hakim, dkk, 1986).

Proses pembentukan tanah pada tiap wilayah berbeda-beda walaupun memiliki bahan induk yang sama. Hal ini tidak terlepas dari faktor pembentuk lain seperti : iklim, topografi, organisme dan waktu. Hasil proses yang berbeda ini akan menimbulkan keragaman ciri atau sifat tanah (Foth, 1995).

2.5 Pembentukan Tanah

(11)

selanjutnya berangsur-angsur menjadi tanah pada lapisan bawah (subsoil) dan lapisan tanah bagian atas (topsoil), dalam jangka waktu lama sampai ratusan tahun hingga ribuan tahun. Perubahan-perubahan dari batuan induk sampai menjadi tanah karena batuan induk mengalami proses pelapukan, yaitu proses penghancuran karena iklim.

Tahap pertama dari proses pembentukan tanah adalah proses pelapukan. Proses ini terjadi penghancuran dan pelembutan dari bahan induk tanpa perubahan susunan kimianya. Pelapukan dipengaruhi oleh faktor iklim yang bersifat merusak. Faktor-faktor iklim yang turut menentukan adalah sinar matahari, perbedaan temperatur antara siang dan malam, keadaan musim kemarau dan musim penghujan.

Pada awalnya batuan pecah dalam bentuk pecahan-pecahan batuan dan mineral-mineral penyusunnya. Selanjutnya oleh adanya air, asam dan senyawa-senyawa yang larut dalam air, pecahan-pecahan bantuan dan mineral ini menjadi lunak dan terurai ke dalam unsur-unsur penyusunnya. Dari bahan-bahan sisa penguraian dan senyawa kembali membentuk mineral-mineral baru.

2.6 Faktor-Faktor Pembentukan Tanah

Faktor-faktor yang menentukan pembentukan tanah adalah sebagai berikut :

1. Iklim

(12)

1. Tanah Humus

Tanah humus adalah tanah yang sangat subur terbentuk dari lapukan daun dan batang pohon di hutan hujan tropis yang lebat.

2. Tanah Pasir

Tanah pasir adalah tanah yang bersifat kurang baik bagi pertanian yang terbentuk dari batuan beku serta batuan sedimen yang memiliki butir kasar dan berkerikil.

3. Tanah Alluvial

(13)

4. Tanah Podzolit

Tanah podzolit adalah tanah subur yang umumnya berada di pegunungan dengan curah hujan yang tinggi dan bersuhu rendah / dingin.

5. Tanah Vulkanik

(14)

6. Tanah Laterit

Tanah laterit adalah tanah tidak subur yang tadinya subur dan kaya akan unsur hara, namun unsur hara tersebut hilang karena larut dibawa oleh air hujan yang tinggi. Contoh : Kalimantan Barat dan Lampung.

7. Tanah Mediteran

Tanah mediteran adalah tanah sifatnya tidak subur yang terbentuk dari pelapukan batuan yang kapur. Contoh : Nusa Tenggara, Maluku, Jawa Tengah dan Jawa Timur.

8. Tanah Gambut

(15)

2.8 Fungsi Tanah

1. Untuk produksi biomassa yaitu tempat tumbuh dan berkembangnya perakaran.

2. Sebagai habitat biologi dan konservasi genetik

3. Sebagai sumber daya energi

4. Sebagai sumber keindahan

2.9 Tekstur Susunan Tanah 1. Tekstur kasar misalnya pasir

2. Tekstur agak kasar misalnya lempung berpasir

3. Tekstur halus misalnya tanah liat berdebu

2.10 Bagian-Bagian Lapisan Tanah 1. Lapisan atas

Lapisan yang bet=rasal dari batu batuan dan sisa makhluk hidup yang telah mati dan mengalami pelapukan,tanahnya paling subur dan bisa dimanfaatkan untuk pertanian

2. Lapisan tengah

Berasal dari bebatuan yang proses pelapukannya mengalami pengikisan oleh air sehingga bahan lapisan itu mengendap karena kandungan airnya banyak maka tanah dilapisan tengah ini sangat liat dan dikenal dengan tanah liat.

(16)

Lapisan tanah yang terdiri dari bongkahan batu dan bebatuan yang telah melapuk sehingga pada lapisan bawah ini ada dua jenis bahan pembentuk yaitu batuan yang belum melapuk dan yang sudah melapuk.

Gambar Lapisan Tanah:

2.11 Produk dari

Pelapukan

Gambar

Gambar Lapisan Tanah:

Referensi

Dokumen terkait

Telecommunication Tower and Antenna Ordinance(City of Hahira, Georgia) Tidak boleh ditempatkan jika membawa dampak buruk pada tempat bersejarah dan pemandangan indah

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi berupa check list yang terdiri atas lembar observasi A digunakan untuk mengetahui

Oleh karena itu untuk keamanan dalam desain ini digunakan tebal pintu 30 mm untuk bentang efektif pintu 50 cm... Perhitungan Slab Beton Pintu

Ang bawat mag – aaral ay susulat ng isang talatang naglalarawan sa masining na paraan na tumatalakay sa mga pangyayari sa kanilang buhay o sa buhay ng iba na pumapaksa tungkol

Berdasarkan perhitungan diatas dimana r hitung lebih besar dari nilai r tabel, Maka Ha diterima yang berbunyi bahwa “Ada Hubungan antara Kinerja guru dan prestasi belajar

Berdasarkan referensi para ahli diatas yang dimiliki sebagai masalah utama peneliti yang dimaksud dengan tingkat keakraban dalam keluarga adalah tingginya kadar

Berkata Syaikh Abdul Aziz As-Salman rahimahullah dalam kitabnya: Mawarid adz-Dzam-aan : "Jika ia sadar bahwa ia akan di tanya dalam perhitungan nanti tentang

If there are 729 apples, it is possible that 12 farmers took part in the sharing if the odd-numbered farmers took one-third of the remaining apples and the even-numbered farmers