• Tidak ada hasil yang ditemukan

makalah analisis kurikulum pendidikan di

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "makalah analisis kurikulum pendidikan di"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam teori kurikulum (Anita Lie:2012) keberhasilan suatu kurikulum merupakan proses panjang, mulai dari kristalisasi berbagai gagasan dan konsep ideal tentang pendidikan, perumusan desain kurikulum, persiapan pendidik dan tenaga kependidikan, serta sarana dan prasarana, tata kelola pelaksanaan kurikulum ,termasuk pembelajaran dan penilaian pembelajaran serta kurikulum.

Dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 1 ayat 19,dinyatakan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Kurikulum merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan, sekaligus sebagai pedoman dalam pelaksanaan pendidikan. Kurikulum mencerminkan falsafah hidup bangsa, ke arah mana dan bagaimana bentuk kehidupan itu kelak akan ditentukan oleh kurikulum yang digunakan oleh bangsa tersebut.

Setiap kurikulum yang telah berlaku di Indonesia dari periode sebelum tahun 1945 hingga kurikulum tahun 2006, memiliki beberapa perbedaan sistem. Perbedaan sistem yang terjadi bisa merupakan kelebihan maupun kekurangan dari kurikulum itu sendiri. Kekurangan dan kelebihan tersebut dapat berasal dari landasan, komponen, evaluasi, prinsip, metode, maupun model pengembangan kurikulum. Untuk memperbaiki kekurangan yang ada, maka disusunlah kurikulum yang baru yang diharapkan akan sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan tuntutan zaman.

Keseluruhan rangkaian perubahan kurikulum yang sudah dilakukan oleh pemerintah dan didasarkan atas hasil penilaian nasional pendidikan (National Assessment) hanyalah kurikulum 1975 dan kurikulum PPSP (Proyek Perintis Sekolah Pembangunan (1974– 1981). Selebihnya merupakan perubahan yang didasarkan atas asumsi teoretik, bukan atas dasar temuan-temuan hasil evaluasi yang dilakukan secara sistematik (Soedijarto:2004).

(2)

perubahan sistem politik, sosial budaya, ekonomi, dan iptek dalam masyarakat berbangsa dan bernegara.

Disadari bahwa pada saat ini, bangsa ini memerlukan langkah perbaikan pendidikan dasar dan menengah yang tidak boleh keliru guna menghadapi peluang Demography Window (Jendela Demografi) atau Peluang Emas Indonesia 2045. Apapun model kurikulum baru yang diperkenalkan pada saat ini akan meletakan dasar lompatan budaya bangsa Indonesia menuju budaya masa depan yang sarat dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Berdasarkan permasalah tersebut, mengkaji ulang setiap penerapan kurikulum yang diterapkan tentunya sangat perlu untuk dilakukan guna didapatkan suatu perubahan yang diharapkan akan merubah dunia pendidikan di indonesia.

B. Identifikasi Masalah

Permasalahan yang terjadi dalam dunia pendidikan di indonesia tentunya akan memberi dampak yang cukup besar terhadap perkembangan pendidikan di bangsa ini, pengimplementasian setiap kurikulum baru tentunya diasaskan pada kebaikan dan kebenaran yang pantas dan layak bagi bangsa ini. Berdasarkan latar belakang didapatkan beberapa masalah yang muncul dalam perkembangan kurikulum di indonesia, diantaranya sebgai berikut:

1. Kurikulum mencerminkan falsafah hidup bangsa, ke arah mana dan bagaimana bentuk kehidupan itu kelak akan ditentukan oleh kurikulum yang digunakan oleh bangsa tersebut. Permasalahannya adalah apakah setiap kurikulum di indonesia merupakan cerminan dari falsafah hidup bangsa dan tujuan yang diharapkan oleh negara.

2. Setiap kurikulum yang telah berlaku di Indonesia dari periode sebelum tahun 1945 hingga kurikulum tahun 2006, memiliki beberapa perbedaan sistem. Permasalahannya apakah setiap perbedaan sistem tersebut dilengkapi oleh kurikulum yang diterapkan berikutnya atau merupakan perombakan ulang.

3. Kurikulum merupakan alat (kurikulum yang di implementasikan) untuk mencapai tujuan pendidikan, sekaligus sebagai pedoman dalam pelaksanaan pendidikan. Permasalahannya apakah alat yang digunakan untuk mencapai tujuan dan pedoman ini sesuai dengan kebutuhan saat ini.

(3)

Demography Window (Jendela Demografi) atau Peluang Emas Indonesia 2045. Permasalahannya adalah apakah setiap kurikulum yang pernah di implementasikan telah disiapkan untuk menghadapi peluang tersebut.

5. Dalam perjalanan sejarah sejak tahun 1945, kurikulum pendidikan nasional telah mengalami perubahan, yaitu pada tahun 1947, 1952, 1964, 1968, 1975, 1984, 1994, 1999, 2004 dan 2006. Permasalahannya adalah setiap perubahan kurikulum tersebut memiliki kekurangan dan kelebihan yang perlu dikaji sehingga ditemukan ada kurikulum yang tepat dan tidak perlu dilakukan perubahan.

C. Batasan Masalah

Implementasi kurikulum di indonesia dari setiap perubahan tidak kita ketahui ketepatan dan keefektifannya dalam merubah karakter pedidikan bangsa yang sesuai dengan falsafah bangsa untuk kemajuan pendidikan di indonesia. Pembahasan permasalahan terhadap implementasi kurikulum akan dibatasi pada kajian tentang kekurangan dan kelebihan kurikulum tahun 1964 sampai dengan tahun 2013 sehingga ditemukan ada kurikulum yang tepat dan tidak perlu dilakukan perubahan. Pembatasan kajian masalah ini dilakukan untuk menghindari tidak fokusnya pembahasan masalah sehingga pokok tujuan yang diharapkan tidak tercapai.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah didapatkan rumusan permasalahan tentang kurikulum yang pernah diterapkan di indonesia, idantaranya sebagai berikut :

1. Apa kelebihan dan kekurangan kurikulum yang pernah diterapkan di Indonesia ? 2. Apakah setiap perubahan kurikulum tersebut benar-benar tidak sesuai dengan tujuan

pendidikan sehingga perlu dilakukan perubahan.

3. Apakah ada kurikulum yang telah sesuai namun dilakukan perubahan?

4. Seberapa efektif dan efisien setiap implementasi kurikulum menjawab tunuttan dan perkembangan pendidikan di indoensia?

E. Tujuan

Adapun tujuan dari analisis kurikulum yang pernah di implementasikan di indoensia yaitu sebagai berikut:

(4)

2. Mengetahui bahwa setiap perubahan kurkulum yang terjadi karena ketidaksesuiannya dengan kebutuhan pendidikan dalam setiap perubahan era. 3. Mengetahui kurikulum yang tepat dan efektif untuk diterapkan

4. Mengetahui perubahan kurikulum yang terkesan dipaksakan karena kepentingan politik tertentu.

F. Manfaat

Analisis terhadap kurikulum yang pernah di implementasikan di indonesia ini di harapkan mampu memberikan manfaat berupa:

1. Mahasiswa mampu menganalisis kelebihan dan kekurangan kurikulum yang pernah diterapkan di indonesia.

2. Mahasiswa mampu menganalisis setiap perubahan kurkulum yang terjadi karena ketidaksesuiannya dengan kebutuhan pendidikan dalam setiap perubahan era. 3. Mahasiswa mampu menganalisis kurikulum yang tepat dan efektif untuk

diterapkan

(5)

BAB II PEMBAHASAN

A. Pembahasan

Penomena pengembangan kurikulum di indonesia menjadi suatu permasalahan yang hangat dibicarakan, hal ini dikarenakan begitu seringnya dunia pendidikan menganti kurikulumnya dalam waktu yang relatif singkat. Perubahan tersebut merupakan konsekuensi logis dari terjadinya perubahan sistem politik, sosial budaya, ekonomi, dan iptek dalam masyarakat berbangsa dan bernegara. Sebab, kurikulum sebagai seperangkat rencana pendidikan perlu dikembangkan secara dinamis sesuai dengan tuntutan dan perubahan yang terjadi di masyarakat. Semua kurikulum nasional dirancang berdasarkan landasan yang sama, yaitu Pancasila dan UUD 1945, perbedaanya pada penekanan pokok dari tujuan pendidikan serta pendekatan dalam merealisasikannya.

Lebih spesifik, Herliyati (2008) menjelaskan bahwa setelah Indonesia merdeka dalam pendidikan dikenal beberapa masa pemberlakuan kurikulum yaitu kurikulum sederhana (1947-1964), pembaharuan kurikulum (1968 dan 1975), kurikulum berbasis keterampilan proses (1984 dan 1994), dan kurikulum berbasis kompetensi (2004 dan 2006).

1. Kurikulum Rencana Pelajaran (1947-1968)

a. Kelebihan

1) Merupakan kurikulum terintegrasi pertama di indonesia. Beberapa masa pelajaran, seperti Sejarah, Ilmu Bumi, dan beberapa cabang ilmu sosial mengalami fusi menjadi Ilmu Pengetahuan Sosial (Social Studies). Beberapa mata pelajaran, seperti Ilmu Hayat, Ilmu Alam, dan sebagainya mengalami fusi menjadi Ilmu Pengetahun Alam (IPS) atau yang sekarang sering disebut Sains

2) Materi pelajaran pada tingkat bawah mempunyai korelasi dengan kurikulum sekolah lanjutan.

3) Fokusnya pada pengembangan agar peserta didik memiliki Daya cipta,Rasa, Karsa,Karya dan Moral Yang dikenal dengan Pancawardhana

4) Pendidikan dasar lebih menekankan pada pengetahuan dan kegiatan fungsional praktis, yang disesuaikan dengan perkembangan anak.

(6)

6) Bersifat separate subject curriculum, yang memisahkan mata pelajaran berdasarkan lima kelompok bidang studi (Pancawardhana)

7) Merupakan kurikulum pertama di Indonesia dimana Rencana Pelajaran yang disusun harus mampu mengurangi pendidikan pengetahuan semata, keterkaitan isi pelajaran dengan kehidupan sehari-hari

8) memberikan perhatian kepada kesenian,meningkatkan pendidikan watak,meningkatkan pendidikan jasmani, dan meningkatkan kesadaran bernegara dan bermasyarakat.

b. kekurangan

1) Pengembanganya karena pengaruh perubahan politik dari orde lama ke orde baru

2) Muatan materi pelajaran bersifat teoritis, tak mengaitkan dengan permasalahan faktual di lapangan

3) Metode pembelajaran sangat dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pendidikan dan psikologi

4) Titik beratnya pada materi apa saja yang tepat diberikan kepada siswa di setiap jenjang pendidikan.

5) Peserta didik bergantung sepenuhnya kepada pendidik sehingga tidak terjadi pengembangan secara individual.

2. Kurikulum Berorientasi Pencapaian Tujuan (1975-1994)

Pengimplementasian kurikulum ini merupakan tuntutan dari perubahan dan perkembangan ilmu pengetahuan yang terjadi. Perubahan terhadap kurikulum diasakan perlu dilakukan karena kurikulum sebelumnya tidak mampu memenuhi tuntutan yang dibutuhkan oleh perkembangan yang terjadi. Berikut kekurangan dan kelebihan kurikulum ini:

a. Kelebihan

1) Pendekatan pengajarannya berpusat pada anak didik melalui cara belajar siswa aktif (CBSA). CBSA adalah pendekatan pengajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk aktif terlibat secara fisik, mental, intelektual, dan emosional dengan harapan siswa memperoleh pengalaman belajar secara maksimal, baik dalam ranah kognitif, afektif, maupun psikomotor.

(7)

kedalaman dan keluasan materi pelajaran. Semakin tinggi kelas dan jenjang sekolah, semakin dalam dan luas materi pelajaran yang diberikan.

3) Menanamkan pengertian terlebih dahulu sebelum diberikan latihan. Konsep-konsep yang dipelajari siswa harus didasarkan kepada pengertian, baru kemudian diberikan latihan setelah mengerti. Untuk menunjang pengertian alat peraga sebagai media digunakan untuk membantu siswa memahami konsep yang dipelajarinya.

4) Garis-garis besar program pengajaran yang disusun untuk setiap bidang studi dikerjakan secara integral dengan maksud agar jelas perbedaan antara pokok bahasan, yang kelihatannya sama,yang diberikan di SD dengan di SMP.

5) dicobakan konsep “Master Learning” dan “Continuous Progres” yang dikenal dengan “Maju berkelanjutan”.

6) Kurikulum ini disusun dengan kolom-kolom yang sangat rinci danpemilihan kemampuan dasar serta keterpaduan dan keserasian antara ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik

7) Penyusunannya relatif mudah, praktis, dan mudah digabungkan dengan model yang lain.

8) belajar adalah berusaha menguasai isi atau materi pelajaran sebanyak-banyaknya. kurikulum subjek akademik tidak berarti terus tetap hanya menekankan materi yang disampaikan, dalam sejarah perkembangannya secara berangsur-angsur memperhatikan juga proses belajar yang dilakukan peserta didik

b. Kekurangan

1) Masih bersifat populis, yaitu yang memberlakukan satu sistem kurikulum untuk semua siswa di seluruh Indonesia. Kurikulum ini bersifat kurikulum inti sehingga daerah yang khusus dapat mengembangkan pengajaran sendiri disesuaikan dengan lingkungan dan kebutuhan masyarakat sekitar.

2) Beban belajar siswa terlalu berat karena banyaknya mata pelajaran dan banyaknya materi/substansi setiap mata pelajaran.

(8)

4) lebih ditekankan pada perolehan hasil tes yang tinggi, dalam raport diwujudkan dengan bentuk angka-angka. Bagi raport anak didik yang tertulis angka-angka tinggi dari hasil ujian dinyatakan sebagai anak yang berprestasi. 5) guru berperan sangat penting,karena merupakan sumber belajar satu-satunya

yang di miliki oleh siswa

3. Kurikulum 2004 (Kurikulum Berbasis Komptensi)

Berdasarkan kajian teoretik dan pengalaman lapangan, sebenarnya KBK merupakan salah satu kurikulum yang memberikan konstribusi besar terhadap pengembangan potensi peserta didik secara optimal berdasarkan prinsip-prinsip konstruktivisme asal implementasinya benar.

a. Kelebihan

1) Kurikulum ini belum diterapkan di seluruh sekolah di Indonesia. Beberapa sekolah telah dijadikan uji coba dalam rangka proses pengembangan kurikulum ini

2) Mengembangkan kompetensi-kompetensi siswa pada setiap aspek mata pelajaran dan bukan pada penekanan penguasaan konten mata pelajaran itu sendiri

3) Mengembangakan pembelajaran yang berpusat pada siswa (student oriented). Siswa dapat bergerak aktif secara fisik ketika belajar dengan memanfaatkan indra seoptimal mungkin dan membuat seluruh tubuh serta pikiran terlibat dalam proses belajar. Dengan demikian, siswa dapat belajar dengan bergerak dan berbuat, belajar dengan berbicara dan mendengar, belajar dengan mengamati dan menggambarkan, serta belajar dengan memecahkan masalah dan berpikir. Pengalaman-pengalaman itu dapat diperoleh melalui kegiatan mengindra, mengingat, berpikir, merasa, berimajinasi, menyimpulkan, dan menguraikan sesuatu. Kegiatan tersebut dijabarkan melalui kegiatan mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis.

4) Guru diberi kewenangan untuk menyusun silabus yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi di sekolah/daerah masing-masing

(9)

6) Penilaian yang menekankan pada proses memungkinkan siswa untuk mengeksplorasi kemampuannya secara optimal, dibandingkan dengan penilaian yang terfokus pada konten.

Disamping kelebihan, kurikulum berbasis kompetensi juga terdapat kelemahan. Kelemahan yang ada lebih banyak pada penerapan KBK di setiap jenjang pendidikan, hal ini disebabkan beberapa permasalahan antara lain:

1) Paradigma guru dalam pembelajaran KBK masih seperti kurikulum-kurikulum sebelumnya yang lebih pada teacher oriented

2) Kualitas guru, hal ini didasarkan pada statistik, 60% guru SD, 40% guru SLTP, 43% SMA, 34% SMK dianggap belum layak untuk mengajar di jenjang masing-masing. Selain itu 17,2% guru atau setara dengan 69.477 guru mengajar bukan bidang studinya. Kualitas SDM kita adalah urutan 109 dari 179 negara berdasarkan Human Development Index.

1) Sarana dan pra sarana pendukung pembelajaran yang belum merata di setiap sekolah, sehingga KBK tidak bisa diimplementasikan secara komprehensif. 2) Kebijakan pemerintah yang setengah hati, karena KBK dilaksanakan dengan

uji coba di beberapa sekolah mulai tahun pelajaran 2001/2002 tetapi tidak ada payung hukum tentang pelaksanaan tersebut.

Di samping kelemahan dalam kebijakan dan implementasi KBK juga memiliki kelamahan dari sisi isi kurikulum, antara lain:

1) Dalam kurikulum dan hasil belajar indikator sudah disusun, padahal indikator sebaiknya disusun oleh guru, karena guru yang paling mengetahui tentang kondisi peserta didik dan lingkungan

2) Konsep KBK sering mengalami perubahan termasuk pada urutan standar kompetensi dan kompetensi dasar sehingga menyulitkan guru untuk merancang pembelajaran secara berkelanjutan.

4. Kurikulum 2006 (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan)

(10)

a. Kelebihan

1) Didasarkan pada potensi, perkembangan dan kondisi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang berguna bagi dirinya.

2) Semua sekolah /satuan pendidikan wajib membuat KTSP. Silabus merupakan bagian tidak terpisahkan dari KTSP dan Guru harus membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

3) Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungan

4) Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni 5) Relevan dengan kebutuhan kehidupan serta aspek tujuan menyeluruh dan

berkesinambungan

6) Belajar sepanjang hayat dan imbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah

7) belajar untuk membangun dan menemukan jati diri, melalui proses pembela-jaran yang efektif, aktif, kreatif & menyenangkan.

b. Kekurangan

1) Tidak terdapat pedoman pelaksanaan kurikulum seperti pada Kurikulum 2004. 2) Hanya sekolah yang mampu dan memenuhi syarat dapat mengembangkan

KTSP.

3) Pengembangan kurikulum sampai pada komptensi dasar

4) Konten kurikulum masih terlalu padat yang ditunjukkan dengan banyaknya matapelajaran dan banyak materi yang keluasan dan tingkat kesukarannya melampaui tingkat perkembangan usia anak.

5) Kurikulum belum sepenuhnya berbasis kompetensi sesuai dengan tuntutan fungsi dan tujuan pendidikan nasional.

6) Kompetensi belum menggambarkan secara holistik domain sikap, keterampilan, dan pengetahuan.

(11)

8) Kurikulum belum peka dan tanggap terhadap perubahan sosial yang terjadi pada tingkat lokal, nasional, maupun global.

9) Standar proses pembelajaran belum menggambarkan urutan pembelajaran yang rinci sehingga membuka peluang penafsiran yang beraneka ragam dan berujung pada pembelajaran yang berpusat pada guru.

10)Standar penilaian belum mengarahkan pada penilaian berbasis kompetensi (proses dan hasil) dan belum secara tegas menuntut adanya remediasi secara berkala.

11)Dengan KTSP memerlukan dokumen kurikulum yang lebih rinci agar tidak menimbulkan multi tafsir.

5. Kurikulum 2013

Kurikulum 2013 merupakan kurikulum terbaru dan terefektif secara konsep dan hasil uji publiknya tidak sebaik konsepnya. Kurikulum 2013 merupakn kurikulum yang sesuai dengan tuntutan dan perkembangan zaman, dimana segala bentuk kekurangan kurikulum sebelumnya disempurnakan. Setiap kurikulum walau bagaimanapun memiliki kekurangan dan kelebihan yang dapat dijadikan acuan ataupun dasar penyempurnaan kedepan demi terealisasinya tujuan pendidikan bangsa. Berikut kekurangan dan kelebihan dari kurikulum 2013:

a. Kelebihan

1) Penilaian menekankan aspek kognitif, afektif dan psikomotorik secara proporsional serta penilaian menggunakan test dan portofolio saling melengkapi.

2) Pendidik tidak hanya memenuhi komptensi profesi tetapi juga pedagogi,sosial,dan personal. Selain itu pendidik dan tenaga kependidikan memiliki motivasi mengajar

3) Pengelolaan kurikulum kualitasnya dipantau dan dikendalikan oleh pemerintah pusat dan daerah dalam pelaksanaannya di tingkat satuan pendidikan.

4) Satuan pendidikan mampu menyusun kurikulum dengan mempertimbangkan kondisi satuan pendidikan,kebutuhan peserta didik dan potensi daerah.

(12)

6) Perubahan yang dilakukan yaitu komptensi disetiap jenjang diharapkan memiliki peningkatan dan keseimbangan soft Skills dan hard skills yang meliputi aspek komptensi sikap, keterempilan dan pengetahuan.

7) Kedudukan mata pelajaran (standar isi) yang semula komptensi diturunkan dari mata pelajaran berubah menjadi mata pelajaran dikembangkan dari komptensi yang pendekatan pengembangannya melalui tematik integratif dalam semua mata pelajaran (SD), mata pelajaran (SMP dan SMA) dan vokasional pada SMK.

8) Pengurangan adaptif dan normatif, penambahan produktif (SMK) 9) produktif disesuaikan dengan trend perkembangan di Industri (SMK)

10)Adanya peningkatan dan keseimbangan soft skillsdan hard skillsyang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan

11)Kompetensi yang semula diturunkan dari matapelajaranberubah menjadi matapelajaran dikembangkan dari kompetensi.

b. Kekurangan

1) Pengintegrasian mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia untuk jenjang pendidikan dasar.

Berdasarkan hal tersebut, pendidik harus disekolahkan ulang untuk memahami setiap mata pelajaran tersebut dan semua lembaga pendidikan tinggi di indonesia harus melakukan integrasi terhadap fakultas MIPA dan fakultas ilmu sosial. Mendapatkan hasil maksimal tanpa melakukan integrasi sangat sulit untuk dicapai, apalagi dilakukan inegrasi untuk dua rumpun mata pelajaran yang berbeda.

2) Kurikulum 2013 tidak didasarkan pada evaluasi dari pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006.

KTSP saja baru menuju uji coba dan ada beberapa sekolah yang belum melaksanakannya. Bagaimana bisa, kurikulum 2013 diimplementasikan tanpa ada evaluasi dari pelaksanaan kurikulum sebelumnya sehingga dalam pelaksanaannya bisa membingungkan guru dan pemangku pendidikan.

3) Persiapan Buku pegangan untuk guru dan murid

(13)

pedoman baru tentunya akan memakan lebih dari 20% anggaran pendidikan. Anggaran yang digunakan untuk membuat buku baru akan lebih baik jika digunakan merenovasi sekolah-sekolah yang ada di daerah terluar dan terpencil negara ini. Sangat tidak efektif dan efisien untuk membuat buku pedoman baru karena buku pedoman kurikulum sebelumnya dibeberapa propinsi bisa dikatakan belum sempat dibaca.

4) Implementasi akan dilakukan secara bertahap dan pada tiap jenjang

Jika implementasi dimulai untuk kelas satu, kelas empat di jenjang SD dan kelas tujuh di SMP, serta kelas sepuluh di SMA/SMK, tentu guru yang diikutkan dalam pelatihan pun, berkisar antara 400 sampai 500 ribuan. Tindakan ini tidak lebih dari langkah menghambur-hamburkan APBN negara untuk kurikulum yang tidak memiliki kejelasan bila dibandingkan dengan melanjutkan program kurikulum yang sudah ada.

5) Tata kelola administrasi harus berubah karena empat standar dalam kurikulum 2013 mengalami perubahan.

Pada website kementerian pendidikan dan kebudayaan terdapat ulasan yang say kutip langsung berbunyi sebagai berikut:

” Intinya jangan sekali-kali persoalan implementasi kurikulum dihadapkan pada stigma persoalan yang kemungkinan akan menjerat kita untuk tidak mau melakukan perubahan. Padahal kita sepakat, perubahan itu sesuatu yang niscaya harus dihadapi mana kala kita ingin terus maju dan berkembang. Bukankah melalui perubahan kurikulum ini sesungguhnya kita ingin membeli masa depan anak didik kita dengan harga sekarang.”

(14)

Berikut merupakan salah satu alasan pengembangan kurikulum sebelumnya sehingga menekankan pentingnya kurikulum 2013. Gambar berikut merupakan gambar yang saya ambil dari draf uji publik kurikulum 2013.

Gambar 1. Alasan Pengembangan kurikulum.(Slide 17 presentase uji publik Kurikulum 2013)

Dasar pengembangannya sangat tidak menghargai pengorbanan guru dan pendidik karena fenomena negatif yang mengemuka dikarenakan kurikulum yang tidak tepat. Hal ini berarti dari kurikulum tahun 1964 sampai dengan kurikulum tahun 2006 (KTSP) tidak membentuk karakter siswa dan tidak menekankan guru untuk mendidik siswa agar bertindak selayaknya manusia yang mengecap pendidikan. Dengan kata lain, kurikulum-kurikulum sebelumnya merupakan penyebab dari fenomena-fenomena negatif tersebut. Sepanjang pengetahuan saya mendapatkan pendidikan, tidak satupun guru atau kurikulum yang mengajari berbohong, menyontek, dan perbuatan keji lainnya. Fenomena negatif tersebut terjadi melainkan disebabkan oleh kelalaian orang tua, pengaruh teman dekat, Lingkungan masyarakat (Tingkah laku pejabat, artis dan tokoh idola) dan Media Informasi (youtube, facebook, twitter, google, dan handphone). Berasarkan hal tersebut tidak ada satupun para guru di sekolah yang mampu memainkan peran untuk kesemua alasan yang dijadikan pengembangan kurikulum itu.

7) Guru juga tidak pernah dilibatkan langsung dalam proses pengembangan kurikulum 2013.

(15)

8) Tidak adanya keseimbangan antara orientasi proses pembelajaran dan hasil dalam kurikulum 2013

Keseimbangan sulit dicapai karena kebijakan ujian nasional (UN) masih diberlakukan. UN hanya mendorong orientasi pendidikan pada hasil dan sama sekali tidak memperhatikan proses pembelajaran. Hal ini berdampak pada dikesampingkannya mata pelajaran yang tidak diujikan dalam UN. Padahal, mata pelajaran non-UN juga memberikan kontribusi besar untuk mewujudkan tujuan pendidikan.

B. Anlasisis

Sebenarnya hampir semua kurikulum apa pun landasannya mengandung kesamaan yaitu dimaksudkan untuk membantu siswa belajar dan akhirnya menguasai apa yang dipelajari sehingga tujuan dari proses pendidikan tercapai. Kurikulum baru pun akan tetap banyak kesamaan dengan kurikulum yang sudah-sudah dan tidak mungkin ada kurikulum yang sama sekali terasing dari yang pernah ada. Pelengkapan atau pengurangan hal-hal yang dianggap kurang tepat dengan situasi dan kompetensi yang lebih akan ditekankan dalam keadaan tertentu. Guru juga tidak perlu sangat berharap pada kurikulum baru yang terpenting guru mengembangkan sikap terbuka dan kemandirian yang besar. Bagaimanapun, proses pendidikan di sekolah ada di tangan guru. Guru perlu punya keyakinan bahwa dirinya dapat menyumbangkan sesuatu bagi kemajuan siswa lewat kurikulum apa pun.Kemampuan guru melihat situasi anak didik dalam konteks dan situasinya yang nyata. Dengan mengerti keadaan dan level anak didik secara tepat, guru dapat memilih cara mengajar dan juga bahan yang sebaiknya diberikan kepada anak didik.

Kurikulum nasional hanyalah contoh acuan, namun kurikulum yang sebenarnya adalah yang dijalankan guru dan siswa di kelas yang perlu juga dikembangkan pada diri guru adalah kecintaan untuk membantu siswa berkembang sebagai pribadi utuh.

(16)

BAB III PENUTUP

Berdasarkan kajian dari kekurangan dan kelebihan dari setiap perubahan kurikulum di indonesia dapat ditarik beberapa kesimpulan dan saran yang diharapkan dapat dijadikan bahan bahasan untuk kajian-kajian selanjutnya terhadap kebijakan selanjutnya.

A. Kesimpulan

1. Setiap perubahan kurikulum merupakan perbaikan dari kurikulum sebelumnya, sehingga tidak mungkin ada kurikulum yang sama sekali terasing dari yang pernah ada dan diimplementasikan.

2. Kesiapan dalam menerima setiap perubahan kebijakan terhadap pendidikan harus kita terima dengan tangan terbuka, meskipun perubahan tersebut didasarkan atas kepentingan-kepentingan yang sifatnya tidak ada kaitannya dengan pendidikan itu sendiri.

3. Analisis dan kajian yang bersifat obyektif terhadap setiap kurikulum harus kita lakukan karena perkembangan zaman terus berubah dengan pesat. Perubahan kurikulum dalam setiap masa merupakan bagian dari tuntutan perkembangan tersebut.

4. Kurikulum ketepatan dan keefktifannya dalam implementasi tentunya membutuhkan kajian yang spesifik. Pengkajian tersebut harus diasaskan atas tujuan dan relevansinya terhadap kebutuhan yang semestinya. Berdasarkan kelebihan dan kekurangan setiap kurikulum yang relevan dengan kebutuhan sekolah vokasi (kejuruan) yaitu kurikulum berbasis komptensi dan kurikulum tingkat satuan pendidikan karena dengan kurikulum tersebut sekolah kejuruan akan mampu berjalan beriiringan dengan industri.

B. Saran

1. Setiap kebijakan dalam dunia pendidikan sebaiknya kita sikapi secara obyektif, bukan berdasarkan asumsi dan analisis pribadi karena penerapan setiap kebijakan terhadap pendidan merupakan upaya untuk menjaga kelangsungan dunia pendidikan itu sendiri.

2. Efektif atau tidaknya sebuah kurikulum sangat berkaitan pada implementasinya dan kesiapan elemen pendidikan

(17)

dikembangkan agar tidak terjadi isu-isu yang sifatnya mengubah pola pandang kita dalam menyikapi perubahan.

Gambar

gambar yang saya ambil dari draf uji publik kurikulum 2013.

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Assauri (1999:4) mendefinisikan pemasaran: “Sebagai usaha menyediakan dan menyampaikan barang dan jasa yang tepat kepada orang-orang yang tepat pada tempat dan waktu

Adanya asimetri informasi antara manager dan pemegang saham akan menimbulkan masalah yang bisa merugikan para pemegang saham, tujuan dari penelitian ini adalah bagaimana tata

Imbalan dari fasilitasi yang baik menjadi pembuktian diri: perasaan dan kasih sayang dalam kelompok antara para peserta dan fasilitator; kualitas hasil kegiatan; penegasan

Implementasi Kebijakan Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 Implementasi Kebijakan Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 Tentang Dana Perimbangan di Provinsi

(3) Gaji dan penghasilan lain para anggota Direksi ditetapkan oleh Menteri dengan mengingat ketentuan yang ditetapkan dengan atau berdasarkan Undang- undang. Anggota

Dari hasil wawancara oleh salah satu pakar dalam bidang penyakit dalam yaitu dr.Rita Lailisma Sp,PD dari RSUD Meuraxa Banda Aceh, ada beberapa penyakit yang sering dijadikan sebagai

(2) Sikap dan partisipasi siswa sangat antusias hal ini dapat dilihat dari berbagai kegiatan yang dilakukan oleh siswa yang sangat mendapat dukungan oleh para

Ibu S, Patricia Febrina Dwijayanti, SE., MA selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Bisnis Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya dan Dosen Pembimbing I yang