• Tidak ada hasil yang ditemukan

Model Pendidikan Profesi PLS berbasis Andragogic

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Model Pendidikan Profesi PLS berbasis Andragogic"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

PENDIDIKAN PROFESI PENDIDIK

PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH BERBASIS

ANDRAGOGICAL CONTENT KNOWLEDGE

(2)

1. M

emenuhi peraturan pemerintah tentang...pendidikan profesi bagi

lulusan yang membutuhkan profesionalisme....dan yang menegaskan

bahwa pendidik PLS adalah sebagai suatu profesi.

2.

Tuntutan peningkatan kualitas pendidik PLS melalui penguatan

pengetahuan materi ke PLS-an (

content knowledge

) yang sejalan,

seimbang dan atau

integrated

dengan penguatan pengetahuan

andragogi.

3. M

enegaskan bahwa pendidik PLS adalah sebuah profesi yang perlu

pengakuan pemerintah, masyarakat dan kalangan lain serta dilakukan

melalui sebuah proses pendidikan professional yang bermutu.

4. Perlu ada ketegasan definisi keahlian atau sebutan/gelar profesi di

lingkungan Pendidikan Luar Sekolah yang sejalan dengan fondasi

keilmuan dan jabatan pekerjaan (jabatan fungsional) yang melekat baik

di lembaga pemerintah, swasta maupun lingkungan mayarakat.

1. M

emenuhi peraturan pemerintah tentang...pendidikan profesi bagi

lulusan yang membutuhkan profesionalisme....dan yang menegaskan

bahwa pendidik PLS adalah sebagai suatu profesi.

2.

Tuntutan peningkatan kualitas pendidik PLS melalui penguatan

pengetahuan materi ke PLS-an (

content knowledge

) yang sejalan,

seimbang dan atau

integrated

dengan penguatan pengetahuan

andragogi.

3. M

enegaskan bahwa pendidik PLS adalah sebuah profesi yang perlu

pengakuan pemerintah, masyarakat dan kalangan lain serta dilakukan

melalui sebuah proses pendidikan professional yang bermutu.

4. Perlu ada ketegasan definisi keahlian atau sebutan/gelar profesi di

lingkungan Pendidikan Luar Sekolah yang sejalan dengan fondasi

keilmuan dan jabatan pekerjaan (jabatan fungsional) yang melekat baik

di lembaga pemerintah, swasta maupun lingkungan mayarakat.

(3)

Beberapa Asumsi

Beberapa Asumsi

1. Pendidikan profesi PLS adalah suatu proses pendidikan lanjut setelah pendidikan

akademik berdasar pada upaya menciptakan kesatuan structural dan konseptual dengan

cara memadukan atau meracik (

how to blend

) antara pengetahuan materi (

content

knowledge

) dengan pengetahuan andragogik (andragogik knowledge) atau pengetahuan

lain (ilmu pendukung).

2. Karir pendidik PLS professional harus selaras bagi jabatan fungsional yang selama ini ada

dan merupakan proses berkesinambungan, sehingga harus selalu mendapat pembinaan.

Sehingga untuk menjamin mutu profesi pendidik PLS harus berdasar pada asesmen dan

standard yang diberlakukan secara konsisten pada setiap tahap karier professional

pendidik PLS.

3. Kedudukan pendidikan profesi PLS yang melahirkan tenaga pendidik PLS profesional

merupakan sesuatu hal yang strategis karena bersentuhan secara langsung dengan

peningkatan kemampuan dan kualitas masyarakat (peserta didik) yang selama ini

membutuhkan pendidikan, pendidikan lanjut, pemberdayaan .

4. Untuk menjamin mutu, dan memelihara keberlanjutan lembaga pendidikan profesi PLS

diperlukan sebuah standarisasi melalui akreditasi oleh badan tersendiri (pemerintah,

asosiasi, masyarakat) baik berskala nasional maupun internasional, di samping itu pula

lembaga yang ditunjuk untuk menjamin dan memelihara mutu pendidikan professional

PLS sebaiknya lebih spesifik mengingat karakter PLS memiliki perbedaan dengan

pendidikan lainnya, juga memperhitungkan performa lulusan pendidikan professional

pendidik PLS berupa lisensi dan sertifikasi profesi pendidik PLS.

1. Pendidikan profesi PLS adalah suatu proses pendidikan lanjut setelah pendidikan

akademik berdasar pada upaya menciptakan kesatuan structural dan konseptual dengan

cara memadukan atau meracik (

how to blend

) antara pengetahuan materi (

content

knowledge

) dengan pengetahuan andragogik (andragogik knowledge) atau pengetahuan

lain (ilmu pendukung).

2. Karir pendidik PLS professional harus selaras bagi jabatan fungsional yang selama ini ada

dan merupakan proses berkesinambungan, sehingga harus selalu mendapat pembinaan.

Sehingga untuk menjamin mutu profesi pendidik PLS harus berdasar pada asesmen dan

standard yang diberlakukan secara konsisten pada setiap tahap karier professional

pendidik PLS.

3. Kedudukan pendidikan profesi PLS yang melahirkan tenaga pendidik PLS profesional

merupakan sesuatu hal yang strategis karena bersentuhan secara langsung dengan

peningkatan kemampuan dan kualitas masyarakat (peserta didik) yang selama ini

membutuhkan pendidikan, pendidikan lanjut, pemberdayaan .

4. Untuk menjamin mutu, dan memelihara keberlanjutan lembaga pendidikan profesi PLS

diperlukan sebuah standarisasi melalui akreditasi oleh badan tersendiri (pemerintah,

asosiasi, masyarakat) baik berskala nasional maupun internasional, di samping itu pula

lembaga yang ditunjuk untuk menjamin dan memelihara mutu pendidikan professional

PLS sebaiknya lebih spesifik mengingat karakter PLS memiliki perbedaan dengan

(4)

Kerangka Umum Pendidikan Profesi PLS

Pendidikan Akademik

S1 PLS

Pendidikan Akademik

(S1/DIV non PLS)

Matrikulasi

Pendidikan

Profesi PLS

dengan base

Kompetensi

lain yang

(5)

Content

Knowledge

Andragogic

Knowledge

Andragogical

Content

Knowledge

Categories contributing to andragogical

content knowledge Model 1

(6)

Proses Pendidikan Profesi PLS

1) Transfer pengalaman dalam; pembelejaran,

pengelolaan, pemberdayaan masyarakat dalam

setting otentik (

early exposure at the real

setting

)

2) Pemaduan antara teori dan praktik

membelajarkan, mengelola dan meberdayakan

masyarakat dalam konteks latihan praktik,

3) Berlansung secara kolaboratif partisipatif dalam

lingkungan masyarakat (komunitas) professional

yang sebenarnya (diadaptasi dari

pedagogic

knowledge

).

1) Transfer pengalaman dalam; pembelejaran,

pengelolaan, pemberdayaan masyarakat dalam

setting otentik (

early exposure at the real

setting

)

2) Pemaduan antara teori dan praktik

membelajarkan, mengelola dan meberdayakan

masyarakat dalam konteks latihan praktik,

3) Berlansung secara kolaboratif partisipatif dalam

lingkungan masyarakat (komunitas) professional

yang sebenarnya (diadaptasi dari

pedagogic

(7)

PLS S1

(Akademik)

Non PLS S1/DIV

(Akademik)

Bekerja

Pendidikan

Profesi PLS

Matrikulasi

- Pendidik sosial - Pengelola - Pemberdaya - Andragog Pendidik PLS Profesional - Pendidik sosial - Pengelola

(8)

MODEL UTUH PENDIDIKAN PROFESI PLS

- Pendidik sosial - Pengelola

(9)

SISTEM KREDIT PENDIDIKAN PROFESI PLS

36 – 40

CREDITS

PENDIDIKAN PROFESI PENDIDIK PLS

(PROFESSIONAL PROGRAM)

WORKSHOP

(membelajarkan,

Memberdayakan,

Mengelola)

PRAKTIK

(membelajarkan,

Memberdayakan,

Mengelola)

(10)

Model Implementasi Kurikulum

Non- Block

Curriculum

Implementasi

Curriculum

Block Curriculum

Workshop

Workshop

Praktik

Praktik

Evaluasi and monitor

Evaluasi and monitor

Evaluasi and monitor

Workshop

Praktik

Evaluasi and monitor

(11)
(12)

Assessment Procedures, Evaluation of Outcomes

Educational Ends, Goals, purposes and values

NFE Curriculum Knowledge

Content Knowledge Knowledge of

learners and learning

Andragogical Content Knowledge

Knowledge of NFE contexts

Knowledge of life long education

contexts Andragogical

Knowledge

(13)

Andragogic

Knowledge

Content

Knowledge (NFE)

Andragogical

Content Knowledge

Contextual

Knowledge

(NFE)

(14)

Andragogical

Content Knowledge

Andragogic

Knowledge

Non Formal

Educational

Knowledge

Content

Knowledge

(Bid Stud)

(15)
(16)

Saran Rencana Aksi dalam Menyusun Desain P4PLS

1. Pengembangan visi misi masa depan PLS yang jelas terutama keahlian lulusan yang dihasilkan dengan

berbasis pada kompetensi yang koheren dengan keilmuan (kurikulum) dan realitas di masyarakat

dengan focus pada peningkatan kualitas proses belajar mahasiswa (peserta didik calon tenaga pendidik PLS professional) dan kualitas kerja dosen.

2. Pengembangan pembelajaran yang berkualitas dan didukung oleh hasil-hasil penelitian yang koheren dengan keilmuan,

3. Pengokohan dan penguatan reputasi akademik Ke-PLS-an, akreditasi program studi, kerjasama dalam penyelenggaraan pendidikan profesi PLS (mitra kerja untuk kegiatan praktik),

4. Dalam mengelola dan mengembangkan pendidikan profesi PLS perlu penguatan kelembagaan dan kapabilitas manajemen yang didukung oleh berbagai perangkat yang dibutuhkan (naskah akademik, kerangka kurikulum, mekanisme penyelenggaraan, penjaminan mutu, mitra kerja dan berbagai pedoman lain yang dibutuhkan),

5. Desain pendidikan profesi PLS dalam pelaksanaannya diharapkan mampu mengisi kebutuhan jabatan pekerjaan (jabatan fungsional) yang selama ini ada atau memungkinkan lulusannya mandiri serta bisa diikuti pada masa prajabatan dan masa dalam jabatan,

6. Desain pendidikan profesi PLS dikembangkan dengan merujuk pada keterpaduan antara penguatan pengetahuan materi (content knowledge) yang sejalan, seimbang atauintegrateddengan penguatan pengetahuan andragogik (andragogic knowledge) sehingga kekokohan pengetahuan andragogik tidak menjadi keraguan dan merupakan ranah penting dalam melahirkan tenaga profesional yang

memperoleh pengakuan pemerintah, masyarakat dan kalangan lain karena dilakukan melalui sebuah proses pendidikan professional yang bermutu.

1. Pengembangan visi misi masa depan PLS yang jelas terutama keahlian lulusan yang dihasilkan dengan berbasis pada kompetensi yang koheren dengan keilmuan (kurikulum) dan realitas di masyarakat

dengan focus pada peningkatan kualitas proses belajar mahasiswa (peserta didik calon tenaga pendidik PLS professional) dan kualitas kerja dosen.

2. Pengembangan pembelajaran yang berkualitas dan didukung oleh hasil-hasil penelitian yang koheren dengan keilmuan,

3. Pengokohan dan penguatan reputasi akademik Ke-PLS-an, akreditasi program studi, kerjasama dalam penyelenggaraan pendidikan profesi PLS (mitra kerja untuk kegiatan praktik),

4. Dalam mengelola dan mengembangkan pendidikan profesi PLS perlu penguatan kelembagaan dan kapabilitas manajemen yang didukung oleh berbagai perangkat yang dibutuhkan (naskah akademik, kerangka kurikulum, mekanisme penyelenggaraan, penjaminan mutu, mitra kerja dan berbagai pedoman lain yang dibutuhkan),

5. Desain pendidikan profesi PLS dalam pelaksanaannya diharapkan mampu mengisi kebutuhan jabatan pekerjaan (jabatan fungsional) yang selama ini ada atau memungkinkan lulusannya mandiri serta bisa diikuti pada masa prajabatan dan masa dalam jabatan,

6. Desain pendidikan profesi PLS dikembangkan dengan merujuk pada keterpaduan antara penguatan pengetahuan materi (content knowledge) yang sejalan, seimbang atauintegrateddengan penguatan pengetahuan andragogik (andragogic knowledge) sehingga kekokohan pengetahuan andragogik tidak menjadi keraguan dan merupakan ranah penting dalam melahirkan tenaga profesional yang

(17)

TERIMAKASIH

Referensi

Dokumen terkait

Dalam proses belajar, motivasi sangat diperlukan untuk melangsungkan kegiatan pendidikan, sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar, tak akan

Jenis industri yang mengalami kenaikan antara lain industri percetakan dan reproduksi media rekaman sebesar 34,53 persen, industri pengolahan tembakau sebesar 30,51

penulis dalam mengumpulkan sumber baik berupa fakta maupun data yang memiliki keterkaitan dengan kajian mengenai “ Perubahan Sosial Ekonomi Masyarakat Desa

Disamping itu, Industri juga mengharapkan adanya hasil atas modal yang telah ditanamkannya sehingga mampu memberikan tambahan modal (investasi baru) dan kemakmuran

- Peserta didik mencariu berbagai informasi tentang perlunya pola hidup sederhana dan perilaku orang yang senantiasa pola hidup sederhana.. - Peserta didik menyimak penjelasan

A. Tujuan Percobaan Mampu membuat simplisia dengan kandungan zat berkhasiat tidak mengalami kerusakan dan dapat disimpan (tahan

Pada tahun 2010 kabupaten yang memiliki kontribusi luas panen jagung terbesar adalah kabupaten simalungun yaitu sebesar 26,56 persen dan disusul oleh Kabupaten Karo yaitu

Skripsi ini berjudul “ Geologi dan Analisis Geokimia Batubara Formasi Menggala Daerah Koto Lamo dan Sekitarnya, Kabupaten Limapuluh Kota, Provinsi Sumatera Barat ”