• Tidak ada hasil yang ditemukan

S PSI 1103865 Chapter3

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "S PSI 1103865 Chapter3"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

19

BAB III

METODE PENELITIAN

Bab ini akan memaparkan metode penelitian dan bagaimana teori yang

dibahas dalam bab sebelumnya diaplikasikan dalam penelitian. Bab ini akan

terdiri dari beberapa bagian, diantaranya tempat dan partisipan penelitian, desain

penelitian, teknik pengumpulan data, dan analisis data.

3.1Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif. Adapun metode

kuantitatif yang digunakan adalah korelasional yakni penelitian yang

dimaksudkan untuk menyelidiki suatu keadaan dengan mengetahui tingkat

hubungan antara dua variabel atau lebih tanpa melakukan perubahan, tambahan,

atau manipulasi terhadap data yang sudah ada (Arikunto, 2010: 4). Metode korelasional ini dipakai untuk mengetahui hubungan antara status identitas

vokasional dan kesiapan kerja pada siswa SMK kelas XII.

3.2Populasi dan Sampel

3.2.1 Populasi

Populasi dalam penelitian merupakan keseluruhan atau wilayah

generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang memiliki karakteristik dan

kualitas tertentu yang telah ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari hingga

kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2014). Populasi pada penelitian ini

adalah seluruh siswa SMK kelas XII. Karena jumlah populasi yang sangat

banyak, maka peneliti hanya meneliti sampel, tetapi kesimpulannya dapat

berlaku bagi populasi karena baik dari jumlah maupun karakteristiknya sampel

tersebut mewakili populasi (Sukmadinata, 2009).

3.2.2 Sampel dan Karakteristik Sampel Penelitian

Penelitian ini dilakukan kepada siswa SMK Kelas XII di Kota Bandung

(2)

SMKN 4 Bandung, 65 siswa SMK Taman Siswa, dan 50 siswa SMK Pahlawan

Toha. Pemilihan partisipan siswa SMK kelas XII sebagai subjek karena siswa

SMK dianggap sudah mampu menentukan vokasinya karena kurikulum

pendidikan yang didapatkan lebih terarah pada suatu profesi pekerjaan tertentu

sesuai jurusan yang dipilih.

3.2.3 Teknik Sampling

Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah

non-probability sampling yaitu purposive sampling dengan menentukan seseorang menjadi sampel atau tidak berdasarkan pada kriteria tertentu (Siregar, 2013).

Salah satu pertimbangan menggunakan teknik sampling ini dikarenakan

karakteristik sampel telah ditentukan yaitu siswa SMK kelas XII di Kota

Bandung.

3.3Variabel dan Definisi Operasional

3.3.1 Variabel Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan hubungan Status Identitas

Vokasional dengan Kesiapan Kerja. Variabel dalam penelitian ini terdiri dari

dua jenis yaitu:

a. Variabel 1 : Status Identitas Vokasional

b. Variabel 2.: Kesiapan Kerja.

3.3.2 Definisi Operasional

a. Status Identitas Vokasional

Secara operasional Status Identitas Vokasional didefinisikan

sebagai penghayatan subjektif siswa SMK mengenai

kemampuan-kemampuan dan keyakinan- keyakinan berhubungan dengan suatu bidang

pekerjaan yang terstruktur melalui eksplorasi dan komitmen. Eksplorasi

dilakukan terhadap 5 aspek, yaitu: Knowledgeability, Activity directed

toward gathering information, Emotional tone, dan Desire to make an early decision. Sedangkan komitmen dilakukan terhadap 6 aspek yaitu:

(3)

identity element, Emotional tone, Identification with significant others, Perfection of one’s personal future, dan Resistance to being swayed.

b. Kesiapan Kerja

Secara operasional Kesiapan Kerja adalah kesediaan dan perilaku

dalam diri siswa SMK untuk melakukan pekerjaan sesuai ketentuan yang

ditetapkan di dunia kerja. Dalam hal ini kesiapan kerja dapat ditinjau

berdasarkan 6 aspek, yaitu: Responsibility, Flexibility, Skills,

Communication, Self View, dan Health & Savety.

3.4Instrumen Penelitian

Instrumen dalam penelitian ini menggunakan dua pengukuran, yaitu skala

pengukuran status identitas vokasional, dan skala pengukuran kesiapan kerja.

3.4.1 Instrumen Status Identitas Vokasional

Instrumen status identitas vokasional yang akan digunakan dalam

penelitian ini dikemukakan oleh James Marcia (1993), yang terdiri dari dua

dimensi yaitu eksplorasi dan komitmen. Aspek-aspek pembentukan identitas vokasional diturunkan menjadi indikator-indikator. Setelah itu, menyusun item-item pernyataan sesuai dengan indikator-indikator tersebut untuk mengungkap pembentukan identitas vokasional (Marcia, 1993).

Kisi-kisi instrumen pembentukan identitas vokasional remaja dapat dilihat pada tabel (Marcia, 1993).

Tabel 3.1

Kisi-kisi Instrumen Status Identitas Vokasional

Aspek Indikator

Item Jumlah

item Favorable Unfavorable

Eksplorasi Knowledgeability 1,2,3 - 3

(4)

elements

Emotional tone 11 12 2

Desire to make

an early decision 13,14,15 -

3

Komitmen Knowledgeability 16,17,18 - 3

Activity directed

Instrumen kesiapan kerja yang akan digunakan dalam penelitian ini

adalah instrument yang dibuat oleh Robert P. Brady (2009), yang terdiri dari

enam dimensi yaitu responsibility, flexibility, skills, communication, self

view,dan health and savety. Aspek-aspek kesiapan kerja diturunkan menjadi

indikator-indikator oleh peneliti, kemudian disusun item-item pernyataan sesuai

dengan indikator-indikator tersebut untuk mengungkap kesiapan kerja yang

(5)

Tabel 3.2

Kisi-kisi Instrumen Kesiapan Kerja

Variabel Dimensi

Item Jumlah

item Favorable Unfavorable

Eksplorasi Responsibility 1,3,4,6,7 2,5,8 8

Flexibility 9,10 11 3

Skills 12,13,15 14,16 5

Communication 17,18 19 3

Self View 20,21,23,24 22,25 6

Health & Safety 26,27,28 - 3

Jumlah Item 28

3.4.3 Teknik Skoring

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan skala Likert, yang memberikan alternatif jawaban pertanyaan pada masing-masing item

pernyataan. Dalam penyusunannya, skala likert ini berisikan poin yang

menunjukkan sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), sangat tidak

setuju (STS), item pernyataan terdiri dari item-item yang bersifat favorable yang mendukung terhadap indikator variabel yang diungkap dan item-item yang

bersifat unfavorable yang menunjukkan tidak mendukung terhadap indikator

variabel yang diungkap. Responden diminta untuk memilih salah satu respon

yang sesuai dengan dirinya terhadap satu item pernyataan yang disajikan dalam

(6)

Tabel 3.3

Penyekoran Kuesioner

Pilihan Jawaban

Nilai Pernyataan

Favorable Unfavorable

Sangat Setuju 4 1

Setuju 3 2

Tidak Setuju 2 3

Sangat Tidak Setuju 1 4

3.5Kategorisasi Skala

3.5.1 Kategorisasi Status Identitas Vokasional

Status identitas vokaisonal terbagi menjadi empat kategori, yaitu identity achievement, identity moratorium, identity foreclosure, dan identity diffusion.

Pengkategorian bertujuan untuk mengetahui gambaran pembentukan status

identitas vokasional siswa SMK kelas XII. Agar memudahkan

pengkategorisasian maka item-item eksplorasi dan komitmen dipisahkan

terlebih dahulu.

Tabel 3.4

Kategorisasi Status Identitas Remaja

No Eksplorasi Komitmen Kategori

1 Tinggi Tinggi Identity Achievement

2 Tinggi Rendah Identity Moratorium

3 Rendah Tinggi Identity Foreclosure

4 Rendah Rendah Identity Diffusion

Dari dimensi eksplorasi dan komitmen, data responden dikelompokkan

menjadi dua kategori yaitu tinggi dan rendah. Pengkategorian itu dilakukan

dengan menggunakan perhitungan skor X yang merupakan representasi deviasi

distribusi normal, dan dengan norma skala 2 level. Perhitungan yang dipakai

(7)

Tinggi : X ≥ μ (rata-rata populasi)

Rendah : X < μ (rata-rata populasi)

(Ihsan, 2013)

Hasil penghitungan Dua Level tersebut:

Eksplorasi Komitmen

Tinggi : X ≥ 37 Tinggi : X ≥ 49

Rendah : X < 37 Rendah : X < 49

Dari penjelasan diatas dapat dibuat pengkategorisasian data responden

sebagai berikut:

Tabel 3.5

Kategorisasi Status Identitas Vokasional

Dimensi Skor Kriteria

Eksplorasi

X ≥ 37 Tinggi

X < 37 Rendah

Komitmen

X ≥ 49 Tinggi

X < 49 Rendah

3.5.2 Kategorisasi Kesiapan Kerja

Untuk mengetahui gambaran kesiapan kerja siswa SMK kelas XII maka

ressponden dibagi ke dalam lima tingkat kesiapan kerja, yaitu kesiapan kerja

sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah. Dengan kelima tingkat

tersebut perhitungan yang dipakai menggunakan rumus lima level, yaitu:

a. Kesiapan kerja sangat tinggi : X > μ + 1,5σ

b. Kesiapan kerja tinggi : μ + 0,5σ< X ≤ μ + 1,5σ

c. Kesiapan kerja sedang : μ – 0,5σ < X ≤ μ + 0,5σ

d. Kesiapan kerja rendah : μ – 1,5σ< X ≤ μ – 0,5σ

(8)

Sistem penilaiannya dengan menggunakan mean (μ) yang diperoleh

responden dengan deviasi standar (σ). Berdasarkan penelitian, maka diperoleh mean (μ) sebesar 70 dan deviasi standar (σ) sebesar 6 (Ihsan, 2013).

Berdasarkan penjelasan diatas, maka akan menghasilkan

pengkategorisasian kesiapan kerja sebagai berikut:

Tabel 3.6

Kategorisasi Kesiapan Kerja

No Skor Kriteria

1 X > 79 Sangat Tinggi

2 73 < X ≤ 79 Tinggi

3 67< X ≤ 73 Sedang

4 61 < X ≤ 67 Rendah

5 X ≤ 61 Sangat Rendah

3.6Analisis Instrumen

3.6.1 Uji Validitas

Uji validitas merupakan ketepatan suatu alat ukur dalam menjalankan

fungsi pengukuran sesuai dengan tujuan pengukuran (Azwar, 2011, hlm. 5).

Tujuan uji validitas ini adalah mengetahui sejauh mana ketepatan dan

kecermatan suatu instrumen pengukuran dalam melakukan fungsi ukurnya.

Instrumen dikatakan valid apabila mampu mengungkap data dari variabel yang

diteliti secara tepat.

Dalam penelitian ini, uji validitas instrumen dilakukan terlebih dahulu

dengan menguji validitas isi (content validity), yaitu dengan meneliti sejauhmana pertanyaan, tugas atau butir dalam suatu tes atau instrumen mampu

mewakili secara keseluruhan dan proporsional perilaku sampel yang dikenai tes

tersebut (Gregory, 2000). Artinya tes mencerminkan keseluruhan konten atau

materi yang diujikan atau yang seharusnya dikuasai secara proporsional. Oleh

karena itu, pengujian validitas ini perlu dilakukan apakah instrumen penelitian

ini sudah tepat atau masih perlu diperbaiki lagi oleh para professional sebelum

(9)

Dari hasil penilaian para ahli tersebut, item-item setiap instrumen secara

keseluruhan sudah cukup relevan dengan fungsi pengukurannya. Pada alat ukur

status identitas vokasional dan kesiapan ini terdapat beberapa item yang direvisi

susunan kalimatnya. Selanjutnya peneliti melakukan try out kepada 103 siswa SMK kelas XII sebagai responden, pada tanggal 7-18 September 2015.

3.6.2 Analisis Item

Menurut Arikunto (2006), tujuan dari analisis item adalah mengadakan

identifikasi soal-soal yang baik, kurang baik, dan soal yang buruk. Setelah

melakukan try out, peneliti melakukan analisis item kembali dengan mengkorelasikan skor item dengan skor total instrumen.

Dalam penelitian ini dikarenakan reliabilitas yang kecil serta jumlah

item yang sedikit maka analisis item yang digunakan yaitu dengan

menghilangkan beberapa item yang buruk guna meningkatkan reliabilitas

instrument menggunakan bantuan software SPSS versi 18.0. a. Analisis Item Instrumen Status Identitas Vokasional

Berdasarkan analisis item yang telah dilakukan terhadap 33 item dalam

instrumen status identitas vokasional diperoleh hasil 28 item yang valid.

Secara rinci item-item tersebut dapat dilihat dalam tabel berikut ini:

Tabel 3.7

Hasil Analisis Item Instrumen Status Identitas Vokasional

Item Layak Item Tidak

Layak

1,2,3,4,5,6,8,11,12,13,14,15,16,17,18,19,20,

21,22,23,24,25,27,28,30,31,32,33,

7,9,10,26,29

Selanjutnya, item-item yang layak akan digunakan untuk instrumen

penelitian yang sesungguhnya, sedangkan item-item yang tidak layak akan

dihapus dan tidak dipergunakan kembali dalam instrumen penelitian yang

sesungguhnya karena tidak mampu mengukur apa yang seharusnya diukur.

b. Analisis Item Instrumen Kesiapan Kerja

Berdasarkan analisis item yang telah dilakukan terhadap 28 item dalam

instrumen kesiapan kerja diperoleh hasil 21 item yang valid. Secara rinci

(10)

Tabel 3.8

Hasil Analisis Item Kesiapan Kerja

Item Layak Item Tidak

Layak

1,3,4,6,7,9,10,11,12,13,14,16,17,18,19,20,21,2

2,23,27,28

2,5,8,15,24,25,26

Selanjutnya, item-item yang layak akan digunakan untuk instrumen

penelitian yang sesungguhnya, sedangkan item-item yang tidak layak akan

dihapus dan tidak dipergunakan kembali dalam instrumen penelitian yang

sesungguhnya karena tidak mampu mengukur apa yang seharusnya diukur.

3.6.3 Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah sejauhmana hasil suatu proses pengukuran dapat

dipercaya (Azwar, 2011). Reliabilitas selanjutnya pada aplikasinya dinyatakan

oleh koefisien reliabilitas, yang angkanya berada dalam rentang dari 0 sampai

dengan 1,00. Koefisien reliabilitas inilah yang dapat menunjukkan sejauhmana

suatu alat ukur dapat dipercaya dan diandalkan. Semakin tinggi koefisien

reliabilitas mendekati angka 1,00 berarti semakin tinggi reliabilitas dan semakin

kecil kesalahan pengukuran. Sebaliknya koefisien reliabilitas yang semakin

rendah mendekati angka 0 berarti semakin rendah reliabilitasnya dan semakin

besar kesalahan pengukuran.

Pengujian reliabilitas instrument dalam penelitian ini dilakukan

menggunakan program SPSS versi 18.0 melalui teknik alpha cronbach untuk mengetahui seberapa konsisten tiap-tiap item dalam suatu instrument. Adapun

(11)

Tabel 3.9

Koefisien Reliabilitas Alpha Cronbach

Koefisien Reliabilitas α Kriteria

> 0,900 Sangat Reliabel

0,700 – 0,900 Reliabel

0,400 – 0,700 Cukup Reliabel

0,200 – 0,400 Kurang Reliabel

< 0,200 Tidak Reliabel

Berikut ini merupakan hasil uji reliabilitas masing-masing instrument

pada penelitian ini.

a. Reliabilitas Instrumen Status Identitas Vokasional

1. Reliabilitas Aspek Eksplorasi

Reliability Statistics

Hasil uji reliabilitas Alpha Cronbach pada skala Status Identitas

Vokasional aspek eksplorasi menghasilkan koefisian reliabilitas sebesar 0,719.

Hal ini menunjukkan bahwa instrument penelitian ini reliabel untuk digunakan

karena menghasilkan koefisien reliabilitas 0,719 > 0,60.

2. Reliabilitas Aspek Komitmen

Reliability Statistics

Hasil uji reliabilitas Alpha Cronbach pada skala Status Identitas

(12)

Hal ini menunjukkan bahwa instrument penelitian ini reliabel untuk digunakan

karena menghasilkan koefisien reliabilitas 0,737 > 0,60.

b. Reliabilitas Instrumen Kesiapan Kerja

Reliability Statistics

Hasil uji reliabilitas Alpha Cronbach pada skala Kesiapan Kerja

menghasilkan koefisian reliabilitas sebesar 0,803. Hal ini menunjukkan bahwa

instrument penelitian ini reliabel untuk digunakan karena menghasilkan

koefisien reliabilitas 0,803 > 0,60.

3.7Prosedur Penelitian

3.7.1 Tahap Persiapan

Tahap persiapan dilakukan dalam beberapa kegiatan, yaitu:

a. Mencari fenomena dan masalah yang akan diteliti

Fenomena yang terjadi menjadi dasar permasalahan penelitian yang

akan diteliti.

b. Melakukan studi literatur

Untuk mendapatkan gambaran yang jelas berkaitan dengan variabel

yang akan diteliti, diperlukan studi literatur/kepustakaan.

c. Penyusunan proposal penelitian

Menyusun proposal merupakan tahap awal penelitian yang diajukan

saat mengontrak mata kuliah Seminar Psikologi Industri dan

Organisasi.

d. Mengajukan proposal penelitian kepada Dewan Skripsi

Proposal diajukan kepada dewan skripsi dan kemudian disetujui ketua

dewan skripsi dan dosen pembimbing, tentunya setelah melakukan

(13)

e. Penyusunan Instrumen

Alat pengumpul data berupa angket/kuesioner yang disusun sendiri

dan adaptasi, juga dikembangkan dari teori yang dikemukakan oleh

ahli, kemudian melakukan judgment instrumen yang telah dibuat kepada 2 orang dosen dan 1 orang guru SMK.

f. Uji coba instrumen

Uji coba instrument dilakukan kepada 103 orang siswa SMK kelas

XII.

3.7.2 Tahap Pelaksanaan

Dalam penelitian ini, pelaksanaan pengumpulan data melalui

penyebaran kuesioner terhadap siswa SMK kelas XII sebagai responden.

Peneliti membagikan angket kepada responden. Kegiatan yang dilakukan

dalam pengumpulan data adalah sebagai berikut:

a. Mendatangi SMK SMK di Kota Bandung dan mengurus perijinan

kepada pihak sekolah.

b. Memberikan kuesioner penelitian kepada responden.

c. Memberikan penjelasan mengenai cara pengisian kuesioner.

d. Mengumpulkan kuesioner yang telah diisi oleh responden.

e. Memberikan reward kepada para responden yang sudah bersedia

mengisi kuesioner penelitian.

3.7.3 Tahap Pengolahan Data

Prosedur yang dilakukan dalam proses pengolahan data, yaitu:

a. Verifikasi Data

Dilakukan untuk mengecek kelengkapan jumlah kuesioner yang

terkumpul dan kelengkapan kuesioner yang sudah terisi oleh

responden.

b. Input dan Skoring Data

Input data merupakan proses dimana peneliti merekap dan menginput

semua data yang telah diperoleh.

c. Pengolahan Data secara Statistik

Dari data yang telah diperoleh kemudian peneliti melakukan skoring,

(14)

menguji korelasi antar variabel untuk menguji hipotesis penelitian.

dengan menggunakan program SPSS versi 16.0.0 for windows.

3.7.4 Tahap Pengolahan Data

a. Mendeskripsikan dan menginterpretasi data yang telah diolah

b. Membahas hasil dan analisis penelitian berdasarkan teori yang

digunakan

c. Membuat kesimpulan, saran, dan rekomendasi dari hasil penelitian

d. Menyusun laporan hasil penelitian dan dipresentasikan sesuai dengan

ketentuan yang berlaku.

3.8Analisis Data

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kuantitatif

sehingga dalam analisis datanya menggunakan statistik sebagai alat bantu. Hasil

analisis tersebut berupa angka-angka yang kemudian akan dijelaskan dan

diinterpretasikan dalam bentuk uraian. Teknik uji statistik yang digunakan

peneliti dalam menganalisis dan mengolah data penelitian meliputi:

3.8.1 Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif digunakan untuk memperoleh gambaran deskriptif

mengenai karakteristik responden penelitian. Teknik statistik deskriptif yang

digunakan dalam penelitian ini meliputi analisis frekuensi, mean, standar deviasi

dan jangkauan skor penelitian. Teknik ini digunakan untuk menggambarkan

karakteristik responden penelitian yang meliputi jenis kelamin, usia, jurusan,

dan pengalaman bekerja.

3.8.2 Uji Perbedaan Mean Antar Kelompok

a. Uji Independent Samples T-Test

Teknik uji statistik independent samples T-test digunakan untuk

menganalisis atau membandingkan skor Mean dua kelompok yang berbeda

pada setiap variabel penelitian. Teknik uji statistik ini digunakan untuk

membandingkan skor setiap variabel berdasarkan pengelompokkan jenis

(15)

Uji independent t-test dilakukan setelah dilakukan terlebih dahulu uji

kesamaan varian (homogenitas) dengan F test (Levene’s Test). Uji F ini

memiliki ketentuan jika nilai (sig.) p > 0,05 maka kedua varian adalah sama

dan uji T menggunakan Equal Variance Assumed, sebaliknya jika nilai (sig.) p < 0,05 maka kedua varian adalah berbeda dan uji T menggunakan Equal Variance Not Assumed. Sedangkan untuk uji T, memiliki ketentuan jika -ttabel < thitung < ttabel dan nilai (sig. 2 tailed) > 0,05; maka tidak terdapat

perbedaan antar kelompok responden, sebaliknya jika -thitung < -ttabel atau

thitung > ttabel dan nilai (sig. 2 tailed) < 0,05; maka terdapat perbedaan antar

kelompok responden.

b. Uji One Way ANOVA

Uji ini digunakan untuk menghitung ada atau tidaknya perbedaan

mean untuk lebih dari dua kelompok. Dalam penelitian ini, uji one way

ANOVA digunakan untuk mengetahui perbedaan dari kelompok responden

berdasarkan usia, dan jurusan.

Uji One Way ANOVA dilakukan setelah dilakukan terlebih dahulu

uji kesamaan varian (homogenitas) dengan F test (Levene’s Test). Uji F ini

memiliki ketentuan jika nilai (sig.) p > 0,05 maka ketiga atau lebih varian

adalah sama dan, sebaliknya jika nilai (sig.) p < 0,05 maka ketiga atau lebih varian adalah berbeda. Sedangkan untuk uji F, memiliki ketentuan jika Fhitung

< Ftabel dan nilai (sig. 2 tailed) > 0,05; maka tidak terdapat perbedaan antar

kelompok responden, sebaliknya jika Fhitung > Ftabel dan nilai (sig. 2 tailed) <

0,05; maka terdapat perbedaan antar kelompok responden.

3.8.3 Uji Normalitas Kolmogorov Smirnov

Uji Normalitas Kolmogorov Smirnov digunakan untuk mengetahui

apakah analisis data berdistribusi normal atau tidak dengan ketentuan sebagai

berikut:

a. Data berdistribusi normal jika hasil uji (p-value) > 0,05. Uji Normalitas

Kolmogorov Smirnov dibuat dengan membuat hipotesis:

Ho: Data berdistribusi normal

(16)

b. Jika probabilitas (sig.) > 0,05 dengan α = 5%, maka Ho diterima dan data

berdistribusi normal, sebaliknya jika probabilitas (sig.) < 0,05 dengan α =

5%, maka Ha diterima dan distribusi data tidak normal.

3.8.4 Uji Linearitas

Uji linearitas digunakan untuk menghitung apakah variabel 1 dan

variabel 2 memiliki hubungan yang linear atau tidak secara signifikansi. Uji

linear digunakan sebagai prasyarat dalam analisis korelasi atau regresi linear.

Pengujian pada SPSS dengan menggunakan Test for Linearity dengan pada taraf signifikansi 0,05. Dua variabel dikatakan mempunyai hubungan yang linear bila

signifikansi (linearity) kurang dari 0,05 atau p > 0,05.

3.8.5 Uji Hipotesis

Dalam penelitian ini, uji korelasi Pearson Product Moment digunakan untuk mengetahui hubungan dari Status Identitas Vokasional dengan Kesiapan

Kerja. Melalui teknik korelasi Pearson, peneliti memperoleh gambaran besar

arah hubungan kedua variabel yang diukur. Uji korelasi Pearson Product Moment memiliki ketentuan sebagai berikut:

1) Hipotesis dari uji korelasi Pearson Product Moment dapat dibuat dalam

bentuk kalimat:

Ho: Tidak terdapat hubungan antara variabel X dengan variabel Y

Ha: Ada hubungan antara variabel X dengan variabel Y

2) Jika probabilitas sig. > α atau jika - ttabel ≤ thitung≤ ttabel, dengan α = 0,05/2 =

5% maka Ho diterima yang memiliki arti bahwa tidak terdapat hubungan

antara variabel X dengan variabel Y. Sebaliknya, jika probabilitas sig. < α

atau jika thitung > ttabel, dengan α = 0,05/2 = 5% maka Ha diterima yang

berarti bahwa terdapat hubungan antara variabel X dengan variabel Y.

Tinggi atau rendahnya korelasi kedua variabel dapat dilihat melalui nilai

(17)

Tabel 3.10

Klasifikasi Korelasi Pearson (Guilford Dan Fruchter, 1978)

Koefisien Korelasi (rxy) Klasifikasi

0,90 < rxy≤ 1,00 Korelasi antara kedua variabel sangat tinggi

0,70 < rxy≤ 0,90 Korelasi antara kedua variabel tinggi

0,40 < rxy≤ 0,70 Korelasi antara kedua variabel cukup

0,20 < rxy≤ 0,40 Korelasi antara kedua variabel rendah

Gambar

Tabel 3.1 Kisi-kisi Instrumen Status Identitas Vokasional
Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Kesiapan Kerja
Tabel 3.3 Penyekoran Kuesioner
Tabel 3.5 Kategorisasi Status Identitas Vokasional
+3

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyimpanan produk fermentasi lumpur sawit selama 12 minggu dalam kemasan kantong plastik, karung pakan maupun kantong semen nyata

Dalam penyusunan Standar Kompetensi Jabatan Fungsional Pengawas Radiasi, hasil kerja diperoleh dengan menganalisis rincian tugas pengawas radiasi dan kegiatan/unsur

Dengan memperhatikan pasal di atas bahwa masa berlaku hak cipta adalah 50 tahun, maka sebelum jangka waktu yang ditentukan tadi secara otomatis jika kita menggunakan

Metode yang akan digunakan pada prediksi harga cabai dan bawang merah adalah hybrid Elman neural network dengan genetic algorithm atau dalam Bahasa Indonesia hybrid

Agus Salim tidak memungkinkan untuk dilakukan penambahan fasilitas on street parking berupa penambahan SRP, bila dilihat dari kondisi lalu lintas dengan penyediaan

Dengan cara demikian diharapkan akan dapat diwujudkan pola pemerintahan daerah yang efektif, efisien, bersih dan berwibawa serta didukung oleh partisipasi

Bermakna bahwa pembangunan yang dilaksanakan harus mampu menciptakan masyarakat yang memiliki kekuatan, kemampuan dan tenaga serta memiliki solusi terbaik dalam

Selain itu juga analisis terhadaap data hasil tes akhir dilakukan untuk melihat kemampuan pemahaman konsep dari pembelajaran yang dilakukan dengan cara menghitung