• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Senyawa Merkurium (Hg) dalam Alas Bedak Merk A,B, dan C (Merk tidak Terdaftar) dengan Metode ICPS - Ubaya Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Senyawa Merkurium (Hg) dalam Alas Bedak Merk A,B, dan C (Merk tidak Terdaftar) dengan Metode ICPS - Ubaya Repository"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS SENYAWA MERKURIUM (Hg) DALAM ALAS BEDAK MERK A, B, DAN C (MERK TIDAK TERDAFTAR)

DENGAN METODE ICPS Liviana, 2009

Pembimbing : (I) Farida Suhud, (II) Soediatmoko

ABSTRAK

Seiring dengan perkembangan jaman, muncul berbagai macam produk kosmetik di pasaran. Namun hal ini tidak diimbangi dengan pengetahuan masyarakat untuk memilih kosmetik yang aman. Merkurium (Hg) merupakan salah satu bahan berbahaya yang kerap kali digunakan dalam kosmetik yang digunakan sebagai pemutih. Pemakaian merkurium (Hg) dapat mengakibatkan efek negatif mulai iritasi kulit hingga mengganggu kerja saraf dan ginjal. Penelitian dilakukan terhadap alas bedak merk A, B, dan C yang tidak terdaftar. Penetapan kadar merkurium (Hg) pada sampel alas bedak dilakukan dengan metode destruksi basah yang kemudian dianalisis menggunakan metode Inductively Coupled Plasma Spectrometry dengan alat ICPS ARL Fisons 3410+. Dari penelitian terhadap tiga sampel alas bedak, diperoleh hasil bahwa satu sampel mengandung merkurium (Hg), yaitu alas bedak A mengandung merkurium (Hg) sebanyak 0,017%. Sedangkan alas bedak B dan C tidak mengandung merkurium (Hg). Terdapatnya kandungan merkurium (Hg) dalam alas bedak A berarti produk tersebut sudah melanggar Peringatan Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia No: KH.00.01.3352, tanggal: 7 September 2006 tentang kosmetik yang mengandung bahan dan zat yang dilarang.

(2)

ANALYSIS OF MERCURYUM (Hg) ON FOUNDATION BRAND A, B, AND C (UNREGISTERED BRAND) USING ICPS METHOD

Liviana, 2009

Conselor : (I) Farida Suhud, (II) Soediatmoko

ABSTRACT

With modern day progress, various cosmetic products emerge in the market. But this is not followed by society’s knowledge on how to choose a safe cosmetic. Mercurium (Hg) is one of the dangerous substance often used in whitening cosmetics and other cosmetics products. The use of mercurium (Hg) can cause various negative effect from skin irritation to disrupting nerve an kidney functions. Testing is done on unregistered brand foundation A, B, and C. Preparation of mercuryum (Hg) in the foundation sample is done using wet destructive and analyzed with Inductively Coupled Plasma Spectrometry method using ICPS Fision ARL 3410+. From the testing on three samples was found that one of the three samples contains mercurium (Hg), that is foundation A with mercuryum (Hg) content of 0,017%, while foundation B and C not contains of mercuryum (Hg). The mercuryum (Hg) content in the foundation has violated Public Warning from Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia Number: KH.00.01.3352, date 7 September 2006 on cosmetic that contain dangerous substance.

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Bagi peserta lelang yang berkeberatan atas penetapan pemenang pelelangan ini sesuai ketentuan dalam Perppres No. : 54/ 2010, diberi kesempatan untuk mengajukan sanggahan

Di dalam website ini pengunjung akan mendapatkan informasi tentang sejarah, pemerintahan, tempat tempat wisata, tempat makan dan makanan, tempat belanja yang ada di kota Bogor.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 11 Tahun 1975 Tentang Contoh- Contoh Cara-Cara Penyusunan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah, Pelaksanaan Tata Usaha Keuangan Daerah

bagian seperti kayu yang berada pada dasar umbi bawang merah, sebagai tempat.. melekatnya perakaran dan mata tunas Pangkal daun akan bersatu

This article presents a probabilistic test for 3D lines matching using a priori distributions of approximated transformations.. The stochastic model of approximated transformations

Given this background, we propose a data-oriented algorithm to generate route choice sets using mobile phone GPS data.. GPS data contain a number of measurement

This paper describes an empirical method to characterize the unknown spatial uncertainty at the intersection point by propagating random errors in the stochastic model using