ABSTRAK
Sarung tangan adalah alat pelindung diri bagi perawat dalam tindakan medis yang berperan penting dalam mencegah penyebaran virus dan bakteri. PT. Shamrock Manufacturing Corpora adalah perusahaan yang memproduksi sarung tangan lateks untuk medis yang mengalami penurunan permintaan selama tahun 2014-2015. Penurunan permintaan bisa disebabkan oleh banyak faktor seperti meningkatnya persaingan perusahaan, produk yang tidak sesuai keinginan konsumen, dan sebagainya. Studi pendahuluan terhadap perawat menunjukkan terdapat keluhan terhadap atribut produk sarung tangan. Keluhan tersebut diperbaiki dengan perancangan proses produksi untuk mengakomodasi rancangan produk supaya dapat mengevaluasi dan memperbaiki proses produksi sarung tangan. Perancangan proses produksi dimulai dengan mengaplikasikan metode Kano yang menghasilkan atribut bentuk dan ketebalan permukaan untuk peningkatan kepuasan. Selanjutnya aplikasi metode AHP menghasilkan karakteristik teknis penting yaitu waktu produksi dan komposisi bahan dengan semua penilaian konsisten karena nilai CR ≤0.1. Hasil Kano dan AHP menjadi masukan ke QFD Fase I menghasilkan perbaikan karakteristik teknis yaitu komposisi bahan, waktu produksi dan biaya produksi dengan tingkat kesulitan bernilai 4 yang tergolong sulit. Kemudian aplikasi metode AHP menghasilkan
part kritis penting yaitu elastisitas lateks dan daya tahan lateks terhadap
perubahan suhu. Karakteristik teknis dan AHP menjadi masukan ke QFD Fase II yang menghasilkan part kritis terpilih yaitu densitas larutan koagulan, daya tahan lateks terhadap perubahan suhu, dan bahan kompon lateks perlu dievaluasi dalam proses produksi. Evaluasi dengan DFM menunjukkan perbaikan proses vulkanisasi sulfur pada rancangan proses produksi yang belum optimum sehingga diperbaiki menjadi vulkanisasi iradiasi menghasilkan pengurangan 3 komponen bahan baku dan 1 elemen operasi.
Kata kunci: Kano, AHP, QFD, DFM, Sarung Tangan, Proses Produksi