213 BAB IV
ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS
4.1 Permasalahan Pembangunan
Tujuan pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan kondisi perekonomian daerah, kesejahteraan masyarakat, pelestarian dan perlindungan nilai-nilai budaya daerah, keamanan dan ketertiban, serta kemampuan dan penguatan kelembagaan untuk mewujudkan kemandirian. Upaya untuk mewujudkan tujuan pembangunan daerah telah dilakukan Pemerintah Kabupaten Ogan Ilir melalui serangkaian kebijakan dan program serta sumber pendanaan secara sinergis dan berkelanjutan.
Berdasarkan analisis gambaran umum kondisi Kabupaten Ogan Ilir selama lima tahun terakhir, terdapat berbagai aspek pembangunan yang telah mengalami kemajuan atau keberhasilan, namun disamping itu terdapat pula berbagai permasalahan dan tantangan yang masih dihadapi dan perlu ditangani melalui serangkaian kebijakan dan program secara terencana, sinergis, dan berkelanjutan.
Dengan keterbatasan kapasitas keuangan daerah dan karakteristik alokasi belanja daerah maka tidak semua permasalahan dan tantangan yang dihadapi akan dapat dijawab dan diselesaikan dengan tuntas akan sehingga memerlukan pemilahan dan penentuan skala prioritas permasalahan atau tantangan yang mendesak untuk diatasi dalam kurun waktu 5 (lima) tahun kedepan. Namun demikian, permasalahan atau tantangan yang tidak menjadi prioritas utama bukan berarti tidak diatasi oleh pemerintah daerah akan tetapi secara operasional tetap menjadi perhatian sepanjang memiliki pengaruh terhadap kinerja yang telah dicapai di masa lalu dan berpengaruh terhadap standar pelayanan bagi masyarakat.
214 Tabel 4.1
Identifikasi Permasalahan untuk Penentuan Program Prioritas Kabupaten Ogan Ilir
No. Bidang Urusan Penyelenggaraan
Pemerintah Daerah
Permasalahan
1. Pendidikan a. Anak usia sekolah khususnya jenjang pendidikan menengah masih ada yang tidak melanjutkan sekolah
b. Pembagian tugas pengawas sekolah belum optimal c. Belum semua guru mendapatkan tunjangan profesi
guru
d. Minat baca masih rendah khususnya pada usia produktif
e. Jumlah perpustakaan masih sedikit f. Kurangnya tenaga pustakawan Kesehatan &
Keluarga Berencana
a. Angka kematian neonatus, AKB, AKI masih tinggi b. Pemberian MP-ASI keluarga miskin dan cakupan
ASI ekslusif masih rendah
c. Angka kesakitan pneumonia balita, diare dan TB BTA (+) masih tinggi
d. Cakupan kualitas air bersih, cakupan pembuangan air limbah dan rumah masih rendah
e. Penyalahgunaan obat-obatan terlarang semakin tinggi
f. Kurangnya sarana dan prasarana rumah sakit g. Kurangnya jumlah dan jenis obat-obatan di rumah
sakit
h. Partisipasi masyarakat dalam program KB masih belum optimal
i. Jangkauan pelayanan KB masih terbatas
j. Meningkatnya korban kekerasan terhadap perempuan dan anak
Sosial a. Tingkat kemiskinan masih berada diatas angka nasional (2014: 13,38% dgn jml penduduk miskin sebesar 54.200 jiwa)
b. Angka IPM masih berada pada level 65,35 metode baru (2015)
c. Angka Pengangguran masih tinggi (2015 : 3,02% atau jml pengangguran 8.625 jiwa pengangguran) d. Jangkauan, mutu dan akses pelayanan sosial dasar
215 No. Bidang Urusan
Penyelenggaraan Pemerintah
Daerah
Permasalahan
e. Pemberdayaan penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) masih belum optimal
Perekonomian Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura
a. Alih fungsi lahan sawah menjadi perkebunan dan permukiman
b. Intensitas pemanfaatan lahan yang rendah
c. Rendahnya pendapatan petani dari usaha tani tanaman pangan
d. Belum adanya Perda tentang lahan sawah berkelanjutan
e. Penggunaan pupuk yang belum berdasarkan dosis spesifik lokasi
f. Sistem perbenihan belum optimal
g. Masih tingginya tingkat kehilangan hasil pada proses pasca panen
h. Terbatasnya kapasitas petani dalam mengadopsi teknologi
i. Kurangnya kemampuan petani untuk membeli sarana produksi pertanian
j. Lemahnya permodalan petani
k. Kurang optimalnya perluasan areal tanam l. Dampak perubahan iklim yang kurang terkendali m. Belum berkembangnya tata kelola pengembangan
kawasan agribisnis
n. Infrastruktur pendukung di dalam dan menuju kawasan sentra kurang tersedia
o. Teknologi pengolahan hasil pertanian yang masih sederhana
p. Menurunnya minat masyarakat untuk bekerja di bidang tanaman pangan dan hortikultura
Perkebunan:
a. Banyaknya tanaman tua
b. Benih tanaman yang bukan klon unggulan/tidak bersertifikat
c. Banyaknya serangan hama dan penyakit tanaman d. Masih rendahnya harga yang diterima petani e. Masih tradisional dalam praktik budidaya f. Kurangnya pupuk bersubsidi
216 No. Bidang Urusan
Penyelenggaraan Pemerintah
Daerah
Permasalahan
Peternakan:
a. Belum adanya pabrik pakan ternak berbasis bahan lokal
b. Harga jual pakan tinggi
c. Belum berkembangnya teknologi pendukung budidaya ternak kerbau rawa dan itik pegagan d. Belum tercukupinya konsumsi daging dari produksi
lokal
e. Kurangnya ketersediaan bibit ternak f. Pembangunan RPH masih belum optimal Perikanan:
a. Tingkat pengetahuan dan keterampilan pelaku usaha perikanan masih rendah
b. Kurangnya informasi teknologi
c. Kurangnya tenaga teknis pendamping perikanan d. Rendahnya tingkat pendapatan peternak
ikan/nelayan
e. Sulitnya akses permodalan melalui perbankan f. Mahalnya harga pakan pabrikan
g. Keterbatasan jumlah induk dan benih unggul h. Keterbatasan bahan baku industri pengolahan i. Penggunaan alat tangkap yang tidak ramah
lingkungan
j. Besarnya biaya operasional penangkapan ikan k. Harga jual ikan lokal yang kurang kompetitif l. Industri perikanan yang belum berkembang
m. Tidak terjaminnya ketersediaan bahan baku untuk industri
n. Rendahnya mutu komoditas hasil perikanan
Investasi dan Pengembangan Usaha:
a. Rendahnya nilai tambah sektor industri dan penyerapan tenaga kerja
b. Kurangnya perangkat regulasi terhadap investasi c. Kurangnya tenaga teknis di bidang industri dan
perdagangan
217 No. Bidang Urusan
Penyelenggaraan Pemerintah
Daerah
Permasalahan
UMKM
e. Lambatnya pertumbuhan industri baru
f. Rendahnya kemampuan industri kecil dan menengah dalam mengakses teknologi dan inovasi produk
g. Rendahnya akses pemasaran hasil industri
h. Kurangnya pembinaan dan pengembangan kewirausahaan.
Infrastruktur a. Persentase jalan mantap untuk jalan kewenangan kabupaten masih rendah (2014: 53,86%.)
b. Akses sanitasi layak baru mencapai 55,50% masih dibawah Provinsi Sumatera Selatan 62,32 dan Capaian Nasional 63,93
c. Akses terhadap layanan air bersih layak baru mencapai 56,11 % masih dibawah Provinsi sumatera selatan sebesar 59,97 dan Capaian Nasional 70%
d. Masih terdapatnya ketimpangan antara bagian wilayah utara yang relatif lebih maju (terutama di koridor jalan arteri primer Indralaya – Tanjung Raja) dengan bagian wilayah selatan yaitu di Kecamatan muara kuang dan rambang kuang. e. Masih terbatasnya ketersedian infrastruktur
drainase
f. Layanan persampahan baru mencapai 38% g. Masih rendahnya layanan pengelolaan air limbah Tata Ruang &
Lingkungan Hidup
a. Masih lemahnya peran dan fungsi kelembagaan penataan ruang
b. Masih rawan terhadap bencana banjir dan kebakaran lahan
c. Belum terpenuhinya Ruang terbuka hijau (RTH) d. Kurangnya percepatan pengembangan kawasan
strategis guna mendorong perkembangan kawasan potensial
e. Masih rendahnya penegakan perda tentang tata ruang
Tata Kelola Pemerintahan
a. Belum optimalnya harmonisasi dan implementasi regulasi;
218 No. Bidang Urusan
Penyelenggaraan Pemerintah
Daerah
Permasalahan
kuantitas SDM aparatur dengan kompetensi khusus sesuai fungsi yang dibutuhkan masih kurang;
c. Belum optimalnya tingkat kemandiriaan keuangan daerah;
d. Belum optimalnya sinergitas dan integrasi sistem perencanaan dan penganggaran;
e. Belum optimalnya kemampuan SKPD dalam mengartikulasikan kebutuhan masyarakat;
f. Belum optimalnya implementasi dokumen kajian untuk kebijakan teknis;
g. Belum optimalnya kesadaran masyarakat untuk memiliki dokumen kependudukan;
h. Belum optimalnya ketersediaan data dasar yang akurat dan tepat waktu;
i. Belum optimalnya sistem pengelolaan arsip
4.2. Isu Strategis
Untuk mengetahui tantangan utama yang harus diselesaikan oleh Kepala daerah beserta satuan kerja perangkat daerah dalam lima tahun ke depan maka penetapan isu strategis menjadi hal yang sangat penting dalam penyusunaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kabupaten Ogan Ilir Tahun 2016-2021
Penetapan isu strategis selain mempertimbangkan permasalahan pembangunan di kabupaten Ogan Ilir juga memperhatikan sinergitas beberapa dokumen pembangunan dalam rangka mewujudkan perencanaan pembangunan daerah yang berkelanjutan dan merupakan satu kesatuan dalam sistem perencanaan pembangunan nasional serta sinergis dengan dokumen perencanaan pembangunan lainnya, maka RPJMD Kabupaten Ogan Ilir disusun dengan berpedoman dan atau memperhatikan berbagai dokumen perencanaan antara lain sebagai berikut :
4.2.1 Kajian Kebijakan Pembangunan Nasional
4.2.1.1 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2015 – 2019
219 1. Cita 1
Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman kepada seluruh warga negara;
2. Cita 2
Mengembangkan tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya;
3. Cita 3
Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan;
4. Cita 4
Memperkuat kehadiran negara dalam melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan terpercaya; 5. Cita 5
Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia; 6. Cita 6
Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar Internasional; 7. Cita 7
Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik;
8. Cita 8
Melakukan revolusi karakter bangsa; dan 9. Cita 9
Memperteguh kebhinekaan dan memperkuat restorasi sosial Indonesia. Nawa Cita tersebut merupakan rangkuman program-program yang tertuang dalam Visi-Misi Presiden dan Wakil Presiden yang dijabarkan dalam strategi pembangunan yang digariskan dalam RPJMN 2015-2019, terdiri dari empat bagian utama yakni: (1) norma pembangunan; (2) tiga dimensi pembangunan; (3) kondisi yang diperlukan agar pembangunan dapat berlangsung; serta (4) program-program quick wins. Tiga dimensi pembangunan dan kondisi yang diperlukan dimaksud memuat sektor-sektor yang menjadi prioritas dalam pelaksanaan RPJMN 2015-2019 yang selanjutnya dijabarkan dalam RKP Tahun 2016.
Keterkaitan antara dimensi pembangunan dengan Nawa Cita dapat dijelaskan sebagai berikut:
220 melaksanakan program Indonesia sehat, perumahan rakyat, melaksanakan revolusi karakter bangsa, memperteguh kebhinekaan dan memperkuat restorasi sosial Indonesia, dan melaksanakan revolusi mental. Program-program pembangunan dalam dimensi ini adalah penjabaran dari Cita Kelima, Cita Kedelapan, dan Cita Kesembilan dari Nawa Cita.
2. Dimensi Pembangunan Sektor Unggulan dengan prioritas kedaulatan pangan, kedaulatan energi dan ketenagalistrikan, kemaritiman, pariwisata, industri dan ilmu pengetahuan dan teknologi. Program-program pembangunan dalam dimensi ini adalah penjabaran dari Cita Pertama, Cita Keenam, dan Cita Ketujuh dari Nawa Cita.
3. Dimensi Pembangunan Pemerataan dan Kewilayahan dengan prioritas pada upaya pemerataan antar kelompok pendapatan, pengurangan kesenjangan pembangunan antar wilayah. Program-program pembangunan dalam dimensi ini merupakan penjabaran dari Cita Ketiga, Cita Kelima, dan Cita Keenam.
4. Kondisi yang diperlukan memuat program untuk peningkatan kepastian dan penegakan hukum, keamanan dan ketertiban, politik dan demokrasi, tata kelola dan reformasi birokrasi. Program-program pembangunan untuk menciptakan kondisi ini merupakan penjabaran dari Cita Pertama, Cita Kedua, dan Cita Keempat.
Selanjutnya, 3 (tiga) dimensi pembangunan dan kondisi yang diperlukan tersebut di atas dijabarkan ke dalam 1 (satu) lintas bidang dan 9 (sembilan) bidang pembangunan sesuai Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005-2025, dengan isu-isu strategis pada masing-masing bidang sebagai berikut:
1. Pengarusutamaan dan Pembangunan Lintas Bidang: a. Pengarusutamaan
1) Pembangunan Berkelanjutan
221 Diarahkan untuk penguatan kapasitas pemerintah dan perluasan ruang partisipasi masyarakat, dengan penekanan pada:
a) Peningkatan keterbukaan informasi dan komunikasi publik; b) Peningkatan partisipasi masyarakat dalam perumusan
kebijakan;
c) Peningkatan kapasitas birokrasi melalui pelaksanaan reformasi birokrasi di pusat dan daerah; dan
d) Peningkatan kualitas pelayanan publik. 3) Pengarusutamaan Gender
Merupakan strategi mengintegrasikan perspektif gender dalam pembangunan, yang ditujukan untuk mewujudkan kesetaraan gender dalam pembangunan yang dimulai dari proses perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, serta pemantauan dan evaluasi seluruh kebijakan, program dan kegiatan pembangunan. b. Pembangunan Lintas Bidang
1) Pemerataan dan Penanggulangan Kemiskinan
Membangun landasan yang kuat agar ekonomi tumbuh menghasilkan kesempatan kerja yang berkualitas, penyelenggaraan perlindungan sosial yang komprehensif, pengembangan penghidupan berkelanjutan (peningkatan kesejahteraan keluarga), perluasan dan peningkatan pelayanan dasar.
2) Perubahan Iklim
Melalui pelaksanaan mitigasi, yaitu pengurangan penyebab emisi Gas Rumah Kaca (GRK) dan adaptasi yaitu peningkatan ketahanan masyarakat dan wilayah yang rentan terhadap perubahan iklim, yaitu petani dan nelayan serta wilayah yang rentan seperti pesisir atau kota yang terletak dekat dengan pantai, pegunungan yang mudah terkena kekeringan serta upaya peningkatan kesehatan atas berbagai gangguan kesehatan akibat dampak perubahan iklim.
3) Revolusi Mental
222 2. Sosial Budaya dan Kehidupan Beragama
Arah kebijakan pembangunan bidang sosial budaya dan kehidupan beragama difokuskan pada peningkatan kualitas sumber daya manusia yang dilakukan melalui:
a. Pembangunan kependudukan dan keluarga berencana yang diarahkan untuk mengendalikan kuantitas penduduk melalui program kependudukan, Keluarga Berencana (KB), meningkatkan kualitas penduduk dan pembangunan keluarga untuk mendorong masyarakat Indonesia dalam membentuk keluarga kecil, bahagia, dan sejahtera, pengarahan dan penataan persebaran penduduk, serta penguatan data dan informasi kependudukan dalam pengembangan kebijakan dan program pembangunan yang berbasis bukti.
a. Pembangunan pendidikan, khususnya program Indonesia Pintar yang diarahkan untuk mempercepat peningkatan taraf pendidikan seluruh masyarakat, melanjutkan upaya untuk memenuhi hak seluruh penduduk mendapatkan layanan pendidikan dasar berkualitas, meningkatkan akses, kualitas, relevansi, dan daya saing pendidikan menengah dan tinggi, menurunkan kesenjangan partisipasi pendidikan antar kelompok sosial ekonomi, antar wilayah dan antar jenis kelamin, yang berpihak pada seluruh anak dari terutama anak dari keluarga kurang mampu, meningkatkan kualitas pembelajaran untuk peningkatan pendidikan karakter, dan meningkatkan profesionalitas guru, pengelolaan, serta pendistribusiannya.
b. Peningkatan status kesehatan dan gizi masyarakat terutama melalui program Indonesia Sehat yang diarahkan untuk meningkatkan status kesehatan ibu dan anak, menurunkan kekurangan gizi dan kelebihan gizi melalui pendekatan lintas sektor, serta mengendalikan penyakit baik menular maupun tidak menular, menguatkan sistem kesehatan terutama pengembangan jaminan kesehatan melalui Kartu Indonesia Sehat, sistem pemantauan dan evaluasi melalui pengembangan sistem informasi dan penelitian dan pengembangan, serta pemenuhan tenaga kesehatan, farmasi dan alat kesehatan.
c. Pembangunan perpustakaan yang diarahkan untuk meningkatkan budaya gemar membaca dan kualitas layanan perpustakaan, baik kapasitas dan akses, maupun utilitas, melalui sinergi antara perpustakaan dengan satuan pendidikan, promosi gemar membaca dengan memanfaatkan perpustakaan dan pola partisipasi industri penerbitan dan masyarakat dalam menciptakan komunitas baca.
223 bidang pembangunan serta menumbuhkan dan meningkatkan budaya dan prestasi olahraga.
f. Pembangunan agama yang diarahkan untuk meningkatkan pemahaman, penghayatan dan pengamalan ajaran agama sebagai landasan moral dan etika dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, meningkatkan pelayanan kehidupan beragama yang berkualitas antara lain dengan meningkatkan kualitas penyelenggaraan ibadah haji dan umrah, serta mewujudkan harmonisasi sosial dan kerukunan umat beragama.
g. Pembangunan kebudayaan yang diarahkan untuk mendukung terwujudnya insan Indonesia yang bermartabat, berkarakter dan berjati diri yang mampu menjunjung tinggi nilai budaya bangsa dan peradaban luhur ditengah pergaulan global.
h. Pembangunan pelayanan kesejahteraan sosial yang diarahkan untuk memenuhi hak-hak dasar mereka, menyediakan akses layanan dasar dan kesempatan yang sama dan setara, serta menciptakan layanan publik dan lingkungan masyarakat yang inklusif, sehingga penyandang disabilitas dan lanjut usia dapat menjadi sumber daya manusia yang produktif dan berkontribusi dalam pembangunan.
i. Pembangunan pemberdayaan perempuan yang diarahkan untuk mempercepat pelaksanaan strategi pengarusutamaan gender (PUG) di berbagai bidang pembangunan, baik di tingkat pusat maupun daerah. j. Pembangunan perlindungan anak yang diarahkan untuk menjamin
terpenuhinya hak anak agar dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.
3. Pembangunan Ekonomi
Pembangunan di bidang ekonomi ditujukan untuk mendorong perekonomian Indonesia ke arah yang lebih maju, yang jauh lebih baik, yang mampu menciptakan peningkatan kesejahteraan rakyat. Tercapainya kesejahteraan rakyat ini harus didukung oleh berbagai kondisi penting yang meliputi: a. Terciptanya pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi serta
berkelanjutan;
b. Terciptanya sektor ekonomi yang kokoh; serta
224 Penguatan bidang ekonomi juga dilakukan pada pembangunan kedaulatan pangan, perwujudan kedaulatan energi, dan akselerasi industri dan pariwisata yang didukung oleh penguatan infrastruktur,pertanian, maritim dan kelautan, baik untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri maupun kebutuhan ekspor.
4. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Peningkatan kapasitas inovasi dan teknologi dalam bentuk memberikan sumbangan nyata bagi daya saing sektor produksi, keberlanjutan dan pemanfaatan sumber daya alam dan penyiapan masyarakat Indonesia menyongsong kehidupan global yang maju dan modern.
5. Pembangunan Politik
Pembangunan politik dalam negeri merupakan satu proses konsolidasi demokrasi secara berkelanjutan untuk meningkatkan kinerja lembaga- lembaga demokrasi, meningkatkan kualitas kebebasan sipil dan hak-hak politik warga negara, termasuk memberikan akses yang lebih luas untuk kelompok-kelompok marjinal pada proses pengambilan keputusan politik. Pembangunan politik dalam negeri merupakan bagian dari kondisi perlu untuk mendukung tiga dimensi pembangunan nasional, yang menjadi amanat Nawa Cita yakni membuat pemerintah tidak absen dengan membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya.
6. Pembangunan Pertahanan dan Keamanan
a. Pemenuhan kebutuhan alutsista TNI dan almatsus POLRI;
b. Kesejahteraan dan profesionalisme prajurit TNI, serta profesionalisme POLRI;
c. Intelijen dan kontra intelijen;
d. Penanganan gangguan keamanan di wilayah perbatasan dan pelanggaran hukum di laut;
225 7. Hukum dan Aparatur
Pembangunan bidang hukum dan aparatur memiliki peran yang penting dalam menciptakan landasan yang kokoh bagi kehidupan berbangsa dan bernegara, sebagai pilar penyelenggaraan pemerintahan serta sebagai kondisi yang diperlukan dalam pelaksanaan pembangunan nasional.
a. Sub Hukum
1) Penegakan hukum yang berkualitas,
2) Pencegahan dan pemberantasan korupsi yang efektif,
3) Penghormatan, perlindungan dan pemenuhan hak atas keadilan bagi warga negara.
b. Sub Bidang Aparatur
Terwujudnya birokrasi pemerintah yang berkinerja tinggi, bekerja efektif dan efisien, berintegritas tinggi, dan berpegang pada prinsip-prinsip akuntabilitas, transparansi dan partisipasi.
8. Pembangunan Wilayah dan Tata Ruang a. Informasi Geospasial meliputi:
1) Kebijakan Data dan Informasi Geospasial untuk Tata Ruang Wilayah (RTRW) dimana kedudukan bidang data dan informasi geospasial memiliki nilai strategis pada proses perencanaan berbasis kewilayahan, khususnya dalam memenuhi kebutuhan perencanaan penyusunan RTRW yang meliputi peta dasar dan peta tematik;
2) Kebijakan Pembatasan pada Skala 1:25.000, dimana dengan kebijakan ini, penggunaan APBN hanya difokuskan untuk pengadaan data dasar untuk peta dasar minimal skala 1:25.000; 3) Kebijakan Kurva Tertutup bagi Wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI), dimana kebijakan ini ditujukan untuk memetakan batas wilayah Negara NKRI secara tuntas dan mencantumkannya dalam suatu bentuk peraturan perundang- undangan;
226 5) Kebijakan Kerjasama Pengadaan Tenaga Surveyor dan Tenaga Ahli Geospasial, dimana dengan kebijakan ini diharapkan dapat tersedia tenaga surveyor dan tenaga ahli data dan informasi spasial sesuai dengan kebutuhan.
b. Tata Ruang
1) Memperkuat sistem pertahanan;
2) Memperkuat jati diri sebagai negara maritim;
3) Membangun transparansi dan tata kelola pemerintahan;
4) Menjalankan reformasi birokrasi melalui pembentukan perangkat PPNS Bidang Tata Ruang;
5) Membuka partisipasi publik dengan melibatkan masyarakat dan dunia usaha secara aktif dalam penyelenggaraan penataan ruang; dan
6) Mewujudkan kedaulatan pangan. c. Pertanahan
1) Reforma Agraria 9 (sembilan) juta hektar (land reform); dan 2) Jaminan kepastian hukum atas tanah.
d. Perkotaan dan Perdesaan
Difokuskan pada pembangunan wilayah perkotaan dalam rangka membangun kota berkelanjutan dan berdaya saing, memenuhi standar pelayanan minimum khususnya di desa-desa tertinggal dan perbatasan, yang akan disi oleh penguatan tata kelola pemerintahan Desa yang baik.
e. Kawasan Strategis
Pemerataan pembangunan antar wilayah, terutama di kawasan timur Indonesia.
f. Kawasan Perbatasan
Difokuskan pada percepatan pembangunan di lokasi-lokasi prioritas perbatasan di berbagai bidang, terutama peningkatan bidang ekonomi, sosial, pertahanan dan keamanan.
g. Daerah Tertinggal
Dukungan dan pemihakan yang lebih konkrit dari seluruh sektor terhadap percepatan pembangunan daerah tertinggal.
h. Otonomi Daerah
227 2) Menata manajemen pemerintahan daerah yang lebih responsif,
akuntabel, transparan dan efisien;
3) Menata keseimbangan tanggung jawab antar tingkatan/ susunan pemerintahan dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan; 4) Menata pembentukan daerah agar lebih selektif sesuai dengan
kondisi dan kemampuan daerah;
5) Menata hubungan antara pusat dan daerah dalam sistem NKRI.
9. Penyediaan Sarana dan Prasarana
Arah kebijakan pembangunan sarana dan prasarana dilaksanakan dalam rangka:
a. pemenuhan terhadap layanan dasar, melalui: peningkatan akses terhadap layanan air minum dan sanitasi yang layak dan berkelanjutan, dengan menjamin ketahanan sumber daya air domestik melalui optimalisasi neraca air domestik dan peningkatan layanan sanitasi, menyediakan infrastruktur produktif dengan menerapkan manajemen aset baik pada tahapan perencanaan, penganggaran, dan investasi, serta meningkatkan sinergi pembangunan air minum dan sanitasi;
b. pemenuhan terhadap hunian yang layak bagi masyarakat berpendapatan rendah, dengan meningkatkan peran fasilitasi pemerintah dan pemerintah daerah dalam menyediakan hunian baru (sewa/milik) dan peningkatan kualitas hunian, yang didukung peningkatan tata kelola dan keterpaduan antara para pemangku kepentingan pembangunan perumahan, mengembangkan sistem karir perumahan (housing career system) sebagai dasar penyelesaian backlog kepenghunian dan pengembangan industrialisasi perumahan, serta meningkatkan efektifitas dan efisiensi manajemen lahan dan hunian perkotaan.
10. Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup
a. Memanfaatkan sumber daya alam dan lingkungan hidup sebagai sumber daya dan modal pembangunan;
b. Mengelola sumber daya alam dan lingkungan untuk mendukung kekuatan industri nasional;
228 TABEL 4.2
TRI SAKTI DAN NAWA CITA
VISI: TERWUJUDNYA INDONESIA YG BERDAULAT, MANDIRI DAN BERKERIBADIAN BERLANDASKAN GOTONG ROYONG
7 MISI
Keamanan nasional yg mampu menjaga kedaulatan
wilayah, menopang
kemandirian ekonomi dg mengamankan SD maritim,
dan mencerminkan
kepribadian Indonesia
sebagai negara kepulauan.
Masyarakat maju, berkeimbangan
dan demokratis
berlandaskan negara hukum.
Politik LN
bebas aktif dan memperkuat jati diri sebagai negara maritim
Kualitas hidup manusian Indonesia yg tinggi, maju dan sejahtera
Bangsa berdaya
saing
Indonesia menjadi negara
maritim yg mandiri, maju,
kuat dan berbasiskan
kepentingan nasional
Masyarakat yg berkepribadia
n dalam
kebudayaan.
NAWACITA – 9 agenda prioritas
Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman pada seluruh warga Negara
Membangun
Tata Kelola
Pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis dan terpercaya
Membangun
Indonesia dari
pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka Negara kesatuan Memperkuat kehadiran negara dalam melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum yang bebas korupsi,
bermartabat dan terpercaya
Meningkatk an kualitas hidup manusia dan masyarakat Indonesia Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakka
n
229 BERDAULAT DALAM BIDANG POLITIK
(12 program aksi-115 prioritas utama)
BERDIKARI DALAM BIDANG EKONOMI
(16 program aksi)
BERKEPRIBADIAN DALAM BIDANG KEBUDAYAAN (3 program aksi)
1.Membangun
wibawa politik
LN dan
mereposisi peran Indonesia
dalam isu-isu
global (4) 2.Menguatkan sistem pertahanan negara (4) 3.Membangun politik keamanan dan ketertiban masyarakat (8) 4.Mewujudkan profesionalitas intelijen negara (7)
5. Membangun keterbukaan informasi dan komunikasi publik (7)
6.Mereformasi
sistem dan
kelembagaan demokrasi (6)
7.Memperkuat
politik desentralisasi dan otda (11)
8.Mendedikasik an diri untuk memberdaya kan desa (8)
9. Melindungi dan memajukan hak-hak masyarakat adat (6)
10. Pemberda-yaan
Perempuan dalam politik dan
pembangunan (7)
11.
Mewujudkan
sistem dan
penegakan hukum yang berkeadilan (42)
12.
Menjalankan reformasi birokrasi dan pelayanan publik (5)
1.Dedikasikan pembangunan kualitas SDM
2.Membangun
ke-daulatan pangan
berbasis agribisnis kerakyatan
3.Mendedikasikan program u/
mem-bangun daulat
energi berbasis
kepentingan nas.
4.Untuk pengua-saan
SDA melalui 7
langkah &
mem-bangun regulasi
mewajibkan CSR
&/atau saham u/ masyarakat lokal/
sekitar tambang,
penguatan
kapa-sitas pengusaha
nasional (trmsuk
penambang rakyat)
dlm penge-lolaan
tambang berkelanjutan. 5. Membangun pemberdaya an buruh 6.Membangun sektor keuangan berbasis nasional 7.Penguatan investasi domestik 8.Membangun penguatan kapasitas fiskal negara 9.Membangun infrastruktu r
10. Membangun
ekonomi maritim
11. Penguatan
sektor kehutanan
12. Membangun
tata ruang dan lingkungan berkelanjutan 13. Memba ngun perimbangan pembangunan kawasan 14.Membangun
karakter dan
potensi wisata
15.Mengembangka
n kapasitas
perdagangan nasional 16.Pengembangan industri manufaktur 1. Berkomitmen mewujudkan pendidikan sbg pembentuk karakter bangsa
2. Akan memperteg uh kebhinekaa n Indonesia dan memperkua t restorasi sosial
3. Akan
membangun jiwa bangsa melalui pemberdaya
an pemuda
230 4.2.1.3 Standar Pelayanan Minimal (SPM)
Pelayanan dasar adalah jenis pelayanan publik yang mendasar dan mutlak untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat dalam kehidupan sosial, ekonomi, dan pemerintahan. Standar pelayanan minimal (SPM) adalah ketentuan tentang jenis dan mutu pelayanan dasar yang merupakan urusan wajib daerah yang berhak diperoleh setiap warga secara minimal. Kriteria merupakan faktor- faktor penentu serta karakteristik dari jenis pelayanan dasar, indikator dan nilai, batas waktu pencapaian, dan pengorganisasianpenyelenggaraan pelayanan dasar dimaksud.
Indikator SPM adalah tolok ukur prestasi kuantitatif dan kualitatif yang digunakan untuk menggambarkan besaran sasaran yang hendak dipenuhi dalam pencapaian SPM, berupa masukan, proses, keluaran, hasil dan/atau manfaat pelayanan dasar. Pengembangan kapasitas adalah upaya meningkatkan kemampuan sistem atau sarana dan prasarana, kelembagaan, personil, dan keuangan untuk melaksanakan fungsi fungsi pemerintahan dalam rangka mencapai tujuan pelayanan dasar dan/atau SPM secara efektif dan efisien dengan menggunakan prinsip-prinsip tata pemerintahan yang baik. Sampai dengan tahun 2016, SPM yang telah ditetapkan oleh Kementerian/LPNK meliputi:
1. Bidang Perumahan Rakyat
Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor: 22/PERMEN/M/2008 Tentang Standar pelayanan minimal bidang
perumahan rakyat Daerah provinsi dan daerah kabupaten/kota 2. Bidang Pemerintahan Dalam Negeri
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor : 62 tahun 2008 Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Pemerintahan Dalam Negeri di Kabupaten/Kota
3. Bidang Sosial
Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor : 129 /HUK/ 2008 Tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Sosial
Daerah Provinsi dan Daerah Kabupaten/Kota 4. Bidang Kesehatan
Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 741/Menkes/Per/VII/2008 Tentang Standar pelayanan minimal Bidang kesehatan dikabupaten/kota
5. Bidang Lingkungan hidup
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 19 Tahun 2008 Standar Pelayanan Minimal Bidang Lingkungan Hidup
231 6. Bidang Layanan Terpadu Bagi Saksi / Korban Tindak Pidana Perdagangan
Orang dan Penghapusan Ekploitasi Seksual Pada Anak dan Remaja dan Bidang Layanan Terpadu Bagi Perempuan dan Anak Korban Kekerasan.
Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia, Nomor 01 Tahun 2010 tentang standar pelayanan minimal bidang layanan terpadu bagi
perempuan dan anak korban kekerasan 7. Bidang Keluarga Berencana
Peraturan Kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional Nomor 55/HK-010/B5/2010 Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera d Kabupaten/Kota
8. Bidang Ketenagakerjaan
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor PER.15/MEN/X/2010 Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Ketenagakerjaan 9. Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 14 /PRT/M/2010 Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan
Penataan Ruang
10.Bidang Ketahanan Pangan
Peraturan Menteri Pertanian Nomor: 65/Permentan/OT.140/12/2010 Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Ketahanan Pangan Provinsi dan Kabupaten/Kota
10. Bidang Kesenian
Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor:PM.106/HK.501/MPK/2010 Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesenian
11.Bidang Komunikasi dan Informatika
Peraturan Menteri Komunikasi Dan Informatika Republik Indonesia Nomor 22/Per/M.Kominfo/12/2010 Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Komunikasi dan Informatika Kabupaten/Kota
12. Bidang Pendidikan Dasar
232 4. . .4 Sustanable Developmen Goals MDG’s
Salah satu agenda pembangunan dunia yang dapat dijadikan referensi untuk merumuskan isu strategis di kabupaten Ogan Ilir adalah Komitmen Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs)
Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs) adalah seperangkat target yang berhubungan dengan pengembangan internasional di masa
mendatang. Target-target ini dibuat oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa dan
dipromosikan sebagai Tujuan Global untuk Pembangunan yang Berkelanjutan. SDG’s
ini menggantikan Tujuan Pembangunan Milenium yang tidak lagi berlaku terhitung mulai akhir 2015. SDG aktif mulai tahun 2015 hingga 2030. Ada 17 tujuan dan 169 target spesifik untuk tujuan-tujuan tersebut.
Pada bulan Agustus 2015, 193 negara menyepakati 17 tujuan berikut ini:
1. Tanpa Kemiskinan
Tidak ada kemiskinan dalam bentuk apapun di seluruh penjuru dunia. 2. Tanpa Kelaparan
Tidak ada lagi kelaparan, mencapai ketahanan pangan, perbaikan nutrisi, serta mendorong budidaya pertanian yang berkelanjutan.
3. Kesehatan yang Baik dan Kesejahteraan
Menjamin kehidupan yang sehat serta mendorong kesejahteraan hidup untuk seluruh masyarakat di segala umur.
4. Pendidikan Berkualitas
Menjamin pemerataan pendidikan yang berkualitas dan meningkatkan kesempatan belajar untuk semua orang, menjamin pendidikan yang inklusif dan berkeadilan serta mendorong kesempatan belajar seumur hidup bagi semua orang.
5. Kesetaraan Gender
Mencapai kesetaraan gender dan memberdayakan kaum ibu dan perempuan. 6. Air Bersih dan Sanitasi
Menjamin ketersediaan air bersih dan sanitasi yang berkelanjutan untuk semua orang.
7. Energi Bersih dan Terjangkau
Menjamin akses terhadap sumber energi yang terjangkau, terpercaya, berkelanjutan dan modern untuk semua orang.
8. Pertumbuhan Ekonomi dan Pekerjaan yang Layak
233 9. Industri, Inovasi dan Infrastruktur
Membangun infrastruktur yang berkualitas, mendorong peningkatan industri yang inklusif dan berkelanjutan serta mendorong inovasi.
10. Mengurangi Kesenjangan
Mengurangi ketidaksetaraan baik di dalam sebuah negara maupun di antara negara-negara di dunia.
11. Keberlanjutan Kota dan Komunitas
Membangun kota-kota serta pemukiman yang inklusif, berkualitas, aman, berketahanan dan bekelanjutan.
12. Konsumsi dan Produksi Bertanggung Jawab
Menjamin keberlangsungan konsumsi dan pola produksi. 13. Aksi Terhadap Iklim
Bertindak cepat untuk memerangi perubahan iklim dan dampaknya. 14. Kehidupan Bawah Laut
Melestarikan dan menjaga keberlangsungan laut dan kehidupan sumber daya laut untuk perkembangan pembangunan yang berkelanjutan.
15. Kehidupan di Darat
Melindungi, mengembalikan, dan meningkatkan keberlangsungan pemakaian ekosistem darat, mengelola hutan secara berkelanjutan, mengurangi tanah tandus serta tukar guling tanah, memerangi penggurunan, menghentikan dan memulihkan degradasi tanah, serta menghentikan kerugian keanekaragaman hayati.
16. Institusi Peradilan yang Kuat dan Kedamaian
Meningkatkan perdamaian termasuk masyarakat untuk pembangunan berkelanjutan, menyediakan akses untuk keadilan bagi semua orang termasuk lembaga dan bertanggung jawab untuk seluruh kalangan, serta membangun institusi yang efektif, akuntabel, dan inklusif di seluruh tingkatan.
17. Kemitraan untuk Mencapai Tujuan
234 4.2.2 Kebijakan Pembangunan Provinsi Sumatera Selatan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2013-2018
Visi Pembangunan Provinsi Sumatera Selatan dalam RPJMD Provinsi Sumatera Selatan adalah Sumatera Selatan Sejahtera, Lebih Maju, dan Berdaya Saing )nternasional dengan misi : Meningkatkan pertumbuhan ekonomi; Memantapkan stabilitas daerah; (3) Meningkatkan pemerataan yang berkeadilan; dan (4) Meningkatkan pengelolaan lingkungan yang lestari dan penanggulangan bencana.
Dalam penjelasan visi pembangunan Sumatera Selatan Tahun 2013-2018 dapat diketahui bahwa yang dimaksud dengan:
Sejahtera adalah kondisi Sumatera Selatan yang mengarah kepada kondisi kehidupan masyarakat yang mampu memenuhi hak dasarnya lebih dari hanya memenuhi kebutuhan dasar, dan sekaligus merasakan suasana yang aman dan nyaman dalam berkehidupan dan berusaha. Hidup sejahtera adalah hidup dalam kelimpahan yang tidak hanya keduniawian, tetapi mampu menempatkan, memanfaatkan dan mengarahkan keduniawian tersebut menjadi sarana hidup masyarakat yang damai, penuh toleransi, saling mendukung, tertib, disiplin dan profesional yang didukung dengan sumberdaya manusia yang bermutu, handal dan profesional.
Lebih maju adalah keadaan Sumatera Selatan yang semakin maju dan berkembang dalam berbagai dimensi pembangunan meliputi sarana dan prasarana fisik, ekonomi dan sosial. Kemajuan daerah ditandai oleh tingkat kenyamanan, kelancaran dan kemudahan mobilitas orang, barang dan jasa baik untuk kepentingan material maupun spiritual. Sumatera Selatan yang lebih maju juga berarti kondisi daerah yang memiliki infrastruktur ekonomi yang baik, lengkap dan terpadu.
Berdaya Saing Internasional menggambarkan kapasitas dan kapabilitas daerah Sumatera Selatan yang berperan serta secara aktif dalam pergaulan, kerjasama dan hubungan internasional. Penetrasi yang dilakukan dalam berbagai kesempatan kegiatan skala internasional akan menghadirkan daerah Sumatera Selatan yang menarik untuk menjadi tujuan investasi di berbagai bidang. Terkandung didalamnya kekayaan sumber daya manusia dan sumber daya alam daerah Sumatera Selatan yang berlimpah, yang masih harus dimanfaatkan secara profesional, inovatif, dan berkelanjutan demi kemakmuran daerah dan kemaslatan masyarakat.
235 (2) Kesejahteraan Rakyat
(3) Eksistensi Sumatera Selatan di lingkup Nasional, Regional dan Internasional
4.2.3 Kebijakan Pembangunan Daerah Lainnya
d. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Ogan Ilir Tahun 2005 – 2025
RPJMD Kabupaten Ogan Ilir Tahun 2016-2021 disusun dengan berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Ogan Ilir Tahun 2005-2025. Visi pembangunan daerah sebagaimana tertuang dalam RPJPD tersebut adalah: TERWUJUDNYA OGAN )L)R YANG SANTR) MENUJU MASYARAKAT SEJA(TERA . Untuk mewujudkan visi tersebut, ditempuh melalui 10 (sepuluh) misi, yaitu :
1. Meningkatkan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia yang berakhlak mulia, sehat, berpendidikan, dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. 2. Meningkatkan stabilitas keamanan, ketentraman dan ketertiban masyarakat,
dengan menjunjung tinggi hak-hak azasi manusia (HAM) dan demokrasi. 3. Meningkatkan kinerja Aparatur Pemerintah yang berakhlak mulia, jujur, adil,
sejahtera, profesional, dan akomodatif terhadap aspirasi masyarakat serta mempermudah pelayanan terhadap masyarakat.
4. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat dalam kerangka otonomi desa dengan pengelolaan pembangunan dan perekonomian masyarakat desa. 5. Menjadikan Ogan Ilir sebagai kawasan pertumbuhan baru bidang
perdagangan, perindustrian dan pendidikan di selatan Kota Palembang. 6. Mengembangkan aksesibilitas, pemeliharaan sarana dan prasarana
perhubungan.
7. Mengembangkan zona agribisnis, agroindustri, industri kecil dan menengah, penguatan kelembagaan dan pemasaran produk.
8. Mengelola Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup yang lestari dan berkelanjutan.
9. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat sipil dalam perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan pembangunan.
236 Kebijaksanaan pembangunan daerah yang akan ditempuh dalam jangka panjang 2005-2025, dan akan dilanjutkan sampai jangka menengah dan jangka pendek meliputi :
1. Arah Kebijakan Dasar, antara lain :
1) Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia, yang diarahkan untuk menjadi SDM yang sehat, cerdas, produktif dan berakhlak mulia, yang dilakukan dengan peningkatan akses dan pemerataan, dan mutu pelayanan sosial dasar termasuk pendidikan dan kesehatan, keluarga berencana, peningkatan kualitas dan daya saing tenaga kerja, dan peningkatan kualitas kehidupan dan kerukunan kehidupan umat beragama, dan perlindungan sosial.
2) Pengembangan Potensi Ekonomi Lokal, yang diarahkan pada peningkatan daya saing produk lokal untuk bersaing di luar yang dikembangkan dengan peningkatan jumlah, mutu dan produktivitas usaha kecil menengah, penciptaan penguasaan dan penerapan teknologi yang berbasis agribisnis dan agroindustri khususnya yang mendukung ketahanan pangan dan industri rakyat.
3) Pembangunan Prasarana Dasar, yang diarahkan pada peningkatan mutu dan pemanfaatan sumber daya air untuk kehidupan, pengembangan sarana perhubungan, pembangunan perumahan dan permukiman sehat yang berkelanjutan, pemenuhan kebutuhan energi listrik, prasarana sanitasi lingkungan .
2. Arah Kebijakan Strategis, antara lain :
a. Mewujudkan masyarakat Ogan Ilir yang berkualitas, sehat jasmani dan rohani, berpendidikan, beretos kerja tinggi dan kompetitif di era globalisasi, berdisiplin tinggi, didasari akhlak mulia dan ketagwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
b. Mewujudkan Ogan Ilir yang subur, aman, nyaman, tertib, menjunjung tinggi hak azasi manusia, melaksanakan penegakan hukum, serta menjalankan proses demokrasi dan pendidikan politik yang sehat dan dinamis.
c. Meningkatkan kinerja aparatur pemerintah yang dapat melayani masyarakat secara prima, menjadikan pemerintahan yang baik (Good Governance), jujur, bebas dari praktek korupsi, kolusi dan nepotisme.
d. Menjadikan Ogan Ilir pusat pertumbuhan baru sebagai pusat industri, pendidikan, perdagangan dan jasa di selatan Kota Palembang.
e. Menjadikan Ogan Ilir sebagai pemasok beras, sayur-sayuran dan buah-buahan kebutuhan kota Palembang dan sekitarnya.
f. Memberikan kewenangan otonomi desa yang seluas-luasnya kepada masyarakat pedesaan dalam mengelola sumberdaya dan pembangunan di lingkungannya dalam suasana kebersamaan dan gotong-royong dengan memanfaatkan potensi lokal untuk mencapai kemakmuran rakyat.
237 h. Menyiapkan sarana infrastruktur perhubungan yang menjangkau seluruh
wilayah kabupaten, membuka dan mengembangkan aksesibilitas yang seimbang antar desa ke ibukota kecamatan, dan kecamatan ke ibukota kabupaten, serta aksesibilitas kecamatan ke perkantoran instansi pemerintah dan pengembangan sarana jalan dalam kota Indralaya sebagai ibukota kabupaten.
4.2.3 Kebijakan Pembangunan Kabupaten Perbatasan
Penyusunan RPJMD juga memperhatikan dokumen RPJMD daerah lainnya agar tercipta keterpaduan pembangunaan jangka menengah daerah dengan daerah sekitar, atau dalam satu wilayah kepulauan atau yang ditetapkan sebagai satu kesatuan wilayah pembangunan atau dengan daerah lain yang memiliki hubungan keterkaitan atau pengaruh dalam pelaksanaan pembangunan daerah. Perlunya suatu daerah menelaah RPJMD daerah lain karena alasan:
1. Adanya persamaan kepentingan atau tujuan atau upaya-upaya strategis yang harus disinergikan;
2. Adanya persamaan permasalahan pembangunan yang memerlukan upaya pemecahan bersama;
3. Adanya agenda pembangunan kewilayahan yang menentukan kewenangan bersama, utamanya daerah-daerah yang letaknya berdekatan; dan
4. Adanya kebijakan pemerintah menetapkan daerah sebagai bagian dari kesatuan wilayah/kawasan pembangunan.
238 Tabel. 4.3
Identifikasi RPJMD Daerah Lain yang berbatasan dengan Kabupaten Ogan Ilir
No Kabupaten/Kota yang berbatasan
Periode RPJMD Kebijakan Terkait Keterangan
1 Kota Palembang 2013-2018 Peningkatan Kualitas Lingkungan Hidup
Pencegahan banjir dan genangan.
Peningkatan pelayanan Publik
Pengembangan ekonomi kerakyatan.
Peningkatan Pendapatan Daerah.
Peningkatan investasi guna mendukung pertumbuhan ekonomi
Peningkatan kualitas sumber daya manusia
Peningkatan Sistem dan Manajemen Transportasi
Pengendalian pertumbuhan dan persebaran penduduk 2 Kabupaten
Banyuasin
2013-2018 Peningkatan sumberdaya manusia
Peningkatan pengelolaan sumberdaya alam yang berwawasan lingkungan
Peningkatan pemerataan dan pertumbuhan ekonomi
Pembangunan Perkotaan 3 Kabupaten Ogan
Komering Ilir
2013-2018 Ketimpangan Pembangunan antar wilayah
Penanggulangan kemiskinan
Kebakaran hutan dan lahan
239 No Kabupaten/Kota
yang berbatasan
Periode RPJMD Kebijakan Terkait Keterangan
4 Kabupaten OKU Timur
2016-2021 Pencegahan gangguan keamanan dan ketertiban dilingkungan masyarakat
Peningkatan infrastruktur wilayah (jalan, jembatan dan irigasi
Peningkatan akses pendidikan yang bermutu
Pengembangan dan pemanfaatan potensi unggulan daerah
Proses perda
5 Kabupaten OKU 2016-2021 Pencegahan gangguan keamanan dan ketertiban dilingkungan masyarakat
Peningkatan infrastruktur wilayah (jalan, jembatan dan irigasi
Pengembangan potensi unggulan daerah
Penyediaan Pelayanan Dasar
6 Kota Prabumulih 2013-2018 Penyerapan Angkatan Kerja Melalui penyediaan lapangan kerja dan dorongan bagi wirausaha
Dukungan penuh bagi pengembangan Usaha mikro, Kecil dan menengah
Infrastruktur Transportasi sebagai urat nadi Pertumbuhan Ekonomi
Penyediaan Pelayanan Dasar dan Inklusif 7 Kabupaten Muara
Enim
2013-2018 Infrastruktur Transportasi sebagai urat nadi Pertumbuhan Ekonomi
Penyediaan Pelayanan Dasar dan Inklusif
Peningkatan Fasilitas Pendukung bagi Program Wajib Belajar 12 Tahun
Perwujudan Pelayanan Prima Bidang Kesehatan
240 No Kabupaten/Kota
yang berbatasan
Periode RPJMD Kebijakan Terkait Keterangan
Penyerapan Angkatan Kerja Melalui penyediaan lapangan kerja dan dorongan bagi wirausaha
Dukungan penuh bagi pengembangan Usaha mikro, Kecil dan menengah
Pengembangan sektor pertanian sebagai penopang perekonomian dan ketahanan pangan
Pemanfaatan sumberdaya mineral yang berkelanjutan
241 4.3 Isu Strategis Daerah
Dengan memperhatikan analisa lingkungan eksternal dan internal, isu strategis pembangunan dalam periode tahun 2016-2021 adalah sebagai berikut:
a. Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola b. Pengembangan Ekonomi kerakyatan; c. Penyedian layanan dasar berkualitas d. Kedaulatan pangan
e. Percepatan Penanggulangan Kemiskinan f. Pemerataan dan Perluasan pendidikan g. Peningkatan Layanan Kesehatan h. Pelayanan Administrasi Publik i. Penurunan angka pengangguran