• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERENCANAAN JEMBATAN TEMBELANG WONOSOBO (Design of Tembelang Bridge At Wonosobo ) - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERENCANAAN JEMBATAN TEMBELANG WONOSOBO (Design of Tembelang Bridge At Wonosobo ) - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

IX-1

BAB VIII

PENUTUP

8.1. KESIMPULAN

Setelah melalui proses analisa dan perhitungan, ada beberapa kesimpulan yang dapat diambil berkaitan dengan perhitungan Jembatan Tembelang Kabupaten Wonosobo, yaitu :

1. Jembatan Tembelang merupakan jembatan baru yang dibangun guna memperpendek jarak tempuh dan mempermudah rute perjalanan dari Temanggung menuju Wonosobo ataupun sebaliknya.

2. Dengan dibangunnya jembatan Tembelang diharapkan perkembangan ekonomi dan tingkat kesejahteraan masyarakat di kedua kabupaten yang dihubungkan dapat meningkat.

3. Jembatan Tembelang termasuk dalam klasifikasi jalan kolektor sekunder, kelas III. Dengan menggunakan struktur atas gelagar beton prategang (prestress) dengan bentang 40 m dan 25 m, lebar ruas 2 x 3,5 m, dengan dua buah trotoar lebar 1,0 m dan pelat lantai 20 cm. Sedangkan untuk struktur bawahnya menggunakan duah buah abutment dengan menggunakan pondasi tiang pancang.

4. Gelagar prategang yang direncanakan memiliki panjang bentang 40 m, direncanakan dengan :

Mutu beton prategang (f’c) = 50 Mpa Berat jenis beton (BJ) = 2500 kg/m3

Mutu baja (fy) = Ø < 13 mm → fy = 240 Mpa (BJTP 24) Ø ≥ 13 mm → fy = 400 Mpa (BJTD 40)

5. Konstruksi antara balok girder dengan plat lantai jembatan dibuat monolite,

(2)

IX-2

6. Jumlah tendon yang digunakan untuk girder 40 m ada 5 buah dan tiap tendonnya 19 strain dengan diameter nominalnya 12,7 mm.

7. Berdasarkan hasil pengujian sondir dan boring diketahui tanah keras pada kedalaman -20,0 m dari muka tanah setempat, sehingga direncanakan menggunakan pondasi tiang pancang.

8. Pondasi tiang pancang yang digunakan memesan dari pabrik Pratekan Wijaya Karya (WIKA) dengan diameter 60 cm, panjang 20 m dan luas tiang pancang 1571 cm2

8.2. SARAN

Berdasarkan kejadian yang dialami selama melakukan perhitungan jembatan ini, penulis bermaksud memberikan beberapa saran antara lain sebagai berikut :

1. Walaupun rancangan sudah menggunakan konstruksi dari pabrik, namun sebaiknya tetap melakukan pengontrolan terhadap konstruksi bangunan demi keamanan bangunan tersebut.

Referensi

Dokumen terkait

MPa, sedangkan besi tulangan digunakan mutu baja (fy) 240 MPa. d) Pondasi digunakan pondasi bore pile dengan diameter 60 cm. e) Perkerasan pada underpass direncanakan dengan

Dalam kelompok tiang pancang (pile group) ujung atas tiang – tiang tersebut dihubungkan satu dengan yang lainnya dengan poer (pile cap) yang kaku untuk mempersatukan pile –

Direksi dapat menentukan perubahan pondasi ( jenis, dimensi, peil ) dengan menyesuaikan keadaan lapangan. Untuk pondasi tiang pancang sebelum mulai pelaksanaan pemancangan

Hasil dari soil test berupa φ (sudut geser tanah) yang berguna untuk mencari tekanan tanah pada saat perencanaan sheet pile dan pondasi tiang pancang. Selain

Analisa terhadap kondisi tanah dasar dimaksudkan untuk mengetahui sifat fisis dan sifat teknis dari tanah untuk menentukan jenis pondasi yang sesuai dengan keadaan tanah pada

Pondasi Sumuran yang digunakan pada tiap abutment sebanyak 2 buah, dimana. tiap pondasi sumuran memiliki diameter 3,5 meter dengan kedalaman

Indosat, Semarang, Jawa Tengah direncanakan menggunakan pondasi jenis tiang pancang (bore pile) pada 5 titik, selama proses pemboran untuk pemasangan pondasi tiang pancang (bore

Mengingat kondisi tapak yang berada dekat dengan laut, maka struktur. bawah yang dapat digunakan adalah jenis pondasi tiang