• Tidak ada hasil yang ditemukan

3. Peningkatan produksi kacang tanah (Arachis hypogeae L.) dengan pemberian jerami padi dan pupuk kandang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "3. Peningkatan produksi kacang tanah (Arachis hypogeae L.) dengan pemberian jerami padi dan pupuk kandang"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal Agrisistem, Desember 2006, Vol 2 No. 2 ISSN 1858-4330

70

PENINGKATAN PRODUKSI KACANG TANAH (

Arachis hypogeae

L.)

DENGAN PEMBERIAN JERAMI PADI DAN PUPUK KANDANG

PERFORMANCE OF PEANUT (Arachis hypogeae L.) YIELD BY APPLICATION OF RICE STRAW AND MANURE

Abd. Rahman Arinong1), Erma Nilawati1) , dan Suintosa2)

1) Dosen Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian Gowa 2) Penyuluh Pertanian Lapangan Prov. Papua

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh pemberian jerami padi dan pupuk kandang terhadap peningkatan produksi tanaman kacang tanah. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok yang terdiri dari 4 perlakuan dengan dosis masing-masing 10 ton ha-1 yaitu: Tanpa Pupuk (P0), Pupuk Jerami padi (P1), pupuk kandang (P2), Pupuk kandang dan jerami (P3). Setiap perlakuan masing - masing diulang sebanyak 5 kali sehingga terdapat 20 kombinasi perlakuan. Pemberian pupuk perlakuan dilakukan satu bulan sebelum tanam, jerami yang diberikan sebelumnya dihancurkan (dipotong-potong) dan diberikan bersamaan dengan pengolahan tanah dengan cara disebar di permukaan tanah dan diaduk secara merata kedalam tanah. Hasil penelitian menunjukkan pemberian pupuk jerami padi dicampur pupuk kandang (P3) memberikan pengaruh nyata dan hasil yang tertinggi pada tinggi tanaman, berat polong kering dan jumlah polong dibanding perlakuan lainnya dan kontrol (P0). Pemberian pupuk jerami padi dicampur pupuk kandang (P3) memperlihatkan perbedaan sangat Nyata terhadap produksi baik pada jumlah polong, dan berat polong kering yaitu masing-masing 4.724 polong/petak dan 6,364 kg/petak.

Kata Kunci : Jerami padi, pupuk kandang, dan kacang tanah

ABSTRACT

This research aims to asses the influence of rice straw and manure fertilizer on the yield of peanut. This research was arranged in randomised block design, consisted by 4 treatment 10 ton ha-1 that is: Without Manure (P0), rice straw fertilizer ( P1), manure fertilizer ( P2), manure-rice straw mixed fertilizer (P3). Each treatment replicated 5 times, so there are 20 treatment combination. Fertilizer treatment was applied one month before planting. Same time with the soil tillage by disseminated on the surface of area and incorporated into soil. Result of research showed that application of the rice straw-manure mixed fertilizer (P3) showed the significance influence and highest result for plant high, weight of dry pod and total number of pod compared to other treatment and control. Rice straw-manure mixed fertilizer (P3) showing highly significance difference on production especially number of pod and pod dry weight that is 4.724 pod/plot and 6,364 kg/plot.

Keywords: rice straw, manure, and groundnut

PENDAHULUAN

Kacang tanah merupakan salah satu sumber protein nabati yang cukup penting

(2)

Jurnal Agrisistem, Desember 2006, Vol 2 No. 2 ISSN 1858-4330

71 negeri cukup besar, dari 634 ribu ton

menjadi 807,3 ribu ton (meningkat 4,4 %) per tahun (Adisarwanto, 1999). Produksi Kac. Tanah di Indonesia untuk tanah sawah 0,6 – 1,2 ton ha-1, sedang lahan kering 1,2 – 1,8 ton ha-1. Hasil Penelitian dapat mencapai 1,8 ton ha-1. Dalam meningkatkan produksi juga dituntut untuk tetap menjaga lingkungan agar tidak rusak sehingga produksi bisa lestari (Subandiasa , 1997). Yang menghambat pengembangan kacang. tanah di Indonesia adalah belum ada program khusus seperti intensifikasi maupun ekstensifikasi yang di rekomendasikan, kemudian kacang tanah dianggap komoditi sekunder karena memerlukan biaya relatif tinggi (Harsono, 1995). Upaya untuk meningkatkan Kacang tanah dengan perluasan areal memanfaakan lahan kering yang belum dikelolah secara optimal, memanfaatkan limbah. pertanian sebagai pupuk untuk menekan biaya produksi serta pengelolaan tanaman secara baik

Kebiasaan usahatani yg dikelolah adalah dengan pemberian pupuk kimia yg terus meningkat kebutuhannya, sehingga menurunkan produktivitas tanah (Sukarman dkk, 2000). Kebijakan yg dianjurkan adalah bibit unggul, mempertahankan kesehatn tanah dan penyaluran produksi yang baik.

Jerami padi adalah limbah pertanian yang cukup tersedia sehingga perlu untuk dimanfaatkan sebagai pupuk organik yang dapat meningkatkan kesuburan tanah, produksi dan pendapatan (Sutanto, 2002a)

Pupuk kandang khususnya kotoran ayam dibandingkan dengan kotoran ternak lainnya, mengandung beberapa unsur hara makro dan mikro tertentu dalam jumlah banyak. Kejenuhan basanya tinggi tetapi kapasitas tukar kationnya rendah (Darung, 2001)

Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh pemberian jerami padi dan pupuk kandang terhadap peningkatan produksi tanaman kacang tanah.

BAHAN DAN METODE

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai bulan Juni 2006 bertempat di Desa Bilalang Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa.

Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok yang terdiri dari 4 perlakuan dengan dosis masing-masing 10 ton ha-1 yaitu: Tanpa Pupuk (P0), Pupuk Jerami padi (P1), pupuk kandang (P2), Pupuk kandang dan jerami (P3). Setiap perlakuan masing - masing diulang sebanyak 5 kali sehingga terdapat 20 kombinasi perlakuan.

Pemberian pupuk ( pupuk kandang, jerami padi, dan pupuk kandang, dicampur jerami padi), disesuaikan dengan perlakuan pada setiap petak percobaan. Pemberian pupuk perlakuan dilakukan satu bulan sebelum tanam, jerami yang diberikan sebelumnya dihancurkan (dipotong-potong) dan diberikan bersamaan dengan pengolahan tanah dengan cara disebar di permukaan tanah dan diaduk secara merata kedalam tanah. Pengamatan yang dilakukan meliputi tinggi tanaman, berat polong kering dan jumlah polong perpetak (g/petak) ditimbang kemudian dikonversi ke ton ha-1.

HASIL DAN PEMBAHASAN

(3)

Jurnal Agrisistem, Desember 2006, Vol 2 No. 2 ISSN 1858-4330

72

Tabel 1. Rata-rata tinggi tanaman kacang tanah umur 2 minggu pada setiap perlakuan dan analisa sidik ragam (cm/petak).

BNT

PERLAKUAN RERATA

MINGGU III 0,05 0,01

Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama berarti tidak berbeda nyata pada uji BNT 0,05 dan 0,01

Hasil uji BNT pada Tabel 2. terlihat bahwa semua perlakuan memberikan respon yang nyata terhadap rata-rata berat polong baik tanpa pupuk (P0) pemberian jerami padi (P1), pemberian pupuk kandang (P2) dan pemberian jerami dicampur pupuk kandang (P3). Hasil tertinggi rata-rata berat polong dihasilkan oleh perlakuan dengan pemberian jerami dicampur pupuk kandang (P3) diikuti perlakuan lainnya.

Tabel 2. Rata-rata berat polong kering kacang tanah pada setiap perlakuan dan analisa sidik ragam (cm/petak).

BNT

PERLAKUAN RERATA

MINGGU III 0,05 0,01

Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama berarti tidak berbeda nyata pada uji BNT 0,05 dan 0,01.

Hasil uji BNT 0,05 dan 0,01 pada Tabel 3. menunjukkan bahwa perlakuan dengan pemberian jerami padi (P1), pemberian pupuk kandang (P2) dan pemberian jerami

dicampur pupuk kandang (P3) memberikan pengaruh yang nyata terhadap jumlah polong yang dihasilkan sedangkan tanpa pupuk (P0) memberikan pengaruh yang tidak nyata terhadap jumlah polong.

Tabel 3. Rata-rata jumlah polong Kacang Tanah Pada Setiap Perlakuan dan Analisis Sidik Ragam (per/petak).

BNT

Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama berarti tidak berbeda nyata pada uji BNT 0,05 dan 0,01

Pemberian jerami padi dicampur pupuk kandang (P3) memberikan pengaruh yang lebih baik dan hasil tertinggi terhadap tinggi tanaman, berat polong kering dan jumlah polong. Hal ini di duga karena meningkatnya aktifitas mikroorganisme tanah yang terkandung dalam jerami dan pupuk kandang yang dapat membantu proses perombakan bahan organik, sehingga meningkatkan ketersediaan dan penyerapan unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman dan memungkinkan tanaman mengalami pertumbuhan vegetatif serta perkembangan bagian – bagian reproduktif dengan baik. Menurut Adianto (1993), ketersediaan unsur hara yang dapat diserap oleh tanaman merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi tingkat produktifitas suatu tanaman. Pada dasarnya jenis dan jumlah unsur hara yang tersedia di dalam tanah harus cukup dan seimbang untuk pertumbuhan agar tingkat produktifitas yang diharapkan dapat tercapai dengan baik. Selanjutnya menurut Sutanto

(2002a), umumnya pupuk organik

(4)

Jurnal Agrisistem, Desember 2006, Vol 2 No. 2 ISSN 1858-4330

73 juga mengandung hara mikro dalam

jumlah yang cukup dan sangat diperlukan untuk pertumbuhan tanaman.

Pemberian pupuk satu bulan sebelum tanam bersamaan dengan pengolahan tanah memberikan pengaruh yang berbeda nyata. Hal tersebut kemungkinan disebabkan karena pupuk organik yang diberikan dalam waktu satu bulan, sudah terurai sehingga kandungan bahan organik dari berbagai pupuk organik yang diberikan, seluruhnya telah mengalami dekomposisi sehingga memberikan hasil yang signifikan terhadap tanaman. Sejalan dengan hal tersebut menurut Sutanto (2002b) karakteristik umum dari pupuk organik yaitu ketersediaan unsur hara lambat, dimana hara yang berasal dari bahan organik memerlukan kegiatan mikroba untuk merubah dari bentuk ikatan kompleks organik yang tidak dapat dimanfaatkan oleh tanaman menjadi bentuk senyawa organik dan anorganik sederhana yang dapat diserap oleh tanaman.

KESIMPULAN

1. Pemberian pupuk jerami padi

dicampur pupuk kandang (P3) memberikan pengaruh Nyata dan hasil

yang tertinggi pada tinggi tanaman, berat polong kering dan jumlah polong dibanding perlakuan lainnya dan kontrol ( P0 ).

2. Pemberian pupuk jerami padi

dicampur pupuk kandang (P3) memperlihatkan perbedaan sangat Nyata terhadap produksi baik pada jumlah polong, dan berat polong kering yaitu masing-masing 4.724 polong/petak dan 6,364 kg/petak.

DAFTAR PUSTAKA

Adianto. 1993. Biologi Pertanian, Pupuk Kandang, Pupuk Organik

Nabati dan Insektisida. Penerbit Alumni, Bandung.

Adisarwanto, T. dan Rini Wulandari.

1999, Meningkatkan Hasil

Panen Kedelai di Lahan Sawah – Kering – Pasang Surut. Penebar Swadaya, Bogor.

Darung, U., SM. Mimbar, Syekhfani, 2001. Pengaruh waktu pemberian kapur dan pupuk kandang terhadap pertumbuhan dan hasil kedelai pada tanah gambut pedalaman Kalimantan Tengah.

Jurnal Biosains 1: 19-29.

Harsono. A, 1995. Budidaya kacang tanah lahan tegalan dan lahan kering, Balai penelitian tanaman kacang-kacangan dan umbi-umbian, Maros.

Subadiasa. N.N,. 1997. Teknologi Efective Microorganisms (EM) : Potensi dan prospeknya di Indonesia. Seminar Nasional Pertanian Organik. Yayasan Budi Lestari, Jakarta.

Sukarman, A. Mulyani dan D Subardja, 2000. Evaluasi Ketersediaan Lahan untuk Perluasan Areal Pertanian di Propinsi Riau, Jambi, Sumsel, lampung, Kalbar, Kalsel, Jabar, Jatim dan NTT No.05/Puslittanak/ 2000. Puslit Tanah dan Agroklimat, Bogor.

Sutanto R., 2002a. Pertanian Organik : Menuju Pertanian Alternatif dan Berkelanjutan. Kanisius Yogyakarta.

Referensi

Dokumen terkait

Ovitrap menjadi salah satu metode surveilans vektor yaitu perangkap telur nyamuk yang dapat terbuat dari bahan plastik, kaleng, potongan bambu yang dinding

Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa bakteri-bakteri yang berhasil diisolasi dari 4 jenis sayur siap saji dari 10 rumah makan yang ditelitu adalah

Model Mekanistik Efek remperatur, cahaya Dan Kompetisi Gulma Pada Pertumbuhan Tanaman.. (Mechanistic Model Effects of Temperature, Light lntensity

diinginkan). Gaya-gaya dukung dapat diperkirakan dari gaya yang perlu untuk mmgandung tekanan tanah lateral dengan sebuah faktor keamanan yang sesuai. Ha! ini didapat dari

Atau dapat dikatakan juga bahwa belanja pegawai adalah semua pengeluaran pemerintah daerah yang tidak berhubungan secara langsung dengan aktivitas atau dengan kata

Jelas terlihat dari cerita Soekarno dengan Marhaen, rakyat Indonesia kebanyakan saat itu tiada per- nah menggantungkan diri mereka dengan or- ang lain, tetapi kesederhanaan

[r]