• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. l2 Desember 2002 dari Imas Fatimah, S.H., notaris di Jakarta. Akta pendirian tersebut telah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. l2 Desember 2002 dari Imas Fatimah, S.H., notaris di Jakarta. Akta pendirian tersebut telah"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1.1.1 PT. Mobile-8 Telecom, Tbk.

PT. Mobile-8 Telecom Tbk (“Perusahaan”) didirikan berdasarkan akta No. 11 tangga l2 Desember 2002 dari Imas Fatimah, S.H., notaris di Jakarta. Akta pendirian tersebut telah disahkan oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusannya No. C-24156.HT.01.01.TH.2002 tanggal 16 Desember 2002, yang dimuat dalamTambahan No. 1772, Berita Negara Republik Indonesia No. 18 tanggal 3 Maret 2003. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan.Perubahan terakhir dilakukan dengan akta No. 54 tanggal 25 Oktober 2010 dari Linda Herawati, S.H., notaris di Jakarta,mengenai perubahan modal dasar yang ditempatkan dan disetorkan oleh Perusahaan. Perubahan ini telah diterima dan disetujui oleh Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat No. AHU 51631 AH.01.02 tanggal 3 Nopember 2010.

Pada tanggal 4 Maret 2003, Perusahaan memperoleh persetujuan dari Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) melalui suratnya No. 21/V/PMA/2003 mengenai perubahan status Perusahaan dari Perusahaan Non Penanaman Modal Asing/Penanaman Modal Dalam Negeri menjadi Perusahaan Penanaman Modal Asing (PMA). Perusahaan berdomisili di Jakarta dengan kantor pusat beralamat di Menara Kebon Sirih Lt. 18, Jl.Kebon Sirih Kav. 17 - 19, Jakarta 10340. Perusahaan mulai beroperasi secara komersial pada tanggal 8 Desember 2003.

Sebelumnya, Perusahaan telah memiliki perangkat teknologi CDMA 2000 1X dan CDMA 2000 1X EVDO serta memperoleh Izin Penyelenggaraan Jasa Telepon Dasar

(2)

berdasarkan Surat Keputusan Menteri Perhubungan No. KP.309 Tahun 2003 tanggal 23 Oktober 2003, dimana Perusahaan dapat menyelenggarakan jasa telepon dasar melalui jaringan bergerak selular milik PT Komunikasi Selular Indonesia (Komselindo) dan PT Metro Selular Nusantara (Metrosel). Komselindo, Metrosel dan PT Telekomindo Selular Raya (Telesera) memperoleh izin Penyelenggaraan Jaringan Bergerak Selular dengan menggunakan teknologi CDMA masing-masing berdasarkan (i) Surat Keputusan Menteri Perhubungan No. KP.284 Tahun 2003 tanggal5 September 2003, (ii) No. KP.282 Tahun 2003 tanggal 27 Agustus 2003 dan (iii) Keputusan Menteri Komunikasi dan Informatika No. 82/KEP/M.KOMINFO/8/ 2006 tanggal 25 Agustus 2006.

Pada tanggal 31 Desember 2010, berdasarkan rapat umum pemegang saham tanggal 29 April 2010 yang didokumentasikan pada akta No. 62 tanggal 24 Mei 2010 dari Linda Herawati, S.H., notaris di Jakarta, susunan pengurus Perusahaan adalah sebagai berikut:

Dewan Komisaris

Presiden Komisaris

Komisaris Independen : Henry Cratein Suryanaga

Wakil Presiden Komisaris : Sarwono Kusumaatmadja

Komisaris Independen : Reynold M. Batubara

Direksi Board of Directors

Presiden Direktur : Merza Fachyz

Direktur : Anthony C.Kartawiria

(3)

Yopie Widjaya

Juliana Dotulong

1.1.2 PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk.

Perusahaan Perseroan (Persero) P.T. Telekomunikasi Indonesia Tbk (“Perusahaan”) pada mulanya merupakan bagian dari “Post en Telegraafdienst”, yang didirikan pada tahun 1884 berdasarkan. Keputusan Gubernur Jenderal Hindia Belanda No. 7 tanggal 27 Maret 1884 dan diumumkan dalam .Berita Negara Hindia Belanda No. 52 tanggal 3 April 1884. Pada tahun 1991, berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 25 tahun 1991, status Perusahaan diubah menjadi perseroan terbatas milik negara (“Persero”). Perusahaan didirikan berdasarkan akta notaris Imas Fatimah, S.H. No. 128 tanggal 24 September 1991. Akta pendirian tersebut telah disetujui oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. C2-6870.HT.01.01.Th.1991 tanggal 19 November 1991 dan diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 5 tanggal 17 Januari 1992, Tambahan No. 210. Anggaran Dasar Perusahaan telah beberapa kali diubah, perubahan terakhir dalam rangka penyesuaian dengan Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Indonesia (“BAPEPAM-LK”) No. IX.J.1 tentang Pokok-Pokok Anggaran Dasar Perseroan yang Melakukan Penawaran Umum Efek Bersifat Ekuitas dan Perusahaan Publik dan Peraturan BAPEPAM-LK No. IX.E.2 tentang Transaksi Material dan Perubahan Kegiatan Usaha Utama, serta dalam rangka penambahan maksud dan tujuan Perusahaan, berdasarkan akta notaris A. Partomuan Pohan, S.H., LLM. No. 37 tanggal 24 Juni 2010 dan pemberitahuan atas perubahan tersebut telah diterima oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia (“Menkumham”) berdasarkan Surat No. AHU-35876.AH.01.02. tahun 2010 tanggal 19 Juli 2010.

(4)

Berdasarkan keputusan-keputusan yang dibuat pada (i) Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (“RUPST”) Perusahaan yang dinyatakan dalam akta notaris No. 22 tanggal 12 Juni 2009 oleh Dr. A. Partomuan Pohan, S.H., LLM.; (ii) Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (“RUPSLB”) Perusahaan yang dinyatakan dalam akta notaris No. 18 tanggal 11 Juni 2010 oleh notaris yang sama; dan (iii) RUPSLB yang dinyatakan dalam akta notaris No. 33 tanggal 17 Desember 2010 oleh notaris yang sama, susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 masing-masing adalah sebagai berikut:

Komisaris Utama : Tanri Abeng

Komisaris : Bobby A.A Nazief

Komisaris : Mahmuddin Yasin

Komisaris Independen : Arif Arryman Komisaris Independen : Petrus Sartono

Direktur Utama :Rinaldi Firmansyah

Wakil Direktur Utama/Chief

Direktur Keuangan :Sudiro Asno

Direktur Jaringan dan Solusi : Ermady Dahlan Direktur Enterprise dan

Wholesale :Arief Yahya

Direktur Konsumer : I Nyoman Gede Wiryanata Direktur Compliance dan Risk

Management :Prasetio Prasetio

Direktur Teknologi Informasi : Indra Utoyo Direktur Human Capital

(5)

4.2 Deskripsi Hasil Penelitian

4.2.1 Deskripsi Kinerja Keuangan PT. Mobile-8 Telecom, Tbk. dan PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk.

Suatu perusahaan di katakan sehat apa bila kinerja keuangan pada perusahaan tersebut baik. Berikut dipaparkan pembahasan kinerja keuangan kelompok industri telekomunikasi. Yaitu PT. Mobile-8 Telecom, Tbk. dan PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. untuk kurun waktu 2008-2010 dilihat dari Current Ratio (CR), Quick Ratio (QR), Inventory Turnover (IT), Fixed Asset turnover (FAT), Return On Equity (ROE), Net Profit Margin (NPM), Return On Investmen (ROI).

a. Current Rasio (CR)

Grafik 4.1

Presentase Current ratio (CR)

Current Ratio (CR) 2008 2009 2010 PT. Telecom 0,54 0,61 0,91 0.00 0.10 0.20 0.30 0.40 0.50 0.60 0.70 0.80 0.90 1.00 2008 2009 2010 PT. Telecom PT. Mobile

(6)

PT. Mobile 0,66 0,35 0,22 (Sumber : data diolah)

Dari grafik 4.1 di atas dapat di lihat bahwa PT. Telkomunikasi Indonesia, Tbk. mengalami peningkatan yaitu tahun 2008 (0,54%), 2009 (0,61%), dan 2010 (0,91%). Sedangkan PT. Mobile-8 Telcom, Tbk. mengalami penurunan yaitu tahun 2008 (0,66%), 2009 (0,35%), 2010 (0,22%).

PT. Telkomunikasi Indonesia, Tbk. memperoleh presentase current ratio terbesar pada tahun 2010 sebesar (0,91%). Dan terkecil pada tahun 2008 (0,54%). Sementara PT. Mobile-8 Telcom, Tbk. memperoleh persentase terbesar pada tahun 2008 sebesar (0,66%), dan terkecil pada tahun 2010 (0,22%). Hal ini dikarenakan, Pertumbuhan operasi telkom ditunjukkan oleh meningkatnya secara signifikan jumlah pelanggan dan user layanan pita lebar (baik fixed maupun mobile), yaitu Speedy dan Flash, yang pada tahun 2009 mencapai pertumbuhan masing-masing sebesar 78% dan 709%. Sedangkan PT. Mobile-8 Fundamental tak mendukung. Sejatinya, investor yang terjebak dan masih tergiur memegang efek FREN, ibarat menanam benih di lahan gersang. Selama ini, saham FREN sepi peminat, bahkan sudah tidur panjang sejak Desember 2009. Atau, tak beranjak dari level Rp 50 per saham. Pasalnya, fundamental dan kinerja perusahaan yang dulu bernama PT Mobile-8 Telecom ini, payah. Tengok saja, kerugian perusahaan yang saban tahun kian membengkak. Di 2009, FREN mencatat rugi usaha senilai Rp 675 miliar, sementara rugi bersih Rp 675 miliar. Kerugian bertambah di 2010, yaitu menderita rugi usaha Rp 867 miliar, dengan rugi bersih mencapai Rp 1,401 triliun.

b. Quick Ratio (QR)

Grafik 4.2

(7)

Quick Ratio (QR) 2008 2009 2010

PT. Telecom 0,52 0,59 0,89

PT. Mobile 0,59 0,32 0,11

(Sumbe : Data diolah)

Dari garfik di atas terlihat pada tahun 2008 presentasi Quick Ratio (QR) kedua perusahaan tidak terlalu jauh perbedaannya yaitu PT. Telkomunikasi Indonesia, Tbk. (0.52%) sedangkan PT. Mobile-8 Telcom, Tbk. (0,59%), Sementara di tahun 2009-2010 jelas terlihat perbedaan yang sangat jauh yaitu PT. Telkomunikasi Indonesia, Tbk. tahun 2009 (0,59%), 2010 (0,89%). Sedangkan PT. Mobile-8 Telcom, Tbk. tahun2009 (0,32%), 2010 (0,11%). Hal ini dikarenakan, Telkom memiliki kekuatan finansial besar, hal ini memudahkan telkom untuk melakukan investasi peralatan telekomunikasi yang mahal. Selain itu, mereka juga telah memiliki jaringan dan infrastruktur yang luas mencakup segenap wilayah tanah air sehingga memudahkan untuk melakukan ekspansi dan penetrasi pasar. Sedangkan FREN kembali menanggung rugi usaha Rp 654 miliar, dan rugi bersih hingga Rp 1,813 triliun. Belum lagi, utang perusahaan menumpuk. Total utang FREN, termasuk utang obligasi, per September 2010 mencapai Rp 8,101 triliun. Jumlah itu melonjak dibanding

0.00 0.10 0.20 0.30 0.40 0.50 0.60 0.70 0.80 0.90 1.00 2008 2009 2010 PT. Telecom PT. Mobile

(8)

tahun sebelumnya yang senilai Rp 4,603 triliun. Adapun, utang obligasinya saja sebesar Rp 879,967 miliar, yang terdiri dari obligasi rupiah senilai Rp 657,553 miliar, dan Global

Notes setara Rp 224,414 miliar.

c. Inventory Turnover (IT)

Grafik 4.3

Presentase Inventory Turnover (IT)

Inventory Turnover (IT) 2008 2009 2010

PT. Telecom 23,55 24,24 133,12

PT. Mobile 11,32 15,48 1,74

(Sumber : Data diolah)

0.00 20.00 40.00 60.00 80.00 100.00 120.00 140.00 2008 2009 2010 PT. Telecom PT. Mobile

(9)

0.00 0.50 1.00 1.50 2.00 2.50 3.00 3.50 4.00 4.50 2008 2009 2010 PT. Telecom PT. Mobile

Dari grafik di atas dapat di lihat dari tahun 2008-2010 presentase inventory turnover PT. Telkomunikasi Indonesia, Tbk, selalu lebih tinggi dari pada PT. Mobile-8 Telcom, Tbk. yaitu 2008 (23,55%), 2009 (24,24%), 2010 (133,12%). Sedangkan PT. Mobile-8 Telecom, Tbk. memiliki presentase yaitu tahun 2008 (11,32%), 2009 (15,48%), 2010 (1,74%).

Presentase IT terbesar PT. Telkomunikasi Indonesia, Tbk. yaitu tahun 2010 sebesar (133,12%). Sedangkan pada PT. Mobile-8 telecom, Tbk. pada tahun 2009 sebesar (15,48%). Hal ini disebabkan, Pada tahun 2009, pelanggan Speedy Telkom mencapai 1,14 juta pelanggan dan Flash user dari Telkomsel mencapai 1,67 juta. Pendapatan yang diperoleh dari layanan pita lebar ini juga mengalami pertumbuhan yang signifikan. Pendapatan Speedy tumbuh sebesar 81% menjadi Rp2,6 trilliun pada tahun 2009 dari Rp1,4 triliun pada tahun 2008. Pendapatan dari layanan Flash tumbuh sebesar 350% menjadi Rp540 miliar pada tahun 2009 dari Rp120 miliar pada tahun 2008. Sedangkan PT. Mobile-8 Hanya fokus utama pada bisnis seluler dan data, layanan data memberikan kontribusi sekitar delapan sampai sepuluh persen bagi total pendapatan perseroan. Layanan FWA akan digelar di area rural atau di daerah pedesaan yang belum kebagian layanan telepon tetap kabel.

a. Fixed Asset Turnover(FAT)

Grafik 4.4

(10)

Fixed Asset turnover 2008 2009 2010

PT. Telecom 4,15 3,99 3,66

PT. Mobile 0,98 1,14 0,84

(sumber: data diolah)

Dari grafik di atas dapat di lihat bahwa dari tahun 2008-2010 PT. Telkomunikasi Indonesia, Tbk. mengalami penurunan yaitu tahun 2008 (4,15%), 2009 (3,99%), dan tahun 2010 (3,66%). Sedangkan PT. Mobile-8 Telcom, Tbk. mengalami peningkatan pada tahun 2009 yaitu (1,14%) dan mengalami penurunan pada tahun 2010 yaitu (0,84%). Hal ini dikarenakan, Masyarakat semakin menuntut mobilitas dan fleksibilitas dari alat komunikasinya, telepon rumah tradisional tidak lagi dapat memenuhi kebutuhan tersebut, kondisi persaingan juga akan menjadi semakin ketat, para operator bertarung untuk mendapatkan pelanggan-pelanggan yang jumlahnya makin kecil.

b. Return On Equity (ROE)

Grafik 4.5

Presentase Return On Equity (ROE)

Return On Equity 2008 2009 2010 -4.00 -2.00 0.00 2.00 4.00 6.00 8.00 10.00 12.00 14.00 2008 2009 2010 PT. Telecom PT. Mobile

(11)

PT. Telecom 0,31 0,29 0,20

PT. Mobile -1,47 -0,91 11,73

(sumber : data dioleh)

Dari grafik 4.5 di atas terlihat bahwa PT. Telkomunikasi Indonesia, Tbk. mengalami penurunan sedikit yaitu pada tahun 2009 (0,29%) dan tahun 2010 (0,20%). Sedangkan PT. Mobile-8 Telcom, Tbk. meningkat dari -1,47% sampai dengan 11,73% pada tahun 2010. Hal ini dikarenakan, PT. Mobile-8 melakukan Uji coba EVDO Rev B ini dibenarkan oleh Lukas Heriyanto selaku Direktur Teknik Mobile-8. Beliau juga menuturkan kelebihan teknologi baru ini, “Dengan Rev B pelanggan bisa menikmati akses kecepatan download sampai 9,3 Mbps. Sementara saat ini Rev A baru sampai 3,1 Mbps. Jadi bisa dipastikan pelanggan bisa lebih cepat lagi menikmati internet,” Bukan hanya kecepatan yang ditingkatkan oleh EVDO Rev B ini tetapi jangkauannya pun diperluas lagi. Ada lima wilayah yang sedang dikembangkan saat ini, selain Jabodetabek dan Bandung yang telah menikmati EVDO Rev A lebih dahulu akan segera menikmati EVDO Rev B pada bulan November nanti. Kelima wilayah itu adalah Semarang, Solo, Yogyakarta, Surabaya dan Malang. Untuk beberapa kota di luar Jawa seperti Makassar, Manado, Medan, Palembang Lampung, Banjarmasin, dan Balikpapan akan segera menikmati EVDO Rev A. sampai akhir tahun 2010 jumlah pelanggan datanya mencapai 70.000 dna diharapkan akan meningkat dua kali lipat tahun ini. Sedangkan PT. Telekomunikasi tetap stabil.

c. Net Profit Margin (NPM)

(12)

Presentase Net Profit Margin (NPM)

Net Profit Margin 2008 2009 2010

PT. Telecom 0,17 0,18 0,34

PT. Mobile -1,46 -1,44 -3,72

(Sumber: data diolah)

Dari gambar di atas dapat di lihat bahwa pada tahun 2008 net profit margin terhadap perusahaan PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. dan PT. Mobile-8 Telecom, Tbk. pada tahun 2008 sebesar (0,17%), dan meningkat pada tahun 2009 dan 2010 yaitu sebesar (0,18%) dan (0,34%). Sedangkan PT. Mobile-8 Telecom, Tbk. pada tahun 2008 sebesar (-1,46%), tahun 2009 sebesar (-1,44%) sedang tahun 2010 sebesar (3,72%). Hal ini dikarenakan hasil keuangan dan operasi TELKOM sepanjang tahun 2009 menunjukkan kemampuan perusahaan untuk terus bertumbuh kendati kondisi persaingan antar operator di lingkungan industri telekomunikasi di tanah air semakin ketat. Sedangkan Mobile-8 mendapatkan lisensi nasional FWA gara-gara frekuensi 800 MHz yang ditempatinya ditata ulang pemerintah. Operator yang punya produk seluler Fren itu mendapat kompensasi lisensi karena harus membagi sebagian kanalnya dengan PT. Indosat Tbk, penyedia layanan StarOne yang harus

-4.00 -3.50 -3.00 -2.50 -2.00 -1.50 -1.00 -0.50 0.00 0.50 1.00 2008 2009 2010 PT. Telecom PT. Mobile

(13)

mengungsi dari frekuensi 1900MHz saat terjadi penataan frekuensi untuk layanan seluler generasi ketiga.

d. Return On Investmen (ROI)

grafik 4.7

presentase Return On Investmen (ROI)

Return On Investment 2008 2009 2010

PT. Telecom 0,12 0,12 0,12

PT. Mobile -0,22 -0,15 -0,31

(sumber: data diolah)

Dari grafik 4.7 di atas dapat di lihat bahwa PT. Telkomunikasi Indonesia, Tbk. stabil, dari tahun 2008-2010 sebesar (0,12%). Sedangkan PT. Mobile-8 Telcom, Tbk. meningkat pada tahun 2009 dan menurun pada tahun 2010. Hal ini dikarenakan dampak multiplier industri telekomunikasi di Indonesia sangat luar biasa, karena menjadi infrastruktur penggerak seluruh sektor mulai industri telekomunikasi itu sendiri, juga mendorong sektor perdagangan, manufaktur, sektor usaha kecil menengah sebagai penggerakekonomi rakyat.

-0.35 -0.30 -0.25 -0.20 -0.15 -0.10 -0.05 0.00 0.05 0.10 0.15 2008 2009 2010 PT. Telecom PT. Mobile

(14)

Seiring perkembangan teknologi, layanan telekomunikasi telah menjadi salah satu kebutuhan pokok masyarakat. Dalam persaingan ini, telekomunikasi indonesia menjadi pilihan lebih banyak daripada mobile-8 telecom.

1.2 Uji Beda Antara Kinerja Keuangan PT. Telkomunikasi Indonesia, Tbk. dan PT. Mobile-8 Telcom, Tbk.

Pada penelitian ini alat analisis yang di gunakan untuk menguji apakah terdapat perbedaan kinerja keuangan antara PT. Telkomunikasi Indonesia, Tbk. dan PT. Mobile-8 Telcom, Tbk.adalah Uji –t berpasangan karena data yan g di gunakan terdiri dari tiga periode yakni tahun 2008-2010. Pembedaan kinerja keuangan masing-masing perusahaan ini di lakukan secara berpasangan dari tahun ke tahun untuk setiap indikator : Current Ratio (CR), Quick Ratio (QR), Inventory Turnover (IT), Fixed Asset turnover (FAT), Return On Equity (ROE), Net Profit Margin (NPM), Return On Investmen (ROI). Berikut ini adalah hasil pengujian antara dua perusahaan tersebut.

a. Current Ratio (CR)

CR PT. Telkomunikasi Indonesia, Tbk. di peroleh nilai mean sebsar 0.68% dan PT. Mobile-8 Telecom, Tbk. di peroleh nilai mean sebesar 0,41%. Distribusi data CR di kedua perusahaan di uji dengan kolmogorov smirnov test . PT. Telkomunikasi Indonesia, Tbk. di peroleh p-value = 0,92 (P>0,1) dan p-value = 0,98 (P>0,1) pada PT. Mobile-8 Telecom, Tbk. hasil uji dengan P>0,1 menerangkan bahwa distribusi data CR pada kedua perusahaan adalah normal, sehingga penggunaan uji –t bisa di lakukan. Hasil uji –t di peroleh nilai t_ hitung = 1,182 dan p-value = 0,359 (P>0,1), hasil memberikan kesimpulan bahwa untuk indikator CR antara PT. Telkomunikasi Indonesia,Tbk. dan PT. Mobile-8 Telecom, Tbk. tidak terdapat perbedaan yang signifikan.

(15)

b. Quick Ratio (QR)

QR PT. Telkomunikasi Indonesia, Tbk. di peroleh nilai mean sebsar 0,67% dan PT. Mobile-8 Telecom, Tbk. di peroleh nilai mean sebesar 0,34 %. Distribusi data QR di kedua perusahaan di uji dengan kolmogorov smirnov test . PT. Telkomunikasi Indonesia, Tbk. di peroleh p-value = 0,92 (P>0,1) dan p-value = 1,00 (P>0,1) pada PT. Mobile-8 Telecom, Tbk. hasil uji dengan P>0,1 menerangkan bahwa distribusi data QR pada kedua perusahaan adalah normal, sehingga penggunaan uji –t bisa di lakukan. Hasil uji –t di peroleh nilai t_ hitung = 1,323dan p-value = 0,317 (P>0,1), hasil memberikan kesimpulan bahwa untuk indikator QR antara PT. Telkomunikasi Indonesia,Tbk. dan PT. Mobile-8 Telecom, Tbk. tidak terdapat perbedaan yang signifikan.

c. Inventory Turnover (IT)

IT PT. Telkomunikasi Indonesia, Tbk. di peroleh nilai mean sebsar 60,30% dan PT. Mobile-8 Telecom, Tbk. di peroleh nilai mean sebesar 9,51 %. Distribusi data IT di kedua perusahaan di uji dengan kolmogorov smirnov test . PT. Telkomunikasi Indonesia, Tbk. di peroleh p-value =0,77 (P>0,1) dan p-value =0,98 (P>0,1) pada PT. Mobile-8 Telecom, Tbk. hasil uji dengan P>0,1 menerangkan bahwa distribusi data IT pada kedua perusahaan adalah normal, sehingga penggunaan uji –t bisa di lakukan. Hasil uji –t di peroleh nilai t_ hitung = 1.260 dan p-value = 0,335 (P>0,1), hasil memberikan kesimpulan bahwa untuk indikator IT antara PT. Telkomunikasi Indonesia,Tbk. dan PT. Mobile-8 Telecom, Tbk. tidak terdapat perbedaan yang signifikan.

d. Fixed Asset turnover (FAT)

FAT PT. Telkomunikasi Indonesia, Tbk. di peroleh nilai mean sebsar 3,93 % dan PT. Mobile-8 Telecom, Tbk. di peroleh nilai mean sebesar 0,98 %. Distribusi data FAT di kedua

(16)

perusahaan di uji dengan kolmogorov smirnov test. PT. Telkomunikasi Indonesia, Tbk. di peroleh p-value =0,99 (P>0,1) dan p-value = 1,00 (P>0,1) pada PT. Mobile-8 Telecom, Tbk. hasil uji dengan P>0,1 menerangkan bahwa distribusi data FAT pada kedua perusahaan adalah normal, sehingga penggunaan uji –t bisa di lakukan. Hasil uji –t di peroleh nilai t_ hitung = 26,309 dan p-value = 0,001 (P<0,1), hasil memberikan kesimpulan bahwa untuk indikator FAT antara PT. Telkomunikasi Indonesia,Tbk. dan PT. Mobile-8 Telecom, Tbk. terdapat perbedaan yang signifikan.

e. Return On Equity (ROE)

ROE PT. Telkomunikasi Indonesia, Tbk. di peroleh nilai mean sebsar 0,27% dan PT. Mobile-8 Telecom, Tbk. di peroleh nilai mean sebesar 3,12 %. Distribusi data ROE di kedua perusahaan di uji dengan kolmogorov smirnov test. PT. Telkomunikasi Indonesia, Tbk. di peroleh p-value = 0.92 (P>0,1) dan p-value =0,80 (P>0,1) pada PT. Mobile-8 Telecom, Tbk. hasil uji dengan P>0,1 menerangkan bahwa distribusi data ROE pada kedua perusahaan adalah normal, sehingga penggunaan uji –t bisa di lakukan. Hasil uji –t di peroleh nilai t_ hitung =-0,656 dan p-value = 0,579 (P>0,1), hasil memberikan kesimpulan bahwa untuk indikator ROE antara PT. Telkomunikasi Indonesia,Tbk. dan PT. Mobile-8 Telecom, Tbk. tidak terdapat perbedaan yang signifikan.

f. Net Profit Margin (NPM)

NPM PT. Telkomunikasi Indonesia, Tbk. di peroleh nilai mean sebsar 0,23 % dan PT. Mobile-8 Telecom, Tbk. di peroleh nilai mean sebesar -2,21 %. Distribusi data NPM di kedua perusahaan di uji dengan kolmogorov smirnov test . PT. Telkomunikasi Indonesia, Tbk. di peroleh p-value =0,81 (P>0,1) dan p-value = 0,77 (P>0,1) pada PT. Mobile-8 Telecom, Tbk. hasil uji dengan P>0,1 menerangkan bahwa distribusi data NPM pada kedua perusahaan adalah normal, sehingga penggunaan uji –t bisa di lakukan. Hasil uji –t di peroleh nilai t_

(17)

hitung = 3,002 dan p-value = 0,095 (P<0,1), hasil memberikan kesimpulan bahwa untuk indikator NPM antara PT. Telkomunikasi Indonesia,Tbk. dan PT. Mobile-8 Telecom, Tbk. terdapat perbedaan yang signifikan.

g. Return On Investmen (ROI)

ROI PT. Telkomunikasi Indonesia, Tbk. di peroleh nilai mean sebsar 0,12% dan PT. Mobile-8 Telecom, Tbk. di peroleh nilai mean sebesar 0,23%. Distribusi data ROI di kedua perusahaan di uji dengan kolmogorov smirnov test . PT. Telkomunikasi Indonesia, Tbk. di peroleh p-value = - (P>0,1) dan p-value = 1,00 (P>0,1) pada PT. Mobile-8 Telecom, Tbk. hasil uji dengan P>0,1 menerangkan bahwa distribusi data ROI pada kedua perusahaan adalah normal, sehingga penggunaan uji –t bisa di lakukan. Hasil uji –t di peroleh nilai t_ hitung = 7,486 dan p-value = 0,017 (P<0,1), hasil memberikan kesimpulan bahwa untuk indikator ROI antara PT. Telkomunikasi Indonesia,Tbk. dan PT. Mobile-8 Telecom, Tbk. terdapat perbedaan yang signifikan.

4.3 Pengajuan Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini menyatakan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan PT. Mobile-8 Telecom, Tbk. dengan PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. di lihat dari rasio Fix Asset Turnover (FAT), Net Profit Margin (NPM), Return On Investment (ROI). Sedangkan di lihat dari rasio Current Ratio (CR), Quick Ratio (QR), Inventory Turnover (IT) dan Return On Equity (ROE) tidak terdapat perbedaan yang signifikan. Ringkasan hasil Uji-t terhadap perbedaan rata-rata terhadap 7 rasio tersebut dijelaskan pada tabel berikut ini:

(18)

Tabel. 4.1 Ringkasan Hasil Uji-t

RASIO T_HITUNG P-VALUE HASIL

CR 1,182 0,359 Tidak signifikan

QR 1,323 0,317 Tidak signifikan

IT 1,260 0,335 Tidak signifikan

FAT 26,309 0,001 Signifikan

ROE 0,656 0,579 Tidak signifikan

NPM 3,002 0,095 Signifikan

ROI 7,486 0,017 Signifikan

(Sumber: data diolah)

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa ada 3 rasio yang menunjukan terdapat perbedaan yang signifikan antara kedua perusahaan, sedangkan empat rasio lainnya tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kedua perusahaan, dan kedua perusahaan ini di dukung oleh data yang diolah dengan SPSS 16. Maka Hipotesis untuk rasio FAT, NPM dan ROI, H1 diterima dan H0 ditolak. Sedangkan Hipotesis untuk rasio CR,QR,IT dan ROE H1

ditolak dan H0 diterima.

1.3 Pembahasan

Pada penelitian ini ada yang memberikan hasil bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan kedua perusahaan dan ada juga yang memberikan hasil bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan kedua perusahaan pada periode penilitian 2008 sampai dengan 2010.

Berikut ini adalah penjelasan hasil penelitian untuk setiap penelitian. a. Current Ratio (CR),

Tidak terdapat perbedaan yang signifikan di jelasakan dari hasil pengujian hipotesis pada penelitian ini. PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. meningkat dari tahun ke tahun di bandingkan dengan PT.Mobile-8 telecom, Tbk. Hal ini dikarenakan, Pertumbuhan operasi

(19)

telkom ditunjukkan oleh meningkatnya secara signifikan jumlah pelanggan dan user layanan pita lebar (baik fixed maupun mobile).

b. Quick Ratio (QR),

Tidak terdapat perbedaan yang signifikan di jelasakan dari hasil pengujian hipotesis pada penelitian ini. PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. meningkat dari tahun ke tahun di bandingkan dengan PT.Mobile-8 telecom, Tbk. Hal ini dikarenakan, Telkom memiliki kekuatan finansial besar, hal ini memudahkan telkom untuk melakukan investasi peralatan telekomunikasi yang mahal. Selain itu, mereka juga telah memiliki jaringan dan infrastruktur yang luas mencakup segenap wilayah tanah air sehingga memudahkan untuk melakukan ekspansi dan penetrasi pasar.

c. Inventory Turnover (IT),

Tidak terdapat perbedaan yang signifikan di jelasakan dari hasil pengujian hipotesis pada penelitian ini. PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. selalu lebih tinggi di bandingkan dengan PT.Mobile-8 telecom, Tbk. Hal ini disebabkan, Pada tahun 2009, pelanggan Speedy Telkom mencapai 1,14 juta pelanggan dan Flash user dari Telkomsel mencapai 1,67 juta. Pendapatan yang diperoleh dari layanan pita lebar ini juga mengalami pertumbuhan yang signifikan.

d. Fixed Asset turnover (FAT),

Terdapat perbedaan yang signifikan di jelasakan dari hasil pengujian hipotesis pada penelitian ini. PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. dari tahun 2008-2010 mengalami penurunan. Sedangkan PT. Mobile-8 Telcom, Tbk. mengalami peningkatan pada tahun 2009. Hal ini dikarenakan, Masyarakat semakin menuntut mobilitas dan fleksibilitas dari alat komunikasinya, telepon rumah tradisional tidak lagi dapat memenuhi kebutuhan tersebut, kondisi persaingan juga akan menjadi semakin ketat, para operator bertarung untuk mendapatkan pelanggan-pelanggan yang jumlahnya makin kecil.

(20)

e. Return On Equity (ROE),

Tidak terdapat perbedaan yang signifikan di jelasakan dari hasil pengujian hipotesis pada penelitian ini. PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. mengalami penurunan sedikit yaitu pada tahun 2009-2010. Sedangkan PT. Mobile-8 Telcom, Tbk. meningkat dari tahun 2008-2010. Hal ini dikarenakan, PT. Mobile-8 melakukan Uji coba EVDO Rev B ini dibenarkan oleh Lukas Heriyanto selaku Direktur Teknik Mobile-8. Beliau juga menuturkan kelebihan teknologi baru ini, “Dengan Rev B pelanggan bisa menikmati akses kecepatan download sampai 9,3 Mbps.

f. .Net Profit Margin (NPM),

Terdapat perbedaan yang signifikan di jelasakan dari hasil pengujian hipotesis pada penelitian ini. PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. dari tahun 2008-2010 meningkat di bandingkan dengan PT.Mobile-8 telecom, Tbk. Hal ini dikarenakan hasil keuangan dan operasi TELKOM sepanjang tahun 2009 menunjukkan kemampuan perusahaan untuk terus bertumbuh kendati kondisi persaingan antar operator di lingkungan industri telekomunikasi di tanah air semakin ketat. Sedangkan Mobile-8 mendapatkan lisensi nasional FWA gara-gara frekuensi 800 MHz yang ditempatinya ditata ulang pemerintah.

g. Return On Investmen (ROI).

Terdapat perbedaan yang signifikan di jelasakan dari hasil pengujian hipotesis pada penelitian ini. PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. stabil, dari tahun 2008-2010. Sedangkan PT. Mobile-8 Telcom, Tbk. meningkat pada tahun 2009 dan menurun pada tahun 2010. Hal ini dikarenakan dampak multiplier industri telekomunikasi di Indonesia sangat luar biasa, karena menjadi infrastruktur penggerak seluruh sektor mulai industri telekomunikasi itu sendiri, juga mendorong sektor perdagangan, manufaktur, sektor usaha kecil menengah sebagai penggerakekonomi rakyat. Seiring perkembangan teknologi, layanan telekomunikasi

(21)

telah menjadi salah satu kebutuhan pokok masyarakat. Dalam persaingan ini, telekomunikasi indonesia menjadi pilihan lebih banyak daripada mobile-8 telecom.

Referensi

Dokumen terkait

I-2 : Citra CP Prima yang sedang menurun memang membutuhkan proses atau waktu yang tidak singkat untuk mengembalikannya seperti sebelumnya tetapi saya sangat yakin bahwa

(1) Penilaian pelanggaran terhadap Disiplin Organisasi yang dilakukan oleh Ketua Distrik / Ketua Rayon / Ketua Sub Rayon Angkatan Muda Siliwangi dapat diambil

Menurut Gagne, Wager, Goal, &amp; Keller [6] menyatakan bahwa terdapat enam asusmsi dasar dalam desain instruksional. Keenam asumsi dasar tersebut dapat dijelaskan

Definisi lain mengenai citra merupakan manifestasi dari pengalaman dan harapan sehingga ia mampu memengaruhi kepuasan konsumen akan suatu barang atau jasa

Setelah dilakukan analisis data penelitian variabel UTAUT yang mempengaruhi minat mahasiswa melakukan akses ke dalam sistem informasi Akper Alkautsar dan variabel

Jadi dalam penelitian ini fenomena yang akan diteliti adalah mengenai keadaan penduduk yang ada di Kabupaten Lampung Barat berupa dekripsi, jumlah pasangan usia

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat- Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul “Hubungan Caregiver Self-efficacy dengan

Perbedaan dari ketiga video profile tersebut dengan Perancangan Video Profil sebagai Media Informasi Pada Lorin Solo Hotel adalah dilihat dari konsep video dengan