1
PENAMBAHAN BIOBALL PADA FILTER MEDIA PEMELIHARAAN
TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN BENIH
IKAN MAS KOKI (Carassius Auratus)
Lilis Nelvia1), Elfrida2), Yuneidi Basri2)
1)
Mahasiswa Jurusan Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Bung Hatta, Padang 25133 2)
Dosen Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan Universitas Bung Hatta, Padang 25133
Email : Lnelvia@yahoo.com
ABSTRACT
The purpose of this research was to analyzed the different of filter media on psiculture Mas Koki (Carrasius auratus) towards survival and growth. It was chosen by using experimental with a completely randomized design. It was consisted of 4 treatments and 3 replicates.A Treatment (40 bioball/talang/aquarium), B Treatment (50 bioball/talang/aquarium), C Treatment (60 bioball/talang/aquarium), D Treatment (70 bioball/talang/aquarium). The sample of this research was Mas Koki fish, the total number of sample was 360 fish, old 40 days. The container used 12 aquarium with size 90 x 40 x 35 cm, each aquarium filled 30 Mas koki fish. The result of this research shows that the use of different filter gives no real contribution towards survival and growth of Mas koki fish (p > 0.05). The treatment of each survival had same (100%), the real highest weight found on B Treatment (2,605 gr), the real highest length found on B treatment (1,480 mm).Water quality values obtained during the study was pH 7, DO 4.5-7 mg / L, temperature 27-28ºC, NO3
0.08-1.9 mg / L, NO2 0- 0.202 mg / L, NH3 0.20 -0.82 mg / L and CO2 from 3.30-24.20 mg / L.
Key words : Filter, Bioball, Carrasius auratus.
PENDAHULUAN Latar Belakang
Permasalahan yang dihadapi dalam budidaya ikan Mas Koki meliputi beberapa faktor antara lain kualitas air, penyakit dan nutrisi. Kualitas air dapat menurun dengan cepat karena feses dan buangan metabolit serta sisa pakan, hal ini tampak dari menurunnya kualitas air akibat penurunan pH air yang terlalu cepat dan tingginya kadar amoniak selama pemeliharaan. Menurunnya kualitas air tersebut akan menyebabkan nafsu makan ikan berkurang
dan akan mempengaruhi kelangsungan hidup dan pertumbuhan ikan Mas Koki.
Untuk mempertahankan kualitas air sehingga tetap layak bagi ikan, digunakan sistem resirkulasi dalam proses pemeliharaannya.
Sistem resirkulasi adalah
pemeliharaan ikan dengan sistem perputaran air yang dialirkan dari wadah pemeliharaan ikan ke wadah filter untuk disaring, lalu dialirkan kembali ke wadah pemeliharaan. Salah satu filter yang digunakan dalam mengatasi kualitas
2
air adalah filter bologi. Filter biologi yang digunakan adalah bioball, dimana bioball merupakan tempat berkembangbiaknya berbagai bakteri yang dibutuhkan untuk memproses racun-racun di dalam air.
Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jumlah bioball yang efektif digunakan dalam media pemeliharaan benih ikan Mas Koki(Carassius auratus) terhadap kelangsungan hidup dan pertumbuhan.
MATERI DAN METODE PENELITIAN Waktu Dan Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada tanggal 20 November sampai tanggal 1 Januari 2015 di Laboratorium Terpadu Fakultas Perikanan Ilmu Kelautan Universitas Bung Hatta, Padang.
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah Aquarium dengan ukuran 90 x 40 x 35 cm, talang filter dari PVC dengan ukuran 50 x 14 x 14 cm, bioball bola sebanyak 660 buah, spons, kapas dacron, pompa, timbangan digital dengan ketelitian 0,01 gr, kertas mm., seperangkat alat pengukur kualitas air.
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Ikan uji yang digunakan dalam penelitian adalah benih ikan Mas Koki yang berumur 2 bulan sebanyak 360 ekor. Pakan yang diberikan adalah pakan buatan.Bakteri-bakteri pengurai dalam kemasan dengan merek dagang BIO BACTA (bakteri Nitromonas sp dan Nitrobacter sp).
Metoda Penelitian Rancangan Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) terdiri dari 4 perlakuan dan 3 kali ulangan. Model matematis rancangan ini adalah sebagai berikut :
Yij= µ + PI + Eij Keterangan :
Yi = Nilai pengamatan dari perlakuan ke-i pada ulangan ke-j. µ = Nilai tengah umum.
Pi = Pengaruh perlakuan ke-i. Eij = Galat (nilai data).
Adapun perlakuan yang diuji pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Perlakuan A = 40 buah bioball/talang/aquarium. b. Perlakuan B = 50 buah bioball/talang/aquarium. c. Perlakuan C = 60 buah bioball/talang/aquarium. d. Perlakuan D = 70 buah bioball/talang/aquarium.
3 HASIL DAN PEMBAHASAN
Kelangsungan Hidup Benih Ikan Mas Koki
Kelangsungan hidup dinyatakan sebagai perbandingan jumlah ikan yang
hidup selama jangka waktu pemeliharaan dibagi dengan jumlah ikan yang ditebar dan merupakan tingkat mortalitas (Effendie, 1978).
Tabel 1. Persentase kelangsungan hidup benih ikan mas koki pada setiap perlakuan.
Perlakuan rata-rata
Pengamatan Hari ke-
1 10 20 30 40 A 100 100 100 100 100 B 100 100 100 100 100 C 100 100 100 100 100 D 100 100 100 100 100 Keterangan :
Perlakuan A = 40 buah bioball/talang/aquarium. Perlakuan B = 50 buah bioball/talang/aquarium. Perlakuan C = 60 buah bioball/talang/aquarium. Perlakuan D = 70 buah bioball/talang/aquarium.
Dari tabel 1 dapat dilihat tingkat persentase kelangsungan hidup benih ikan Mas Koki pada semua perlakuan adalah 100%. Tingginya tingkat kelangsungan hidup dikarenakan nilai kualitas air yang didapatkan selama penelitian masih dalam tahap normal. Nilai kualitas air yang didapat selama penelitian adalah pH 7, DO 4,5-7 mg/L, suhu 27-28ºC, NO3 0,08-1,9
mg/L, NO2 0-0,202 mg/L, NH3 0,20-0,82
mg/L dan CO2 3,30-24,20 mg/L.
Nilai kualitas air yang didapatkan selama penelitian masih dalam nilai kisaran normaluntuk hidup ikan Mas Koki. Hal ini sesuai dengan fungsi bioball yang merupakan filter biologi sebagai media tumbuh bagi bakteri-bakteri yang berperan dalam proses nitrifikasi. Sehingga bioball
dapat membantu memperbaiki kualitas air
terutama ammonia dalam media
pemeliharaan ikan Mas Koki.
Nilai nitrit, nitrat dan ammonia yang didapat selama pemeliharaan benih ikan Mas Koki masih dalam kisaran normal untuk media hidup ikan. Seperti dikatakan oleh Lesmana (2001), kadar ammonia dapat membuat ikan mati adalah lebih dari 1 ppm. Kadar ammonia yang terlalu tinggi merupakan racun yang sangat berbahaya bagi kehidupan ikan. Selama penelitian kisaran ammonia yang didapat berkisar antara 0,20 – 0,61 mg/L. Rendahnya nilai ammonia yang didapatkan selama pemeliharaan disebabkan karena terjadinya proses nitrifikasi. Sesuai dengan fungsinya bioball, sebagai tempat
4
tumbuhnya bakteri. Bakteri yang tumbuh pada bioball yaitu bakteri nitrifikasi (bakteri Nitromonas sp dan Nitrobacter sp). Nitrosomnas berperan mengoksidasi amonia menjadi nitrit, sedangkan Nitrobacter berperan mengoksidasi nitrit menjadi nitrat, nitrat inilah yang akan menjadi plankton untuk pakan alami ikan (O-fish, 2012).
Bioball Bacteria House adalah filter yang berasal dari kumpulan-kumpulan bakteri yang dapat menyerap ammonia yang digabung dan disatukan di dalam bola berongga agar bakteri tidak dapat keluar dan tercecer dikolam secara tidak rata
tetapi berkumpul di dalam bioball Bacteria House (Iqbal, 2013).
Penggunaan sistem resirkulasi filter bioball dalam media pemeliharaan ikan Mas Koki sangat membantu dalam menjaga kualitas air sehingga dapat menekan tingkat kematian ikan pelihara dan dapat meningkatkan nafsu makan ikan Mas Koki, sehingga tingkat kelangsungan hidup ikan Mas Koki tinggi.
Hasil analisa varian
memperlihatkan penggunaan jumlah bioball yang berbeda pada talang filter aquarium tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap kelangsungan hidup benih ikan Mas Koki (p>0.05).
Pengamatan Berat Benih Ikan Mas Koki
Tabel 2. Rata-rata pertumbuhan berat mutlak (gr) benih ikan Mas koki pada setiap perlakuan.
Perlakuan Rata-rata Rata-rata Rata-rata Berat awal (gr) Berat akhir (gr) Berat mutlak (gr) A 1,244 3,474 2,230a
B 1,264 3,869 2,605a C 1,200 3,691 2,491a D 1,358 3,529 2,171a
Keterangan : superskrip dengan huruf kecil yang sama dibelakang rata-rata pertumbuhan berat mutlak menunjukan pengaruh yang tidak berbeda nyata (P>0,05).
Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas dari pertumbuhan berat mutlak benih ikan Mas Koki selama
penelitian maka data disajikan dalam bentuk diagram pada gambar 1 disamping.
5
Gambar 1. Diagram rata-rata pertumbuhan berat mutlak benih ikan Mas Koki selama penelitian
Keterangan :
Perlakuan A = 40 buah bioball/talang/aquarium. Perlakuan B = 50 buah bioball/talang/aquarium. Perlakuan C = 60 buah bioball/talang/aquarium. Perlakuan D = 70 buah bioball/talang/aquarium.
Tabel 3. Rata-rata pertumbuhan berat spesifik (%) ikan Mas koki selama penelitian
Perlakuan Rata-rata Rata-rata Rata-rata
Berat awal (gr) Berat akhir (gr) Berat spesifik (%) A 1,244 3,474 0,055a
B 1,264 3,869 0,065a C 1,200 3,691 0,062a D 1,358 3,529 0,054a
Keterangan : superskrip dengan huruf kecil yang sama dibelakang rata-rata pertumbuhan berat spesifik menunjukan pengaruh yang tidak berbeda nyata (P>0,05).
Dari gambar 1 yang terlihat selama penelitian, perlakuan B (50 buah bioball/talang/aquarium) memberikan hasil yang terbaik terhadap pertumbuhan berat mutlak yaitu 2,605 gr. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah bioball 50 buah lebih efektif digunakan. Jumlah bioball tersebut efektif dalam ukuran talang filter yang digunakan selama penelitian. Dimana letak bioball tidak terlalu padat, yang memberikan peluang oksigen masuk ke rongga bioball sehingga
bakteri yang menempel di bioball mendapatkan oksigen yang cukup. Dan apabila oksigen yang didapat bakteri cukup, maka bakteri akan banyak tumbuh dalam rongga bioball.
Bakteri nitrifikasi dapat tumbuh apabila pasokan oksigen untuk hidupnya terpenuhi, seperti disampaikan oleh Nut (2009), bakteri nitrifikasi bekerja lebih maksimal jika mendapatkan pasokan oksigen yang kaya, oleh karena itu jika media filter biologi ini terendam air lebih
0 1 2 3 a b c d 2.23 2.605 2.491 2.171 b era t m u tl a k ( g r) Perlakuan
6
baik diberi aerator yg kencang sebagai suplai oksigennya.
Didukung juga dengan nilai nitrit, nitrat dan ammonia pada perlakuan B yang didapat pada media pemeliharaan tersebut menurun setiap kali pengamatan. Dan juga dengan nilai kualitas air yang diamati selama penelitian yang terbaik terdapat pada perlakuan B. Sehingga jumlah bakteri nitrifikasi banyak menempel dalam bioball pada perlakuan B, menyebabkan proses nitrifikasi berjalan optimal.
Sesuai dengan fungsinya bioball, sebagai tempat tumbuhnya bakteri. Bakteri yang tumbuh pada bioball yaitu bakteri nitrifikasi ( bakteri Nitromonas sp dan Nitrobacter sp). Nitrosomnas berperan mengoksidasi amonia menjadi nitrit,
sedangkan Nitrobacter berperan
mengoksidasi nitrit menjadi nitrat, nitrat inilah yang akan menjadi plankton untuk pakan alami ikan (O-fish, 2012).
Kecilnya kandungan ammonia dalam media pemeliharaan ikan Mas Koki, menyebabkan nafsu makan ikan Mas Koki meningkat. Sehingga pertumbuhan berat meningkat setiap kali pengamatan.
Sedangkan pada perlakuan A ( 40 buah bioball), pengunaan jumlah bioball yang sedikit menyebabkan tempat hidup bakteri berkurang, sehingga jumlah bakteri nitrifikasi yang ada tidak cukup untuk proses nitrifikasi.Proses nitrifikasi dapat terhambat karena kurang nya bakteri
nitrifikasi pada bioball sehingga nilai ammonia pada perlakuan A tinggi (0,61 mg/L) yang mengakibatkan nilai berat ikan pada perlakuan A rendah yaitu 2,230 gr.
Nilai berat pada Perlakuan C (60 buah bioball) rendah yaitu 2,491 mg/L, jumlah bioball yang padat dalam talang dapat menyebabkan bakteri sulit mendapatkan oksigen, bakteri yang didalam rongga bioball tidak dapat hidup apabila kekurangan pasokan oksigen. Kinerja filter bioball berkurang., sehingga proses nitrifikasi tidak berjalan. Tinggi nya nilai ammonia berpengaruh pada kualitas air media pemeliharaan.
Sedangkan nilai berat terendah dari semua perlakuan terletak pada perlakuan D (70 buah bioball/talang/aquarium) yaitu 2,171 gr. Nilai ammonia pada perlakuan D juga tertinggi dari semua perlakuan yaitu 0,82 mg/L. Perlakuan D menggunakan jumlah bioball yang paling banyak dari semua perlakuan. Jumlah bioball yang terlalu padat dalam talang dapat menyebabkan bakteri sulit mendapatkan oksigen, bakteri yang didalam rongga bioball tidak dapat hidup apabila kekurangan pasokan oksigen. Kinerja filter bioball berkurang., sehingga proses nitrifikasi tidak berjalan, yang
menyebabkan nilai ammonia pada
perlakuan D tinggi (0,82).
Tingginya nilai ammonia
7
pemeliharaan. Dimana salah satu faktor tingginya nafsu makan ikan adalah terjaganya kualitas air pada media pemeliharaan. Oleh karena itu, berat pada perlakuan B tertinggi (2,605 gr) dari semua perlakuan karena nilai ammonia pada perlakuan B rendah.
Nilai kualitas air yang didapat selama penelitian adalah pH 7, DO 4,5-7 mg/L, suhu 27-28ºC, NO3 0,08-1,9 mg/L,
NO2 0-0,202 mg/L, NH3 0,20-0,82 mg/L
dan CO2 3,30-24,20 mg/L.
Dari hasil analisa varians menunjukan bahwa penggunaan jumlah bioball yang berbeda terhadap media pemeliharaan benih ikan Mas Koki tidak memberikan pengaruh yang tidak berbeda nyata terhadap pertumbuhan berat benih
ikan Mas Koki (p>0,05).
Pengamatan Panjang Benih Ikan Mas Koki
Tabel 5. Rata-rata pertumbuhan panjang mutlak (mm) benih ikan Mas koki pada setiapperlakuan.
Perlakuan Rata-rata panjang awal (mm) Rata-rata panjang akhir (mm) Rata-rata panjang mutlak (mm) A 4,246 5,320 1,074a B 4,106 5,586 1,480a C 4,113 5,406 1,293a D 4,100 5,306 1,206a
Keterangan : superskrip dengan huruf kecil yang sama dibelakang rata-rata pertumbuhan panjang mutlak menunjukan pengaruh yang tidak berbeda nyata (P>0,05).
Gambar 2. Diagram rata-rata pertumbuhan panjang mutlak benih ikan Mas Koki selama penelitian.
Keterangan :
Perlakuan A = 40 buah bioball/talang/aquarium. Perlakuan B = 50 buah bioball/talang/aquarium. Perlakuan C = 60 buah bioball/talang/aquarium. Perlakuan D = 70 buah bioball/talang/aquarium.
0 0.5 1 1.5 A B C D 1.074 1.48 1.293 1.206 pa nja ng m utl a k ( m m ) Perlakuan
8 Tabel 4. Rata-rata pertumbuhan panjang spesifik (%) ikan Mas koki selama
penelitian
Perlakuan Rata-rata panjang awal (mm) Rata-rata panjang akhir (mm) Rata-rata panjang spesifik (%) A 4,246 5,320 0,026a B 4,106 5,586 0,037a C 4,113 5,406 0,032a D 4,100 5,306 0.030a
Keterangan : superskrip dengan huruf kecil yang sama dibelakang rata-rata pertumbuhan panjang spesifik menunjukan pengaruh yang tidak berbeda nyata (P>0,05).
Selama penelitian nilai panjang terendah terletak pada perlakuan A (40 buah bioball/talang/aquarium) yaitu 1,074 mm. Perlakuan A menggunakan jumlah bioball paling sedikit, hal ini menyebabkan tempat hidup bakteri berkurang sehingga jumlah bakteri yang berperan dalam proses nitrifikasi yang ada tidak cukup. Yang
menyebabkan nilai ammonia pada
perlakuan A tinggi yaitu 0,61 mg/L.
Sedangkan pada perlakuan C (60 buah bioball) dan D (70 buah bioball) didapatkan nilai rata-rata pertumbuhan panjang ikan perlakuan C (1,293 mg/L) dan perlakuan D (1,206 mg/L) nilai panjang ikan yang didapat pada perlakuan C dan D juga rendah. Hal ini dikarenakan, nilai ammonia pada perlakuan C (0,56 mg/L) dan D (0,82 mg/L) juga tertinggi dari semua perlakuan.Perlakuan C dan D menggunakan jumlah bioball yang padat. Jumlah bioball yang terlalu padat dalam talang dapat menyebabkan bakteri sulit mendapatkan oksigen, bakteri yang
didalam rongga bioball tidak dapat hidup apabila kekurangan pasokan oksigen. Kinerja filter bioball berkurang., sehingga proses nitrifikasi tidak berjalan, yang
menyebabkan nilai ammonia pada
perlakuan tinggi.
Tingginya nilai ammonia pada perlakuan A,C dan D dalam media pemeliharaan dapat menurunkan nafsu makan ikan, sehingga pertumbuhan panjang ikan terhambat.
Selama penelitian perlakuan B (50 buahbioballl/talang/aquarium)memberikan nilai panjang ikan yang terbaik yaitu 1,480 mm. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah bioball 50 buah lebih efektif digunakan. Jumlah bioball tersebut efektif dalam ukuran talang filter yang digunakan selama penelitian. Dimana letak bioball tidak terlalu padat, yang memberikan peluang oksigen masuk ke rongga bioball sehingga bakteri yang menempel di bioball mendapatkan oksigen yang cukup. Dan apabila oksigen yang didapat bakteri cukup, maka bakteri akan banyak tumbuh
9
dalam rongga bioball. Menurut (Nut, 2009) Bakteri nitrifikasi bekerja lebih maksimal jika mendapatkan pasokan oksigen yang kaya, oleh itu jika media filter biologi ini terendam air lebih baik diberi aerator yg kencang sebagai supply oksigennya.
Didukung juga dengan nilai nitrit, nitrat dan ammonia pada perlakuan B yang didapat pada media pemeliharaan tersebut menurun setiap kali pengamatan. Hal tersebut dikarenakan bahwa jumlah bakteri nitrifikasi yang banyak menempel di bioball pada perlakuan B, yang menyebabkan proses nitrifikasi berjalan optimal selama penelitian.
Nilai nitrit, nitrat dan ammoniak sedikit dalam media pemeliharaan sehingga kondisi tersebut cocok dengan tempat hidup ikan Mas Koki sehingga nafsu makan ikan Mas Koki meningkat serta ruang gerak ikan Mas Koki yang baikdapat memanfaatkan pakan yang
diberikan secara optimal.Serta
pertumbuhan berat mengalami peningkatan dan pertumbuhan panjang juga ikut meningkat setiap kali pengamatan.
Dari hasil analisa varians menunjukan bahwa penggunaan jumlah bioball yang berbeda terhadap media pemeliharaan benih ikan Mas Koki tidak memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap pertumbuhan panjang benih ikan Mas Koki (p>0,05).
Kualitas Air
Hasil uji kualitas air pada penelitian menunjukkan bahwa semua perlakuan penggunaan filter bioball dalam media pemeliharaan ikan Mas Koki dapat membantu menjaga kualitas air cenderung lebih baik, sehingga kualitas air yang didapat untuk pemeliharaan ikan Mas Kokimasih dalam kisaran optimal.
Parameter kualitas air yang diamati selama masa pemeliharaan antara lain pH, suhu, DO, nitrat (NO3), nitrit (NO2),
ammonia (NH3) dan CO2. Pengambilan
sampel air untuk mengamati tujuh parameter kualitas air tersebut dilakukan tiga kali selama penelitian yaitu pada awal, tengah dan akhir penelitian.
Nilai pH yang didapat selama penelitian 7, nilai pH ini masih berada pada kisaran nilai yang baik untuk kegiatan budidaya. suatu perairann yang produktif dan ideal bagi kehidupan ikan dan organisme akuatik lainnya yaitu perairan dengan pH berkisar 6,5-8,5 ppm (Boyd, (1990) dalam Saogo, (2012)).
Menurut Wahida (2013), suhu air merupakan salah satu parameter fisika yang perlu diperhatikan karena dapat mempengaruhi pada laju metabolisme ikan seperti pertumbuhan, perkembangbiakkan, pernapasan, denyut jantung, kegiatan enzim dan proses fisiologis lainnya pada ikan. Keadaan ini akan terlihat pada pemeliharaan ikan dengan suhu rendah
10
dapat menyebabkan pertumbuhan ikan lambat bahkan terhenti.
Suhu air selama penelitian berkisar antara 27-28ºC. Suhu yang optimal untuk Mas Koki kisaran 18-26ºC. Tetapi, ikan Mas Koki dapat bertahan hidup pada suhu 25-30ºC (Eriadi,2011). Nilai suhu yang didapat selama penelitian dapat dikatakan cenderung tinggi, suhu dapat berpegaruh terhadap jumlah oksigen terlarut dalam media pemeliharaan.
Seperti yang disampaikan oleh Bachtiar (2002), suhu tinggi dapat disebabkan oleh panas matahari, sehingga panasnya akan merembet kedalam wadah yang mengakibatkan oksigen cepat berkurang, akibatnya ikan Mas Koki sulit bernapas dan mati.
Untuk mengatasi kekurangan
oksigen terlarut dalam media
pemeliharaan, sistem resirkulasi sangat membantu dalam hal tersebut, yang mana filter yang dipasang diatas aquarium, yang membuat air yang keluar dari filter kedalam aquarium, memisahkan partikel-partikel air sehinga terjadilah difusi udara. Hal ini dapat mengatasi kemungkinan ikan kekurangan oksigen terlarut. Seperti didapatkan nilai oksigen terlarut selama penelitian, hasil pengukuran kadar oksigen terlarut berkisar antara 4,5 – 7 mg/L. Jumlah oksigen terlarut tersebut sudah termasuk dalam kisaran jumlah oksigen
terlarut untuk media hidup ikan Mas Koki yaitu berkisar antara 5 ppm.
Nilai CO2 tertinggi terdapat pada
perlakuan D dengan nilai 24,20 mg/L pada hari pengamatan ke 40. Kisaran nilai CO2
selama pengamatan antara 3,30-24,20 mg/L.Ikan mempunyai toleransi terhadap konsentrasi karbondioksida (CO2) yang
tinggi di dalam air. Kadar CO2 bebas lebih
dari 25 mg/l sudah membahayakan kehidupan ikan (NTAC, 1968). Swingle (1968), menyatakan bahwa kandungan CO2 bebas 12 ppm menyebabkan ikan stres
dan bila kadar CO2 bebas mencapai 30
ppm, beberapa jenis ikan akan mati. Jumlah CO2 selama penelitian masih dalam
tahap sewajarnya, yang mana tidak melebihi dari 30 ppm.
Hal ini dikarenakan jumlah oksigen terlarut yang didapatkan selama penelitian masih dalam tahap normal, sehingga membantu menekan peningkatan jumlah CO2 dalam media pemeliharaan
ikan Mas Koki. Seperti disampaikan oleh Syarief (2009), apabila konsentrasi oksigen terlarut rendah maka konsentrasi CO2
dalam air sangat tinggi yangakan menghambat pemakaian oksigen oleh ikan, bila konsentrasi oksigen terlarut rendah.
Jumlah nilai nitrit dan nitrat yang didapat selama pemeliharaan ikan Mas Koki masih dalam tahap normal. Jumlah nilai nitrat tertinggi selama penelitian terdapat pada perlakuan D yaitu 1,1 mg/L
11
pada awal pengamatan. Sedangkan nilai nitrit tertinggi selama penelitian terdapat pada perlakuan B yaitu 0,202 mg/L pada awal pengamatan.
Kisaran nilai nitrit yang didapat selama penelitian berkisar antar 0 – 0,202 mg/L. Nilai nitrit dan nitrat megalami penurunan setiap kali pengamatan.
Jumlah nitrit dan nitrat yang sedikit dimedia pemeliharaan didukung juga dengan jumlah ammonia yang didapat selama penelitian di mana masih dalam kisaran normal. Seperti dikatakan oleh Lesmana (2001), kadar ammonia dapat membuat ikan mati adalah lebih dari 1 ppm kadar ammonia yang terlalu tinggi merupakan racun yang sangat berbahaya bagi kehidupan ikan. Selama penelitian kisaran nilai ammonia didapat berkisar antara 0,20 – 0,61 mg/L. Hal ini disebabkan karena pengunaan filter bioball dalam media pemeliharaan sangat efektif dalam menekan jumlah ammonia. Jumlah ammonia tertinggi terletak pada perlakuan D 0,82mg/L pada awal penelitian. Nilai ammonia menurun setiap kali pengamatan. Jumlah ammonia terendah pada perlakuan B yaitu 0,20 mg/L.
Menurunnya nilai ammonia selama penelitian disebabkan terjadinya proses nitrifikasi. Sesuai dengan fungsinya bioball, sebagai tempat tumbuhnya bakteri. Bakteri yang tumbuh pada bioball yaitu
bakteri nitrifikasi ( bakteri Nitromonas sp dan Nitrobacter sp). Nitrosomnas berperan mengoksidasi amonia menjadi nitrit,
sedangkan Nitrobacter berperan
mengoksidasi nitrit menjadi nitrat, nitrat inilah yang akan menjadi plankton untuk pakan alami ikan (O-fish, 2012).
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diambil beberapa kesimpulan :
1. Kelangsungan hidup benih ikanMas Koki semua perlakuan adalah 100 %. 2. Pertumbuhan berat mutlak benihi kan
Mas Koki yang tertinggi pada perlakuan B (2,605 gr), perlakuan C (2,491 gr), perlakuan A (2,23 gr), dan perlakuan D (2,171 gr).
3. Pertumbuhan panjang mutlak benih ikan Mas Koki selama penelitian di dapatkan nilai yang tertinggi adalah perlakuan B (1,48 mm), perlakuan C (1,293), perlakuan D (1,206 mm), dan perlakuan A (1,074 mm).
Saran
Jumlah bioball yang yang cocok untuk pretumbuhan ikan Mas Koki pada ukuran talang 50x14x14 cm adalah 50 buah bioball//talang/aquarium.
12 DAFTAR PUSTAKA
Bachtiar, 2002. Mencegah ikan Mas Koki mudah mati.Jakarta
Effendie. M.I, 1978. Metoda Biologi Perikanan. Penerbit Yayasan Pustaka Nusatama, Yogjakarta. Eriadi, 2011. Pengaruh Pertumbuhan
Karotenoid yang Berasal Dari TepungEceng Gondok pada Pakan Buatan Terhadap Kualitas Warna Ikan MasKoki. Skripsi. Fakultas
Perikanan Ilmu Kelautan,
Universitas Bung Hatta.Padang Iqbal, 2013. Bioball bacteria house
pada kolam. Diakses dari
http://akvodecor.com/bioballbateria -house-pada-kolam-koi/ pada tanggal 10 oktober 2014. Lesmana, d, s. 2001. Kualitas Air Untuk
Ikan Air Tawar. Penebar Swadaya. Jakarta
Nut, 2009. Filter.
http://www.kaskus.co.id/profile/vie wallposts/380752. padatanggal 5 maret 2015.
O-Fish, 2012. Prinsip Kerja Filter
Biologi. Diakses
darihttp://fish.com/Filter/filter_biol ogi.php pada tanggal 25 november 2014.
Saogo, 2012. Pengaruh Pemberian
Probiotik Terhadap kelangsungan Hidup DanPertumbuhan Larva Lele Sangkuriang. Skripsi. Fakultas
Perikanan Ilmu Kelautan,
Universitas Bung hatta. Padang. Syarief, 2009. pH dan
karbondioksida.http://iwakkublogsp
ot.com/2009/02/phdan-karbondioksida-ph-ph-adalah.html pada tanggal 20 febuari 2015.
Wahida, 2013. Mengidentifikasi
Parameter Air Secara Fisika Dan Kimia.https://nurulwahidadotme.w ordpress.com/2013/01/08/58/ pada tanggal 19 febuari 2015.
Yudha. A. P, 2010. Efektifitas
Penambahan zeolit Terhadap kinerja Filter AirDalam Sistem Resirkulasi Pada Pemeliharaan Ikan Arwana Di Akuarium. Jurnal Ilmiah. IPB.