Kejadian Berat Badan Lahir Rendah Bayi Di RS Koja Tahun 2015 Fatimah dan Siti Nurhasiyah Jamil
Hubungan Faktor Risiko Dengan Kelahiran Makrosomia Pada Ibu Bersalin Di Rumah Sakit Umum Daerah (Rsud) Koja, Jakarta Utara Periode Tahun 2013-2015
Elli Hidayati dan Retno Mulyaningsih
Hubungan Faktor Risiko Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil Di Puskesmas Kecamatan Cilincing Jakarta Utara Tahun 2016.
Hamidah dan Riri Alviani Cyntia
Pengaruh Pemahaman Ibu Tentang Gizi Balita Terhadap Tumbuh Kembang Balita Tahun 2016
Hirfa Turrahmi
Faktor – faktor yang memengaruhi status kelengkapan imunisasi pada ibu yang memiliki bayi umur 10-12 bulan di Puskesmas Cilincing, Jakarta Utara tahun 2016
Fakhriah dan Patmawati Hapandri
Pengaruh Perubahan Alat Pemipih Tangkil Terhadap Nyeri Tangan Pada Pekerja Industri Emping Di Banten
Maria Eka Putri
Hubungan Inflammatory Bowel Disease Dengan Kanker Kolorektal Sugiarto
Penyakit Kulit Frambusia Heryanto
Implementasi Program Kesehatan dan Keselamatan Kerja Di Safira Laundry Saprita Aliance dan Maria Eka Putri
J. Kedokteran.
Kesehatan. Vol. 12 No. 3 Hlm. 1-83
Edisi Suplemen Jakarta November 2016
ISSN 0216-3942
JURNAL
Daftar Isi
Kejadian Berat Badan Lahir Rendah Bayi di RS Koja Tahun 2015 1-6 Fatima dan Siti Nurhasiyah Jamil
Hubungan Faktor Risiko dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil di Puskesmas
Kecamatan Cilincing Jakarta Utara Tahun 2016. 7-12
Hamidah dan Riri Alviani Cyntia
Hubungan Faktor Risiko dengan Kelahiran Makrosomia Pada Ibu Bersalin Di Rumah Sakit Umum Daerah (Rsud) Koja, Jakarta Utara Periode Tahun 2013-2015 13-22 Elli Hidayati dan Retno Mulyaningsih
Faktor – Faktor yang memengaruhi Status Kelengkapan Imunisasi pada Ibu yang memiliki Bayi Umur 10-12 Bulan di Puskesmas Cilincing, Jakarta Utara tahun 2016 23-28 Fakhriah dan Patmawati Hapandri
Pengaruh Pemahaman Ibu Tentang Gizi Balita terhadap Tumbuh Kembang Balita Tahun
2016 29-36
Hirfa Turrahmi
Pengaruh Perubahan Alat Pemipih Tangkil terhadap Nyeri Tangan Pada Pekerja Industri
Emping Di Banten 37-47
Maria Eka Putri
Penyakit Kulit Frambusia 48-59
Heryanto
Hubungan Inflammatory Bowel Disease dengan Kanker Kolorektal 60-73 Sugiarto
Implementasi Program Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Safira Laundry 74-83 Saprita Aliance dan Maria Eka Putri
Jurnal
KEDOKTERAN
DAN KESEHATAN
ISSN 0216-3942
Susunan Redaksi
Penanggung Jawab
dr. Slamet Sudi Santoso, M.Pd.Ked (Dekan FKK UMJ)
Penasehat
dr. Amir Syafruddin, M.Med.Ed (Wakil Dekan I)
Pimpinan Redaksi
Tria Astika Endah Permatasari, SKM, MKM.
Redaksi Pelaksana
Asry Novianty, SST., MKM.
Anggota Redaksi
Lukman Effendi, S.Sos., M.Kes dr. Jekti Teguh Rochani, Sp.MK, MS
Staf Pemasaran
Yuanita Sinta, SKM
Mitra Bestari pada edisi ini:
Prof. Dr. dr. Armen Muchtar, Sp.FK (FKK Universitas Muhammadiyah Jakarta) Prof. Dr. dr. Abdul Razak Thaha, M.Sc (FKM Universitas Hasanuddin)
Dr.dr. Ferial Hadipoetro Idris, Sp.RM (K)., M.Kes.(FKK Universitas Muhammadiyah Jakarta) Dr. Suherman, S.Pi, M.Sc (FKK Universitas Muhammadiyah Jakarta)
dr. Nur Asikin, MD.Ph.D (FKK Universitas Muhammadiyah Jakarta) dr. Muhammad Fachri, Sp.P (FKK Universitas Muhammadiyah Jakarta)
Jurnal Kedokteran dan Kesehatan
Diterbitkan oleh Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta, dengan frekuensi penerbitan setiap 6 bulan sekali, dimaksudkan sebagai wadah publikasi hasil penelitian dan tulisan ilmiah
sivitas akademika Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta (FKK-UMJ). Redaksi berhak memeriksa dan mengedit tulisa yang akan dimuat tanpa merubah maksud dan isinya. Tulisan
PEDOMAN BAGI PENULIS
1. Jurnal kedokteran dan kesehatan merupakan jurnal publikasi ilmiah yang memuat naskah di bidang ilmu kedokteran dan kesehatan.
2. Naskah yang diajukan dapat berupa artikel peelitian, artikel telaah, laporan kasus, editorial, dan surat kepada redaksi
3. Jenis Naskah:
a. Artikel Penelitian
Artikel penelitian asli dalam ilmu kedokteran dan kesehatan.Format artikel penelitian terdiri judul, abstrak, pendahuluan, metode, hasil, diskusi, simpulan, saran, dan daftar pustaka. Komponennya sebagai berikut:
Judul dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris ditulis maksimal 15 patah kata
Identitas penulis ditulis dibawah judul memuat nama, alamat korespondensi, nomor telepon, dan email.
Abstrak ditulis dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris maksimal 250 kata, dalam satu alinia mencakup masalah, tujuan, metode, hasil, disertai dengan 3-5 kata kunci.
Pendahuluan berisi latar belakang, tinjauan pustaka secara singkat dan relevan serta tujuan penelitian
Metode meliputi desain, populasi, sampel, sumber data, teknik/instrument pengumpulan data, dan prosedur analisis data.
Hasil adalah temuan penelitian yang disajikan tanpa pendapat.
Diskusi menguraikan secara tepat dan argumentatif hasil penelitian dengan teori dan temuan terdahulu yang relevan.
Simpulan menjawab masalah penelitian tidak melampaui kapasitas temuan.
Saran mengacu pada tujuan dan simpulan berbentuk narasi, logis, dan tepat guna. b. Artikel Telaah
Artikel yang mengulas berbagai hal mutakhir.Format yang digunakan untuk artikel telaah terdiri atas judul, abstrak, pendahuluan, isi, dan daftar pustaka.
c. Laporan Kasus
Artikel mengenai kasus dalam bidang ilmu kedokteran dan kesehatan yang perlu disebarluaskan.Format laporan kasus terdiri atas judul, abstrak, pendahuluan, kasus, diskusi, dan daftar pustaka.
d. Editorial
Membahas berbagai masalah kedokteran dan kesehatan yang menjadi topik hangat di kalangan kedokteran dan kesehatan.
e. Surat kepada Redaksi
Sarana komunikasi pembaca dengan redaksi dan pembaca lain yang dapat berisi komentar, sanggahan, atau opini mengenai isi artikel Jurnal Kedokteran dan Kesehatan sebelumnya atau usulan untuk selanjutnya.
4. Halaman Judul
Halaman Judul berisi judul artikel, nama penulis dengan gelar lengkap, lembaga afiliansi penulis, nama dan alamat korespondensi, nomor telepon, nomor faksimili, serta alamat e-mail. Judul artikel singkat dan jelas.
5. Abstrak dan Kata Kunci
Abstrak untuk setiap artikel ditulis dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Abstrak maksimal 200 kata, dalam satu alinea mencakup masalah, tujuan, metode, hasil, dan diskusi,
disertai 3-5 kata kunci. 6. Tabel
Tabel diketik 1 spasi dan diberi nomor urut sesuai penampilan dalam teks.Jumlah maksimal 6 tabel dengan judul singkat.
7. Gambar
Gambar yag pernah dipublikasi harus diberi acuan. Gambar harus diberi nomor urut sesuai dengan pemunculan dalam teks.Jumlah gambar maksimal 6 buah.
8. Petunjuk Umum
Naskah maksimal 20 halaman A4 spasi ganda, ditulis dengan program komputer Microsoft Word dan pdf, softcopy artikel dikirim via email atau dalam CD dan 1 (satu) eksemplar dokumen tertulis melalui pos disertai surat pengantar, biodata, dan surat bebas plagiat yang ditandatangani penulis bermaterai 6000 dan artikel akan dikembalikan jika ada permintaan tertulis.
9. Daftar Pustaka
Rujukan sesuai aturan Vancouver, urut sesuai dengan pemunculan dalam keseluruhan teks, dibatasi 25 rujukan dari terbitan maksimal 10 tahun terakhir dan diutamakan rujukan jurnal terkini. Rujukan diupayakan dari jurnal dan maksimal 20% dari buku ajar. Cantumkan nama belakang penulis dan inisial depan. Maksimal 6 orang, selebihnya diikuti “dkk (et al)”. Huruf pertama judul acuan ditulis dengan huruf capital, selebihnya dengan huruf kecil, kecuali nama orang, tempat, dan waktu. Judul tidak boleh digaris bawah dan ditebalkan hurufnya.
Contoh bentuk referensi:
Artikel Ilmiah Penulis Individu:
Naftassa Z. Patogenitas entamoeba pada penderita amebiasis dengan dan tanpa HIV/AIDS.Jurnal Kedokteran dan Kesehatan. 2012; 8 (1): 16-23
Artikel Jurnal Penulis Organisasi:
Diabetes Prevention Program Research Group. Hypertension, insulin, and proinsulin in participant with inpaired glucose tolerance, Hypertension. 2002; 40 (5): 679-86.
Buku yang ditulis Individu:
Murray PR, Rosenthal KS, Kobayashi GS, Pfaller MA.Medical microbiology. 4th ed. St. Lois: Mosby; 2002.
Buku yang ditulis Organisasi dan Penerbit:
Royal Adelaide Hospital; University of Adelaide, Departement of Clinical Nursing.Compendium of nursing research and practice development, 1999-2000. Adelaide (Australia): Adelaide University; 2001.
Bab dalam Buku:
Meltzer PS, Kallioniemi A, Trent JM. Chromoso-me alterations in human solid tumor. In: Vogelstein B, Kinzler KW, editors. The genetic basis of human cancer. New York: McGraw-Hill; 2002.p.93-113.
Materi Hukum atau Peraturan:
Regulated Health Professions Act, 1991, Stat. Of Ontario, 1991 Ch.18, as amended by 1993, Ch. 37: office consolidation. Toronto: Queen’s Printer for Ontario; 1994.
CD-ROM:
Anderson SC, Poulsen KB. Anderson’s electronic atlas of hematology [CD-ROM]. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins; 2002.
Artikel Jurnal di Internet:
Abood s. Quality improvement initiative in nursing homes: the ANA acts in an advisory role. Am J Nurs [serial on the Internet]. 2002 Jun [cited 2002 Aug 12]; 102 (6); [about 3 p.].
available from: http://www.nursingword.org/AJN/2002/june/Wawatch.htm.
Buku di Internet:
Foley KM, Gelband H, editors. Improving palliative care for cancer [monograph on the Internet]. Washington: National Academy Press; 2001 [cited 2002 Jul 9]. Available from: http://www. nap.edu/books/0309074029/html/.
Ensiklopedia di Internet:
A.D.A.M. medical encyclopedia [Internet]. Atlanta; A.D.A.M., Inc.; c2005 [cited 2007 Mar 26]. Available from:
http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/encyclopedia.html.
Situs Internet:
Canadian Cancer Society [homepage on the Internet]. Toronto: the Society; 2006 [ update 2006 May 12; cited 2006 Oct 17]. Available from: http://www.cancer.ca/.
Alamat Redaksi:
Unit Jurnal Kedokteran dan Kesehatan
Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta Jl. KH Ahmad Dahlan, Cirendeu, Ciputat
Tangerang Selatan, 15419
Telp: (021) 90523980, Mobile: 081291837183
13
Jurnal Kedokteran dan Kesehatan, Edisi Suplemen 2016
Hubungan Faktor Risiko dengan Kelahiran Makrosomia pada Ibu Bersalin di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Koja, Jakarta Utara Periode Tahun 2013-2015
Elli Hidayati1, Retno Mulyaningsih2
1,2 Program Studi Diploma III Kebidanan Fakultas Kedokteran dan Kesehatan dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta
Abstrak
Makrosomia merupakan Bayi Baru Lahir (BBL) dengan Berat lahir lebih dari 4000 gram atau lebih. Makrosomia dapat menimbulkan komplikasi pada ibu dan bayinya. Komplikasi pada ibu (maternal) yaitu perdarahan postpartum, ruptur perineum. Komplikasi pada bayi antara lain distosia bahu, fraktur klavikula, cedera fleksus brakialis dan kematian saat lahir1Makrosomia dapat meningkatkan risiko trauma lahir, asfiksia dan persalinan dengan Sectio Caesaria. Makrosomia juga dapat menyebabkan hipoglikemia. Hasil survei tahun 2012 menunjukkan angka makrosomia sebesar 8,6 % per 1.000 Kelahiran Hidup (KH). Pada tahun 2013 sebesar 4,8 % per 1.000 KH. Angka makrosomi di DKI Jakarta pada tahun 2012 yaitu 87,1 % per 1.000 KH. Ini adalah untuk mengetahui hubungan faktor risiko dengan kelahiran Makrosomia pada ibu bersalin di RSUD Koja, Jakarta Utara. Desain penelitian ini menggunakan jenis studi analisis cross sectional. Variabel dependen kelahiran makrosomia, variabel independen: riwayat makrosomia, paritas, usia kehamilan, Diabetes Mellitus dan hipertensi. Populasi penelitian yaitu seluruh ibu bersalin yang melahirkan bayi dengan Berat Badan >4000 gram di RSUD Koja Jakarta Utara periode tahun 2013-2015 sebanyak 59 orang. Sampel penelitian ibu bersalin yang melahirkan bayi dengan Berat Badan >4000 gram di RSUD Koja Jakarta Utara periode tahun 2013-2015adalah sebesar 59 orang dengan teknik total sampling. Analisis yang digunakan adalah analisis bivariabel uji chi square. Kelahiran makrosomia sebanyak 57 orang (96,6%), tidak memiliki riwayat makrosomia sebanyak 43 orang (72,9%). Pada paritas mayoritas ibu adalah multigravida sebanyak 42 orang (71,2%), mayoritas memiliki usia kehamilan 37-42 minggu sebanyak 57 orang (96,6%), mayoritas tidak mengalami Diabetes Mellitus sebanyak 49 orang (83,1%), mayoritas tidak memiliki hipertensi sebanyak 53 orang (89,8%). Pada ibu yang mengalami Diabetes Mellitus (DM) dan melahirkan bayi makrosomia dengan BB 4000-5000 sebanyak 10 orang (Pvalue=0,001) sedangkan riwayat makrosomia, paritas, usia kehamilan dan
hipertensi tidak berhubungan. Masih ditemukan kelahiran dengan makrosomia di RSUD Koja, Jakarta Utara, perlu adanya penyuluhan gizi dan deteksi dini melalui USG terhadap ibu hamil penderita DM.
Kata kunci: Kelahiran makrosomia, Diabetes Mellitus, ibu bersalin
Relationship With Birth Risk Factors For Women Maternity Macrosomia In Rsud Koja, North Jakarta Year 2013-2015
Abstract
Macrosomia is the Newborn (BBL) with a birth weight of more than 4000 grams or more. Macrosomia can lead to complications in the mother and the baby. Complications in the mother (maternal) that postpartum hemorrhage, rupture of the perineum. Complications in infants include shoulder dystocia, clavicle fracture, brachial fleksus injury and death when lahir1Makrosomia may increase the risk of birth trauma, asphyxia and birth with Sectio Caesaria. Macrosomia can also cause hypoglycemia. The results of the survey in 2012 showed the number of macrosomia by 8.6% per 1,000 live births (KH) .2 In the year 2013 by 4.8% per 1,000 KH.3 Figures macrosomia in Jakarta in 2012 which is 87.1% per 1000 KH .2 The purpose of this study is to determine the relationship with the birth Macrosomia risk factor in women giving birth in hospitals Koja, North Jakarta. This study used cross sectional analytical study type. Macrosomia birth dependent variable,
14
independent variables: history of macrosomia, parity, gestational age, Diabetes Mellitus and hypertension. The study population ie all mothers who give birth to babies with Weight> 4000 g in Koja Hospital in North Jakarta-year period 2013 to 2015 as many as 59 people. The research sample mothers who give birth to babies with Weight> 4000 g in Koja Hospital in North Jakarta 2013-2015adalah year period amounted to 59 people with a total sampling technique.The analysis is bivariable analysis chi square test. The incidence of Macrosomia birth of as many as 57 people (96.6%), did not have a history of macrosomia as many as 43 people (72.9%). In the majority of maternal parity is multigravida as many as 42 people (71.2%), the majority have gestational age 37-42 weeks as many as 57 people (96.6%), the majority do not experience as many as 49 people with Diabetes Mellitus (83.1%), the majority hypertension do not have as many as 53 people (89.8%). In women who have Diabetes Mellitus (DM) and give birth to babies with macrosomia 4000-5000 BB as many as 10 people (pvalue = 0.001), while a history of macrosomia, parity, gestational age and hypertension are not related. Still found birth with macrosomia in Koja Hospital in North Jakarta, the need for nutritional counseling and early detection through ultrasound on pregnant women with diabetes mellitus.
Keywords: Birth of macrosomia, Diabetes Mellitus, maternity
Korespondensi: Elli Hidayati, Program Diploma III Kebidanan Fakultas Kedokteran dan Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Jakarta, Jalan Cempaka Putih Tengah 1/1 Jakarta Pusat, Mobile : 08128600377, Email : elli.akbid@gmail.com
15
Jurnal Kedokteran dan Kesehatan, Edisi Suplemen 2016
Pendahuluan
Makrosomia merupakan Bayi Baru Lahir (BBL) dengan Berat lahir lebih dari 4000 gram atau lebih. Makrosomia dapat menimbulkan komplikasi pada ibu dan bayinya. Komplikasi pada ibu (maternal) yaitu perdarahan postpartum, ruptur perineum. Komplikasi pada bayi antara lain distosia bahu, fraktur klavikula, cedera fleksus brakialis dan kematian saat lahir1Makrosomia dapat meningkatkan risiko trauma lahir, asfiksia dan persalinan dengan Sectio Caesaria. Makrosomia juga dapat menyebabkan hipoglikemia. Hipoglikemia pada BBL dapat menimbulkan kejang yang berakibat hipoksia otak dan kerusakan susunan saraf pusat bahkan kematian. Hal tersebut menunjukkan makrosomi berdampak buruk bagi ibu dan bayi.
Angka kejadian makrosomia di Indonesia mengalami penurunan. Hasil survei tahun 2012 menunjukkan angka makrosomia sebesar 8,6 % per 1.000 Kelahiran Hidup (KH).2 Pada tahun 2013 sebesar 4,8 % per 1.000 KH.3 Fakta tersebut menunjukkan penurunan angka makrosomi di Indonesia.
Makrosomi di pengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor-faktor tersebut diantaranya riwayat melahirkan bayi besar, obesitas pada ibu, kenaikan Berat Badan selama kehamilan, ibu menderita Diabetes Mellitus, multiparitas, kehamilan lewat waktu (post matur), umur ibu yang sudah tua.1 Hal tersebut menunjukkan makrosomi di pengaruhi oleh
beberapa faktor.
Rumah Sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat.4 Salah satu Rumah Sakit yang menerima banyak rujukan adalah Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Koja yang berada di wilayah kota Administrasi Jakarta Utara. Angka makrosomi di DKI Jakarta pada tahun 2012 yaitu 87,1% per 1.000 KH.2
Metode Penelitian
Jenis penelitian ini menggunakan metode analitik sederhana secara cross sectional yaitu metode yang meneliti tentang hubungan antara faktor risiko tentang (riwayat makrosomia, paritas, usia kehamilan, Diabetes Mellitus, Hipertensi) dengan kejadian makrosomia yang dilakukan dalam satu waktu dalam waktu yang bersamaan.
Populasi penelitian ini adalah seluruh ibu bersalin yang melahirkan bayi dengan Berat Badan >4000 gram di RSUD Koja Jakarta Utara periode tahun 2013-2015 sebanyak 59 orang. Sampel pada penelitian ini adalah ibu bersalin yang melahirkan bayi dengan Berat Badan >4000 gram di RSUD Koja Jakarta Utara periode tahun 2013-2015 sebanyak 59 orang.
Penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan data sekunder yang sesuai dengan variabel penelitian. Data sekunder
16
16
Hidayati & Mulyaningsih, Hubungan Faktor Risiko Dengan Kelahiran Makrosomia Pada Ibu Bersalin diperoleh dari dokumentasi data rekam medik.
Teknik pengambilan sampel dengan cara total sampling. Variabel penelitian independen adalah riwayat makrosomia, paritas, usia kehamilan, Diabetes Mellitus dan hipertensi. Variabel dependen adalah kelahiran makrosomia. Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Koja, Jakarta Utara. Waktu penelitian dilakukan pada bulan Juni 2016. Analisis data dengan bivariat melalui uji chi square.
Hasil
Tabel 1. Karakteristik Subjek Penelitian
Variabel n (%) Umur Ibu (tahun)
<20 1 1,7 21-35 42 71,2 >35 16 27,1 X SD : 31,32 tahun (5,6) Rentang : 16-40 tahun Pendidikan Ibu Sekolah Dasar (SD) 16 27,1 Sekolah Menengah Pertama
(SMP)
23 39,0 Sekolah Menengah Atas
(SMA)
18 30,5 Perguruan Tinggi (PT) 2 3,4
Status Pekerjaan Ibu
Bekerja 13 22,0 Ibu Rumah Tangga 46 78,0
Karakteristik subjek penelitian dari 59 orang. Umur yang tertinggi dari subjek penelitian di atas adalah usia 21-35 tahun sebanyak 42 orang (71,2%). Jika di lihat berdasarkan pendidikan ibu, pendidikan yang terbanyak adalah Sekolah Menengah Pertama (SMP) sebanyak 23 orang (39,0%). Pada
status pekerjaan ibu yang terbanyak yaitu adalah Ibu Rumah Tangga (IRT) yaitu sebanyak 46 orang (78,0%)
Tabel 2. Distribusi Faktor Risiko Kelahiran Makrosomia pada Ibu Bersalin
Kelahiran Makrosomia n (%)
>4000-5000 gram 57 96,6 >5000 gram 2 3,4
Jumlah 59 100
Tabel diatas menyajikan data kelahiran makrosomia dari 59 orang. Berat Badan bayi >4000-5000 gram sebanyak 57 orang (96,6%).
Tabel 3. Distribusi Faktor Risiko Kelahiran Makrosomia pada Ibu Bersalin
Berdasarkan tabel 3. menyajikan data analisis hubungan faktor risiko dengan kejadian makrosomia pada BBL dari 59 orang. Pada tabel di atas menunjukkan tidak memiliki riwayat makrosomia sebanyak 43
Faktor risiko n (%) Riwayat makrosomia 1. Ya 16 27,1 2. Tidak 43 72,9 Paritas 1. Primigravida 10 16,9 2. Multigravida 49 83,1 Usia kehamilan 1. ≤36 mg dan >42 mg 2 3,4 2. 37-42 minggu 57 96,6 Diabetes 1. Ya 10 16,9 2. Tidak 49 83,1 Hipertensi 1. Ya 6 10,2 2. Tidak 53 89,8
17
Jurnal Kedokteran dan Kesehatan, Edisi Suplemen 2016
orang (72,9%). Jika dilihat berdasarkan paritas ibu yang memiliki nilai tertinggi pada multigravida sebanyak 49 orang (83,1%). Pada usia kehamilan ibu pada 37-42 minggu sebanyak 57 orang (96,6%). Berdasarkan riwayat penyakit ibu dengan tidak mengalami diabetes sebanyak 49 orang (83,1%), sedangkan pada riwayat hipertensi dengan tidak mengalami hipertensi sebanyak 53
orang (89,8%).
1. Hasil Analisis Bivariabel
Analisis bivariabel dilakukan dengan menggunakan ujichi-square untuk melihat ada tidaknya hubungan faktor risiko dengan kelahiran makrosomia. Intepretasi hasil menggunakan uji chi-square faktor risiko dengan kelahiran makrosomia didasarkan nilai Pvalue.
Tabel 4. Analisis hubungan Faktor Risiko dengan Kelahiran Makrosomia
Variabel Independen Kategori Pvalue OR
Riwayat Makrosomia Ya Tidak 0,459 2,800 (0,165-47,628) Paritas Primipara Multipara 0,069 0,188 (0,011-3,280) Usia Kehamilan ≤36 mg dan
>42 mg 37-42 minggu 0,964 0,982 (0,949-1,017) Diabetes Mellitus Ya Tidak 0,001 0,140 (0,074-0,267) Hipertensi Ya Tidak 0,068 0,895 (0,819-0978)
Hasil analisis ChiSquare pada tabel dia tas hasil bahwa faktor risiko (DM) memiliki hubungan dengan kelahiran makrosomia. Pada ibu yang mengalami DM dan mengalami kelahiran makrosomia sebanyak 10 orang dengan presentase (16,9%) dengan
(Pvalue=0,001). Hasil tersebut
menunjukan bahwa DM merupakan penyebab kelahiran makrosomia.
Diskusi
Kelahiran Makrosomia
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak memiliki riwayat makrosomia merupakan angka terbesar pada tabel (4.1.3). Pada hasil analisis menunjukkan tidak ada hubungan riwayat makrosomia dengan kelahiran makrosomia nilai (p=0,459) pada tabel (4.1.4). Penelitian ini bertolak belakang dengan penelitian yang di lakukan di Amerika dengan nilai risiko 5,70 kali lipat. Penelitian lain di Amerika Latin, riwayat lahir dengan
18
Hidayati & Mulyaningsih, Hubungan Faktor Risiko Dengan Kelahiran Makrosomia Pada Ibu Bersalin makrosomia dengan nilai risiko 5,46 kali
lipat.8
Ibu yang memiliki riwayat kelahiran makrosomia sudah menurun. Hal ini disebabkan oleh pemeriksaan Ante Natal Care(ANC). Pemeriksaan secara rutin ANC akan mendeteksi secara dini komplikasi yang terjadi. Pemeriksaan tersebut diantaranya memantau pada kenaikan Berat Badan ibu, tinggi fundus uteri ibu dan pemeriksaan penunjang yaitu ultrasonografi.
Kenaikan Berat Badan ibu normal rata-rata 9-16 kg. Ibu hamil melebihi angka tersebut, dianjurkan untuk melakukan diet pada kehamilan. Pemeriksaan USG penting dilakukan pada ibu hamil trimester I,II dan III.Pada trimester III ibu hamil misalnya harus mengetahui Taksiran Berat janin. Hal ini penting untuk menentukan tindakan selanjutnya yang dilakukan bidan.
Paritas
Hasil penelitian menunjukkan pada multigravida memiliki angka terbesar pada (tabel 4.1.3). Hasil analisis didapatkan tidak terdapat hubungan antara paritas dengan makrosomia dengan nilai (p=0,069) pada tabel (4.1.4). Hal initidak sejalan dengan penelitian di Manado pada multigravida memiliki risiko 1,25 terjadi pada kelahiran makrosomia15
Makrosomia terjadi pada ibu multigravida. Risiko pada mulgravida diantaranya terjadi perdarahan postpartum.
Hal ini terjadi karena distosia bahu pada bayi, uterus yang teregang berlebihan dan berakibat perdarahan postpartum bagi ibu.19
Usia Kehamilan
Hasil penelitian menunjukkan pada usia kehamilan 37-42 minggu memiliki angka terbesar pada (tabel 4.1.3). Hasil analisis tidak terdapat hubungan antara usia kehamilan dengan makrosomia dengan nilai (p=0,964) pada (tabel 4.1.4). Hal ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan di Makassar, kehamilan ≥42 minggu memiliki risiko 10,574 kali lebih. Penelitian lain di Nigeria dengan faktor risiko 1,35 kali lipat yang mengandung makna bahwa kehamilan lewat waktu atau umur kehamilan yang lebih dari 42 minggu memiliki risiko 1,35 kali lebih besar terhadap kejadian makrosomia dibandingkan dengan ibu yang umur kehamilannya kurang dari 42 minggu.14
Pada akhir trimester III hormon progesteron mengalami penurunan, peningkatan oksitosin tubuh dan reseptor terhadap oksitosin sehingga otot rahim semakin sensitif terhadap rangsangan. Pada kehamilan lewat waktu terjadi sebaliknya, otot rahim tidak sensitif terhadap rangsangan karena ketengangan psikologis atau kelainan pada rahim.
Fungsi plasenta memuncak pada usia kehamilan 38-42 minggu, kemudian menurun setelah 42 minggu. Hal ini dapat dilihat dari menurunnya kadar estrogen dan laktogen
19
Jurnal Kedokteran dan Kesehatan, Edisi Suplemen 2016
plasenta. Penurunan kadar tersebut dapat mengganggu suplai oksigen dan nutrisi untuk janin di dalam rahim. Sirkulasi uteroplaasenta berkurang sampai 50%, termasuk air ketuban juga berkurang karena mulai terjadi absorpsi. Hal ini merupakan kondisi yang tidak baik untuk janin dan dapat meningkatkan risiko kematian cukup tinggi.16
Diabetes Mellitus
Hasil penelitian menunjukkan tidak mengalami Diabetes Mellitus memiliki angka terbesar pada kelahiran makrosomia (tabel 4.1.3). Pada hasil analisis terdapat hubungan yang bermakna antara Diabetes Mellitus dengan kelahiran makrosomia (p=0,001) pada (tabel 4.1.4). Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan di Makassar dengan nilai risiko 3,407 kali lipat yang menyatakan bahwa ibu yang memiliki riwayat diabetes berisiko untuk melahirkan bayi makrosomia.12 Penelitian lain di Surabaya menyatakan bahwa diabetes gestasional juga meningkat kan insiden makrosomia 2 kali lipat dibandingkan dengan kehamilan normal. Ibu dengan penyakit Diabetes Mellitus pada kehamilan semakin menurun. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya, diet pada ibu yang menderita DM. Asupan kalori harian dan pertambahan Berat Badan selama kehamilan sebesar. Diet kalori yang signifikan menjadi 1200-1800 kkal/hari. Diet kabohidrat pada ibu dengan Berat Badan 92,5 kg saat melahirkan mengalami penurunan
kebutuhan akan insulin dan penurunan insiden makrosomia janin mungkin berkurang. Hal ini menunjukkan bahwa diet pada ibu DM memiliki manfaat yang besar.
Olahraga sangat penting untuk ibu penyakit DM. Olahraga yang sesuai adalah yang menggunakan otot tubuh bagian atas dan tidak menimbulkan kesakitan pada daerah tertentu. Kesakitan tersebut ditimbulkan akibat ibu tidak mengalami pemanasan sebelum olahraga. Hal ini sangat penting agar darah yang kaya akan nutrisis dan oksigen akan mengalir ke otot tubuh dan siap untu dipacu lebih besar. Olahraga pada kadar glukosa akan muncul setelah 4 minggu berolahraga. Hal ini menunjukkan bahwa olahraga sangat penting untuk ibu penyakit DM.
Selama kehamilan plasenta tidak hanya menghasilkan hormon yang mengubah metabolisme karbohidrat dan lemak ibu, tetapi juga melakukan kontrol pasase glukosa, lemak dan protein tranplasenta, yang akan menjadi sumber nutrisi dan energi bagi pertumbuhan fetus. Insulin ibu tidak dapat melalui plasenta, kecuali insulin tersebut berkaitan dengan antibody IgG. Hal ini karena difusi glukosa melalui plasenta, tingkat glukosa maternal akan menentukan tingkat glukosa pada fetus.
Ketika kadar glukosa plasma tinggi, fetus menjadi hiperglikemi, selanjutnya menstimulus pankreas fetus untuk menghasilkan kadar insulin dalam jumlah
20
Hidayati & Mulyaningsih, Hubungan Faktor Risiko Dengan Kelahiran Makrosomia Pada Ibu Bersalin banyak. Insulin adalah sebuah faktor
pertumbuhan maka kadar insulin fetus yang tinggi akan meningkatkan pertumbuhan fetus intra uteri, yang mengakibatkan bayi lahir besar masa kehamilan.11 Fetal hiperinsulinemia dapat pula menghasilkan hipoglikemia neonatal setelah bayi tersebut lahir dan tidak lagi terpapar dengan kondisi hiperglikemia ibu. Penatalaksanaan ibu hamil dengan diabetes dan insulin adalah untuk memelihara kadar glukosa ibu mendekati normal.
Hipertensi
Hasil penelitian hipertensi terdapat pada tabel diatas, Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan di Makassar yaitu memiliki risiko 3,667 kali lebih besar terhadap kejadian makrosomia dibandingkan dengan ibu yang tidak mengalami hipertensi.12 Penelitian lain menunjukan hipertensi dalam kehamilan sebesar 1,37 kali lipat. Fakta tersebut menunjukkan ibu dengan hipertensi memiliki risiko melahirkan bayi makrosomia
Hipertensi dalam kehamilan dapat menyebabkan mordibitas dan mortalitas pada ibu termasuk kejang, perdarahan otak, edema paru, serta pengentalan darah di dalam pembuluh darah. Mordibitas pada janin yaitu kematian janin dalam rahim, kelahiran prematur, makrosomia, dan sulosio plasenta. Hal ini menunjukkan bahwa hipertensi akan berdampak buruk baik kepada ibu maupun janin.
Riwayat hipertensi akan menjadi faktor risiko preeklamsia pada ibu hamil, sedangkan faktor risiko dari pre eklamsia yaitu grandemulti, makrosomia, kehamilan dengan janin lebih dari satu, Diabetes Mellitus dan obesitas. Obesitas pada ibu memiliki risiko kehamilan yang tinggi, baik pada ibu maupun bayinya. Bayi yang dilahirkan dari ibu dengan obesitas berisiko lahir makosomia.
Preeklamsia disebabkan oleh gangguan pada fungsi endotel pembuluh darah (sel pelapis bagian dalam pembuluh darah) yang menimbulkan vasospasme pembuluh darah (kontraksi otot pembuluh darah yang menyebabkan diameter lumen pembuluh darah mengecil.18 Hal ini menyebabkan perubahahan respons imun ibu terhadap janin atau jaringan plasenta. Kerusakan plasenta akan menimbulkan berbagai fungsi organ tubuh dan kebocoran pembuluh darah kapiler yang berdampak buruk pada ibu secara cepat yaitu bengkak pada kedua tungkai, tangan dan wajah, edema paru atau hemokonsentrasi (kadar haemoglobin lebih dari 13gr/dl).18
Simpulan
Masih ditemukan kelahiran makrosomia di RSUD Koja, Jakarta Utara. Terdapat hubungan yang bermakna antara Diabetes Mellitus dengan kelahiran makrosomia. Sebagian besar ibu hamil yang melahirkan makrosomia adalah multigravida, sebagian besar ibu hamil yang melahirkan makrosomia adalah berpendidikan SMP,
21
Jurnal Kedokteran dan Kesehatan, Edisi Suplemen 2016
sebagian besar ibu hamil yang melahirkan makrosomia adalah tidak memiliki riwayat makrosomia, sebagian besar ibu hamil yang melahirkan makrosomia adalah tidak memiliki DM dan hipertensi, sebagian besar ibu hamil yang melahirkan makrosomia memiliki usia kehamilan 37-42 minggu.
Saran
Dalam ilmu kebidanan perlu pengkajian mendalam mengenai kelahiran makrosomia terutama pada ibu hamil dengan Diabetes Mellitus. Pada penelitian selanjutnya dilakukan dengan metode pengambilan data secara kohort. Bidan dapat mendeteksi secara dini mengenai komplikasi di awal kehamilan melalui asuhan yang diberikan.Ibu hamil yang memiliki riwayat Diabetes Mellitus sebaiknya lebih memperhatikan makanan yang dikonsumsi
Daftar Pustaka
1. Ezegwui,H.U, ikcaka L.C, 2011.Fetal Makrosomia.Obsetric outcome of 311 cases in UNTH Enugu, Nigeria. Nigerian Journal of Clinical Practice
2. Depkes RI, Survei Demografi Kesehatan Indonesia, 2012. [dokumen pada internet Indonesia] [diunduh 2 maret 2010]. Tersedia dari: http://www.depkes.ac.id 3. Depkes RI, Riset Kesehatan Dasar.2013.
[dokumen pada internet Indonesia] [diunduh 2 maret 2010]. Tersedia dari: http://www..riskesdas.ac.id
4. Sudaya P,2010. Berbagi info tentang Puskesmas. [dokumen pada internet Indonesia] [diunduh 7 maret 2010]. Tersedia dari: http//www.puskel.com 5. Manuaba, I.B.G, 2007.Pengantar Kuliah
Obsetri.Jakarta:Buku Kedokteran EGC 6. Tanya trevors.2011.Neonatal Mordibity
Among Macrosomic Infants in the James Bay Cree Population of Northern Quebec.Montreal
7. Surianingsih S.R.M dan fatmawati E, 2011. Asuhan Kebidanan Patologi. Yogyakarta. Pustaka Belajar
8. Ozcimen EE, vekuyu A, Cifter FC, yanik FF, Bakar C, 2008.Diagnosis of Gestasional Diabetes Mellitus by Use Of Homeostatis Model Assessment.Insulin Resistance Index in the First Trimester Gynecology Endocrinology.
9. Cunningham,kenith JL, Steven LB, Joh CH Dwight JR Caterine YSI, 2010. Williams Obstetrics, MC Grow,Hills Company
10. Prawihardjo,S .2008.Ilmu Kebidanan Jakarta:Yayasan Bina Pustaka
11. Bowers, et al.2013. Gestational Diabetes Pre Pregnancy Obesity and Pregnancy Weight gain in Relation to Excess Fetal Growth: Variations by race
12. Muchlisa R. 2014.Faktor Risiko Kejadian Makrosomia.Makassar
13. LU,Y,Et al. 2011. Secular Trends of
Macrosomia in Sourtheast
22
Hidayati & Mulyaningsih, Hubungan Faktor Risiko Dengan Kelahiran Makrosomia Pada Ibu Bersalin 14. Wooten w,v and Eturner. 2007.
Macrosomia in Neonates of Mother with Gestasinal Diabetes is Associated with Body Mass Index and Previous
15. Kandoo.2012. Persalinan dengan Luaran Makrosomia. Manado
16. Sibai B, Dekker G, 2005. Departement of
Obstetrics and Gynecology,
University.USA
17. Hamilton. 2009. Obstetri dan Ginekologi. Edisi 2. Jakarta:ECG
18. Rambulangi J.2007. Penanganan Pendahuluan Penderita Preeklampsia Berat dan Elampsia, Cermin Dunia Kedokteran no 139. Universitas Hassanudin Makassar.