PEMERINTAH KABUPATEN JENEPONTO
PERATURAN DAERAH KABUPATEN JENEPONTO NOMOR 04 TAHUN 2010
TENTANG PENDIDIKAN GRATIS
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JENEPONTO
Menimbang : a. bahwa negara mempunyai kewajiban untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dengan memajukan pendidikan, sebagaimana diamanahkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
b. bahwa dalam rangka meringankan beban masyarakat/orang tua dalam pembiayaan pendidikan, maka perlu dilaksanakan Pendidikan Gratis Tingkat
SD, MI, SDLB, SMP, MTs, SMPLB, SMA, MA, SMK dan SMALB Negeri/Swasta dalam lingkup Pemerintah Daerah Kabupaten Jeneponto;
c. bahwa untuk memenuhi maksud sebagaimana tersebut pada huruf a dan huruf b, perlu membentuk Peraturan Daerah Kabupaten Jeneponto tentang Pendidikan Gratis;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 1959 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Tingkat II di Sulawesi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1959 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1822); 2. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
3. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301);
4. Undang-undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389); 5. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);
6. Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4586);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4496);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4585);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada Pemerintah, Laporan Pertanggungjawaban Daerah kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dan Informasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada masyarakat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);
12. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);
13. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4815);
14. Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2008 tentang Wajib Belajar (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 90, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4863);
15. Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 91, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4864);
16. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran Negara Tahun 2010 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5105);
17. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007;
17. Peraturan Daerah Kabupaten Jeneponto Nomor 3 Tahun 2006 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah kabupaten Jeneponto Tahun 2006-2026 (Lembaga Daerah Tahun 2006 Nomor 150);
18. Peraturan Daerah Kabupaten Jeneponto Nomor 1 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan yang menjadi Kewenangan Pemerintah Daerah Kabupaten Jeneponto (Lembaran Daerah Tahun 2008 Nomor 187);
19. Peraturan Daerah Kabupaten Jeneponto Nomor 3 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Jeneponto (Lembaran Daerah Tahun 2008 Nomor 189).
Dengan Persetujuan Bersama
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN JENEPONTO
dan
BUPATI JENEPONTO MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN JENEPONTO TENTANG PENDIDIKAN GRATIS.
BAB I
KETENTUAN UMUM Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Daerah Kabupaten Jeneponto. 2. Bupati adalah Bupati Jeneponto.
3. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah;
4. Pemerintah adalah Pemerintah Pusat;
5. Pemerintah Provinsi adalah Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan;
6. Perangkat Daerah adalah Organisasi/Lembaga pada Pemerintah Daerah yang bertanggung-jawab kepada Bupati dan membantu Bupati dalam penyelenggaraan Pemerintahan yang terdiri atas Sekretariat Daerah, Dinas Daerah dan Lembaga Teknis Daerah, Kecamatan dan Desa/Kelurahan sesuai dengan kebutuhan Daerah;
7. Dinas Pendidikan adalah Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Jeneponto; 8. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara;
9. Satuan Pendidikan adalah kelompok layanan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan pada jalur formal, non formal, dan informal pada setiap jenjang dan jenis pendidikan;
10. Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu;
11. Pungutan adalah segala biaya yang dipungut oleh satuan pendidikan dari orang tua/wali peserta didik baik yang terkait dengan kegiatan belajar mengajar maupun pembangunan sekolah;
12. Pendidikan gratis adalah membebaskan segala biaya pendidikan bagi peserta didik/orang tua/wali peserta didik yang berkaitan dengan kegiatan belajar mengajar dan kegiatan pembangunan sekolah;
13. Dewan Pendidikan adalah lembaga mandiri yang beranggotakan berbagai unsur masyarakat yang peduli pendidikan;
14. Komite Sekolah/madrasah adalah lembaga mandiri beranggotakan orang tua/wali peserta didik, komunitas sekolah, serta tokoh masyarakat yang peduli pendidikan;
BAB II RUANG LINGKUP
Pasal 2
(1) Pendidikan gratis dilaksanakan pada tingkat Sekolah Dasar (SD), Madrasah Ibtidaiyah (MI), Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Madrasah Tsanawiah (MTs), Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa (SMPLB), Sekolah Menengah Atas (SMA), Madrasah Aliah (MA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan Sekolah Menengah Atas Luar Biasa (SMALB) Negeri/Swasta.
(2) Sekolah Swasta yang menolak program pendidikan gratis harus menyampaikan pernyataan penolakan kepada Pemerintah Daerah dan wajib menjamin mutu pendidikan.
Pasal 3
Pendidikan gratis berfungsi untuk memberi kesempatan yang seluas-luasnya kepada usia sekolah guna mendapatkan pendidikan yang berkualitas.
Pasal 4
Pendidikan gratis bertujuan untuk meringankan beban masyarakat, peserta didik/orang tua/wali peserta didik.
BAB III
HAK DAN KEWAJIBAN Bagian Kesatu
Hak dan Kewajiban Pemerintah Daerah Pasal 5
Pemerintah Daerah berhak mengarahkan, membimbing, membantu, dan mengawasi penyelenggaraan pendidikan.
Pasal 6
(1) Pemerintah Daerah wajib memberikan layanan dan kemudahan, serta menjamin terselenggaranya pendidikan yang berkualitas bagi setiap warga masyarakat.
(2) Pemerintah Daerah wajib menjamin tersedianya dana dalam APBD guna
terselenggaranya pendidikan gratis.
Bagian Kedua
Hak dan Kewajiban Penyelenggara Satuan Pendidikan Pasal 7
(1) Satuan pendidikan berhak memperoleh pembinaan dan bantuan pendanaan dari pemerintah, pemerintah provinsi dan pemerintah daerah;
(2) Satuan Pendidikan berkewajiban mewujudkan Visi dan Misi Pendidikan Kabupaten Jeneponto.
Pasal 8
(1) Menjamin peningkatan mutu pendidikan dan pengembangan manajemen berbasis sekolah; (2) Mempertanggungjawabkan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Sekolah dan
pelaksanaan manajemen berbasis sekolah, kepada komite sekolah dan seluruh orang tua/wali peserta didik;
(3) Melaporkan hasil perencanaan dan pelaksanaan anggaran dan pendapatan belanja sekolah dan Manajemen berbasis sekolah secara terbuka dan bertanggung jawab kepada komite sekolah dan seluruh orang tua/wali peserta didik;
Bagian Ketiga
Hak dan Kewajiban Orang Tua Pasal 9
(1) Orang tua/wali berhak memilih satuan pendidikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1).
(2) Orang tua/wali peserta didik, berkewajiban meningkatkan mutu pendidikan.
(3) Orang Tua/wali dan masyarakat dapat berpartisipasi secara sukarela dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan sesuai peraturan perundang-undangan.
Bagian Ketiga
Hak dan Kewajiban Peserta Didik Pasal 10
(1) Setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak :
a. mendapatkan pendidikan agama sesuai dengan agama yang dianutnya dan diajarkan oleh pendidik yang seagama;
b. mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya; c. menyelesaikan program pendidikan sesuai dengan kecepatan belajar masing-masing dan
tidak menyimpang dari ketentuan batas waktu yang ditetapkan.
(2) Setiap peserta didik berkewajiban menjaga norma-norma pendidikan untuk menjamin keberlangsungan proses dan keberhasilan pendidikan;
BAB IV LARANGAN
Pasal 11
(1) Kepala Sekolah, Guru dan/atau pegawai administrasi dilarang melakukan pungutan dalam bentuk apapun dan sekecil apapun kepada orang tua peserta didik.
(2) Komite Sekolah dilarang melakukan pungutan kepada orang tua/wali peserta didik dalam bentuk apapun dan sekecil apapun kecuali partisipasi sukarela sebagaimana ketentuan pasal 9 ayat (3).
Pasal 12 Jenis-jenis pungutan yang dilarang:
1. Pembayaran bantuan pembangunan;
2. Pembayaran bantuan dengan alasan dana sharing; 3. Pembayaran buku;
4. Pembayaran iuran pramuka; 5. Pembayaran PMI;
6. Pembayaran OSIS; 7. Pembayaran Try out;
8. Pembayaran Lembaran Kerja Siswa (LKS); 9. Pembayaran uang perpisahan;
10. Pembayaran uang photo; 11. Pembayaran uang ujian;
12. Pembayaran uang ulangan/semester; 13. Pembayaran uang pengayaan/les; 14. Pembayaran uang rapor;
15. Pembayaran uang penulisan, pengambilan dan pengesahan ijazah; 16. Pembayaran uang infaq;
17. Pembayaran uang hari-hari besar nasional dan hari-hari besar keagamaan;
18. Pembayaran uang seragam sekolah, seragam batik, seragam gerak jalan, seragam pramuka, dan seragam olah raga;
19. Pembayaran biaya praktikum, biaya study tour, biaya formulir dan uang bangku; dan 20. Pungutan lainnya yang membebani baik siswa maupun orang tua/wali peserta didik.
BAB V PENGAWASAN
DAN
PERAN SERTA MASYARAKAT Bagian Kesatu
Pengawasan Pasal 13
(1) Pemerintah Daerah, Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah melakukan pengawasan atas penyelenggaraan pendidikan gratis pada semua jenjang dan jenis pendidikan sesuai dengan kewenangan masing-masing.
(2) Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan prinsip transparansi dan akuntabilitas publik.
(3) Ketentuan mengenai pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati.
Bagian Kedua Peran Serta Masyarakat
Pasal 14
Masyarakat dapat berpartisipasi dalam melakukan pengawasan khusus terhadap penyelengaraan pendidikan gratis sekaligus kualitas pendidikan
BAB VI
SANKSI ADMINISTRASI Pasal 15
Kepala Sekolah, Guru dan/atau Pegawai Administrasi yang melakukan pungutan sebagaimana dimaksud Pasal 11 dan Pasal 12 akan diberikan sanksi administrasi atas pelanggaran berdasarkan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.
Pasal 16
Bagi aparat Dinas Kabupaten dan Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Kecamatan yang melakukan pungutan akan diberikan sanksi administrasi atas pelanggaran berdasarakan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.
BAB VII
KETENTUAN PENYIDIKAN Pasal 17
Bagi Kepala Sekolah dan/atau Guru serta Komite Sekolah yang melakukan pungutan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 dan Pasal 12 akan ditindak lanjuti dengan penyidikan oleh pihak yang berwajib sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pasal 18
Bagi aparat Dinas Pendidikan dan Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Kecamatan yang melakukan pungutan sebagaimana pada pasal 11 akan ditindak lanjuti dengan penyidikan oleh pihak yang berwajib sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
BAB VIII
KETENTUAN PIDANA Pasal 19
(1) Setiap orang yang melanggar ketentuan Pasal 11 dan Pasal 12, dipidana dengan pidana kurungan paling lama 3 (tiga) bulan atau denda paling banyak Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah).
(2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah pelanggaran.
(3) Pelanggaran yang berkaitan dengan tindak pidana kejahatan dikenakan sanksi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
BAB IX
KETENTUAN PERALIHAN Pasal 20
(1) Pelaksanaan ketentuan pasal 2 ayat (1) khusus untuk Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri, Madrasah Aliah (MA) Negeri, Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri dan Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Negeri diberlakukan secara bertahap dan efektif berlaku paling lama Tahun 2012.
(2) Pelaksanaan ketentuan pasal 2 ayat (1) khusus untuk Sekolah Menengah Atas (SMA) Swasta, Madrasah Aliah (MA) Swasta, Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Swasta dan Sekolah Menengah Atas Luar Biasa (SMALB) Swasta diberlakukan secara bertahap dan efektif berlaku paling lama Tahun 2014.
BAB IX
KETENTUAN PENUTUP Pasal 21
Ketentuan lebih lanjut mengenai teknis pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati.
Pasal 22
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Jeneponto.
Ditetapkan di Jeneponto
Pada tanggal 04 Oktober 2010 BUPATI JENEPONTO, TTD RADJAMILO Diundangkan di Jeneponto
Pada tanggal 05 Oktober 2010 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN JENEPONTO,
TTD
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN JENEPONTO TAHUN 2010 NOMOR 200 Disalin sesuai dengan aslinya
KEPALA BAGIAN HUKUM DAN HAM
SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN JENEPONTO, ttd
MUSTAKBIRIN, SH. Pangkat : Pembina