• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. salah satu masalah kesehatan dengan tingkat kematian yang cukup tinggi,

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. salah satu masalah kesehatan dengan tingkat kematian yang cukup tinggi,"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Epidemi masalah tembakau akibat rokok merupakan salah satu ancaman terbesar kesehatan masyarakat yang saat ini dihadapi oleh dunia. Rokok menjadi fenomena yang menarik karena selain kontribusinya sebagai salah satu masalah kesehatan dengan tingkat kematian yang cukup tinggi, Tembakau membunuh hingga setengah dari penggunanya, yakni lebih dari 7 juta orang setiap tahunnya terdiri dari 6 juta orang meninggal akibat merokok yang selanjutnya disebut perokok aktif, sedangkan sekitar 890.000 orang meninggal karena terpapar asap rokok (perokok pasif).1 Jumlah perokok di Indonesia mencapai 62.800.000 jiwa, saat ini lebih dari sepertiga (36,3%) masyarakat Indonesia merupakan perokok aktif. Hasil penelitian menunjukkan, setiap hari ada 616.881.205 batang di Indonesia atau 225.161.640.007 batang rokok dibakar setiap tahunnya.2 Menurut WHO, pada akhir abad ini rokok akan membunuh lebih dari satu miliar orang jika tidak ada usaha untuk menanggulanginya. Oleh karena itu,WHO membentuk WHO Framework Convention on Tobacco Control (WHO-FCTC) menyediakan solusi untuk masalah epidemi tembakau yang telah mendunia dan terus mendorong masyarakat agar berhenti merokok untuk mengurangi bahaya tembakau dengan

1

WHO, May 2014. Media Centre: Fact Sheets of Tobacco. http://www.who.int

2 Riskesdas. Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar, (Online)2013,hal 132

(2)

2

berbagai metode, salah satunya adalah menggunakan NRT atau Nicotine Replacement Therapy (terapi pengganti nikotin).3

Nicotine replacement therapy (NRT) adalah metode yang menggunakan suatu media untuk memberikan nikotin yang diperlukan oleh perokok tanpa pembakaran tembakau yang merugikan. Alat-alat yang sudah dikenal dan beredar secara komersil adalah gum (permen karet), inhaler, lozenges (tablet hisap), nasal spray (semprot hidung) dan skin patch. Walaupun NRT hanya ditujukan untuk menghilangkan pembakaran tembakau dan sarana alternatif pemberian nikotin tetapi pada prakteknya sering dipakai sebagai alat bantu dalam program berhenti merokok (smoking cessation program) untuk mencegah withdrawal effect nikotin dengan cara menurunkan dosis nikotin secara bertahap. Metode NRT lain diperkenalkan tahun 2004 dan berkembang dengan cepat di seluruh dunia adalah electronic cigarette (rokok elektrik) atau yang dikenal sebagai vapor dikalangan masyrakat yang berbentuk mirip seperti rokok.4

Rokok elektrik atau vapor merupakan salah satu NRT yang menggunakan listrik dari tenaga baterai untuk memberikan nikotin dalam bentuk uap dan oleh WHO disebut sebagai electronic nicotine delivery system (ENDS). Rokok elektronik diciptakan oleh salah satu perusahaan di Cina pada tahun 2003 dan dengan cepat menyebar ke seluruh dunia dengan berbagai nama dagang seperti NJOY, Epuffer, blu cig, green smoke, smoking everywhere, dan lain-lain. Secara umum sebuah rokok elektronik terdiri dari 3 bagian yaitu : battery (bagian yang berisi baterai), atomizer (bagian yang memanaskan dan menguapkan larutan

3

Reza Kurniawan Tanuwihardja, Agus Dwi Susanto, J Respir Indo Vol. 32, No. 1, Januari 2012, 4

(3)

3

nikotin) dan catridge (berisi larutan nikotin) (Electronic Cigarette Association, 2009). Pada saat ini, terdapat lebih dari 460 nama dagang produk ENDS dengan lebih dari 7.700 rasa di internet. Produk yang dapat diisi ulang dan dibuang merupakan generasi pertama electronic cigarette, sedangkan sistem tangki dan personal vaporizer merupakan generasi kedua dan ketiga electronic cigarette (Zhu, 2014). Rokok elektronik juga pernah digunakan sebagai alat bantu program berhenti merokok dengan cara mengurangi kadar nikotin secara bertahap namun praktek tersebut kini sudah tidak dianjurkan oleh electronic cigarette association (ECA) dan food and drug association (FDA) (Cobb dkk., 2010). Meskipun demikian berdasarkan hasil survei di Amerika, mayoritas (65% responden) memilih alasan menggunakan rokok elektronik (vapor) sebagai alternatif untuk berhenti merokok (Etter, 2010).5

Pada tahun 2010, kesadaran terhadap keberadaan rokok elektronik di Indonesia mencapai 10,9% dengan laki-laki lebih banyak mendengar tentang rokok elektronik yaitu 16,8% dibandingkan dengan perempuan yaitu 5,1%, sedangkan berdasarkan usia kesadaran tentang keberadaan rokok elektronik pada usia 15–24 tahun lebih besar yaitu 14,4% dibandingkan dengan pada usia 25–44 tahun yaitu 12,4%. Kesadaran tentang keberadaan rokok elektronik pada masyarakat Indonesia lebih banyak pada masyarakat dengan tingkat pendidikan perguruan tinggi yaitu sebesar 29,4%, selain itu kesadaran tentang keberadaan rokok elektronik pada masyarakat Indonesia lebih banyak pada masyarakat yang tinggal di daerah perkotaan yaitu sebesar 15,3%. Berdasarkan pengguna rokok

5

Apsari Damayanti, penggunaa n rokok elktronik di komunitas personal Vaporizer surabaya,tahun 2016. Falkutas kesehatan masyarakat Universitas Airlangga Surabaya. Hal. 251-252.

(4)

4

elektronik di Indonesia yaitu di antara pengguna baru dan mantan perokok pada tahun 2010–2011 mencapai 0,5% (Bam dkk, 2014).6

Di Indonesia menurut Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM), cairan rokok elektrik mengandung nikotin cair dan bahan pelarut propilen glikol, dieter glikol, dan gliserin. Jika semua bahan itu dipanaskan akan menghasilkan senyawa nitrosamine. Senyawa tersebut dapat menyebabkan kanker. Adapun rokok elektrik yang beredar saat ini merupakan produk impor dan menggunakan HS Code barang elektrik.7 Selain itu fakta hukum tentang bahaya cairan rokok elektrik, bahwa telah terjadi peristiwa keracunan akibat penggunaan cairan rokok elektrik, seorang konsumen perempuan menderita gangguan kesehatan paru-parunya, sebagaimana ceritakan oleh korbannya yaitu saudari Rhemanty, yang mempublikasikan ceritanya di salah satu media sosial, dan dikutip oleh bogor.tribunnews.com, sebagai berikut :

“Info buat temen” yg hobi ngevape..!!! tadi malam dada gw terasa ngilu..susah nafas, agak bengkak gataunya pengendapan kimia alias Liquid di paru” gue…. Disedot…Liquid Cholate semua isinya.. yg mau denger silakan enggak juga gaapa apa..!!! ngeri bgt padahal gw suka ngevape..(korbanVape) padhal ga gak minum tu liquid kenapa ngumpul semua.” Kemudian Rhemanty juga mempublikasikan ceritanya itu kedalam media sosial youtube pada tanggal 8 November 2016 dengan judul Curhat Rhemanty Korban Vape.8

6

Ibid, hal 252

7 Badan POM, 2015 Kajian Rokok Elektrik Di Indonesia, Cetakan Kedua, (Jakarta: Direktorat

Pengawasan Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif,)

8

Fera Nur Aini, Katanya Pakai Vape Ngga Berbahaya, Tapi Gadis Ini Malah Masuk Rumah Sakit, Jadi Pikir-Pikir Lagi Deh, www.hipwee.com, diankses pada Agustus 2018

(5)

5

Fakta hukum yang terpapar diatas menunjukan bahwa bahaya yang ditimbulkan cairan rokok elektrik disebabkan karena kurangnya informasi yang didapat oleh konsumen sebagai pengguna atau pemakai rokok elektrik tentang bagaimana cara menggunakan rokok elektrik yang benar serta tidak adanya informasi yang jelas tentang bahayanya zat-zat yang terkandungan dalam cairan pada rokok elektrik. Berdasarkan pertimbangan dan fakta hukum yang telah ada maka penulis mencoba untuk menganalisis, aturan hukum terkait dengan pengawasan dan prosedur peredaran rokok elektrik tersebut dalam penulisan hukum yang berjudul “ANALISIS YURIDIS SOSIOLOGIS TERKAIT PEREDARAN DAN PENGAWASAN ROKOK ELEKTRIK DI INDONESIA”

B. Rumusan Permasalahan

1. Apakah peredaran rokok elektrik sudah sesuai dengan prosedur pengaturan hukum di Indonesia?

2. Bagaimana pengawasan terhadap peredaran rokok elektrik yang ada di Indonesia ?

C. Tujuan Permasalahan

1. Untuk mengetahui peredaran rokok elektrik di indonesia sudah sesuai dengan prosedur atau belum.

2. Untuk mengetahui pengawasan terhadap peredaran rokok elektrik yang ada di Indonesia.

D. Manfaat Penelitian

1. Sebagai sumber ilmu pengetahuan dalam bidang hukum pada umumnya, dan dalam bidang hukum perdata pada khususnya.

2. Sebagai bahan kajian lebih lanjut untuk akademisi dan praktisi hukum.

3. Bagi pemerintah, agar dapat sebagai bahan evaluasi untuk meninjau kembali mengenai keberadaan industri rokok di Indonesia. Dan menyempurnakan

(6)

6

kembali Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah mengenai cairan rokok elektrik, dan perlindungan konsumen atas peredaran cairan rokok elektrik. 4. Bagi pelaku usaha cairan rokok elektrik agar dapat jadi bahan pertimbangan

untuk menurunkan kadar kandungan bahan baku produknya yang beredar di pasaran. Atau menciptakan produk baru dengan kandungan bahan baku yang sama sekali berbeda dengan produk saat ini, dimana kandungan bahan bakunya sama sekali tidak merugikan konsumen yang mengkonsumsinya.

E. Metode Penulisan

1. Metode pendekatan

Penelitian ini mengunakan metode pendekatan secara yuridis sosiologis, yakni melihat hukum yang didasarkan pada ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku dengan dikaitkan pada teori hukum dan kenyataan yang ada dalam masyarakat.

2. Lokasi penelitian

Untuk memperoleh informasi atau data yang akurat, yang relevan dengan permasalahan dan penyelesaian penulisan proposal ini, maka dipilih lokasi penelitian di:

a. Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Surabaya b. Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia

c. Penjual Rokok Elektrik

Adapun alasan peneliti mengadakan penelitian di lokasi tersebut didasarkan atas pertimbangan bahwa tempat tersebut berhubungan dengan masalah yang akan diteliti.

(7)

7

3. Populasi dan Sampel

a. Populasi dari penelitian ini adalah :

1) Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Surabaya 2) Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia

3) Penjual Rokok Elektrik

b. Sampel dari penelitian ini adalah :

1) BPOM Surabaya, pada petugas (Denik) bagian pelayanan informasi konsumen

2) Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (dengan Eva secara via telepon)

3) Penjual : Red Cloud Vape Store and Cafe, The Riknic Vape Store and Cafe, Rising Vape Store, Cowboy Vape Probolinggo, Moscot Vape 4. Jenis dan Sumber Data

a. Dalam penelitian ini terbagi menjadi dua jenis data, yaitu:

1) Data primer yaitu informasi yang penulis peroleh dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Surabaya, Yayasan lembaga Konsumen Indonesia (sebagai stakeholder), pelaku usaha atau penjual rokok elektrik.

2) Data Sekunder yang terkait dengan objek penelitian penulis. Diantaranya:

a) Jurnal

(8)

8

c) Makalah terkait isu dan skripsi yang berhubungan dengan rokok elektrik

F. Teknik Pengumpulan Data

Adapun pengumpulan data ini bersifat penelitian hukum campuran yaitu penelitian hukum normatif dan empiris maka penelitian pada bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder yang digunakan dalam penelitian ini sama-sama digunakan saling menunjang satu sama lain. Teknik pengumpulan data primer (lapangan) dilakukan dengan wawancara kepada pihak Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) maupun YLKI serta wawancara kepada penjual rokok elektrik. Sedangkan pengumpulan data sekunder dengan cara metode penelitian atau mengutip buku-buku, internet, jurnal yang menelaah masalah yang dibahas.

G. Analisis Data

Seluruh data yang terkumpul baik, primer, sekunder, maupun tersier dianalisis mengunakan analisis Deskriptif Kualitatif kemudian diambil kesimpulan yang relevan sehingga mendapatkan data yang akurat dengan demikian untuk memberikan suatu gambaran yang jelas tentang prosedur peredaran dan pengawasan terkait rokok elktrik fi Indonesia.

Referensi

Dokumen terkait

Jumlah kandungan zat padat terlarut dalam air juga mempengaruhi penetrasi cahaya matahari masuk ke dalam badan perairan, Jika nilai TDS tinggi maka penetrasi cahaya matahari

Skala ekonomi (economies of scale) menunjuk kepada keuntungan biaya rendah yang didapat dari ekspansi aktivitas operasional dalam sebuah perusahaan dan merupakan salah satu cara

[r]

Jika memang terbukti ada karyawan yang menggunakan narkoba, Perusahaan juga berwenang untuk melaporkan karyawan yang diduga melakukan pelanggaran disiplin berat yang

Melihat fenomena-fenomena di atas, layanan bimbingan dan konseling sekolah dituntut dapat mengembangkan model untuk menumbuhkan kecakapan pengarahan diri,

Berdasarkan pembuktian ini maka dapat disimpulkan hipotesis alternatif kedua (H2) diterima.Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan widagdo (2011) dalam hasil

(4) Pergeseran anggaran sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dilakukan dengan cara mengubah Peraturan Kepala Daerah tentang penjabaran APBD sebagai dasar

Berdasarkan wawancara peneliti dengan kepala sekolah SMP Negeri 4 Padang pada tanggal 28 Februari 2012, beliau mengatakan siswa didiknya sering bolos sekolah untuk