• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Tinjauan Umum Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Tinjauan Umum Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL)"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) 1. Pengertian model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL)

Model pembelajaran pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) terbentuk dari tiga kata yaitu Contextual, teaching and learning. Menurut A Chaedar (Alwaisilah, 2006) dalam Langgoday (2014:12). Learning adalah refleksi sistem kepribadian siswa yang menunjukkan perilaku yang terkait dengan tugas yang diberikan. Sedangkan kontekstual berasal dari kata konteks yang artinya hubungan atau keterkaitan antara materi yang diajarkan dengan kehidupan sehari-hari. Sehingga pendekatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan siswa dengan mengaitkan materi yang diajarkan dengan kehidupan sehari-hari.

Model Pembelajaran kontekstual didasarkan pada hasil penelitian John Dewey (1916) yang menyimpulkan bahwa siswa akan belajar dengan baik jika apa yang dipelajari terkait dengan apa yang telah diketahui dan dengan kegiatan atau peristiwa yang terjadi di sekelilingnya.

Menurut teori pembelajaran kontekstual, pembelajaran terjadi hanya ketika siswa (peserta didik) memproses informasi atau pengetahuan baru sedemikian rupa sehingga dapat terserap kedalam benak mereka dan mereka mampu menghubungkan dengan kehidupan nyata yang ada di sekitar mereka. Pendekatan ini mengasumsikan bahwa pikiran secara alami akan mencari makna dari hubungan individu dengan linkungan sekitarnya.

Model pembelajaran CTL merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa untuk membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam

(2)

kehidupan mereka sehari-hari sebagai anggota keluarga, warga negara, dan tenaga kerja (Sagala, 2013: 87). Melalui pengalaman nyata yang erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari, siswa dapat mengkonstruksikan pengetahuan dan keterampilan baru mereka.

2. Komponen-komponen Dalam model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL)

Model pembelajaran CTL melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran, yaitu: kontruktivisme (constructivism), menemukan (inquiri), bertanya (questioning), masyarakat belajar (learning community), pemodelan (Modeling), refleksi (reflection) dan penilaian yang sebenarnya (aunthentic assesment) (Depdiknas, 2002 dalam Langoday, 2014:16-19).

Berikut ini adalah uraian mengenai ketujuh komponen utama dalam pendekatan kontekstual:

a. Konstruktivisme (Constructivisme)

Konstruktivisme merupakan landasan berpikir (filosofi) model pembelajaran CTL. Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep, atau kaidah yang siap untuk diambil dan diingat. Melainkan harus mengkonstruksi atau membangun pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata. Dalam proses pembelajaran, siswa membangun sendiri pengetahuan mereka melalui keterlibatan aktif dalam proses belajar dan mengajar, dan siswa yang menjadi pusat kegiatan.

b. Menemukan (Inquiry)

Menemukan merupakan bagian inti dari kegiatan model pembelajaran CTL. Kata kunci dari strategi inquiry adalah siswa menemukan sendiri. Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa diharapkan bukan hasil mengingat seperangkat fakta-fakta, tetapi hasil dari menemukan sendiri.

(3)

Guru harus selalu merancang kegiatan pembelajaran yang merujuk pada kegiatan menemukan (inquiry). Berikut langkah-langkah kegiatan menemukan (inkuiri) :

1. Merumuskan masalah

2. Mengamati atau melakukan observasi

3. Menganalisis dan menyajikan hasil dalam tulisan, gambar, laporan,dan karya lainnya. 4. Mengkomunikasikan atau menyajikan hasil karya pada teman sekelas, guru, atau

orang banyak. c. Bertanya (Questioning)

Bertanya (Questioning), merupakan strategi utama model pembelajaran CTL. Pengetahuan yang kita miliki, selalu bermula dari 'bertanya'. Dalam pembelajaran, bertanya dipandang sebagai kegiatan guru untuk mendorong, membimbing, dan menilai kegiatan siswa. Kegiatan bertanya bagi siswa merupakan bagian penting dalam melaksanakan pembelajaran. Dalam sebuah pembelajaran yang produktif, kegiatan bertanya antara lain berguna untuk menggali informasi, mengecek pemahaman siswa, membangkitkan respon siswa, mengetahui hal-hal yang sudah diketahui siswa, dan memfokuskan perhatian siswa.

d. Masyarakat Belajar (Learning Community)

Konsep masyarakat belajar menyarankan agar hasil belajar diperoleh dari kerjasama dengan orang lain. Hasil belajar diperoleh dari 'sharing' antara teman, antar kelompok, diruang ini, disekitar ini, juga orang-orang yang ada di luar sana. Semua adalah anggota masyarakat belajar.

Masyarakat belajar bisa terjadi apabila ada proses komunikasi dua arah. Seseorang yang terlibat dalam kegiatan masyarakat belajar memberikan informasi yang diperlukan

(4)

oleh teman bicaranya dan sekaligus juga meminta informasi yang diperlukan dari teman belajarnya. Jika setiap orang mau belajar dari orang lain, maka setiap orang lain bisa menjadi sumber belajar, dan ini berarti setiap orang akan sangat kaya dengan pengetahuan dan pengalaman.

e. Refleksi (Reflection)

Refleksi adalah cara berpikir tentang apa yang baru dipelajari atau berpikir ke belakang tentang apa-apa yang sudah kita lakukan di masa yang lalu. Refleksi merupakan respon terhadap kejadian, aktivitas, atau pengetahuan yang baru diterima. Misalnya, ketika pelajaran berakhir, siswa merenung tentang apa yang telah dilakukan dan menghubungkan dengan pengetahuan yang baru diterimanya.

Pengetahuan yang bermakna diperoleh dari proses Pengetahuan yang dimiliki siswa diperluas melalui konteks pembelajaran. Guru membantu siswa membuat hubungan-hubungan antara pengetahuan yang dimiliki sebelumnya dengan pengetahuan yang baru. Dengan demikian, siswa merasa memperoleh sesuatu yang berguna bagi dirinya tentang apa yang baru dipelajarinya.

Pada akhir pembelajaran, guru menyisakan waktu sejenak agar siswa melakukan refleksi. Refleksi dapat berupa pernyataan langsung tentang apa-apa yang diperolehnya pada hari itu, catatan atau jurnal di buku siswa, dan kesan atau saran siswa tentang pembelajaran pada saat itu

f. Pemodelan (Modeling)

Pemodelan maksudnya adalah bahwa dalam sebuah pembelajaran keterampilan atau pengetahuan tertentu harus model yang ditiru. Pemodelan akan lebih mengefektif pelaksanaan model pembelajaran CTL untuk ditiru, diadaptasi atau dimodifikasi. Dengan

(5)

adanya suatu model untuk dijadikan contoh biasanya akan lebih dipahami atau bahkan bisa menimbulkan ide baru. Salah satu contoh pemodelan dalam pembelajaran misalnya, membpelajari contoh penyelesaian soal, menggunakan alat peraga, cara menemukan kata kunci dalam suatu baca atau dalam membuat skema konsep. Pemodelan ini tidak selalu oleh guru, bisa oleh siswa atau media yang lainnya.

g. Penilaian yang sebenarnya (Authentic Asesment)

Assesment (penilaian) adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa memberikan gambaran tentang perkembangan belajar siswa. Pembelajaran yang benar seharusnya ditekankan pada upaya membantu siswa agar mampu mempelajari (learning

how to learn), bukan ditekankan pada diperolehnya sebanyak mungkin informasi di akhir

pembelajaran. Kemajuan belajar dinilai dari proses, bukan hanya melalui hasil, dan dilakukan dengan berbagai cara. Itulah hakikat penilaian yang sebenarnya.

Karakteristik penilaian autentik :

a. Dilaksanakan selama dan sesudah proses pembelajaran berlangsung.

b. Tidak hanya mengukur aspek pengetahuan, tetapi juga sikap dan keterampilan. c. Berkesinambungan

d. Terintegrasi

3. Tujuan Model Pembelajaran CTL(Contextual Teaching and Learning)

1. Model pembelajaran CTL ini bertujuan untuk memotivasi siswa untuk memahami makna materi pelajaran yang dipelajarinya dengan mengkaitkan materi tersebut dengan konteks kehidupan mereka sehari-hari sehingga siswa memiliki pengetahuan atau keterampilan yang secara refleksi dapat diterapkan dari permasalahan kepermasalahan lainya.

(6)

2. Model pembelajaran ini bertujuan agar dalam belajar itu tidak hanya sekedar menghafal tetapi perlu dengan adanya pemahaman.

3. Model pembelajaran ini menekankan pada pengembangan minat pengalaman siswa. 4. Model pembelajaran CTL ini bertujuan untuk melatih siswa agar dapat berfikir kritis dan

terampil dalam memproses pengetahuan agar dapat menemukan dan menciptakan sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya sendiri dan orang lain

5. Model pembelajaran CTL ini bertujun agar pembelajaran lebih produktif dan bermakna. 6. Model pembelajaran CTL ini bertujuan untuk mengajak anak pada suatu aktivitas yang

mengkaitkan materi akademik dengan konteks kehidupan sehari-hari.

7. Model pembelajaran CTL ini bertujuan agar siswa secara individu dapat menemukan dan mentrasfer informasi-informasi komplek dan siswa dapat menjadikan informasi itu miliknya sendiri.

4. Langkah-langkah penerapan Model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) Langkah-langkah Model pembelajaran CTL meliputi:

1) Kegiatan Pembelajaran Pendahuluan:

Kegiatan pembelajaran pendahuluan meliputi penyampaian indikator pembelajaran, tujuan pembelajaran, ruang lingkup materi, manfaat dan kegunaan suatu topik baik untuk mengetahui kesiapan siswa dapat juga dilakukan tes awal atau pre-test.

2) Penyampaian Materi Pembelajaran

Penerapan Model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) menghendaki dikuranginya penyajian materi yang bersifat expository (ceramah/dikte). Gunakanlah sebanyak mungkin teknik penyampaian atau presentase, tanya jawab induktif. Hal ini harus diupayakan agar siswa mengalami langsung dan membawah

(7)

penemuan atas bahan yang dipelajari serentak harus menarik perhatian siswa. Agar penyajiannya menarik perlu digunakan alat-alat pemusar perhatian berupa media yang menarik seperti warna-warni gambar, dan ilustrasi.

3) Memancing Kinerja Siswa

Memancing kinerja siswa dimaksudkan untuk membantu siswa menguasai materi dan tujuan pembelajaran, bentuk kegiatan pembelajaran yang dapat digunakan adalah praktikum dan latihan. Dengan sistem ini, siswa diharapkan dapat berlatih dan mampu menerapkan konsep dan prinsip yang dipelajari dalam konteks dan situasi yang berbeda sehingga konsep dan prinsip diketahui dalam hafalan belaka.

4) Pemberian Umpan Balik

Metode umpan balik merupakan salah satu sistem yang dapat dipakai sebagai saran untuk mengukur kemajuan siswa. Sebagai contoh, setelah mengerjakan soal latihan, siswa diberi kunci jawaban. Dengan demikian mereka langsung mengetahui kebenaran serta kesalahannya. Umpan balik yang baik adalah umpan balik yang lengkap terjadi dengan sistem memberitahukan letak kesalahan siswa dalam menjawab soal yang ada, dengan alasan-alasan yang masuk akal, untuk selanjutnya diberi pembetulan. Jika jawaban yang diberikan siswa itu benar, haruslah diberi konfirmasi agar mereka yakin dengan jawaban itu. Agar siswa dapat menemukan sendiri jawaban yang benar maka harus diberi umpan balik secara langsung.

5) Kegiatan Tindak Lanjut

Kegiatan tindak lanjut berupa mentransfer pengetahuan, pemberian pertanyaan dan remedial. Dengan mampu mentransfer pengetahuan yang dipelajari maka tingkat

(8)

pencapaian belajar siswa akan sampai pada deret yang tinggi (tingkat penemuan dan pencapaian strategi kognitif). Penghargaan diberikan kepada siswa yang telah mencapai prestasi yang sama atau melebihi dari yang ditargetkan. Remedial diberikan dalam pencapaian target pembelajaran yang ditentukan.

5. Karakteristik Dalam Model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) 1. Kerja sama

Setiap anggota kelompok disadarkan tentang pentingnya bekerja sama serta saling membantu untuk mencapai tujuan pembelajaran.

2. Saling menunjang

Setiap anggota kelompok harus mendorong teman untuk saling memotivasi dalam kelompok untuk memberikan kontribusi kelompok

3. Siswa aktif

Setiap anggota kelompok harus berpartisipasi aktiv dalam kegiatan kelompok dengan cara mendengar, menyerap informasi yang disampaikan teman dan menghargai pendepat teman dan memberikan pendapat tentang apa yang sudah di sampaikan oleh teman.

4. Menggunakan berbagai sumber

Setiap kelompok harus memiliki banyak buku sumber sehingga pengetahuan siswa tidaklah sempit atau hanya berdasarkan satu sumber saja.

6. Prinsip-prinsip Dalam Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) 1. Keterkaitan

Proses pembelajaran hendaknya ada keterkaitan dengan bekal pengetahuan yang telah ada pada diri siswa dengan pengalaman kehidupan dunia sebenarnya untuk bekal di dunia pekerjaan di kemudian hari dalam kehidupan masyarakat.

(9)

2. Pengalaman langsung

Siswa perlu mendapatkan pengalaman langsung melalui kegiatan eksplorasi, penemuan, dan penelitian ini berarti Pengalaman di pandang sebagai jantung kontekstual.

3. Kerja sama

Saling tukar pikiran, mengajukan dan menjawab pertanyaan, komunikasi interkatif antar sesama siswa, antara siswa dengan guru. Memecahkan masalah dan mengerjakan tugas bersama merupakan strategi pokok dalam pendekatan kontekstual.

B. Teori-Teori yang melandasi Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL)

1. Teori Kontruktivisme

Teori kontruktivisme menyatakan bahwa peserta didik harus menemukan sendiri dan mentrasformasikan informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan aturan-aturan lama dan merevisinya apabila aturan-aturan-aturan-aturan itu tidak sesuai lagi. Bagi peserta didik agar benar-benar memahami dan dapat menerapkan pengetahuan, mereka harus bekerja memecahkan masalah, menemukan segala sesuatu untuk dirinya, berusaha dengan susah payah dengan ide-ide.

Menurut teori konstruktivisme ini, satu prinsip yang paling penting penting dalam psikologi pendidikan adalah guru tidak hanya sekedar memberikan pengetahuan kepada peserta didik. Guru dapat meberikan kemudahan untuk proses ini, dengan memberikan kesempatan peserta didik untuk menemukan atau menerapkan ide-ide mereka sendiri, dan mengajar peserta didik menjadi sadar dan secara sadar menggunakan strategi mereka sendiri untuk belajar. (Trianto, 2007:13).

(10)

Teori pembelajaran kognitif yang terkenal adalah teori jean piaget. Menurut piaget setiap individu pada saat tumbuh mulai dari bayi yang baru lahir sampai dewasa akan mengalami empat tingkat perkembangan kognitif. Empat perkembangan kognitif itu antara lain: sensorimotor (usia 0-2 tahun), praoperasional (usia 2-7 tahun), operasi konkrit (usia 7-11 tahun), operasi formal (usia 7-11-dewasa) (Trianto, 2008:43).

Tabel 2.1 Tahap-tahap perkembangan kognitif piaget

Tahap Perkiraan usia Kemampuan-kemampuan utama

Sensorimotor Lahir sampai usia 2 tahun

Terbentuknya konsep “kepermanenan obyek” dan kemajuan gradual dari perilaku yang mengarah kepada tujuan

Praoperasional 2 sampai 7 tahun Perekembangan

kemampuan menggunakan symbol-symbol untuk menyatakan obyek-obyek dunia. Pemikiran masih egosentris dan senrasi. Operasi

konkrit

7 sampai 11 tahun Perbaikan dalam kemampuan untuk berpikir secara logis. Kemampuan-kemampuan baru termaksuk penggunaan operasi-operasi yang dapat balik. Pemikiran tidak lagi sentris tetapi desentrasi, dan pemecahan masalah tidak dibatasi oleh keegosentrisan.

Operasi formal 11 tahun sampai dewasa Pemikiran abstrak dan murni simbolis mungkin dilakukan. Masalah-masalh dapat dipecahkan melalui penggunaan eksperimentasi sistematis

(Sumber : Trianto, 2008)

Menurut piaget, perkembangan kognitif sebagian besar bergantung kepada seberapa jauh anak aktif memanipulasi dan aktif berinteraksi dengan lingkungan.

(11)

Implikasi penting dalam model pembelajaran dari teori piaget sebagai berikut:

1) Memusatkan perhatian pada berpikir atau proses mental anak, tidak sekedar pada hasilnya. Disamping kebenaran jawaban siswa, guru harus memahami proses yang digunakan anak sehingga sampai pada jawaban tersebut.

2) Memperhatikan peranan pelik dari inisiatif anak sendiri keterlibatan aktif dalam kegiatan pembelajaran. Didalam kelas piaget, penyajian pengetahuan jadi (ready-made) tidak mendapat penekanan, melainkan anak didorong menemukan sendiri pengetahuan itu (discovery maupun inquiri) melalui interkasi spontan dengan lingkungannya. Sebab itu guru dituntut mempersiapkan berbagai kegiatan yang memungkinkan anak melakukan kegiatan secara langsung dnegan dunia fisik yang menerapkan teori piaget. 3) Memaklumi akan adanya perbedaan individual dalam hal kemajuan perkembangan.

Teori piaget mengasumsikan bahwa seluruh siswa tumbuh melewati urutan perkembangan yang sama, namun pertumbuhan itu berlangsung pada kecepatan yang berbeda. Oleh karena itu guru mampu melakukan upaya untuk mengatur kegiatan kelas dalam bentuk kelompok kecil daripada bentuk kelas yang utuh.

3. Teori Pemrisesan Informasi

Teori ini menjelaskan penyimpanan dan pemanggilan kembali pengetahuan dari otak. Peristiwa-peristiwa mental diuraikan sebagai transformasi transformasi informasi dari input (stimulus) ke output (respon).

C. Hasil Belajar 1. Belajar

Belajar adalah kegiatan berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan, hal ini berarti keberhasilan pencapaian tujuan

(12)

pendidikan sangat tergantung pada keberhasilan proses belajar siswa di sekolah dan lingkungan sekitarnya. Pada dasarnya belajar merupakan tahapan perubahan perilaku siswa yang relatif positif dan mantap sebagai hasil interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif (Jihad & Haris, 2012: 1)

Sudjana (Jihad & Haris, 2012: 2) berpendapat bahwa belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjuk dalam berbagai bentuk seperti perubahan pengetahuan, pemahaman, sikap, dan tingkah laku, keterampilan, kecakapan, kebiasaan serta perubahan aspek-aspek yang ada pada individu yang belajar.

Menurut Herman Hudjo (Jihad & Haris, 2012: 2) belajar merupakan kegiatan bagi setiap orang. Pengetahuan keterampilan, kegemaran dan siakp seseorang terbentuk, dimodifikasi dan berkembang disebabkan belajar.

2. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui keagiatan belajar (Jihad & Haris, 2012: 4). Belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap. Dalam kegiatan pembelajaran atau kegiatan instruksional, biasanya guru menetapkan tujuan pembelajaran. Siswa yang berhasil dalam belajar adalah yang berhasil mencapai tujuan-tujuan pembelajaran atau tujuan-tujuan instruksional (Jihad & Haris, 2012: 4).

D. Efektifitas Model Pembelajaran CTL

Untuk mencapai tujuan pembelajaran, perlu disusun suatu strategi agar tujuan itu tercapai dengan optimal. Tanpa strategi yang cocok, tepat dan jitu, tidak mungkin tujuan pembelajaran dapat tercapai. Selain itu strategi pembelajaran yang baik harus disesuaikan dengan jenis

(13)

materi, karakteristik peserta didik, serta situasi atau kondisi di mana proses pembelajaran tersebut akan berlangsung. Terdapat beberapa metode dan teknik pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru, tetapi tidak semuanya sama efektifnya dalam mencapai tujuan pembelajaran.

Menurut Depdiknas (2003) CTL menjadi pilihan karena Sejauh ini pendidikan kita masih didominasi oleh pandangan bahwa pengetahuan sebagai perangkat fakta-fakta yang harus dihafal. Kelas masih berfokus pada guru sebagai sumber utama pengetahuan, kemudian ceramah masih menjadi pilihan utama strategi belajar. Untuk itu diperlukan sebuah strategi belajar baru yang lebih memperdayakan siswa. Sebuah strategi yang tidak mengharuskan siswa menghafal fakta-fakta, tetapi sebuah strategi yang mendorong siswa mengkonstruksikan pengetahuan di benak mereka sendiri.

Melalui landasan filosofis kontruksivisme, Model pembelajaran CTL dipromosikan menjadi alternatif strategi belajar yang baru. Melalui Model pembelajaran CTL diharapkan siswa belajar melalui “mengalami” bukan “menghafal”.Untuk mengetahui hasil proses belajar mengajar perlu diadakan evaluasi hasil belajar. Evaluasi hasil belajar tidak bertujuan untuk member nilai dan label pada anak. Akan tetapi evaluasi bertujuan untuk mengetahui sejauh mana peserta didik belajar dan bagaimana cara belajar yang paling baik diterapkan. Efektivitas model pembelajaran ini dapat ditunjukkan dengan hasil belajar siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran CTL lebih tinggi daripada hasil belajar siswa yang diajar menggunakan pembelajaran konvensional pada materi pokok system pencernaan makanan pada manusia.

E. Materi Penelitian

(14)

Pencernaan makanan merupakan proses mengubah makanan dari ukuran besar menjadi ukuran yang lebih kecil dan halus, serta memecah molekul makanan yang kompleks menjadi molekul yang sederhana dengan menggunakan enzim dan organ-organ pencernaan. Enzim ini dihasilkan oleh organ-organ pencernaan dan jenisnya tergantung dari bahan makanan yang akan dicerna oleh tubuh. Zat makanan yang dicerna akan diserap oleh tubuh dalam bentuk yang lebih sederhana.

Fungsi sistem pencernaan adalah untuk menerima makanan, mencernannya menjadi zat-zat dan energi, kemudian menyerap zat-zat gizike dalam aliran darah serta membuang bagian makanan yang tidak dapat di cerna oleh tubuh.

2. Alat pencernaan pada manusia

Alat pencernaan pada manusia terdiri dari :  mulut (cavum oris) dan faring,

 kerongkongan (esophagus),  lambung (ventriculus),  usus halus (intestinum),  usus besar (colon),  rectum dan

 muara pelepasan (anus) A. Mulut

Proses pencernaan dimulai sejak makanan masuk ke dalam mulut. Di dalam mulut terdapat alat-alat yang membantu dalam proses pencernaan, yaitu gigi, lidah, dan kelenjar ludah (air liur). Di dalam rongga mulut, makanan mengalami pencernaan secara mekanik dan kimiawi. Beberapa organ di dalam mulut, yaitu :

(15)

Gambar 2.1: Mulut 1. Gigi

Gigi berfungsi untuk mengunyah makanan sehingga makanan menjadi halus. Gigi dapat dibedakan atas empat macam yaitu gigi seri, gigi taring, gigi geraham depan, dan gigi geraham belakang. Gigi seri berbentuk seperti pahat, gigi taring berbentuk seperti pahat runcing, dan gigi geraham berbentuk agak silindris dengan permukaan lebar dan datar berlekuk-lekuk. Gigi seri fungsinya untuk memotong dan menggigit makanan. Gigi taring yang berbentuk seperti pahat runcing untuk merobek makanan. Sedangkan gigi geraham dengan permukaan yang lebar dan datar berlekuk-lekuk berfungsi untuk mengunyah makanan.

2. Lidah

Lidah berfungsi untuk mengaduk makanan di dalam rongga mulut dan membantu mendorong makanan (proses penelanan). Selain itu, lidah juga berfungsi sebagai alat pengecap yang dapat merasakan manis, asin, pahit, dan asam. Tiap rasa pada zat yang masuk ke dalam rongga mulut akan direspon oleh lidah di tempat yang berbeda-beda. Letak setiap rasa berbeda-beda, yaitu:

(16)

2. Rasa manis —–> lidah bagian ujung 3. Rasa asam —–> lidah bagian samping

4. Rasa pahit —–> lidah bagian belakang / pangkal lidah

Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat seperti pada gambar berikut ini:

Gambar 2.2: letak kepekaan lidah terhadap rasa Sumber: Pustekkom, 2008

3. Kelenjar ludah

Kelenjar ludah menghasilkan ludah atau air liur (saliva). Kelenjar ludah dalam rongga mulut ada 3 pasang, yaitu :

1. Kelenjar parotis, terletak di bawah telinga.

2. Kelenjar submandibularis, terletak di rahang bawah. 3. Kelenjar sublingualis, terletak di bawah lidah.

Kelenjar parotis menghasilkan ludah yang berbentuk cair. Kelenjar submandibularis dan kelenjar sublingualis menghasilkan getah yang mengandung air dan lendir. Ludah berfungsi untuk memudahkan penelanan makanan. Jadi, ludah berfungsi untuk membasahi dan melumasi makanan sehingga mudah ditelan. Selain itu, ludah juga melindungi selaput mulut terhadap panas, dingin, asam, dan basa.

(17)

Kerongkongan (esofagus) merupakan saluran penghubung antara rongga mulut dengan lambung. Kerongkongan berfungsi sebagai jalan bagi makanan yang telah dikunyah dari mulut menuju lambung. Jadi, pada kerongkongan tidak terjadi proses pencernaan.

Otot kerongkongan dapat berkontraksi secara bergelombang sehingga mendorong makanan masuk ke dalam lambung. Gerakan kerongkongan ini disebut gerak peristalsis. Gerak ini terjadi karena otot yang memanjang dan melingkari dinding kerongkongan mengkerut secara bergantian. Jadi, gerak peristalsis merupakan gerakan kembang kempis kerongkongan untuk mendorong makanan masuk ke dalam lambung.

Makanan berada di dalam kerongkongan hanya sekitar enam detik. Bagian pangkal kerongkongan (faring) berotot lurik. Otot lurik pada kerongkongan bekerja secara sadar menurut kehendak kita dalam proses menelan. Artinya, kita menelan jika makanan telah dikunyah sesuai kehendak kita. Akan tetapi, sesudah proses menelan hingga sebelum mengeluarkan feses, kerja otot-otot organ pencernaan selanjutnya tidak menurut kehendak kita (tidak disadari).

C. Lambung

Lambung (ventrikulus) merupakan kantung besar yang terletak di sebelah kiri rongga perut sebagai tempat terjadinya sejumlah proses pencernaan. Lambung terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian atas (kardiak), bagian tengah yang membulat (fundus), dan bagian bawah (pilorus). Kardiak berdekatan dengan hati dan berhubungan dengan kerongkongan. Pilorus berhubungan langsung dengan usus dua belas jari. Di bagian ujung kardiak dan pilorus terdapat klep atau sfingter yang mengatur masuk dan keluarnya makanan ke dan dari lambung. Struktur lambung dapat dilihat pada gambar berikut ini.

(18)

Gambar 2.3: Struktur lambung

Sumber:https://wandylee.wordpress.com/2012/03/14/pencernaan-manusia/

Dinding lambung terdiri dari otot yang tersusun melingkar, memanjang, dan menyerong. Otot-otot tersebut menyebabkan lambung berkontraksi, sehingga makanan teraduk dengan baik dan bercampur merata dengan getah lambung. Hal ini menyebabkan makanan di dalam lambung berbentuk seperti bubur. Dinding lambung mengandung sel-sel kelenjar yang berfungsi sebagai kelenjar pencernaan yang menghasilkan getah lambung. Getah lambung mengandung air lendir (musin), asam lambung, enzim renin, dan enzim pepsinogen. Getah lambung bersifat asam karena banyak mengandung asam lambung. Asam lambung berfungsi membunuh kuman penyakit atau bakteri yang masuk bersama makanan dan juga berfungsi untuk mengaktifkan pepsinogen menjadi pepsin.

Pepsin berfungsi memecah protein menjadi pepton dan proteosa. Enzim renin berfungsi

menggumpalkan protein susu (kasein) yang terdapat dalam susu. Adanya enzim renin dan enzim pepsin menunjukkan bahwa di dalam lambung terjadi proses pencernaan kimiawi.

Selain menghasilkan enzim pencernaan, dinding lambung juga menghasilkan hormon

gastrin yang berfungsi untuk pengeluaran (sekresi) getah lambung. Di dalam lambung

terjadi gerakan mengaduk. Gerakan mengaduk dimulai dari kardiak sampai di daerah

pilorus. Gerak mengaduk terjadi terus menerus baik pada saat lambung berisi makanan

(19)

giat dibanding saat lambung dalam keadaan kosong. Mungkin kita pernah merasakan perut terasa sakit dan berbunyi karena perut kita sedang kosong. Hal itu disebabkan gerak mengaduk saat lambung kosong. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat gambar berikut:

Gambar 2.4: Gerak mengaduk pada lambung.

Sumber https://wandylee.wordpress.com/2012/03/14/pencernaanmanusia/

Makanan umumnya bertahan tiga sampat empat jam di dalam lambung. Makanan berserat bahkan dapat bertahan lebih lama. Dari lambung, makanan sedikit demi sedikit keluar menuju usus dua belas jari melalui sfingter pilorus.

D. Usus Halus

Usus halus (intestinum) merupakan tempat penyerapan sari makanan dan tempat terjadinya proses pencernaan yang paling panjang. Usus halus terdiri dari :

1. Usus dua belas jari (duodenum) 2. Usus kosong (jejenum)

3. Usus penyerap (ileum)

Pada usus dua belas jari bermuara saluran getah pankreas dan saluran empedu. Pankreas menghasilkan getah pankreas yang mengandung enzim-enzim sebagai berikut :

1. Amilopsin (amilase pankreas) Yaitu enzim yang mengubah zat tepung (amilum) menjadi gula lebih sederhana (maltosa).

2. Steapsin (lipase pankreas) Yaitu enzim yang mengubah lemak menjadi asam lemak dan gliserol.

(20)

3. Tripsinogen Jika belum aktif, maka akan diaktifkan menjadi tripsin, yaitu enzim yang mengubah protein dan pepton menjadi dipeptida dan asam amino yang siap diserap oleh usus halus.

Empedu dihasilkan oleh hati dan ditampung di dalam kantung empedu. Selanjutnya, empedu dialirkan melalui saluran empedu ke usus dua belas jari. Empedu mengandung garam-garam empedu dan zat warna empedu (bilirubin). Garam empedu berfungsi mengemulsikan lemak. Zat warna empedu berwarna kecoklatan, dan dihasilkan dengan cara merombak sel darah merah yang telah tua di hati. Zat warna empedu memberikan ciri warna cokelat pada feses. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 2.5 Pada bagian usus dua belas jari bermuara saluran getah pankreas dan saluran empedu.

Sumber:https://wandylee.wordpress.com/2012/03/14/pencernaanmanusia/

Selain enzim dari pankreas, dinding usus halus juga menghasilkan getah usus halus yang mengandung enzim-enzim sebagai berikut :

1. Maltase, berfungsi mengubah maltosa menjadi glukosa.

2. Laktase, berfungsi mengubah laktosa menjadi glukosa dan galaktosa. 3. Sukrase, berfungsi mengubah sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa. 4. Tripsin, berfungsi mengubah pepton menjadi asam amino.

5. Enterokinase, berfungsi mengaktifkan tripsinogen menjadi tripsin.

Di dalam usus halus terjadi proses pencernaan kimiawi dengan melibatkan berbagai enzim pencernaan. Karbohidrat dicerna menjadi glukosa. Lemak dicerna menjadi asam

(21)

lemak dan gliserol, serta protein dicerna menjadi asam amino. Jadi, pada usus dua belas jari, seluruh proses pencernaan karbohidrat, lemak, dan protein diselesaikan. Selanjutnya, proses penyerapan (absorbsi) akan berlangsung di usus kosong dan sebagian besar di usus penyerap. Karbohidrat diserap dalam bentuk glukosa, lemak diserap dalam bentuk asam lemak dan gliserol, dan protein diserap dalam bentuk asam amino. Vitamin dan mineral tidak mengalami pencernaan dan dapat langsung diserap oleh usus halus. Struktur usus halus dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Gambar 2.6: Penampang Usus Halus Manusia

Sumber:https://wandylee.wordpress.com/2012/03/14/pencernaan- manusia/

Pada dinding usus penyerap terdapat jonjot-jonjot usus yang disebut vili (Lihat gambar diatas). Vili berfungsi memperluas daerah penyerapan usus halus sehingga sari-sari makanan dapat terserap lebih banyak dan cepat. Dinding vili banyak mengandung kapiler darah dan kapiler limfe (pembuluh getah bening usus). Agar dapat mencapai darah, sari-sari makanan harus menembus sel dinding usus halus yang selanjutnya masuk pembuluh darah atau pembuluh limfe. Glukosa, asam amino, vitamin, dan mineral setelah diserap oleh usus halus, melalui kapiler darah akan dibawa oleh darah melalui pembuluh vena

porta hepar ke hati. Selanjutnya, dari hati ke jantung kemudian diedarkan ke seluruh

tubuh. Asam lemak dan gliserol bersama empedu membentuk suatu larutan yang disebut misel. Pada saat bersentuhan dengan sel vili usus halus, gliserol dan asam lemak akan terserap. Selanjutnya asam lemak dan gliserol dibawa oleh pembuluh getah bening usus (pembuluh kil), dan akhirnya masuk ke dalam peredaran darah. Sedangkan garam empedu

(22)

yang telah masuk ke darah menuju ke hati untuk dibuat empedu kembali. Vitamin yang larut dalam lemak (vitamin A, D, E, dan K) diserap oleh usus halus dan diangkat melalui pembuluh getah bening. Selanjutnya, vitamin-vitamin tersebut masuk ke sistem peredaran darah. Umumnya sari makanan diserap saat mencapai akhir usus halus. Sisa makanan yang tidak diserap, secara perlahan-lahan bergerak menuju usus besar.

E. Usus Besar

Makanan yang tidak dicerna di usus halus, misalnya selulosa, bersama dengan lendir akan menuju ke usus besar menjadi feses. Di dalam usus besar terdapat bakteri

Escherichia coli. Bakteri ini membantu dalam proses pembusukan sisa makanan

menjadi feses. Selain membusukkan sisa makanan, bakteri E. coli juga menghasilkan vitamin K. Vitamin K berperan penting dalam proses pembekuan darah. Sisa makanan dalam usus besar masuk banyak mengandung air. Karena tubuh memerlukan air, maka sebagian besar air diserap kembali ke usus besar. Penyerapan kembali air merupakan fungsi penting dari usus besar. Usus besar terdiri dari bagian yang naik, yaitu mulai dari usus buntu (apendiks), bagian mendatar, bagian menurun, dan berakhir pada anus. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada

gambar berikut ini.

(23)

Sumber:https://wandylee.wordpress.com/2012/03/14/pencernaan-manusia/

Perjalanan makanan sampai di usus besar dapat mencapai antara empat sampai lima jam. Namun, di usus besar makanan dapat disimpan sampai 24 jam. Di dalam usus besar, feses di dorong secara teratur dan lambat oleh gerakan peristalsis menuju ke rektum (poros usus). Gerakan peristalsis ini dikendalikan oleh otot polos (otot tak sadar).

F. Anus

Merupakan lubang tempat pembuangan feses dari tubuh. Sebelum dibuang lewat anus, feses ditampung terlebih dahulu pada bagian rectum. Apabila feses sudah siap dibuang maka otot spinkter rectum mengatur pembukaan dan penutupan anus. Otot spinkter yang menyusun rektum ada 2, yaitu otot polos dan otot lurik. Jadi, proses defekasi (buang air besar) dilakukan dengan sadar, yaitu dengan adanya kontraksi otot dinding perut yang diikuti dengan mengendurnya otot sfingter anus dan kontraksi kolon serta rektum. Akibatnya feses dapat terdorong ke luar anus. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Gambar 2.8: struktur anus

Sumber:https://wandylee.wordpress.com/2012/03/14/pencernaan-manusia/ 3. Pengertian Pencernaan Mekanik Dan Kimiawi

(24)

Pencernaan mekanik adalah proses perubahan makanan dari bentuk besar atau kasar menjadi bentuk kecil dan halus. Pada manusia dan mamalia umumnya, proses pencernaan mekanik dilakukan dengan menggunakan gigi.

2. Pencernaan kimiawi

Pencernaan kimiawi adalah proses perubahan makanan dari zat yang kompleks menjadi zat-zat yang lebih sederhana dengan menggunakan enzim. Enzim adalah zat kimia yang dihasilkan oleh tubuh yang berfungsi mempercepat reaksi-reaksi kimia dalam tubuh. Proses pencernaan makanan pada manusia melibatkan alat-alat pencernaan makanan. Alat-alat pencernaan manusia adalah organ-organ tubuh yang berfungsi mencerna makanan yang kita makan.

4. Kelainan Atau Gangguan Pada Sistem Pencernaan Manusia 1. Gastritis

Gastritis merupakan gangguan sistem pencernaan dimana terjadi peradangan pada dinding lambung. Gastritis disebabkan karena kadar asam klorida (Hcl) terlalu tinggi. Gastriris juga dapat disebabkan oleh makanan yang banyak mengandung kuman-kuman penyakit.

2. Diare

Diare merupakan gangguan pencernaan dimana perut terasa mulas dan feses penderita encer . Diare terjadi karena selaput dinding usus besar mengalami iritasi. Adapun penyebab diare karena mengkonsumsi makanan yang mengandung kuman sehingga gerakan peristaltik usus tidak terkendali dan tidak terjadi penyerapan air di dalam usus besar. Apabila feses penderita bercampur dengan darah atau nanah, gejala tersebut menunjukka

(25)

penderita mengalami desentri yang disebabakan oleh infeksi bakteri Shigella pada dinding usus besar penderita.

3. Konstipasi(sembelit)

Sembelit merupakan gangguan pencernaan dimana penderita mengeluarkan feses yang keras. Sembelit terjadi karena penyerapan air oleh usus besar terlalu banyak. Sembelit disebabkan oleh kebiasaan buruk seseorang yang selalu menunda buang air besar, kurangnya mengkonsumsi makanan berserat seperti buah dan sayuran.

4. Maag

Penyakit ini juga disebut tukak lambung atau luka pada lambung. Alat pencernaan yang diserang oleh maag adalah lambung atau usus dua belas jari. Gejalanya antara lain pegal-pegal di punggung satu sampai dua jam setelah makan atau jika perut kosong. Gejala yang terkenal dari penyakit maag adalah mual, kembung, dan muntah-muntah. Gejala lainnya adalah kurang nafsu makan dan berat turun.Penyebab penyakit maag yaitu bakteri

Helicobakter pylori atau pemakaian sejenis obat antiradang.Pengobatannya dilakukan

dengan memberikan obat antibiotika jika penyebabnya bakteri tadi. Misalnya, pemberian tetrasikin atau amoksilin. Yang ringan dapat diatasi dengan antasid. Gejala mual dan kembung dapat diatasi dengan obat sakit maag.

5. Radang Usus Buntu

Terjadi infeksi pada usus buntu. Gejalanya sakit pada perut sebelah kanan bawah. Radang terjadi jika lubang antara usus buntu dan usus besar menaik tersumbat lalu tertutup. Penyumbatannya bisa lendir atau benda keras seperti biji terung atau cabe. Karena tersumbat atau tertutup, bakteri dalam usus buntu membuat dinding usus buntu terinfeksi. Untuk menyembuhkannya biasanya dilakukan operasi, yaitu memotong usus buntu.

(26)

6. Hepatitis

Hepatitis merupakan penyakit yang terjadi akibat infeksi virus pada hati. Virus dapat masuk ke dalam tubuh melalui air atau makanan.

7. Tukak lambung

Tukak lambung merupakan gangguan pencernaan dimana selaput lendir pada lambung mengalami kerusakan karena terlalu banyak mengeluarkan asam lambung. Tukak lambung disebabkan oleh kuman maupun oleh rasa cemas yang berlebih, ketakutan maupun stress. 8. Sariawan

sariawan merupakan gangguan pencernaan dimana mulut, gusi maupun lidah terluka dan terasa perih saat makan. Sariawan terjadi karena panas dalam pada rongga mulut dan rongga lidah. Sariawan disebabkan kekurangan vitamin C.

9. Sakit Gigi

Sakit gigi disebabkan karena gigi berlubang. Sakit gigi berpengaruh terhadap kerja ginjal dan jantung. Gigi berlubang disebabkan karena terlalu banyak mengkonsumsi makanan manis yang mengandung gula.

10. Sambelit

sembelit adalah keadaan yang dialami seseoang dengan gejala fases mengeras sehingga susah dikeluarkan. Sembelit disebabkan oleh adanya penyerapan air pada sisa makanan. Akibatnya, fases kekurangan air dan menjadi keras. Ini terjadi dari kebiasaan buruk yang menunda-nunda buang besar. Selain itu, juga karena kurangnya penderita dalam mengkonsumsi makanan berserat, kurang minum, stres, dan lain-lain. Oleh karena itu, banyak memakan buah-buahan dan sayur-sayuran berserat, minum banyak air, makan

(27)

teratur, buang air setiap hari, makan makanan berserat, dan olahraga teratur dapat mencegah gangguan ini.

11. Cacingan

Ada 3 jenis penyakit cacing yaitu a. Cacing gelang

Disebabkan oleh cacing gelang atau Ascaris lumbriciadea. Telur cacing ini masuk melalui makanan dan minuman yang tercemar atau tidak bersih.

Gejalanya antara lain perut mulas, mencret dan kembung. Penderita mungkin juga mengalami gejala ikutan seperti tenggorokan dan hidung gatal. Terkadang ia mengalami kejang dan kesemutan di tangan dan kaki. Mata sering mengedip dan timbul selaput pada putih mata. Anak-anak menjadi sering rewel dan menangis. Pengobatannya dilakukan dengan memberikan obat cacing yang tepat melalui resep dokter. Resep tradisional, rebung atau biji petai cina dapat menyembuhkan penyakit cacing gelang.

b. Cacing tambang

Penyakit cacing ini disebabkan oleh cacing tambang. Telur cacing tambang masuk ke tubuh melalui kulit, khusunya kaki dan tangan. Telur cacing ini hidup di daerah lembab dan hangat.

Gejala yang tampak ialah perut mulas, mencret, dan kembung. Seringkali diiringi dengan tidak enak badan dan gatal di kaki atau tangan. Pengobatannya dengan obat cacing yang sesuai.

(28)

Cara telur cacing ini masuk ke dalam sistem pencernaan ialah melalui makanan dan minuman mentah dan tidak bersih. Anak-anak yang mempunyai kebiasaan menggigit-gigit jari dan bermain di tempat yang becek-lembap berpeluang terkena penyakit ini. Karena telur cacing kremi suka berada di air atau tanah yang tidak bersih.

Gejala penyakit cacing keremi yaitu gatal-gatal pada liang dubur atau liang hidung. Jika parah, mata anak yang menderita cacing kremi tampak agak berbusa.

Pengobatannya dilakukan dengan memberikan obat cacing yang sesuai dan dosis yang tepat atau memakan biji petai cina sebanyak-banyaknya agar cacingnya mati dan keluar bersama tinja.

(29)

Kondisi Awal

Tindakan

Kondisi akhir

Guru belum menerapkan model pembelajaran CTL Hasil belajar siswa rendah Dalam pembelajaran guru menerapkan model

pembelajaran CTL Hasil Belajar Siswa Meningkat Penerapan model pembelajaran CTL efektif

Terhadap hasil belajar siswa

Gambar

Tabel 2.1 Tahap-tahap perkembangan kognitif piaget
Gambar 2.1: Mulut  1.  Gigi
Gambar 2.2: letak kepekaan lidah terhadap rasa  Sumber: Pustekkom, 2008
Gambar 2.3: Struktur lambung
+2

Referensi

Dokumen terkait

Selain melakukan berbagai strategi pemasaran produk seperti diatas, kami juga mempromosikan usaha kami ini dengan cara menambah pasar baru untuk memperluas jangkauan yang

semakin tinggi bahan organic tanah maka tanah tersebut akan mempunyai derajat kerut yang kecil (Trijoko,2006)... Besar derajat kerut tanah pada masing-masing jenis

1. Foto toraks normal hanya ditemukan pada 5% penderitan TB paru post primer, sedangkan 95% penderita lainnya menunjukkan kelainan. Apabila tidak terdapat satupun gambaran dari

Ditemukan penyakit yang disebabkan oleh virus paling sedikit pada 55 genera anggrek, tetapi ini bukan berarti bahwa terdapat 55 jenis virus yang berbeda, karena virus yang sama

Untuk memastikan PPI ini berjaya dilaksanakan di setiap sekolah, semua pihak di sekolah tidak kira pihak pentadbir, guru dan sebagainya perlu memberi kerjasama yang baik dan

Penduduk usia produktif akan mendorong permintaan tenaga kerja yang produktif, peningkatan kualitas hidup, meningkatkan tabungan dan investasi yang pada akhirnya

Untuk meraih gelar sarjana S1, Dianing menulis skripsi dengan judul Gaya Hidup Posmodern Tokoh- Tokoh Dalam Novel Mata Matahari Karya Ana Maryam Sebuah Tinjauan

Prestasi belajar IPA siswa kelas IV yang menggunakan model pembelajaran kooperatif berbantuan puzzle lebih baik dari pada prestasi belajar siswa kelas IV yang menggunakan