• Tidak ada hasil yang ditemukan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pasar Modal 2.2 Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pasar Modal 2.2 Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pasar Modal

Pasar modal merupakan kegiatan yang berhubungan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Pasar modal bertindak sebagai penghubung antara para investor dengan perusahaan ataupun institusi pemerintah melalui perdagangan instrumen keuangan jangka panjang seperti Obligasi, Saham dan lainnya (Rusdin, 2006). Pasar modal adalah sistem yang mempertemukan pihak yang memerlukan dana jangka panjang dengan pihak yang memiliki dana untuk diinvestasikan (Rahardjo, 2009).

Pasar modal dapat juga diartikan sebagai sebuah wahana yang mempertemukan pihak yang membutuhkan dana dengan pihak yang menyediakan dana sesuai dengan aturan yang ditetapkan oleh lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Sedangkan pengertian pasar modal menurut Undang-Undang Pasar Modal no. 8 tahun 1995, Pasar Modal yaitu sebagai suatu kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. 2.2 Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)

Indeks Harga Saham Gabungan merupakan indikator utama yang menggambarkan pergerakan harga saham di pasar modal. Indeks Harga Saham Gabungan (composite) mempunyai beberapa fungsi atau gambaran kinerja suatu bursa diantaranya, yaitu (www.idx.co.id):

a. Sebagai indikator trend pasar.

b. Sebagai indikator tingkat keuntungan. c. Sebagai Benchmark kinerja suatu portofolio.

(2)

2.3 Indeks Kompas 100

Indeks KOMPAS100 merupakan Indeks Harga Saham hasil kerjasama Bursa Efek Indonesia dengan harian KOMPAS. Indeks ini meliputi 100 saham dengan proses penentuan sebagai berikut (www.idx.co.id):

1. Telah tercatat di BEJ minimal 3 bulan.

2. Saham tersebut termasuk dalam perhitungan IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan).

3. Masuk dalam 150 saham dengan nilai transaksi dan frekwensi transaksi serta kapitalisasi pasar terbesar di Pasar Reguler, selama 12 bulan terakhir.

4. Dari sebanyak 150 saham tersebut, kemudian diperkecil jumlahnya menjadi 60 saham dengan mempertimbangkan nilai transaksi terbesar. 5. Dari sebanyak 90 saham yang tersisa, kemudian dipilih sebanyak 40

saham dengan mempertimbangkan kinerja

6. Daftar 100 saham diperoleh dengan menambahkan daftar saham dari hasil perhitungan butir (5) ditambah dengan daftar saham hasil perhitungan butir (6).

Daftar saham yang masuk dalam KOMPAS100 akan diperbaharui sekali dalam 6 bulan, atau tepatnya pada bulan Februari dan pada bulan Agustus. Perhitungan Indeks KOMPAS100 dimulai pada hari dasar tanggal 2 Januari 2002 dengan nilai dasar 100.

2.4. Saham

Saham adalah sertifikat yang menunjukkan buku kepemilikan suatu perusahaan, dan pemegang saham memiliki hak klaim atau penghasilan dan aktiva perusahaan (Rusdin. 2006). Menurut (Siamat, 2005) saham adalah surat bukti atau tanda kepemilikan bagian modal pada suatu perseroan terbatas. Dalam transaksi jual beli di Bursa Efek, saham atau sering pula disebut shares merupakan instrumen. Terdapat beberapa jenis saham yang dapat dipilih oleh investor, antara lain sebagai berikut (Rusdin, 2006):

(3)

2.2.1. Berdasarkan atas cara peralihan, saham dibedakan menjadi dua, yaitu : a. Saham atas unjuk (Bearer Stock), adalah saham yang tidak ditulis nama pemiliknya, agar mudah dipindah-tangankan dari satu investor ke investor lain.

b. Saham atas nama (Registered Stock), adalah saham yang ditulis dengan jelas siapa pemilikannya. Dimana cara peralihannya harus melalui prosedur tertentu, yaitu dengan dokumen peralihan dan kemudian nama pemiliknya dicatat dalam buku perusahaan yang khusus membuat daftar nama pemegang saham. Apabila terjadi kehilangan, pemegang saham tersebut dengan mudah mendapat pergantiannya.

2.2.2. Berdasarkan manfaat yang diperoleh pemegang saham, dibedakan menjadi :

a. Saham biasa (Common Stock), merupakan suatu sertifikat atau piagam yang memiliki fungsi sebagai bukti pemilikan suatu perusahaan dengan berbagai aspek-aspek penting bagi perusahaan. Pemegang saham biasa memiliki kewajiban yang terbatas. Artinya, jika perusahaan bangkrut, kerugian maksimum yang ditanggung oleh pemegang saham adalah sebesar investasi pada saham tersebut.

b. Saham preferen (Preferen Stock), merupakan bentuk gabungan antara obligasi dan saham. Saham preferen sama dengan saham biasa karena tidak memiliki tanggal jatuh tempo dan juga mewakili kepemilikan dari modal. Saham preferen sama dengan obligasi karena jumlah dividennya tetap selama masa berlaku dari saham, memiliki klaim atas laba dan aktiva sebelumnya, memiliki hak tebus, dan dapat dipertukarkan dengan saham biasa.

2.5. Manfaat investasi pada saham

Pemegang saham adalah pemilik perusahaan, atau orang yang menanamkan uangnya sebagai modal (investasi) ke dalam perusahaan. Maka pemegang saham sebagai pemilik perusahaan berhak memperoleh keuntungan atas investasi yang dilakukannya. Menurut Rusdin (2006),

(4)

terdapat dua manfaat yang diperoleh seorang investor apabila menanamkan modalnya dalam bentuk saham, yaitu:

1. Dividen

Dividen adalah bagian keuntungan perusahaan yang dibagikan kepada pemegang saham. Jumlah dividen yang akan dibagikan akan dibagikan diusulkan oleh Dewan Direksi dan disetujui didalam Rapat Umum Pemegang Saham. Dua jenis dividen yang dapat diberikan oleh perusahaan yaitu dividen tunai dan dividen saham. Jika emiten membagikan dividen kepada para pemegang saham dalam bentuk sejumlah uang untuk setiap saham yang dimiliki, maka disebut sebagai dividen tunai. Sedangkan dividen saham adalah dividen yang diberikan kepada para pemegang saham dalam bentuk saham baru tersebut, yang pada akhirnya akan meningkatkan jumlah saham yang dimiliki pemegang saham.

2. Capital Gain

Capital gain adalah keuntungan dari hasil jual-beli saham, yaitu berupa selisih antara nilai jual yang lebih tinggi daripada nilai beli saham. Oleh karena itu investor memiliki peluang untuk menikmati capital gain sebagai akibat atas aktivitas yang terjadi di pasar sekunder. Perbedaan antara harga jual dan beli saham disebabkan oleh perubahan permintaan dan penawaran terhadap saham tersebut.

2.6. Analisis Teknikal

2.6.1. Definisi Analisis Teknikal

Analisa teknikal adalah analisis sekuritas dengan menggunakan grafik harga dan volume historis. Pada dasarnya, analisis teknis ini menawarkan pengembangan teknik perdagangan saham (investassi jangka pendek) berdasarkan pengamatan dan pergerakan harga serta volume perdagangan masa lalu. Dengan membuat sutau tren atau pola atas grafik historis, seorang investor saham bisa membuat suatu keputusan untuk membeli atau menjual saham (Sulistawan dan Liliana, 2007).

(5)

Ada tiga prinsip dasar yang melandasi analisis teknikal yang merupakan suatu pola pikir dan anggapan dasar dalam melakukan analisis teknikal (Rahardjo, 2009).

1. Market Action Discount Everything

Semua faktor yang mempengaruhi pergerakan atau fluktuasi harga saham telah tercermin dalam harga tersebut. Semua faktor lingkungan bisnis, baik politik, hukum, ekonomi, sosial, budaya, demografi, dan teknologi yang dapat mempengaruhi kondisi bisnis dan pergerakan harga saham telah tercermin dalam harga saham tersebut.

2. Price Move In Trends

Harga bergerak dalam suatu kecenderungan arah tertentu dan akan terus menuju arah yang sama sampai dengan adanya sinyal pembalikkan atau perubahan arah. Satu kecenderungan arah akan tetap berlangsung sampai ada suau kekuatan yang memberikan sinyal bahwa kecenderungan tersebut akan berubah.

3. History Repeat It Self

Sejarah akan berulang, pola-pola pergerakan harga saham yang terjadi di masa lalu akan berulang kembali di masa mendatang. Hal ini didasarkan pada psikologi manusia yang mempunyai kecenderungan untuk tidak berubah dan mengulang hal-hal yang telah dilakukan di masa lalu.

2.6.2. Jenis Grafik Untuk Analisis Teknikal

Ada beberapa grafik yang sering digunakan untuk melakukan analisis teknikal suatu saham, antara lain (Rahardjo, 2009) :

1. Grafik Garis (Line Chart)

Grafik garis (line chart) menyajikan pergerakan harga saham dari waktu ke waktu berupa garis yang menghubungkan titik-titik yang merupakan harga saham pada saat (hari dan tanggal tertentu). Titik-titik tersebut biasanya merupakan harga penutupan saham pada hari bersangkutan. Berikut merupakan contoh line chart (Gambar 2).

(6)

Gambar 2. Grafik Batang (Line Chart)

Sumber: www.infoanda.com/forexchart/linechart, 2009 2. Grafik Balok (Bar Chart)

Grafik balok (bar chart) merupakan grafik batang yang menggambarkan 4 titik harga, yaitu harga pembukaan (open/O), harga tertinggi (high/H), harga terendah (low/L), dan harga penutupan (close/C) dari suatu saham selama suatu periode tertentu.

Gambar 3. Grafik Balok (Bar Chart) Sumber: www.forexchart.com/barchart, 2009

Panjang balok (atau garis vertikal) menunjukkan fluktuasi harga dalam suatu periode, ujung atas menunjukkan harga tertinggi sedang ujung bawah menunjukkan harga terendah. Garis horizontal disebelah kiri balok menunjukkan harga pembukaan,

(7)

sedangkan garis horizontal sebelah kanan balok menunjukkan harga penutupan. Gambar 3 merupakan visualisasi bar chart. 3. Grafik Lilin

Grafik lilin (candlestick chart) merupakan grafik berbentuk lilin yang dapat menggambarkan 4 titik harga, yaitu harga pembukaan (open/O), harga tertinggi (high/H), harga terendah (low/L), dan harga penutupan (close/C) dari suatu saham selama suatu periode tertentu.

Gambar 4. Grafik Lilin (Candlestick Chart) Sumber: www.forexchart.com/candlestick, 2009

Ada dua macam warna batang lilin, yaitu lilin berwarna terang yang menunjukkan kecenderungan harga naik karena harga pembukaan lebih rendah dibandingkan dengan harga penutupan dan lilin berwarna gelap yang menunjukkan kecenderungan harga turun karena harga pembukaan lebih tinggi dibandingkan dengan harga penutupan.

2.6.3. Pembentukan Tren

Tren merupakan arah pergerakan harga pasar saham. oleh karena itu seorang investor dalam menentukan keputusan investasi sebaiknya memahami arah pergerakan harga saham. berikut merupakan pembentukkan tren berdasarkan arah pergerakannya (Sulistawan dan Liliana, 2007).

(8)

1. Uptrend, artinya adalah harga saham cenderung bergerak naik. Pada kondisi ini, sentimen dari kebanyakan investor sedang dalam kondisi positif

2. Downtrend, artinya harga saham cenderung bergerak turun. Jika pasar menunjukkan downtrend, sebaiknya pasar tidak melakukan posisi beli agar terhindar dari kerugian.

3. Sideways Trend, atau pergerakan harga yang stagnan (hanya naik atau turun pada kisaran harga tertentu).

2.7. Analisis Fundamental

Analisis fundamental adalah analisis sekuritas yang menggunakan data-data fundamental dan faktor-faktor eksternal yang berhubungan dengan badan usaha. Analisis fundamental digunakan untuk menentukan harga yang tepat bagi saham suatu perusahaan, analis sekuritas harus memprediksi dividen dan laba yang dapat diharapkan dari perusahaan tersebut. Pada akhirnya, keberhasilan usaha suatu perusahaan akan menentukan dividen yang dapat dibayarkan kepada pemegang saham serta harga saham yang akan terbentuk di pasar saham.

Prospek suatu perusahaan terkait dengan kondisi ekonomi secara umum. Maka analisis fundamental harus mempertimbangkan lingkungan bisnis di mana perusahaan beroperasi. Bagi beberapa perusahaan, lingkungan ekonomi makro dan industri mungkin mempunyai pengaruh yang lebih besar dibandingkan kinerja di dalam industri atau dengan kata lain investor sebaiknya mempertimbangkan gambaran besar ekonomi (Bodie, 2006). Oleh karena itu, dalam analisis fundamental perlu dilakukan beberapa tahapan analisis sebagai berikut :

a. Analisis ekonomi makro

Yang termasuk dalam analisis ekonomi makro adalah analisis terhadap kondisi perekonomian seperti tingkat pertumbuhan ekonomi negara (PDB), tingkat suku bunga, tingkat inflasi, nilai tukar rupiah dan sebagainya. Analisis ini sangat cocok terhadap kondisi pasar secara umum dan kinerja saham secara khusus.

(9)

b. Analisis industri

Analisis industri dilakukan untuk menilai pengaruh dari tingkat pertumbuhan dan juga persaingan dalam industri tempat perusahaan berada terhadap tingkat profitabilitas di masa datang. Selain itu analisis ini juga dilakukan untuk mengetahui tingkat resiko usaha dalam industri tersebut. Terdapat beberapa aspek analisis yang dapat digunakan, antara lain adalah analisis struktural industri, analisis siklus industri, analisis siklus hidup industri dan analisis tingkat resiko. Salah satu pendekatan yang sering digunakan dalam analisis industri adalah 5 forces yang diperkenalkan oleh Michael Porter. Lima aspek tersebut meliputi persaingan dalam industri, ancaman pendatang baru, ancaman produk subtitusi, kekuatan tawar pembeli dan kekuatan tawar penjual.

c. Analisis perusahaan

Analisis perusahaan diperlukan untuk menilai posisi dan kinerja perusahaan dalam industri tersebut. Hal itu dapat diakukan dengan menganalisis laporan-laporan yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut, terutama laporan keuangannya. Laporan keuangan perusahaan merupakan laporan pertanggung-jawaban manajemen perusahaan kepada pemilik (share holders) dan para pihak yang berkepentingan atau pemangku kepentingan (stake holders).

Dalam menganalisis laporan keuangan, hal yang perlu diperhatikan adalah rasio-rasio keuangan perusahaan melalui data di masa lalu maupun yang ada saat ini untuk memprediksi kinerja keuangan di masa yang akan datang. Rasio keuangan dapat dihitung berdasarkan laporan-laporan keuangan yang tersdia diantaranya sebagai berikut (Rahardjo, 2009).

1. Neraca

Neraca merupakan laporan keuangan perusahaan yang menunjukkan posisi atau kondisi keuangan perusahaan pada saat (tanggal) tertentu (sesuai yang tertera pada Neraca). Neraca mencerminkan sumber dana yang diperoleh perusahaan dan alokasi/aliran (dalam bentuk apa) dana tersebut ditanamkan.

(10)

2. Laporan Laba/Rugi

Laporan Laba/Rugi merupakan laporan keuangan perusahaan yang menunjukkan hasil operasi perusahaan dalam suatu periode waktu tertentu (bisa dalam waktu 1 triwulan, 1 semester, 3 triwulan, atau 1 tahun buku). Laporan Laba/Rugi memperlihatkan keuntungan atau laba (bahkan bisa juga rugi) dalam suatu periode waktu operasi usaha perusahaan.

Menurut Keown (2004), Analisis rasio keuangan membantu analis untuk mengidentifikasi beberapa kekuatan dan kelemahan keuangan perusahaan. Selain itu analisis rasio keuangan dapat digunakan untuk membimbing investor untuk membuat keputusan atau pertimbangan tentang pencapaian perusahaan dan prospek di masa datang. Rasio-rasio keuangan yang lazim dikenal dalam dunia keuangan adalah sebagai berikut.

a) Rasio Likuiditas

Rasio ini membandingkan kas dan aktiva-aktiva yang dapat diubah dalam bentuk kas pada tahun dimana kewajiban jatuh tempo dan akan dibayar pada tahun itu juga. Adapun yang termasuk kedalam rasio likuiditas adalah sebagai berikut.

1) Current Ratio = Current Assets / Current Liabilities

2) Quick Ratio = (Current Assets – Inventory) / CurrentLiabilities 3) Cash Ratio = Cash / Current Liabilities

b) Rasio Solvabilitas

Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajibannya, pada umumnya menggunakan asumsi yaitu apabila saat ini perusahaan dilikuidasi atau dibubarkan. Adapun yang termasuk kedalam rasio solvabilitas adalah sebagai berikut.

1) Debt to asset ratio = Liabilities / Assets

2) Time Interest Earned ratio = EBIT / interest expense 3) Long Term Debt Ratio = Long term debt / Equity

(11)

c) Rasio Profitabilitas

Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari penjualannya. Adapun yang termasuk kedalam rasio profitabilitas adalah sebagai berikut.

1) Gross Profit Margin = (Sales-COGS) / Sales 2) Profit Margin = Net Operating Income / Net Sales 3) Net Profit Margin = Net Profit after-tax / Net Sales 4) Operating Profit Margin = EBIT / Net Sales

5) ROE = Net Income/Equity 6) ROA = Net Income/ Total Assets d) Rasio Aktivitas

Rasio aktivitas menunjukkan tingkat keaktifan dari aktiva perusahaan, mengukur seberapa cepat pos atau rekening aktiva tersebut berputar dalam satu periode. Adapun yang termasuk kedalam rasio aktivitas adalah sebagai berikut.

1) Total Assets Turnover = Net sales / Total Assets 2) Receivable Turnover = Net Credit Sales / Total Assets 3) Inventory Turnover = COGS / Inventory

4) Working Capital Turnover = Net Sales / (Current Assets-Current Liabilities)

5) Fixed Assets Turnover = Net Sales / Fixed Assets 2.8. Penelitian terdahulu

Ganesh (2009) melakukan penelitian mengenai analisis pergerakan harga saham dengan menggunakan analisis teknikal. Analisis teknikal pada saham pertambangan diantaranya PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Bumi Resources Tbk (BUMI), PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG), PT Inco Indonesia (INCO), PT Timah Tbk (TINS), PT Tambang Batubara Bukit Asam (PTBA), PT Medco Tbk (MEDC) yang diteliti dapat digunakan sebagai alat pengembalian keputusan oleh investor. Yaitu untuk menentukan kapankah waktu yang tepat bagi investor untuk membeli ataupun menjual saham. Berdasarkan grafik Moving Average Envelope maka dapat diketahui bahwa sinyal beli terhadap suatu saham terjadi ketika grafik harga

(12)

memotong ke atas grafik Simple Moving Average dan sebaliknya sinyal jual terjadi ketika grafik harga memotong ke bawah grafik Simple Moving Average. Selain itu implementasi grafik Moving Average Envelope juga sebagai alat pengambil keputusan untuk cut loss (membatasi) kerugian ketika harga grafik saham telah memotong Moving Average Envelope ke bawah.

Sabrini (2008) melakukan penelitian tentang “Analisis Harga Saham Industri Rokok di Bursa Efek Indonesia Periode 2004-2007 dengan Analisis Fudamental dan Teknikal”. Saham yang diteliti adalah 4 saham industri rokok yang tercatat di BEI diantaranya PT British American Tobaco Indonesia Tbk (BATI), PT Bentoel International Investama Tbk (RMBA). PT Gudang Garam Tbk (GGRM), dan PT Hadjana Mandala Sampoerna Tbk (HMSP). Analisis fundamental yang digunakan adalah menggunakan pendekatan Present Value, Model kelipatan laba (PER), arus kas dan Capital Asset Pricing Model (CAPM). Sedangkan analisis teknikal yang digunakan adalah pendekatan moving average. Dengan melihat analisis fundamental dan teknikal pada industri rokok, secara umum kondisi perusahan-perusahaan rokok ada yang mengalami penurunan, stabil dan peningkatan. Perusahaan yang mengalami penurunan adalah PT British American Tobaco Indonesia Tbk, yang stabil adalah PT Gudang Garam Tbk, dan yang mengalami peningkatan adalah PT Bentoel International Investama Tbk dan PT Hadjana Mandala Sampoerna Tbk.

Gambar

Grafik  balok  (bar  chart)  merupakan  grafik  batang  yang  menggambarkan 4 titik  harga,  yaitu  harga pembukaan (open/O),  harga  tertinggi  (high/H),  harga  terendah  (low/L),  dan  harga  penutupan  (close/C)  dari  suatu  saham  selama  suatu  peri
Grafik  lilin  (candlestick  chart)  merupakan  grafik  berbentuk  lilin  yang  dapat  menggambarkan  4  titik  harga,  yaitu  harga  pembukaan  (open/O),  harga  tertinggi  (high/H),  harga  terendah  (low/L), dan harga penutupan (close/C) dari suatu saha

Referensi

Dokumen terkait

Metode Penelitian yang digunakan adalah penelitian Eksperimental murni (true experimental), dalam desain ini subyek penelitian dipilih secara random. Desain

Lebih jauh, kesepakatn trsebut akan membuka sebuah pasar tunggal yang menyeluruh dan tidak hanya membuka peluan pasar secara parsial bagi anggota ASEAN dengan negara-negara

 Alkena adalah hidrokarbon tak tepu kerana ahli – ahlinya mengandungi sekurang – kurangnya satu ikatan ganda dua di antara atom – atom karbon  Alkena mengandungi ahli –

Sebagai contoh, dalam penyelidikan yang dilakukan oleh Harter mengenai pemahaman diri, remaja cenderung memandang deskripsi diri yang positif, seperti menarik,

INTEGRITAS PEMPROV JAWA TENGAH INTEGRITAS INDIVIDU PROSES INTERNALISASI INTEGRITAS PROSES SINERGI INTEGRITAS SKPD PEMBANGUNAN INTEGRITAS SKPD PROSES SINERGI INTEGRITAS RUMPUN

Hasil yang diperoleh setelah melakukan pengujian pada perusahaan sektor industri tobacco menunjukkan bahwa current ratio, leverage ratio, gross profit margin,

Disajikan pilihan jawaban, siswa menentukan yang tidak termasuk isi kerjasama bidang politik antarnegara ASEAN.. C3 PG 1

Salah satu strategi pembelajaran yang mampu mengelola beban kognitif yaitu menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS), karena struktur dua