• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERENCANAAN GEDUNG PERPUSTAKAAN DAERAH SUMATERA BARAT ABSTRAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERENCANAAN GEDUNG PERPUSTAKAAN DAERAH SUMATERA BARAT ABSTRAK"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

PERENCANAAN GEDUNG PERPUSTAKAAN DAERAH

SUMATERA BARAT

Beni Munandar, Wardi, Khadavi

Jurusan teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan,Universitas Bung Hatta Padang.

Email :benimunandar7574@gmail.com, Wardi_ubh@yahoo.co.id,

qhad_17@yahoo.com

ABSTRAK

Perencanaan Struktur Gedung Perpustakaan Daerah Sumatera Barat yang terletak dikota Padang dengan struktur beton bertulang dengan tinggi 20,85 m. Perencanaan elemen-elemen struktur yang mengacu pada Tatacara Perhitungan Struktur Beton Bertulang Untuk Bangunan Gedung SNI (03-2847-2013) dan Tatacara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Bangunan Gedung SNI (03-1726-2012). Gedung yang direncanakan berada pada kategori resiko gempa wilayah IV, percepatan respons spektral perioda pendek Ss sebesar 1,348g dan spektral

percepatan perioda panjang S1 sebesar 0,599g. Pembebanan yang ditinjau untuk

perencanaan elemen struktur adalah beban mati, beban hidup dan beban gempa. Gaya-gaya dalam elemen-elemen struktur dihitung dengan bantuan program komputer sehingga didapat dimensi balok 30x60 cm tulangan pokok 7D19 tulangan sengkang D13-15, sedangkan dimensi kolom 55x55 cm tulangan pokok 20D22 tulangan sengkang D13-15, sedangkan ketebalan plat atap 12 cm, ketebalan plat lantai 13 cm menggunakan tulangan D10-200 dan D10-125, pondasi yang digunakan pondasi tiang pancang D 40 cm.

(2)

LIBRARY BUILDING DESIGN OF WEST SUMATRA

Beni munandar, Wardi, Khadavi

Civil Engineering Department, Faculty of Civil Engineering and Planning, Bunghatta University Padang

Email :benimunandar7574@gmail.com, Wardi_ubh@yahoo.co.id,

qhad_17@yahoo.com

ABSTRACT

Design of Structure Library Building of West Sumatra Province located in the city of Padang with reinforced concrete structure with 20.85 m high.Planning stuctural elements that refer to the procedures for the calculation of reinforced concrete structures for building SNI (03-2847-2013) and planning procedures for the earthquake resistance of building SNI (03-1726-2012).The building is planned to be in the area of earthquake risk category IV, the short period spectral response acceleration Ss at 1,348g and spectral acceleration S1 long period of 0,599g.Loading are reviewed for planning structural elements are dead loads, live loads ad seismic loads. Forces in the structural elements are calculated with the aid of a computer program in order to get the dimensions of 30x60 cm beam reinforcement stirrup reinforcement principal 7D19 D13-15, while the dimensions of 55x55 cm column reinforcement stirrup reinforcement principal 20D22 D13-15, while the roof plate thickness of 12 cm, thickness slab 13 cm using reinforcement D10-200 and D10-125, used foundation pile foundation D 40 cm.

(3)

1. PENDAHULUAN

Perencanaan suatu struktur bangunan

gedung meliputi banyak hal yang

mencakup bidang ilmu rekayasa sipil, sehingga dalam merencanakan maupun menganalisis suatu bangunan diperlukan pemahaman terhadap berbagai bidang ilmu rekayasa sipil tersebut. Pemahaman ilmu rekayasa sipil tidak cukup hanya dengan mempelajari teori dan membaca berbagai literaturnya saja, tapi diperlukan suatu penerapan perencanaan.

Wilayah Indonesia merupakan wilayah dengan aktifitas gempa yang cukup tinggi. Hal ini dikarenakan wilayah Indonesia berada pada pertemuan tiga lempeng tektonik utama dunia yaitu, lempeng Eurasia, lempeng Australia dan lempeng Filipina yang bergerak dengan kecepatan yang berbeda-beda. Dari interaksi ketiga

lempeng inilah yang menyebabkan

terjadinya gempa bahkan bisa

menimbulkan tsunami. Kota Padang yang berusaha bangkit dari keterpurukan akibat gempa yang terjadi pada 30 September

2009 silam yang meruntuhkan sebagian besar bangunan gedung bertingkat, baik bangunan gedung pemerintahan maupun

bangunan swasta. Faktor utama

keruntuhan bangunan yang disebabkan sudah berubahnya zona wilayah gempa

sehingga peraturan-praturan gempa

maupun peraturan beton yang lama tidak berlaku lagi.

Penulisan Tugas Akhir ini bertujuan

untuk merencanakan struktur yang

meliputi :

1. Analisa struktur dengan menggunakan

aturan SNI 1726-2012 Tata cara perencanaan ketahan gempa untuk struktur bangunan gedung dan non gedung, SNI 03-2847-2013 Tata cara perhitungan struktur beton untuk bangunan gedung.

2. Analisa elemen-elemen struktur

lainnya berdasarkan standar dan

(4)

2 STUDI LITERATUR

Studi literatur seperti mempelajari

teori-teori yang menunjang tentang

perencanaan struktur gedung tahan gempa

dan standar-standar yang digunakan

seperti Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan Gedung

dan Non Gedung (SNI-1726-2012),

Persyaratan Beton Struktural untuk

Bangunan Gedung (SNI-2847-2013).

3. METODOLOGI PENELITIAN

a. Pengumpulan Data

Data-data yang dibutuhkan adalah data tanah kota Padang, gambar perencanaan dan spesifikasi teknis struktur seperti, mutu beton (fc’) dan mutu baja tulangan (fy).

b. Analisa dan perhitungan

- Perhitungan dimensi struktur.

- Analisa dan perhitungan

beban-beban yang bekerja, seperti beban-beban gravitasi dan beban gempa.

- Analisa dan perhitungan struktur

menggunakan program komputer,

seperti gaya-gaya dalam dan

kapasitas layan gedung.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Data Struktur

1. Lokasi : Jln. Diponogoro No. 4 Padang

2. Fungsi bangunan : Perpustakaan

3. Jenis tanah : Tanah lunak

4. Jumlah lantai : 6 Lantai

5. Tinggi total bangunan : 20.85m

6. Lebar bangunan : 25 m

7. Panjang bangunan : 41 m

8. Mutu beton (f’c) : 30 Mpa

9. Mutu baja (fy) : 400 Mpa

B. Data Pembebanan

Spesifikasi pembebanan :

a. Beban mati (berdasarkan PPPURG

1987)

b. Berat sendiri beton bertulang =

2400 kg/m2

c. Berat keramik = 24 kg/m2

d. Berat plafond = 11 kg/m2

e. Berat penggantung= 7 kg/m2

(5)

g. Berat plumbing = 20 kg/m

h. Diding ½ bata = 250 kg/m2

1. Beban hidup (berdasarkan PPPURG

1987)

a. Lantai atap = 100 kg/m2

b. Lantai = 400 kg/m2

C. Perencanaan Dimensi Balok

1. Balok induk arah X

a. Tinggi Balok

Berdasarkan peraturan SNI 03-2847-2002 untuk dua tumpuan sederhana tebal minimum h ditentukan :

h > L/16 h > 5000/16 h > 312,5 mm

Jadi tinggi balok yang dipakai yaitu h = 600 mm b. lebar balok 2 1 h < b < 3 2 h 2 1 × 600 mm < b < 3 2 × 600 mm 300 mm < b < 400 mm

Jadi lebar balok yang dipakai yaitu b = 300

2. Balok induk arah Y

a. Tinggi Balok

Berdasarkan peraturan SNI 03-2847-2002 untuk dua tumpuan sederhana tebal minimum h ditentukan :

h > L/16 h > 5000/16 h > 312,5 mm

Jadi tinggi balok yang dipakai yaitu h = 600 mm b. lebar balok 2 1 h < b < 3 2 h 2 1 × 600 mm < b < 3 2 × 600 mm 300 mm < b < 400 mm

Jadi lebar balok yang dipakai yaitu b = 300

3. Balok Anak

a. Tinggi Balok

Berdasarkan peraturan SNI

03-2847-2002 untuk dua tumpuan

(6)

tebal minimum h ditentukan : h > L/16

h > 5000/16 h > 312,5 mm

Jadi tinggi balok yang dipakai yaitu h = 400 mm b. lebar balok 2 1 h < b < 3 2 h 2 1 × 600 mm < b < 3 2 × 600 mm 300 mm < b < 400 mm

Jadi lebar balok yang dipakai yaitu b = 250

Maka Dapat Disimpulkan Dimensi Balok :

1. BI = 300 mm x 600 mm (Untuk Arah

Melintang )

2. BI = 300 mm x 600 mm (Untuk Arah

Memanjang)

3. BAnak = 250 mm x 400 mm

D. Perhitungan Dimensi Pelat

Dalam mendesain struktur, perhitungan yang dibuat harus bisa mewakili untuk keseluruhan struktur tersebut.Untuk pelat

atap ukuran bidang perpanelnya lebih kecil dari pelat lantai. Untuk itu dalam perhitungan pelat diambil data pelat lantai, karena perhitungannya dapat mewakili plat atap.

Direncanakan dimensi balok :

4. BI = 300 mm x 600 mm

5. BI = 300 mm x 600 mm

6. BAnak = 250 mm x 500 mm

a. Pemeriksaan bentang bersih dari kedua

arah untuk pelat

Ln Y = 5000 – {2 x (300/2)} = 4700 mm = 470 cm Ln X = 2500 – {(300/2) –(250/2)} = 2475 mm = 247.5 cm

Untuk perhitungan pakai LnY= 470 cm

b. Perbandingan bentang bersih

terpanjang dan bentang bersih

terpendek dari plat yang ditinjau ( β )

β =

LnY LnX

(7)

c. Perbandingan panjang sisi menerus dengan keliling pelat yang ditinjau (βs)

βs = 2.5/2.5 = 1

d. Cek tebal plat

h min = 9β 36 /1500) f (0,8 ln y + + h min = [{470 x (0.8 + (400/1500)}/{36 + 9 x 1}} = 11.15 ∼ 12 cm h maks = 36 /1500) f (0,8 ln + y h maks = [{470 x (0.8 + (400/1500)}/{36}} = 13.92 cm

Jadi tebal pelat yang digunakan :

a. Pelat lantai = 130 mm

b. Pelat Atap = 120 mm

E. Perhitungan Dimensi Kolom

Dimensi kolom direncanakan dengan asumsi sebagai berikut :

1. Pembebanan diambil dari ½

bentang yang bersebelahan dalamarah x dan arah y

2. Ujung-ujung kolom dianggap

terjepit

3. Beban yang bekerja hanya beban

grafitasi saja

Komponen beban grafitasi yang bekerja pada kolom yaitu :

a. W1 = Berat lantai atap

= 0,13x5x5x 2400 = 7800 kg

b. W2 = Beban hidup atap

= 100x5x5 = 2500 kg

c. W3 = Berat air hujan

= 75 x5x5 = 1875 kg

d. W4 = Berat lantai typical

= 0,15 x5x5x2400 = 9000 kg

e. W5 = Berat plasteran

= 2x21x5x5 = 1050 kg

f. W6 = Berat penutup lantai /

keramik = 24x5x5

= 600 kg

(8)

= 250 x5 x2.5 = 3125 kg

h. W8 = ME + Plumbing

= 10 x5x5

= 250 kg

i. W9 = Berat balok induk

= 0,30x0,60x5x2400 =2160 kg

j. W10 = Berat balok anak

= 0,25x0,5x5x2400 = 1500 kg

k. W11 = Beban hidup lantai 6

= 400x5x5 = 10000 kg

l. W12 = Beban hidup lantai 2,3,4

dan 5 = 250x5x5

= 6250 kg

Perhitungan beban akibat muatan tiap lantai a. Lantai atap Beban hidup = ( W2 + W3 ) = 2500 + 1875 = 4375 kg Beban mati = W1 + W5 + W8 + W9 + W10 = 7800 + 1050 + 250 + 2160 + 1500 = 12760 kg b. Lantai 2,3,4 dan 5 Beban hidup = W12 = 6250 kg Beban mati = W4 + W5 + W6 + W7 + W8 + W9 + W10 = 9000 + 1050 + 600 + 3125 + 250 + 2160 + 1500 = 17685 kg c. Total Beban Beban hidup (LL) = 4375 + 6250 = 10625 kg Beban mati (DL) = 12760 + 17685 = 30445 kg

Menurut PPPURG 1983 : Beban hidup dapat direduksi hingga 20 % untuk komponen struktur yang menumpu dua lantai atau lebih. Maka beban hidup di atas dapat direduksi sebesar 20 % atau dikali koefisien reduksi beban hidup = 0,8. Jadi total beban untuk beban hidup :

(9)

LL = 0,8 × 10625 = 8500 Kg Jadi Berat Total lantai :

W = DL + LL

= 30445 + 8500 = 38945 Kg

Mutu Beton (fc’) = 35 Mpa

= 300 Kg/cm2 Rencana Awal → A = c f W ' . Φ = 00 3 × 85 , 0 38945 = 156.84 cm2 Dimensi awal → b2 = 152.73 cm2 b = 12.35 cm ≈ 55 cm

Jadi dimensi untuk kolom yang di bawah lantai 6 adalah 55 cm × 55 cm

F. Perhitungan Struktur Akibat Gaya

Gempa

a. Berat Bangunan Total (Wt)

Wt = n x l x b x Bj beton

Tabel 4.1. Perhitungan Berat Bangunan (Wt) Portal As-C

b h l faktor Beban Beban m m m reduksi hidup mati A LANTAI ATAP I BEBAN MATI 1 Pelat lantai 0.12 5 0.12 25 2400 26280 kg 2 Balok induk 30/60 arah X 0.3 0.48 5 5 2400 8640 kg arah Y 0.3 0.48 5 6 2400 10368 kg 3 Dinding 1/2 bata 2 25 250 12500 kg 4 plesteran 2 25 42 2268 kg 5 Intalasi ME + Plumbing 5 25 20 1825 kg 6 Sistem pemadam kebakaran 5 25 6 547.5 kg II BEBAN HIDUP 1 Lantai atap 5 25 0.8 100 10000 kg 2 Air hujan 5 25 0.8 40 4000 kg Wtot 76428.5 kg B LANTAI 5 I BEBAN MATI 1 Pelat lantai 0.13 5 0.13 25 2400 39000 kg 2 Balok induk 30/60 arah X 0.3 0.47 5 5 2400 8460 kg arah Y 0.3 0.47 5 6 2400 10152 kg 3 Kolom 55/55 0.55 0.55 3.6 4 2400 10454.4 kg 4 Dinding 1/2 bata 3.78 25 250 23625 kg 5 plesteran 3.78 25 42 2417.52 kg 6 Intalasi ME + Plumbing 5 25 20 1825 kg 7 Sistem pemadam kebakaran 5 25 6 547.5 kg 8 Keramik 5 25 24 3000 kg 9 Plafond + Penggantung 5 25 18 2250 kg II BEBAN HIDUP 1 Perpustakaan 5 25 0.8 400 40000 kg Wtot 141731.4 kg C LANTAI 4 I BEBAN MATI 1 Pelat lantai 0.13 5 0.13 25 2400 39000 kg 2 Balok induk 30/60 arah X 0.3 0.47 5 5 2400 8460 kg arah Y 0.3 0.47 5 6 2400 10152 kg 3 Kolom 55/55 0.55 0.55 3.6 4 2400 10454.4 kg 4 Dinding 1/2 bata 3.78 25 250 23625 kg 5 plesteran 3.78 25 42 2417.52 kg 6 Intalasi ME + Plumbing 5 25 20 1825 kg 7 Sistem pemadam kebakaran 5 25 6 547.5 kg 8 Keramik 5 25 24 3000 kg 9 Plafond + Penggantung 5 25 18 2250 kg II BEBAN HIDUP 1 Perpustakaan 5 25 0.8 400 40000 kg Wtot 101731.4 kg D LANTAI 3 Wtot 101731.4 kg E LANTAI 2 Wtot 101731.4 kg Wtot 523354.2 kg No JENIS n Bj beton Wt Satuan

(10)
(11)

Tabel 4.2. Perhitungan Berat Bangunan (Wt) Portal As-2

b. Kategori risiko struktur bangunan (I)

Berdasarkan standar gedung untuk perpustakaan sesuai dengan tabel 2.11 berada pada wilayah IV maka faktor ke utamaan (Ie) = 1,

c. Spektral Respons Percepatan

SE (tanah lunak) berdasarkan tabel koefesien situs yang diambil sesuai dengan peta gerak tanah seismic maka diperoleh :

SS = 1.348g S1 = 0.599g Didapat : Fa = 0.9 Fv = 2.4 Maka nilai : SDS = 2/3.(0.9)(1.348) = 0.809g SD1 = 2/3.(2.4)(0.599) = 0.959g

Untuk tanah lunak (SE) dari SDS =

0.809g dan SD1 = 0.959g dengan

kategori resiko IV maka didapat kategori desian seismic = D

d. Waktu Getar Bangunan (T)

Untuk SDS = 0.809g maka dari tabel 14

(koefesien untuk batas atas pada perioda yang dihitung) SNI-1726-2012 diperoleh

nilai Cu = 1.4 dengan tipe struktur rangka

pemikul momen Maka nilai Ta :

Ta = Ct h

Dari tabel 2.10 didapat nilai Ct = 0.0466a

h = 20.85

x = 0.9

n = 6

Ta = (0.0466)(20.85)0.9

= 0.72 detik

T x max yang diijinkan = Cu . Ta b h l faktor Beban Beban

m m m reduksi hidup mati A LANTAI ATAP I BEBAN MATI 1 Pelat lantai 0.12 5 0.12 35 2400 40680 kg 2 Balok induk 30/60 arah X 0.3 0.48 5 5 2400 8640 kg arah Y 0.3 0.48 5 6 2400 10368 kg 3 Dinding 1/2 bata 2 35 250 17500 kg 4 plesteran 2 35 42 3108 kg 5 Intalasi ME + Plumbing 5 35 20 2825 kg 6 Sistem pemadam kebakaran 5 35 6 847.5 kg IIBEBAN HIDUP 1 Lantai atap 5 35 0.8 100 14000 kg 2 Air hujan 5 35 0.8 40 5600 kg Wtot 103568.5 kg B LANTAI 5 I BEBAN MATI 1 Pelat lantai 0.13 5 0.13 35 2400 54600 kg 2 Balok induk 30/60 arah X 0.3 0.47 5 5 2400 8460 kg arah Y 0.3 0.47 5 6 2400 10152 kg 3 Kolom 55/55 0.55 0.55 3.6 4 2400 10454.4 kg 4 Dinding 1/2 bata 3.78 35 250 33075 kg 5 plesteran 3.78 35 42 3257.52 kg 6 Intalasi ME + Plumbing 5 35 20 2825 kg 7 Sistem pemadam kebakaran 5 35 6 847.5 kg

8 Keramik 5 35 24 4200 kg 9 Plafond + Penggantung 5 35 18 3150 kg IIBEBAN HIDUP 1 Perpustakaan 5 35 0.8 400 56000 kg Wtot 187021.4 kg C LANTAI 4 I BEBAN MATI 1 Pelat lantai 0.13 5 0.13 35 2400 54600 kg 2 Balok induk 30/60 arah X 0.3 0.47 5 5 2400 8460 kg arah Y 0.3 0.47 5 6 2400 10152 kg 3 Kolom 55/55 0.55 0.55 3.6 4 2400 10454.4 kg 4 Dinding 1/2 bata 3.78 35 250 33075 kg 5 plesteran 3.78 35 42 3257.52 kg 6 Intalasi ME + Plumbing 5 35 20 2825 kg 7 Sistem pemadam kebakaran 5 35 6 847.5 kg

8 Keramik 5 35 24 4200 kg 9 Plafond + Penggantung 5 35 18 3150 kg IIBEBAN HIDUP 1 Perpustakaan 5 35 0.8 400 56000 kg Wtot 131021.4 kg D LANTAI 3 Wtot 131021.4 kg E LANTAI 2 Wtot 131021.4 kg Wtot 683654.2 kg

(12)

= 1.4 . 0.72 =1.003 detik Atau

Sturktur yang tidak melebihi 12 tingkat dimana sistem penahan gaya

gempa terdiri rangka penahan

momen beton dan tinggi paling sedikti dapat digunakan :

Ta = 0.1. N

= 0.1 . 6 = 0.6 detik

e. Nilai Faktor Respons Gempa (C1)

Data-data bangunan :

a. Lokasi bangunan : Kota

padang

b. Jenis tanah : Tanah

lunak

c. Waktu getar alami : 0,6 detik

Gambar 4.1. Koefisien Gempa Dasar C

Untuk T = 0.6 detik,dengan jenis tanah lunak diperoleh C = 0.8

f. Perhitungan Geser Dasar (V)

V = Cs . W Dimana : Cs = SDS /(R/Ie) = 0.809/(8/1) = 0.101 V untuk portal AS - 2 = 0.101 . 683654.2 = 69049.1 kg V untuk portal AS - C = 0.101 . 523354.2 = 52858.8 kg

g. Distribusi Gaya Gempa (Fpx)

Berdasarkan SNI 1726-2012 nilai periode fundamental 0.5 detik < = 1.003 < 2.5 detik, maka nilai k diperoleh melalui interpolasi berikut K = [(2-1)/(2.5-0.5)](1.003-0.5) = 1.2515 Fx = Cvx . V Cvx = [(Wx.hx k )/(Σ Wi . hi^k) Tabel 4.3 Rekapitulasi Gaya Horizontal

(13)

Tabel 4.4 Rekapitulasi Gaya Horizontal Pada Portal As – C

G.

Analisa dan Desain Struktur

Analisa dan desain struktur

dilakukan menggunakan program

komputer sehingga didapatkan berupa gaya-gaya dalam yang bekerja, hasil dari gaya-gaya dalam digunakan untuk melakukan desain kebutuhan tulangan struktur. hi Wi Wi . hi^k V (m) (kg) (kg.m) (kg) Lantai atap 18.85 103568 3957421 69049.1 19562 Lantai 5 15.25 187022 5294352 69049.1 26170.7 Lantai 4 11.47 187022 2526275 69049.1 12487.7 Lantai 3 7.69 187022 1532619 69049.1 7575.93 Lantai 2 3.91 187022 658032.3 69049.1 3252.74 683654 13968700 Lantai Ke-total hi Wi Wi . hi^k V (m) (kg) (kg.m) (kg) Lantai atap 18.85 76428.5 3957421 52858.8 Lantai 5 15.25 141731 5294352 52858.8 Lantai 4 11.47 141731 2526275 52858.8 Lantai 3 7.69 141731 1532619 52858.8 Lantai 2 3.91 141731 658032.3 52858.8 523354 13968700 Lantai Ke-total

Rekapitulasi Gaya Horizontal

Analisa dan desain struktur

dilakukan menggunakan program

komputer sehingga didapatkan berupa gaya dalam yang bekerja, hasil gaya dalam digunakan untuk melakukan desain kebutuhan tulangan

a. Detail Penulangan Plat Atap

b. Detail Penulangan Balok

I. Penulangan Kolom Fi Vx (kg) (kg) 19562 19562 26170.7 45732.7 12487.7 58220.4 7575.93 65796.3 3252.74 69049.1 Fi Vx (kg) (kg) 14975.2 14975.2 20034.3 35009.5 9559.64 44569.2 5799.56 50368.7 2490.05 52858.8

(14)

5 Kesimpulan Dan Saran

a. Kesimpulan

Perencanaan yang dilakukan untuk gedung Perpustakaan ini menggunakan

konstruksi beton bertulang. Untuk

perencanaan terhadap gempa dianalisa dengan analisa gempa respon spektrum dengan lokasi gedung berada pada wilayah dengan kondisi tanah lunak. Gedung ini direncanakan dengan mengacu kepada SNI 03–2847–2012 tentang Tata Cara

Perhitungan Struktur Beton Untuk

Bangunan Gedung dan SNI–1726–2012 tentang Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Bangunan Gedung. Hasil

akhir dari tugas akhir ini dapat

disimpulkan sebagai berikut :

1. Balok yang direncanakan adalah

sebagai berikut :

Tabel 6.1 Penulangan balok Induk dan Balok Anak

2. Kolom yang direncanakan adalah

sebagai berikut :

Tabel 6.2 Penulangan Kolom

3. Pelat yang direncanakan adalah

sebagai berikut :

Tabel 6.3 Penulangan Plat

4. Penulangan sloof yang direncanakan

adalah :

Tabel 6.4 Penulangan Sloof

Tekan Tarik Tekan Tarik

Tumpuan 4 D 19 7 D 19 2 D 16 4 D 16 Lapangan 4 D 19 7 D 19 2 D 16 4 D 16 Tumpuan 4 D 19 7 D 19 2 D 16 4 D 16 Lapangan 4 D 19 7 D 19 2 D 16 4 D 16 Tumpuan 4 D 19 7 D 19 2 D 16 4 D 16 Lapangan 4 D 19 7 D 19 2 D 16 4 D 16 Tumpuan 4 D 19 7 D 19 2 D 16 4 D 16 Lapangan 4 D 19 6 D 19 2 D 16 4 D 16 Tumpuan 4 D 19 6 D 19 2 D 16 4 D 16 Lapangan 4 D 19 6 D 19 2 D 16 4 D 16 2 3 4 5 6 Lantai Lokasi

Balok Induk Balok Anak

Tulangan Tulangan

Tul. Utama Tul.Sengkang (mm) (mm) lantai 5 19 13 12 D 19 Lantai 4 22 13 20 D 22 Lantai 3 22 13 20 D 22 Lantai 2 22 13 20 D 22 Lantai 1 22 13 20 D 22 Tulangan Kolom Lantai

Pelat Posisi Penulangan

tumpuan arah x D 10 - 200 tumpuan arah Y D 10 - 200 (h=12cm) lapangan arah x D 10 - 200 lapangan arah Y D 10 - 200 tumpuan arah x D 10 - 125 tumpuan arah y D 10 - 125 (h=13cm) lapangan arah x D 10 - 125 lapangan arah y D 10 - 125 tumpuan arah x D 10 - 125 tumpuan arah y D 10 - 125 (h=13cm) lapangan arah x D 10 - 125 lapangan arah y D 10 - 125 Atap lantai 5 lantai 4,3 ,2 Tarik Tekan 8 5 D 19 3 D 19 7 5 D 19 3 D 19 6 5 D 19 3 D 19 5 5 D 19 3 D 19 4 5 D 19 3 D 19 3 5 D 19 3 D 19 2 5 D 19 3 D 19 1 5 D 19 3 D 19 Tumpuan Tulangan

(15)

5. Baja tulangan yang digunakan :

a. Balok induk : untuk tulangan lentur

menggunakan BJTD diameter 19 mm dan, sedangkan untuk tulangan

sengkang menggunakan BJTD

diameter 13 mm.

b. Balok anak : untuk tulangan lentur

menggunakan BJTD diameter 16,

sedangkan untuk tulangan

sengkang menggunakan BJTD

diameter 13 mm.

c. Pelat : menggunakan tulangan

BJTD diameter 10 mm.

d. Kolom : Untuk tulangan utama

menggunakan BJTD diameter 22 mm sedangkan untk tulangan

sengkang menggunakan BJTD

diameter 13 mm.

6. Perhitungan Pondasi

Dari hasil perhitungan dapat

disimpulkan bahwa pondasi yang

digunakan adalah pondasi tiang

pancang. Untuk pile cap, tebalnya

adalah 500 mm dan untuk

penulangannya, untuk tulangan tarik

menggunakan 18 D 21 dan untuk tulangan tekan menggunakan 10 D 21.

7. Dengan perencanaan struktur tahan

gempa maka kemampuan struktur dalam menahan beban gempa lebih baik jika dibandingkan dengan struktur yang tanpa memperhitungkan aspek gempa tersebut.

8. Dengan memperhatikan faktor gempa

terhadap struktur akan menjadikan bangunan lebih kuat dan kokoh, sehingga mengurangi resiko yang tidak diinginkan.

9. Faktor lokasi dan kondisi tanah

berpengaruh sekali dalam analisa struktur dengan gempa. Faktor tersebut berdampak terhadap kenaikan volume struktur, dimana kawasan yang rawan gempa atau berpengaruh gempa sangat kuat akan mengakibatkan besarnya volume struktur atau sebaliknya.

b. Saran

Berdasarkan hasil Tugas Akhir yang telah dilakukan ini, maka disarankan :

(16)

1. Perhitungan struktur gedung diperlukan ketelitian agar hasil perhitungan akurat dan benar.

2. Perhitungan struktur gedung harus

direncanakan dengan aman, kuat dan ekonomis.

3. Dalam perencanaan struktur

gedung harus menggunakan dan

mengikuti syarat-syarat /

ketentuan-ketentuan/

standart-standart perencanaan untuk

bangunan gedung yang berlaku,

sehingga dapat menghasilkan

perencanaan yang sesuai dengan apa yang diharapkan.

6 DAFTAR PUSTAKA

1. Badan Standar Nasional. 2013.

Tatacara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung (SNI 03 –

2847 – 2013).

2. Badan Standar Nasional. 2012.

Tatacara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Bangunan Gedung (SNI

03 – 1726 – 2012).

3. Departemen Pekerjaan Umum. 1987. PPPURG 1987

4. Kusuma, Gideon. 1993. Dasar-dasar

Perencanaan Beton Bertulang.

5. Jack.C.McCormac,2003,

DesainBetonBertulang”,Erlangga,

Jakarta, .

6. Purwuno,Rachmat.2006,“Perencanaan

Struktur Beton Bertulang Tahan gempa”, ITS Press, Surabaya.

7. Saefudin, dan Djamaluddin.1999,

Konstruksi Beton Bertulang”,

Angkasa, Bandung.

8. Satyarno,Iman, Nawangalam,

Purbolaras dan Pratomo,Indra.2012, ”Belajar Sap 2000 Analisis Gempa”,

(17)

Gambar

Tabel 4.1. Perhitungan Berat Bangunan  (Wt) Portal As-C
Tabel 4.2. Perhitungan Berat Bangunan  (Wt) Portal As-2
Gambar 4.1. Koefisien Gempa Dasar C
Tabel  4.4  Rekapitulasi Gaya Horizontal  Pada Portal As – C
+2

Referensi

Dokumen terkait

Pedagang yang berada diluar lebih mudah untuk dikonfirmasi daripada pedgang di dalam karena jaraknya lebih dekat ke area duduk.. Pedagang di tepi luar yang

Komponen volatile pembentukan cita-rasa pada susu fermentasi dalam hal ini yoghurt didominasi oleh komponen asam sedangkan alkohol bervariasi, sedangkan yoghurt

Untuk mengetahui penyebab pemborosan yang potensial pada suatu proses dan akibat yang ditimbulkannya pada sistem dapat digunakan metode FMEA. Dengan mengidentifikasi

Upaya yang dilakukan oleh para relawan terhadap anak-anak penderita kanker di komunitas C-Four Banda Aceh yang terutama sekali adalah menyediakan rumah singgah

Hasil pengujian alat dilakukan dengan cara membandingkan hasil pengukuran nilai kelembaban tanah dari alat yang dibuat dengan hasil nilai kelembaban tanah yang didapat

pengganti kyai. Di pesantren, santri belajar membaca Al-Qur’an dengan tajwidnya. Juga mengkaji ilmu agama melalui guru atau kyai dan mereka memiliki rujukan melalui

Berdasarkan dari hasil penelitian ini maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara risk taking behaviour dengan intensi berwirausaha mahasiswa

Dalam hal hasil evaluasi berupa penolakan sebagimana dimaksud pada ayat (7), Rancangan Peraturan Daerah dimaksud dapat diperbaiki oleh gubernur, bupati/wali kota bersama DPRD