INTERDISIPLINER DAN PARTISIPATORI (SHIP) MENINGKATKAN MOTIVASI MAHASISWA
Oleh : Nyoman Sucipta dan Ketut Suriasih ABSTRAK
Pengambangan soft skills dengan pendekatan SHIP (Sistemik, Holistik, Interdispliner dan Partisipatori). melalui proses pembalajaran yang memungkinkan mahasiswa melakukan istirahat aktif, didominasi oleh kontraksi otot dinamis, tidak berada dalam satu tempat dalam waktu relatif lama, lebih bebas untuk berinteraksi dengan teman dan dosen pengajar, lebih terbuka dalam menyampaikan pendapat, memanfaatkan waktu kuliah secara efektif dan efisien, lebih mampu bekerja dalam tim dan terbiasa mengkaji masalah secara holistik dan sistemik yang berpengaruh terhadap motivasi mahasiswa. Motivasi merupakan keinginan atau kebutuhan dalam diri seseorang yang menggerakkannya untuk melakukan sesuatu untuk memenuhi keinginan tersebut. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui peningkatan motivasi mahasiswa setelah dilakukan pengembangan
soft skills dengan pendekatan SHIP.Langkah-langkah yang dilakukan pada penelitian
adalah dengan melakukan pendataan terhadap kondisi subjek untuk mengetahui umur, tinggi badan, berat badan, dan kesehatan mahasiswa.Selanjutnya diadakan work shop, dengan ketentuan : (a) dibentuk 16 kelompok diskusi yang dilakukan dengan cara undian Masing-masing kelompok terdiri dari 6-7 orang peserta ditambah satu orang fasilitator; Pada kegiatan ini hanya 13 kelompok, karena sampel yang memenuhi syarat sampai akhir kegiatan 89 orang; (b) pada setiap awal kegiatan untuk setiap pokok bahasan dilakukan brainstorming yang dipandu oleh seorang fasilitator dan ditulis di atas kertas serta ditempel pada sebuah papan, dimana hasil kerja ini akan dinilai oleh fasilitator dan instruktur yang sekaligus sebagai moderator; (c) mahasiswa berkeliling mencermati hasil kerja kelompok lain yang dipandu oleh fasilitator; (d) mahasiswa membuat lis permasalahan yang mengacu kepada hasil brainstorming pada kegiatan setiap tahap ditulis di kertas besar lalu ditempel di sebuah papan dan dipresentasikan serta dinilai oleh fasilitator; (e) mahasiswa menjawab setiap masalah yang dibuat oleh kelompok lain dan jawaban tersebut ditempel disebelah lis permasalahan yang dijawab serta dinilai oleh fasilitator; (f) setiap kelompok membuat simpulan atau ringkasan untuk masing-masing jawaban kelompok lain dan dipadukan dengan jawaban dari kelompoknya sendiri serta dikaitkan dengan tujuan pengembangan soft skills dan hasil kerja tersebut dinilai oleh fasilitator (sebagai penilai). Data yang dikumpulkan adalah: motivasi mahasiswa, biodata mahasiswa melalui daftar isian yang disediakan oleh peneliti,kondisi lingkungan diukur setiap kegiaan sebanyak tiga kali yaitu sebelum proses , satu jam setelah kegiatan dan saat akan berakhir kegiatan; data ini dikumpulkan oleh fasilitator. Dari analisis data motivasi ketekunan dan kegairahan mahasiswa dalam mengikuti kegiatan soft skills antara mahasiswa tidak aktivis dengan mahasiswa aktivis menunjukan bahwa tidak ada perbedaan yang bermakna, tetapi mahasiswa mempunyai motivasi yang tinggi terhadap tujuan hidup yang ingin dicapai (skor 31-50; memiliki motivasi yang tinggi)
PENDAHULUAN
Program pengembangan soft skills bertujuan agar lulusan perguruan tinggi memiliki keseimbangan kemampuan akademik, kemampuan bersikap dan berperilaku dalam berkarya dan selanjutnya dalam jangka panjang diharapkan akan terwujud sumber daya manusia terdidik yang berkualitas.
Perencanaan pelaksanaan program pengembangan soft skills harus dilakukan secara koheren, sitemik dan komprehensif dengan memadukan pendekatan top-down dalam bentuk mission oriented management dan pendekatan bottom -up dalam bentuk investigator-initieted research projects.
Pelaksanaan Program pengembangan soft skills bagi mahasiswa harus dapat dilakukan secara terarah sesuai dengan target capaian yang ditetapkan dalam jangka waktu tertentu, serta tetap sensitif terhadap perubahan-perubahan kebutuhan pengguna dan pengaruh lingkungan strategis di bidang ilmu pengetahuan, teknologi dan seni dan dalam pelaksanaan tersebut dapat dipergunakan beberapa pendekatan. Salah satu pendekatan yaitu SHIP (Sistemik, Holistik, Interdispliner dan Partisipatori).
Dalam pendekatan SHIP ditekankan bahwa masalah harus dipecahkan secara :
a. sistemik atau melalui pendekatan sistem, dimana semua faktor yang berada di dalam satu sistem dan diperkirakan dapat menimbulkan masalah hasus diperhidungkan sehingga tidak ada lagi masalah tertinggal atau munculnya masalah baru sebagai akibat dari keterkaitan sistem;
b. holistik artinya pendekatan yang dilakukan harus bersifat universal, fleksibel, sederhana, mudah difahami dan dikerjakan dari berbagai tingkatan skill serta mudah disesuaikan dengan sistem-sistem lain yang terkait, tidak sepotong-sepotong (disjointed incrementalis) tetapi menyeluruh (komprehensif). Pendekatan ini lebih dominan pada proses kinerja yang bersifat berkelanjutan; c. interdisipliner artinya pendekatan yang dilakukan harus melibatkan berbagai disiplin ilmu yang terkait secara proporsional dan profesional sejak awal perencanaan hingga penerapan di masyarakat.;
aktif dan proporsional semua unsur yang terlibat. Partisipasi tersebut sebaiknya sejak awal perencanaan sampai akhir kegiatan. Kegiatan partisipatori mengharapkan data yang dominan dari pengguna (pemakai), pengembang dan seluruh stakeholders yang terkait.
Pengambangan soft skills dengan pendekatan SHIP melalui proses pembalajaran yang memungkinkan mahasiswa melakukan istirahat aktif, didominasi oleh kontraksi otot dinamis, tidak berada dalam satu tempat dalam waktu relatif lama, lebih bebas untuk berinteraksi dengan teman dan dosen pengajar, lebih terbuka dalam menyampaikan pendapat, memanfaatkan waktu kuliah secara efektif dan efisien, lebih mampu bekerja dalam tim dan terbiasa mengkaji masalah secara holistik dan sistemik yang berpengaruh terhadap motivasi mahasiswa.
Motivasi merupakan keterampilan yang akan sangat berguna untuk meraih kesuksesan di dunia kerja/usaha. Motivasi merupakan keinginan atau kebutuhan dalam diri seseorang yang menggerakkannya untuk melakukan sesuatu untuk memenuhi keinginan tersebut. Motivasi terkait dengan bagaimana seseorang mengelola semangatnya untuk mencapai sukses.
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui peningkatan motivasi mahasiswa setelah dilakukan pengembangan soft skills dengan pendekatan SHIP
METODE PENELITIAN
Langkah-langkah yang dilakukan pada penelitian adalah dengan melakukan pendataan terhadap kondisi subjek untuk mengetahui umur, tinggi badan, berat badan, dan kesehatan mahasiswa.Selanjutnya diadakan work shop, dengan ketentuan : (a) dibentuk 16 kelompok diskusi yang dilakukan dengan cara undian Masing-masing kelompok terdiri dari 6-7 orang peserta ditambah satu orang fasilitator; Pada kegiatan ini hanya 13 kelompok, karena sampel yang memenuhi syarat sampai akhir kegiatan 89 orang; (b) pada setiap awal kegiatan untuk setiap
ditulis di atas kertas serta ditempel pada sebuah papan, dimana hasil kerja ini akan dinilai oleh fasilitator dan instruktur yang sekaligus sebagai moderator; (c) mahasiswa berkeliling mencermati hasil kerja kelompok lain yang dipandu oleh fasilitator; (d) mahasiswa membuat lis permasalahan yang mengacu kepada hasil brainstorming pada kegiatan setiap tahap ditulis di kertas besar lalu ditempel di sebuah papan dan dipresentasikan serta dinilai oleh fasilitator; (e) mahasiswa menjawab setiap masalah yang dibuat oleh kelompok lain dan jawaban tersebut ditempel disebelah lis permasalahan yang dijawab serta dinilai oleh fasilitator; (f) setiap kelompok membuat simpulan atau ringkasan untuk masing-masing jawaban kelompok lain dan dipadukan dengan jawaban dari kelompoknya sendiri serta dikaitkan dengan tujuan pengembangan soft skills dan hasil kerja tersebut dinilai oleh fasilitator (sebagai penilai). Data yang dikumpulkan adalah: motivasi mahasiswa, biodata mahasiswa melalui daftar isian yang disediakan oleh peneliti,kondisi lingkungan diukur setiap kegiaan sebanyak tiga kali yaitu sebelum proses , satu jam setelah kegiatan dan saat akan berakhir kegiatan; data ini dikumpulkan oleh fasilitator.
HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Subyek
Kondisi subyek yang di data pada penelitian ini adalah tinggi badan, berat badan dan umur. Hasil analisis secara deskriptif kondisi subyek dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1 Rata-rata, Simpang Baku Umur,berat dan Tinggi Badan Mahasiswa sebagai subyek penelitian
Variabel Maksimum Minimum Rata-rata Simpang Baku
Umur (th) 23 20 21,19 0,47
Berat Badan (kg) 69 56 59,91 2,43
Tinggi Badan (cm) 178 155 165,85 4,57
Subyek pada penelitian ini adalah mahasiswa Universitas Udayana sebanyak 89 orang yang rencana penelitian 120 orang karena 31 orang tidak
rentangan umur 20 sampai 23 tahun, umur ini sesuai dengan perkembangan umur mengikuti pendidikan dimana pada penelitian ini mahasiswa sampel sedang duduk di semester lima.
Rata-rata umur 21,19 ± 0,47. Rata-rata umur tersebut berada dalam rentang umur produktif, dimana subyek dapat melakukan aktivitas dengankekuatan fisik optimal. Dikatakan demikian karena kapasitas fisik seseorang berbanding lurus denganumur sampai batas-batas tertentu dan mencapai puncaknya pada usia 25 tahun (Manuaba, 1998). Disamping itu Nala (1994) menyatakan bahwa kemampuan optimal fisiologi otot berada pada rentang umur 20 sampai 30 tahun. Itu berarti umur mahasiswa dari awal sampai akhir penelitian diasumsikan tidak berpengaruh terhadap hasil penelitian karena tetap berada dalam rentang umur dengan kemampuan fisiologi otot yang optimal..
Berat badan subyek berkisar antara 56 sampai 69 kg dengan rata-rata 59,91 ± 2,43 dan tinggi badan rata-rata 165,85 ± 4,57 dengan rentangan 155 cm sampai 178 cm. Aryatmo (1981) menyatakan bahwa tinggi badan dengan berat badan dapat dipakai menghitung berat badab ideal dengan rumus tinggi badan dikurangi 100 ± 10% (hasil pengurangan). Hasil perhitungan dengan rumus tersebut, berat subyek termasuk berat badan ideal.
Kondisi lingkungan kegiatan soft skills ditentukan oleh suhu udara, suhu permukaan (suhu di atas meja, jendela, dinding, lantai dan lain-lain), kelembaban udara, gerakan udara dan kualitas udara. Suhu yang dirasakan seseorang merupakan rata-rata dari suhu udara dan suhu permukaan hendaknya sekecil mungkin, karena itu diambil patokan agar perbedaan rata-rata suhu permukaan hendaknya tidak lebih dari 2-30C di atas atau dibawah suhu udara. Sedangkan perbedaan suhu antara di dalam dengan di luar ruangan, tidak lebih dari 40C. Jika melebihi batas tersebut hendaknya dibuat ruang antara untuk proses adaptasi terhadap perbedaan suhu tersebut. Pada penelitian ini perbedaan suhu antara 1-20C, karena ruangan tempat kegiatan ber AC. Dan suhu yang dicatat hanya suhu ruangan saja.
Motivasi Mahasiswa dari Pengembangan Soft Skills dengan pendekatan SHIP Pada penelitian ini digunakan pendekatan SHIP dalam kegiatan pengembangan soft skills mahasiswa. Hasil analisis data motivasi mahasiswa dari pengembangan soft skills seperti terlihat pada Tabel 2.
Tabel 2 Hasil Analisis Data Motivasi Mahasiswa dari Pengembangan Soft
Skills Variabel Kegiatan ke Mahasiswa Tidak Aktivis Mahasiswa Aktivis F Motivasi, ketekunan dan kegairahan
mahasiswa dalam mengikuti kegiatan Soft Skills
1 3,56 ± 0,40 3,75 ± 0,31 2,66 NS 2 3,56 ± 0,39 3,79 ± 0,32 3,09 NS 3 3,57 ± 0,33 3,81 ± 0,29 3,66 NS 4 3,61 ± 0,37 3,84 ± 0,28 1,79 NS 5 3,58 ± 0,45 3,76 ± 0,36 3,60 NS
NS = berbeda tidak bermakna * = berbeda bermakna Pada Tabel 2 terlihat variabel motivasi ketekunan dan kegairahan mahasiswa dalam mengikuti kegiatan soft skills antara mahasiswa tidak aktivis dengan mahasiswa menunjukan bahwa tidak ada perbedaan yang bermakna. Ini sesuai dengan pendapat Sarna (1999) yang menyatakan bahwa pendekatan partisipatif menyebabkan mahasiswa menjadi lebih responsif di dalam memecahkan dan menggali permasalahan. Tetapi hasil analisis motivasi bahwa mahasiswa mempunyai motivasi yang tinggi terhadap tujuan hidup yang ingin dicapai (skor 31-50; memiliki motivasi yang tinggi) (Ichsan dan Ariyanti , 2005).
KESIMPULAN DAN SARAN
Bertolak dari pembahasan di atas yang dikaji berdasarkan gambaran umum sistem pengembangan soft skills dengan pendekatan SHIP dapat disimpulkan bahwa pengembangan soft skills dengan pendekatan SHIP dapat meningkatkan motivasi mahasiswa
Berdasarkan kesimpulan diatas dapat disarankan bahwa pengembangan soft skills dengan pendekatan SHIP sebaiknya mulai diterapkan karena dapat meningkatkan motivasi mahasiswa. Pengembangan soft skills dengan pendekatan SHIP hendaknya lebih diperbanyak dengan berbagai penelitian sehingga dapat digunakan sebagai suatu model.
Adiatmika IPG. 2007. Perbaikan Kondisi Kerja dengan Pendekatan Ergonomi Total Menurunkan Keluhan Muskuloskeletal dan Kelelahan serta Meningkatkan Produktivitas dan Penghasilan Perajin Pengecatan Logam Di Kediri Tabanan. Program Pasca Sarjana Universitas Udayana Denpasar.
Aryatmo, T. 1981. Obesitas, Komisi Pengembangan Riset dan Perpustakaan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Ichasan S.P dan Ariyanti P. 2005. Sukses dengan Soft Skills . Direktorat Pendidikan ITB
Illah. S. 2006. Pengembangan Softskills di Perguruan Tinggi
Manuaba, A.1998. Penerapan Ergonomi Kesehatan Kerja di Rumah Tangga (Bunga Rampai Vol. II) Denpasar; Program Studi Ergonomi-Fisiologi Kerja Universitas Udayana.
Manuaba, A. 2002. A Change of THE Human Resource Behavior is A Must to Start Management of Change, Special Experience With The Integrated Ergonomics SHIP Aproach Workshops dalam Arlianto,JE Wibowo,E, Kwesal, W. Dely. Editors Proceedings National Industrial Engenering Conference. Surabaya Departement of Industrial Engineering Faculty of Engineering University Surabaya
Nala,N. 1994. Penerapan teknologi Tepat Guna di Pedesaan. Denpasar; Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Udayana.
Sadia. 1998. Model Konstruktivis dalam pembelajaran Sains. Suatu Alternatif Pembelajaran Sains Berdasarkan Paradigma Konstruktivisme
Santiyasa. 2003. Peluang kurikulum Berbasis Kompetensi dan Pendidikan Berorientasi Kecakapan Hidup (Suatu Tinjauan Teoritik menurut Perspektif Teknologi Pembelajaran). Journal Pendidikan dan Pengajaran Sarna, K, Rideng,M, bawa,W. Maharta,K, Sumardika, N. 1999. Optimalisasi
Penggunaan Sumber Daya yang ada pada Program Pendidikan Biologi dan Penggunaan Waktu untuk meningkatkan Kualitas Lulusan Guna
memenuhi Tuntutan Lapangan Kerja (Laporan Penelitian). Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Singaraja.
Sudiarta,IGP. 2003. Pembangunan Konsep Matematika melalui Open Ended Problem. Studi Kasus pada Sekolah Dasar Elisabeth Osnabrueck Jerman. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran
Sutajaya IM. 2006. Pembelajaran melalui Pendekatan Sistemik, Holistik, Interdisipliner dan Partisipatori (SHIP) mengurangi Kelelahan, keluhan Muskuloskeletal dan Kebosanan serta Meningkatkan Luaran Proses Belajar Mahasiswa Biologi IKIP Singaraja.