• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEBIJAKAN TEKNIS. MODUL BIMBINGAN TEKNIS Penyelenggaraan Pendidikan Keluarga pada Satuan Pendidikan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KEBIJAKAN TEKNIS. MODUL BIMBINGAN TEKNIS Penyelenggaraan Pendidikan Keluarga pada Satuan Pendidikan"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

KEBIJAKAN TEKNIS

MODUL BIMBINGAN TEKNIS

Penyelenggaraan Pendidikan Keluarga

pada Satuan Pendidikan

Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2017

Pelibatan Keluarga dan Masyarakat di Satuan Pendidikan

(2)
(3)

Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2017

MODUL BIMBINGAN TEKNIS

Penyelenggaraan Pendidikan Keluarga

pada Satuan Pendidikan

(Sasaran tahun 2016 : 60 kabupaten/kota)

KEBIJAKAN TEKNIS

Pelibatan Keluarga dan Masyarakat di Satuan Pendidikan

(4)

Tim Penyusun Modul Bimbingan Teknis

Penyelenggaraan Pendidikan Keluarga pada Satuan Pendidikan:

KEBIJAKAN TEKNIS

Pengarah

Sukiman, Direktur Pembinaan Pendidikan Keluarga Palupi Raraswati, Kasubdit Pendidikan Orang Tua

Warisno, Kasubdit Program dan Evaluasi

Tim Penyusun

Agus Mohamad Solihin, Kasi Sumber Belajar Orang Tua Suradi, Kasi Pendampingan Pembelajaran Orang Tua

Purwanto, Kasi Program Edy, Kasi Evaluasi Sri Lestari Yuniarti Mohamad Roland Zakaria

Lilis Hayati

Tim Pendukung

Nugroho Eko Prasetyo Anom Haryo Bimo

Surya Nilasari Reza Oklavian

Desain Sampul dan Tata Letak

Larasati Permata Renita Della Anggraini

Narahubung

Surel: sahabatkeluarga@kemdikbud.go.id Laman: sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id

(5)

Modul ini merupakan acuan dalam pelaksanaan bimbingan teknis penyelenggaraan pendidikan keluarga

pada satuan pendidikan tingkat kabupaten/kota.

Namun demikian, narasumber, fasilitator, dan penyelenggara dapat mengembangkan sesuai dengan kebutuhan di lapangan tanpa

(6)

DAFTAR ISI...iv

KATA PENGANTAR...vi

A. PENDAHULUAN...1

B. TUJUAN...1

C. HASIL YANG DICAPAI...2

D. PERTANYAAN KUNCI...2

E. PETUNJUK UMUM...3

F. METODE...3

G. SUMBER, BAHAN, DAN MEDIA...3

H. WAKTU...4

I. LANGKAH - LANGKAH KEGIATAN...4

(7)

KATA PENGANTAR

Pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional tersebut, diperlukan kemitraan yang kuat antara keluarga, satuan pendidikan, dan masyarakat (tri sentra pendidikan). Sehingga terbentuk ekosistem yang mendukung lingkungan pendidikan yang kondusif bagi ruang belajar anak.

Didorong oleh semangat untuk menciptakan ekosistem pendidikan yang selaras dan harmoni tersebut, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan membentuk Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga, di bawah naungan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat (Ditjen PAUD dan Dikmas).

Tugas Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 11 Tahun 2015 adalah melakukan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pembinaan pendidikan keluarga. Sedangkan fungsinya adalah terkait dengan perumusan, koordinasi dan pelaksanaan kebijakan di bidang pendampingan pembelajaran, sumber belajar, dan pendanaan pendidikan keluarga; peningkatan kualitas pendidikan karakter anak dan remaja; fasilitasi sumber belajar dan pendanaan pendidikan keluarga; fasilitasi penjaminan mutu pendidikan keluarga; penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria (NSPK) di bidang pendampingan pembelajaran, sumber belajar, dan pendanaan pendidikan keluarga; serta pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang pendidikan keluarga.

Pada tingkat satuan pendidikan, kepala satuan pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis untuk membangun komitmen secara internal dan menjalin kemitraan dengan keluarga (orang tua/wali murid), serta masyarakat guna mewujudkan ekosistem pendidikan yang baik.

(8)

Jakarta, Maret 2017 D i r e k t u r,

Dr. Sukiman, M.Pd

NIP. 196006151981021001

Pada tahun anggaran 2015, Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga menyelenggarakan kegiatan bimbingan teknis penyelenggaraan pendidikan keluarga bagi 5.000 satuan pendidikan di 100 kabupaten/kota. Sedangkan pada tahun 2016 menyelenggarakan bimbingan teknis bagi 6000 satuan pendidikan di 100 kabupaten/kota (sasaran tahun 2015) dan bagi 3.600 satuan pendidikan di 60 kabupaten/kota (sasaran tahun 2016).

Sebagai kelanjutan program pendidikan keluarga di satuan pendidikan, pada tahun anggaran 2017, Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga menyelenggarakan bimbingan teknis penyelenggaraan pendidikan keluarga bagi 3.600 satuan pendidikan di 60 kabupaten/ kota (sasaran tahun 2016 ) dan bagi 4.000 satuan pendidikan di 80 kabupaten/kota (sasaran tahun 2017).

Untuk menunjang kelancaran pelaksanaan bimbingan teknis tersebut, disusunlah modul bimbingan teknis penyelenggaraan pendidikan keluarga sebagai acuan bagi penyelenggara, narasumber, dan fasilitator pusat maupun daerah. Modul ini dirancang dengan metode pendekatan pembelajaran partisipatif yang melibatkan peserta secara aktif dalam setiap sesi penyampaian materi.

Saya mengucapkan terima kasih kepada tim yang sudah menyusun modul bimbingan teknis penyelenggaraan pendidikan keluarga, semoga memberi manfaat bagi kemajuan pendidikan di Indonesia.

(9)

Tujuan dari sesi ini adalah peserta memahami kebijakan direktorat pembinaan pendidikan keluarga.

Setelah mengikuti sesi ini, para peserta diharapkan mampu:

1. memahami latar belakang pentingnya pendidikan keluarga dan terbentuknya Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga;

2. memahami Tugas dan Fungsi Direktorat Pembinaan Pendidikan Sejak tahun 1935 Ki Hajar Dewantara mencetuskan tri sentra pendidikan yang berunsurkan keluarga, satuan pendidikan, dan masyarakat. Kemitraan yang baik di antara ketiganya diharapkan dapat mendukung terciptanya ekosistem pendidikan yang menumbuhkan karakter, kemandirian, dan budaya prestasi.

Dalam kemitraan itu, pelaku pendidikan di satuan pendidikan dan orang tua di rumah mempunyai peran sangat menentukan. Untuk menguatkan kemitraan ini, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) membentuk Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga di bawah Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat yang tertuang dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Kebijakan dan program untuk menguatkan kemitraan antara satuan pendidikan dengan keluarga dan masyarakat, merupakan salah satu respon pada penurunan moral, kemandirian, dan budaya prestasi atas semakin maraknya aksi kekerasan dan perilaku menyimpang lainnya. Kondisi ini dapat menghambat terbangunnya lingkungan belajar yang aman, nyaman, dan menyenangkan bagi anak-anak yang mengakibatkan tidak optimalnya perkembangan potensi anak.

(10)

Hasil yang ingin dicapai dalam bimbingan teknis penyelenggaraan pendidikan keluarga pada satuan pendidikan adalah adanya pemahaman peserta tentang:

1. dasar hukum pelaksanaan pendidikan keluarga; 2. fenomena ancaman disekitar kehidupan anak;

3. tugas dan fungsi direktorat pembinaan pendidikan keluarga; 4. penguatan pelibatan keluarga di satuan pendidikan;

5. implementasi pelibatan keluarga di satuan pendidikan; 6. program utama pelibatan keluarga di satuan pendidikan; dan 7. laman sahabat keluarga.

Beberapa pertanyaan kunci yang perlu mendapatkan jawaban dari kegiatan dalam sesi ini antara lain:

1. Mengapa penting melibatkan keluarga dan masyarakat dalam pendidikan anak?

2. Bagaimana pelaksanaan program utama (pertemuan wali kelas dengan orang tua/wali, kelas orang tua, kelas inspirasi, dan pentas kelas akhir tahun) ?

3. Apa tantangan yang dihadapi satuan pendidikan dalam melaksanakan program utama direktorat pembinaan pendidikan keluarga?

3. memahami Struktur Organisasi Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga;

4. memahami program dan strategi pelaksanaan pendidikan keluarga di satuan pendidikan.

(11)

Agar pelaksanaan sesi ini dapat berjalan dengan baik, berikut beberapa hal yang harus dilakukan oleh fasilitator:

1. Memfasilitasi proses pembelajaran peserta;

2. Berperan aktif menciptakan atmosfer belajar yang aktif partisi patif; 3. Bekerja sama dengan Co-Fasilitator dalam proses belajar peserta; 4. Mengatur peserta untuk duduk berkelompok, disarankan menggunakan

format V;

5. Menyiapkan bahan presentasi tentang Kebijakan Teknis Pelibatan Keluarga dan Masyarakat di Satuan Pendidikan;

6. Menyiapkan peserta untuk memahami format 1.1. Identifikasi kegiatan pendidikan keluarga yang sudah dilaksanakan di satuan pendidikan; 7. Mendorong peserta untuk aktif berdiskusi di dalam kelompok; dan 8. Melakukan penguatan di akhir sesi.

Metode yang digunakan pada sesi ini adalah: 1. Diskusi

2. Ceramah

1. Presentasi: Kebijakan Teknis Pelibatan Keluarga dan Masyarakat di Satuan Pendidikan

2. Daftar pertanyaan untuk diskusi tentang:

3. Kertas Kerja Peserta 1.1: Identifikasi kegiatan pendidikan keluarga yang sudah dilaksanakan di satuan pendidikan.

4. Informasi Tambahan1.1: Petunjuk Teknis Kemitraan Satuan F. METODE

(12)

Waktu yang disediakan untuk kegiatan ini adalah 120 menit. Rincian alokasi waktu dapat dilihat pada setiap tahapan pelaksanaan sesi.

1. Fasilitator mengucapkan salam dan memperkenalkan diri; ( 1 menit ) 2. Fasilitator menyampaikan latar belakang, tujuan, dan hasil yang

diharapkan dari kegiatan sesi ini; ( 1 menit )

3. Fasilitator menyampaikan pengantar terkait pentingnya Pendidikan Keluarga; dan ( 5 menit )

4. Fasilitator memberikan gambaran mengenai tri sentra pendidikan yang berunsurkan keluarga, satuan pendidikan, dan masyarakat ( 3 menit )

1. Kegiatan 1: Think-Pair-Share

Fasilitator meminta peserta untuk mendiskusikan dengan peserta

yang duduk disampingnya:

PENGANTAR ( 10 MENIT )

KONEKSI ( 35 menit )

I. LANGKAH - LANGKAH KEGIATAN

H. WAKTU

5. ATK: kertas plano, spidol, pena, post-it berwarna, kertas catatan, penempel kertas, lem, dan gunting.

6. Proyektor LCD;

7. Laptop atau personal computer untuk presentasi; 8. Layar proyektor LCD.

(13)

2. Fasilitator meminta peserta untuk menyampaikan hasil diskusinya tersebut; ( 10 menit )

3. Fasilitator menyimpulkan beberapa gejala sosial yang paling sering masuk pemberitaan di media massa; ( 5 menit )

4. Fasilitator berubah menjadi narasumber dan memberikan penguatan tentang materi yang sedang dibahas. ( 100 menit )

a. Terkait pentingnya kemitraan antara satuan pendidikan dengan keluarga;

b. gejala sosial yang terjadi di lingkungan sekitar dan masyarakat luas; c. penyebabnya;

1. Fasilitator berperan sebagai narasumber memberikan presentasi tentang Kebijakan Teknis Pelibatan Keluarga dan Masyarakat di Satuan Pendidikan; ( 40 menit )

2. Fasilitator meminta peserta untuk mendiskusikan kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan oleh satuan pendidikan di dalam masing-masing kelompok; ( 5 menit )

3. Fasilitator meminta peserta untuk mengisi format 1.1 yang telah disiapkan; ( 5 menit )

4. Fasilitator meminta peserta untuk mempresentasikan hasil kerja kelompoknya masing-masing; dan ( 5 menit )

5. Fasilitator berperan sebagai narasumber memberikan penguatan terkait dengan penguatan kemitraan satuan pendidikan dengan orang tua dan masyarakat. ( 5 menit )

(14)

REFLEKSI ( 15 menit )

PENGUATAN MANDIRI

1. Fasilitator melakukan evaluasi sejauhmana pemahaman peserta dengan memberikan beberapa pertanyaan terkait: pentingnya pelibatan keluarga dan masyarakat, pelaksanaan progam utama, dan tantangan yang dihadapi oleh satuan pendidikan dalam melaksanakan program utama direktorat pembinaan pendidikan keluarga (pertemuan wali kelas dengan orang tua/wali, kelas orang tua, kelas inspirasi, dan pentas kelas akhir tahun) ( 10 menit )

2. Fasilitator berperan sebagai narasumber memberikan penguatan tentang kebijakan. ( 5 menit )

1. Fasilitator mendorong peserta untuk membaca bahan-bahan bacaan lainnya khususnya di laman sahabat keluarga.

2. Fasilitator memberikan Petunjuk Teknis Kemitraan Satuan Pendidikan dengan Keluarga dan Masyarakat sebagai bahan bacaan.

(15)

KERTAS KERJA PESERTA 1.1

(16)
(17)
(18)
(19)
(20)

6

6

6

@ShbKeluarga

Sahabat Keluarga

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan Jasa Kena Pajak yang tidak dikenakan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) meliputi, jasa pelayanan kesehatan medis, jasa pelayanan sosial, jasa pengiriman surat

A- 81.01-85 Merupakan perolehan mahasiswa yang mengikuti perkuliahan dengan sangat baik, memahami materi dengan sangat baik, memiliki tingkat proaktif dan kreatifitas tinggi

Oleh karena itu, untuk mengurangi emisi sektor perternakan maka meningkatkan kualitas pakan ternak.Tujuan penelitian untuk mendapatkan informasi pengaruh pemberian pakan

528 Analis Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan Sub Bagian Perencanaan Program dan Pelaporan 7 0 529 Pengelola Program dan Laporan Sub Bagian Perencanaan Program dan Pelaporan 6 0

Beberapa struktur yang ditemukan adalah Gapura Jedong (926 Masehi), Petirtaan Jalatundo (abad ke-10), Petirtaan Belahan, Candi Kendalisodo, Candi Merak, Candi

Restorasi gigi memiliki tujuan tidak hanya membuang dan mencegah timbulnya kembali karies, namun mengembalikan gigi agar dapat mencapai fungsinya yaitu

Dari hasil pengamatan pemberian ZPT Rotoone F dan perendaman selama 5 menit terhadap pertumbuhan panjang tunas dan jumlah daun stek lada menunjukkan bahwa perlakuan P1 yaitu

 Menurut PERMEN NO 53 – SU Hotel,Usaha pariwisata adalah usaha yang menyediakan barang dan/atau jasa bagi pemenuhan kebutuhan wisatawan dan penyelenggaraan