• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan multimedia interaktif untuk keterampilan membaca sekilas bahasa Indonesia kelas V SD Kanisius Gayam Yogyakarta - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Pengembangan multimedia interaktif untuk keterampilan membaca sekilas bahasa Indonesia kelas V SD Kanisius Gayam Yogyakarta - USD Repository"

Copied!
199
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF

UNTUK KETERAMPILAN MEMBACA SEKILAS BAHASA INDONESIA

KELAS V SD KANISIUS GAYAM YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Endang Fujiastuti

NIM: 071134026

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)

i

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF

UNTUK KETERAMPILAN MEMBACA SEKILAS BAHASA INDONESIA

KELAS V SD KANISIUS GAYAM YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Endang Fujiastuti

NIM: 071134026

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

vi

HALAMAN PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan kepada:

1.

Ayahanda tercinta Alm. H. Ponijan dan

Ibunda tercinta Hj. Sutiyem

2.

Suamiku tercinta Sumantri

3.

Kedua buah hatiku Cantika Azzahra P.S

(8)

vii

ABSTRAK

Fujiastuti, Endang. (2012). Pengembangan multimedia interaktif untuk keterampilan membaca sekilas Bahasa Indonesia kelas V SD Kanisius Gayam Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta: Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.

Kata kunci: metode penelitian pengembangan, multimedia interaktif, modul pembelajaran, keterampilan membaca, Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR), Bahasa Indonesia.

Penggunaan multimedia dalam proses pembelajaran di SD membuat pembelajaran lebih menarik dan menyenangkan karena di dalamnya memadukan unsur audio, visual, dan interaksi sehingga dapat menarik minat siswa. Kenyataannya, pengembangan multimedia interaktif masih terbatas. Penelitian ini difokuskan untuk mengisi keterbatasan akan pengembangan multimedia terutama dalam pelajaran Bahasa Indonesia untuk keterampilan membaca sekilas kelas V SD. Penelitian pengembangan ini bertujuan (1) mengetahui prosedur pengembangan multimedia interaktif untuk keterampilan membaca sekilas bahasa Indonesia kelas V SD Kanisius Gayam dan (2) mengetahui kualitas pengembangan multimedia interaktif produk multimedia interaktif untuk keterampilan membaca sekilas bahasa Indonesia kelas V SD Kanisius Gayam Yogyakarta.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan (R&D). Pengembangan produk dilakukan dengan empat tahap, yaitu (1) kajian KTSP dan materi pembelajaran, (2) analisis kebutuhan dan pengembangan program pembelajaran, (3) produksi multimedia dan modul pembelajaran, (4) validasi dan revisi produk oleh pakar pembelajaran bahasa, pakar media, guru, dan siswa hingga menghasilkan prototipe produk. Subjek uji coba pengembangan yaitu 22 siswa kelas V SD Kanisius Gayam Yogyakarta. Pengumpulan data dilakukan dengan cara mendistribusikan kuisioner.

Hasil penelitian berupa CD dan modul pembelajaran divalidasi oleh pakar pembelajaran bahasa, pakar media, guru, dan siswa. Hasil validasi dari pakar pembelajaran bahasa diperoleh skor rata-rata sebesar 5,00 kategori “sangat baik”. Validasi pakar media diperoleh skor rata-rata sebesar 3,80 kategori “baik”. Validasi guru diperoleh skor rata-rata sebesar 4,45 kategori “sangat baik”. Berdasarkan validasi lapangan diperoleh skor rata-rata sebesar 4,60 kategori

(9)

viii

ABSTRACT

Fujiastuti, Endang. (2012). Development of interactive multimedia for Bahasa Indonesia skimming skills of fifth grade students in Kanisius Gayam Yogyakarta Elementary School. Thesis. Yogyakarta: Elementary School Teacher Education Study Program. Faculty Of Teachers Training and Education of Sanata Dharma University

keywords: research development method, interactive multimedia, learning module, reading skill, reflective pedagogy paradigm (PPR), Bahasa Indonesia.

The use of interactive multimedia in the learning process in the elementary school is able to create more interesting and fun learning because it combines elements of audio, visual, and interaction which can attract students’ interest to study. In fact, the development of interactive multimedia is still limited. This study focused on the efforts to break the limitation in multimedia development, especially in Indonesian Language skimming skills in fifth grade students. This study has purpose (1) to find out the procedure of the development of the interactive multimedia for Bahasa Indonesia skimming skills of fifth grade students in Kanisius Gayam Yogyakarta elementary school and (2) to find out the quality of the development of interactive multimedia product for Bahasa Indonesia skimming skills of fifth grade students in Kanisius Gayam Yogyakarta Elementary School.

This research used research and development (R&D) method. This product development was done by four stages, namely (1) examined the curriculum Elementary School Yogyakarta. The data are collected by distributing questionnaires.

The results of the study were a CD and learning modules which were validated by language learning expert, media expert, teacher, and students. The results obtained from the assessment of the language learning consultant was average score 5,00 which is a “very good” category. The validation from the media expert was 3,80 which is a “good” category. The validation from the teacher obtained averagely score 4,45 which is a “ very good” category. Based on the validation in the field, it was obtained average score 4,60 which is a “very

good” category. Thus, it can be concluded that the developed product which is

(10)

ix

PRAKATA

Puji syukur kupanjatkan kepada Allah S.W.T berkat rahmat dan hidayahnya peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul pengembangan multimedia interaktif untuk keterampilan membaca sekilas Bahasa Indonesia kelas V SD Kanisius Gayam Yogyakarta dengan baik.

Peneliti sangat menyadari skripsi ini dapat terselesaikan berkat bimbingan, dukungan, dan doa, serta bantuan baik secara langsung maupun tidak langsung dari berbagai pihak. Karena itu, pada kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan FKIP yang telah memberikan ijin dalam melakukan penelitian.

2. Gregorius Ari Nugrahanta, SJ., S.S., BST., M.A. selaku Kaprodi PGSD dan pembimbing I yang telah memberikan masukan, saran, motivasi, dan bimbingan dengan sabar kepada peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini. 3. Elga Andriana, S.Psi., M.Ed. selaku wakaprodi PGSD yang telah

memberikan ijin untuk melakukan penelitian.

4. Rishe Purnama Dewi, S.Pd., M.Hum. selaku Pembimbing II yang telah sabar membimbing peneliti dengan segala kebaikannya dalam memberikan masukan, saran, dan motivasi kepada peneliti sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

5. Drs. J. Prapta Diharja, SJ., M.Hum. selaku pakar pembelajaran bahasa yang telah membantu peneliti dalam memberikan masukan, saran, dan komentarnya terhadap produk yang peneliti buat.

6. F. Chosa Kastuhandani, M.Hum. selaku pakar media yang telah banyak membantu peneliti dalam memberikan masukan, saran, dan komentarnya terhadap produk yang peneliti buat.

7. Ch. Isminarti, S.Pd. SD selaku kepala sekolah SD Kanisius Gayam Yogyakarta yang telah mengizinkan peneliti untuk melakukan penelitian di Sekolah.

8. FX. Sihono selaku guru Bahasa Indonesia kelas V SD Kanisius Gayam Yogyakarta yang telah memberikan informasi, saran, dan bantuannya selama peneliti melakukan penelitian di Sekolah.

9. Dwi Dharmayani selaku wali kelas VB yang telah membantu peneliti dengan bijaksana dalam memberikan masukan dan saran sehingga penelitian ini dapat berjalan dengan baik.

10. Seluruh siswa-siswi kelas V SD Kanisius Gayam Yogyakarta yang telah berpartisipasi dan membantu dalam melaksanakan penelitian

(11)
(12)

xi

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN KEASLIAN KARYA ... iv

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi

2.1.1.3 Pengembangan Materi Membandingkan Isi Dua Teks dengan Membaca Sekilas ... 11

(13)

xii

4.3.1 Deskripsi Data Validasi Pakar Pembelajaran B. I ... 32

4.3.2 Revisi Produk ... 33

4.3.3 Deskripsi Data Validasi Pakar Media ... 33

4.3.4 Revisi Produk ... 35

5.2 Keterbatasan Pengembangan ... 46

5.3 Saran ... 46

DAFTAR REFERENSI ... 47

LAMPIRAN ... 49

(14)

xiii

DAFTAR BAGAN

Halaman

(15)

xiv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.5 Konversi Data Kuantitatif ke Data Kualitatif Skala Lima

Menurut Sukardjo ... 24

Tabel 4.1 Konversi Nilai Skala Lima ... 30

Tabel 4.2 Konversi Kuantitatif Skala Lima ... 30

Tabel 4.4 Komentar dan Perbaikan Pakar Media Pembelajaran ... 33

(16)

xv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.1 Cover sebelum direvisi ... 36

Gambar 1.2 Cover sesudah direvisi ... 36

Gambar 1.3 Petunjuk penggunaan sebelum revisi ... 36

Gambar 1.4 Petunjuk penggunaan sesudah revisi ... 36

Gambar 1.5 Demo petunjuk penggunaan sesudah revisi ... 37

Gambar 1.6 Indikator sebelum revisi ... 37

Gambar 1.7 Indikator sesudah revisi ... 37

Gambar 1.8 Konteks sebelum revisi ... 37

Gambar 1.9 Konteks sesudah revisi ... 37

Gambar 2.0 Penambahan slide pada materi ... 37

Gambar 2.1 Lagu sebelum revisi ... 38

(17)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Literature Map Penelitian yang Relevan ... 49

Lampiran 2. Indikator Penilaian Kualitas Media dan Modul Pembelajaran untuk Guru dan Pakar Pembelajaran B.I ... 50

Lampiran 3. Indikator Penilaian Kualitas Media dan Modul Pembelajaran untuk Pakar Media Pembelajaran ... 51

Lampiran 4. Indikator Penilaian Kualitas Media dan Modul Pembelajaran untuk Siswa ... 51

Lampiran 5. Rekapitulasi Hasil Analisis Kebutuhan Siswa ... 52

Lampiran 6. Data Analisis Kebutuhan Siswa ... 56

Lampiran 7. Rekapitulasi Data Analisis Kebutuhan dari Guru ... 62

Lampiran 8. Data Analisis Kebutuhan dari Guru ... 65

Lampiran 9. Rekapitulasi Hasil Validasi Pakar Pembelajaran Bahasa .. 77

Lampiran 10. Rekapitulasi Hasil Validasi Pakar Media ... 78

Lampiran 11. Rekapitulasi Hasil Validasi Guru Bahasa Indonesia ... 80

Lampiran 12. Rekapitulasi Hasil Uji coba Lapangan ... 82

Lampiran 18. Data Validasi Guru Bahasa Indonesia Kelas V SD Kanisius Gayam... 98

Lampiran 19. Data Uji Coba Lapangan ... 101

Lampiran 20. Storyboard ... 107

Lampiran 21. Silabus Membandingkan Isi Dua Teks dengan Membaca sekilas ... 132

Lampiran 22. RPP Membandingkan Isi Dua Teks dengan Membaca Sekilas... 135

Lampiran 23. Modul Pembelajaran ... 144

Lampiran 24. Multimedia... 151

Lampiran 25. Surat Ijin Penelitian dari Universitas Sanata Dharma ... 176

(18)

xvii

(19)

1

Pelajaran Bahasa Indonesia merupakan mata pelajaran inti yang diajarkan di setiap jenjang pendidikan. Pembelajaran bahasa Indonesia mencakup empat keterampilan berbahasa yaitu aspek mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat keterampilan tersebut harus dikuasai dan dipahami oleh siswa, terutama pada aspek membaca. Membaca sangat penting bagi proses pembelajaran karena dengan membaca, siswa mendapatkan pengetahuan yang dipelajarinya. Dengan demikian, pembelajaran akan lebih bermakna bagi siswa sehingga siswa akan memperoleh hasil belajar yang optimal.

Dewasa ini, membaca kurang diminati oleh para siswa karena dianggap sebagai sesuatu hal yang sangat menjenuhkan. Kemajuan teknologi membuat para siswa semakin tergoda dengan hal-hal berbau teknologi seperti game, menonton film, dan mendengarkan musik. Mereka semakin enggan untuk membaca dan belajar, sehingga kebiasaan membaca semakin memudar. Siswa lebih senang berjam-jam bermain game daripada harus membaca buku. Hal tersebut sangat ironis, mengingat informasi dapat diperoleh melalui membaca.

(20)

2

Berdasarkan hasil analisis kebutuhan siswa kelas V SD Kanisius Gayam pada tanggal 6 Desember 2011, diperoleh informasi bahwa siswa menyukai pembelajaran yang memanfaatkan komputer dengan mengkombinasikan audio dan visual. Karena itu, peneliti mengembangkan multimedia interaktif dengan menyajikan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa dan perkembangan teknologi. Dengan demikian, siswa dapat termotivasi untuk belajar, serta tidak mengalami kejenuhan dalam kegiatan membaca.

Multimedia interaktif yang beredar di pasaran semakin banyak. Hal itu disesuaikan dnegan perkembangan teknologi dan minat siswa yang lebih tertarik dengan pembelajaran interaktif yang mengaplikasikan teknologi. Akan tetapi, multimedia yang beredar di pasaran masih terbatas pada mata pelajaran tertentu dan belum ada yang mengembangkan multimedia interaktif yang berpola PPR (Paradigma Pedagogi Reflektif) yang sesuai dengan kehidupan nyata siswa. Multimedia interaktif yang dibuat oleh peneliti berupa CD dan modul yang menerapkan pendekatan PPR sebagai media pembelajaran membaca sekilas dengan membandingkan isi dua teks untuk siswa kelas V SD Kanisius Gayam Yogyakarta. PPR merupakan suatu pendekatan yang mampu mengembangkan kemampuan siswa secara utuh, baik dari segi competence, concience, maupun compassion dengan lima langkah kegiatan yaitu konteks, pengalaman, refleksi, aksi, dan evaluasi. PPR mampu menanamkan nilai-nilai kemanusiaan kepada siswa atas dasar kesadaran dan kehendaknya melalui refleksi yang dilakukan. Dengan demikian, siswa akan mampu membentuk kepribadian yang matang dan utuh dalam menghadapi permasalahan yang ada dilingkungan sekitarnya.

(21)

3

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, peneliti merumuskan masalah sebagai berikut.

1.2.1 Bagaimana prosedur pengembangan multimedia interaktif keterampilan membaca bahasa Indonesia kompetensi dasar membandingkan isi dua teks dengan membaca sekilas kelas V SD Kanisius Gayam Yogyakarta semester genap?

1.2.2 Bagaimana kualitas multimedia interaktif keterampilan membaca bahasa Indonesia kompetensi dasar membandingkan isi dua teks dengan membaca sekilas kelas V SD Kanisius Gayam Yogyakarta semester genap?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian pengembangan ini adalah: 1.3.1 Mengetahui prosedur pengembangan multimedia interaktif berupa CD dan

modul pelajaran bahasa Indonesia aspek membaca kompetensi dasar membandingkan isi dua teks dengan membaca sekilas kelas V SD Kanisius Gayam Yogyakarta semester genap.

1.3.2 Mengetahui kualitas pengembangan multimedia interaktif berupa CD dan modul pelajaran bahasa Indonesia aspek membaca kompetensi dasar membandingkan isi dua teks dengan membaca sekilas kelas V SD Kanisius Gayam Yogyakarta semester genap.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian pengembangan ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:

1.4.1 Peneliti, penelitian ini dapat menambah pengetahuan peneliti tentang penggunaan multimedia interaktif dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. 1.4.2 Siswa, dapat memberikan pengalaman belajar baru sehingga siswa terlibat

aktif dalam pembelajaran Bahasa Indonesia.

(22)

4

1.4.4 Sekolah, diharapkan dapat memberikan masukan bahwa penggunaan media dan modul pembelajaran dapat digunakan sebagai salah satu alternatif bahan pembelajaran membaca sehingga pembelajaran menjadi lebih menarik dan dapat diterima dengan baik oleh siswa.

1.5 Spesifikasi Produk

Terdapat dua media yang dihasilkan dalam pengembangan ini, yaitu multimedia interaktif dan modul pembelajaran.

1.5.1 Multimedia Interaktif terdiri dari: 1.5.1.1 Software (perangkat lunak)

Multimedia interaktif yang dikembangkan menggunakan software Microsoft Powerpoint 2007 (ppt) dengan mengaplikasikan gambar, suara, teks, animasi, dan hiperlink yang dikemas dalam bentuk CD.

1.5.1.2 Hardware (perangkat keras)

Multimedia interaktif yang dikembangkan membutuhkan LCD proyektor, speaker, dan perangkat komputer yang memiliki spesifikasi sebagai berikut. (1) prosesor minimal pentium IV atau sejenisnya, (2) RAM minimal 1 GB, (3) kapasitas hardisk yang dibutuhkan sebesar 2 GB, (4) sistem operasi windows 7/XP/Vista.

1.5.2 Modul

Produk yang dikembangkan juga berupa modul pembelajaran yang digunakan untuk memudahkan siswa dalam proses kegiatan belajar yang di dalamnya berisi langkah-langkah pembelajaran yang menerapkan pendekatan PPR berupa (1) materi, (2) evaluasi 1 dan 2, (3) refleksi, dan (4) aksi.

1.6Definisi Operasional

1.6.1 Siswa SD Kelas V adalah siswa kelas V semester genap SD Kanisius Gayam Yogyakarta angkatan tahun 2011-2012.

1.6.2 Membaca sekilas adalah proses memperoleh informasi secara cepat dan tepat.

(23)

5

1.6.4 Keterampilan membaca Adalah kemampuan siswa dalam memahami bahan bacaan.

1.6.5 Pelajaran Bahasa Indonesia adalah suata mata pelajaran yang membahas keterampilan membaca sekilas.

1.6.4 Multimedia interaktif adalah media yang berupa CD pembelajaran yang digunakan untuk menyampaikan pesan kepada siswa yang di dalamnya menggabungkan unsur audio dan visual.

1.6.5 Modul adalah media yang berbentuk buku yang digunakan untuk memudahkan kegiatan pembelajaran dengan mengikuti langkah-langkah kegiatan yang telah tersedia.

1.6.7 Paradigma Pedagogi Reflektif adalah suatu pendekatan yang menerapkan 3C (Competents, Conciens, Compassion) dengan lima langkah yaitu

(24)

6

BAB II

LANDASAN TEORI

Bab ini berisi topik-topik sebagai berikut (1) kajian pustaka, (2) kerangka berpikir, (3) hipotesis, dan (4) pertanyaan penelitian. Topik-topik tersebut akan diuraikan sebagai berikut.

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Teori-teori yang Relevan

2.1.1.1 Multimedia Interaktif

Berikut ini akan dijabarkan secara rinci multimedia interaktif dan manfaat multimedia interaktif menurut para ahli.

1. Pengertian Multimedia Interaktif

Pembelajaran yang bermutu adalah pembelajaran yang bermakna bagi siswa. Kebermaknaan suatu pembelajaran dapat berhasil bila menerapkan model pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif dan menyenangkan. Selain itu, penggunaan media pembelajaran yang dipilih guru harus sesuai dengan minat dan kebutuhan para siswa dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan pembelajaran secara menarik dan menyenangkan. Salah satu media yang sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa adalah multimedia interaktif.

Multimedia interaktif berasal dari dua kata yaitu multimedia dan interaktif. Multimedia merupakan media yang melibatkan berbagai indera dalam sebuah proses pembelajaran (Munadi, 2010:56). Ahli lain berpendapat bahwa multimedia adalah suatu pemanfaatan komputer untuk membuat dan menggabungan teks, grafik, audio, gambar bergerak, (video dan animasi) dengan menggabungkan link dan tool yang memungkinkan pemakai untuk melakukan navigasi, berinteraksi, berkreasi, dan berkomunikasi (Hofsteder dalam Darmawan, 2011:25). Arsyad (2011:171) berpendapat multimedia adalah “berbagai macam kombinasi media yang menyajikan informasi dalam bentuk yang menyenangkan, menarik, mudah

dimengerti, dan jelas”.

Karakteristik multimedia pembelajaran ada tiga (Daryanto, 2011:51), yaitu: a. memiliki lebih dari satu media yang konvergen, misalnya menggabungkan

(25)

7

b. bersifat interaktif, yang artinya memiliki kemampuan untuk mengakomodasi respon pengguna.

c. bersifat mandiri, yang artinya mampu memberi kemudahan dan kelengkapan isi sedemikian rupa sehingga pengguna dapat menggunakan tanpa bimbingan orang lain.

Menurut KBBI (2008:542), interaktif adalah sesuatu yang bersifat saling melakukan aksi, antar hubungan dan saling aktif. Jadi, multimedia interaktif adalah suatu multimedia yang dilengkapi dengan alat pengontrol yang dapat dioperasikan oleh pengguna sehingga pengguna dapat memilih apa yang dikehendaki untuk proses selanjutnya (Daryanto, 2011:49). Pendapat lain mengatakan bahwa multimedia interaktif adalah “suatu sumber belajar yang terdapat di luar diri siswa dan memungkinkan terjadinya proses belajar, baik secara individu maupun kelompok, serta mampu meningkatkan hasil belajar siswa

dengan melibatkan siswa secara aktif” (Munadi, 2010:151-152). Berdasarkan

pengertian tersebut, dapat disimpulkan multimedia interaktif adalah multimedia yang dapat menyajikan pembelajaran secara aktif dan menarik dengan menggabungkan berbagai macam bentuk media sehingga informasi yang diperoleh lebih mudah dipahami secara utuh dan mendalam oleh siswa.

2. Manfaat Multimedia Interaktif

Multimedia interaktif memiliki beberapa manfaat dalam kegiatan pembelajaran. Multimedia interaktif bermanfaat baik bagi guru maupun bagi siswa. Daryanto (2011:50) berpendapat bahwa manfaat multimedia ada lima, yaitu (1) membuat proses pembelajaran lebih menarik dan lebih interaktif, (2) dapat mengurangi jumlah waktu mengajar, (3) meningkatkan kualitas belajar siswa, (4) proses belajar mengajar dapat dilakukan di mana dan kapan saja, serta (5) dapat meningkatkan sikap belajar siswa.

3. Kelebihan dan Kelemahan Multimedia Interaktif

(26)

8

pembelajaran, (3) mampu meningkatkan motivasi belajar, (4) dapat memberikan umpan balik (respon). Kedua, kelemahan multimedia interaktif yaitu: (1) pengembangannya memerlukan adanya tim yang profesional dan (2) pengembangannya memerlukan waktu yang cukup lama (Munadi, 2010:152). Berdasarkan pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa multimedia interaktif sangat sesuai dengan karakteristik siswa SD. Hal itu terlihat dari minat siswa terhadap berbagai aktivitas menyenangkan yang menyajikan sarana belajar berupa gambar, suara, permainan, bernyanyi, dan sebagainya.

4. Modul Pembelajaran

Berikut ini akan dijabarkan pengertian mengenai modul, fungsi modul, tujuan modul, dan manfaat modul.

a. Pengertian Modul

Modul merupakan bahan ajar yang digunakan untuk memberikan kejelasan dalam proses belajar. Modul dapat mendukung proses pembelajaran dengan utuh dan menyeluruh karena modul memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat langsung dalam kegiatan belajar. Prastowo (2011:106) berpendapat bahwa

modul adalah “sebuah bahan ajar yang disusun secara sistematis dengan bahasa

yang mudah dipahami oleh peserta didik sesuai tingkat pengetahuan dan usia mereka, agar mereka dapat belajar sendiri dengan bantuan atau bimbingan yang

minimal dari pendidik”. Modul memberikan keleluasaan kepada siswa dalam

melakukan kegiatan pembelajaran. Siswa dapat melanjutkan pembelajaran sesuai dengan kemampuannya. Apabila siswa telah menguasainya, siswa tersebut dapat melanjutkan ke kegiatan berikutnya. Siswa yang belum menguasainya harus mengulanginya sampai ia benar-benar menguasainya.

(27)

9

modul dikemas dalam bentuk media yang sangat lengkap karena di dalamnya berisi tujuan pembelajaran, materi, evaluasi, refleksi, dan aksi. (Munadi, 2010:98). Berdasarkan pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa modul merupakan media pembelajaran yang memuat langkah-langkah kegiatan belajar siswa yang berisi materi, evaluasi, refleksi, dan aksi sebagai panduan belajar siswa secara mandiri dan menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh siswa. Modul dapat menggantikan peran guru dalam menyampaikan materi. Dengan menggunakan modul, guru tidak lagi sebagai penyampai pesan atau materi namun guru hanya sebagai fasilitator dalam kegiatan pembelajaran.

b. Fungsi Modul

Modul berperan penting dalam kegiatan pembelajaran. Prastowo (2011:107) mengemukakan ada dua fungsi modul bagi kegiatan pembelajaran siswa yaitu:

1) bahan ajar mandiri, berarti modul dapat meningkatkan kemampuan siswa untuk belajar sendiri tanpa tergantung pada kehadiran guru.

2) pengganti fungsi guru, berarti modul digunakan sebagai bahan ajar yang mampu menjelaskan materi pembelajaran dengan baik.

c. Tujuan Modul

Modul tentunya memiliki beberapa tujuan dalam pembelajaran. Tujuan modul tersebut antara lain:

1) siswa dapat belajar secara mandiri dengan atau tanpa bimbingan guru. 2) siswa menjadi lebih dominan dalam kegiatan pembelajaran.

3) siswa dapat berlatih kejujuran.

4) siswa dapat terakomodasi berbagai tingkat dan kecepatan belajarnya, baik yang memiliki kecepatan belajar tinggi maupun siswa yang lambat. Siswa yang memiliki kecepatan belajar tinggi akan belajar lebih cepat, dan siswa yang lambat dipersilahkan untuk mengulanginya kembali.

(28)

10

2.1.1.2 Keterampilan Membaca

Berikut ini akan dijabarkan keterampilan membaca, tujuan keterampilan membaca, dan membaca sekilas dengan membandingkan isi dua teks.

1. Pengertian Membaca

Membaca merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh gambaran atau pesan dari tulisan. Membaca sangat penting dalam proses kegiatan pembelajaran, karena dengan membaca siswa akan memperoleh informasi dan pengetahuan baru yang sangat penting bagi dirinya. Ada beberapa pendapat mengenai pengertian membaca. Pertama menurut KBBI (2008:109), membaca adalah melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis dengan cara dilisankan atau hanya dalam hati. Pendapat lain mengemukakan membaca adalah suatu yang rumit yang melibatkan aktivitas visual, berpikir, psikolinguistik, dan metakognitif.

Spodek (dalam Rofi’uddin 2002:31), berpendapat membaca adalah proses

memperoleh makna dari barang cetak. Membaca dapat diartikan juga sebagai proses hubungan antara pembaca dengan teks bacaan, yaitu suatu proses yang dilakukan dan digunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan (informasi) yang disampaikan oleh penulis melalui kata-kata atau bahasa tulis (Utami, 2007:2). Membaca dapat diartikan juga sebagai suatu proses menerjemahkan simbol tulis ke dalam kata-kata lisan. Sebagai suatu proses berpikir, membaca merupakan aktivitas pengenalan kata, pemahaman literal, interpretasi, membaca kritis, dan pemahaman kreatif (Rahim,2005:2). Dapat disimpulkan, membaca adalah proses mengubah bahasa tulis menjadi lisan guna memperoleh informasi yang terkandung pada teks yang dibaca.

2. Tujuan Keterampilan Membaca

(29)

11

mengenali kata-kata dan kalimat, (3) menemukan ide pokok dan kata-kunci, dan (4) menceritakan kembali isi bacaan pendek (Iskandarwassid & Sunendar, 2011:289-290). Berdasarkan pendapat tersebut, dapat dikatakan bahwa siswa kelas V berada pada tingkat pemula yang sedang belajar untuk menemukan ide pokok dan kata kunci serta menceritakan kembali isi bacaan pendek.

3. Membaca Sekilas

Keterampilan membaca dibagi menjadi beberapa macam kegiatan. Hal tersebut tergantung dari kebutuhan dan tujuan si pembaca. Salah satu kegiatan membaca yang akan dibahas oleh peneliti adalah membaca sekilas. Ada dua pendapat mengenai pengertian membaca sekilas. Soedarsono (2000:88) berpendapat bahwa membaca sekilas (skimming) adalah “suatu keterampilan membaca yang diatur secara sistematis untuk mendapatkan hasil yang efisien.”

Membaca sekilas menurut Utami (2007:35) adalah “kegiatan membaca yang

membutuhkan gerak mata untuk melihat dan memperhatikan bahan tertulis guna

mendapatkan informasi yang dibutuhkan”. Adapun tujuan dari membaca sekilas

antara lain, untuk memperoleh suatu kesan umum dari suatu bacaan, menemukan hal tertentu dari suatu bacaan, dan menemukan atau menempatkan bahan yang diperlukan dalam perpustakaan (Tarigan, 1983:32).

Berdasarkan pengertian tersebut, dapat dikatakan membaca sekilas adalah suatu kegiatan membaca yang dilakukan dengan cara mengambil inti sari atau ide pokok dari setiap paragraf secara efisien. Membaca sekilas dapat memberikan kesan umum bagi pembaca secara cepat dan tepat serta dalam waktu singkat.

2.1.1.3 Pengembangan Materi Membandingkan Isi Dua Teks dengan

Membaca Sekilas

(30)

12

1. Membandingkan Isi Dua Teks dengan Membaca Sekilas.

Pada pelajaran membaca membandingkan dua teks siswa harus mengikuti langkah-langkah kegiatan pembelajaran. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut.

a. Memahami Teks

Siswa harus memahami pengertian teks, sebelum ia melakukan kegiatan membaca teks. Teks adalah naskah yang berupa kata-kata asli dari pengarang. Isi teks ada berbagai macam, yaitu pertama, isi teks yang berupa pengungkapan perasaan dan pertimbangan dalam diri pengarang. Kedua, isi teks yang menyajikan berita faktual, dan peristiwa yang terjadi. Terakhir, isi teks yang berfungsi untuk mempengaruhi pendapat, perasaan, dan perbuatan pembaca.

b. Membaca Dua Teks dengan Sekilas

Pada materi yang dikembangkan, peneliti menyediakan dua bahan bacaan

yang bertemakan keanekaragaman budaya yaitu “Tarian Daerah”. Siswa dibagi

berpasangan. Setiap pasangan menentukan teks yang akan mereka baca. Setiap siswa membaca teks yang telah mereka sepakati, kemudian mereka menjelaskannya pada teman pasangannya mengenai teks yang dibaca. Selanjutnya, siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah disediakan sebanyak 10 soal dari kedua teks tersebut.

c. Membandingkan Isi Dua Teks

Ada beberapa pengertian tentang membandingkan yaitu menurut KBBI (2008:131), membandingkan adalah memadukan dua benda untuk mengetahui persamaan dan selisihnya atau perbedaannya. Membandingkan isi dua teks dapat dilakukan dengan mencari persamaan dan perbedaan dari kedua teks yang disajikan. Mencari perbedaan antara dua teks bacaan dapat dinyatakan dengan

bentuk kalimat dengan menggunakan kata penghubung “sedangkan”. Mencari persamaan isi dua teks dapat dilakukan dengan cara menuliskan kata “sama” atau

“sama-sama”. Di sini, siswa harus teliti dalam mencari atau menemukan

(31)

13

mengisi tabel yang telah tersedia untuk memudahkan siswa dalam melakukan pembelajaran.

2. Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR)

Berikut dijelaskan pengertian dan tata cara pelaksanaan PPR. a. Pengertian Paradigma Pedagogi Reflektif

Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang diadopsi dari pendidikan Jesuit, Roma, Italia. Pendekatan ini dikenal dengan Paradigma Pedagogi Ignasian. Pendekatan Ignasian adalah suatu pendekatan yang berorientasi pada nilai. Pendekatan ini bertujuan untuk mengembangkan pribadi manusia seutuhnya yang akan menjadi manusia untuk dan bersama orang lain (P3MP-LPM, 2012:6). Sama halnya dengan Pedagogi

Ignasian, PPR merupakan pola pikir atau paradigma dalam

menumbuhkembangkan pribadi siswa menjadi pribadi kemanusiaan. Pedagogi reflektif berarti pendidikan kemanusiaan (Kanisius, 2011:39). Pembelajaran yang berpola PPR lebih menekankan pada pengembangan karaktersitik siswa.

PPR bertujuan untuk meningkatkan 3C (Competence, Concience, Compassion). Competence merupakan kemampuan kompetensi secara utuh dalam hal kemampuan kognitif dan psikomotorik. Concience merupakan kemampuan afektif yang secara khusus mengasah kepekaan dan ketajaman hati nurani. Ketajaman hati nurani berupa kesadaran diri sesuai dengan aturan yang berlaku seperti kedisiplinan, ketelitian, dan kejujuran. Compassion merupakan kemampuan afektif yang berupa tindakan nyata dan batin disertai dengan bela rasa berupa kepedulian terhadap sesama seperti proses kerja sama antar siswa. Dalam hal ini Siswa tidak hanya diberi pengetahuan belaka, namun siswa dididik agar dapat menerapkan pengetahuan tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, siswa diharapkan dapat peka dan peduli terhadap lingkungan sekitar. b. Tata Cara Pelaksanaan PPR

Tata cara pelaksanaan PPR mengandung lima unsur penting (Kanisius, 2011:42), yaitu:

(32)

14

2) Pengalaman dapat berupa pengalaman bekerja sama dalam kelompok kecil yang dibuat sedemikian rupa sehingga terjadi interaksi yang baik antara siswa dengan guru maupun siswa dengan siswa.

3) Refleksi yaitu siswa diajak untuk merefleksikan kegiatan pembelajaran dengan memberikan beberapa pertanyaan. Pertanyaan tersebut bertujuan agar siswa mampu meresapi, memahami, mendalami, dan meyakini pengalaman belajarnya.

4) Aksi yaitu siswa dapat merumuskan niat-niat yang berhubungan dengan pengalaman belajarnya.

5) Evaluasi yaitu siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan berdasarkan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan Berikut ini gambar alur pendekatan PPR.

Bagan 2.1

Gambar Alur Pendekatan PPR (Kanisius, 2008:41)

2.1.2 Hasil Penelitian yang Relevan

Berikut ini akan dijelaskan penelitian-penelitian terdahulu yang membahas pengembangan multimedia interaktif sebagai dasar pertimbangan dalam pengembangan multimedia interaktif yang akan peneliti kembangkan, antara lain:

2.1.2.1 Penelitian tentang Pengembangan Multimedia Interaktif

(33)

15

Jawa untuk siswa kelas III semester II Di SD Ma’arif kota Blitar. Hasil pengembangan ini memenuhi kriteria valid dengan hasil uji ahli media mencapai tingkat kevalidan 85%, ahli materi mencapai tingkat kevalidan 65%, dan uji responden (siswa), uji satu lawan satu mencapai tingkat kevalidan 81,25%, uji kelompok kecil mencapai tingkat kevalidan 90%, dan uji lapangan mencapai tingkat kevalidan 88,6%.

Yankusuma (2011) meneliti pengembangan modul multimedia interaktif mata pelajaran IPA kelas V semester 2 di SDN Ranuyoso 01 Kabupaten Lumajang. Hasil pengembangan media ini memenuhi kriteria valid dengan hasil uji ahli media didapat persentase 97,2%, data ahli materi didapat persentase 94,5%, data siswa perseorangan hasil persentase yang diperoleh adalah 92,5%, data siswa kelompok kecil hasil yang diperoleh adalah 87%, dan data siswa lapangan hasil yang diperoleh adalah 92,5%.

Kusumawati (2010) meneliti pengembangan media pembelajaran interaktif Sains kelas VI SD Sriwedari Malang. Hasil penelitian pengembangan media pembelajaran CD interaktif ini diperoleh data validitas kelayakan media menurut ahli media sebesar 97,5%, ahli materi sebesar 95%, audiens perseorangan sebesar 88,4%, dan audiens lapangan sebesar 85,5%.

2.1.2.2 Penelitian tentang Pembelajaran Bahasa Indonesia Aspek Membaca

Terdapat 3 penelitian yang meneliti pembelajaran bahasa Indonesia aspek membaca yaitu: Septantris (2011) meneliti pengembangan komik cerita rakyat putri kilaswara untuk pembelajaran membaca cepat kelas 5 SDN Sentul 1 kota Blitar. Hasil pengembangan media ini memenuhi kriteria valid dengan hasil uji ahli media mencapai tingkat kevalidan 85%, ahli desain mencapai tingkat kevalidan 87,5%, dan ahli materi mencapai tingkat kevalidan sebesar 97,5%, dan uji responden (siswa) perseorangan mencapai tingkat kevalidan sebesar 87,5%.

(34)

16

Sukasih (2009) meneliti pengembangan model Directed Reading Thinking Activity (DRTA) untuk meningkatkan keterampilan membaca pemahaman siswa Sekolah Dasar. Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa kualitas model DRTA untuk membaca siswa SD termasuk dalam kategori baik, dengan rata-rata skor 4,20 dari rentang nilai 1-5. Aspek pembeajaran menunjukan rata-rata 4,27. Aspek tampilan 4,46. Hasil postest yang dilakukan pada uji coba lapangan menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran ini mempunyai dampak yang baik terhadap ketuntasan belajar siswa. Presentasi ketuntasan belajar setelah menggunakan model pengembangan ini adalah 83,87% termasuk dalam ketuntasan belajar sangat baik. Bagan penelitian yang relevan terlampir (lihat lampiran 1 hal 49).

2.2 Kerangka Berpikir

Perkembangan Jaman yang semakin hari semakin berkembang pesat memaksa pendidikan untuk dapat mengikutinya. Proses kegiatan belajar dituntut agar tidak ketinggalan Jaman. Perkembangan teknologi ternyata sangat diminati para siswa dari mulai anak TK hingga perguruan tinggi. Mereka sangat tertarik dan antusias terhadap kegiatan yang berbau teknologi.

Hal tersebut membuat para pengajar tertarik untuk menciptakan produk pembelajaran yang mengadopsi dan menggabungkan teknologi ke dalam pembelajaran. Saat ini produk pembelajaran yang menggunakan multimedia interaktif semakin meningkat dan banyak beredar di pasaran. Produk yang beredar beranekaragam bentuk dan jenisnya. Meskipun demikian, produk media pembelajaran yang beredar di pasaran belum ada yang menerapkan pembelajaran yang berpola PPR (Paradigma Pedagogi Reflektif) yang sangat sesuai dengan karakteristik dan kehidupan siswa. Pendekatan PPR mengasah kemampuan siswa tidak hanya dalam pengetahuan saja, melainkan melatih hati nurani, dan kepedulian sosial. Selain itu, pengembangan media pembelajaran Bahasa Indonesia dalam aspek membaca masih minim.

(35)

17

masih sangat minim. Karena itu, perlu dikembangkan multimedia interaktif untuk keterampilan membaca bahasa Indonesia kelas V SD semester genap.

2.3 Hipotesis

Berikut adalah hipotesis dalam penelitian pengembangan produk ini.

2.3.1 Pengembangan multimedia interaktif keterampilan membaca sekilas Bahasa Indonesia kelas VB SD Kanisius Gayam Yogyakarta semester genap dikembangkan sesuai prosedur penelitian pengembangan melalui empat tahap, yaitu: (1) mengkaji KTSP dan menentukan materi pembelajaran, (2) analisis kebutuhan dan pengembangan program pembelajaran, (3) memproduksi multimedia dan modul pembelajaran, (4) validasi dan revisi produk oleh pakar pembelajaran bahasa, pakar media, guru, dan siswa hingga menghasilkan prototipe produk media pembelajaran berbasis komputer dan modul untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia SD kelas V semester genap.

2.3.2 Pengembangan multimedia interaktif keterampilan membaca sekilas Bahasa Indonesia kelas VB SD Kanisius Gayam Yogyakarta semester genap memiliki kualitas “sangat baik” berdasarkan validasi dari pakar pembelajaran bahasa, pakar media, dan guru bahasa Indonesia, serta uji lapangan pada 22 siswa.

2.4 Pertanyaan Penelitian

Pada penelitian ini, peneliti mengajukan beberapa pertanyaan antara lain: 2.4.1 Bagaimana prosedur pengembangan multimedia interaktif dalam

keterampilan membaca sekilas bahasa Indonesia yang berkompetensi dasar membandingkan isi dua teks yang dibaca dengan membaca sekilas kelas V SD Kanisius Gayam Yogyakarta semester genap?

2.4.2 Bagaimana kualitas multimedia interaktif dalam keterampilan membaca sekilas bahasa Indonesia yang berkompetensi dasar membandingkan isi dua teks yang dibaca dengan membaca sekilas menurut pakar pembelajaran? 2.4.3 Bagaimana kualitas multimedia interaktif dalam keterampilan membaca

(36)

18

2.4.4 Bagaimana kualitas multimedia interaktif dalam keterampilan membaca sekilas bahasa Indonesia yang berkompetensi dasar membandingkan isi dua teks yang dibaca dengan membaca sekilas menurut guru Bahasa Indonesia kelas V SD Kanisius Gayam Yogyakarta?

(37)

19

BAB III

METODE PENELITIAN

Bab ini menguraikan (1) jenis penelitian, (2) setting penelitian, (3) prosedur pengembangan, (4) uji coba produk, (5) instrumen penelitian, (6) teknik pengumpulan data, dan (7) teknik analisis data.

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode Penelitian dan Pengembangan (R&D). R&D merupakan jenis penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut (Sugiyono, 2011:297). Penelitian ini mengembangkan produk berupa multimedia interaktif dan modul pembelajaran bahasa Indonesia khususnya aspek membaca membandingkan isi dua teks dengan membaca sekilas untuk siswa kelas V SD Kanisius Gayam.

3.2 Setting Penelitian

Setting penelitian pengembangan akan dijabarkan sebagai berikut. 3.2.1 Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah 42 siswa kelas V semester genap SD Kanisius Gayam tahun pelajaran 2011/2012.

3.2.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Kanisius Gayam Yogyakarta yang beralamat di Jalan Ki Mangunsarkoro No. 80 Yogyakarta.

3.2.3 Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan selama empat bulan, terhitung mulai dari bulan Januari-April 2012.

3.3 Prosedur Pengembangan

Prosedur pengembangan multimedia dan modul pembelajaran ini meliputi empat tahapan. empat tahapan itu akan dijelaskan sebagai berikut.

(38)

20

Peneliti mengambil materi pembelajaran bahasa Indonesia kelas V semester genap aspek membaca pada kompetensi dasar 7.1 membandingkan isi dua teks dengan membaca sekilas.

Tahap kedua adalah analisis kebutuhan dan pengembangan program pembelajaran. Analisis kebutuhan dilakukan dengan cara mendistribusikan angket kepada 42 siswa kelas V SD Kanisius Gayam Yogyakarta. Analisis kebutuhan ini bertujuan agar peneliti mengetahui karakteristik dan kebutuhan siswa dalam mempelajari materi pembelajaran bahasa Indonesia semester genap aspek membaca. Langkah ini merupakan langkah awal yang dapat memberikan informasi pada peneliti untuk dijadikan bahan pertimbangan dalam menentukan langkah selanjutnya. Dilanjutkan dengan pengembangan program pembelajaran seperti penyusunan silabus, RPP, dan pengembangan evaluasi pembelajaran.

Tahap ketiga adalah peneliti memproduksi multimedia dan modul pembelajaran keterampilan membaca. Tahap ini diawali dengan pembuatan storyboard sebagai gambaran dalam merancang dan mendesain produk. Storyboard dapat dilihat pada lampiran 20 (halaman 107). Selanjutnya, pengumpulan bahan yang digunakan untuk produk pengembangan penelitian. Bahan yang telah dikumpulkan diproses dan diprogram sesuai dengan desain yang telah direncanakan.

(39)

21

(40)

22

3.4 Uji Coba Produk

Uji coba produk kepada para pakar bertujuan untuk memperoleh masukan, tanggapan, kritikan, dan penilaian terhadap kelayakan produk yang peneliti kembangkan. Uji coba kepada siswa bertujuan untuk menyempurnakan produk yang peneliti kembangkan. Uji coba lapangan dilakukan oleh guru. Selama uji coba dilakukan, peneliti ikut terlibat langsung dalam proses pembelajaran sebagai operator. Hal itu dimaksudkan untuk melihat secara langsung kekurangan, hambatan, dan kesalahan yang terjadi. Pada uji coba produk ini memuat desain uji coba, subjek uji coba, dan jenis data uji coba.

3.4.1 Desain Uji Coba

Uji coba pengembangan produk dilakukan dengan dua tahap. Tahap pertama penilaian produk oleh pakar pembelajaran bahasa, pakar media, dan guru bahasa Indonesia SD Kanisius Gayam untuk mengetahui apakah produk sudah layak untuk diujicobakan kepada para siswa. Setelah penilaian oleh para pakar direvisi, tahap kedua dilakukan dengan uji coba lapangan kepada siswa kelas VB SD Kanisius Gayam untuk mengetahui apakah media sudah layak digunakan untuk pembelajaran Bahasa Indonesia aspek membaca kompetensi dasar membandingkan isi dua teks dengan membaca sekilas.

3.4.2 Subjek Uji Coba

Subjek uji coba pada penelitian ini terdiri dari 22 siswa-siswi kelas VB semester genap SD Kanisius Gayam tahun ajaran 2011-2012.

3.5 Instrumen Penelitian

3.5.1 Jenis Data Uji Coba

(41)

23

3.5.2 Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen pada penelitian pengembangan ini berupa kuesioner. Kuesioner digunakan untuk menilai produk pengembangan multimedia interaktif yang ditujukan kepada pakar pembelajaran bahasa, pakar media, guru bahasa Indonesia kelas V SD Kanisius Gayam, dan siswa kelas VB SD Kanisius Gayam. Selain itu, kuesioner digunakan untuk memperoleh informasi mengenai pembelajaran Bahasa Indonesia aspek membaca dengan KD membandingkan isi dua teks dengan membaca sekilas. Indikator penilaian pada kuesioner untuk pakar pembelajaran, pakar media, guru, dan siswa dapat dilihat pada tabel 3.2, tabel 3.3, tabel 3.4 (lampiran hal 50-51).

3.6 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara mendistribusikan kuesioner melalui dua tahap. Tahap pertama, validasi produk dengan cara memberikan kuesioner kepada pakar pembelajaran bahasa, pakar media, guru bahasa Indonesia kelas V SD Kanisius Gayam. Peneliti memberikan perangkat pembelajaran berupa silabus, RPP, multimedia, dan modul yang telah dikembangkan kepada pakar media pembelajaran, pakar pembelajaran bahasa, dan guru bahasa Indonesia untuk divalidasi dengan mengisi kuesioner yang dilampirkan oleh peneliti. Tahap kedua, Peneliti memberikan multimedia dan modul yang telah di validasi dan di revisi kepada siswa kelas VB SD Kanisius Gayam untuk divalidasi, dengan cara mengisi lembar kuesioner yang diberikan peneliti saat uji coba lapangan.

3.7 Teknik Analisis Data

Analisis data dilakukan untuk mengetahui kualitas produk pengembangan multimedia interaktif dan modul. Data yang diperoleh dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif. Data Kualitatif berupa komentar yang dikemukakan oleh pakar pembelajaran bahasa, pakar media, guru, dan siswa. Data dianalisis sebagai dasar untuk merevisi dan mengetahui kelayakan produk yang dikembangkan.

(42)

24

skor 2 “kurang baik”, atau skor 1 “ sangat kurang baik”. Skor yang telah didapat

kemudian dikonversikan menjadi data kualitatif skala lima dengan acuan menurut Sukardjo (2008:101) sebagai berikut.

Tabel 3.5

Konversi Data Kuantitatif ke Data Kualitatif Skala Lima

Keterangan:

Rerata ideal (𝑋𝑖 ) : ½ (skor maksimal ideal + skor minimal ideal) Simpangan baku ideal (Sbi) : 1/6 (skor maksimal ideal - skor minimal ideal) X : Skor aktual

Skala penilaian terdiri dari lima pilihan untuk menilai multimedia dan modul pembelajaran yang dikembangkan, yaitu sangat baik (5), baik (4), cukup baik (3), kurang baik (2), sangat kurang baik (1). Misalnya, jika penilaian yang

diberikan dengan skor “5” pada suatu pernyataan berarti siswa menilai produk “sangat baik” sesuai dengan pernyataan yang dinilai. Demikian seterusnya.

Produk pengembangan dapat dikatakan layak apabila memperoleh nilai

dengan kriteria “baik” dari pakar pembelajaran bahasa Indonesia, pakar media,

guru, dan siswa. Jika hasil keseluruhan pada aspek media dan aspek modul diperoleh nilai minimal “baik” oleh pakar pembelajaran bahasa Indonesia, pakar media, guru dan siswa, produk hasil pengembangan tersebut sudah dianggap layak digunakan sebagai sumber belajar.

(43)

25

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisikan (1) data analisis kebutuhan, (2) deskripsi produk awal, (3) data uji coba dan revisi produk yang meliputi data validasi pakar pembelajaran bahasa, pakar media, guru bahasa Indonesia, dan uji coba lapangan, dan (4) kajian produk akhir.

4.1 Data Analisis Kebutuhan

Analisis kebutuhan dilakukan guna memperoleh informasi mengenai kebutuhan siswa-siswi kelas V SD Kanisius Gayam Yogyakarta tahun ajaran 2011/2012 semester genap pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Data analisis kebutuhan diperoleh dengan cara mendistribusikan kuesioner kepada 42 siswa kelas V dan dua orang guru kelas V SD Kanisius Gayam Yogyakarta. Berikut akan dijabarkan data dari keduanya.

4.1.1. Data Analisis Kebutuhan Siswa

Analisis kebutuhan siswa dilaksanakan pada 6 Desember 2011 dengan cara memberikan lembar kuesioner kepada 42 siswa kelas V SD Kanisius Gayam yang terbagi dalam dua kelas yaitu kelas VA dengan jumlah siswa sebanyak 20 dan kelas VB dengan jumlah sebanyak 22 siswa. Peneliti mengajukan delapan pertanyaan dengan menyediakan jawaban sebagai pilihan jawaban dan memberikan alasannya pada tempat yang tersedia. Hasil analisis tersebut digunakan sebagai pedoman dalam pengembangan media dan modul pembelajaran bagi siswa kelas V SD Kanisius Gayam. Adapun Rekapitulasi data hasil analisis kebutuhan dapat dilihat pada lampiran 5 (halaman 52).

(44)

26

memvisualisasikan gambar, teks, animasi, musik/narasi serta warna-warna yang menarik. Siswa yang menyukai pembelajaran yang menampilkan gambar sebanyak 63%, teks sebanyak 51%, animasi sebanyak 33%, musik/narasi sebanyak 22%. Hal tersebut dapat disebabkan kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan selama ini kurang menarik sehingga siswa mengalami kejenuhan dalam kegiatan belajar karena sesuai dengan faktanya bahwa selama ini guru melakukan kegiatan belajar hanya dengan ceramah tanpa menggunakan media yang sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa sebagai alat bantu penyampaian pesan. Berdasarkan data tersebut, dapat disimpulkan bahwa siswa SD Kanisius Gayam membutuhkan media pembelajaran berupa multimedia interaktif yang di dalamnya menampilkan unsur gambar, suara, musik, dan tampilan warna-warna yang ceria yang sesuai dengan karakteristik siswa SD.

4.1.2 Data Analisis Kebutuhan dari Guru

Kuesioner diberikan pula kepada dua orang guru yaitu Fx. Sihono selaku guru Bahasa Indonesia SD Kanisius Gayam Yogyakarta dan Sarjiman selaku guru Ilmu Pengetahuan Sosial yang memiliki pengalaman dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia. Hal tersebut bertujuan untuk melengkapi informasi yang diperoleh dari para siswa agar lebih akurat. Kuesioner diberikan dengan mengajukan sepuluh pertanyaan terbuka dengan memberikan beberapa jawaban yang disertai alasannya. Rekapitulasi data hasil analisis kebutuhan guru dapat dilihat pada lampiran 7 (halaman 62).

(45)

27

4.2 Deskripsi Produk Awal

Peneliti mengembangkan media pembelajaran berupa multimedia interaktif yang sesuai dengan kebutuhan dan minat siswa yang dikemas dalam bentuk CD interaktif dan modul. Proses produksi dalam bentuk CD diolah dengan program Microssoft Office PowerPoint 2007 dengan didukung oleh beberapa progam seperti Audacity 1.3 beta, dan Any audio converter. Untuk modul, pengembangannya menggunakan program Microssoft Office Publisher 2007. Langkah-langkah proses produksi dilakukan dengan beberapa langkah di antaranya penyusunan silabus, pembuatan RPP berpola PPR, pembuatan storyboard, membuat software dan modul pembelajaran, serta uji coba lapangan.

4.2.1 Penyusunan Silabus dan RPP

Penyusunan silabus dilakukan dengan cara menganalisis KTSP untuk menentukan SK dan KD yang akan digunakan sebagai acuan untuk pembuatan RPP. Peneliti memilih pembelajaran Bahasa Indonesia dengan kompetensi dasar membandingkan isi dua teks dengan membaca sekilas. Dilanjutkan, pembuatan RPP disusun dengan berpedoman pada Paradigma Pedagogi Reflektif yang menerapkan 3C yaitu Competence, Conscience, Compassion. Model ini sangat sesuai dengan kehidupan sehari-hari siswa sehingga akan membentuk pribadi siswa yang berkarakter. Hal tersebut selanjutnya dikonsultasikan kepada guru dan dosen pembimbing untuk mengetahui tingkat kelayakan silabus dan RPP yang dibuat.

4.2.2 Pembuatan Storyboard dan Software

(46)

28

yang sesuai. Bentuk tulisan yang digunakan yaitu comic sans untuk judul tampilan dan arial untuk isi.

Secara garis besar komponen-komponen CD interaktif akan dijelaskan sebagai berikut.

1. Judul halaman utama

2. Menu utama berisi petunjuk, kegiatan pembelajaran, penyusun, referensi, keluar

3. Petunjuk berisi uraian petunjuk

4. Kegiatan pembelajaran berisi tiga pertemuan, pertemuan pertama, kedua, dan ketiga. Setiap pertemuan memuat indikator, permainan, materi, lagu, evaluasi yang di dalamnya terdiri dari evaluasi satu, evaluasi dua, aksi dan refleksi

5. Referensi berisi sumber-sumber yang digunakan sebagai acuan penyusunan produk

6. Penyusun berisi biodata peneliti

7. Keluar berisi ucapan terima kasih yang di dalamnya memuat simbol keluar yang berarti keluar dari tampilan.

Setelah pembuatan software dilanjutkan dengan pengemasan media dalam bentuk CD. Multimedia yang sudah jadi selanjutnya dikemas ke dalam CD dengan bantuan Nero Burning ROM.

4.2.3 Penyusunan Modul Pembelajaran

Penyusunan modul pembelajaran yang dikembangkan berisi kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan untuk mendalami kompetensi dasar membandingkan isi dua teks dengan tema sama. Modul pembelajaran berisi empat komponen, yaitu (1) indikator, (2) materi, (3) evaluasi, dan (4) refleksi-aksi yang disesuaikan dengan tiap pertemuan. Modul disusun menggunakan Microssoft Office Publisher 2007 dan diubah kedalam file PDF.

(47)

29

memudahkan siswa dalam membandingkan dua teks, kemudian masuk ke dalam pengerjaan evaluasi 1 yaitu mendiskusikan permasalahan sesuai dengan tema. Evaluasi 2 yaitu mengisi soal-soal pilihan ganda lima soal dan uraian lima soal dilanjutkan dengan melakukan refleksi dan aksi dengan menjawab soal-soal yang telah tersedia. Pertemuan ketiga membuat majalah dinding dengan ketentuan yang telah ditetapkan yang diakhiri dengan refleksi dan aksi.

Pemilihan warna yang digunakan pada modul yaitu hijau, kuning, merah, dan warna-warna lain yang ceria sesuai dengan keinginan siswa. Bentuk tulisan yang dipilih adalah calibri dengan font 12. Adapun komponen-komponen dalam modul akan diuraikan sebagai berikut.

1. Cover depan berisi judul, tema, gambar kartun menggunakan pakaian daerah sedang menari, nama penyusun

2. Isi terdiri dari 22 halaman yaitu judul tiap pertemuan yang berisi SK, KD, dan indikator, materi, evaluasi satu, dua, refleksi, dan aksi

3. Halaman materi berupa teks satu berjudul Tari Kecak dan teks kedua berjudul Tari Reog Ponorogo dan membandingkan kedua teks

4. Halaman evaluasi berisi evaluasi satu, evaluasi dua, dan evaluasi tiga

5. Halaman refleksi dan aksi berada pada halaman enam, sembilan, sepuluh, dan sebelas

6. Daftar pustaka berisi sumber-sumber yang digunakan sebagai acuan penyusunan produk

(48)

30

4.3 Data Validasi dan Revisi Produk

Hasil uji coba dan revisi produk terdiri dari validasi dan revisi produk dari pakar pembelajaran bahasa, pakar media, guru bahasa Indonesia kelas V SD Kanisius Gayam, dan uji lapangan. Data hasil dari penilaian pakar pembelajaran bahasa, pakar media, guru Bahasa Indonesia, dan uji lapangan terhadap pengembangan multimedia berupa CD dan modul diperoleh masukan, saran, dan komentar sebagai penyempurna produk yang dikembangkan. Penilaian hasil validasi dari pakar pembelajaran bahasa, pakar media, guru, dan siswa selanjutnya dikonversikan berdasarkan tabel di bawah ini (Sukardjo, 2008:18).

Tabel 4.1 Konversi Nilai Skala Lima

Keterangan:

Rerata ideal (𝑋𝑖 ) : ½ (skor maksimal ideal + skor minimal ideal) Simpangan baku ideal (SBi) : 1/6 (skor maksimal ideal - skor minimal ideal)

X : Skor aktual

Berdasarkan rumus konversi di atas perhitungan data-data kuantitatif dilakukan untuk memperoleh data kualitatif dengan menerapkan rumus konversi tersebut. Adapun penentuan rumus kualitatif pengembangan ini diterapkan dengan konversi sebagai berikut.

(49)
(50)

32

Berdasarkan perhitungan tersebut, diperoleh konversi data kuantitatif menjadi data kualitatif skala lima yaitu sebagai berikut.

Tabel 4.2

Konversi Data Kuantitatif Skala Lima

Data dari hasil penilaian pakar pembelajaran bahasa, pakar media, guru bahasa Indonesia, dan uji lapangan terhadap pengembangan multimedia berupa CD dan modul pembelajaran, serta revisi produk akan dijabarkan sebagai berikut.

4.3.1 Deskripsi Data Validasi Pakar Pembelajaran Bahasa Indonesia

Validasi materi dilaksanakan oleh Drs. J. Prapta Diharja, SJ., M.Hum. dosen Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia di Universitas Sanata Dharma selaku pakar pembelajaran bahasa. Validasi produk dilaksanakan dua kali. Validasi pertama pada tanggal 17 Februari 2012. Validasi tersebut bertujuan untuk mendapatkan masukan, saran, dan tanggapan sebagai acuan dalam menyempurnakan produk sehingga memperoleh produk yang berkualitas. Rekapitulasi data validasi dapat dilihat pada lampiran 9 (halaman 77).

Validasi pertama diperoleh penilaian terhadap kualitas media dan modul. Aspek yang dinilai untuk kulitas media dan modul pembelajaran berjumlah 10 butir pernyataan. Berdasarkan validasi tersebut kualitas media dan modul, masing-masing memperoleh skor rata-rata 5,00 dengan kategori “sangat baik”. Dikatakan baik karena modul dan media memuat aspek komponen pembelajaran sangat lengkap, materi sangat sesuai dengan perkembangan siswa SD, SK KD dan indikator sangat sesuai, bahasa mudah dipahami, dan keterkaitan keterampilan membaca sangat sesuai dengan karakteristik siswa SD. Meskipun demikian, produk pengembangan mendapatkan sedikit masukan yaitu penambahan pada bagian refleksi dan penyertaan kunci jawaban.

Interval Skor Kriteria

X > 4,21 Sangat Baik

3,40 < X ≤ 4,21 Baik

2,60 < X ≤ 3,40 Cukup Baik

1,79 < X ≤ 2,60 Kurang Baik

(51)

33

Validasi kedua dilaksanakan pada tanggal 28 Maret 2012. Penilaian terhadap kualitas media dan modul masing-masing memperoleh skor rata-rata 5,00 dengan kategori “sangat baik”. Sama halnya dengan validasi pertama, produk dikatakan sangat baik karena kesepuluh aspek yang dinilai sangat sesuai, sangat baik, dan sangat tepat dengan pernyataan pada setiap aspek. Masukan dan komentar dari pakar tidak ada. Dengan kata lain, produk yang dikembangkan sudah layak untuk uji coba lapangan. Jadi, baik media dan modul dapat dikatakan sangat baik artinya media dan modul dapat digunakan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia kelas V semester genap.

4.3.2 Revisi Produk

Revisi produk dilakukan setelah mendapatkan masukan, saran dan tanggapan dari pakar pembelajaran Bahasa Indonesia. Masukan, saran, dan tanggapan yang diperoleh selanjutnya dianalisis untuk merevisi produk yang dianggap perlu. Revisi dilakukan dua kali. Revisi pertama dilakukan pada tanggal 22 Februari 2012 diperoleh masukan yaitu kunci jawaban dilampirkan, dan penambahan pertanyaan pada bagian refleksi. Revisi dilakukan sesuai dengan masukan yang diberikan. Hal tersebut peneliti lakukan karena masukan yang diberikan semakin menyempurnakan produk yang dikembangkan.

Pada tanggal 1 April 2012 dilakukan revisi tahap kedua. Peneliti melakukan perbaikan sesuai dengan masukan yang diberikan. Pada tahap ini pakar pembelajaran bahasa menyatakan bahwa media dan modul yang dikembangkan sudah layak untuk diujicobakan dengan sedikit revisi yaitu perbaikan pada tulisan sesuai ejaan yang disempurnakan (EDY).

4.3.3 Deskripsi Data Validasi Pakar Media

(52)

34

mengisi kuesioner sesuai dengan penilaian pakar terhadap produk multimedia tersebut. Selain itu, pakar media juga memberikan beberapa saran dan masukan untuk memperbaiki multimedia yang dikembangkan. Berikut ini diuraikan data validasi dari pakar media. Rekapitulasi hasil validasi dapat dilihat pada lampiran 10 (halaman 78).

Berdasarkan tabel tersebut, validasi pertama diperoleh skor rata-rata untuk kualitas media pembelajaran 3.30 dengan kategori “cukup baik”. Dikatakan cukup baik karena media yang dikembangkan memuat aspek kejelasan dan kecepatan narasi kurang, kejelasan gambar kurang, teks cukup mudah dibaca, penggunaan dan penempatan tombol, serta petunjuk penggunaan cukup mudah digunakan. Komentar dan masukan yang diberikan yaitu gambar pada media pecah dan kurang jelas, narasi kurang jelas karena rekaman suara terlalu bising dan narasi terlalu cepat. Selain itu, pakar media memberikan masukan untuk mengganti petunjuk penggunaan media agar lebih mudah dipahami.

Kualitas modul pembelajaran memperoleh skor rata-rata 3,90 dengan

“kategori baik”. Dikatakan baik karena modul yang dikembangkan memuat tema

modul sesuai, komponen yang disajikan sudah baik, petunjuk penggunaan sudah baik, pemilihan warna, gambar, keterkaitan antar komponen sudah baik, dan teks bacaan mudah dibaca. Adapun komentar dan saran yang diberikan yaitu melengkapi komponen pembelajaran dengan menambah komponen pembelajaran yang sesuai dengan materi.

(53)

35

Dikatakan baik karena modul yang dikembangkan memuat kesepuluh aspek yang dinilai sudah baik/tepat/sesuai. Komentar dan saran terhadap modul tidak ada atau dengan kata lain tanpa revisi.

Berdasarkan kedua validasi tersebut, dapat dilihat perubahan penilaian dari tahap satu ke tahap dua. Ada beberapa aspek yang mengalami peningkatan penilaian di antaranya yaitu aspek nomer dua, tiga, lima, dan enam. Selain itu, ada beberapa aspek yang mengalami penurunan nilai di antaranya yaitu aspek nomer satu dan sembilan. Hal tersebut dikarenakan peneliti melakukan perubahan pada media bukan atas saran yang diberikan. Peneliti menganti huruf pada media terlalu besar sehingga terlihat terlalu penuh. Peneliti juga menambah kegiatan pada produk yang dikembangkan yaitu berupa penambahan materi pada pertemuan pertama dan kedua sehingga terlalu padat atau kurang ringkas.

Jadi, baik media dan modul dapat dikatakan baik artinya media dan modul layak digunakan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia kelas V semester genap.

4.3.4 Revisi Produk

Revisi dilakukan dua kali. Pada tanggal 22 Februari 2012 revisi pertama merubah produk sesuai dengan saran yang diberikan oleh pakar. Saran dan komentar yang diberikan dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.4

1. Kejelasan dan ketepatan

narasi kurang

Rekam ulang suara untuk beberapa slide yang dianggap perlu

2. Gambar pecah dan kurang

tepat dalam pemilihan

gambar

Merubah background pada

beberapa slide diantaranya pada tampilan lagu dan jawaban salah.

3. Teks dalam media kurang

besar.

Menambah tampilan baru

sebanyak tiga slide dan

memperbesar tulisan agar jelas terbaca.

4. Petunjuk penggunaan media

kurang jelas.

Memperjelas petunjuk penggunaan dan menambahkan demo petunjuk

agar lebih jelas dalam

pengoperasian media powerpoint.

5. Tombol untuk mengelink

ada yang tidak berfungsi

Memperbaiki dan mengecek

(54)

36

Modul

1. Komponen pembelajaran

kurang lengkap

Penambahan materi pada

pertemuan pertama dan kedua yaitu penambahan pertanyaan-pertanyaan yang sesuai dengan teks bacaan.

2 Kedua Media

1. Pemilihan huruf dan warna

kurang sesuai

beberapa tampilan mengalami

perubahan warna background.

2. Media yang dikembangkan

kurang ringkas. Hal tersebut

karena tulisan pada

beberapa slide terlalu besar

dan tanpa penambahan

aksen gambar jadi terlihat terlalu penuh.

Penambahan gambar pada

beberapa slide yaitu pada slide

indikator.

Berdasarkan tabel tersebut, peneliti melakukan beberapa perbaikan yang dianjurkan oleh pakar dan ada beberapa perbaikan yang dilakukan bukan atas dasar saran dan komentar yang diberikan oleh pakar. Hal itu dikarenakan peneliti merasa kurang sesuai dengan warna dan background pada powerpoint. Berikut beberapa contoh perbaikan yang dilakukan.

Ayo lestarikan keanekaragaman budaya

Indonesia

Keanekaragaman Budaya

Pembelajaran Bahasa Indonesia kelas V semester 2

Membaca

kelas V semester 2

Membaca

Ikutilah petunjuk penggunaan untuk melakukan kegiatan pembelajaran dengan mengklik tombol yang telah tersedia seperti di bawah ini!

Klik tombol ini jika kamu ingin kembali ke tampilan sebelumnya.

Klik tombol ini jika kamu ingin melanjutkan ke tampilan selanjutnya.

X

Gambar 1.3 Petunjuk penggunaan Gambar 1.4 Petunjuk penggunaan

(55)

37

Petunjuk

Klik yang ditunjuk panah kuning untuk kegiatan belajar

X

Gambar 1.5 Penambahan demo petunjuk penggunaan sesudah revisi 2. Membandingkan dua

teks dengan tema

1. Menyebutkan contoh perbuatan yang menunjukkan kepedulian terhadap keanekaragaman budaya Indonesia. 2. Membandingkan dua teks dengan tema

keanekaragaman budaya

Indikator

X

Gambar 1.6 Indikator sebelum revisi Gambar 1.7 Indikator sesudah revisi

X

3. Jawablah pertanyaan berikut ini sesuai dengan ke dua teks yang dibaca!

1. Siapa yang berlibur ke Bali?

... 2. Siapakah penari tari Kecak?

... 3. Menggambarkan tentang apakah tari Kecak?

... 4. Alat musik apakah yang digunakan oleh tari Kecak?

... 5. Mengapa tari kecak disebut sendratari?

... .

Materi

Gambar 2.0 Penambahan Materi sesudah revisi

Revisi kedua dilakukan pada tanggal 28 Maret 2012. Berikut revisi yang dilakukan sesuai dengan saran pakar.

(56)

38

2. Perubahan pada tampilan indikator dengan memberikan gambar sesuai dengan saran yang diberikan.

3. Perubahan background pada tampilan lagu. Perubahan dilakukan karena gambar pecah dan tulisan menumpuk.

4. Perubahan pada lirik lagu karena trouble lagu tidak bisa diputar. Berikut contoh perubahan yang dilakukan pada revisi kedua.

Ayo teman-teman saatnya kita bernyanyi.... BELAJAR BERHITUNG 1 2 3

BELAJAR BERNYANYI DO

Gambar 2.1 Lagu sebelum revisi Gambar 2.2 Lagu sesudah revisi

4.3.5 Data Validasi Guru Bahasa Indonesia

Validasi produk dilakukan satu kali oleh dua orang guru. Pertama, validasi dilakukan oleh FX. Sihono selaku guru Bahasa Indonesia kelas V SD Kanisius Gayam pada tanggal 27 Februari 2012. Penilaian dilakukan dengan memberikan media yang dikemas dalam bentuk CD, modul, silabus, RPP, dan angket penilaian untuk kualitas media dan modul. Penilaian memakan waktu cukup lama pada guru pertama. Karena keterbatasan waktu dan atas saran dosen pembimbing, peneliti memutuskan untuk melakukan validasi ulang dengan guru ke dua pada 15 Maret 2012 yang dilakukan oleh Yani Dharmayani selaku wali kelas VB. Beliau memiliki pengalaman di bidang kebahasaan.

Gambar

Tabel 3.5 Konversi Data Kuantitatif ke Data Kualitatif Skala Lima
Gambar Alur Pendekatan PPR (Kanisius, 2008:41)
Tabel 3.5
Tabel 4.1  Konversi Nilai Skala Lima
+7

Referensi

Dokumen terkait

Keywords: social network analysis, graph theory, knowledge management, computer science, social compu

Meningkatnya peran agama dan masyarakat dalam pembangunan KELURAHAN TUGU

Berdasarkan Hasil penelitian ketidaktepatan kode diagnosa utama maka upaya yang dapat dilakukan yaitu diharapkan petugas rekam medis sebagai pemberi kode diagnosa lebih

Kemudian ke dalam larutan ini ditambahkan 3 tetes ekstrak buah naga merah dan dititrasi dengan larutan NaOH 0,05 N sampai terbentuk perubahan warna titrat dari warna merah

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh persepsi yang ditujukan oleh pelaku bisnis di pasar Ngunut terhadap perbankan syariah. Serta Sikap dan Perilaku pelaku bisnis

Kawasan Ekonomi Khusus di Pulau Batam, Pulau Bintan, dan Pulau Karimun.. Komite Privatisasi Perusahaan

: Sejauh diketahui tidak ada peraturan nasional atau kedaerahan spesifik yang berlaku untuk produk ini (termasuk bahan-bahan produk

Elwood (2006), mengatakan bahwa potential demand merupakan suatu kekuatan yang besar menentukan suatu permintaan dan mempunyai hal yang sangat penting