• Tidak ada hasil yang ditemukan

V. PETA SOSIAL KELURAHAN MAHARATU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "V. PETA SOSIAL KELURAHAN MAHARATU"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

52

V. PETA SOSIAL KELURAHAN MAHARATU

5.1. Lokasi Kajian

Kelurahan Maharatu Kecamatan Marpoyan Damai terletak di sebelah selatan Kota Pekanbaru dan dilihat dari arah mata angin posisi wilayah hukum Kelurahan Maharatu adalah:

- Sebelah utara berbatasan dengan Kelurahan Sidomulyo.

- Sebelah selatan dengan Desa Kubang Raya Kabupaten Kampar - Sebelah timur berbatasan dengan Kelurahan Simpang Tiga - Sebelah barat berbatasan dengan Kelurahan Sidomulyo Timur.

Luas wilayah 16.982 m2. Untuk mengetahui orbitasi, jarak dan waktu tempuh dari Kelurahan Maharatu ke Ibukota Kecamatan jaraknya 3,2 km dengan waktu tempuh 5 – 7 menit, dengan ibukota Pekanbaru jaraknya 9,0 km dengan jarak tempuh 22 – 27 menit dan jarak dengan Ibukota Propinsi 9,5 km dengan jarak tempuh 25 – 30 menit dengan kondisi jalan aspal, hal ini akan memudahkan masyarakat dalam mendapatkan pelayanan pabrik dari pemerintah terutama pelayanan yang bersifat administratif.

Berdasarkan data topografi yang dimiliki, Kelurahan Maharatu mempunyai bentuk permukaan tanah yang berupa daratan dengan kemiringan 10 derajat. Disamping itu wilayah Kelurahan Maharatu mempunyai area pemukiman, Bandara (Airport), Pangkalan TNI-AU, perdagangan dan areal pertanian, penggunaan lahan tanah dapat dilihat pada tabel 5 berikut :

(2)

Tabel 5.Penggunaan Tanah Kelurahan Maharatu Tahun 2006 No. Penggunaan Tanah Luas (Ha) Persentase (%)

1. Pemukiman/perumahan 598,2 35,23

2. Perkantoran/perdagangan/

fasilitas umum 192 11,31

3. Tanah pertanian/ tanah

kosong 850 50,05

4. Pemakaman 3 0,18

5. Perkarangan 55 3,23

Jumlah 1.698,2 100

Sumber Data : Potensi Kelurahan Maharatu 2006

Berdasarkan data penggunaan areal tanah/lahan Kelurahan Maharatu diketahui bahwa luas wilayah kelurahan banyak dipergunakan sebagai areal lahan pertanian/tanah kosong seluas 850 ha (50,05 persen) dan areal pemukiman seluas 598,2 ha (35,23 persen).

5.2. Aspek Pemerintahan

Kelurahan Maharatu Kecamatan Marpoyan Damai merupakan kelurahan baru dari pemekaran kelurahan induk yakni, sebagian wilayah berasal dari Kelurahan Simpang Tiga, Kecamatan Bukit Raya dan sebagian lagi berasal dari Kelurahan Sidomulyo Timur, Kecamatan Tampan, berdasarkan Peraturan Daerah Kota Pekanbaru Nomor 4 Tahun 2003. Tanggal 23 Desember 2003 diresmikan Kelurahan Maharatu dengan 19 (sembilan belas) Rukun Warga (RW) dan 74 (tujuh puluh empat) Rukun Tetangga (RT).

5.3. Struktur Komunitas 5.3.1. Pelapisan Sosial

Sistem pelapisan sosial dalam masyarakat dapat terbentuk dengan sendirinya dalam proses pertumbuhan masyarakat itu sendiri, namun dapat pula terbentuk dengan sengaja dirancang dan disusun untuk mencapai suatu tujuan. Adanya pelapisan sosial dapat dilihat dalam bentuk kelompok-kelompok orang yang mempunyai interest tertentu. Bentuk pelapisan sosial dapat berdasarkan atas

(3)

kesamaan tujuan, kesamaan masalah, kesamaan status, kesamaan pekerjaan ataupun kesamaan lainnya. Pelapisan sosial yang ada pada masyarakat Kelurahan Maharatu didasarkan pada :

a. Agama

Masyarakat Kelurahan Maharatu tergolong masyarakat yang agamis, dalam hal ini mayoritas penduduknya beragama Islam. Masyarakat memandang tinggi dan memberikan pelapisan sosial teratas terhadap tokoh-tokoh agama (Ustadz/ulama-ulama).

Para ulama sebagai tokoh agama sekaligus tokoh masyarakat cenderung lebih banyak menggunakan pendekatan religius dalam mencermati persoalan masyarakat (umat) di Kelurahan Maharatu dalam mencari penyelesaiannya, baik itu dalam aspek penyuluhan.

b. Pekerjaan

Pelapisan sosial yang menduduki peringkat kedua setelah aspek agama di Kelurahan Maharatu adalah pekerjaan dan jenis pekerjaan yang dimiliki oleh seseorang. Berdasarkan informasi dan pengamatan, masyarakat akan lebih menghargai dan menghormati seseorang yang memiliki pekerjaan, terlebih lagi jika jenis pekerjaannya seperti PNS, ABRI, pegawai swasta di Bank, pengusaha, pengajar/guru, dan dosen. Seseorang yang memiliki jenis pekerjaan tersebut menempati posisi pelapisan sosial yang baik.

c. Pendidikan formal

Semakin tinggi jenjang pendidikan yang telah ditempuh oleh seseorang, maka makin tinggi pula posisi pelapisan sosial yang disematkan masyarakat kepadanya. Demikian pula dengan masyarakat di Kelurahan Maharatu selain aspek agama dan pekerjaan, aspek pendidikan sangat dipandang penting oleh masyarakat sebagai faktor penentu dalam sebuah pengambilan keputusan di forum-forum warga (dalam rapat-rapat RT atau RW).

(4)

5.3.2. Kepemimpinan

Berdasarkan informasi dan hasil pengamatan dari aparat Kelurahan Maharatu dan masyarakat setempat, sumber kepemimpinan yang muncul di Kelurahan Maharatu didasarkan pada:

a. Berada di mana pelapisan sosial yang dimiliki oleh pemimpin tersebut. b. Posisi apa yang saat ini sedang dijabat oleh pemimpin tersebut.

c. Adanya para pendukung yang menokohkan seseorang. d. Pada segmen mana tokoh tersebut berada.

e. Seberapa banyak asset-aset yang dimiliki pemimpin tersebut.

Berdasarkan sumber-sumber kepemimpinan yang dimiliki, melahirkan tokoh-tokoh kepemimpinan seperti; (1) Tokoh formal; (2) Tokoh agama; (3) Tokoh masyarakat; (4) Tokoh pemuda

5.3.3. Unsur Utama Pelapisan Sosial

Pelapisan sosial terjadi pada sebuah masyarakat karena adanya penghargaan terhadap aspek-aspek tertentu dalam masyarakat. Penilaian penghargaan yang lebih tinggi terhadap aspek-aspek tertentu di Kelurahan Maharatu didasarkan pada :

a. Pengetahuan agama dan aktifitas dalam kegiatan keagamaan/kemasyarakatan.

b. Pekerjaan

c. Pendidikan formal yang ditempuh d. Kekuasaan

e. Kekayaan

5.3.4. Pandangan Masyarakat Terhadap Kepemimpinan

Masyarakat Maharatu dalam memandang kepemimpinan baik formal maupun informal di Kelurahan Maharatu cukup positif. Masyarakat memberi

(5)

dukungan dan kepercayaan yang tinggi bagi pemimpin yang memiliki kepedulian terhadap masalah-masalah yang sedang dihadapi masyarakat.

Pemimpin formal pada umumnya perangkat Kelurahan yang memiliki peranan memberikan pelayanan kepada masyarakat menyangkut hal-hal yang bersifat administrasi, seperti pembuatan KTP, akte kelahiran, surat ijin mengadakan kegiatan/acara, administrasi jual-beli, surat waris, surat keterangan tidak mampu. Pada waktu-waktu tertentu aparat kelurahan juga bertanggung jawab dan berperan dalam kegiatan-kegiatan seperti istighosah, pengajian majelis ta'lim tiap bulan di Kelurahan, kegiatan Jumsih (jum'at bersih).

Kepemimpinan informal yang banyak berperan di Kelurahan Maharatu adalah tokoh-tokoh agama(Ustads/Ulama-ulama), tokoh masyarakat (Ketua LPM, sesepuh di tingkat RW, veteran dan eks. Pejuang 45), untuk tokoh kepemudaan (Ketua Karang Taruna, Remaja Masjid, dan Ketua Pemuda). Kegiatan kepemudaan melalui wadah Karang Taruna dan Organisasi Pemuda di Kelurahan Maharatu, dapat dikatakan merupakan kegiatan yang paling digemari oleh kalangan remaja di Kelurahan Maharatu dikarenakan tingginya keaktifan dan relatifitasnya. Keberadaan pemimpin informal dan pemimpin formal saling berdampingan terutama pada saat pengambilan keputusan untuk menentukan skala prioritas pembangunan yang akan diusulkan ke kecamatan dan Pemerintah Kota Pekanbaru melalui kegiatan musyawarah kelurahan.

5.3.5. Jejaring Sosial dalam Komunitas

Jejaring sosial kepemimpinan formal dalam membangun hubungan di luar komunitas dilakukan baik dengan pihak kecamatan, yaitu melalui rapat mingguan setiap satu bulan sekali. Keterkaitannya dengan pengelolaan generasi muda di Kelurahan Maharatu adalah bahwa baik pemimpin formal maupun informal bertanggung jawab dalam membina generasi muda di wilayahnya.

Jejaring sosial dibangun antara tokoh pemuda , kelompok-kelompok kepemudaan (kelompok seni, kelompok olah raga, remaja masjid, kelompok preman) dan pengusaha muda yang berhasil dan berprestasi yang ada di Kelurahan Maharatu. Jejaring kemudian dikembangkan dengan instansi pemerintah yang berada dalam komunitas, yaitu karang taruna, LPM (Lembaga

(6)

Pemberdayaan Masyarakat), sub.bidang Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan Maharatu dan sub.bidang Ekonomi Pembangunan Kelurahan Maharatu. Wujud pengembangan jejaring dalam bentuk interaksi diskusi, saran dan pendapat.

Sedangkan jejaring sosial yang dibangun dengan pihak di luar komunitas. Misalnya dengan pihak sponsor kegiatan pentas seni, Pengusaha muda daerah lain baik yang masih di lingkungan Kota Pekanbaru maupun di luar Kota Pekanbaru, Badan Pemberdayaan Masyarakat Kota Pekanbaru, Dinas Sosial Propinsi Riau, Badan Pengembangan Perpustakaan Daerah Riau, perusahaan-perusahaan di wilayah Kota Pekanbaru dan kota/kabupaten lainnya

5.4. Organisasi dan Kelembagaan 5.4.1. Lembaga Kemasyarakatan

Kelurahan Maharatu sebagi kelurahan yang relatif luas dan berpotensi memiliki berbagai bentuk kelembagaan yang telah tumbuh dan berkembang dengan baik. Lembaga-lembaga tersebut terbagi dalam Kelembagaan Politik yang terdiri dari Badan Perwakilan kelurahan (BPK), beberapa Partai Politik seperti Golongan Karya, PDI P, PKB, PAN, PKS dan PPP. Kelembagaan Pemerintah seperti : Pemerintahan kelurahan, Pusat Kesehatan Masyarakat Pembantu, PPL, Pengamat perairan, Sekolah Dasar dan SMP. antara lain : Pemerintahan Kelurahan, Badan Perwakilan Kelurahan (BPK), Pendidikan Kesejahteraan Keluarga (PKK), Puskesmas Pembantu, Poliklinik Kelurahan (Polindes), Lembaga Pendidikan TK, SD, SMP. Sedangkan kelembagaan Sosial terdiri dari : PKK, Posyandu, PPKBD, Sub PPKBD, Yasinan, Modin, Rukun Kematian, Keluarga miskinIndonesia.

Di samping Kelembagaan di atas, dalam rangka mendukung dan mengembangkan masyarakat telah terbentuk beberapa lembaga ekonomi masyarakat yang meliputi : Kelompok Usaha Bersama (KUBE), Tempat Pelayanan Simpan Pinjam (TPSP), Inpres kelurahan Tertinggal, Arisan lingkungan (Arisan sembako), UP2K-PKK, UPPKS, Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM).

Kelurahan Maharatu melangsungkan berbagai kegiatan kemasyarakatan. Keberadaan kelembagaan di masyarakat sangat berarti bagi proses kehidupan

(7)

masyarakat. Lembaga-lembaga kemasyarakatan di Kelurahan Maharatu berjalan baik. Hal ini ditunjukkan dengan terjadinya koordinasi dengan pemerintah Kelurahan maupun antar kelompok atau lembaga lainnya, sehingga tidak menimbulkan prasangka negatif, konflik, atau pertentangan. Dalam setiap kegiatannya, lembaga-lembaga tersebut menunjukkan sifat keakraban dan kegotong-royongan dengan baik: sehingga di antara lembaga saling dapat

tolong-menolong untuk keberhasilan program pembangunan kelurahan. Dalam hai ini juga ditunjukkan dengan tingkat partisipasi masyarakat yang tinggi.

Kelompok Usaha Bersama (KUBE) usaha kebun sayur bagi keluarga miskin merupakan KUBE yang dibentuk atas dasar dari, oleh, dan untuk masyarakat. KUBE tersebut terbentuk sejak tahun 2001 yaitu sebanyak empat kelompok KUBE yang berlokasi di Rey 5 atau RT 1 Kelurahan Maharatu, di mana dalam setiap kelompok terdiri dari 5 sampai 7 anggota. Sampai sekarang telah tercatat sebanyak 24 orang atau keluarga miskin telah tergabung dalam KUBE Tersebut. Bahwa dengan memperhatikan kondisi kemiskinan yang ada di kelurahan serta melihat peluang usaha ke depan maka keluarga miskin berinisiatif membentuk KUBE tersebut.

Kelembagaan yang telah terbentuk selama ini di Kelurahan Maharatu dapat dilihat pada tabel 6.

(8)

Tabel 6. Nama-nama Kelompok Tani, Kelompok P4K dan Kelompok P2WKSS di Kelurahan Maharatu, Kota Pekanbaru.

No. Nama Kelompok Jml Anggota (org)

Kegiatan

Usaha Instansi Pembina

1 2 4 5 6 A. Kelompok Tani: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10 11. 12. 13. 14. 15. SPP-SPMA I SPP-SPMA II SPP-SPMA III SPP-SPMA IV SPP-SPMA V Mustang I Mustang II Kartama Jaya Karya Nyata Panca Karya Makmur Jaya Rukun Sayur Sayur Daun Lebar Suka Makmur I Suka Makmur II 5 5 5 5 5 10 10 5 19 (3 P. eksport) 22 23 7 13 33 30 Tanam Sayur Tanam Sayur Tanam Sayur Tanam Sayur Tanam Sayur Tanam Sayur Tanam Sayur Tanam Sayur Tanam Sayur Tanam Sayur Tanam Sayur Tanam Sayur Tanam Sayur Tanam Sayur Tanam Sayur Kantor Pusat Informasi Penyuluhan Terpadu (KPIPT) Kota Pekanbaru 187 B. Kelompok P4K 1. 2. Bayan Manyar 12 12 Industri RT, Usaha Kecil dan Tani Sayur Industri RT, Usaha Kecil dan Tani Sayur

KPIPT Kota Pekanbaru 24 C. Kelompok P2WKSS 1. Maharatu 30 Industri RT, Usaha Kecil dan Tani Sayur

Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga Berencana (BPMKB) Kota Pekanbaru 30

D. KUBE 63 Tanam Sayur Dinas Sosial

24

JUMLAH 265

Catatan :

P4K : Pembinaan Peningkatan Pendapatan Petani Nelayan Kecil P2WKSS : Peningkatan Peranan Wanita Menuju Keluarga Sehat Sejahtera

(9)

5.4.2. Fungsi Kontrol Sosial Lembaga

Lembaga-lembaga kemasyarakatan dalam menjalankan fungsi dan peranannya dikontrol berdasarkan acuan norma-norma, aturan-aturan dan nilai-nilai agama. Apabila terjadi hal-hal yang menyimpang biasanya akan muncul teguran, saran dan arahan dari tokoh agama dan para penyuluh jika sudah sangat meresahkan Masyarakat, maka akan dibahas di forum kelembagaan tersebut dan apabila tidak ada penyelesaian baru dibawa ke forum Rapat Kelurahan.

Berdasarkan informasi yang diperoleh baik dari aparat maupun masyarakat, di Kelurahan Maharatu sejauh ini hubungan sosial antara kelompok cenderung bersifat kompetitif dalam pelaksanaan kegiatan meskipun, tidak terdapat konflik sosial atau pertentangan yang mengarah pada proses perpecahan. LPM yang mestinya sebagai wadah aspirasi masyarakat dalam rangka pembangunan daerah pada kenyataannya belum optimal.

5.5. Sumber Daya Lokal dan Modal

Seperti halnya di wilayah urban pada umumnya, perbandingan antara daya dukung layanan ekologis dengan kepadatan populasi di wilayah Kelurahan Maharatu cukup mengkhawatirkan. Masalah pengelolaan sampah perkotaan, masalah sanitasi lingkungan, alih fungsi lahan pertanian ke pemukiman, dan minimnya jalur hijau, ke semua itu merupakan masalah klasik mismanajemen tata kota di Indonesia. Dalam hal ini masyarakat banyak mengalami kesulitan dalam mengakses sistem sumber daya yang terdapat di lingkungannya (lokal). Diperburuk dengan permasalahan sosial yang mengemuka dan lahir dari masalah pemerataan pembangunan ekonomi, masyarakat dan pemerintah luput untuk memahami krusialitas permasalahan daya dukung ekosistem wilayahnya.

Modal terkait dengan modal ekonomi dan modal sosial yang dimiliki masyarakat. Modal ekonomi menyangkut aset produksi yang dimiliki oleh para pelaksana kegiatan ekonomi lokal (Kelompok Tani, P4K dan P2WKSS, KUBE) serta dana bagi investasi. Akses penduduk terhadap modal dan upaya-upaya pengembangan usaha difasilitasi melalui bantuan dari pihak pemerintah (Pusat,

(10)

Provinsi) berupa bantuan Koperasi sarana produksi, simpan pinjam dan Badan Kredit.

Sedangkan modal sosial yang dimiliki oleh masyarakat Kelurahan Maharatu adalah berupa perkumpulan dan kelompok-kelompok yang terbentuk karena adanya kepercayaan, kerjasama, dan jaringan kerja yang terbentuk dengan seperti Kelompok Tani, P4K dan P2WKSS arisan, KUBE, Pakem (panitia kemitraan) Kelurahan Maharatu, perkumpulan tukang ojeg motor, kelompok ibu-ibu pengajian. Nilai-nilai kegotong-royongan dan kepedulian sosial masyarakat Maharatu masih cukup tinggi, demi untuk tidak menyinggung sekelompok masyarakat yang tidak mampu maka digunakan istilah "Kaum Dhu'afa" bukan masyarakat miskin/orang miskin. Dengan demikian masyarakat yang kurang mampu tersebut juga tidak merasa menjadi golongan yang terpinggirkan dan harus dikasihani.

5.6. Masalah Sosial

Masalah sosial adalah suatu kondisi yang berada di dalam masyarakat, yang karena sesuatu hal mereka tidak dapat melaksanakan fungsi dan perannya dalam kehidupan bermasyarakat, sehingga perlu ditumbuhkan potensi dirinya supaya dapat mengatasi hambatan yang ada melalui program aksi sosial yang dilakukan secara kolektif.

Di kelurahan Maharatu penyandang masalah sosial dilihat dari penduduk yang cacat mental dan fisik tidak ada, tetapi penyandang masalah sosial dilihat dari aspek lainnya dapat tergambar pada tabel 7.

Tabel 7. Data Penyandang Masalah Sosial di Kelurahan Maharatu Tahun 2006

No. Jenis masalah sosial Jumlah

1. Penduduk buta huruf 4 orang

2. Pengangguran 871 orang

3. Keluarga pra sejahtera / miskin 15 KK

4. Lansia 1.237 orang

Sumber : Data potensi SDA Kelurahan Maharatu Tahun 2006.

Dari data tersebut di atas terlihat tingkat pengangguran di Kelurahan Maharatu cukup tinggi, yakni 871 orang. Hal ini dampak dari tidak

(11)

berproduksinya ( tutup ) perusahaan pengolahan kayu yang ada di Kelurahan Maharatu, akibat tidak adanya bahan kayu karena intensifnya pemberantasan

illegal logging oleh aparat keamanan, sebahagian lagi ada yang beralih profesi

menjadi petani sayur yang menggarap lahan orang lain yang tidak dimanfaatkan yang lazim disebut petani penggarap.

5.7. Kependudukan

Data kependudukan Kelurahan Maharatu Tahun 2006 jumlah penduduknya 27.382 jiwa yang terdiri dari laki-laki 14.482 dan penduduk perempuan 12.900 jiwa. Kepadatan penduduk kelurahan Maharatu berkisar 161 jiwa per hektar atau 7.566 jiwa per Kilometer persegi. komposisi penduduk berdasarkan umur dan jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Komposisi Penduduk Kelurahan Maharatu Berdasarkan Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Tahun 2006

No. Kelompok Umur (Tahun)

Jenis Kelamin Jumlah Jiwa Persentase (%) Laki-laki Perempuan 1 2 3 4 5 6 1. 0 – 4 914 1.023 1.937 7,07 2. 5 – 9 1.048 1.106 2.154 7,86 3. 10 – 14 1.832 1.866 3.698 13,50 4. 15 – 19 1.772 1.438 3.210 11,72 5. 20 – 24 2.287 1.257 3.544 12,94 6. 25 – 29 828 789 1.617 5,90 7. 30 – 34 1.012 888 1.900 6,94 8. 35 – 39 983 900 1.883 6,88 9. 40 – 44 939 879 1.818 6,64 10. 45 – 49 883 836 1.719 6,28 11. 50 – 54 817 773 1.590 5,80 12. 55 – 59 583 492 1.075 3,95 13. 60 – 64 311 362 673 2,46 14. 65 + 273 291 564 2,06 Jumlah 14.482 12.900 27.382 100%

(12)

Apabila digambarkan dalam bentuk piramida penduduk maka jumlah penduduk Kelurahan Maharatu berdasarkan kelompok umur dan jenis kelamin dapat dilihat pada gambar 3.

Keterangan : 1 : 500 orang : Laki-laki

: Perempuan

Gambar 3. Piramida penduduk Kelurahan Maharatu Tahun 2006

Berdasarkan bentuk piramida penduduk yang melebar pada bagian bawah piramida, untuk penduduk laki-laki maupun perempuan menunjukkan bahwa angka kelahiran masih tergolong cukup tinggi.

Berkaitan dengan perubahan kelahiran dan kematian, perserikatan bangsa-bangsa mengkategorikan penduduk dalam tipe-tipe berikut :

a. Kelahiran tinggi – kematian tinggi

b. Kelahiran tinggi – kematian cukup tinggi/sedang menurun c. Kelahiran tinggi – kematian rendah

d. Kelahiran sedang menurun – kematian rendah e. Kelahiran rendah – kematian rendah

(13)

Jika diterapkan pada konteks komposisi penduduk Kelurahan Maharatu, maka kelurahan ini termasuk ke dalam tipe “kelahiran tinggi dengan tingkat kematian rendah”.

Bentuk piramida yang mengerucut ke atas menunjukkan bahwa penduduk Kelurahan Maharatu merupakan penduduk muda dengan sebagian besar berada pada usia muda. Perimbangan antara jumlah penduduk laki-laki dengan jumlah penduduk perempuan di Kelurahan Maharatu dapat diketahui dengan menggunakan ukuran Rasio Jenis Kelamin, pada tahun 2006 diperoleh Rasio jenis kelamin adalah 112. Hal ini berarti bahwa setiap 100 orang perempuan terdapat 112 laki-laki, hal ini melihatkan pola mortalitas dan migrasi laki-laki juga lebih tinggi dari perempuan.

Besarnya Rasio Beban Tanggungan (RBT) penduduk merupakan perbandingan antara banyaknya penduduk yang tidak produktif (usia dibawah 15 tahun dan usia 65 tahun ke atas), dengan banyaknya penduduk usia produktif (usia 15 – 64 tahun).

Rasio beban tanggungan penduduk Kelurahan Maharatu adalah sebesar 44, yang berarti bahwa setiap 100 orang penduduk menanggung 44 orang penduduk yang tidak produktif. Dari perbandingan ini dapat diketahui bahwa jumlah pengangguran di Kelurahan Maharatu masih banyak.

Jumlah penduduk yang termasuk usia angkatan kerja sangat besar. Sebagai contoh pada rentang usia angkatan kerja 20 tahun sampai 24 tahun saja jumlahnya sebesar 3.544 jiwa (12,94 persen). Hal ini menunjukkan bahwa terdapat potensi yang besar pada ketersediaan angkatan kerja apabila ditunjang dengan tersedianya lapangan kerja serta pendidikan yang memadai, sedangkan Jumlah penduduk usia produktif yaitu antara usia 15 - 44 tahun menunjuk-kan jumlah yang cukup besar, yaitu 13.972 jiwa (51,03 persen). Hal ini menjadikan peluang yang cukup tinggi untuk bertambahnya angka kelahiran (fertilitas) di Kelurahan Maharatu, dan jumlah usia kerja digunakan untuk menilai apakah seseorang merupakan angkatan kerja atau bukan angkatan kerja, dipakai sebagai batas usia adalah 15 - 64 tahun. Jumlah penduduk usia kerja di Kelurahan Maharatu adalah sebanyak 69,49 persen atau 19.029 jiwa.

(14)

Pertumbuhan penduduk merupakan keseimbangan yang dinamis antara kekuatan - kekuatan yang menambah dan kekuatan - kekuatan yang mengurangi jumlah penduduk. Secara kontinyu penduduk akan dipengaruhi oleh jumlah bayi yang lahir (menambah jumlah penduduk, tetapi dalam waktu yang bersamaan pula akan dikurangi oleh jumlah mortalitas yang terjadi pada semua golongan umur. Migrasi juga berperan dalam menambah dan melindungi jumlah penduduk. Komposisi jumlah penduduk berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9. Komposisi Penduduk Kelurahan Maharatu Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tahun 2006

No. Tingkat Pendidikan Jumlah (jiwa) Prosentase (%)

1 Belum sekolah 2.212 8,08

2 Usia 7 - 45 tahun tidak pernah sekolah 14 0,05 3 Pernah sekolah SD tetapi tidak tamat 943 3,44

4 Tamat SD / sederajat 3.080 11,25 5 SLTP / sederajat 3.581 13,08 6 SLTA / Sederajat 4.245 15,50 7 D-1 105 0,38 8 D-2 129 0,47 9 D-3 6.395 23,35 10 S-1 6.625 24,19 11 S-2 45 0,17 12 S-3 8 0,03 Jumlah 27.382 100

Sumber : Profit Kelurahan Maharatu tahun 2006

Berdasarkan tabel di atas, tingkat pendidikan penduduk Kelurahan Maharatu termasuk pada kategori sedang, karena jumlah penduduk yang belum sekolah, tidak pernah sekolah serta yang tidak tamat SD dan tamat SD berjumlah 6.249 orang atau 22,82 persen Sedangkan untuk penduduk yang tamat SLTP 13,08 persen dan SLTA 15,50 persen, dan penduduk yang berpendidikan di atas SLTA/ sederajat (perguruan tinggi) sebesar 13.307 jiwa (48,60 persen).

(15)

5.8. Sistim Ekonomi

Mata pencaharian pokok penduduk Kelurahan Maharatu sangat heterogen, sebagaimana ditunjukkan dalam tabel 10.

Tabel 10. Komposisi Penduduk Kelurahan Maharatu Berdasarkan Mata Pencaharian Tahun 2006

No. Jenis Mata Pencarian Jumlah (Jiwa) Persentase (%)

1 Petani 1356 24,50

2 Pengrajin / Industri Kecil 6 0,10

3 Buruh Industri Besar 1497 27,04

4 Buruh Bangunan 354 6,39 5 Pedagang 215 3,88 6 Pengangkutan 55 1,00 7 PNS 795 14,36 8 TNI/Polri 1231 22,24 9 Dokter 5 0,09 10 Peternak 12 0,22 11 Pengusaha 10 0,18 Jumlah 5.536 100

Sumber : Ekspose Potensi Kelurahan Maharatu 2006

Dari data tabel 7 diketahui bahwa Penduduk Kelurahan Maharatu mempunyai mata pencaharian terbesar sebagai buruh terutama sebagai buruh di industri besar sebesar 1.497 jiwa (27,04 pesen) sedangkan Peringkat kedua adalah petani terutama petani sayur sebesar 1.356 jiwa (24,50 persen) dan sebahagian lagi banyak bekerja sebagai TNI/Polri serta PNS. Banyaknya penduduk yang bekerja sebagai TNI/Polri disebabkan di Kelurahan Maharatu terdapat asrama dan markas TNI AU.

Jenis usaha lain di Kelurahan Maharatu adalah banyaknya usaha ekonomi lokal, berikut data kelembagaan ekonomi masyarakat tahun 2006 dapat dilihat pada tabel 11.

(16)

Tabel 11. Jumlah Lembaga Ekonomi/Jenis Usaha Kelurahan Maharatu Tahun 2006

No. Lembaga Ekonomi/jenis usaha Jumlah (buah)

1. Koperasi 1 2. Industri Makanan 2 3. Industri Kerajinan 5 4. Industri Pakaian 5 5. Industri Mebel 22 6. Usaha Perdagangan 95 7. Waning Makan 97 8. Kios Kelontong 79 9. Bengkel 38 10. Kelompok tani, P4K, P2WKSS 11

11 Percetakan dan Sablon 3

Jumlah 358

Sumber : Ekspose Potensi Kelurahan Maharatu 2006

Dengan beragam dan banyaknya jenis usaha ekonomi lokal yang berjumlah 358 buah di Kelurahan Maharatu tersebut sebenarnya dapat mengurangi tingkat kemiskinan di Kelurahan Maharatu. Akan tetapi, pada kenyataannya masalah permodalan dan pemasaran lagi-lagi menjadi kendala, dibarengi tingginya tingkat persaingan diantara para pelaku ekonomi lokal.

Gambar

Tabel 5.Penggunaan Tanah Kelurahan Maharatu Tahun 2006  No.  Penggunaan Tanah  Luas (Ha)  Persentase (%)
Tabel 6.  Nama-nama Kelompok Tani, Kelompok P4K dan Kelompok P2WKSS   di Kelurahan Maharatu, Kota Pekanbaru
Tabel 8.    Komposisi Penduduk Kelurahan Maharatu Berdasarkan Kelompok  Umur dan Jenis Kelamin Tahun 2006
Gambar 3. Piramida penduduk Kelurahan Maharatu Tahun 2006
+4

Referensi

Dokumen terkait

Dalam Pemberdayaan masyarakat fakir miskin melalui kelompok usaha bersama (KUBE) di Kecamatan Bintan Timur oleh Dinas Sosial Kabupaten Bintan sudah melakukan motivasi dengan

KUBE adalah kelompok warga atau keluarga binaan yang dibentuk warga atau keluarga yang telah dibina melalui proses kegiatan pemberdayaan masyarakat untuk melaksanakan

bahwa dalam rangka pelaksanaan Bantuan Modal Usaha bagi Keluarga Binaan Sosial Program Pemberdayaan Fakir Miskin melalui pola pengembangan terpadu Kelompok Usaha Bersama (KUBE)

Kelompok Usaha Bersama (KUBE) adalah wadah usaha bagi para keluarga binaan sosial yang dibentuk oleh, dari dan untuk mereka sendiri yang dibina melalui

Demikian pula dengan program pemberdayaan masyarakat miskin melalui program kelompok usaha bersama fakir miskin (KUBE-FM) yang menjadi salah satu upaya pemerintah

Kelompok Usaha Bersama (KUBE) adalah kelompok warga atau keluarga binaan sosial yang dibentuk oleh warga atau keluarga binaan sosial yang telah dibina melalui proses kegiatan

Melalui kube masyarakat miskin yang sangat lemah dan rentan dapat saling bahu membahu dalam meningkatkan dan mengembangkan usaha.7 Pemerintah memberikan dana bantuan kepada masyarakat

Kelompok Usaha Bersama juga diartikan sebagai himpunan dari keluarga yang tergolong miskin yang dibentuk, tumbuh, dan berkembang atas dasar prakarsanya sendiri, saling berinteraksi, dan