STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG MEDIA INFORMASI SEKS PRANIKAH DI SMA DOMINIKUS WONOSARI
GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Ahli Madya Kebidanan Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta
FRANSISKA ANNA WIDYANINGRUM 1113059
PROGRAM STUDI KEBIDANAN (D-3) SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
JENDERAL ACHMAD YANI YOGYAKARTA
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
iv
KATA PENGANTAR Salam Damai Kristus
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan berkat dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Tingkat Pengetahuan Pengetahuan Remaja tentang Media Informasi Seks Pranikah di SMA Dominikus Wonosari Gunungkidul Yogyakarta”.
Karya Tulis Ilmiah ini telah dapat diselesaikan atas bimbingan, arahan dan bantuan berbagai pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, dan pada kesempatan ini penulis dengan rendah hati mengucapkan terima kasih dengan setulus-tulusnya kepada :
1. Bapak Kuswanto Hardjo,dr.,M.Kes selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal A. Yani Yogyakarta.
2. Ibu Reni Merta Kusuma, M.keb selaku Ketua Program Studi Kebidanan (D-3) Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal A. Yani Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menyusun proposal ini.
3. Ibu Elvika Fit A.Shanty, S.ST., M.Kes selaku pembimbing penulis yang telah mencurahkan segenap waktu dan pikiran untuk memberikan bimbingan, mengarahkan dan memberi masukan kepada penulis dengan baik.
4. Ibu Ekawati, S.SiT., M.Kes selaku dosen penguji karya tulis ilmiah yang sudah bersedia meluangkan waktunya.
5. Kepala Sekolah SMA Dominikus Wonosari yang telah bersedia memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di SMA tersebut.
6. Orang Tua yang tidak pernah berhenti memberikan doa dan dukungan kepada penulis, serta
7. Semua pihak yang memberikan bantuan baik langsung maupun tidak langsung yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu.
Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk kemajuan dan perbaikan karya tulis ilmiah ini. Semoga karya tulis ilmiah ini berguna bagi semua pihak.
Yogyakarta, Agustus 2016
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
v DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL………. i HALAMAN PENGESAHAN………... ii PERNYATAAN……… iii KATA PENGANTAR………... iv DAFTAR ISI……….. v DAFTAR TABEL……….. viDAFTAR GAMBAR………. vii
DAFTAR LAMPIRAN……….. viii
INTISARI……….. ix ABSTRACK……… x BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang………... 01 B. Rumusan Masalah……….. 04 C. Tujuan Penelitian………... 04 D. Manfaat Penelitian ……… 05 E. Keaslian Penelitian ………... 06
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori……….. 07
B. Kerangka Teori……….. 21
C. Kerangka Konsep Penelitian………. 22
D. Pertanyaan Penelitian……… 22
BAB III METODE PENELITIAN A. Rencana Penelitian….……….. 23
B. Lokasi dan Waktu Penelitian………. 23
C. Subyek Penelitian....……….. 23
D. Variabel Penelitian……… 24
E. Definisi Operasional……….. 24
F. Alat dan Metode Pengumpulan Data………. 25
G. Validitas………..………... 27
H. Metode Pengolahan Data dan Analisis Data………. 29
I. Etika Penelitian……….. 32
J. Pelaksanaan Penelitian………... 33
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian……….. 36
B. Pembahasan……….... 40
C. Keterbatasan Penelitian……….. 44
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan……… 45
B. Saran……….. 45
DAFTAR PUSTAKA………... 47 LAMPIRAN
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1. Keaslian Penelitian
Tabel 2.1. Tanda-Tanda Seks Sekunder
Tabel 2.2. Karakteristik Media Cetak dan Media Elektronik Tabel 3.1. Definisi Operasional
Tabel 3.2. Kisi-Kisi Kuisioner
Tabel 4.1. Jumlah Peserta Didik Tahun 2016/2017
Tabel 4.2. Ditribusi Frekuensi Berdasarkan Karakteristik Responden
Tabel 4.3. Ditribusi Frekuensi Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Remaja tentang Media Informasi Seks Pranikah
Tabel 4.4. Ditribusi Frekuensi Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Remaja tentang Pengertian Media Informasi Seks Pranikah
Tabel 4.5. Ditribusi Frekuensi Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Remaja tentang Peranan Media Informasi Seks Pranikah
Tabel 4.6. Ditribusi Frekuensi Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Remaja tentang Dampak Media Informasi Seks Pranikah
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Teori
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 01 Jadwal Penyusunan KTI Lampiran 02 Informed Consent Lampiran 03 Kuesioner Penelitian Lampiran 04 Master Tabel Uji Validitas Lampiran 05 Hasil Uji Validitas
Lampiran 06 Hasil Reliabilitas
Lampiran 07 Master Tabel Karakteristik Responden Lampiran 08 Master Tabel Penelitian
Lampiran 09 Frekuensi Tabel Hasil Penelitian Lampiran 10 Surat Izin Studi Pendahuluan Lampiran 11 Surat Balasan Studi Pendahuluan Lampiran 12 Surat Izin Uji Validitas
Lampiran 13 Surat Balasan Uji Validitas Lampiran 14 Surat Izin Penelitian
Lampiran 15 Surat Balasan Izin Penelitian Lampiran 16 Lembar Bimbingan
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
ix
TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG MEDIA INFORMASI SEKS PRANIKAH DI SMA DOMINIKUS WONOSARI
GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA
Fransiska Anna Widyaningrum1, Elvika Fit Ari Shanty2
INTISARI
Latar Belakang : Angka kejadian seks pranikah di Gunungkidul terus meningkat
dari tahun 2013 sebanyak 65 kasus (21,59%), menjadi 74 kasus (24,59%) pada tahun 2014, dan semakin meningkat pada tahun 2015 sebanyak 162 kasus (53,82%). Permasalahan seksualitas remaja muncul karena adanya salah satu faktor yaitu penyebaran informasi dan rangsangan melalui media massa dan tekhnologi canggih. Hasil studi pendahuluan terdapat 5 remaja (14,70%) dari 15 remaja (44,11%) yang pernah mencari informasi tentang seks melalui media elektronik tanpa mengetahui peranan serta dampak dari kegunaan media informasi.
Tujuan Penelitian : Diketahuinya tingkat pengetahuan remaja tentang media
informasi seks pranikah di SMA Dominikus Wonosari Gunungkidul Yogyakarta.
Metode Penelitian : Rancangan penelitian yang digunakan adalah deskriptif
kuantitaif dengan pendekatan cross-sectional. Jumlah sampel yang digunakan sebagai responden adalah 34 responden, dengan teknik pengambilan sampel menggunakan sampel jenuh. Analisis data yang digunakan adalah analisis
univariat.
Hasil : Tingkat pengetahuan remaja tentang media informasi seks pranikah dalam
kategori baik sebanyak 23 responden (67.6%).
Kesimpulan : Gambaran tingkat pengetahuan remaja tentang media informasi
seks pranikah di SMA Dominikus Wonosari Gunungkidul Yogyakarta dalam kategori tingkat pengetahuan baik dan tidak ada responden dengan kategori tingkat pengetahuan kurang.
Kata Kunci : Pengetahuan remaja, Media Informasi Seks Pranikah. 1Mahasiswa Kebidanan Stikes Jend. A. Yani Yogyakarta
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
x
THE ADOLESCENTS' KNOWLEDGE LEVEL ABOUT PRE-MARITAL SEX INFORMATION MEDIA IN DOMINIKUS SENIOR HIGH SCHOOL
OF WONOSARI, GUNUNGKIDUL, YOGYAKARTA
Fransiska Anna Widyaningrum1, Elvika Fit Ari Shanty2
ABSTRACT
Background : The rate of pre-marital sex cases in Gunungkidul remains
escalating since 2013 as many as 65 cases (21,59%) up to 74 cases (24,59%) in 2014 and turns much higher in 2015 as many as 162 cases (53,82%). Problem of sexuality among adolescents emerges due to several factors which are information dissemination and mass media stimulation and advanced technology. The result of preliminary study found out 5 adolescents (14,70%) out of 15 adolescents (44,11%) who ever searched information about sex through electronic media without any knowledge about the role and the effect of information media function.
Objective : To investigate The Adolescents' Knowledge Level about Pre-Marital
Sex Information Media in Dominikus Senior High School of Wonosari, Gunungkidul, Yogyakarta
Method : The study design was descriptive and quantitative with cross sectional approach. The number of samples was 34 respondents selected through total sampling technique. Data analysis applied univariate analysis.
Result : The adolescents' knowledge level about of pre-marital sex information
media was in good category as many as 23 respondents (67,6%).
Conclusion : The description of The Adolescents' Knowledge Level about Media
of Pre-Marital Sex Information media in Dominikus Senior High School of Wonosari, Gunungkidul, Yogyakarta, was in good category and there was no respondents of poor knowledge category.
Keywords : Adolescents' Knowledge, Pre-Marital Sex Information Media.
1A student of D3 Midwifery Study Program in Jenderal Achmad Yani School of
Health Science of Yogyakarta
2A counseling lecturer of D3 Midwifery Study Program in Jenderal Achmad Yani
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar BelakangIndonesia merupakan satu Negara yang persentase pernikahan usia mudanya cukup tinggi dan menduduki rangking ke-37 di dunia. Tertinggi kedua di ASEAN setelah Kamboja. Perempuan muda di Indonesia yang menikah di usia 10-14 tahun sebanyak 0,2% atau lebih dari 22.000 wanita setiap tahunnya. Beberapa penyebab terjadinya pernikahan dini adalah pendidikan rendah, kebutuhan ekonomi, kultur nikah muda (budaya), dan seks bebas di kalangan remaja (BKKBN, 2012).
Gunungkidul merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dengan jumlah penduduk 698.825 jiwa yang tersebar di 18 kecamatan dan 144 desa berdasarkan sensus penduduk 2010, dan jumlah penduduk terbanyak yaitu Kecamatan Wonosari dengan 81.493 jiwa. Berdasarkan golongan umur, penduduk remaja di Gunungkidul sendiri memiliki angka yang cukup tinggi dengan jumlah 97.330 jiwa (BPS Gunungkidul, 2015). Berdasarkan data dari Kementrian Agama Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) 2015, Gunungkidul merupakan salah satu Kabupaten yang memiliki persentase pernikahan dini tertinggi di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yaitu sebanyak 47,54% atau 184 kasus.
Permasalahan seksual remaja di Gunungkidul yang semakin meningkat dari tahun ke tahun adalah kehamilan tidak diinginkan pada remaja dan seks pranikah. Angka kejadian kehamilan tidak diinginkan (KTD) mencapai 236
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
2
kasus dari 1.241 kasus, sekaligus menjadi kasus dengan angka kejadian tertinggi dibandingkan dengan kasus lain. Angka kejadian kehamilan tidak diinginkan di Gunungkidul sendiri semakin meningkat, yaitu pada tahun 2013 angka kejadian KTD terdapat 68 kasus, dan ada 80 kasus pada tahun 2014, sedangkan pada tahun 2015 meningkat sangat banyak yaitu mencapai 236 kasus. Angka kejadian seks pranikah di Gunungkidul juga meningkat dari tahun 2013 sampai 2015. Pada tahun 2013 angka kejadian mencapai 65 kasus, dan 74 kasus pada tahun 2014, sedangkan pada tahun 2015 meningkat menjadi 162 kasus (Dinkes Gunungkidul, 2015).
Ada beberapa faktor yang dianggap berperan munculnya permasalahan seksual pada remaja yaitu : 1) Penyebaran informasi dan rangsangan melalui media massa dan teknologi canggih. Misalnya telepon genggam yang mudah mengakses internet seperti video porno, gambar-gambar porno. 2) Orang tua, karena ketidaktahuan maupun sikap oang tua yang masih menabukan pembicaraan mengenai seksual dengan anak, menjadikan orang tua tidak terbuka pada anak dan cenderung membuat jarak dengan anak dalam masalah ini. 3) Perubahan-perubahan hormonal yang meningkatkan hasrat seksual remaja. Peningkatan hormon ini menyebabkan remaja membutuhkan penyaluran dalam bentuk perilaku tertentu. 4) Penyaluran hasrat seksual remaja tidak dapat segera dilakukan karena penundaan usia perkawinan dengan adanya undang-undang perkawinan (Irianto, 2015).
Kurangnya informasi pengetahuan dan pemahaman remaja mengenai kesehatan reproduksi seksual. Umumnya, anak-anak memasuki usia remaja tanpa
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
3
memiliki pengetahuan memadai tentang seks. Bahkan, selama remaja menjalin hubungan (berpacaran), informasi yang mereka dapat cenderung salah. Sikap menabukan seks pada remaja hanya akan mengurangi kemungkinan mereka untuk membicarakannya secara terbuka, tetapi tidak mencegah mereka untuk melakukan hubungan seks (Irianti, 2010).
SMA Dominikus Wonosari Gunungkidul merupakan cakupan dari Puskesmas Wonosari II. SMA Dominikus Wonosari Gunungkidul belum pernah mendapatkan penyuluhan dari tenaga kesehatan tentang kesehatan reproduksi yang berkaitan dengan media informasi seks pranikah. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 30 April 2016 di SMA Dominikus Wonosari dengan jumlah 34 remaja kelas X pada semester akhir tahun ajaran. Hasil dari wawancara pada 15 remaja atau 44,11% ,diantaranya didapatkan 8 remaja (23,52%) kurang mengetahui tentang media informasi, dan mereka mengatakan bahwa mereka belum pernah mengakses internet ataupun menggunakan gadget yang dimiliki untuk mencari informasi tentang seks sedangkan 5 remaja lainnya (14,70%) cukup mengetahui tentang media informasi bahkan mengatakan pernah mencari informasi tentang seks melalui gadget untuk mengakses internet dan melihat video porno, tapi mereka belum pernah melakukan seks, dan 2 remaja yang lain (5,88%) sangat mengetahui tentang media informasi,mereka mengatakan bahwa untuk mendapatkan informasi tentang seks mereka bisa mendapatkan melalui internet, bisa juga melalui media yang lain seperti video porno, televisi, buku-buku tentang seks, koran atau surat kabar, dan gambar-gambar porno tetapi mereka tidak berani untuk melakukan seks.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
4
Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai tingkat pengetahuan remaja tentang media informasi seks pranikah di SMA Dominikus Wonosari Gunungkidul Yogyakarta.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dapat diambil rumusan masalah “Bagaimanakah tingkat pengetahuan remaja tentang media informasi seks pranikah di SMA Dominikus Wonosari Gunungkidul Yogyakarta pada tahun 2016?”.
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum
Diketahuinya tingkat pengetahuan remaja tentang media informasi seks pranikah di SMA Dominikus Wonosari Gunungkidul Yogyakarta pada tahun 2016.
2. Tujuan Khusus
a. Diketahuinya tingkat pengetahuan remaja tentang pengertian media informasi seks pranikah di SMA Dominikus Wonosari Gunungkidul Yogyakarta pada tahun 2016.
b. Diketahuinya tingkat pengetahuan remaja tentang peranan media informasi seks pranikah di SMA Dominikus Wonosari Gunungkidul Yogyakarta pada tahun 2016.
c. Diketahuinya tingkat pengetahuan remaja tentang dampak media informasi seks pranikah di SMA Dominikus Wonosari Gunungkidul Yogyakarta pada tahun 2016.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
5
D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk menambah wawasan, memperluas ilmu pengetahuan dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya tentang kesehatan reproduksi remaja yang berkaitan dengan meia informasi seks pranikah.
2. Manfaat Praktis a. Bagi Remaja
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi yang berkaitan dengan media informasi seks pranikah.
b. Bagi Tenaga Kesehatan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan dalam memberikan penyuluhan tentang kesehatan reproduksi yang berkaitan dengan media informasi seks pranikah.
c. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar atau referensi dalam melakukan penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan kesehatan reproduksi remaja khusunya media informasi seks pranikah.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
6
E. Keaslian Penelitian
No. Judul dan Peneliti Metode Hasil Persamaan dan Perbedaan
1. Ita dan Fera, 2011. Hubungan Keterpaparan Media Informasi Tentang Seks Dengan Perilaku Seks Remaja Awal Pada Siswa Di Smp Semarang.
Penelitian ini terma-suk jenis penelitian “survey” dengan pendekatan cross sectional. Dalam penelitian ini meng-gunakan tekhnik sampling yaitu ampel jenuh.
Didapatkan hasil bahwa responden yg memiliki keterpa-paran sedang tentang media informasi seks pranikah sebanyak 48,3%, dan dapat diketahui bahwa responden yang memiliki perilaku seks sedang sebanyak 48,3%, terutama pada perilaku seks.
Perssamaan : terletak pada topik yang sama yaitu sama-sama meneliti media infor-masi, tekhnik sampling dan pendekatan dalam rancangan penelitian.
Perbedaan :
Variable penelitian,loksdi dan waktu penelitian.
2. Jazilah, 2015. Hubungan Antara Media Informasi Dengan Peri-laku Seksual Remaja Kelas X Dan Kelas Xi Di Smk Kanisius Ungaran Kabupaten Semarang
Penelitian ini termasuk des-kriptif korelasi yang meng-gunakan pendekatan cross sectional. Dalam penelitian ini menggunakan tehnik sampling secara sampling purposive.
Didapatkan hasil bahwa persentase responden yang berisiko ringan terhadap kehamilan yang tidak diingin-kan lebih banyak menggunadiingin-kan media informasi jenis audio (100%), visual (58,3%) daripada jenis media informasi audio visual (5,1%). Persentase berisiko berat terhadap keha-milan yg tidak diinginkan lebih banyak menggunakan jenis media informasi audio visual (94,9%) dibandingkan media informasi jenis visual (41,7%).
Persamaan : terletak pada penelitian yang sama yaitu tentang media informasi, dan pendekatam cross sectional. Perbedaan : variable penelitian, rancangan peneli- tian, tekhnik sampling, lokasi dan waktu penelitian.
3. Siti Syamsiah, 2015. Hubungan Pe-ngetahuan dan Sumber Informasi Siswa Tentang Kespro Remaja Dengan Sikap Siswa Terhadap Seks Bebas.
Jenis penelitian penelitian ini adalah deskriftif analitik dengan pendekatan cross
sectional. Penelitian ini
meng-gunakan teknik stratified
random sampling.
Hasil dari analisis univariat diketahui sebanyak 137 orang (83,5%) berpengeta-huan baik, dan 2 orang (1,2%) berpe-ngetahuan kurang. Dari variable sumber informasi, 110 orang (67,1%) banyak terpapar sumber informasi, sedangkan yang sedikit terpapar sumber informasi sebanyak 54 orang (32,9%). Variabel sikap sidapat bahwa yang memiliki sikap mendukung diperoleh sebanyak 77 orang (47%), dan yang tidak men-dukung sebanyak 87 orang (53%). Hasil dari analisis bivariat ada hubu-ngan antara sumber informasi siswa tentang kesehatan reproduksi remaja dengan sikap siswa terhadap seks bebas.
Persamaan :
terletak pada pedekatan yaitu pendekatan cross sectional. Perbedaan :
Terletak pada variabel penelitian, desaign peneli-tian, tekhnik sampling, loka-si dan waktu penelitian.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
36
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
SMA Dominikus Wonosari terletak di Kabupaten Gunungkidul tepatnya di Jl. Mgr. Sugiyopranoto No. 29 kecamatan Wonosari,secara geografi letak strategis, dan gedung sekolah terletak di perkotaan. SMA Dominikus Wonosari Gunungkidul merupakan wilayah cakupan Puskesmas Wonosari II. Pihak sekolah setiap tahunnya melakukan kerjasama dengan puskesmas untuk diadakannya penyuluhan tentang kesehatan reproduksi remaja. Jumlah pengajar di SMA Dominius Wonosari Gunungkidul ada 1 Kepala Sekolah, 14 Guru, 6 staff dan karyawan, serta 2 Guru BK. Guru BK berperan menjadi pendidik yang lebih dekat dengan siswanya, dan Guru BK juga aktif dalam memberikan motivasi atau penyuluhan kecil.
Sarana dan prasarana dalam kegiatan belajar mengajar sudah baik dan memadai, contohmya adalah setiap ruang kelas sudah dilengkapi dengan LCD proyektor, sehingga memudahkan remaja dalam menerima informasi yang disampaikan oleh pemberi informasi. Selain itu sekolah memiliki ruang perpustakaan yang dapat dimanfaatkan siswa-siswi untuk belajar serta mencari informasi kesehatan atau informasi yang lain melalui buku-buku yang tersedia di perpustakaan. Serta laboratorium komputer yang sudah difasilitasi dengan jaringan wifi dalam proses pembelajaran, sehingga remaja akan sangat mudah mendapatkan dan menerima informasi dengan memanfaatkan kecanggihan tekhnologi.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
37
Tabel 4.1 Jumlah Peserta Didik Tahun 2016/2017
Kelas Jumlah Jumlah
Laki – Laki Wanita
X 21 23 44
XI 15 19 34
XII 18 17 35
Jumlah 54 59 113
Sumber : Data Primer tahun 2016.
2. Karakteristik Responden
Karakteristik responden pada penelitian ini dikelompokkan berdasarkan umur, jenis kelamin, tempat tinggal, agama dan sumber informasi disajikan dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Umur, Jenis Kelamin, Tempat Tinggal, Agama, dan Sumber Informasi
Karakteristik Responden Frekuensi %
Umur
Remaja awal (10-14 tahun) Remaja madya (15-18 tahun) Remaja akhir (19-24 tahun)
0 30 4 0 88.2 11.8 Jenis Kelamin Laki - Laki 15 44.1 Perempuan 19 55.9 Tempat Tinggal Perdesaan 25 73.5 Perkotaan 9 26.5 Agama Islam 1 2.9 Khatolik 23 67.6 Kristen 10 29.4 Sumber Informasi Nakes 9 26.5 Media Elektronik 16 47.1 Teman Sebaya 4 11.8 Media Cetak 2 5.9 Keluarga 3 8.8 Jumlah 34 100
Sumber : Data Primer tahun 2016.
Dari hasil distribusi frekuensi tabel 4.2, mayoritas remaja berusia 15-16 yaitu 20 responden (58,8%) dan jenis kelamin perempuan sebanyak 19 responden (55,9%). Selain itu 25 responden (73,5%) bertempat tinggal
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
38
di perdesaan dan mayoritas agamanya adalah khatolik yaitu sebanyak 23 responden (67,6%), dan mayoritas remaja mendapatkan informasi seks pranikah dari media elektronik yaitu sebanyak 16 responden (47,1%).
3. Hasil
a. Tingkat Pengetahuan Remaja Tentang Media Informasi Seks Pranikah
Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Remaja Tentang Media Informasi Seks Pranikah
Tingkat Pengetahuan Remaja Tentang Media
Informasi Seks Pranikah Frekuensi %
Baik 23 67.6
Cukup 11 32.4
Jumlah 34 100
Sumber : Data Primer tahun 2016.
Dari hasil distribusi frekuensi pada tabel 4.3. mayoritas responden memiliki tingkat pengetahuan tentang media informasi seks pranikah dengan kategori baik, yaitu sebanyak 23 responden (67,6%).
b. Tingkat Tingkat Pengetahuan Remaja Tentang Pengertian Media Informasi Seks Pranikah
Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Remaja Tentang Pengertian Media Informasi Seks Pranikah
Tingkat Pengetahuan Remaja Tentang
Pengertian Media Informasi Seks Pranikah Frekuensi %
Baik 18 52.9
Cukup 16 47.1
Jumlah 34 100
Sumber : Data Primer tahun 2016.
Berdasarkan tabel 4.4. responden yang memiliki tingkat pengetahuan tentang pengertian media informasi seks pranikah dengan kategori baik paling tinggi prosentasenya, yaitu sebanyak 18 responden (52,9%).
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
39
c. Tingkat Pengetahuan Remaja Tentang Peranan Media Informasi Seks Pranikah
Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Remaja Tentang Peranan Media Informasi Seks Pranikah
Tingkat Pengetahuan Remaja Tentang Peranan
Media Informasi Seks Pranikah Frekuensi %
Baik 16 47.1
Cukup 16 47.1
Kurang 2 5.9
Jumlah 34 100
Sumber : Data Primer tahun 2016.
Berdasarkan tabel 4.5. tingkat pengetahuan responden tentang peranan media informasi seks pranikah dengan kategori baik dan cukup sama, yaitu sebanyak 16 responden (47,1%).
d. Tingkat Pengetahuan Remaja Tentang Dampak Media Informasi Seks Pranikah
Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Remaja Tentang Dampak Media Informasi Seks Pranikah.
Tingkat Pengetahuan Remaja Tentang Dampak
Media Informasi Seks Pranikah Frekuensi %
Baik 25 73.5
Cukup 7 20.6
Kurang 2 5.9
Jumlah 34 100
Sumber : Data Primer tahun 2016.
Berdasarkan tabel 4.6. sebagian besar responden merupakan remaja dengan tingkat pengetahuan remaja tentang dampak media informasi seks pranikah dengan kategori baik, yaitu sebanyak 25 responden (73,5%).
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
40
B. Pembahasan
Pengetahuan responden dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya seperti usia, pendidikan, lingkungan dan sumber informasi (Notoatmodjo, 2007). Dalam penelitian ini, diperoleh hasil :
1. Tingkat pengetahuan remaja tentang media informasi seks pranikah.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di SMA Dominikus Wonosari, dengan jumlah responden 34, diperoleh data bahwa sebagian besar responden memiliki tingkat pengetahuan tentang media informasi seks pranikah dengan kategori baik, yaitu sebanyak 23 responden (67,6%). Hasil penelitian ini menunjukkan secara keseluruhan bahwa tingkat pengetahuan remaja tentang media informasi seks pranikah dalam kategori baik.
Faktor yang mempengaruhi pengetahuan salah satunya yaitu faktor usia. Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa seluruh responden masih dalam kategori usia remaja madya pada rentan usia 15-16 tahun, hal ini jelas memengaruhi daya serap informasi dan pengetahuan baru. Sesuai dengan pendapat yang menyatakan bahwa usia memengaruhi daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik (Budiman dan Riyanto, 2013).
Hal ini sejalan dengan penelitian Syamsiah (2015) yang mengatakan bahwa usia merupakan periode terhadap pola-pola kehidupan baru. Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola fikir seseorang, semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin banyak.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
41
2. Tingkat pengetahuan remaja tentang pengertian media informasi seks pranikah.
Dari hasil penelitian yang dilakukan di SMA Dominikus Wonosari, tingkat pengetahuan remaja tentang pengertian media informasi seks pranikah dengan kategori baik, yaitu sebanyak 18 responden (52,9%) dari 34 responden. Hal ini sejalan dengan teori dari Notoadmodjo (2010) yang menyatakan bahwa pendidikan adalah suatu kegiatan atau proses pembelajaran untuk mengembangkan atau meningkatkan kemampuan tertentu sehingga sasaran pendidikan itu dapat berdiri sendiri, dengan kata lain dengan semakin baiknya tingkat pendidikan seseorang maka akan semakin baik juga pengetahuan orang tersebut. Hal ini juga didukung oleh sarana dan prasarana di sekolah SMA Dominikus Wonosari yang sudah berkembang dan semakin canggih, sehingga memudahkan siswa untuk mencari informasi mengenai seks pranikah.
Hal ini sesuai dengan konsep penelitian Ita dan Fera (2011), yang mengatakan bahwa tingkat pendidikan seseorang akan berpengaruh dalam memberikan respon terhadap sesuatu yang datang dari luar. Orang yang berpendidikan tinggi akan memberikan respon yang lebih rasional terhadap informasi yang datang dan akan berfikir sejauh mana keuntungan yang mungkin akan mereka peroleh dari gagasan tersebut.
3. Tingkat pengetahuan remaja tentang peranan media informasi seks pranikah.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di SMA Dominikus Wonosari, tingkat pengetahuan remaja tentang peranan media informasi seks
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
42
pranikah dengan kategori baik dan cukup yang sama, yaitu sebanyak 16 responden (47,1%) dari 34 responden. Hasil penelitian ini dipengaruhi oleh sosial budaya. Pada zaman modern ini, remaja tidak lepas dari gadget. Kebiasaan yang sering dilakukan remaja dengan gadget adalah mengakses internet. Remaja dapat dengan mudah mengikuti gaya hidup orang lain yang ada disekitarnya tanpa mengetahui apakah yang diikutinya merupakan hal positif atau negatif. Hal ini sesuai dengan pendapat Notoatmodjo (2010) yang menyatakan bahwa sosial budaya merupakan kebiasan dan tradisi yang dilakukan oleh orang-orang tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk
.
Hal ini sejalan dengan konsep penelitian Syamsiah (2015) yang mengatakan bahwa sosial budaya adalah apa yang ada pada masyarakat dapat mempengaruhi dari sikap dalam menerima informasi. Dengan demikian seseorang akan bertambah pengetahuannya dan juga akan menyediakan suatu fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu, sehingga stastus sosial budaya ini akan mempengaruhi pengetahuan seseorang.
4. Tingkat pengetahuan remaja tentang dampak media informasi seks pranikah.
Dari hasil penelitian yang dilakukan di SMA Dominikus Wonosari, tingkat pengetahuan remaja tentang dampak media informasi seks pranikah dengan kategori baik, yaitu sebanyak 25 responden (73,5%) dari 34 responden. Faktor yang mempengaruhi pengetahuan salah satunya adalah sumber informasi dan mayoritas responden mendapatkan informasi dari
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
43
media elektronik. Penggunaan dari media masaa yang tidak tepat itu sendiri dapat berdampak pada seksualitas remaja. Seperti contohnya penggunaan handphone dapat berdampak pada phone sex, cyber sex, atau seksualitas remaja lainnya. Penyimpangan-penyimpangan remaja dari dampak penggunaan media untuk mengakses internet antara lain seperti pornografi, pornoteks, dan pornoaksi. Dengan adanya informasi mengenai seks, dapat meningkatkan rasa keingintahuan remaja sehingga remaja akan terus mencari tahu untuk mendapatkan informasi yang mereka inginkan. Hal ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang mengatakan bahwa informasi yang diperoleh dari berbagai sumber akan mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang. Bila seseorang banyak memperoleh informasi maka seseorang akan cenderung mempunyai pengetahuan yang lebih luas. Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun non formal dapat memberikan pengaruh jangka pendek sehingga menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan (Syamiah, 2015).
Hal ini juga sejalan dengan penelitian Jazilah (2015) yang mengatakan bahwa orang yang memiliki sumber informasi yang lebih banyak akan memiliki pengetahuan yang lebih luas pula. Salah satu sumber informasi yang berperan penting bagi pengetahuan adalah media massa. Pengetahuan masyarakat khususnya tentang kesehatan bisa didapatkan dari beberapa sumber antara lain media cetak, tulis, elektronik, pendidikan dan penyuluhan. Menurut asumsi peneliti dalam penelitian Jazilah (2015), remaja lebih tertarik dengan adanya media yang disajikan dalam bentuk audio-visual.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
44
C. Keterbatasan Penelitian
1. Kesulitan yang dialami peneliti terletak pada penyesuaian waktu untuk pelaksanaan penelitian. Penelitian dilakukan secara terpisah di tiap kelas masing-masing dan peneliti melakukan penelitian pada saat KBM berlangsung, sehingga peneliti harus meminta waktu atau jam pelajaran dari Guru yang bersangkutan.
2. Perbedaan kelas responden penelitian. Pada saat studi pendahuluan, responden yang digunakan adalah remaja kelas X semester akhir, sedangkan pada saat penelitian responden adalah remaja kelas XI semester awal. Perbedaan kelas responden dikarenakan pada saat penelitian responden sudah memasuki tahun ajaran baru. Sehingga pada peneliti lainnya, diharapkan menyesuaikan kalender akademik jika responden yang digunakan pelajar SD, SMP, atau SMA.
3. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, sehingga hanya mengetahui tingkat pengetahuan sampa pada tingkatan tahu (know) saja.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
45
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan uraian hasil penelitian dan pembahasan dikemukakan hasil tahu dari 34 responden penelitian tentang pengertian media informasi seks pranikah, peranan media informasi seks pranikah, serta dampak media informasi seks pranikah data ditarik kesimpulan bahwa tingkat pengetahuan remaja tentang media informasi seks pranikah di SMA Dominikus Wonsari Gunungkidul Yogyakarta dalam kategori baik yaitu sebanyak 23 remaja (67.6%).
Faktor yang mempengaruhi hasil tahu responden tentang media informasi seks pranikah di SMA Dominikus Wonosari Gunungkidul Yogyakarta antara lain yaitu faktor usia, pendidikan, sosial budaya, dan sumber informasi.
B. SARAN
Untuk pengembangan lebih lanjut maka penulis memberikan saran sebagai berikut:
1. Bagi Remaja
Hasil penelitian ini diharapkan akan dijadikan referensi di perpustakaan sekolah, sehingga akan menambah informasi dan ilmu pengetahuan bagi remaja mengenai kesehatan reproduksi khususnya media informasi seks pranikah, termasuk didalamnya tentang pengertian, peranan dan dampaknya.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
46
2. Bagi Tenaga Kesehatan
Bagi tenaga kesehatan, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah bahan atau teori dalam memberikan penyuluhan kepada remaja mengenai media informasi seks pranikah untuk menambah wawasan dan pengetahuan remaja.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, akan lebih baik jika penelitian ini dijadikan penelitian kualitatif. Karena penelitian kuantitatif hanya mengetahui tingkat pengetahuan sampai pada tingkatan tahu (know) saja, dan alat ukur yang digunakan hanya menggunakan kuisioner akan lebih baik jika penelitian ini menggunakan metode wawancara untuk mengetahui tingkat pengetahuan lainnya. Peneliti selanjutnya diharapkan untuk dapat memperdalam dan mengembangkan penelitian ini, dapat dengan menambahkan teori-teori baru dan metode penelitian untuk dapat menyempurnakan penelitian yang sudah ada.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
47
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta:Rineka Cipta.
___________. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:Rineka Cipta.
Azwar, S . (2011). Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
BKKBN. (2012). Modul Pokja Analisis Dampak Sosial Ekonomi terhadap
Kependudukan. Yogyakarta: BKKBN.
BPS Gunungkidul. (2015). Statistik Gender dan Analisis.
http://gunungkidulkab.bps.go.id/ (diakses pada tanggal 28 November 2015).
Budiman & Riyanto, A. (2013). Kapita Selekta Kuisioner Pengetahuan dan Sikap
dalam Penelitian Kesehatan. Jakarta Selatan:Salemba Medika.
Dinas Kesehatan Gunungkidul. (2015). Profil Kesehatan Gunungkidul. Gunungkidul:Dinas Kesehatan.
Hidayat, A.A. (2007). Metode Penelitian Kebidanan Dan Teknik Analisis Data. Surabaya : Salemba Medika.
___________. (2014). Metode Penelitian Kebidanan Dan Teknik Analisis Data. Jakarta : Salemba Medika.
Ita dan Fera. (2011). Hubungan Keterpaparan Media Informasi Tentang Seks
Dengan Perilaku Seks Remaja Awal Pada Siswa Di SMP Semarang.
Akbid Abdi Husada Semarang. (diakses pada tanggal 21 Juni 2016)
Irianti, I. & Herlina, Hj. E. Nina. (2010). Buku Ajar Psikologi untuk Mahasiswa
Kebidanan. Jakarta: EGC.
Irianto, K. (2015). Kesehatan Reproduksi Seksual. Bandung : Alfabeta.
Jazilah. (2015). Hubungan Antara Media Informasi Dengan Perilaku Seksual
Remaja Kelas X Dan Kelas XI Di SMK Kanisius Ungaran Kabupaten Semarang. STIKES Ngudi Waluyo Ungaran. (diakses pada tanggal 7 Juni
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
48
Kemenag Prov. DIY. (2015). Data Pernikahan Dibawah Umur Provinsi DIY. Yogyakarta: Kemenag
Kusmiran, Eny. (2011). Kesehatan Reproduksi Remaja dan Wanita. Jakarta: Salemba Medika.
Lukitaningsih. 2006. Perkembangan Anak dan Pencegahan Kenakalan Remaja,
PerilakuSex Bebas, Penyalah Gunaan Narkoba dan HIV/AIDS. Semarang:
BNP Jawa Tengah.
Mundhika Surya. (2015). Hubungan Pengetahuan Tentang Pornografi dengan
Perilaku Seks Bebas Pada Remaja. Stikes Aisyah Surakarta. (diakses
tanggal 12 Januari 2016).
Notoatmodjo, Soekidjo. (2007). Promosi Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
___________________. (2010). Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
___________________. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rinekea Cipta.
Rusman. (2012). Model–Model Pembelajaran. Depok : PT Rajagrafindo Persada. Saryono. (2010). Metodologi Penelitian Kebidanan. Jakarta : Nuha Medika. Syamsiah, Siti. (2015). Hubungan Pengetahuan dan Sumber Informasi Siswa
Tentang Kespro Remaja Dengan Sikap Siswa Terhadap Seks Bebas. Stikes
Indonesia Maju. (diakses pada tanggal 22 Juni 2016).
Sobur, A. (2006). Semiotika Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Soebagijo, Azimah dkk. (2009). Ayo Ajak Teman-Teman Kita S.adari Bahaya
Pornografi . Jakarta: Kementrian Negara dan Pemuda
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta.
. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R & D. Bandung: Alfabeta.
Vina, D,L. 2008. Kenakalan remaja dan penanggulangannya. Klaten : Cempaka Putih.