• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Perekonomian Indonesia akan dihadapkan pada perekonomian regional dan global, dimana batas antarnegara sudah tidak menajdi hambatan lagi. Kesepakatan yang melibatkan Indonesia dalam persaingan global, yaitu melalui GATT (General Agreement Tariffs and Trade ) yang akan dilaksanakan pada tahun 2020, serta AFTA (Asian Free Trade Area) yang diselenggarakan pada tahun 2003. Kesepakatan tersebut akan membawa seluruh pelaku di setiap sector perekonomian untuk aktif berperan dalam persaingan dengan cara mengubah lingkungan yang semakin dinamis.

Salah satu sektor yang memberikan kontribusi besar dalam perekonomian Indonesia adalah sektor pertanian. Sektor pertanian sebagai system agribisnis, menempatkan pertenakan sebagai subsektor yang memiliki potensi pengembangan yang besar. Semakin pesatnya usaha pemerintah dalam memperdayakan sistem agribisnis pertenakan khususnya pertenkan sapi perah, mamacu subsistem agribisnis hulu dalam meningkatkan produksinya. Di lain pihak Industri Pengolahan Susu (IPS), menjadi subsistem agribisnis yang memiliki peranan penting dalam upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat akan susu siap minum.

Pada awal REPELITA III, usaha pengembangan peternakan sapi perah secara intensif dilakukan dengan model koperasi. Koperasi Pertenakan Bandung Selatan (KPBS) Pangalengan merupakan salah satu koperasi primer yang bergerak di bidang persusuan dari tahun 1960-an hingga saat ini. Di Indonesia terjadi peningkatan jumlah koperasi persusuan baik di koperasi primer maupun KUD, dari 194 koperasi menjadi 213 koperasi selama kurun sepuluh tahun dari tahun 1989-1999 (Asari, 2003 dalam Kartina, 2004). Era globalisasi tidak hanya mentuntut koperasi untuk tetap bertahan sebagai badan usaha bersama yang berlandaskan ekonomi kerakyatan, tetapi juga memaksa koperasi untuk dapat unggul dalam persaingan dunia usaha.

(2)

2 Susu merupakan komoditas yang cukup sulit dikembangkan dibandingkan komoditas agribisnis lainnya. Namun, fakta membuktikan bahwa pengembangan agribisnis susu melalui gerakan koperasi jauh lebih baik dibandingkan komoditas lainya. Hal ini menyebabkan ketergantungan yang tinggi para anggota terhadap lembaga koperasi. Namun, koperasi susu yang ada kurang bisa memaksimalkan kemampuanya untuk memenuhi permintaan susu di Indonesia. Menurut Dedi Setiadi (2007) dalm permintaan Susu murni Meningkat Tajam, permintaan masyarakat terhadap susu murni di kota Bandung meningkat 100% sebagai dampak naiknya harga susu kemasan sehingga masyarakat beralih ke susu segar yang harganya relatif lebih murah. Biasanya permintaan susu sekitar 5.000-6.000 liter per hari, tetapi saat ini permintaan mencapai 12.000 liter per hari. Produksi susu di Indonesia baru memenuhi 30% kebutuhan industri susu nasional. Di Jawa Barat hanya menghasilkan 430 ton susu per hari. Hal ini menandakan pasokan susu belum memenuhi permintaan industri susu kemasan sehingga 70% kebutuhan susu harus dipenuhi dari impor.

Tingkat konsumsi susu di Indonesia masih sangat rendah jika di bandingkan dengan negara-negara lain yaitu sekitar 7,7% per kapita per tahun, sedangkan di Thailand mencapai 25 liter per kapita dan Malaysia sekitar 24 liter perkapita (Siswono,2010).

Seiring perkembangan teknologi dan gaya hidup masyarakat akan mendorong munculnya produk-produk olahan susu yang beragam. Kondisi ini mendorong banyaknya jumlah produsen olahan susu dan perluasan usaha yang telah ada. Hal ini menjadikan suatu tantangan bagi para produsen olahan susu dan perluasan usaha yang telah ada. Hal ini menjadikan suatu tantangan bagi para produsen susu pasteurisasi, sebagai salah satu produk susu olahan yang mulai diminati masyarakat untuk semakin kreatif dalam menentukan strategi pemasaranya.

(3)

3 Dalam persaingan pasar, suatu perusahaan perlu memiliki kemampuan menguasai strategi pemasaran. Kemampuan penguasaan strategi-strategi pemasaran akan sangat terkait dengan pengambilan keputusan atas alternatif strategi pilihan yang akan dijalankan perusahaan tersebut.

Melalui uraian tersebut diatas, maka penulis tertarik untuk menelaah lebih lanjut mengenai strategi pemasaran pada perusahaan yang selanjutnya akan dijadikan sebagai bahan penulisan tugas akhir dengan judul ‘ TINJAUAN PELAKSANAAN STRATEGI PEMASARAN PADA KOPERASI PERTENAKAN BANDUNG SELATAN (KPBS)’.

1.2 Identifikas Masalah

Dalam melakukan analisa terhadap pelaksanaan strategi pemasaran perusahaan, seringkali seseorang menghadapi berbagai masalah yang dapat mempengaruhi kelancaran dalam perusahaan, terutama dalam pelaksanaan strategi pemasaran tersebut. Apabila kita melihat latar belakang masalah diatas maka masalah-masalah tersebut dapat dibatasi pada hal-hal sebagai berikut:

1. Bagaimana pelaksanaan strategi pemasaran yang diterapkan oleh Koperasi Pertenakan Bandung Selatan (KPBS)?

2. Apa saja hambatan yang dihadapi perusahaan dalam pelaksanaan strategi pemasaran?

3. Bagaimana solusi dalam mengetahui hambatan strategi pemasaran pada Koperasi Pertenakan Bandung Selatan (KPBS)?

1.3 Maksud dan Tujuan Laporan Tugas Akhir

Penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh data yang dijadikan bahan dalam pembuatan Laporan Tugas Akhir oleh penulis sebagai salah satu syarat dalam menempuh Ujian Sidang Diploma III Program Studi Manajemen D-III Fakultas Bisnis Dan Manajemen Universitas Widyatama.

(4)

4 Sejalan dengan identifikasi di atas, maka penelitian ini bertujuan :

1. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan strategi pemasaran yang diterapkan oleh Koperasi Pertenakan Bandung Selatan (KPBS) .

2. Untuk mengetahui apa saja hambatan dalam pelaksanaan strategi pemasaran perusahaan.

3. Untuk mengetahui Bagaimana solusi dalam mengetahui hambatan strategi pemasaran pada Koperasi Pertenakan Bandung Selatan (KPBS).

1.4 Kegunaan Hasil Observasi

Dari hasil kerja praktek ini dan pengumpulan data yang kemudian dituangkan dalam bentuk laporan tugas akhir ini, penulis berharap dapat memberikan manfaat lagi :

1. Bagi perusahaan

Memberikan informasi bagi perusahaan yang mungkin dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan kebijakan bauran promosi pada masa yang akan datang.

2. Bagi penulis

Menambah wawasan dan ilmu pengetahuan tentang teori straetgi pemasaran yang didapat dari kenyataan yang ada.

3. Bagi pihak lain

Penulis berharap hasil laporan tugas akhir ini dapat memberikan sumbangan pemikiran dan acuan bagi pihak lain.

1.5 Metode Laporan Tugas Akhir 1.5.1 Metode Penulisan

Dalam menyusun laporan tugas akhir ini, penulisan menggunakan metode penelitian deskriptif. Metode penelitian deskriptif menurut Mardalis (2006:26) adalah:

(5)

5 “Metode laporan tugas akhir deskriptif bertujuan untuk mendeskriptifkan apa-apa yang saat ini berlaku, didalamnya terdapat upaya-upaya mendeskriptifkan, mencatat, menganalisa dan mendeskriptifkan kondisi-kondisi yang sekarang ini terjadi. Dengan kata lain metode-metode laporan tugas akhir ini bertujuan untuk memperoleh informasi-informasi mengenai keadaan saat ini dan melihat kaitan antara variabel-variabel yang ada”.

1.5.2 Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan penulis dalam menyusun laporan tugas akhir ini adalah:

1. Studi Kepustakaan

Menurut Bambang Wahyudin (2006:145) studi kepustakaan dilaksanakan dengan maksud memperoleh informasi dan data secara teoritis melalui buku dan bahan tertulis lainnya yang ada reverensinya dengan data penelitian, guna memperoleh landasan dalam memperoleh data dan menarik kesimpulan. 2. Penelitian Lapangan

Menurut Bambang Wahyudin (2006:120)Penelitian lapangan merupakan peninjauan langsung ke instansi guna memperoleh data-data mengenai perusahaan yang menjadi objek penelitian. Ada dua cara yang dapat dilakukan untuk memperoleh data yaitu :

Pengamatan atau Observasi

Menurut Bambang Wahyudin (2006:122)Observasi yang dimaksud penulis mengadakan pengamatan secara langsung terhadap cara kerja yang dilakukan oleh instansi terkait dan mencatat segala peristiwa yang berhubungan dengan masalah-masalah yang menjadi bahasan penulis. masalah yang diobservasikan, bagaimana cara melaksanakan strategi pemasaran dan bagaimana cara mengatasi masalah yang ada di Koperasi Peternakan Bandung Selatan (KPBS) Pangalengan.

(6)

6 • Wawancara (interview)

Menurut Bambang Wahyudin (2006:122) Wawancara digunakan sebagai studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang akan diteliti dan juga untuk lebih mengetahui hal-hal dari objek penelitian yang lebih mendalam. Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dengan cara melakukan percakapan langsung mengenai hal-hal yang berkaitan dengan objek penelitian, yaitu pelaksanaan strategi pemasaran Koperasi Peternakan Bandung Selatan (KPBS) Pangalengan. dalam hal ini penulis mewawancarai manajer staf Koperasi Peternakan Bandung Selatan (KPBS) Pangalengan.

1.6 Lokasi dan Waktu Pelaksanaan Penelitian

Waktu penelitian yang dilakukan oleh penulis dalam melaksanakan praktek kerja lapangan ini adalah 30 hari terhitung tanggal 1 Juni 2011 s.d 30 Juni s 2011. Dengan jam kerja masuk dan jam pulang setiap hari, sebagai berikut :

Referensi

Dokumen terkait

Oleh karena itu, dengan adanya kewajiban berlokasi di dalam kawasan industri, maka kawasan industri berperan penting dalam mendorong investasi sektor industri

Berdasarkan hasil observasi terdapat 12 motif yang dibuat dengan mengambil konsep dari potensi wilayah yang ada di Nganjuk seperti obyek wisata, prasasti Anjuk Ladang,

makalah dalam Prosiding Kongres Internasional Bahasa-Bahasa Daerah Sulawesi Tenggara.. Routledge: London and

anita usia subur - cakupan yang tinggi untuk semua kelompok sasaran sulit dicapai ;aksinasi rnasai bnntuk - cukup potensial menghambat h-ansmisi - rnenyisakan kelompok

Berdasarkan latar belakang tersebut penulis tertarik untuk membahas lebih lanjut mengenai latar belakang bangkitnya perekonomian Jepang pada zaman Meiji sehingga bisa menjadi

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, penulis tertarik untuk mengkaji lebih lanjut mengenai strategi yang digunakan atau langkah-langkah yang dilakukan untuk

Pada sidang penutupan itu pula diperdengarkan Lagu Indonesia Raya untuk pertama kalinya di depan umum, oleh paduan suara yang terdiri dari anggota-anggota PPPI, dipimpin

Menurut Kotler (2001:298) kepuasan pelanggan adalah sejauh mana kinerja yang diberikan oleh sebuah produk sepadan dengan harapan pembeli. Jika kinerja produk kurang dari