RENCANA KERJA
TAHUN 2021
DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN ACEH
TAHUN 2020
i
beserta keluarga dan sahabat beliau.
Perencanaan kerja tahunan merupakan proses secara sistematis yang
berkelanjutan dan pembuatan keputusan dengan memanfaatkan pengetahuan aspiratif
secara maksimal. Perencanaan kerja tahunan merupakan arahan kepada organisasi
untuk mengembangkan pengukuran terhadap keberhasilan atau kegagalan dalam
pencapaian misi dan tujuan yang telah ditetapkan.
Dinas Kelautan dan Perikanan Aceh sebagai salah satu instansi pemerintah
memiliki program pembangunan yaitu Perencanaan Kerja Tahunan yang merupakan
integrasi antara keahlian sumberdaya manusia dan sumberdaya lain yang mampu
menjawab tuntutan perkembangan lingkungan strategis nasional dan global serta tetap
dalam tatanan sistem manajemen nasional.
Pelaksanaan pembangunan disektor kelautan dan perikanan merupakan bagian
integral dari pembangunan sektor perekonomian, yang telah memberikan kemajuan
baik dari segi peningkatan produksi maupun produktivitas, kontribusi sumbangan
devisa negara maupun penghasilan dari para pembudidaya ikan dan nelayan dapat
dijadikan sumber pertumbuhan kesejahteraan masyarakat, mengingat potensi dan
peluang usaha, prospek serta keunggulan sektor perikanan dan kelautan masih dapat
ditingkatkan dan digali lagi dengan melalui diversifikasi dan inovasi teknologi.
Tahun 2021 merupakan tahun keempat dari RENSTRA DKP Aceh 2017 – 2022.
Rencana Kerja (Renja) Tahun 2021 Dinas Kelautan dan Perikanan Aceh disusun sebagai
bahan pedoman dan arah pembangunan sektor perikanan dan kelautan yang
diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap pembangunan perekonomian
daerah secara signifikan. Diharapkan melalui perencanaan kerja tahunan dengan
mengembangkan langkah-langkah strategis dapat lebih meningkatkan pelayanan
kepada masyarakat sehingga terwujud suatu pelayanan yang prima.
ii
Dr. Ir. ILYAS, MP
iii
BAB I.PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Landasan Hukum ... 3
1.3. Maksud dan tujuan ... 5
1.4. Sistematika Penyusunan ... 6
BAB II. HASIL EVALUASI RENJA DAERAH TAHUN LALU ... 7
2.1. Evaluasi Pelaksanaan Renja SKPA Tahun lalu
dan Capaian Renstra Tahun 2017-2022 ... 7
2.2. Analisis Kinerja Pelayanan Daerah ... 35
2.3. Isu-isu Penting Penyelenggara Tugas dan
Fungsi Perangkat Daerah ... 54
2.4. Review terhadap Rancangan Awal RKPA ... 57
2.5. Penelaahan Usulan Program dan Kegiatan
Masyarakat ... 80
BAB III. TUJUAN DAN SASARAN PERANGKAT DAERAH ... 84
3.1. Telaahan Terhadap Kebijakan Nasional ... 84
3.2. Tujuan dan Sasaran Renja Perangkat Daerah ... 85
BAB IV. RENCANA KERJA DAN PENDANAAN PERANGKAT DAERAH . 87
4.1. Program dan Kegiatan ... 87
1
yang nyata, baik dalam aspek pendapatan, kesempatan kerja, lapangan berusaha, akses
terhadap pengambilan kebijakan, berdaya saing, maupun peningkatan indeks
pembangunan manusia (IPM). Perencanaan Pembangunan Daerah harus dilakukan
sebelum anggaran dan kegiatan untuk tahun yang akan datang berjalan, yaitu
melakukan suatu proses penyusunan tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan
berbagai unsur pemangku kepentingan didalamnya, guna pemanfaatan dan
pengalokasian sumber daya yang ada dalam rangka meningkatkan kesejahteraan sosial
dalam suatu lingkungan wilayah/daerah dalam jangka waktu tertentu.
Undang-undang nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah,
memberikan kesempatan pada daerah untuk mengatur dan menyelenggarakan urusan
pemerintah dan urusan kewenangan yang lebih luas pada daerah untuk kepentingan
masyarakat berdasarkan potensi daerahnya. Pemberian kewenangan pada daerah
dimaksudkan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat, melalui
peningkatan pelayanan publik, pemberdayaan dan peran serta masyarakat, serta
meningkatkan daya saing daerah dengan memperhatikan prinsip demokrasi dan
pemerataan keadilan, keistimewaan dan kekhususan daerah.
Untuk mewujudkan hal-hal sebagaimana tersebut diatas, maka diperlukan
rencana pembangunan daerah secara sistematis, terarah, terpadu dan tanggap terhadap
perubahan dengan jenjang Perencanaan Jangka Panjang. Perencanaan Jangka
Menengah maupun Perencanaan Tahunan sebagaimana diamanatkan oleh
Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
(SPN).
Undang-undang nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional (SPPN) mengamanatkan setiap daerah harus menyusun
rencana pembangunan daerah secara sistematis, terarah, terpadu, menyeluruh dan
2
Daerah (RKPD), Kebijakan Umum Anggaran/Plafon Prioritas Anggaran Sementara
(KUA/PPAS) serta Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja SKPD).
Upaya pembangunan kelautan dan perikanan Provinsi Aceh dilandaskan atas
potensi sumberdaya manusia, sumberdaya alam, pemanfaatan teknologi, penyediaan
sarana dan prasarana serta sarana pendukung produksi. Faktor pendukung produksi
juga meliputi peraturan perundang-undangan yang kondusif pendampingan.
Selanjutnya, pembangunan perikanan dan kelautan Provinsi Aceh juga
merupakan upaya pemberian berbagai alternatif pilihan kepada masyarakat untuk
meningkatkan kesejahteraan (walfare) hidupnya, sekaligus sebagai upaya peningkatan
kualitas manusia dan masyarakat pembudidaya ikan, nelayan yang dilakukan secara
berkelanjutan dengan basis komoditas unggulan yang kompetitif berlandaskan
kemampuan regional dengan memanfaatkan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
serta memperhatikan tantangan perkembangan global.
Apabila peluang dan prospek yang terbuka dapat dimanfaatkan dengan
sebaik-baiknya dan permasalahan yang dihadapi dapat diatasi secara bertahap maka bukan
suatu pilihan yang salah, jika sektor perikanan dan kelautan dijadikan andalan
pertumbuhan ekonomi Provinsi Aceh saat ini dan dimasa yang akan datang.
Sejalan dengan dasar pikir di atas maka Dinas Perikanan dan Kelautan sebagai
Satuan Kerja Perangkat Daerah pada tahun 2020 ini menyusun Rencana Kerja Dinas
Perikanan dan Kelautan Aceh untuk Tahun 2021. Dimana Renja SKPD merupakan
dokumen rencana pembangunan SKPD yang berjangka waktu 1 (satu) tahun guna
mengoperasionalkan RKPD yang disertai dengan upaya mempertahankan dan
meningkatkan capaian kinerja pelayanan masyarakat yang sudah dicapai oleh SKPD,
sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.
3
jangka menengah daerah, serta tata cara perubahan rencana pembangunan jangka
panjang daerah, rencana pembangunan jangka menengah daerah, dan rencana kerja
pemerintah daerah, sekaligus merupakan Rencana Kerja tahun ke tiga RENSTRA Dinas
Perikanan dan Kelautan Aceh Tahun 2017 – 2022.
Renja SKPD memuat kebijakan, program dan kegiatan pembangunan baik yang
dilaksanakan langsung oleh pemerintah daerah maupun yang ditempuh dengan
mendorong partisipasi masyarakat. Dalam hal ini kegiatan dinas Kelautan dan
Perikanan Aceh sebagai instansi yang mengurusi bidang Kelautan dan Perikanan
bertujuan untuk mengefektifkan proses pelaksanaan program dan kegiatan yang
dituangkan dalam prioritas pembangunan sebagaimana dimaksud di atas untuk tahun
2021 melalui SIPD (Sistem Informasi Pemerintahan Daerah).
1.2. Landasan Hukum
1.
Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;
2.
Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;
3.
Undang-undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang – Undangan;
4.
Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional;
5.
Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah sebagaimana
telah diubah untuk kedua kalinya dengan Undang – undang Nomor 12 Tahun
2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang – Undang Nomor 32 Tahun 2004
tentang Pemerintah Daerah;
6.
Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah;
4
Daerah;
12. Peraturan pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan
Kinerja Instansi Pemerintah;
13. Peraturan pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan
Pemerintahan
Daerah
Kepada
Pemerintah,
Laporan
Keterangan
Pertanggungjawaban Kepala Daerah Kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah,
dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Kepada Masyarakat;
14. Peraturan pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan
Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota;
15. Peraturan pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi dan Perangkat
Daerah;
16. Peraturan pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi
Penyelenggaraan Pemerintah Daerah;
17. Peraturan pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara
Penyusunan Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
Daerah;
18. Peraturan Presiden No 05 tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional Tahun 2010-2014;
19. INPRES No. 7 tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi pemerintah, yang
berisikan Pedoman dalam rangka memantapkan manajemen pemerintah dan
pembangunan yang akuntabel dan terwujudnya GOOD GOVERNMENT;
20. Permendagri No 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59
5
Pembangunan Jangka Menengah Daerah, Dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah;
22. Qanun Aceh Nomor 13 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat
Aceh;
23. Qanun Aceh Nomor 1 tahun 2019 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Aceh
(RPJMA) Tahun 2017 – 2022.
24. Peraturan Gubernur Aceh Nomor 125 tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan
Organisasi, Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Kelautan Dan Perikanan Aceh.
1.3
Maksud dan Tujuan
Maksud penyusunan Rencana Kerja (Renja) Satuan Kerja Perangkat Aceh
(SKPA) Dinas Kelautan dan Perikanan Aceh Tahun 2021 adalah sebagai pedoman
dalam penyelenggaraan pemerintahan yang merupakan proses pemetaan (mapping)
kegiatan dan indikator kinerja berdasarkan program, kegiatan, sasaran dan kebijakan
yang telah ditetapkan dan sebagai upaya untuk mengakomodasi 4 (empat) tujuan, yaitu:
1. Tujuan ekonomi, yaitu mengembangkan sistem pemanfaatan sumberdaya kelautan
dan perikanan secara efektif, efisien dan berkelanjutan.
2. Tujuan ekologis, yaitu melindungi dan memperbaiki ekosistem wilayah laut, pesisir
dan pulau-pulau kecil.
3. Tujuan sosial, yaitu memulihkan dan menjamin hak dan kewajiban masyarakat
dalam pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan secara
berkelanjutan.
4. Tujuan administratif, yaitu meminimalkan adanya konflik kepentingan dalam
pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan sehingga
tercapai suatu keterpaduan dan berkelanjutan program.
6
1.2 Landasan Hukum
1.3 Maksud dan Tujuan
1.4 Sistematika Penulisan
BAB II :Hasil Evaluasi Renja Perangkat Aceh Tahun Lalu
2.1 Evaluasi pelaksanaan Renja Perangkat Aceh tahun lalu dan Renstra
Perangkat Aceh Tahun 2017-2022
2.2 Analisis Kinerja Pelayanan Perangkat Aceh
2.3 Isu-isu penting penyelenggaraan tugas dan fungsi perangkat daerah
2.4 Review terhadap rancangan awal RKPA
BAB III : Tujuan dan Sasaran Perangkat Daerah
3.1 Telaahan terhadap kebijakan nasional
3.2 Tujuan dan sasaran perangkat Aceh
3.3 Program dan Kegiatan
BAB IV :Rencana Kerja dan Pendanaan Perangkat Aceh
BAB V :Penutup.
7
kegiatan atau program yang telah disusun dapat dilihat berdasarkan Laporan
Akuntabilitas Kinerja Pemerintah. Akuntabilitas merupakan suatu bentuk perwujudan
kewajiban untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan
misi organisasi dalam mencapai tujuan-tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan,
melalui suatu media pertanggungjawaban yang dilaksanakan secara periodik. Terkait
dengan hal tersebut Rencana Kerja atau Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Dinas
Kelauatan dan Perikanan Aceh ini menyajikan dasar pengukuran kinerja
program/kegiatan dan Pengukuran kinerja berdasarkan sasaran dari hasil apa yang
telah diraih atau dilaksanakan oleh Dinas Kelauatan dan Perikanan Aceh selama tahun
2020 dan perkiraan target tahun 2021.
Pengukuran kinerja program/kegiatan dan Pengukuran Kinerja Sasaran
terhadap Target Kinerja Hasil/Keluaran yang direncanakan melalui tahapan sebagai
berikut :
a. Program Pengembangan Budidaya Perikanan
Indikator
Tolok Ukur
Kinerja
%
Target
Realisasi
Hasil
Meningkatnya
Produksi
Perikanan
Budidaya (ton)
108.045,79 107.309,23
99,32
Capaian produksi perikanan budidaya pada tahun 2019 sebesar 107.309,24 ton
dan jika dibandingkan dengan target pada tahun 2019 yakni sebesar 108.045,79,24 ton
maka capaian produksi perikanan budidaya adalah sebesar 99,32%. Produksi perikanan
budidaya tahun 2019 meningkat sebesar 5,38 persen dibandingkan dengan tahun 2018
yaitu sebesar 101.529,57 ton dan kenaikan 7,24% dari tahun 2017. Produksi perikanan
8
Belum tercapainya produksi perikanan budidaya dari target tahun 2019 antara
lain disebabkan oleh perubahan cuaca yang masih ekstrem dan terjadi banjir di
beberapa daerah sentra produksi.
Pencapaian volume produksi perikanan budidaya secara keseluruhan untuk
semua komoditas utama didukung oleh kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
Pengembangan teknologi budidaya secara intensifikasi dengan bioflok dan
dengan adanya usaha pembinaan pakan mandiri sehingga dapat meningkatkan
produktivitas dan efisiensi produksi;
meningkatnya kapasitas Unit Perbenihan Rakyat (UPR) dalam menyediakan
benih yang unggul;
bantuan pemerintah berupa revitalisasi lahan tambak dan kolam, benih dan
pakan, alat produksi budidaya dan lainnya yang dipusatkan berdasarkan pada
pengembangan kawasan komoditas unggulan klaster perikanan budidaya;
Nilai ekonomis komoditas ikan yang cukup tinggi seperti ikan bandeng, nila,
mas, kerapu, dan udang maka pemasarannya masih cukup terbuka.
b. Program Pengembangan Perikanan Tangkap
Realisasi produksi perikanan tangkap dilaporkan secara berkala setiap
triwulanan, dan capaian tahun 2019 adalah sebanyak 209.174,39 ton atau mencapai
101,67% dari target tahun 2018 yaitu sebesar 205.741,00 ton. Volume produksi
perikanan tangkap tersebut berasal dari 97,00% produksi perikanan tangkap di laut
yaitu sebesar 202.899,15 ton dan sisanya sebesar 3,00% atau mencapai 6.275,24 ton
berasal dari Perairan Umum Daratan (PUD).
9
Produksi perikanan tangkap di laut tahun 2018 berdasarkan komoditas utama
menunjukkan komoditas tuna/cakalang/tongkol mencapai 110.869,15 ton, kakap
mencapai 20.625,58 ton, kembung mencapai 8.821,34 ton, tenggiri mencapai 9.655,25
ton, selar mencapai 18.227,88 ton, rajungan dan kepiting mencapai 9.444,13 ton,
lobster mencapai 4.475,94 ton dan komoditas lainnya mencapai 20.779,68 ton,
sedangkan pada perikanan tangkap PUD terdiri dari komoditas ikan 4.531,37 ton,
udang 1.734,14 ton, dan jenis lainnya mencapai 9,73 ton. Pertumbuhan perikanan
tangkap di laut dan perairan umum berdasarkan komoditas utama dalam kurun waktu
2016-2019 menunjukkan bahwa produksi perikanan tangkap Aceh secara total
mengalami peningkatan yang fluktuatif, dari triwulan I hingga triwulan IV tahun 2019.
Peningkatan volume produksi perikanan tangkap, disebabkan oleh beberapa hal,
antara lain :
Perbaikan sarana dan prasarana pelabuhan perikanan di beberapa lokasi;
bantuan alat tangkap yang terus berlanjut serta bantuan hibah langsung ke
kelopok nelayan berupa sarana alat bantu penangkapan ikan seperti alat tangkap
jaring gillnet, rumpom laut dalam, GPS, lampu celup, fish finder dan mesin
kapal;
Tindakan tegas terhadap kapal-kapal IUU fishing menyebabkan jalur migrasi
ikan yang selama ini tertahan dapat diakses oleh nelayan lokal, sehingga
menumbuhkan fishing ground baru atau peningkatan jumlah tangkapan di
fishing ground yang lama; dan
Sistem perijinan yang lebih mudah.
Untuk memacu peningkatan volume produksi perikanan tangkap, ke depan perlu
dilakukan upaya dan kegiatan antara lain optimalisasi operasional bantuan sarana
10
Nilai ekspor perikanan adalah jumlah komoditas produk perikanan, baik hidup,
segar, dingin, maupun olahan yang dijual ke luar negeri yang dikonversi dalam bentuk
uang (US Dollar). Indikator kinerja ini dihitung berdasarkan data yang diperoleh dari
Badan Pusat Statistik (BPS) Aceh.
Pada tahun 2019, realisasi nilai ekspor perikanan sebesar 2,9 juta USD atau telah
mencapai 91,89% dari target tahun 2019 yaitu sebesar 3,2 juta USD. Apabila
dibandingkan dengan realisasi tahun 2018 yaitu sebesar 4,4 juta USD, capaian tahun
2019 mengalami penurunan sebesar 32,25%. Sedangkan jika dibandingkan dengan
target 2022 pada dokumen Renstra DKP Aceh 2018-2022 yaitu sebesar 4,5 juta USD,
realisasi tahun 2019 baru mencapai 65,61%. Dengan demikian diperlukan kerja keras
untuk dapat mencapai target ekspor di tahun 2020.
Indikator
Tolok Ukur
Kinerja
%
Target
Realisasi
Hasil
1.
Meningkatnya
nilai ekspor
perikanan
(USD)
3.250.000
2.986.439
91,81
Terdapat lima komoditas penyumbang terbesar nilai ekspor hasil perikanan
tahun 2019 yaitu (tuna,tongkol,cakalang) mencapai 1,5 juta USD (51,00%), udang dan
kepiting mencapai 1,1 juta USD (40,08%), kerapu sebesar 208 ribu USD (6,98%), dan
lobster sebesar 57 ribu USD (1,94%).
Salah satu penyebab tidak tercapainya nilai ekspor perikanan tahun 2019
dikarenakan terjadi penurunan produksi perikanan tangkap dari komoditas utama
seperti ikan tuna dan cakalang, sehingga mempengaruhi volume ekspor hasil perikanan.
11
Pengembangan diversifikasi dan penguatan branding produk hasil perikanan;
Berpartisipasi aktif dalam kerjasama dengan organisasi perdagangan
internasional dan pemerintah negara tujuan ekspor dalam rangka peningkatan
akses pasar produk perikanan;
Partisipasi aktif dalam pameran di pusat-pusat pasar produk hasil perikanan
dalam maupun luar negeri;
Pemberantasan illegal fishing sehingga nelayan lokal mampu meningkatkan hasil
tangkapan ikan.
d. Program Perencanaan Pembangunan Ekonomi
Konsistensi dokumen perencanaan belum terpenuhi diakibatkan oleh belum
tepatnya penyelesaian penyusunan program tepat waktu, seperti pengesahan dokumen
anggaran yang melebihi waktu yang ditetapkan.
Indikator
Tolok Ukur
Kinerja
%
Target
Realisasi
Hasil
Persentase
konsistensi
dokumen
perencanaan
dalam
proses
perencanaan
pembangunan
ekonomi
Aceh
(%)
80
80
100,00
12
Pada tahun 2019, jumlah keluarga miskin dapat dikurangi dengan dilakukan
pembinaan dan bantuan modal usaha. Sasaran keluarga yang dibina dan dibantu dari
pelaku usaha garam yang tersebar di Kab. Aceh Besar, Aceh Aceh Barat Daya, Aceh
Selatan, Pidie, Pidie Jaya, Aceh Utara dan Aceh Timur. Selain itu, kelompok nelayan
dan pembudidaya ikan di pulau simeulue dan palau banyak. Persentase outcome yang
dicapai hanya 80%, penyebab tidak tercapainya outcome ini adalah terjadi perubahan
anggaran yang penyelesaianya pada November 2018, sehingga kegiatan yang telah
ditetapkan tidak dapat di realisasikan karena waktu mencukupi.
f. Program Perlindungan dan Konservasi Sumberdaya Kelautan dan Perikanan
Indikator
Tolok Ukur
Kinerja
%
Target
Realisasi
Hasil
1.
Luas
Kawasan
Konservasi
Laut (Ha)
2.
Persentase
penyelesaian
kasus IUU
Fishing yang
tepat Waktu
(%)
145.237,77
100
149.228,57
100
102,75
100
Target luas kawasan konservasi pada tahun 2019 sejumlah 145.237,77 ha dan
target akhir renstra tahun 2022 adalah 281.100 ha, target luas kawasan konservasi
13
yang ditetapkan. Pada tahun 2018 telah mencapai target, yakni realisasinya mencapai
100% dari target sebesar 100% atau dari kasus yang ditemukan sebanyak 2 kasus dan
dapat diselesaikan keduanya oleh tim pengawasan perikanan DKP Aceh.
Pada tahun 2018 terdapat kasus tindak pidana kelautan dan perikanan yang
termasuk golongan ringan yaitu berupa pelanggaran administrasi. Dari kasus tersebut,
Sebanyak 2 kasus yang direkomendasikan untuk diberikan pembinaan/sanksi
administrasi. Hal ini, dikarekan bentuk pelanggaran yang dilakukan berupa tidak
memiliki dokumen kapal lengkap sesuai dengan ketentuan kelayakan berlayar terutama
dokumen Surat Izin Penangkapan Ikan (SIPI), Surat Laik Operasi (SLO) dan Surat
Persetujuan Berlayar (SPB).
Kegiatan pendukung utama yang telah dilakukan meliputi: (1) pembinaan teknis
pengawasan penangkapan ikan, (2) monitoring dan evaluasi ketaatan kapal melalui
Hasil Pemeriksaan Kapal (HPK) dan Surat Laik Operasi (SLO) kapal perikanan yang
beroperasi di WPP 571 dan WPP 572.
Dampak dengan bebasnya perairan aceh dari kegiatan Illegal Fishing dapat
dilihat dengan terus meningkatnya produksi perikanan tangkap dan meningkatnya nilai
ekspor perikanan yang produksinya disumbangkan oleh produk perikanan tangkap.
Untuk lebih jelas hasil pelaksanaan Renja Perangkat daerah dan pencapaian Renstra
Perangkat daerah s/d tahun berjalan dapat dilihat pada tabel berikut:
14
SKPD) tahun 2018 (tahun n-3) Tahun 2019 Tahun 2019 (%) berjalan n-1) Capaian Capaian (%)
1 2 3 4 5 6 7 8 = (7/6) 9 (5+7+9) 10 = 11 = (10/4)
5.1 Belanja Tidak Langsung
5.1.1 Gaji dan Tunjangan
5.1.2 Tambahan Penghasilan PNS
2.00 Non Urusan
2.00.01 Kelautan dan Perikanan
2.00.01.01 Dinas Kelautan dan
Perikanan Aceh
2.00.01.01.01.01 Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Tingkat Kepuasan Masyarakat Terhadap Layanan Pemerintah (%) 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 60,00 60,00
2.00.01.01.01.01.001 Kegiatan Penyediaan Jasa Surat Menyurat
Jumlah penyediaan jasa surat
menyurat dinas
15
1 2 3 4 5 6 7 8 = (7/6) 9 (5+7+9) 11 = (10/4)
2.00.01.01.01.01.002
Kegiatan Penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik
Jumlah penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air
dan listrik (bulan) 12,00 12,00 12,00 12,00 100,00 12,00 6,00 50,00
2.00.01.01.01.01.003 Kegiatan penyediaan jasa peralatan dan perlengkapan kantor Jumlah penyediayaan jasa peralatan dan perlengkapan kantor (bulan) 12,00 12,00 12,00 12,00 100,00 12,00 6,00 50,00 2.00.01.01.01.01.006 Kegiatan penyediaan jasa pemeliharaan dan perizinan kenderaan dinas/operasional Jumlah penyediaan jasa pemeliharaan dan perizinan kenderaan dinas/operasional (tahun) 1,00 1,00 1,00 12,00 1200,00 1,00 6,00 600,00
2.00.01.01.01.01.008 Kegiatan penyediaan jasa kebersihan kantor
Jumlah peyediaan jasa kebersihan
kantor (bulan) 12,00 12,00 12,00 12,00 100,00 12,00 6,00 50,00
2.00.01.01.01.01.010 Kegiatan penyediaan Alat Tulis Kantor Jumlah penyediaan alat tulis kantor (bulan)
12,00 12,00 12,00 12,00 100,00 12,00 6,00 50,00
2.00.01.01.01.01.011 Kegiatan penyediaan barang cetakan dan penggandaan
Jumlah penyediaan barang cetakan dan penggandaan
16
1 2 3 4 5 6 7 8 = (7/6) 9 (5+7+9) 11 = (10/4) 2.00.01.01.01.01.012 Kegiatan penyediaan komponen instalasi listrik/penerangan bangunan kantor Jumlah penyediaan komponen instalasi listrik/penerangan bangunan kantor (tahun) 1,00 1,00 1,00 12,00 1200,00 1,00 6,00 600,002.00.01.01.01.01.013 Kegiatan penyediaan peralatan dan perlengkapan kantor
Jumlah penyediaan peralatan dan perlengkapan
kantor (bulan) 12,00 12,00 12,00 12,00 100,00 12,00 6,00 50,00
2.00.01.01.01.01.015 Kegiatan penyediaan bahan bacaan dan peraturan
perundang-undangan
Jumlah penyediaan bahan bacaan dan peraturan
perundang-undangan (bulan) 12,00 12,00 12,00 12,00 100,00 12,00 6,00 50,00
2.00.01.01.01.01.017 Kegiatan penyediaan makanan dan minuman Jumlah penyediaan makanan dan minuman (bulan) 12,00 12,00 12,00 12,00 100,00 12,00 6,00 50,00 2.00.01.01.01.01.018 Kegiatan rapat-rapat kordinasi dan konsultasi ke luar daerah Jumlah penyediaan biaya rapat-rapat kordinasi dan konsultasi ke luar daerah (bulan) 12,00 12,00 12,00 12,00 100,00 12,00 6,00 50,00 2.00.01.01.01.01.022 Kegiatan peningkatan pelayanan administrasi perkantoran Jumlah penyediaan jasa pelayanan administrasi perkantoran (bulan) 12,00 12,00 12,00 12,00 100,00 12,00 6,00 50,00
17
1 2 3 4 5 6 7 8 = (7/6) 9 (5+7+9) 11 = (10/4)
2.00.01.01.01.02 Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Tingkat Kelengkapan Sarana dan Prasaranan Aparatur (%) 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 50,00 50,00 2.00.01.01.01.02.003 Kegiatan pembangunan gedung kantor Jumlah pembangunan gedung kantor (unit; non kumulatif) 6,00 0,00 5,00 4,00 80,00 6,00 6,00 100,00 2.00.01.01.01.02.022 Kegiatan pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor Jumlah pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor (SKPA; non kumulatif) 1,00 1,00 1,00 1,00 100,00 1,00 1,00 100,00 2.00.01.01.01.02.024 Kegiatan Pemeliharaan rutin/berkala kenderaan dinas/operasional Jumlah pemeliharaan rutin/berkala kenderaan dinas/operasional (unit; non kumulatif) 100,00 90,00 90,00 90,00 100,00 90,00 90,00 100,00 2.00.01.01.01.03 Program Peningkatan Disiplin Aparatur Tingkat Kedisiplinan Aparatur Dalam Kehadiran dan Penggunaan 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 0,00 0,00
18
1 2 3 4 5 6 7 8 = (7/6) 9 (5+7+9) 11 = (10/4) Atribut Pegawai (%) 2.00.01.01.01.03.002 Kegiatan pengadaan pakaian dinas beserta perlengkapannya Jumlah Pakaian Dinas beserta Perlengkapannya (orang; non kumulatif) 450,00 0,00 450,00 450,00 100,00 450,00 0,00 0,00 2.00.01.01.01.05 Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur Persentase aparatur yang memenuhi kompetensi (%) 100,00 0,00 100,00 100,00 100,00 100,00 0,00 0,002.00.01.01.01.05.032 Kegiatan Pendidikan dan Pelatihan Teknis
Jumlah Pegawai yang mendapat pendidikan dan pelatihan teknis (orang; non kumulatif) 220,00 0,00 50,00 25,00 50,00 50,00 0,00 0,00 2.00.01.01.03.20 Program Pengembangan Budidaya Perikanan Meningkatnya Produksi Perikanan Budidaya (ton) 138.682,00 51.703,93 108.045,00 107.309,24 99,32 108.045,00 14.764,93 10,65%
2.00.01.01.03.20.001 Kegiatan pengembangan bibit ikan unggul
Jumlah Unit Pembenihan Rakyat (UPR) yang menghasilkan benih unggul
19
1 2 3 4 5 6 7 8 = (7/6) 9 (5+7+9) 11 = (10/4) (unit;kumulatif) Jumlah pembenihan bersertifikat CPIB (Cara Pembenihan Ikan yang Baik) (orang; kumulatif ) 125,00 41,00 70,00 70,00 100,00% 70,00 - 0,00% Jumlah pelaku usaha pendederan (orang;kumulatif) 270,00 120,00 140,00 120,00 85,71% 140,00 - 0,00% 2.00.01.01.03.20.012 Kegiatan pengembangan Sarana dan Prasarana Balai Benih Ikan Pengembangan sarana dan prasarana UPT Daerah Balai Benih Air Tawar (unit; non kumulatif) 3,00 3 3 3 100,00% 3 - 0,00% Pengembangan sarana dan prasarana UPT Daerah Balai Benih Ikan pantai (unit; non kumulatif)
2,00 1 2 2 100,00% 2 2 100,00%
Produksi calon induk unggul air tawar (Ekor; 166.650,00 6.828 26.000 192.650 740,96% 26.000 - 0,00%
20
1 2 3 4 5 6 7 8 = (7/6) 9 (5+7+9) 11 = (10/4)
kumulatif)
Produksi benih unggul (juta ekor; non kumulatif) 34 3 3 37 1233,33% 3 - 0,00% 2.00.01.01.03.20.014 Kegiatan Pembinaan kelembagaan dan pembudidayaan ikan Jumlah kelompok budidaya yang dibina dan difasilitasi (kelompok: kumulatif)) 1.260,00 610,00 800,00 610,00 76,25% 800,00 - 0,00% Jumlah percontohan teknologi anjuran (pilot project) (kegiatan; kumulatif) 30,00 10,00 15,00 15,00 100,00% 15,00 - 0,00% 2.00.01.01.03.20.015 Kegiatan Pengembangan sarana dan prasarana budidaya ikan air tawar
Luas kawasan budidaya ikan air tawar yang direvitalisasi (Ha; kumulatif) 305,00 89,48 140,00 89,48 63,91% 140,00 - 0,00% Jumlah benih komoditas unggulan budidaya air tawar yang dibantu (juta
21
1 2 3 4 5 6 7 8 = (7/6) 9 (5+7+9) 11 = (10/4) ekor;kumulatif) Jumlah kelompok pembudidaya yang mendapatkan peralatan dan bahan baku pembuatan pakan mandiri (kelompok; kumulatif) 45,00 13,00 18 18 100,00% 18 - 0,00%Pakan Ikan air tawar (ton; non kumulatif) 978,00 204,59 178,00 1.156,00 649,44% 178,00 - 0,00% 2.00.01.01.03.20.016 Kegiatan pengembangan sarana dan prasarana budidaya ikan air payau
Luas kawasan budidaya ikan air payau yang direvitalisasi (Ha; kumulatif) 8.700,00 2.665 3.700 2.665 72,04% 3.700 - 0,00% Panjang saluran tambak yang direhab (Km; Kumulatif) 253,00 80 110 80,0 72,73% 110 - 0,00%
22
1 2 3 4 5 6 7 8 = (7/6) 9 (5+7+9) 11 = (10/4) Jumlah perencanaan pembangunan (RIPJM, ID Tambak, DED, Kelembagaan) kawasan klaster komoditi unggulan perikanan budidaya berbasis mukim (dokumen; kumulatif) 386,00 93,00 221,00 120,00 54,30% 221,00 - 0,00% Jumlah benih komoditas unggulan budidaya air payau yang dibantu (juta ekor; kumulatif)
590,00 159,71 270,00 236,00 87,41% 270,00 - 0,00%
Pakan ikan air payau (ton; non kumulatif) 1.800,00 166,92 200 200,00 100,00% 200 - 0,00% Jumlah kelompok pembudidaya yang mendapatkan peralatan dan bahan baku pembuatan pakan mandiri (kelompok; 70,00 8 20 20,00 100,00% 20 - 0,00%
23
1 2 3 4 5 6 7 8 = (7/6) 9 (5+7+9) 11 = (10/4)
kumulatif)
Jumlah KJA yang direvitalisasi (unit; Kumulatif) 64,00 8 - - - - 0,00% 2.00.01.01.03.20.017 Kegiatan pengembangan sarana dan prasarana budidaya ikan air laut
Jumlah Keramba Jaring Apung (unit; kumulatif)
36,00 - 4 4,00 100,00% 4 - 0,00%
Jumlah Pengadaan Pakan Ikan Rucah (ton; non kumulatif)
70,00 - 10 10,00 100,00% 10 - 0,00% Jumlah Benih Komoditas Unggulan Budidaya Air Laut (juta ekor; kumulatif) 5,90 - 1 1,00 100,00% 1 - 0,00% 2.00.01.01.04.21 Program Pengembangan Perikanan Tangkap Meningkatnya Produksi Perikanan Tangkap (ton) 231.568,0 145.611,8 205.741 209.174 101,67% 205.741 49.637 21,44%
24
1 2 3 4 5 6 7 8 = (7/6) 9 (5+7+9) 11 = (10/4) 2.00.01.01.04.21.010 Kegiatan pengadaan alat bantu penangkapan ikan Jumlah pengadaan mesin perahu kurang dari 15 GT (unit; Kumulatif) 905 30 310 60 19,35% 310 - 0,00% Jumlah pengadaan rumpon laut dalam (unit; Kumulatif)
115 - 40 40 100,00% 40 - 0,00%
Jumlah pengadaan GPS (unit;
Kumulatif) 900 - 300 300 100,00% 300 - 0,00% Jumlah pengadaan fish finder (unit; Kumulatif)
900 30 257 50 19,46% 257 - 0,00% Jumlah pengadaan cool box (unit;
Kumulatif) 1.476 50 510 100 19,61% 510 - 0,00% Jumlah alat tangkap ramah lingkungan (unit; Kumulatif) 650 37 200 50 25,00% 200 - 0,00%
Jumlah pengadaan lampu celup dalam air (unit; Kumulatif)
800 - 200 - 0,00% 200 - 0,00% 2.00.01.01.04.21.012 Kegiatan Kegiatan pembinaan kelembagaan dan SDM nelayan Jumlah kelompok usaha nelayan yang dibina (kelompok; Kumulatif) 300 - 100 100 0,00% 100 - 0,00%
25
1 2 3 4 5 6 7 8 = (7/6) 9 (5+7+9) 11 = (10/4) Jumlah diversifikasi usaha keluarga nelayan Perikanan/RTP (Kumulatif) 45 - 15 15 0,00% 15 - 0,00%2.00.01.01.04.21.013 Kegiatan pengadaan armada kapal perikanan
Jumlah kapal perikanan ≤ 15 GT yang memenuhi standar laik laut, laik tangkap, dan laik simpan (unit; Kumulatif)
6.532 - 5.947 5.934 99,78% 5.947 - 0,00%
Jumlah bagan apung (unit;
Kumulatif) 61 - 100 96 96,00% 100 - 0,00% 2.00.01.01.07.21.014 Kegiatan pengelolaan pelabuhan perikanan Nusantara IDI Jumlah penyiapan sarana dan prasarana Pelabuhan Perikanan sesuai Masterplan (lokasi; Kumulatif) 1 - 1 1 100,00% 1 - 0,00% 2.00.01.01.06.21.015 Kegiatan pengelolaan pelabuhan perikanan samudera kutaraja Jumlah penyiapan sarana dan prasarana Pelabuhan Perikanan sesuai Masterplan (lokasi; 1 1 1 1 100,00% 1 - 0,00%
26
1 2 3 4 5 6 7 8 = (7/6) 9 (5+7+9) 11 = (10/4) Kumulatif) 2.00.01.01.04.21.016 Kegiatan penyediaan sarana dan parasarana pelabuhan perikanan Jumlah Penyiapan pembangunan pelabuhan perikanan sesuai dengan rencana induk (lokasi; Kumulatif) 19 5 5 5 100,00% 5 - 0,00%Penyusunan Amdal (Dokumen;
Kumulatif) 17 - 9 2 22,22% 9 - 0,00% Penyusunan Master Plan dan Detail Engineering Design (Dokumen; Kumulatif) 17 5 13 7 53,85% 13 - 0,00% 2.00.01.01.01.25 Program Perencanaan Pembangunan Ekonomi Persentase konsistensi dokumen perencanaan dalam proses perencanaan pembangunan ekonomi Aceh (%) 90,00 78,8 80,00 80,00 100,00% 80,00 80,00 88,89%
27
1 2 3 4 5 6 7 8 = (7/6) 9 (5+7+9) 11 = (10/4) 2.00.01.01.01.25.001 Kegiatan perencanaan pembangunan kelautan dan perikanan aceh Tersedianya dokumen perencanaan dan penganggaran (dokumen) 15 13 15 13 86,67% 15 10 66,67% 2.00.01.01.05.27 Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir dan pulau-pulau kecil Berkurangnya jumlah KK miskin di pesisir dan pulau-pulau kecil (KK) 300 50,00 150 150 100,00% 150 - 0,00%2.00.01.01.05.27.002 Kegiatan pembinaan kluster petani garam Jumlah petani garam yang dibina (orang; kumulatif)
300,00 25 50 50 100,00% 50 - 0,00%
Jumlah kolam evaporasi (unit; kumulatif) 276,00 25 50 50 100,00% 50 - 0,00%
Jumlah Rumah tunnel (unit; non kumulatif) 250,00 32 150 143 95,33% 150 - 0,00% 2.00.01.01.05.27.003 Kegiatan pemberdayaan ekonomi masyarakat pulau-pulau kecil Jumlah nelayan miskin pesisir pulau-pulau kecil yang mendapat 300,00 - 150 150 100,00% 150 - 0,00%
28
1 2 3 4 5 6 7 8 = (7/6) 9 (5+7+9) 11 = (10/4) pembinaan usaha (KK; kumulatif) 2.00.01.01.03.28 Program peningkatan nilai tambah produksi perikanan Nilai ekspor perikanan (USD) 1.552.000,00 793.229,00 1.250.000,00 2.986.439,00 238,92% 1.250.000,00 222.196,00 14,32% Jumlah masyarakat pengolah ikan (Klp) 142,00 20,00 25,00 25,00 100,00% 25,00 - 0,00% 2.00.01.01.03.28.001 Kegiatan peningkatan kapasitas kelembagaan pengolahan dan pemasaran hasil perikananJumlah sarana dan prasarana Unit Pengolahan Ikan (UPI) skala rumah Tangga yang dibantu (unit; kumulatif 175,00 - 57 57 100,00% 57 - 0,00% Jumlah Pembinaan unit pengolahan ikan (UPI) yang tersertifikasi (unit; kumulatif
29
1 2 3 4 5 6 7 8 = (7/6) 9 (5+7+9) 11 = (10/4) 2.00.01.01.03.28.03 Kegiatan peningkatan efisiensi sistem logistik perikanan Aceh Jumlah Pelaku usaha logistik yang dibina (orang; non kumulatif) 200,00 - 50 41 82,00% 50 - 0,00% Fasilitasi sarana dan prasarana logistik (unit; kumulatif) 20,00 - 5 - 0,00% 5 - 0,00% Jumlah pengadaan cool box bagi pelaku usaha distribiusi hasil perikanan (unit; kumulatif) 2.800,00 - 727 705 96,97% 727 - 0,00% Jumlah gudang beku (cool Storidge) yang tersedia di daerah dan beroperasi sentra perikanan (unit; kumulatif) 4,00 - 1 - 0,00% 1 - 0,00%Jumlah Ice Flake Machine (IFM) kapasitas 1-3 Ton (unit; kumulatif)
30
1 2 3 4 5 6 7 8 = (7/6) 9 (5+7+9) 11 = (10/4) 2.00.01.2.00.01.01.23.008 Kegiatan pengembangan laboratorium pengujian mutu perikanan Jumlah Lembar Hasil Uji (LHU) Custumer (Dokumen; non kumulatif) 2 2 2 2 100,00% 2 1 50,00% Jumlah Lembar Hasil Uji (LHU) Monitoring (Dokumen; non kumulatif) 3 3 3 3 100,00% 3 1 33,33% Jumlah pembinaan kompentensi analis laboratorium perikanan (orang: non kumulatif) 20 3 3 3 100,00% 3 1 5,00% Akreditasi laboratorium pengujian (penambahan parameter; kumulatif) 8 1 1 1 100,00% 1 - 0,00% Jumlah survailance KAN (Komite akreditasi nasional) (Dokumen; non kumulatif) 4 4 4 4 100,00% 4 - 0,00%31
1 2 3 4 5 6 7 8 = (7/6) 9 (5+7+9) 11 = (10/4) Jumlah Survailance UPI (Unit Pengolahan lkan) (Dokumen; non kumulatif) 5 3 3 3 100,00% 3 - 0,00% Jumlah pelatihan sosialisasi mutu dan keamanan pangan produk hasil kelautan dan perikanan (kegiatan; non kumulatif) 9 8 9 8 88,89% 9 - 0,00% Pengembangan sarana dan prasarana UPTD (LPPMHP) (lokasi; non kumulatif) 1 1 1 1 100,00% 1 - 0,00% 2.00.01.01.02.29 Program Perlindungan dan Konservasi Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Luas Kawasan Konservasi Laut (Ha) 281.100,00 145.237,77 212.619 150.331 70,70% 212.619 145.238 51,67% Persentase penyelesaian kasus IUU Fishing yang tepat Waktu
32
1 2 3 4 5 6 7 8 = (7/6) 9 (5+7+9) 11 = (10/4) (%) 2.00.01.01.02.29.001 Kegiatan pembinaan kelompok masyarakat swakarsa pengamanan sumberdaya kelautan Jumlah POKMASWAS yang dibina dan dievaluasi (kelompok; kumulatif) 126,00 55,00 90,00 65,00 72,22% 90,00 55,00 43,65% Jumlah POKMASWAS yang ditingkatkan Sarana dan Prasarana (Kelompok ; non kumulatif) 85,00 23,00 15,00 10,00 66,67% 15,00 - 0,00% 2.00.01.01.02.29.002 Kegiatan pengawasan dan penertiban illegal fishing Jumlah patroli pengawasan perikanan (patroli; non kumulatif) 30,00 6,00 6,00 6,00 100,00% 6,00 3,00 50,00% Persentase Penyelesaian kasus ilegal fishing (%) 100,00 99,00 100,00 99,00 99,00% 100,00 99,00 99,00%33
1 2 3 4 5 6 7 8 = (7/6) 9 (5+7+9) 11 = (10/4) 2.00.01.01.05.29.004 Kegiatan pengelolaan dan pemanfaatan ruang laut, pesisir dan pulau-pulau kecil Tersusunya rencana pengelolaan wilayah pesisir RPWP3K (dokumen; non kumulatif) 1,00 1,00 1,00 1,00 100,00% 1,00 1,00 100,00% 2.00.01.01.05.29.005 Kegiatan rehabilitasi dan konservasi sumberdaya kelautan dan perikanan Jumlah kawasan konservasi yang dikelola (kawasan; kumulatif) 8,00 - 4 4 100,00% 4 - 0,00% Jumlah kelompok konservasi perairan yang dibina (kelompok; kumulatif) 18,00 - 18 15 83,33% 18 - 0,00%Jumlah jenis ikan yang dilindungi (jumlah; kumulatif)
16,00 - 16 12 75,00% 16 - 0,00%
Jumlah bibit mangrove (bibit; non kumulatif) 75.000,00 - 60.000 58.777 97,96% 60.000 - 0,00% Transplatasi Terumbu Karang (blok; non kumulatif) 250,00 - 12 9 75,00% 12 - 0,00%
34
1 2 3 4 5 6 7 8 = (7/6) 9 (5+7+9) 11 = (10/4) Jumlah bibit vegetasi pantai (bibit; non kumulatif) 28.500,00 - 15.000 10.000 66,67% 15.000 - 0,00% 2.00.01.01.02.29.006 Kegiatan pengawasan produk dan distribusi hasil perikanan Terawasinya lokasi budidaya dari penggunaan zat kimia berbahaya (lokasi) 24,00 - - - 0,00% 8Terawasinya produksi hasil perikanan (ton) 48.000,00 - - - 0,00% 16.000 Terdatanya produk hasil perikanan yang bebas zat berbahaya (sampel) 360,00 - - - 0,00% 90 Tersedianya pengawas perikanan yang kompeten (orang) 6,00 - - - 0,00% 2
35
No
Indikator
dar
tan
Nas
ion
al
IKK
Analisis
Catatan
2019
2020
2021
2022
2019
2020*
2021
2022
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13)
1 Produksi Perikanan (ton) 313.786,91 332.608,15 351.429,39 370.250,00 316.483,63 64.401,70 351.429,39 370.250,00 a Perikanan tangkap (ton) 205.741,12 214.350,10 222.959,09 231.568,00 209.174,39 49.636,76 222.959,09 231.568,00 b Perikanan budidaya (ton) 108.045,79 118.258,05 128.470,30 138.682,00 107.309,24 14.764,93 128.470,30 138.682,00 2 Garam (ton) 19.647,94 25.542,32 33.205,02 43.166,52 14.591,00 - 33.205,02 43.166,52 3 Konsumsi ikan (Kg/Kapita/Tahun) 53,60 55,28 56,96 58,64 58,97 - 56,96 58,64 4 dalam batasan biologis yang aman (%) Proporsi tangkapan ikan yang berada 73,34 77,01 80,67 84,34 76,70 - 80,67 84,34
5 Rasio kawasan lindung perairan terhadap total luas perairan teritorial (%)
3,76 4,95 4,96 4,97 2,66 - 4,96 4,97 6 Luasan kawasan konservasi (ha) 212.618,89 280.000,00 280.500,00 281.100,00 150.331,32 - 280.500,00 281.100,00
36
8 Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) 98,50 99,50 101,00 103,00 92,99 94,18 101,00 103,00 9 Nilai Ekspor Perikanan (US$) 1.305.815,0
0 1.468.730,0 0 1.475.000,0 0 1.552.000 2.986.439,0 0 222.196,0 0 1.475.000,00 1.552.000
37
konservasi perairan. Namun demikian, jika ditelusuri lebih lanjut, terdapat beberapa
indikator kinerja utama Dinas yang mengalami kecenderungan positif/kenaikan
dibandingkan capaian tahun-tahun sebelumnya.
2.2.1. Kajian dan Evaluasi Kinerja Pelayanan Daerah
Analisis capaian kinerja DKP Aceh tiap Sasaran Strategis untuk setiap indikator
kinerja utama untuk menjelaskan permasalahan dan kendala yang dihadapi serta upaya
perbaikan yang dilakukan kedepan dalam rangka peningkatan kualitas pengelolaan
kinerja di lingkungan SKPA. Analisis untuk setiap sasaran strategis dan indikator
kinerja utama dapat dijelaskan sebagai berikut :
A. Sasaran Strategis 1 : Meningkatkan pendapatan nelayan dan
pembudidaya ikan
Kesejahteraan diartikan bahwa pengelolaan sumber daya alam kelautan dan perikanan
adalah sebesar-besarnya untuk kepentingan kemakmuran rakyat Aceh, dalam kaitan ini
DKP Aceh senantiasa memberikan perhatian penuh terhadap seluruh stakeholders
kelautan dan perikanan, yakni nelayan dan pembudidaya ikan, pengolah/pemasar hasil
perikanan, petambak garam, dan masyarakat kelautan dan perikanan lainnya sehingga
mampu meningkatkan pendapatannya. Pendapatan merupakan total pendapatan per
orang nelayan/pembudidaya yang dari aktivitas penangkapan ikan atau budidaya yang
diperoleh dari hasil penjualan dan tangkapan/produksi setelah dikurangi modal kerja
diperolah dalam 1 (satu) bulan.
Sasaran strategis meningkatkan pendapatan nelayan dan pembudidaya ikan, memiliki
dua IKU (Indikator Kinerja Utama), yakni Nilai Tukar Nelayan (NTN) dan Nilai Tukar
Pembudidaya ikan (NTPi).
38
sebaliknya, apabila Nilai Tukar kurang dari 100, maka artinya pengeluaran nelayan
untuk biaya rumah tangga dan produksi, lebih besar dari uang yang diperoleh dari
menjual ikannya. Semakin tinggi Nilai Tukar, secara relatif semakin kuat pula tingkat
kemampuan/daya beli nelayan/pembudidaya ikan, oleh sebab itu Nilai Tukar bisa
dipergunakan sebagai indikator dini tingkat kesejahteraan nelayan/pembudidaya ikan.
Apabila dilihat dari capaiannya di tahun 2019, maka capaian Nilai Tukar di atas angka
100 dan telah melampaui target tahun 2019 adalah untuk nelayan sedangkan
pembudidaya ikan masih di bawah angka 100 dan masih belum mencapai target tahun
2019, yang antara lain disebabkan harga pakan yang merupakan komponen utama
dalam biaya produksi (60-70%) masih cukup tinggi. Hal tersebut menunjukkan masih
perlu diberikan bantuan pemerintah atau stimulan ekonomi utamanya untuk
mengurangi ongkos produksi dan meningkatkan jumlah produksi dengan harga jual
yang menguntungkan atau meningkatkan efisiensi, yang pada ujungnya akan
meningkatkan daya beli pembudidaya ikan.
Beberapa faktor yang mempengaruhi Nilai Tukar antara lain adalah hasil produksi
perikanan dalam waktu berjalan, harga komoditi produksi perikanan yang dihasilkan
pada waktu berjalan, pengeluaran/ongkos yang dikeluarkan untuk memproduksi
komoditi
perikanan,
harga
barang/jasa
konsumsi
untuk
memproduksi
produk/komoditas perikanan, pengeluaran/ongkos yang dikeluarkan untuk kebutuhan
sehari-hari, serta faktor harga ikan yang tidak mudah dikontrol dan dipengaruhi oleh
situasi pasar.
Nilai Tukar Nelayan (NTN)
Nilai Tukar Nelayan (NTN) merupakan alat ukur pendapatan nelayan yang diperoleh
dari perbandingan besarnya harga yang diterima oleh nelayan dengan harga yang
39
Sumber : BPS Aceh, angka sementara
Sedangkan dibandingkan dengan target akhir renstra tahun 2022 yang besarnya 106,
maka capaian tahun 2019 baru mencapai sebesar 96,14 persen.
GAMBAR 3.1.
PERKEMBANGAN NILAI TUKAR NELAYAN (NTN) SELAMA TAHUN
2017-2019
Selama tahun 2019,
NTN
mengalami
fluktuatif dengan nilai
tertinggi pada bulan
Januari 2019 dengan
nilai mencapai 109,37.
Tren
naiknya
NTN
disebabkan
naiknya
indeks
pendapatan
nelayan
yang
disebabkan
adanya
musim ikan. Sedangkan
nilai terendah terjadi
pada bulan Juli 2019 yaitu sebesar 98,21 yang dipengaruhi oleh faktor cuaca. Nilai
Tukar Nelayan (NTN) selama tiga tahun terakhir (2017 s.d 2019) menunjukkan realisasi
Nilai Tukar Nelayan (NTN)
TARGET REALISASI % CAPAIAN
97,16 101,87 99,75 101,90 102,16 0,03 106,00 96,14 % CAPAIAN 2018-2022 IKU-1 REALISASI 2018 2019 TARGET AKHIR RENSTRA REALISASI 2017 % KENAIKAN 2018-2019 87,00 88,00 89,00 90,00 91,00 92,00 93,00 94,00 95,00 96,00 97,00 98,00 99,00 100,00 101,00 102,00 103,00 104,00 105,00 106,00 107,00 108,00 109,00 110,00 111,00
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des 2017 2018 2019
40
yang mendukung kemudahan akses nelayan terhadap BBM, air/es dan pasar, dan juga
tingkat inflasi berpengaruh terhadap meningkatnya capaian NTN.
Perningkatan sarana dan prasarana pelabuhan perikanan di beberapa lokasi, bantuan
alat tangkap kepada kelopok nelayan seperti rumpom laut dalam dan GPS, merupakan
upaya untuk meningkatkan produksi perikanan tangkap sehingga diharapkan mampu
meningkatkan pendapatan nelayan.
Nilai Tukar Pembudidaya ikan (NTPi)
Nilai Tukar Pembudidaya (NTPi) merupakan alat ukur pendapatan pembudidaya yang
diperoleh dari perbandingan besarnya harga yang diterima oleh pembudidaya dengan
harga yang dibayarkan oleh pembudidaya. Angka capaian NTPi diperoleh dari Badan
Pusat Statistik Aceh yang diolah oleh DKP Aceh.
TABEL 3.3. PERKEMBANGAN CAPAIAN NTPi TAHUN 2017-2019
Sumber : BPS Aceh, angka sementara
Nilai Tukar Pembudidaya ikan (NTPi) pada tahun 2019 mencapai sebesar 92,99 atau
sebesar 94,89 persen dari target. Apabila dibandingkan dengan target akhir renstra
tahun 2022 yang besarnya 103, maka capaian tahun 2019 baru mencapai sebesar 90,28
persen. Sedangkan dibandingkan dengan tahun 2018 yang capaiannya 92,96 hal ini
berarti terjadi peningkatan sebesar 0,03 persen. Belum tercapainya target NTPi tahun
2019 disebabkan karena peningkatan margin keuntungan penjualan ikan sebagai akibat
Meningkatkan Pendapatan Nelayan dan Pembudidaya Ikan Nilai Tukar Pembudidaya ikan (NTPi)
TARGET REALISASI (%) CAPAIAN
93,43 92,96 98,00 92,99 94,89 0,03 103,00 90,28 REALISASI 2017 2019 TARGET AKHIR RENSTRA (%) CAPAIAN 2018-2022 REALISASI 2018 Sasaran Strategis-1 IKU-2 % KENAIKAN 2018-2019
41
pada bulan Agustus 2019 yaitu sebesar 91,89. Nilai Tukar Pembudiaya Ikan (NTPi)
selama tiga tahun terakhir (2017 s.d 2019) menunjukkan realisasi yang fluktuatif
dengan tren sebagai berikut dari tahun 2017 ke tahun 2018 mengalami penurunan
sebesar 0,5%, dan tahun 2018 ke tahun 2019 mengalami kenaikan sebesar 0,02%.
Penyebab kenaikan ini salah satunya disebabkan oleh kebijakan bantuan pemerintah
pakan
mandiri,
bioflok,
bantuan
minapadi,
bantuan
benih
dan
induk
unggul,
bantuan
prasarana
dan
kebijakan
lainnya
yang menjadi pemicu
naiknya harga jual
ikan budidaya dan
menekan biaya produksi perikanan budidaya. Kendala dalam pencapaian NTPi
diantaranya adalah harga pakan yang cukup tinggi sementara pakan merupakan
komponen utama dalam biaya produksi (60-70%). Selain itu, naiknya harga kebutuhan
pokok sebagai akibat dari semakin melemahnya nilai rupiah memberikan kontribusi
yang cukup signifikan dalam pencapaian NTPi.
Rencana aksi untuk peningkatan NTPi diantaranya adalah (i) pengembangan pakan
mandiri melalui penyediaan bahan baku, penyediaan mesin pelet, dan pembinaan ke
pembudidaya dan memperbanyak percontohan untuk budidaya pakan mandiri yang
diharapkan dapat mengurangi biaya penggunaan pakan; (ii) pengembangan teknologi
89,00 90,00 91,00 92,00 93,00 94,00 95,00 96,00
Jan Feb Maret April Mei Juni Juli Agus Sep Okt Nov Des 2017 2018 2019
42
Memastikan penyediaan bahan makanan yang mengandung protein ikan dapat dilihat
jumlah kebutuhan/permintaan ikan yang menggambarkan fungsi dari jumlah
penduduk dan neraca permintaan ikan untuk konsumsi domestik dalam pemenuhan
kebutuhan bahan makanan protein ikan. Dalam hal ini, DKP Aceh menghitung Angka
Konsumsi Ikan berdasarkan data yang diterbitkan oleh BPS, dengan komponen yang
dihitung mencakup konsumsi dalam rumah tangga (ikan dan udang segar/basah, ikan
dan udang awetan dan makanan jadi), konsumsi di luar rumah tangga (konsumsi di
restoran, rumah makan, hotel, rumah sakit, dan sekolah), dan konsumsi ikan olahan
seperti baso ikan, nugget, somay, pempek, kerupuk ikan, ikan kayu dll.
TABEL 3.4. CAPAIAN ANGKA KONSUMSI IKAN TAHUN 2017-2019
Sumber : BPS dan DRKA, 2019 (diolah DKP Aceh)
Capaian Angka Konsumsi Ikan tahun 2019 adalah 58,97 kg/kapita/tahun, atau naik
1,83% dibandingkan dengan capaian tahun 2018 yang besarnya 58,97 kg/kapita/tahun.
Capaian tahun 2019 telah memenuhi target sebesar 53,60 kg/kapita/tahun atau
mencapai 110,02% dari target. Apabila dibandingkan dengan target dalam Renstra DKP
Aceh Tahun 2018-2022, yang besarnya 58,64 kg/kapita, maka capaian tahun 2018 telah
tercapai 100,56% dari target tahun 2022.
TARGET REALISASI (%) CAPAIAN
51,40 57,89 53,60 58,97 110,02 1,83 58,64 100,56
Sasaran Strategis-2 Meningkatkan Ketahanan Pangan Melalui Penyediaan Bahan Makanan Protein Ikan
IKU-3 Angka Konsumsi Ikan (Kg/Kapita/Tahun) REALISASI 2017 2019 TARGET AKHIR RENSTRA (%) CAPAIAN 2018-2022 REALISASI 2018 % KENAIKAN 2018-2019
43
Kabupaten Aceh Tamiang, (5 Maret 2019) di Kabupaten Pidie Jaya, (6 Maret 2019)
di Kabupaten Aceh Utara, (9 Maret 2019) di Kabupaten Aceh Besar, (19 Maret 2019)
di Kabupaten Aceh Jaya, (20 Maret 2019) di Kabupaten Aceh Barat;
Gerakan memasyarakatkan makan ikan pada kegiatan Dinas Kesehatan Provinsi
dalam rangka pencegahan Stunting di Provinsi Aceh mulai dari 1000 Hari Pertama
Kehidupan (HPK) (2 Maret 2019) di Kota Banda Aceh;
Gerakan memasyarakatkan makan ikan pada bakti sosial dari instansi terkait di
desa Linge kabupaten Aceh Tengah (30 Maret 2019) dan Bakti sosial PPMG (Pekan
Inovasi Pemberdayaan Masyarakat dan Gampung) se Aceh Kerjasama TP-PKK
Provinsi dengan Dinas Kelautan dan Perikanan Aceh di Kabupaten Bener Meriah
(11- 12 Juli 2019).
C. Sasaran Strategis 3 : Meningkatkan produksi perikanan dan kelautan
Produksi Perikanan (Ton)
Jumlah produksi perikanan merupakan gabungan produksi perikanan budidaya dan
produksi perikanan tangkap. Jumlah hasil produksi perikanan budidaya merupakan
produksi yang dihasilkan oleh seluruh kabupaten/kota yang meliputi perikanan tawar,
payau dan laut, sedangkan untuk jumlah produksi perikanan tangkap berasal dari
produksi perikanan tangkap laut dan perairan umum daratan.
44
316.483,63 ton atau mencapai 100,86%. Apabila dibandingkan dengan realisasi tahun
2018 yaitu sebesar 314.045,18 ton, realisasi tahun 2019 telah mengalami kenaikan
sebesar 0,77%. Sedangkan apabila dibandingkan dengan target akhir Renstra DKP Aceh
tahun 2018-2022 yaitu sebesar 370.250 ton, realisasi tahun 2019 telah mencapai
85.48%.
GAMBAR 3.6.
PERKEMBANGAN PRODUKSI PERIKANAN SELAMA TAHUN
2016-2019
Produksi perikanan Indonesia tahun 2019 mengalami pertumbuhan yang melambat
sebesar 0,77 persen dibandingkan tahun 2018, terdiri dari perikanan tangkap yang
mengalami penurunan sebesar 1,60 persen dan perikanan budidaya mengalami
pertumbuhan sebesar 5,38 persen.
1. Produksi Perikanan Tangkap
Realisasi produksi perikanan tangkap dilaporkan secara berkala setiap triwulanan, dan
capaian tahun 2019 adalah sebanyak 209.174,39 ton atau mencapai 101,67% dari target
45
Sumber : Aplikasi satudata KKP, 2019 (diolah DKP Aceh) Ket : * sangat sementara
Produksi perikanan tangkap di laut tahun 2018 berdasarkan komoditas utama
menunjukkan komoditas tuna/cakalang/tongkol mencapai 110.869,15 ton, kakap
mencapai 20.625,58 ton, kembung mencapai 8.821,34 ton, tenggiri mencapai 9.655,25
ton, selar mencapai 18.227,88 ton, rajungan dan kepiting mencapai 9.444,13 ton,
lobster mencapai 4.475,94 ton dan komoditas lainnya mencapai 20.779,68 ton,
sedangkan pada perikanan tangkap PUD terdiri dari komoditas ikan 4.531,37 ton,
udang 1.734,14 ton, dan jenis lainnya mencapai 9,73 ton. Pertumbuhan perikanan
tangkap di laut dan perairan umum berdasarkan komoditas utama dalam kurun waktu
2016-2019 menunjukkan bahwa produksi perikanan tangkap Aceh secara total
mengalami peningkatan yang fluktuatif, dari triwulan I hingga triwulan IV tahun 2019.
TABEL 3.7.
VOLUME PRODUKSI PERIKANAN TANGKAP TAHUN 2017-2019
(TON)
2016 2017 2018 2019*
I Perikanan tangkap 180.872,60 208.348,64 212.515,61 209.174,39
A Perikanan Tangkap laut 176.376,91 202.316,13 206.125,48 202.899,15
1 Tuna/Cakalang/Tongkol 101.971,24 110.676,23 111.472,69 110.869,35
2 Kakap 17.427,61 20.588,42 20.855,87 20.625,58
3 Kembung 6.571,17 8.733,68 9.023,53 8.821,34
4 Tenggiri 7.329,88 9.589,74 9.674,84 9.655,25
5 Selar 15.690,05 18.712,50 19.838,41 18.227,88
6 Rajungan dan Kepiting 8.671,72 8.988,46 8.815,76 9.444,13
7 Lobster 4.482,31 4.481,53 4.790,61 4.475,94
8 Ikan Lainnya 14.232,93 20.545,57 21.653,77 20.779,68
B Perikanan Tangkap PUD 4.495,69 6.032,51 6.390,13 6.275,24
1 Ikan 3.074,59 4.302,78 4.653,86 4.531,37
2 Udang 1.415,22 1.720,41 1.726,75 1.734,14
3 Lainnya 5,88 9,32 9,52 9,73
Rincian NO