46
Bab IV Analisa Data Dan Pembahasan
IV.1. Pengumpulan sampel lampu
Sumber sampel sampah lampu listrik diperoleh dari masyarakat, pemulung keliling, petugas sampah gerobak, pemulung di TPS, pemulung di TPA, pedagang barang bekas keliling, tukang loak dan lapak di Kota Bandung yang perolehan sampelnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel IV.1. Sumber sampel sampah lampu listrik No Asal Sampah Lampu Jumlah Sampah Lampu Harga beli rata-rata/buah Lokasi
1 Masyarakat 11 - Pelesiran, Tubagus 2 Pemulung keliling 12 Rp. 1.000,- Taman Sari,
Taman Hewan, Sarijadi, Pasteur, Pasir Kaliki 3 Petugas sampah
gerobak
13 Rp. 1.000,- RW 6 dan 7
Kel. Sekeloa, Jamika,
4 Pemulung di TPS 11 Rp. 1.000,- Cihapit, Sabuga ITB, depan BNI Ganesha, Gedebage , Ledeng 5 Pemulung di TPA 2 - Sarimukti, Padalarang 6 Pedagang barang
bekas keliling 11 Rp. 1.000,- Astana Prof. Eycman, Caringin, Anyar, Cibaduyut, Cibadak, Malaber 7 Tukang loak 8 Rp. 1.500,- Astana Anyar, Cihapit, Jatayu,
Prof. Eycman, Ibu Inggit, Taman Cilaki, Palasari, 8 Lapak 19 Rp. 1.000,- Bandung Wetan
(Cihapit),Coblong (Lebak Siliwagi, depan BNI Ganesha) 8 Pelaku daur ulang
lampu 13 Rp. 1500,- Babakan Ciparay, Ciroyom, Buah batu, Kiara Condong
Jumlah total sampah 100 buah
Dari perolehan sampah lampu listrik maka jumlah sampah lampu yang berasal dari lapak yang paling banyak diperoleh. Hal ini disebabkan karena lapak menerima sampah lampu yang berasal dari masyarakat, pemulung keliling, pemulung di TPS dan petugas sampah gerobak dimana keberadaan mereka dalam suatu kawasan sangat terbatas.
47
IV.2 Penanganan dan identifikasi komposisi sampah lampu IV.2.1 Penanganan sampah lampu
Dari 100 buah sampah lampu listrik yang dikumpulkan, diambil 44 buah lampu listrik sebagai sampel yang dianggap mewakili berdasarkan jenis, bentuk dan ukuran tabung, merk dan daya lampu dengan perincian sebagai berikut :
a. Berdasarkan jenisnya terdapat 3 macam lampu yaitu :
- Lampu pijar (incandescent lamp) diperoleh sebanyak 5 buah sampel. - Lampu flouresen (flourescent lamp) diperoleh sebanyak 36 sampel. - Lampu merkuri (mercury lamp) diperoleh sebanyak 3 sampel
b. Berdasarkan bentuk dan ukuran tabung : - Balon diperoleh sebanyak 7 sampel. - Bulat diperoleh sebanyak 2 sampel. - Pipa diperoleh sebanyak 7 sampel. - Spiral diperoleh sebanyak 2 sampel. - Silindris 1 U diperoleh sebanyak 3 sampel. - Silindris 2 U diperoleh sebanyak 12 sampel. - Silindris 3 U diperoleh sebanyak 10 sampel. - Silindris 4 U diperoleh sebanyak 1 sampel.
c. Berdasarkan merk dagang lampu diperoleh sebanyak 17 merk lampu yaitu Phillips, Chiyoda, Bess, Nasional, Spyro, Sunki, General Electric, Visikom, Sanex, Osram, Nasional, SAG, Kymco, Hitachi, Fujilight, Hannochs dan Kyowa.
d. Berdasarkan daya lampu (Watt) diperoleh sampel mulai dari lampu 3 W, 5 W, 7 W, 8 W, 9 W, 10 W, 11 W, 13 W, 14 W, 15 W, 18 W, 20 W, 22 W, 23 W, 25 W, 26 W, 30 W, 32 W, 36 W, 40 W, 50 W, 60 W, 80 W, 125 W dan 400 W.
Dalam penanganan sampah lampu di atas hanya diperoleh 3 jenis lampu dalam berbagai bentuk dari 6 jenis lampu yang ada dalam literatur dan 17 merk lampu
48
dari 569 merk yang beredar di Indonesia serta daya lampu mulai 3 watt sampai dengan 400 watt.
IV.2.2 Identifikasi komposisi sampah lampu
Dalam identifikasi komposisi sampah lampu listrik dilakukan dengan mempreteli setiap sampah lampu yang dijadikan sampel. Dari hasil karakterisasi yang dilakukan pada 3 jenis sampah lampu listrik di atas ditemukan komposisi sebagai berikut :
a. Bahan logam dan non logam.
- Bahan logam yang terdiri dari tembaga, aluminium, kuningan, timah dan besi.
- Bahan non logam yang terdiri dari kaca, kaca hitam, karet, kertas, PCB, mika, silikon, karbon, plastik PP dan plasik PVC.
b. Fungsi komponen elektronik pada suatu rangkaian listrik yang dapat dilihat pada tabel IV.2.
Tabel IV.2. Komponen elektronik dan fungsinya
No Nama komponen Fungsi
1 Resistor Penghambat gerak lajunya arus listrik
2
- Kondensator Elektrolit - Kondensator polyester
Penyimpan energi di dalam medan listrik
3 Dioda Penyearah dalam rangkaian 4 LED (lighting emiting
diode)
Semikonduktor yang memancarkan cahaya monokromatik
5 Papan sirkuit cetak (printed circuit board) Papan sirkuit logam yang menghubungkan komponen elektronik satu sama lain tanpa kabel 6 Transistor Penguat, sirkuit pemutus dan penyambung (switching), stabilisasi tegangan dan modulasi sinyal 7 Baterai Alat elektrokimia yang bekerja mengkonversi energi kimia menjadi energi listrik
8 Sekring
Pengaman dalam suatu rangkaian listrik apabila terjadi kelebihan muatan listrik atau suatu hubungan arus pendek
9 Transformator Alat elektronik yang memindahkan energi dan mengubah tegangan listrik
10 Induktor
Memperkecil tegangan ripple yang timbul pada output dari rangkaian penyearah dan sebagai pembatas arus
49
Identifikasi komposisi sampah lampu dilakukan terhadap 3 jenis lampu yaitu lampu pijar, lampu flouresen dan lampu merkuri yang memberikan hasil sebagai berikut :
a. Lampu pijar yang terdiri dari 5 buah sampel dengan daya lampu 5 W, 15 W, 40 W, 60 W dan 80 W (Lampiran A). Hasil identifikasi komposisi lampu pijar diperlihatkan pada tabel IV.3.
Tabel IV.3 Hasil identifikasi komposisi lampu pijar
No Komponen Nama Gambar Fungsi Bahan
1 Tabung Pelindung gas Kaca
2 Kap lampu Menghubungkan dengan fiting lampu - Aluminium - Kuningan
3 Filamen Memancarkan cahaya dalam tabung Tembaga
4 Terminal Penghubung lampu ke supply Listrik Timah
5 Perekat terminal dan kap lampu
Merekatkan terminal dengan
kapnya Kaca campuran
6 Perekat kaca dan tabung Merekatkan tabung dan kap lampu Karet
Komposisi bahan dan massa sampel lampu pijar dapat dilihat pada tabel IV.4 di bawah ini.
Tabel IV.4. Komposisi bahan dan massa lampu pijar
No Bahan Massa rata-rata (gr) lampu pijar Standar deviasi Komposisi Bahan (%) Tembaga 0,65 1,01 Aluminium 1,15 0,09 Kuningan 2,50 5,59 1 Bahan logam Timah 0,33 0,08 5,53 % Kaca 66,69 115,31 Kaca hitam 6,15 9,93 2 Bahan non logam Karet 6,27 9,86 94,48 % Jumlah = 83,74 83,74 100
50
70 70
gram 66,69
Dari 6 bahan yang terdapat pada lampu pijar maka kaca menempati komposisi terbesar yaitu sebesar 66,69 gr dan komposisi terkecil adalah timah sebesar 0,33 gr karena penggunaan timah pada lampu pijar hanya pada bagian terminal lampu. Gambar IV.1 memperlihatkan massa rata-rata lampu pijar dan massa logam dan non logam pada lampu pijar dan Gambar IV.2 merupakan massa logam dan non logam yang terdapat pada lampu pijar yang memperlihatkan massa non logam lebih besar dari pada logam.
Gambar IV.1. Massa rata-rata lampu pijar
Gambar IV.2. Massa logam dan non logam pada lampu pijar
b. Lampu flourescent jenis pipa (tubular flourescent lamp/TL) yang terdiri dari lampu dengan daya 10 W, 20 W, 36 W, 40 W dan 60 W (Lampiran A). Hasil identifikasi komposisi pada sampel lampu flourescent jenis pipa diperlihatkan
0,65 1,15 2,5 0,33 6,15 6,27 0 0 1 2 3 4 5 6 7
Tembaga Aluminium Kuningan Timah Kaca hitam Karet Kaca
≈
≈
4,63 gr 79,11 gr 0 20 40 60 80 10051
pada tabel IV.5 dimana kaca memiliki massa yang paling banyak diantara komponen yang lainnya. Bahan logam pada sampel lampu flourescent yang paling ringan yaitu kuningan karena pemanfaatannya sangat sedikit dalam komposisi bahan dan massa sampel lampu flourescent jenis pipa dapat dilihat pada tabel IV.6.
Tabel IV.5. Hasil identifikasi komponen lampu flourescent jenis pipa No Nama
Komponen
Gambar Fungsi Bahan
1 Tabung Pelindung gas Kaca
2 Pin konektor Penghubung lampu ke supply Listrik Kuningan
3 Kap lampu Melindungi tabung dan penghubung dengan pin konektor
Aluminium
4 Perekat tabung dan kap lampu
Merekatkan tabung dan kap
lampu Karet
5 Filament Memancarkan cahaya dalam tabung Tembaga
Tabel IV.6. Komposisi bahan pada sampel lampu flourescent jenis pipa
No Bahan
Massa rata-rata lampu TL
(gr)
Standar
deviasi Komposisi bahan (%) Tembaga 4,16 9,00 Aluminium 1,57 0,43 1 Bahan logam Kuningan 0,97 0,16 4,16 % Kaca 151,55 81,24 Platik PP 0,90 0,49 Platik PVC 1,03 2,92 2 Bahan non logam Karet 0,91 1,08 95,84 % Jumlah 100
52
160 151,55 gr
70
Gambar IV.3 Massa rata-rata sebuah sampel lampu flourescent jenis pipa
Gambar IV.4. Massa logam dan non logam sampel lampu flourescent jenis pipa
b. Lampu flourescent jenis compact (compact flourescent lamp) yang terdiri dari lampu dengan daya 3 W, 5 W, 8 W, 9 W, 11 W, 13 W, 14 W, 15 W, 20 W, 22 W, 23 W, 25 W, 26 W, 30 W, 40 W dan 60 W (Lampiran A). Hasil identifikasi kompoenen flourescent jenis compact diperlihatkan pada tabel IV.8.
Komposisi bahan dan massa sampel lampu flourescent jenis compact dapat dilihat pada tabel IV.7 dimana pada bahan non logam, besi menempati menempati massa yang paling besar diantara jenis logam yang lain tetapi pada bahan non logam kaca menempati massa yang paling banyak .
0 1,03 gr 0,9 gr 0,91 gr 0,97 gr 1,57 gr 4,16 gr 0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 4 4,5
Tembaga Aluminium Kuningan Karet Platik PP Platik PVC Kaca
≈
≈
154,39 gr 6,7 gr 0 20 40 60 80 100 120 140 16053
Tabel IV.7. Komposisi bahan pada sampel lampu flourescent jenis compact
No Bahan Massa rata-rata lampu CFL (gr) Standar deviasi Komposisi bahan (%) Tembaga 6,33 7,97 Aluminium 1,90 1,14 Kuningan 2,10 0,99 Timah 0,58 0,20 1 Logam Besi 17,55 40,85 23,57 % Kaca 56,24 30,19 Kaca hitam 3,16 1,09 Karet 2,37 5,58 Platik PP 21,48 15,47 Platik PVC 1,87 1,39 PCB 2,87 1,85 Mika 1,92 0,48 Silikon 1,69 0,85 2 Non Logam Karbon 0,68 0,14 76,43 % Jumlah 100 %
Hasil identifikasi komposisi pada lampu flourescent jenis compact memperlihatkan bahwa lampu ini memiliki komponen yang paling banyak di antara ke 2 lampu lainnya. Gambar IV.5 memperlihatkan massa bahan (gr) baik logam maupun non logam dari lampu flourescent jenis compact (compact flourescent lamp) dimana massa non logam sebesar 92,28 gr dan massa logam :
Gambar IV.5. Massa logam dan non logam sampel lampu flourescent jenis compact 92,28 gr 28,46 gr 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
54
Tabel IV.8 Hasil karakterisasi flourescent jenis compact
No Nama Komponen
Gambar Fungsi Bahan
1 Tabung Pelindung gas Kaca
2 Dudukan tabung Melindungi rangkaian Elektronik dan dudukan tabung
Plasti PVC
3 Kap lampu Menghubungkan dengan fiting lampu - Aluminium - Kuningan
4 Terminal Penghubung lampu ke supply Listrik
Timah
5 Papan Circuit Cetak Menghubungkan komponen Elektronik satu dengan lainnya PCB 6 Filament Memancarkan cahaya dalam tabung Tembaga
7 Transformator Mengubah tegangan listrik, memindahkan energi - Serbuk besi - Plastik PVC - Tembaga 8 Kondensator elektrolit Penyimpan energi dalam medan listrik - Aluminium - Kertas
9 Kondensator polyester Penyimpan energi dalam medan listrik Mika
10 Dioda Penyearah dalam rangkaian Silikon
11 Resistor Penghambat gerak lajunya arus listrik - Karbon - Aluminium
12 Transistor Penguat, switching, stabilisasi tegangan, modulasi sinyal Silikon 13 Perekat terminal dan kap lampu
Merekatkan terminal dengan kapnya
Kaca
14 Perekat tabung dan dudukannya
Merekatkan tabung dan
dudukannya Karet
15 Kawat tunggal dan serabut Mengalirkan arus pada lampu - Aluminium - Tembaga
16 Pelindung kawat tunggal dan serabut
Melindungi kawat
55 0 0 0,68 gr 1,69 gr 1,92 gr 2,87 gr 1,87 gr 2,37 gr 3,16 gr 0 0,58 gr 2,1 gr 1,9 gr 6,33 gr 0 4 8
Tembaga Aluminium Kuningan Timah Besi Kaca hitam Karet Platik PVC PCB Mika Silikon Karbon Platik PP Kaca
60
Gambar IV.6 Massa rata-rata sampel lampu flourescent jenis compact
21,48 gr
17,55 gr
≈
56
60 70
gram
d. Komponen elektronik dalam lampu flourescent jenis compact yang terdiri dari kondensator elektrolit, kondensator polyester, dioda, resistor, transistor, transformator dan induktor. Komposisi bahan dan massa komponen elektronik dapat dilihat pada tabel IV.9 di bawah ini.
Tabel IV.9. Komposisi bahan dan massa komponen elektronik pada sampel lampu flourescent jenis compact
No Bahan Massa rata-rata lampu merkuri (gr) Standar deviasi 1 Kondensator elektolit 2,52 1,28 2 Kondensator Polyester 1,92 0,49 3 Dioda 0,76 0,42 4 Resistor 0,68 0,14 5 Transistor 0,93 1,20 6 Transformator 17,94 23,77 7 Induktor 1,02 0,35 Jumlah CFL = 25,77
Untuk massa bahan (gr) komponen elektronik pada sampel lampu flourescent jenis compact dapat dilihat pada gambar IV.7
Gambar IV.7. Grafik massa total bahan komponen elektronik pada sampel lampu flourescent jenis compact
e. Lampu merkuri yang terdiri dari lampu dengan daya 80 W, 125 W dan 400 W. Hasil identifikasi sampah lampu merkuri dapat diperlihatkan pada tabel IV.10.
68,07 51,82 20,58 18,4 25,12 27,47 0 0 20 40 60 80 Kondensator elektolit Kondensator Polyester
Dioda Resistor T ransistor Induktor T ransformator
≈
484,4 gr≈
57
Tabel IV.10 Hasil karakterisasi sampah lampu merkuri
No Komponen Nama Gambar Fungsi Bahan
1 Tabung Pelindung gas Kaca
2 Kap lampu Menghubungkan dengan fiting lampu Kuningan
3 Filamen Memancarkan cahaya dalam tabung Aluminium
4 Terminal Penghubung lampu ke supply listrik Timah
5
Perekat terminal dan kap lampu
Merekatkan terminal dengan
kap lampu Kaca campuran
Kandungan bahan dan massa pada 3 buah sampel lampu merkuri dapat dilihat pada tabel IV.11 di bawah ini.
Tabel IV.11. Komposisi bahan dan massa pada sampel lampu merkuri
No Bahan
Massa rata-rata lampu merkuri
(gr)
Standar
deviasi Komposisi bahan (%)
Aluminium 7,92 40,68 Kuningan 6,46 4,58 1 Bahan logam Timah 0,81 6,15 15,46 2 Bahan
non logam Kaca 83,06 0,15 84,54
Jumlah 100 %
Massa bahan baik logam maupun non logam pada sampel lampu merkuri dapat dilihat pada gambar IV.8.
83,06 gr 0,81 gr 6,46 gr 7,92 gr 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
Aluminium Kuningan T imah Kaca
Gambar IV.8. Massa bahan baik logam maupun non logam pada sampel lampu merkuri
58 83,06 gr 0,81 gr 6,46 gr 7,92 gr 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
Aluminium Kuningan T imah Kaca
Gambar IV.9. Massa komposisi bahan pada sampel lampu merkuri
IV.3. Analisa komposisi sampah lampu listrik
Analisa komposisi bahan sampah lampu listrik dilakukan dengan cara memisahkan antara bahan logam dan non logam kemudian menghitung persentasi komposisi bahan masing-masing jenis lampu listrik dimana dari analisa komposisi ini pada akhirnya dapat diketahui bahan yang memiliki persentasi besar sehingga dapat dilakukan kajian untuk menilai potensi daur ulangnya.
a. Persentasi komposisi bahan yang terdapat pada 3 buah lampu pijar
Persentasi komposisi bahan yang terdapat pada sampel lampu pijar ditunjukkan pada tabel IV.10.
Gambar IV.10. Persentasi komposisi bahan pada sampel lampu pijar 0,77 % Tembaga 1,38 % Aluminium 2,99 % Kuningan 0,39 % Timah 79,65 % Kaca 7,34 % Kaca hitam 7,49 % Karet
59 8,06 % Aluminium 6,58 % Kuningan 0,83 % T imah 84,54 % Kaca
b. Persentasi komposisi bahan yang terdapat pada sampel lampu flourescent jenis pipa ditunjukkan pada tabel IV.11.
Gambar IV.11. Persentasi komposisi bahan pada lampu flourescent jenis pipa
c. Persentasi komposisi bahan yang terdapat pada sampel lampu flourescent jenis compact ditunjukkan pada tabel IV.12.
Gambar IV.12. Persentasi komposisi bahan pada 27 sampel lampu flourescent jenis compact
d. Persentasi komposisi bahan yang terdapat pada 3 buah sampel lampu merkuri dapat dilihat pada table IV.13
Gambar IV.13. Persentasi komposisi bahan pada 3 buah sampel lampu merkuri 0,57 % Karet 0,64 % P lastik P VC 0,56 % P lastik P P 94,07 % Kaca 0,60 % Kuningan 0,97 % Aluminium 2,58 % Tembaga 5,24 % Tembaga 1,57 % Aluminium 1,74 % Kuningan 0,48 % Timah 14,53 % Besi 46,57 % Kaca 2,61 % Kaca hitam 1,96 % Karet 17,79 % P lastik PP 1,55 % P lastik P VC 2,37 % P CB 1,59 % MIka 1,40 % Silikon 0,56 % Karbon 5
60
Dari komposisi jenis bahan pada semua sampel sampah lampu listrik baik lampu pijar, flourescent jenis pipa dan compact serta lampu merkuri terlihat bahwa kaca memiliki persentasi komposisi terbesar tetapi hanya sedikit pelaku daur ulang yang memanfaatkan pecahan bahan ini karena selain tingkat bahaya yang ditimbulkan juga membutuhkan peralatan khusus. Pemanfataan sampah lampu listrik ini antara lain dijadikan lampu semprong juga dapat dibuat sebagai hiasan.
Tabel IV.12 memperlihatkan komposisi bahan pada semua sampel sampah lampu listrik baik lampu pijar, flouresen jenis pipa dan compact serta lampu merkuri.
Tabel IV.12 Total massa komposisi sampel lampu listrik
No Bahan semua jenis lampu (gr) Massa rata-rata pada
Jumlah lampu yang dibutuhkan untuk mencapai massa 1 kg
(buah) 1 Tembaga 11,14 90 2 Aluminium 12,54 80 3 Kuningan 12,3 81 4 Timah 1,72 581 5 Besi 17,55 57 6 PCB 2,87 348 7 Kaca 357,54 3 8 Kaca Campuran 9,31 107 9 Karet 9,55 105 10 Plastik kerasan 22,38 45 11 Platik PVC 2,9 345 12 Mika 1,92 521 13 Silikon 1,69 592 14 Karbon 0,68 1471
Massa tembaga pada lampu tergantung nilai kapasitas daya dalam Watt dimana semakin besar daya maka semakin berat tembaga yang dihasilkan. Pada semua sampel lampu diperoleh massa rata-rata logam tembaga 11,14 gram. Jadi untuk mendapatkan 1 kg tembaga dari sampah lampu membutuhkan ± 90 buah lampu.
Untuk logam aluminium massanya tergantung pada kap lampu dan kawat yang digunakan yang pada hasil karakterisasi dominan digunakan pada lampu flouresent jenis pipa tetapi karena berat yang dihasilkan dari sampah lampu relatif lebih sedikit sehingga hanya beberapa pelaku daur ulang yang menerima sampah
61
aluminium dari lampu listrik. Sedangkan jenis logam kuningan juga digunakan pada kap lampu namun hanya merk dagang tertentu yang memanfaatkan jenis logam ini dalam produksinya .
Timah dalam hasil analisa komposisi pada sampel lampu memiliki massa yang paling sedikit yaitu 1,72 gram mengingat penggunaannya hanya pada terminal dan solderan pada papan sirkuit cetak. Logam besi dalam komposisi bahan pada lampu dominan terdapat pada lampu flouresent jenis pipa. Dari hasil analisa komposisi pada semua sampah lampu maka dibutuhkan ± 57 buah lampu untuk mendapatkan massa 1 kg besi.
Dalam komposisi bahan pada sampah lampu juga terdapat bahan jenis non logam
yaitu PCB, kaca, kaca campuran, karet, plasik kerasan, plastik PVC, mika, silikon dan karbon. Penggunaan PCB pada papan circuit cetak didominasi oleh lampu flourescent jenis compact untuk penampatan komponen elektronik. Demikian pula bahan mika, silikon dan karbon yang terdapat dalam komponen elektronik transistor, dioda dan kondensator.
Untuk bahan kaca sebagai bahan pembuat tabung lampu maka semua lampu memanfaatkannya. Oleh karena itu pada analisa komposisi sampah lampu ini kaca memiliki massa yang paling besar diantara bahan yang lain. Dalam semua sampel lampu hanya terdapat 2 jenis plastik yang ada yaitu plastik kerasan yang diperoleh dari dudukan tabung dan plastik jenis PVC yang diperoleh dari kabel. Diperlukan
± 45buah lampu untuk mendapatkan massa 1 kg plastik kerasan dan ± 345 buah lampu
untuk mendapatkan 1 kg plastik jenis PVC.
IV. 4 Perlakukan masyarakat setelah lampu menjadi sampah
Perlakuan yang diberikan oleh masyarakat, pelaku daur ulang setelah lampu listrik indoor menjadi sampah adalah langsung dibuang ke lingkungan, diberikan pada pemulung, dipreteli komponennya dan memperbaiki untuk dijual kembali kepada konsumen. Secara umum dapat diperlihatkan pada bagan alir sebagai berikut :
62
Gambar IV.14. Bagan alir perlakuan masyarakat dan pelaku daur ulang setelah lampu jadi sampah
IV.5. Potensi daur ulang sampah lampu listrik
Dengan mempertimbangkan komposisi dan massa yang terkandung dalam lampu maka sampah lampu listrik merupakan jenis sampah anorganik yang menyimpan potensi ekonomi dalam kegiatan daur ulang dikarenakan dalam lampu terdapat berbagai komposisi bahan logam dan non logam yang laku dipasaran antara lain besi, alumunium, tembaga, kuningan, timah dan plastik.
Komposisi bahan yang terdapat dalam lampu jika dalam jumlah yang sedikit tidak memberikan hasil yang signifikat untuk dilakukan proses daur ulang. Sebaliknya dalam jumlah yang banyak lampu akan memberikan hasil yang signifikant yang dapat memberikan keuntungan finansial.
Produsen / pabrik Distributor Supplier Toko/ supermarket Konsumen TPS Petugas sampah gerobak
TPA Tukang loak keliling
Tukang loak menetap Kios / Pedagang kaki lima
Halaman Rumah/tempat kerja Pemulung keliling
Lapak Tukang loak
menetap
63
Pada sampah lampu listrik hanya bahan yang mengandung logam yang mempunyai nilai jual tinggi dibanding bahan non logam. Oleh karena itu, beberapa pelaku daur ulang menerima sampah lampu untuk dipreteli. Setelah logam mencukupi beberapa kilogram kemudian dijual kepada lapak, bandar kecil atau bandar besar yang menerima sampah logam.
Para pelaku daur ulang mengkategorikan logam yang terdapat pada lampu listrik sebagai berikut :
a. Tembaga jenis rambut (pada transformator, filamen), b. Aluminium jenis kaleng (pada kap lampu, kawat tunggal), c. Kuningan jenis rongsok (pada kap lampu),
d. Besi jenis bahan (pada rumah transformator) e. Timah (pada PCB dan terminal).
Diantara logam tersebut hanya tembaga yang memiliki nilai jual tinggi, disusul oleh jenis logam lain yaitu kuningan, aluminium, timah dan besi.
Harga jual beli logam tidak berflukuasi terhadap waktu. Tidak seperti harga jual beli pada sampah kertas, yang dipengaruhi musim. Untuk sampah kertas, jika musim hujan harganya akan turun, karena kandungan air pada kertas akan menyebabkan kertas berkurang kualitasnya serta bertambah berat. Sedangkan untuk sampah logam, karena berupa benda padat kaku yang tidak tembus air, maka keadaan musim tidak mempengaruhi kualitas dan harganya.
Para pelaku daur ulang hampir tidak ada yang mengumpulkannya plastik dari sampah lampu karena selain massanya ringan, harga perkilogramnya relatif sangat murah untuk dijual, juga dalam mendapatkan plastiknya saja agak sulit karena harus memisahkannya dari lem yang mengandung karet sehingga pada saat akan dilakukan daur ulang sangat sedikit diperoleh plastik yang diinginkan.
Oleh karena satu unit lampu listrik terdiri dari komponen majemuk yang di dalamnya memiliki beragam kombinasi zat kimia dimana semua substansi ini
64
tergabung dalam komponen elektronik yang sifatnya nonbiodegradable, dapat terlarut dan mencemari badan perairan maupun tanah ataupun berikatan dengan unsur lain yang kemudian menjadi toksik dan dapat membahayakan kesehatan manusia karena diantaranya ada yang bersifat karsinogenik apalagi bila dibuang langsung ke lingkungan. Oleh karena itu perlu dilakukan suatu usaha daur ulang sehingga dapat mereduksi kuantitas sampah lampu listrik di lingkungan.
Dalam lampu terdapat berbagai unsur beracun dan berbahaya maka banyak cara yang dapat dilakukan untuk meminimalisir sampah lampu listrik. Salah satunya adalah dengan menerapkan program extended producer responsibility (EPR) yaitu suatu program di mana produsen bertanggung jawab mengambil kembali (take back) produk-produk yang tidak terpakai lagi dan bertanggung jawab terhadap biaya penanganannya dengan tujuan untuk mendorong produsen meminimalisir pencemaran dan mereduksi penggunaan sumber daya alam dan energi dari setiap tahap siklus hidup produk melalui rekayasa desain produk dan teknologi proses dimana notabenenya produsen harus bertanggung jawab terhadap semua hal, termasuk akibat dari pemilihan material, proses manufaktur, pemakaian produk dan pembuangannya sehingga produsen dapat mengembangkan desain produknya dalam rangka menghindari timbulnya limbah dan untuk memfasilitasi usaha recovery dan pembuangan sampah lampu listrik.
IV.6. Potensi Bahaya sampah lampu listrik
Dari bahan yang terkandung di dalam semua jenis lampu meskipun persentasinya kecil bukan berarti tidak berbahaya apalagi jika sampah lampu ini dibuang tanpa pengolahan yang baik. Oleh karena itu perlu dilakukan analisa air hasil pelindian sampah lampu yang bertujuan untuk mengetahui besarnya kandungan senyawa berbahaya yang dapat terlarut kembali jika sampah lampu ini dibuang ke landfill dengan melakukan uji Toxicity Characteristic Leaching Procedure (TCLP) yang hasilnya ditunjukkan pada tabel sebagai berikut :
65
Tabel IV.13. Hasil uji TCLP pada lampu pijar, lampu flourescent dan lampu merkuri
Hasil Analisa TCLP pada sampel
(mg/L) Standard TCLP (mg/L) No Parameter
Lampu pijar Flourescent Lampu Mercury Lampu PP 18/1999 jun to PP 85/1999 USEPA
1 Arsen (As) 0,006 0,005 0,017 5 5 2 Barium (Ba) 2,021 2,657 1,665 100 100 3 Boron (B) 3,466 2,987 4,322 500 - 4 Cadmium (Cd) <0,001 0,002 <0,001 1 1 5 Chromium (Cr) 0,023 0,011 0,015 5 5 6 Copper (Cu) 1,176 0,962 0,216 10 - 7 Lead (Pb) 4,863 45,019 46,513 5 5 8 Mercury (Hg) 0,0075 0,0087 0,134 0.2 0.2 9 Selenium (Se) <0,001 <0,0001 <0,001 1 1 10 Silver (Ag) 0,015 0,017 0,012 5 5 11 Zinc (Zn) 5,363 2,290 29,852 50 -
Dari hasil uji TCLP yang dilakukan terhadap lampu pijar menunjukkan semua parameter logam berada di bawah standar yang ditetapkan baik standard PP 18/1999 jun to PP 85/1999 maupun standard USEPA. Sedangan pada lampu flourescent dan lampu merkuri memiliki kadar lead (Pb) masing-masing 45,019 mg/L dan 46,513 mg/L yang konsentrasinya berada di atas baku mutu yang ditetapkan. Lead (Pb) banyak dijumpai pada terminal lampu dan papan sircuit cetak (PCB). Sampai saat ini dari hasil survey belum ada pelaku daur ulang yang mengumpulkan terminal dan papan sirkuit cetak yang berasal dari lampu.
Uji TCLP juga pernah dilakukan sebelumnya terhadap kapasitor, lampu neon dan dioda dimana hasilnya menunjukkan bahwa Pb merupakan salah satu logam berat yang sangat beracun dan menjadi masalah dalam limbah elektronik khususnya untuk sampel diode yang mencapai 265,47 mg/l, sementara standar yang berlaku di Indonesia maupun di USEPA adalah hanya 5 mg/l (Enri Damanhuri and Sukandar, 2005)
Dari kedua hasil uji yang dilakukan semua memberikan nilai Pb di atas standar yang ditetapkan dimana hal ini memberikan jawaban mengapa komponen elektronik/peralatan elektronik dikategorikan sebagai limbah bahan berbahaya dan
66
beracun (D219) dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 18 tahun 1999 jun to Nomor 85 tahun 1999.
IV.7. Pelaksanaan sampling pada daur ulang lampu dan pelaku bisnis IV.7.1. Sampling pada pelaku daur ulang
Sebagian besar masyarakat ketika lampu listrik yang digunakan tidak dapat menyala lagi ketika diberi suplai listrik maka biasanya langsung dibuang ke bak sampah atau TPS bahkan TPA tetapi ada beberapa pelaku daur ulang yang yang mengambil sampah lampu yang utuh untuk kemudian direparasi komponennya.
Dari reparasi yang dilakukan, lampu yang awalnya padam akhirnya dapat digunakan lagi. Reparasi ini tidak dapat dilakukan terhadap tabung lampu, tetapi memperbaiki komponen elektroniknya yang terdapat pada papan sirkuit cetak. Dimana dari hasil wawancara pada pelaku daur ulang sampah lampu ini, komponen yang sering mengalami kerusakan adalah kondensator (kapasitor), resistor, transformator dan transistor.
Perlakuan daur ulang lampu ini hanya dapat dilakukan terhadap beberapa jenis lampu listrik saja diantaranya lampu flourescent jenis pipa, lampu flourescent jenis compact dan lampu flourescent jenis cylindrical compact. Hal ini tidak dapat dilakukan terhadap incandescent lamps (lampu pijar) baik yang jenis wolfram, halogen dan lampu merkuri. Alasan yang mendasar adalah karena jenis lampu ini menyatu antara kap, terminal dan tabung.
Tidak menyalanya sebuah lampu ketika diberi suplai listrik biasanya disebabkan karena kenaikan tegangan yang tidak dapat ditolerir oleh lampu, batas life time yang ditandai dengan putusnya kawat pijar (filamen). Untuk memperbaiki filamen ini harus melepas tabung dan kap. Jika hal ini terjadi maka gas mulia yang membantu proses penyalaan akan keluar, sementara gas yang terdapat dalam bohlam lampu kapasitasnya sudah terukur untuk dapat menyala sempurna sesuai yang diinginkan. Hal ini pula yang menyebabkan pelaku daur ulang tidak
67
mereparasi tabung yang filamennya sudah rusak. Jika tabungnya sudah rusak yang ditandai dengan menghitamnya ujung tabung maka mereka menggantikannya dengan tabung lain tetapi daya lampu yang sama.
Hanya sedikit pelaku daur ulang sampah lampu listrik indoor di Indonesia. Dari hasil survei yang dilakukan pada beberapa kota besar antara lain Solo, Yogjakarta, Semarang dan Bandung, jumlah para pelaku daur ulang ini tidak lebih dari 5 orang. Tujuan pelaku daur ulang dalam memperpanjang masa life time lampu indoor ini adalah selain untuk memenuhi kebutuhan ekonomi, mengurangi sampah lampu di lingkungan, menambah kepercayaan masyarakat terhadap merk lampu ternama juga mereka ingin membantu masyarakat menengah ke bawah memakai lampu bermerk yang tentu saja memiliki life time yang lama.
Harga lampu baru yang dapat di daur ulang bermerk ternama pada distributor, pedagang menengah dan kecil, dijual dengan kisaran harga antara Rp.15.000 – Rp.100.000-, tergantung daya lampu dimana semakin tinggi dayanya maka semakin mahal harganya. Harga jual yang dipatok oleh pelaku daur ulang terhadap lampu bermerk yang telah direparasi antara Rp.3000,- s/d Rp. 30.000,-. Berarti konsumen dapat menghemat antara Rp.12.000,- s/d Rp. 70.000,-. Harga jual lampu yang di daur ulang dengan life time ±6000 jam lebih murah dari harga lampu baru jenis pijar. Beberapa lampu dengan merk dagang ternama tidak memberikan garansi kepada konsumen tetapi semua pelaku daur ulang lampu ini memberikan garansi terhadap lampu hasil reparasi mereka diantaranya ada yang 5 hari, 1 minggu, 1 bulan bahkan ada yang sampai seumur hidup asalkan tabungnya masih bagus.
Dengan alasan tersebut di atas yang menyebabkan lampu hasil daur ulang ini banyak dicari konsumen meskipun kondisi lampu hasil daur ulang ini tinggal 85% dari lampu baru. Hal ini juga dibuktikan dari hasil survei bahwa hambatan yang dialami oleh pelaku daur ulang lampu adalah kurangnya sampah lampu sementara permintaan konsumen banyak.
68
Uniknya semua pelaku daur ulang sampah lampu ini sama sekali tidak memiliki latar belakang pendidikan yang berhubungan dengan kelistrikan ataupun elektronika. Pendidikan mereka rata-rata hanya tamatan sekolah dasar, hanya pelaku daur ulang yang berada di Solo sempat mengenyam pendidikan di perguruan tinggi tapi tidak selesai.
Sejak melakukan usaha daur ulang lampu, beberapa di antara mereka mengalami gangguan kesehatan seperti gatal bercampur perih pada tangan selain luka akibat peralatan dismantling yang mereka gunakan dan pecahan kaca. Gatal bercampur perih yang dirasakan oleh pelaku daur ulang apabila mendismantling kaca dari lampu flourescent yang diprediksikan terkena paparan phospor dalam tabung lampu ataupun uap merkuri.
Pelaku daur ulang ini tidak pernah merasakan gangguan kesehatan akibat paparan timah karena setiap hari harus mensolder. Rata-rata mereka tidak mengetahui kandungan zat kimia yang terdapat pada sampah lampu listrik. Yang diketahui oleh mereka yang berbahaya dari sampah lampu adalah pecahan kacanya. Oleh karena itu mereka menyarankan sebaiknya sampah lampu itu disimpan dalam wadah khusus baik itu di tempat sampah, di gerobak, atau di TPS atau diberikan ke pemulung.
Dengan waktu kerja yang bervariasi antara 7 jam, 9 jam bahkan sampai 11 jam seperti pelaku daur ulang di Yogyakarta karena pasar barang bekasnya buka mulai jam 09.00 pagi – 22.00 malam maka lampu yang dapat direparasi dalam sehari antara 10 – 40 buah perhari tergantung sampah yang ada dan permintaan konsumen. Sumber penerimaan lampu indoor bekas berasal dari pemulung, lapak, kompleks perumahan dan konsumen yang membawa sendiri lampunya untuk direparasi. Harga beli sampah lampu ini antara Rp. 500,- sampai Rp. 2000,- tergantung merk dan jenis lampu. Jika dikurangi dengan harga jual dan jumlah lampu yang dijual perhari antara 10 buah sampai 20 buah dengan wilayah penjualan pada kota setempat dan kabupaten sekitarnya.
69 IV.7.2. Sampling pada pelaku bisnis
Sampai saat ini data mengenai pemakaian lampu listrik di Kota Bandung tidak ada. Peningkatan yang cukup signifikan terhadap jumlah pelanggan listrik dalam Area Pelayanan Jaringan (APJ) Bandung di Kota Bandung berdampak pula pada pemakaian lampu listrik karena setiap pelanggan baru secara otomatis membutuhkan lampu listrik sebagai sumber penerangan pada bangunannya. Dengan pertimbangan banyaknya jumlah pelanggan listrik (567.898 pelanggan) dan bangunan (492.829 unit ) di Kota Bandung (Dinas Bangunan Kota Bandung, 2008) dan life time lampu yang terbatas maka dapat dibayangkan berapa jumlah timbulan sampah lampu listrik yang terdapat di Kota Bandung.
Oleh karena tidak adanya data konsumsi lampu listrik di Kota Bandung maka penulis melakukan survei dalam kuisioner tertulis dan wawancara langsung kepada para pelaku bisnis yang menjual lampu. Dari hasil survey yang dilakukan tidak terdapat pabrik yang memproduksi khusus lampu di kota Bandung dan hanya terdapat 1 distributor lampu yaitu PT. Pelita Abadi Sejahtera dengan merk dagang Phillips dan lampu yang masuk ke Kota Bandung berasal dari Jakarta dan Surabaya dan ada yang langsung dari luar negeri yaitu Jerman dan Cina.
Pada merk dagang lampu Phillipss dengan jumlah stock lampu yang masuk untuk lampu pijar sebanyak 100.000 buah/bulan, lampu flourescent jenis pipa (TL) sebanyak 30.000 buah/bulan dan lampu flourescent jenis compact (CFL) sebanyak 130.000 buah/bulan, lampu merkuri sebanyak 4.000 buah/bulan dan lampu jenis lain sebanyak 100 buah/bulan serta memberikan data penjualan terhadap konsumen di Kota Bandung yaitu untuk lampu pijar sebanyak 4.000 buah/bulan, lampu flourescent jenis pipa (TL) sebanyak 1.200 buah/bulan dan lampu flourescent jenis compact (CFL) sebanyak 6.000 buah/bulan serta lampu merkury sebanyak 400 buah/bulan, lampu jenis lain sebanyak 10 buah/bulan. Lampu yang paling banyak diminati oleh konsumen adalah lampu flourescent jenis compact (CFL) karena lampu jenis ini lebih menghemat energi, lebih ekonomis dan beberapa merk dagang memberikan garansi.
70
Dari hasil survey yang dilakukan terhadap lampu di Kota Bandung terdapat 25 merk dagang yang memberikan garansi terhadap konsumen, 1 merk dagang yang lampu perunitnya sangat mahal dibanding yang lain, 7 merk dagang yang telah memiliki SNI dan 92 merk dagang lampu yang beredar di Kota Bandung dari 569 merek baik produk dalam negeri maupun import yang ditemukan Dinas Perindag Provinsi dan kabupatena/kota di seluruh Indonesia.
72
Untuk data perdagangan lampu yang masuk di Kota Bandung dan yang terjual di konsumen adalah sebagai berikut
No Sumber Jenis lampu
Jumlah lampu yang masuk (buah) Jumlah lampu yang terjual (buah)
Lampu pijar 100.000 buah/bln 4.000 buah/bln
Lampu TL 30.000 buah/bln 1.200 buah/bln
Lampu hemat energi 120.000 buah/bln 6000 buah/bln
Lampu merkuri 400 buah/bulan 400 buah/bln
Lampu halogen 100 buah/bulan 50 buah/bln
1
Pabrik
Lampu jenis lain
Lampu pijar 400 buah/hari 150 buah/hari
Lampu TL 125 buah/hari 25 buah/hari
Lampu hemat energi 400 buah/hari 300 buah/hari
Lampu merkuri 15 buah/minggu 15 buah/minggu
Lampu halogen 300 buah/ 2 bln 30 buah/hari
2
Distributor
Lampu jenis lain : LED 20 buah/hari 20 buah/hari
Lampu pijar Lampu TL
Lampu hemat energi Lampu merkuri Lampu halogen 3
Suplier
Lampu jenis lain Lampu pijar Lampu TL
Lampu hemat energi Lampu merkuri Lampu halogen 4
Pedagang kelontong
Lampu jenis lain
73
Dari hasil observasi indikasi awal yang dilakukan secara langsung di Kota Bandung memberikan hasil sebagai berikut :
1. Jenis dan penggunaan lampu indoor baik pada rumah tangga maupun non rumah tangga lebih dominan lampu pijar dan lampu flourescent.
2. Perlakuan yang diberikan oleh masyarakat, pelaku daur ulang setelah lampu listrik indoor menjadi sampah adalah langsung dibuang ke lingkungan, diberikan pada pemulung, di’dismantling komponennya dan memperbaiki untuk dijual kembali kepada konsumen. Secara umum dapat diperlihatkan pada bagan alir sebagai berikut :
Produsen / pabrik Distributor Supplier Toko/ supermarket Konsumen TPS Pemulung keliling Lapak Petugas sampah gerobak
TPA Tukang loak keliling
Jasa servis lampu Kios / Pedagang kaki lima
74
Bagan alir perlakuan masyarakat dan pelaku daur ulang setelah lampu menjadi sampah
sehingga keuntungan yang diperoleh perhari juga lumayan.
Dokumentasi pelaku daur ulang lampu di Kota bandung dan beberapa kota di Indonesia
Tukang loak menetap
75
Toni Winarno / Nano (38 tahun)
Tempat usaha : Pasara Klithikan Notoharjo, Semanggi-Surakarta, Solo Blok G No.85
Yuli Triono (32 tahun)
76
Siehono (40 tahun)
Tempat usaha : Pasar Banjir Kanal Timur, Semarang
Anang (70 tahun)
Tempat usaha : Pasar Barang Bekas Astana Anyar, depan RS Bersalin Astana Anyar Bandung
Busro Karim / Jeri ( 42 tahun)
77
Dede Solihin / Ucok (44 tahun)
Tempat usaha : Jln. Ibu Inggit Garnasih, Bandung
Obi (43 tahun)
Tempat usaha : Pasar Barang bekas astana Anyar, depan RS Bersalin Astana Anyar, Bandung
Erick dan Tomo (38 tahun)
Tempat usaha : Pasar Klitikan Pakuncen Jln. HOS Cokroaminoto 34 Los 7,Yogyakarta
UMAR KOMARUDIN (Umar ), Tidak memiliki tempat tetap (keliling), Rumah : Ibu : Perum Kencana Blok 8 Jln. Kamboja 1 No. 74 Ipar : Jln. Babakan Ciburuy Gang Empang, Belakang TPU
ADE ANWAR (Mang Ade)
78
KESIMPULAN
Kesimpulan awal yang dapat dikemukakan dari data awal yang diperoleh adalah sebagai berikut:
1. Kaca memiliki persentasi komposisi terbesar tetapi hanya sedikit pelaku daur ulang yang memanfaatkan pecahan bahan ini karena selain tingkat bahaya yang ditimbulkan juga membutuhkan peralatan khusus.
2. Logam yang terdapat pada lampu indoor adalah tembaga jenis rambut (pada transformator, filamen), aluminium jenis kaleng (pada kap lampu, kawat tunggal), kuningan jenis rongsok (pada kap lampu), besi jenis bahan (pada rumah transformator) dan timah (pada PCB dan terminal). Tetapi diantara logam tersebut hanya tembaga yang memiliki nilai jual tinggi. Oleh karena itu dari sampah lampu indoor, bahan ini yang paling banyak dikanibal oleh pelaku daur ulang.
3. Pada compact fluorescent lamp, berat rata-rata logam tembaga yang diperoleh dari lilitan transformator adalah 5 gram. Jadi untuk mendapatkan 1 kg tembaga dari compact fluorescent lamp membutuhkan ±200 buah lampu. Berat rata-rata tembaga juga diperoleh dari transformator tubular fluorescent lamp yaitu ±40 gram. Jadi untuk mendapatkan 1 kg tembaga dari tubular fluorescent lamp membutuhkan ±28 buah transformator dengan daya 10 – 20 Watt.
4. Perlakuan daur ulang lampu hanya dapat dilakukan terhadap beberapa jenis lampu indoor saja diantaranya jenis tubular flourescent lamp, cylindrical compact fluorescent lamps, compact fluorescent lamp dan emergency lamp. Hal ini tidak dapat dilakukan terhadap incandescent lamps (pijar) baik yang jenis balotini, reflektor, halogen dan merkuri.
5. Dari hasil survei yang dilakukan pada beberapa kota besar antara lain Solo, Yogjakarta, Semarang dan Bandung, jumlah para pelaku daur ulang ini tidak lebih dari 5 orang. Tujuan pelaku daur ulang dalam memperpanjang masa life
79
time lampu indoor ini adalah selain untuk memenuhi kebutuhan ekonomi, mengurangi sampah lampu di lingkungan, menambah kepercayaan masyarakat terhadap merk lampu ternama juga mereka ingin membantu masyarakat menengah ke bawah memakai lampu bermerk yang tentu saja memiliki life time yang lama.
Sampah merupakan bahan padat buangan dari kegiatan rumah tangga, pasar, perkotaan, industri dll. Jumlah timbunannya meningkat dari tahun ke tahun sejalan dengan meningkatnya kegiatan dan jumlah penduduk perkotaan. Dengan jumlah timbulan yang besar dan tanpa penanganan yang baik, sampah kota kan menimbulkan berbagai masalah sosial dan lingkungan yang sangat berat. Permasalahan sampah harus dikelola secara terpadu dengan menekankan pada pemecahan permasalahan sampah dengan melihat sampah sebagai sumberdaya. Oleh karena itu semakin banyak sampah dapat dimanfaatkan akan semakin baik.
81
No Kecamatan Kelurahan RT RW Jumlah Bangunan
1 Sukasari 1. Isola 29 6 2. Geger kalong 56 8 3. Sukarasa 45 7 4. Sarijadi 98 11 14.819 2 Sukajadi 1. Pasteur 92 13 2. Cipedes 77 11 3. Sukawarna 43 7 4. Sukagalih 36 6 5. Sukabungah 83 12 18.827
3 Cicendo 1. Husein Sastranegara 78 12
2. Arjuna 80 8 3. Pajajaran 71 10 4. Pasir Kaliki 62 10 5. Pamoyanan 54 6 6. Sukaraja 71 10 19.375
4 Bandung Kulon 1. Gempolsari 58 9 2. Cigondewah kaler 43 13 3. Cigondewah kidul 33 6 4. Cigondewah rahayu 44 8 5. Caringin 32 6 6. Warungmuncang 71 10 7. Cibuntu 73 10 8. Cijerah 73 10 18.570
5 Babakan Ciparay 1. Margasuka 45 9
2. Cirangrang 32 5 3. Margahayu Utara 56 11 4. Babakan Ciparay 57 9 5. Babakan 88 13 6. Sukahaji 89 10 27.981
6 Bojongloa kaler 1. Kopo 85 12 2. Suka Asih 73 10 3. Babakan Asih 59 7 4. Babakan Tarogong 67 7
5. Jamika 105 11
27.942
7 Bojongloa Kidul 1. Cibaduyut Kidul 29 6
2. Cibaduyut Wetan 24 4 3. Mekarwangi 24 7 4. Cibaduyut 31 8 5. Kebonlega 70 11 6. Situsaeur 84 8 18.639
8 Astana Anyar 1. Karasak 45 6
2. Pelindung Hewan 58 10 3. Nyengseret 46 7 4. Panjunan 62 6 5. Cibadak 76 9 6. Karang Anyar 45 9 12.908
82
No Kecamatan Kelurahan RT RW Jumlah Bangunan
9 Regol 1. Ciseureuh 50 8 2. Pasirluyu 58 8 3. Ancol 54 9 4. Cigereleng 64 12 5. Ciateul 50 9 6. Pungkur 46 6 7. Balong Gede 46 7 17.204 10 Lengkong 1. Cijagra 52 7 2. Turangga 84 11 3. Lingkar Selatan 74 10 4. Malabar 60 11 5. Burangrang 60 11 6. Cikawao 55 9 7. Paledang 44 8 15.668
11 Bandung Kidul 1. Wates 32 7
2. Mengger 25 5
3. Batununggal 65 12
4. Kujangsari 46 7
10.338
12 Buah batu 1. Cijawura 78 13
2. Margasari 126 21 3. Sekejati 97 15 4. Jati sari 48 7 21.909 13 Rancasari 1. Darwati 81 13 2. Cipamokolan 80 9 3. Manjalega 96 16 4. Mekar Jaya 57 10 13.702 14 Gedebage 1. Rancabolang 41 7 2. Rancanumpang 24 5 3. Cisaranten Kidul 78 14 4. Ciminerang 24 7 6.349 15 Cibiru 1. Pasirbiru 64 12 2. Cipadung 79 17 3. Palasari 81 14 4. Cisurupan 52 10 10.003
16 Panyileukan 1. Mekar Mulya 37 6 2. Cipadung Kidul 78 14
3. Cipadung Wetan 16 6
4. Cipadung Kulon 50 10
7.114
17 Ujung Berung 1. Pasanggrahan 58 14
2. Pasirjati 51 12
3. Pasirwangi 47 10
4. Cigending 59 11
5. Pasirendah 47 7
5.660
18 Cinambo 1. Cisaranten Wetan 23 6 2. Babakan Penghulu 24 7
3. Pakemitan 28 6
4. Sukamulya 25 6
5.733
19 Arcamanik 1. Cisaranteun Kulon 52 12 2. Cisaranteun
Binaharapan 40 11
83
3. Sukamiskin 85 15
4. Cisaranten Endah 67 12
No Kecamatan Kelurahan RT RW Jumlah Bangunan
20 Antapani 1. Antapani Kidul 104 18
2. Antapani Tengah 105 23 3. Antapani Wetan 52 10 4. Antapani Kulon 35 7 26.560 21 Mandalajati 1. Jatihandap 101 14 2. Karang Pamulang 63 10 3. Sindang Jaya 60 12 4. Pasir Impun 56 11 10.908
22 Kiara Condong 1. Kebon Kangkung 70 11
2. Sukapura 109 15 3. Kebonjayanti 87 14 4. Babakansari 148 18 5. Babakansurabaya 100 15 6. Cicaheum 76 12 31.058 23 Batununggal 1. Gumuruh 85 12 2. Binong 68 10 3. Kebon Gedang 50 8 4. Maleer 71 12 5. Cibangkong 86 13 6. Samoja 68 11 7. Kacapiring 49 9 8. Kebon Waru 67 8 31.456
24 Sumur Bandung 1. Braga 46 8 2. Kebon Pisang 85 12 3. Merdeka 52 8 4. Babakan Ciamis 43 8 10.679 25 Andir 1. Campaka 37 7 2. Maleber 62 11 3. Garuda 38 6 4. Dungus Cariang 87 11 5. Ciroyom 87 10 6. Kebon Jeruk 75 9 23.043
26 Bandung Wetan 1. Taman Sari 123 20
2. Citarum 36 8
3. Cihapit 46 8
6.301 27 Cibeunying Kidul 1. Sukamaju 81 12
2. Cicadas 84 15 3. Cikutra 107 15 4. Padasuka 101 16 5. Pasir Layung 86 13 6. Sukapada 97 16 12.129
28 Cibeunying Kaler 1. Cihaur Geulis 68 12
2. Sukaluyu 92 11 3. Neglasari 39 8 4. Cigadung 89 15 15.156 29 Coblong 1. Cipaganti 52 7 2. Lebak Siliwangi 25 6 30.986
84 3. Lebak Gede 61 13
4. Sadang Serang 130 21
5. Sekeloa 86 15
6. Dago 104 13
30 Cidadap 1. Hegar manah 64 11
2. Ciumbeleuit 77 11 3. Ledeng 31 7 9.400 Jumlah 151 Kelurahan 9.621 RT 1.551 RW 492.829 Bangunan
Jumlah bangunan yang paling banyak di Kota Bandung terdapat pada Kecamatan Batu Nunggal dengan jumlah bangunan sebanyak 31.456.
86 Konstruksi panel electroluminescent bervariasi, tetapi secara garis besar panel tersebut terdiri dari lapisan-lapisan tipis bahan dielektrik dengan serbuk fluoresen selang seling yang diapit dengan lempengan konduktor sebagai elektroda. Salah satu konduktor harus terbuat dari bahan yang transparan sehingga emisi yang terjadi dapat dilihat. Konstruksi terakhir lempengan konduktor ada 3 macam yaitu panel keramik, panel plastik dan film pengemisi cahaya. Panel keramik terdiri beberapa lapisan enamel di atas lembaran baja tipis pertama pelapisan enamel dicampur dengan dielektrik barium titanat, kemudian lapisan enamel dicampur dengan posfor dan lapisan paling atas adalah lapisan konduktor timah oksida transparan yang dilapisi dengan enamel transparan untuk melindungi panel dari uap air dan perlindungan mekanis. Ketebalan total panel ini sekitar 0,15 mm. Panel plastik pada dasarnya sama dengan panel keramik, tetapi pada panel plastik elektroda yang transparan dilapisi dengan indium oksida yang posisinya di atas lapisan posfor dan barium titanat. Film pengemisi cahaya terdiri dari beberapa lapisan sangat tipis yang ditempel pada lembar gelas atau keramik di dalam udara vakum (Muhaimin, 2001).
Fluorescent ZnS yang ditambah dengan aktivator tembaga menghasilkan emisi berwarna biru atau hijau, sedangkan jika aktivatornya mangan menghasilkan emisi berwarna kuning. Wama lainnya dapat dihasilkan dari eksitasi sekunder dengan cara memodifikasi pewarnaan fluorescent. Pemakaian panel electroluminescent antara lain: penerangan kamar tidur, dekorasi, panel instrumen di pesawat terbang, permukaan jam, LCD (liquid crystal display) pada monitor lap top. Panel electroluminescent tidak digunakan pada penyimpanan gambar dengan sinar X, maupun keperluan radar (Muhaimin, 2001).
519. 891 521. 349 522. 730 524. 280 526. 012 527. 074 528. 893 530. 16 6 531. 371 532. 788 533. 85 9 534 .830 535 .640 536. 745 538. 047 539. 273 540. 123 540. 730 541. 9 26 542. 831 5 43. 735 544. 702 545. 585 546. 750 547. 668 5 48. 818 549. 73 9 551. 110 552. 29 3 553. 298 555 .137 556. 789 558. 593 559 .865 560. 671 562. 073 490.000 495.000 500.000 505.000 510.000 515.000 520.000 525.000 530.000 535.000 540.000 545.000 550.000 555.000 560.000 565.000 570.000
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nop Des
Tahun 2005 Tahun 2006 Tahun 2007
87 Dalam lampu flourescent baik pada lampu flourescent bentuk compact dan tubular terdapat beberapa komponen lampu yang dapat dilihat pada tabel (en.wikipedia.org, 2007), (home.howstuffworks.com, 2007) sebagai berikut :
Hal ini dapat dilihat pada data harga jual logam berbagai jenis di Kota Bandung yang tercantum pada tabel 5.16.
Tabel IV.16. Data harga jual logam berbagai jenis di Kota Bandung. No Jenis logam Lapak (Rp) Bandar kecil (Rp) Bandar besar (Rp)
1 Seng Seng 667 695 853 Kaleng 591 686 778 Plat 1.527 1.772 2.309 Biasa 1.676 1.728 2.324 Siku 1.880 1.750 2.439 Pipa 1.771 2.113 2.580 Super 2.005 2.163 2.900 Bahan 1.808 2.136 2.633 Rongsok 1.554 1.813 2.426 2 Besi WF 6.000 3 Timah 10.955 7.971 8.895 4 Anhas 10.033 11.194 14.921 5 Stainless 10.955 12.800 15.368 Kaleng 11.467 13.132 14.737 Panci 13.333 14.594 16.105 Siku 14.400 16.000 17.158 Blok 16.132 6 Aluminium Katel 15.500 15.719 18.763 Gram 19.200 20.188 24.816 Rongsok 22.400 24.056 24.816 7 Kuningan Bronz 23.250 25.563 28.447 8 Tembaga Seeng 32.083 39.714 46.683
88
Rambut 36.813 40.528 48.842
Bakar 35.821 41.167 47.868
Super 41.750 50.056 51.784
Sumber : Nita Kusuma Dewi (2007)
Tabel IV.17. Data Harga Jual Total Jenis Logam Di Kota Bandung
Jenis logam Pemulung Loak Lapak Bandar kecil Bandar
besar Seng Rp 370,- Rp 723,- Rp 667,- Rp 695,- Rp 853,- Besi Rp 1.321,- Rp 1.671,- Rp 1.531,- Rp 1.761,- Rp 2.338,- Timah Rp 4.366,- Rp 7.444,- Rp 7.375,- Rp 7.971,- Rp 8.895,- Aluminium Rp 10.281,- Rp 10.700,- Rp 10.033,- Rp 14.595,- Rp 16.579,- Stainless steel Rp 10.089,- Rp 11.096,- Rp 10.955,- Rp 12.800,- Rp 14.921,- Anhas Rp 6.554,- Rp 12.000,- Rp 13.261,- Rp 11.194,- Rp 15.368,- Kuningan Rp 19.607,- Rp 19.652,- Rp 21.972,- Rp 22.869,- Rp 26.728,- Tembaga Rp 34.482,- Rp 39.354,- Rp 36.602,- Rp 43.051,- Rp 48.882,- Sumber : Nita Kusuma Dewi (2007)
Tabel IV.16. Data harga jual logam berbagai jenis di Kota Bandung. No Jenis logam Lapak (Rp) Bandar kecil (Rp) Bandar besar (Rp)
1 Seng Seng 667 695 853 Kaleng 591 686 778 Plat 1.527 1.772 2.309 Biasa 1.676 1.728 2.324 Siku 1.880 1.750 2.439 Pipa 1.771 2.113 2.580 Super 2.005 2.163 2.900 Bahan 1.808 2.136 2.633 Rongsok 1.554 1.813 2.426 2 Besi WF 6.000 3 Timah 10.955 7.971 8.895 4 Anhas 10.033 11.194 14.921 5 Stainless 10.955 12.800 15.368 Kaleng 11.467 13.132 14.737 Panci 13.333 14.594 16.105 Siku 14.400 16.000 17.158 Blok 16.132 6 Aluminium Katel 15.500 15.719 18.763 Gram 19.200 20.188 24.816 Rongsok 22.400 24.056 24.816 7 Kuningan Bronz 23.250 25.563 28.447 Seeng 32.083 39.714 46.683 Rambut 36.813 40.528 48.842 Bakar 35.821 41.167 47.868 8 Tembaga Super 41.750 50.056 51.784
Sumber : Nita Kusuma Dewi (2007)
89
Jenis logam Pemulung Loak Lapak Bandar kecil Bandar
besar Seng Rp 370,- Rp 723,- Rp 667,- Rp 695,- Rp 853,- Besi Rp 1.321,- Rp 1.671,- Rp 1.531,- Rp 1.761,- Rp 2.338,- Timah Rp 4.366,- Rp 7.444,- Rp 7.375,- Rp 7.971,- Rp 8.895,- Aluminium Rp 10.281,- Rp 10.700,- Rp 10.033,- Rp 14.595,- Rp 16.579,- Stainless steel Rp 10.089,- Rp 11.096,- Rp 10.955,- Rp 12.800,- Rp 14.921,- Anhas Rp 6.554,- Rp 12.000,- Rp 13.261,- Rp 11.194,- Rp 15.368,- Kuningan Rp 19.607,- Rp 19.652,- Rp 21.972,- Rp 22.869,- Rp 26.728,- Tembaga Rp 34.482,- Rp 39.354,- Rp 36.602,- Rp 43.051,- Rp 48.882,- Sumber : Nita Kusuma Dewi (2007)
Tabel IV.18. Perubahan Harga Bahan Daur Ulang Plastik dalam Struktur Pasar No. Jenis Harga
Pemulung Harga Lapak Bandar Kecil Harga Bandar Besar Harga
1 PE 200 250 350 2000
2 PP 150 200 275 1500
3 Keras 200 225 250 275
90 Cara yang dapat dilakukan untuk daur ulang sampah lampu dapat dilihat pada gambar 5.5 sebagai berikut :
Tabel IV.15 Komposisi bahan pada semua sampel sampah lampu listrik
No Jenis Lampu Bahan pada setiap jenis Massa rata-rata lampu (gr)
Jumlah lampu yang dibutuhkan untuk mencapai massa 1 kg (buah) Tembaga 0,65 1538 Aluminium 1,15 870 Kuningan 2,50 400 Timah 0,33 3030 Kaca 66,69 15 Kaca hitam 6,15 163 1 Lampu pijar Karet 6,27 159 Tembaga 4,16 240 Aluminium 1,57 637 Kuningan 0,97 1031 Kaca 151,55 7 Platik PP 0,90 1111 Platik PVC 1,03 971 2 Lampu flourescent jenis pipa Karet 0,91 1099 Tembaga 6,33 158 Aluminium 1,90 526 Kuningan 2,10 476 Timah 0,58 1724 Besi 17,55 57 Kaca 56,24 18 Kaca hitam 3,16 316 Karet 2,37 422 Platik PP 21,48 47 Platik PVC 1,87 535 PCB 2,87 348 Mika 1,92 521 Silikon 1,69 592 3 Lampu flourescent jenis compact Karbon 0,68 1471 Kondensator elektolit 2,52 397 Kondensator Polyester 1,92 521 Dioda 0,76 1316 Resistor 0,68 1471 Transistor 0,93 1075 Transformator 17,94 56 4 Komponen Elektronik Dalam lampu flourescent jenis compact Induktor 1,02 980 Aluminium 7,92 126 Kuningan 6,46 155 Timah 0,81 1235 5 Lampu merkuri Kaca 83,06 12
91 Hal ini dapat dilihat pada data harga jual logam berbagai jenis di Kota Bandung yang tercantum pada tabel 5.16.
Tabel 5.19. Jenis lampu yang dapat dan tidak dapat diperpanjang life timenya Jenis lampu yang dapat diperpanjang life time-nya
No Jenis lampu Gambar
1 Compact fluorescent lamp
2 Emergency Lamp
3 Tubular flourescent lamp
Jenis lampu yang tidak dapat diperpanjang life time-nya
1
Lampu pijar (incandescent lamps), seperti balotini, reflektor, halogen dan merkuri
Tabel 5.19. Pelaku daur ulang lampu di Kota Bandung dan beberapa kota di Indonesia
No Nama Lokasi kerja Kota
1 UMAR KOMARUDIN (Umar )
1. Tidak memiliki tempat tetap (keliling) 2. Rumah : Jln. Babakan Ciburuy
Gang Empang, Belakang TPU
Bandung, Jawa Barat
2 DEDE SOLIHIN (Ucok) Pasar barang bekas Jalan Ibu Inggit Garnasih, Bandung (Depan PT. Trisada Raya)
Bandung, Jawa Barat 3 BUSRO KARIM (Jeri) Rumah : Jln. Sayangka’ak RT 3 RW 6 Kel. Kebon Jati Kec. Kiara Condong Bandung, Jawa Barat 4 ANANG Pasar Barang Bekas Astana Anyar, Bandung (depan Rumah Sakit Bersalin Astana Anyar) Bandung, Jawa Barat 5 IWAN Pasar Loak di Jalan Prof. Eycman Bandung,
92 6 ADE ANWAR (Mang Ade) Rumah : Ibu : Gang Mama Carma, Jalan Kebon Gedang No. 44,
Belakang BCA Kiara Condong, Bandung
Bandung, Jawa Barat 7 Asep Pasar Gordon, Buah Batu Bandung
8 Iyep Pasar Kiara Condong Bandung
9 TONI WINARNO (Mas Toni)
1. Pasar Klithikan Notoharjo, Semanggi Blok G No.85 - Surakarta, Solo
2. Rumah : Jalan Sumba No. 02 SKH, Solo HP.081567682092
Solo, Jawa Tengah
10 SIEHONO Pasar Banjir Kanal Timur, Semarang Semarang
11 No Nama Lokasi kerja
12 TOMO Pasar Klithikan Pakuncen Jln. HOS. Cokroaminoto No. 34 Yogyakarta Yogyakarta, 13 ERIK Pasar Klithikan Pakuncen Jln. HOS. Cokroaminoto No. 34 Yogyakarta Yogyakarta,
14 TONI WINARNO (Mas Toni)
3. Pasar Klithikan Notoharjo, Semanggi Blok G No.85 - Surakarta, Solo
4. Rumah : Jalan Sumba No. 02 SKH, Solo HP.081567682092
Solo, Jawa Tengah 15 SIEHONO Pasar Banjir Kanal Timur, Semarang Semarang 16 YULI TRIONO Pasar Banjir Kanal Timur, Semarang Semarang