• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Lembar Kerja Siswa IPA Berbasis Model Inkuiri Terbimbing Materi Pesawat Sederhana Kelas V Sekolah Dasar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Lembar Kerja Siswa IPA Berbasis Model Inkuiri Terbimbing Materi Pesawat Sederhana Kelas V Sekolah Dasar"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

61 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian

Penelitian dan pengembangan LKS Berbasis Model Inkuri Terbimbing pada materi pesawat sederhana telah dilaksanakan menggunakan metode Research and Development (R&D). Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan LKS Berbasis Model Inkuiri Terbimbing pada materi pesawat sederhana dan untuk mengetahui kelayakan atau validitas LKS Berbasis Model Inkuiri Terbimbing sebagai bahan ajar yang efektif meningkatkan hasil belajar siswa kelas V sekolah dasar. Pada subbab hasil penelitian ini akan disajikan proses pengembangan LKS, proses pertama kalinya adalah peneliti harus melakukan survey lapangan terlebih dahulu dengan mewawancarai guru kelas. Dari hasil studi pendahuluan yang dilakukan ternyata guru masih mengalami kesulitan dan memerlukan sebuah LKS yang dapat digunakan untuk mengembangkan keterampilan proses siswa dalam pembelajaran IPA di sekolah. Setelah itu peneliti harus melakukan perencanaan konsep bahan ajar LKS, kemudian jika LKS tersebut sudah jadi maka peneliti harus melakukan validasi LKS oleh ahli desain pembelajaran yaitu berupa RPP, ahli bahan ajar, dan uji coba LKS. Dalam uji coba LKS disampaikan data tentang respon siswa terhadap LKS yang dikembangkan dan hasil belajar siswa. Penelitian ini di uji cobakan menjadi dua tahap, Uji coba terbatas pada siswa kelas V SD N Tlogo, Uji coba lebih luas pada siswa kelas V SD N Simpar. Berikut ini merupakan uraian dari hasil penelitian.

4.1.1 Hasil Penilaian Kelayakan LKS oleh Ahli Desain Pembelajaran

(2)

Dalam penghitungan hasil evaluasi ahli desain pembelajaran terhadap LKS IPA Berasis Model Inkuiri Terbimbing Kelas V Sekolah Dasar, di peroleh data sebagai berikut:

Hasil Penilaian Kelayakan LKS oleh Ahli Desain Pembelajaran

No. Aspek yang dinilai

Skor

1 2 3 4 5

A

Perumusan tujuan pembelajaran

1. Kejelasan Standar Kompetensi dan Kompetensi

Dasar 

2. Kesesuaian SK dan KD dengan tujuan

Pembelajaran 

3. Ketepatan penjabaran KD ke dalam indikator  4. Kesesuaian penyusunan tujuan pem-belajaran

sebagai penjabaran dari indikator pembelajaran  5. Kesesuaian indikator dengan tingkat

perkembangan siswa 

B

Isi yang disajikan

6. Kelengkapan dan sistematika penyusunan RPP  7. Kejelasan scenario pembelajaran (tahap-tahapan

pembelajaran) 

8. Kelengkapan instrument evaluasi 

C

Bahasa

9. Struktur kalimat dan penggunaan bahasa  10. Bahasa yang digunakan komunikatif 

D

Waktu

11. Kesesuaian alokasi waktu yang di-gunakan

dengan kegiatan pembelajaran. 

E

Pemilihan materi pembelajaran

12. Kesesuaian dengan kompetensi yang akan dicapai 

13. Kesesuaian dengan karakteristik siswa  14. Kesesuaian dan sistematika materi 

Jumlah 56

Total 56

Rata-rata 4

Setelah dilakukan analisis, diperoleh rata-rata skor penilaian ahli desain pembelajaran sebesar 4. Dan pada kesimpulan akhir Ahli desain pembelajaran

(3)

konversi nilai skala 5 tergolong kriteria “Baik/ menarik”. Walaupun LKS sudah termasuk dalam criteria baik, namun masih terdapat beberapa saran dari ahli desain pembelajaran shingga LKS harus tetap direvisi agar dapat memperbaiki kualitas LKS beberapa saran yang diberikan oleh ahli materi sebagai berikut:

Sebelum diperbaiki Sesudah diperbaiki

Tujuan pembelajaran sesuai rumus (ABCD)

Dampak pengiring kurang sesuai

(4)

Penyusunan kalimat disesuaikan keadaan siswa

4.1.2 Hasil Penilaian Kelayakan LKS oleh Ahli Bahan Ajar

Selanjutnya penilaian dari ahli bahan ajar yang meliputi aspek kelayakan isi materi, kebahasaan, sajian, kegrafikan, aspek kegiatan dan aspek penilaian. Dalam penghitungan hasil evaluasi ahli bahan ajar terhadap LKS IPA Berasis Model Inkuiri Terbimbing Kelas V Sekolah Dasar, di peroleh data sebagai berikut:

Hasil Penilaian Kelayakan LKS oleh Ahli Bahan Ajar No Aspek

2. Kesesuaian dengan

kebutuhan siswa. 

3. Kesesuaian dengan bahan

ajar. 

4. Kebenaran substansi materi. 

5. Manfaat penambahan

wawasan. 

6. Kesesuaian dengan nilai-nilai moral dan moralitas, dan sosial.

2. Kebahasaan

7. Keterbacaan. 

8. Kejelasan informasi. 

9. Kesesuaian dengan kaidah. 

10. Penggunaan bahasa secara

efektif dan efisien. 

3. Sajian

11. Kejelasan tujuan. 

12. Urutan penyajian. 

13. Pemberian motivasi. 

14. Interaktivitas (stimulus dan

respon). 

(5)

4. Kegrafikan

16. Penggunaan font (jenis dan

ukuran). 

17. Lay out, tata letak. 

18. Ilustrasi, Grafis, Gambar

dan Foto 

20. Memberikan pengalaman

langsung. 

21. Mendorong siswa men-yimpulkan fakta, konsep, prinsip, prosedur, dan nilai.

22. Kesesuaian kegiatan atau

tugas siswa dengan materi. 

6.

Aspek

Pengembangan kompetensi hasil belajar

23. Mengukur kemampuan

kognitif, afektif, dan psikomotorik.

24. Mengukur kemampuan

siswa secara mendalam dan

berdasarkan standar kebahasaan, sajian, kegrafikan, aspek kegiatan, dan aspek penilaian sebesar 3.87. Rata-rata skor penilaian ahli bahan ajar tergolong kriteria Baik/ menarik dan “Memenuhi syarat dan layak diujicobakan setelah perbaikan sesuai saran”. Walaupun LKS sudah termasuk didalam kriteria baik dan layak namun masih terdapat beberapa saran dan masukan dari ahli bahan ajar untuk memperbaiki kualitas LKS meliputi:

(6)

Sebelum diperbaiki Sesudah diperbaiki

Pembelajaran 1 kesesuaian petunjuk dan materi

Belum terdapat Tujuan dari percobaan dan tulisan sumber gambar kurang kecil.

(7)

Tampilan dan cetakan kurang tebal

Dengan hasil-hasil tersebut di atas yang telah divalidasi oleh ahli desain pembelajaran dan ahli bahan ajar dapat disimpulkan bahwa Lembar Kerja Siswa IPA Berbasis Model Inkuri Terbimbing Materi Pesawat Sederhana Kelas V Sekolah Dasar layak digunakan dalam pembelajaran baik ditinjau dari aspek isi dan desain pembelajaran maupun dari aspek tampilan karena memperoleh nilai rata-rata keseluruhan B atau tergolong kriteria Baik. Kesimpulan ini diambil sesuai dengan nilai kelayakan yang ditetapkan dalam penelitian ini yaitu apabila ahli desain pembelajaran dan ahli bahan ajar memberi nilai minimal C atau dengan kriteria cukup, produk yang dikembangkan dianggap layak digunakan dalam pembelajaran.

4.1.3 Hasil Penilaian Kelayakan LKS oleh Guru 4.1.3.1 Hasil Penilaian oleh Guru Saat Ujicoba Terbatas

(8)

Hasil Penilaian oleh Guru Saat Ujicoba Terbatas

1. Judul sesuai dengan materi. 

2. Kepadatan halaman LKS

layak. 

3. Teks atau tulisan pada LKS

ini mudah dibaca. 

4. Gambar yang disajikan

menarik sesuai dengan materi.

5. Penomoran materi atau sub unit atau kegiatan-kegiatan dalam LKS teratur dan sesuai.

2. Isi Materi

6. Kesesuaian materi dengan

SK, KD, dan Indikator. 

7. Ketepatan materi dengan

tingkat pemahaman siswa. 

8. Kejelasan konsep materi

sifat-sifat cahaya pada LKS. 

9. Kesesuaian materi dengan

kebutuhan siswa. 

10. Memberikan pengalaman

langsung kepada siswa. 

3. Kebahasaan

11. Bahasa yang digunakan

mudah dipahami. 

12. Penggunaan bahasa secara

efktif dan efisien. 

13. Penggunaan petunjuk belajar

membantu dalam

penggunaan LKS.

14. Penjelasan informasi

pendukung mempermudah pemahaman materi LKS.

15. Penjabaran tugas berupa langkah-langkah kerja runtut dan jelas.

Jumlah 8 65

Total 73

Rata-rata 4,86

(9)

Model Inkuri Terbimbing Kelas V Sekolah Dasar tergolong dalam kriteria Sangat Baik dan layak untuk digunakan sebagai bahan pembelajaran.

4.1.3.2 Hasil Penilaian oleh Guru Saat Ujicoba Lebih Luas

Sedangkan dalam penghitungan hasil penilaian oleh guru mata pelajaran IPA dari SD N Simpar-Temanggung terhadap Lembar Kerja Siswa IPA Berbasis Model Inkuiri Terbimbing Kelas V Sekolah Dasar, diperoleh data sebagai berikut:

Hasil Penilaian oleh Guru Saat Ujicoba Lebih Luas No Aspek

Penilaian Indikator

Skor 1 2 3 4 5

1. Tampilan

1. Judul sesuai dengan materi. 

2. Kepadatan halaman LKS

layak. 

3. Teks atau tulisan pada LKS

ini mudah dibaca. 

4. Gambar yang disajikan

menarik sesuai dengan materi.

5. Penomoran materi atau sub unit atau kegiatan-kegiatan dalam LKS teratur dan sesuai.

2. Isi Materi

6. Kesesuaian materi dengan

SK, KD, dan Indikator. 

7. Ketepatan materi dengan

tingkat pemahaman siswa. 

8. Kejelasan konsep materi

sifat-sifat cahaya pada LKS. 

9. Kesesuaian materi dengan

kebutuhan siswa. 

10. Memberikan pengalaman

langsung kepada siswa. 

3. Kebahasaan

11. Bahasa yang digunakan

mudah dipahami. 

12. Penggunaan bahasa secara

efektif dan efisien. 

13. Penggunaan petunjuk belajar

membantu dalam

penggunaan LKS.

14. Penjelasan informasi

(10)

pemahaman materi LKS. 15. Penjabaran tugas berupa

langkah-langkah kerja runtut dan jelas.

Jumlah 12 60

Total 72

Rata-rata 4,80

Setelah dilakukan analisis, rata-rata skor penilaian oleh guru mata pelajaran dari SD N Simpar sebagai sekolah untuk ujicoba lebih luas untuk aspek tampilan, isi materi, dan kebahasaan memperoleh skor sebesar 4,80. Rata-rata skor penilaian oleh guru mata pelajaran tergolong dalam kriteria Sangat Baik, dan layak digunakan untuk sebagai bahan pembelajaran di dalam kelas saat proses kegiatan belajar mengajar berlangsung. Pada uji coba lebih luas yang melibatkan SD N Simpar ini, LKS IPA mendapatkan masukan dari guru yang menitik beratkan pada kelanjutan dari LKS yang telah dibuat, mengapa LKS ini hanya menyediakan 1 bab saja dari 4 bab yang ada di dalam semester II ini. Namun karena penelitian dan pengembangan ini bertujuan hanya untuk menyajikan materi tentang pesawat sederhana saja, maka pada LKS untuk ujicoba lebih luas sudah tidak lagi ada perubahan.

4.1.4 Data Hasil Angket Siswa

4.1.4.1 Hasil Angket Siswa pada Uji Coba Terbatas

Data angket uji coba terbatas di SD N Tlogo terdapat pada lampiran. Rekap untuk hasil angket secara keseluruhan dapat dilihat pada tabel berikut:

Hasil Angket Siswa pada Ujicoba Terbatas No Aspek Gambar yang disajikan jelas tidak

buram. 4,5

Gambar yang disajikan sudah sesuai (tidak terlalu banyak dan

(11)

tidak terlalu sedikit).

Adanya keterangan pada setiap gambar yang disajikan dalam LKS ini.

4,4

Gambar yang disajikan menarik. 4,4

Gambar yang disajikan sesuai

dengan materi. 4,8

2. Isi Materi

LKS ini menjelaskan suatu konsep menggunakan ilustrasi masalah yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. LKS ini menggunakan

contoh-contoh soal yang berkaitan dengan masalah kehidupan sehari-hari.

4,4

Jika dalam proses pembelajaran menggunakan LKS ini saya menghadapi masalah, maka saya

berani bertanya dan

mengemukakan masalah yang saya hadapi kepada guru.

4,5

Penyajian materi dalam LKS ini mendorong saya untuk melakukan diskusi dengan teman-teman yang lain.

4,6

Penyajian materi dalam LKS ini berkaitan dengan IPA yang lain atau dengan matapelajaran yang lain dalam pemecahan masalah dan penerapannya

4,5

Saya dapat memahami materi

dengan mudah. 4,4

(12)

ini sudah runtut

Saya dapat mengikuti kegiatan belajar tahap demi tahap dengan mudah.

4,4

Saya dapat memahami lambang atau simbol yang digunakan dalam LKS ini.

4,1

Saya lebih dapat mengerti apa saja yang termasuk dari sifat-sifat cahaya dan penerapannya untuk kehidupan sehari-hari setelah belajar menggunakan LKS ini.

4,5

Saya merasa lebih mudah belajar dengan menggunakan LKS ini. 4,6 Saya tertarik menggunakan LKS

ini. 4,3

Dengan menggunakan LKS ini saya lebih tertarik dalam belajar IPA.

4,6

Dengan adanya ilustrasi disetiap awal materi dapat memberikan motivasi saya untuk mempelajari sifat-sifat cahaya.

4,4

Saya lebih rajin belajar dengan

menggunakan LKS ini. 4,5

3. Kebahasaan

Saya dengan mudah memahami kalimat yang digunakan dalam LKS ini.

menimbulkan makna ganda dalam LKS ini.

3,9

Saya dapat memahami istilah-istilah yang digunakan dalam

(13)

LKS ini karena ada kamus/ glosarium.

Penggunaan bahasa secara efektif dan efisien sesuai dengan EYD. 4,6

4. LKS ini memberikan pengalaman

yang baru bagi saya. 4,4

Memudahkan saya menyimpulkan materi dan dapat mengerjakan

soal secara mandiri. 4,7

5. Aspek penilaian/ hasil belajar siswa

Mengukur kemampuan siswa secara mendalam dan berdasarkan

standar kompetensi. 4,5

4,6

Sangat baik/ menarik Mengukur kemampuan siswa

melalui pengetahuan, sikap, dan ketrampilan.

4,7

(14)

nilai 4,6 (nilai maksimum 5). Pada uji coba terbatas sudah dinyatakan sangat baik dan sangat menarik, tetapi ada yang perlu diperbaikan lagi dikarena beberapa tulisan dan gambar/ ilustrasi yang ada di dalam LKS tersebut mengalami perpindahan/ pergeseran gambar sehingga ada yang menutupi teks berikutnya dan halaman yang ada dibawahnya.

4.1.4.2 Hasil Angket Siswa pada Uji Coba Lebih Luas SD N Simpar

Data angket uji coba lebih luas terdapat pada lampiran. Rekap untuk hasil angket secara keseluruhan dapat dilihat pada tabel berikut:

Hasil Angket Siswa pada Ujicoba Terbatas No Aspek Gambar yang disajikan jelas tidak

buram. 4,5

Gambar yang disajikan sudah sesuai (tidak terlalu banyak dan tidak terlalu sedikit).

4,4

Adanya keterangan pada setiap gambar yang disajikan dalam LKS ini.

4,5

Gambar yang disajikan menarik. 4,2

Gambar yang disajikan sesuai

dengan materi. 4,7

2.

Isi Materi

LKS ini menjelaskan suatu konsep menggunakan ilustrasi masalah yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.

4,4

4,3 Sangat Baik

(15)

contoh soal yang berkaitan dengan masalah kehidupan sehari-hari.

Jika dalam proses pembelajaran menggunakan LKS ini saya menghadapi masalah, maka saya

berani bertanya dan

mengemukakan masalah yang saya hadapi kepada guru.

4,5

Penyajian materi dalam LKS ini mendorong saya untuk melakukan diskusi dengan teman-teman yang lain.

4,4

Penyajian materi dalam LKS ini berkaitan dengan IPA yang lain atau dengan matapelajaran yang lain dalam pemecahan masalah dan penerapannya

4,5

Saya dapat memahami materi

dengan mudah. 4,5

Materi yang disajikan dalam LKS

ini sudah runtut 4,5

Saya dapat mengikuti kegiatan belajar tahap demi tahap dengan mudah.

4,4

Saya dapat memahami lambang atau simbol yang digunakan dalam LKS ini.

4,2

Saya lebih dapat mengerti apa saja yang termasuk dari sifat-sifat cahaya dan penerapannya untuk kehidupan sehari-hari setelah belajar menggunakan LKS ini.

(16)

Saya merasa lebih mudah belajar dengan menggunakan LKS ini. 4,4

Saya tertarik menggunakan LKS

ini. 4,3

Dengan menggunakan LKS ini saya lebih tertarik dalam belajar IPA.

4,3

Dengan adanya ilustrasi disetiap awal materi dapat memberikan motivasi saya untuk mempelajari sifat-sifat cahaya.

4,2

Saya lebih rajin belajar dengan

menggunakan LKS ini. 4,5

3. Kebahasaan

Saya dengan mudah memahami kalimat yang digunakan dalam LKS ini.

4,6

4,4 Sangat Baik Tidak ada kalimat yang

menimbulkan makna ganda dalam LKS ini.

4,3

Saya dapat memahami istilah-istilah yang digunakan dalam LKS ini karena ada kamus/ glosarium.

4,3

Penggunaan bahasa secara efektif dan efisien sesuai dengan EYD. 4,5

4. LKS ini memberikan pengalaman

yang baru bagi saya. 4,5

Memudahkan saya menyimpulkan materi dan dapat mengerjakan

(17)

soal secara mandiri.

Mengukur kemampuan siswa secara mendalam dan berdasarkan standar kompetensi.

4,3

4,4 Sangat Baik Mengukur kemampuan siswa

melalui pengetahuan, sikap, dan ketrampilan.

4,5

Hasil dari angket uji coba lebih luas di SD N Simpar-Temanggung yang berjumlah 22 siswa, menunjukkan bahwa siswa berpendapat tampilan lembar kerja siswa IPA berbasis model inkuiri terbimbing kelas V Sekolah Dasar sudah baik dan menarik yang ditunjukkan dengan nilai 4,4 (nilai maksimum 5), isi materi dalam LKS tersebut sangat baik dan sangat menarik yang ditunjukkan dengan nilai 4,3 (nilai maksimum5), siswa berpendapat bahwa dari segi bahasa yang digunakan di dalam LKS sudah baik dan menarik ditunjukkan dengan nilai 4,4 (nilai maksimum 5), siswa berpendapat bahwa LKS ini sudah memuat aspek-aspek kegiatan yang dibutuhkan oleh siswa dalam pembelajaran, ini ditunjukkan dengan nilai 4,4 (nilai maksimal 5) sedangkan dari aspek penilaian sendiri siswa berpendapat bahwa LKS ini sudah memberikan penilaian secara pengetahuan, sikap, dan ketrampilan, hal ini ditunjukkan dengan nilai 4,4 (nilai maksimum 5).

4.2 Hasil Belajar

4.2.1 Hasil Belajar Siswa pada Uji Coba Terbatas a. Kondisi Awal

(18)

yaitu 68. Hal ini juga ditunjukkan oleh besarnya skor maksimal 93 skor minimal 43 dan skor rata rata 6,6. Data hasil belajar siswa sebelum dilakukan tindakan dengan menggunakan LKS IPA yang dikembangkan dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.3

Distribusi Frekuensi Nilai IPA Materi Pesawat Sederhana

No Interval Nilai Frekuensi Persentase Keterangan

1 30 – 39 0 0 % Tidak Tuntas

2 40 – 49 1 10 % Tidak Tuntas

3 50 – 59 3 30 % Tidak Tuntas

4 60 – 69 3 30 % Tidak Tuntas

5 70 – 79 1 10 % Tuntas

6 80 – 89 1 10 % Tuntas

7 90 – 100 1 10 % Tuntas

Jumlah 10 100

Nilai Rata-rata 6,6

Nilai Tertinggi 93

Nilai Terendah 43

(19)

nilai siswa (terlampir). Berdasarkan tabel 4.3 dapat digambarkan dalam diagram 4.2 sebagai berikut :

Gambar 1.21 Diagram Batang Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Materi Pesawat Sederhana

Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM≥68) data hasil perolehan nilai kondisi awal dapat disajikan dalam bentuk tabel 4.10

Tabel 1.22

Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar IPA Materi Pesawat Sederhana

Skor Kriteria Frekunsi Persentase (%)

≥ 68 Tuntas 3 30

< 68 Tidak tuntas 7 70

Jumlah 10 100

(20)

Gambar 1.23 Diagram Lingkaran Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar IPA Materi Pesawat Sederhana

Berdasakan gambar 4.3 tentang distribusi ketuntasan belajar siswa kelas 5 SD Negeri Tlogo mencapai 30% yang tuntas ditunjukkan pada warna biru pada gambar diagram lingkaran. Sedangkan yang tidak tuntas mencapai 70% yang ditunjukan pada warna merah pada gambar diagram lingkaran.

Pada kondisi ini dalam pembelajaran tidak menggunakan lembar kerja siswa IPA berbasis inkuiri terbimbing materi pesawat sederhana. Hal ini nampak pada penggunaan sumber belajar yang digunakan hanya sebatas buku paket. Pembelajaran yang bersifat konvensional yakni pembelajaran berpusat pada guru, siswa tidak aktif terlibat dalam pembelajaran yakni siswa tidak pernah membentuk kelompok, siswa tidak pernah diberi kesempatan untuk menemukan konsep sendiri.

b. Kondisi setelah menggunakan LKS IPA Berbasis Model Inkuiri Ter-bimbing Materi Pesawat Sederhana pada Uji Terbatas

(21)

Tabel 1.24

Distribusi Hasil Belajar IPA Materi Pesawat Sederhana

No Interval Nilai Frekuensi Persentase (%) Keterangan

1 30 – 39 0 0 % Tidak Tuntas

2 40 – 49 0 0 % Tidak Tuntas

3 50 – 59 0 0 % Tidak Tuntas

4 60 – 69 1 10 % Tidak Tuntas

5 70 – 79 4 40 % Tuntas

6 80 – 89 3 30 % Tuntas

7 90 – 100 2 20 % Tuntas

Jumlah 10 100

Nilai rata-rata 79,9

Nilai tertinggi 95

Nilai terendah 65

(22)

Gambar 1.25 Diagram Batang Distribusi Hasil IPA Materi Pesawat Sederhana dengan menggunakan LKS Berbasis Inkuiri Terbimbing

Berdasarkan gambar 4.4 nampak bahwa hasil belajar IPA materi pesawat sederhana setelah menggunakan LKS yang dikembangkan paling banyak terdapat pada interval skor 70-79 yakni terdapat 4 siswa, sedangkan siswa yang paling sedikit terdapat pada interval skor 60-69 ada 1 siswa. Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM≥68) data hasil perolehan nilai setelah menggunakan LKS IPA berbasis inkuiri terbimbing materi pesawat sederhana dapat disajikan dalam bentuk tabel 4.6 berikut ini:

Tabel 1.26

Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar IPA Materi Pesawat Sederhana dengan menggunakan LKS Berbasis Model Inkuiri Terbimbing

Skor Kriteria Frekuensi Persentase (%)

≥ 70 Tuntas 9 90

< 70 Tidak tuntas 1 10

Jumlah 10 100

(23)

ketuntasan minimal sebanyak 9 siswa dengan persentase 90%. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa jumlah siswa yang mengalami ketuntasan diatas KKM lebih banyak dari pada jumlah siswa yang tidak tuntas. Ketuntasan belajar siswa pada tabel 4.6 dapat dilihat pada diagram lingkaran berikut :

Gambar 1.27Diagram Lingkaran Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar IPA Materi Pesawat Sederhana Setelah Menggunakan LKS

Berbasis Model Inkuiri Terbimbing

Berdasarkan gambar 4.5 nampak bahwa ketuntasan belajar siswa kelas V di SD Negeri Tlogo mencapai 90% yang ditentukan pada warna biru pada gambar diagram lingkaran. Sedangkan yang tidak tuntas mencapai 10% yang di tunjukan pada warna merah pada gambar diagram lingkaran.

(24)

Tabel 1.28 Perbandingan Persentase Hasil Belajar IPA Kondisi Awal dan Kondisi Setelah Menggunakan LKS IPA Berbasis Model Inkuiri

Terbimbing

No. Kriteria Kondisi awal Dengan LKS

F % F %

1 Tuntas 3 30 9 90

2 Tidak tuntas 7 70 1 10

3 Skor rata-rata 6,6 79,9

4 Skor maksimum 93 95

5 Skor minimum 43 65

Dari perbandingan pada tabel 4.7, dapat dilihat adanya peningkatan hasil belajar IPA materi pesawat sederhana dari kondisi awal dan setelah dilakulan tindakan dengan menggunakan LKS IPA berbasis model inkuiri terbimbing. Peningkatan yang terjadi sebesar 60% ketuntasan belajar mencapai 90%. Perbandingan hasil belajar IPA materi pesawat sederhana kondisi awal dan setelah tindakan dengan menggunakan LKS IPA ynag dikembangkan, disajikan dalam grafik berikut ini:

Gambar 1.29 Diagram Perbandingan Hasil Belajar IPA Materi Pesawat Sederhana Kondisi Awal dan Hasil Belajar Menggunakan

(25)

4.2.2 Hasil Belajar Siswa pada Uji Coba Lebih Luas a. Kondisi Awal

Kondisi awal yang dimaksud adalah kondisi pembelajaran yang dilakukan oleh guru kelas V sebelum menggunakan LKS IPA berbasis model inkuiri terbimbing materi pesawat sederhana yang dikembangkan. Dari hasil pengamatan dan studi pendahuluan yang dilakukan peneliti pada kelas V SD Negeri Simpar-Temanggung yang berjumlah 22 siswa, pada mata pelajaran IPA materi pesawat sederhana masih menunjukkan hasil belajar yang rendah. Terlihat dari hasil tes yang diberikan yaitu hanya beberapa siswa yang mancapai nilai KKM secarayang diterapkan di sekolah tersebut yaitu 70. Hal ini juga ditunjukkan oleh besarnya skor maksimal 96 skor minimal 42 dan skor rata rata 74,27. Data hasil belajar siswa sebelum dilakukan tindakan dengan menggunakan LKS IPA yang dikembangkan dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 1.30

Distribusi Frekuensi Nilai IPA Materi Pesawat Sederhana

No Interval Nilai Frekuensi Persentase Keterangan

1 30 – 39 0 0 % Tidak Tuntas

2 40 – 49 2 9,09% Tidak Tuntas

3 50 – 59 2 9,09% Tidak Tuntas

4 60 – 69 2 9,09% Tidak Tuntas

5 70 – 79 5 22,72% Tuntas

6 80 – 89 8 36,36% Tuntas

7 90 – 100 3 13,63% Tuntas

Jumlah 22 100

Nilai Rata-rata 74,27

Nilai Tertinggi 96

(26)

Berdasarkan tabel 4.8 distribusi frekuensi nilai mata pelajaran IPA materi pesawat sederhana dapat dikatakan hasil belajar masih rendah. Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya siswa yang belum tuntas dalam pembelajaran yaitu dibawah KKM 70. Dari tabel tersebut diketahui skor nilai antara 40-49 frekuensinya ada 2 dengan persentase 9,09% dari jumlah keseluruhan siswa, 50-59 frekuensinya ada 2 dengan persentase 9,09% dari jumlah keseluruhan siswa, skor nilai anatara 60-69 frekuensinya ada 2 dengan persentase 9,09% dari jumlah keseluruhan siswa, skor nilai antara 70-79 ada 5 dengan presentase 22,72% dari keseluruhan siswa, skor nilai anatara 80-89 ada 8 dengan presentase 36,36% dari jumlah keseluruhan siswa, dan skor nilai anatara 90-100 ada 3 dengan presentase 13,63% dan dapat dilihat pada daftar nilai siswa (terlampir). Berdasarkan tabel 4.14 dapat digambarkan dalam diagram 4.7 sebagai berikut :

Gambar 1.31 Diagram Batang Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Materi Pesawat Sederhana

(27)

Tabel 1.32

Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar IPA Materi Pesawat Sederhana

Skor Kriteria Frekunsi Persentase (%)

≥ 68 Tuntas 16 72,71

< 68 Tidak tuntas 6 27,27

Jumlah 22 100

Ketuntasan belajar siswa pada kondisi awal dapat diketahui bahwa siswa yang memiliki nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM≥70) sebanyak 6 siswa atau 27,27%, sedangkan yang sudah mencapai ketuntasan minimal sebanyak 16 siswa dengan persentase 72,71%. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa jumlah siswa yang mengalami ketuntasan diatas KKM lebih banyak daripada jumlah siswa yang tidak tuntas. Ketuntasan belajar siswa pada tabel 4.9 dapat dilihat pada diagram lingkaran 4.8 berikut:

Gambar 1.33 Diagram Lingkaran Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar IPA Materi Pesawat Sederhana

(28)

mencapai 27,27% yang ditunjukan pada warna merah pada gambar diagram lingkaran.

Pada kondisi ini dalam pembelajaran tidak menggunakan lembar kerja siswa IPA berbasis inkuiri terbimbing materi pesawat sederhana. Hal ini nampak pada penggunaan sumber belajar yang digunakan hanya sebatas buku paket. Pembelajaran yang bersifat konvensional yakni pembelajaran berpusat pada guru, siswa tidak aktif terlibat dalam pembelajaran yakni siswa tidak pernah membentuk kelompok, siswa tidak pernah diberi kesempatan untuk menemukan konsep sendiri.

b. Kondisi setelah menggunakan LKS IPA Berbasis Model Inkuiri Ter-bimbing Materi Pesawat Sederhana pada Uji Terbatas

Hasil pengamatan hasil belajar siswa pada uji coba lebih luas diperoleh setelah pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan LKS IPA yang dikembangkan pada kelas V SD Negeri Simpar Kecamatan Tretep Kabupaten Temanggung, sebagai berikut:

Tabel 1.34

Distribusi Hasil Belajar IPA Materi Pesawat Sederhana

No Interval Nilai Frekuensi Persentase (%) Keterangan

1 30 – 39 0 0 % Tidak Tuntas

2 40 – 49 0 0 % Tidak Tuntas

3 50 – 59 0 0 % Tidak Tuntas

4 60 – 69 1 4,54 % Tidak Tuntas

5 70 – 79 3 13,63% Tuntas

6 80 – 89 11 50 % Tuntas

7 90 – 100 7 31,81 % Tuntas

Jumlah 22 100

Nilai rata-rata 85,09

Nilai tertinggi 100

(29)

Berdasarkan tabel 4.10 distribusi frekuensi nilai mata pelajaran IPA materi pesawat sederhana setelah menggunakan lembar kerja siswa IPA yang dikembangkan dapat dikatakan hasil belajar meningkat. Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya siswa yang tuntas dalam pembelajaran IPA materi pesawat sederhana yaitu diatas KKM 70. Dari tabel tersebut diketahui skor nilai antara 60-69 frekuensinya ada 1 dengan persentase 4,54% dari jumlah keseluruhan siswa, 70-79 frekuensinya ada 3 dengan persentase 13,63% dari jumlah keseluruhan siswa, skor nilai antara 80-89 frekuensinya ada 11 dengan persentase 50% dari jumlah keseluruhan siswa, skor nilai antara 90-100 frekuensinya ada 7 dengan presentase 31,81% dari jumlah siswa dan dapat dilihat pada daftar nilai siswa (terlampir). Berdasarkan tabel 4.10 dapat digambarkan dalam gambar 4.9 sebagai berikut :

Gambar 1.35 Diagram Batang Distribusi Hasil IPA Materi Pesawat Sederhana dengan menggunakan LKS Berbasis Inkuiri Terbimbing

(30)

perolehan nilai setelah menggunakan LKS IPA berbasis inkuiri terbimbing materi pesawat sederhana dapat disajikan dalam bentuk tabel 4.11 berikut ini:

Tabel 1.36

Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar IPA Materi Pesawat Sederhana dengan menggunakan LKS Berbasis Model Inkuiri Terbimbing

Skor Kriteria Frekuensi Persentase (%)

≥ 70 Tuntas 21 95,45

< 70 Tidak tuntas 1 4,54

Jumlah 22 100

Ketuntasan belajar siswa setelah menggunakan LKS IPA berbasis model inkuiri terbimbing materi pesawat sederhana dapat diketahui bahwa siswa yang memiliki nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM≥70) sebanyak 1 siswa atau 4,54%, sedangkan yang sudah mencapai ketuntasan minimal sebanyak 21 siswa dengan persentase 95,45%. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa jumlah siswa yang mengalami ketuntasan diatas KKM lebih banyak dari pada jumlah siswa yang tidak tuntas. Ketuntasan belajar siswa pada tabel 4.11 dapat dilihat pada diagram lingkaran berikut :

Gambar 1.37Diagram Lingkaran Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar IPA Materi Pesawat Sederhana Setelah Menggunakan LKS

(31)

Berdasarkan gambar 4.5 nampak bahwa ketuntasan belajar siswa kelas V di SD Negeri Simpar sebagai uji coba lebih luas mencapai 95,45% yang ditentukan pada warna biru pada gambar diagram lingkaran. Sedangkan yang tidak tuntas mencapai 4,54% yang di tunjukan pada warna merah pada gambar diagram lingkaran.

Adapun perbandingan ketuntasan hasil belajar matematika pada kondisi awal sebelum tindakan dan setelah tindakan dengan menggunakan LKS IPA berbasis model inkuiri terbimbing, dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 1.38 Perbandingan Persentase Hasil Belajar IPA Kondisi Awal dan Kondisi Setelah Menggunakan LKS IPA Berbasis Model Inkuiri

Terbimbing

No. Kriteria

Kondisi awal Dengan LKS

F % F %

1 Tuntas 16 72,71 21 95,45

2 Tidak tuntas 6 27,27 1 4,54

3 Skor rata-rata 74,27 85,09

4 Skor maksimum 96 100

5 Skor minimum 42 68

(32)

Gambar 1.39 Diagram Perbandingan Hasil Belajar IPA Materi Pesawat Sederhana Kondisi Awal dan Hasil Belajar Menggunakan

LKS Berbasis Model Inkuiri Terbimbing

4.3 Pembahasan

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan LKS berbasis keterampilan proses sains, dengan model penelitian Research and Development. Data yang diambil dalam penelitian meliputi data proses pengembangan LKS, proses validasi LKS oleh ahli Desain Pembelajaran, Ahli Bahan Ajar, data tanggapan guru, dan respon siswa terhadap LKS yang dikembangkan dan hasil belajar siswa.

(33)

, b) Sebagai bahan ajar yang mempermudah peserta didik untuk memahami materi yang diberikan, c) Sebagai bahan ajar yang ringkas dan kaya tugas untuk berlatih, dan d) Memudahkan pelaksanaan pengajaran kepada peserta didik. Wandhiro (2011:6) manfaat secara umum ialah untuk mengaktifkan peserta didik dalam proses belajar mengajar. LKS yang selama ini digunakan untuk kegiatan pembelajaran khususnya di SD N Tlogo dan SD N Simpar Kota Temanggung, belum berperan secara maksimal dalam melatih siswa melakukan penyelidikan. Siswa hanya mempelajari pengetahuan sebagai produk bukan proses, hal ini dikarenakan langkah-langkah yang disajikan dalam LKS kurang melatih siswa melakukan proses ilmiah, menganalisis dan menemukan suatu konsep. LKS belum biasa digunakan untuk mencari atau menemukan suatu konsep, dan mengaplikasikan konsep yang sudah ada dalam kehidupan, hal tersebut membuat siswa belum secara aktif dalam pembelajaran. Maka peneliti mengembangkan LKS IPA yang berbasis model inkuiri terbimbing ini untuk memberikan informasi serta mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran.

Dalam proses pengembangan LKS ini sangat membutuhkan waktu yang cukup lama. Dikarenakan peneliti harus menyiapkan segala sesuatunya dengan matang agar mendapatkan hasil yang maksimal. Hasil dari revisi ujicoba terbatas secara keseluruhan dinyatakan menarik tetapi ada beberapa tulisan dan gambar yang harus ditata ulang kembali, sedangkan saat ujicoba lapangan guru menitik beratkan pada kelanjutan LKS, mengapa LKS ini hanya menyediakana 1 bab saja dari 4 bab yang ada didalam semester II ini di mata pelajaran IPA kelas V Sekolah Dasar. Pada dasarnya pengembangan LKS ini memperoleh penilaian yang sangat positif sehingga LKS IPA Berbasis Model Inkuiri Terbimbing ini dapat digunakan sebagai bahan belajar siswa dalam proses pembelajaran secara mandiri maupun kelompok. LKS Berbasis Inkuiri Terbimbing materi tentang pesawat sederhana ini, tidak melakukan tahap desiminasi (penyebaran). Namun bila hendak diperbanyak sebaiknya dilakukan revisi lebih lanjut dan dikembangkan untuk materi-materi yang lainnya dalam mata pelajaran IPA kelas V Sekolah Dasar.

(34)

Gambar

Gambar yang
Gambar yang
Gambar yang disajikan sudah
gambar yang disajikan dalam
+7

Referensi

Dokumen terkait

Produk yang dihasilkan dalam penelitian ini adalah Lembar Kerja Siswa (LKS) berbasis inkuiri terbimbing. 201) menyatakan “LKS merupakan suatu bahan ajar cetak berupa

Produk Lembar

Berdasarkan validasi ahli dan penilaian oleh ahli materi, ahli media dan guru IPA SMP/MTs dapat disimpulkan bahwa Kualitas Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) IPA Terpadu

Kekurangan dan kelebihan dari uji coba akan diambil sebagai data untuk melakukan revisi, setelah produk direvisi kemudian produk diuji coba lebih luas yang melibatkan guru kelas

Berdasarkan pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) berbasis Inkuiri adalah pembuatan bahan ajar dalam bentuk

Dari hasil validasi yang dilakukan dengan 4 validator ahli dan hasil uji coba kelompok kecil yang dilakukan dengan 9 peserta didik, dapat disimpulkan bahwa bahan ajar berbasis

Dari hasil validasi yang dilakukan dengan 4 validator ahli dan hasil uji coba kelompok kecil yang dilakukan dengan 9 peserta didik, dapat disimpulkan bahwa bahan ajar berbasis inkuiri

PENUTUP Berdasarkan tujuan dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan literasi sains dengan menggunakan model pembelajaran