• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Lembar Kerja Siswa IPA Berbasis Model Inkuiri Terbimbing Materi Pesawat Sederhana Kelas V Sekolah Dasar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Lembar Kerja Siswa IPA Berbasis Model Inkuiri Terbimbing Materi Pesawat Sederhana Kelas V Sekolah Dasar"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan orang yang lebih dewasa untuk mendewasakan mereka yang dianggap belum dewasa secara kontekstual. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam era globalisasi, karena visi pendidikan sekarang ini ditekankan pada pembentukan sumber daya manusia yang berkualitas. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut peningkatan mutu pendidikan yang lebih modern dan pengembangan dalam pendidikan agar sisiwa sebagai subyek pendidikan dapat mengikuti kemajuan tersebut. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi merangsang bidang keilmuan yang lain untuk ikut berkembang, tak terkecuali bidang ilmu pendidikan perkembangan dalam bidang pendidikan dapat dilihat dari adanya perubahan yang ada di dalamnya seperti kualitas guru, kurikulum, proses pembelajaran, saranan dan prasaranan pembelajaran, sumber belajar, metode pembelajaran, media pembelajaran, dll. Perubahan yang dilakukan ini memiliki tujuan agar siswa mampu menguasai materi atau bahan ajar secara optimal. Sebagai dampaknya adalah diperkayanya sumber dan media pembelajaran, seperti: buku teks, lks, modul, video, dll (Santyasa, 2007;21).

(2)

pengetahuan alam, (f) ilmu pengetahuan sosial, (g) seni dan budaya, (h) pendidikan jasmani dan olahraga, (i) keterampilan, dan (j) muatan lokal. Pada tahun ajaran 2014-2015 di Indonesia menggunakan dua kurikulum yaitu KTSP dan Kurikulum 2013, akan tetapi tidak semua Sekolah Dasar yang ada diseluruh Indonesia menggunakan KTSP dan Kurikulum 2013 karena pihak sekolah diberikan kebebasan untuk melaksanakan kurikulum tersebut sesuai dengan kondisi sekolah yang ada dan atas dasar ditunjuknya sekolah tersebut menggunakan Kurikulum 2013 oleh Dinas Pendidikan. Dalam UU 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional terdapat sejumlah pasal yang berkaitan dengan KTSP. Pasal 1 ayat 19, misalnya menjelaskan definisi operasional kurikulum. Menurut Pasal 1 ayat 19, Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Definisi tersebut

menegaskan bahwa kurikulum dipakai sebgai pedoman dalam

menyelenggarakan pembelajaran. Bukan buku teks yang sebenarnya lebih berperan sebagai salah satu sumber pembelajaran. KTSP merupakan kurikulum tingkat satuan pendidikan. Pembelajaran KTSP menuntut siswa untuk aktif. Sementara guru berperan sebagai fasilitator, diharapkan untuk mampu membuat kondisi pembelajaran yang dapat meningkatkan keaktifan siswa.

(3)

konsep. Hal ini sejalan dengan pelajaran IPA yang bertujuan agar siswa mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat, lingkungannya, memiliki kemampuan dasar untuk berfikir logis, kritis, memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk ditingkat lokal, nasional, maupun global (Permendiknas No. 22 Tahun 2006). Pendidikan yang pertama dan utama adalah dari keluarga. Melalui keluarga kita tahu bagaimana cara berkenalan dengan nilai-nilai, sikap dan karakter. Salah satu contoh perilaku yang dikenalkan melalui keluarga adalah sikap peduli terhadap ciptaan Tuhan baik sesama atau lingkungan alam sekitar. Dari perilaku dan sikap tersebut dapat dilanjutkan dan diperpanjang pengetahuannya tentang lingkungan alam sekitar, terutama melalui mata pelajaran IPA yang mencakup nilai dan ilmu-ilmu tentang lingkungan alam sekitar.

Dalam tuntutan pembelajaran IPA pada kurikulum KTSP yang diatur dalam Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) IPA di SD/MI merupakan standar minimum yang secara nasional harus dicapai oleh peserta didik dan menjadi acuan dalam pengembangan kurikulum di setiap satuan pendidikan. Pencapaian SK dan KD didasarkan pada pemberdayaan peserta didik untuk membangun kemampuan, bekerja ilmiah, dan pengetahuan sendiri yang difasilitasi oleh guru. Oleh sebab itu guru diberikan kesempatan untuk mengembangkan bahan ajar dengan menggunakan metode pembelajaran yang menarik, sehingga dapat untuk meningkatkan keaktifan siswa dengan secara mandiri dan berkelompok.

(4)

berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Adapun beberapa model pembelajaran yang bisa diterapkan dalam proses pembelajaran IPA yaitu: 1)Construtivisme, 2)Inquiri (penemuan), 3)Questioning (bertanya), 4)Learning community (pengelompokan belajar), 5)Modeling (media), 6)Reflction (rangsangan), 7)Authentic assessment (penilaian nyata), 8)Direct Instruction (model pembelajaran langsung).

(5)

membelajarkan materi yang lain kepada siswa, salah satu ciri yang menonjol adalah adanya proses pembelajaran yang berproses dengan menggunakan observasi, percobaan, dan pemecahan masalah. Memang ciri ini dimiliki oleh materi pelajaran yang lain, akan tetapi prosedur dalam pengaplikasiaanya memliki pesamaan dengan metode yang dilakukan oleh para ahli, dan para penemu-penemu sebelumnya.

Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam diarahkan untuk inkuiri dan berbuat sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar. Ilmu Pengetahuan Alam diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan manusia melalui pemecahan masalah-masalah yang dapat diidentifikasikan. Penerapan Ilmu Pengetahuan Alam perlu dilakukan secara bijaksana agar tidak berdampak buruk terhadap lingkungan. Di tingkat SD/MI diharapkan ada penekanan pembelajaran Salingtemas (Sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat) yang diarahkan pada pengalaman belajar untuk merancang dan membuat suatu karya melalui penerapan konsep Ilmu Pengetahuan Alam dan kompetensi bekerja ilmiah secara bijaksana. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri ilmiah (Scientific inquiry) untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan hidup. Oleh karena itu pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di SD/MI menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah.

(6)

LKS berisi kegiatan pembelajaran yang menyediakan aktifitas yang berpusat pada siswa. Prastowo (2011: 204) menyatakan Lembar Kerja Siswa merupakan suatu bahan ajar cetak berupa lembar-lembar kertas berisi materi, ringkasan dan petunjuk-petunjuk pelaksanaan tugas pembelajaran yang harus dikerjakan oleh peserta didik, yang mengacu pada kompetensi dasar yang harus dicapai. Dengan demikian LKS merupakan salah satu bahan ajar yang dapat dikembangkan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran. LKS yang disusun dan dikembangkan oleh guru harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan.

Trianto (2009: 166) menyatakan bahwa strategi inkuiri berarti sesuatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, dan analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri. Dengan demikian kemampuan siswa dapat dikembangkan secara maksimal. Maka untuk memaksimalkan kemampuan siswa dalam proses pembelajaran harus ada pembimbing yang mengarahkan dan membimbing siswa ketika melakukan kegiatan-kegiatan dalam pembelajarannya.

(7)

Berdasarkan hasil studi pendahuluan di Gugus Suradirjo khususnya SDN Simpar, Temanggung yang menerapkan Kurikulum KTSP kembali. Dalam studi pendahuluan pada kelas V dengan jumlah siswa 22 tersebut, rata berasal dari keluarga menengah kebawah dengan karakteristik siswa yang berbeda-beda sedangkan guru berlatar belakang dari pendidikan lulusan SPGSD yang telah mengajar di SDN Simpar sejak tahun 2009 hingga saat ini. Dalam proses pembelajaran yang dilakukan guru pada umumnya tidak menggunakan model desain pembelajaran tertentu ataupun orientasi teori, yang dilakukan dalam proses pembelajaran khususnya Ilmu Pengetahuan Alam guru hanya menggunakan paradigma yang lama dimana guru masih bersifat konvensional. Dalam pembelajaran IPA masih terlalu informatif di bawah dominasi guru, sehingga IPA dianggap sebagai pelajaran yang membosankan. Guru melakukan ceramah dan diskusi yang dinilai akan lebih mudah dalam mengajar dan mempermudah siswa dalam mengerjakan tugas karena dilaksanakan secara bersama atau diskusi. Dalam proses pembelajaran materi yang diajarkan guru belum memastikan apakah materi pembelajaran sesuai dengan karakteristik siswa karena karakteristik siswa yang berbeda-beda. Sedangkan dalam proses pembelajaran yang dilakukan siswa hanya mengikuti apa yang disuruh dan diinstruksikan oleh guru dan yang penting siswa mampu mengikutinya.

(8)

serta prasarana yang dibutuhkan belum mampu memenuhi. Bahan ajar yang digunakan untuk menunjang proses belajar siswa dengan menggunakan buku paket dan LKS (fokus) sebagai bahan ajar yang digunakan selama ini.

Secara nasional nilai KKM dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam yang seharusnya diterapkan di Sekolah dasar adalah 75, sedangkan KKM yang diterapkan di gugus Suradirjo setiap SD berbeda, khususnya SDN Tlogo adalah 68 dan SDN Simpar adalah 70. Hal tersebut dalam penerapan KKM yang berbeda dengan KKM secara nasional disebabkan oleh beberapa faktor yaitu siswa yang kurang aktif dan kurang memperhatikan dalam mengikuti pelajaran, materi ajar, kurangnya sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk menunjang proses pembelajaran yang hanya berupa poster dan gambar serta Compact Disk yang terbatas. Sehingga dari nilai KKM yang diterapkan secara nasional dari jumlah 10 siswa pada SDN Tlogo kelas V terdapat 80% dari jumlah siswa kelas V yang belum memenuhi KKM secara nasional. Sedangkan dari nilai KKM yang diterapkan di SDN Tlogo dari jumlah 10 siswa kelas V hanya 60% yang belum mencapai KKM. Namun di SDN Simpar dari 22 siswa kelas V terdapat 45% dari jumlah siswa kelas V yang belum memenuhi KKM secara nasional. Sedangkan dari nilai KKM yang diterapkan di SDN Simpar dari jumlah 22 siswa kelas V hanya 27,3% yang belum mencapai KKM. Alasan mengapa sekolah menerapkan KKM yang jauh lebih rendah dibandingkan KKM nasional karena kemampuan berfikir anak yang kurang dalam berfikir kritis dan keaktifan siswa yang masih kurang di tambah lagi waktu pelaksanaan pembelajaran materi Ilmu Pengetahuan Alam selama 1 semester yang belum cukup agar siswa mampu menguasai kompetensi selama 1 semester yang diharapkan.

(9)

terkadang menggunakan LKS yang terdapat pada buku paket sehingga tidak ada lembaran LKS khusus untuk siswa. Oleh karena itu guru harus mampu untuk mempersiapkan dan berkreatifitas di dalam memodifikasi atau merancang sendiri LKS yang sesuai dengan kebutuhan dalam proses pembelajaran. Hal ini bertujuan supaya siswa dapat memperoleh pemahaman materi secara mandiri atau kelompok, sehingga pemahaman terhadap konsep materi yang ada di dalam pembelajaran tersebut semakin kuat diserap dalam ingatan siswa. Mengingat pentingnya sumber belajar dalam proses pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di sekolah, maka kiranya perlu pengembangan sebuah LKS yang dapat memenuhi kriteria kelayakan sebagai media pembelajaran yang baik. Dalam hal ini didukung dengan penelitian dari Sidig Budisetyawan (2012: 90) penelitian pengembangan LKS Berbasis Inkuiri Terbimbing yang layak digunakan sebagai media pembelajaran. Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan tersebut, maka peneliti mengembangkan sebuah produk dengan judul pengembangan lembar kerja siswa ipa berbasis model inkuiri terbimbing materi pesawat sederhana kelas v sekolah dasar.

1.2 Identifikasi Masalah

(10)

1.2.1 Diri Siswa

a. Materi ajar dirasa sulit untuk dikuasai siswa. Hal ini berdasarkan ketercapaian KKM baik secara nasional ataupun KKM di kedua Sekolah Dasar tersebut yaitu di SDN Tlogo 80% siswa belum mencapai KKM nasional dan 60% siswa belum mencapai nilai KKM yang diterapkan di sekolah tersebut. Pada SDN Simpar 45% siswa belum mencapai KKM nasional dan 27,3% siswa belum mencapai KKM yang diterapkan di sekolah Dasar tersebut, maka dapat disimpulkan salah satu penyebabnya materi ajar yang dirasa sulit untuk dikuasai siswa.

b. Kurangnya siswa dalam memahami materi yang diberikan. Hal ini berdasarkan observasi yang dilakukan dilihat dari nilai yang rata-rata nilai siswa dalam 1 kelas hanya mencapai 6,5. Dalam KKM yang ditetapkan secara Nasional yaitu 75 ini berarti rata-rata nilai siswa dalam kelas tersebut masih kurang dari KKM nasional yang ditetapkan.

c. Siswa belum mampu untuk mengajukan pertanyaan kepada guru tentang hal yang tidak mereka ketahui. Hal ini dikarenakan materi yang mereka pahami dalam buku paket yang digunakan dari tahun ke tahun sama dan hanya sekedar teori. Dari observasi yang dilakukan di kedua SD tersebut sebagai uji lapangan (terbatas dan luas) pada SDN Tlogo dari 10 siswa hanya sekitar 60% siswa yang aktif dan pada SDN Simpar dari 22 siswa hanya sekitar 30% siswa yang aktif sedangkan sisanya hanya mendengarkan dan duduk di kelas.

(11)

siswa hanya 30% siswa yang aktif dalam pembelajaran di dalam kelas.

1.2.2 Dari Guru

a. Guru dituntut tidak hanya mampu menyampaikan materi, namun juga mengerjakan adminitrasi sekolah karena kurangnya tenaga administrasi di sekolah. Hal ini mempersempit ruang guru untuk dapat fokus mempersiapkan penyampaian materi yang sesuai dengan kebutuhan setiap siswa.

b. Materi ajar yang disampaikan sulit untuk diterima semua siswa karena hanya berupa teori-teori yang terdapat dalam buku paket yang digunakan serta karakteristik siswa yang berbeda-beda maka dalam pencapaian pemahaman materi oleh siswa hanya 55% siswa yang dirasa mampu memahami materi, hal ini berdasarkan ketercapaian KKM oleh siswa.

c. Model pembelajaran yang kurang cocok diterapkan dalam suatu materi ajar. Guru hanya melakukan ceramah berdasarkan teori materi yang terdapat dalam buku yang digunakan. Hal ini menunjukkan kurang cocoknya model pembelajaran yang dilakukan karena karakteristik siswa yang berbeda-beda.

d. Guru mengalami kesulitan mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran di kelas. Karena guru hanya menyampaikan materi berdasarkan buku yang digunakan yang berisi teori dan hanya 30% siswa yang aktif.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang dikemukakan di atas dapat dirumuskan masalah yang akan diteliti sebagai berikut :

1. Bagaimanakah mengembangkan LKS IPA berbasis model

(12)

2. Apakah LKS IPA berbasis model inkuiri terbimbing materi pesawat sederhana efektif untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas V di Sekolah Dasar?

1.4 Spesifikasi Produk Yang Diharapkan

Spesifikasi produk yang diharapkan dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Produk LKS IPA berbasis model inkuiri terbimbing materi pesawat

sederhana sebagai bahan ajar pembelajaran mandiri maupun kelompok siswa Sekolah Dasar Simpar Kelas V Semester II.

2. LKS panduan guru berbasis inkuiri terbimbing materi pesawat sederhana sebagai panduan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran.

3. LKS panduan siswa berbasis inkuiri terbimbing materi pesawat sederhana sebagai panduan siswa dalam memahami dan menggunakan LKS secara mandiri maupun kelompok siswa Sekolah Dasar Simpar Kelas V Semester II.

1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan di atas maka penelitian berikut bertujuan untuk:

1. Untuk mengembangkan LKS IPA berbasis inkuiri terbimbing materi pesawat sederhana yang layak untuk digunakan sebagai sumber belajar IPA di Sekolah Dasar kelas V semester II.

(13)

1.6 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat, adapun manfaat yang diharapkan yaitu :

1.6.1 Manfaat Teoritis

Untuk meningkatkan khasanah keilmuan, khususnya dalam men-gembangkan lembar kerja siswa pada mata pelajaran IPA.

1.6.2 Manfaat Praktis Bagi siswa :

1. Siswa menjadi termotivasi dalam mengikuti pembelajaran IPA.

2. Memberikan pengalaman belajar yang menarik dan berkesan pada siswa. Bagi Guru :

1. Terlatih dalam menyiapkan perlengkapan belajar mengajar.

2. Mendapatkan media pembelajaran yang menarik dan menyenangkan bagi siswa dalam pembelajaran IPA.

3. Meningkatkan kinerja guru.

4. Dapat digunakan untuk membuat pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan.

Bagi Sekolah :

1. Meningkatkan hasil belajar siswa khususnya mata pelajaran IPA.

2. Mendorong guru lain untuk aktif melaksanakan pembelajaran yang inovatif.

Bagi peneliti :

1. Mendapatkan data sebagai bahan untuk mengembangkan media

pembelajaran IPA berbasis inkuiri terbimbing pada siswa kelas V SD semester II.

Referensi

Dokumen terkait

Dalam proses belajar di sekolah, guru masih menggunakan buku paket atau LKS konvensional. LKS konvensional adalah LKS yang tinggal pakai, tinggal beli, serta

produk bahan ajar Modul Mata Pelajaran IPA berbasis model inkuiri terbimbing. materi energi dan merupakan merupakan hasil akhir produk

Masukan atau saran dari ahli bahan ajar untuk modul pembelajaran dapat dilihat pada tabel 4.4..

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi program S-1 Pendidikan

Energi adalah daya kerja atau tenaga, energi berasal dari bahasa yunani yaitu energia yang merupakan kemampuan untuk melakukan suatu usaha atau kerja. Energi

kelompok. c) Dalam kegiatan belajar mengajar masih banyak siswa yang kurang memperhatikan atau membuat kegiatan lain diluar tujuan yang akan dicapai sehingga

Kekurangan dan kelebihan dari uji coba akan diambil sebagai data untuk melakukan revisi, setelah produk di revisi kemudian produk di uji coba luas melibatkan 22 siswa

Tujuan diadakannya penelitian ini adalah untuk menghasilkan suatu produk yaitu sebuah Lembar Kerja Siswa IPA Berbasis Model Inkuiri Terbimbing Materi Sifat- sifat Cahaya Kelas