• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 LANDASAN TEORI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 2 LANDASAN TEORI"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

6

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Teori Umum

Bagian ini akan menjelaskan pengertian tentang jaringan komputer, klasifikasi jaringan komputer, topologi jaringan, media transmisi, model OSI dan model TCP/IP, serta perangkat-perangkat keras yang dipakai pada jaringan.

2.1.1 Jaringan (Network)

Jaringan adalah suatu kumpulan yang terdiri dari dua atau lebih jumlah komputer, yang masing-masing berdiri sendiri dan terhubung melalui suatu media (Tanenbaum, 2003:10). Media yang menghubungkan komputer tidak hanya melalui kabel tembaga saja, melainkan dapat juga melalui fiber optic, pancaran gelombang radio, infrared, dan satelit. Kecepatan transfer dari suatu jaringan sering disebut sebagai bandwidth, satuan yang dipakai dalam mengukur bandwidth ini dapat berupa bit per-detik ataupun byte per-detik. Satu byte terdiri dari 8bit data. Sedangkan 1 kilobyte data terdiri dari 1024 byte data.

Tujuan dari penggunaan jaringan komputer adalah: • Komunikasi: realtime chatting, video conference

Pembagian sumberdaya: pemakaian perangkat hardware seperti harddisk dan printer secara bersama.

(2)

Berdasarkan arah transmisinya, komunikasi data terbagi atas tiga bagian yaitu simplex, half-duplex, full-duplex (Stallings, 2007:67).

Simplex

Pada transmisi ini, pengiriman data atau signal hanya satu arah, dimana pada satu stasiun berperan sebagai pemancar dan stasiun yang lain sebagai penerima data atau signal. Contohnya adalah pemancar radio.

Half-duplex

Pada transmisi ini, kedua stasiun dimungkinkan untuk mengirim data namun tidak dapat secara bersamaan melainkan harus secara bergantian. Contohnya adalah penggunaan walkie-talkie.

Full-duplex

Pada transmisi ini, kedua stasiun dapat mengirimkan data atau signal secara bersamaan dan dalam waktu yang sama stasiun dapat juga menerima data dan signal, sehingga dapat terjadi komunikasi dua arah. Contoh komunikasi full-duplex ini adalah pesawat telepon.

2.1.2 Klasifikasi Jaringan

2.1.2.1 Klasifikasi Jaringan Berdasarkan Tipe Transmisi

Jaringan dapat dibagi menjadi dua jenis berdasarkan tipe transmisinya yaitu:

1. Broadcast network

Broadcast network yaitu suatu komunikasi yang terjadi dalam sebuah jaringan, dimana paket data dikirimkan dari sebuah sumber ke seluruh komputer yang ada dalam jaringan tersebut. Namun paket data hanya akan di

(3)

proses oleh komputer tujuan. Sedangkan paket yang di terima bukan oleh komputer tujuan akan diabaikan (Tanenbaum, 2003:20).

2. Point to point

Pada tipe transmisi point to point komunikasi pertukaran data terjadi antar dua komputer saja, sehingga untuk mencapai alamat tujuan sebuah paket data mungkin harus melalui beberapa host perantara terlebih dahulu. Karena itu, pada tipe jaringan ini pemilihan rute yang diambil sangat menentukan baik dan tidaknya koneksi (Tanenbaum, 2003:20).

2.1.2.2 Klasifikasi Jaringan Berdasarkan Skala

LAN (Local Area Network)

LAN adalah jaringan komputer yang dibatasi oleh suatu area geografis yang kecil dan umumnya dipakai pada lingkungan seperti rumah, pabrik, gedung perkantoran atau gedung sekolah yang ruang lingkup yang hanya beberapa kilometer saja. (Stallings, 2007:24)

Ciri-ciri yang dimiliki oleh LAN adalah: 1. Ruang lingkup yang kecil

2. Kecepatan transfer tinggi

3. Dikontrol secara private oleh admin lokal

(4)

MAN (Metropolitan Area Network)

MAN merupakan jaringan yang terdiri dari dua atau lebih LAN dalam satu area geografis cukup besar seperti perkotaan. Contoh dari MAN ini adalah bank dengan beberapa cabang dalam satu kota, dan TV cable dalam satu kota. (Tanenbaum, 2003:22)

WAN (Wide Area Network)

WAN merupakan jaringan yang ruang lingkupnya terpisahkan oleh batas-batas geografis dan biasanya menggunakan penghubung melalui kabel fiber optic bawah laut maupun satelit. (Stallings, 2007:22)

Ciri-ciri yang dimiliki oleh WAN adalah: 1. Wilayah operasi yang sangat luas

2. Kecepatan transfer yang tidak terlalu cepat 3. Memerlukan pelayanan dari network provider

2.1.3 Topologi Jaringan

Topologi jaringan adalah peta atau struktur jaringan yang terdiri dari kumpulan switch dan hub, yang mampu menghasilkan komunikasi interkoneksi di antara tiap node dari jaringan tersebut. Topologi jaringan dapat dibedakan menjadi dua yaitu topologi fisikal dan topologi logikal (Stallings, 2007:451).

(5)

2.1.3.1 Topologi Fisikal

Topologi yang mendefinisikan bagaimana posisi node diletakan pada suatu jaringan. terdapat beberapa macam topologi fisikal yaitu:

1. Topologi Bus 2. Topologi Tree 3. Topologi Ring 4. Topologi Mesh 5. Topologi Star

2.1.3.2 Topologi Logikal

Topologi logikal merupakan suatu penggambaran bagaimana cara media tersebut dapat di akses oleh host untuk melakukan pengiriman data. Terdapat dua jenis topologi logikal yaitu:

a. Broadcast

Pada topologi ini seluruh host dalam jaringan dapat mengirimkan data kepada seluruh node yang terkoneksi dalam jaringan tersebut. Topologi ini menggunakan prinsip FCFS (first come first serve)

b. Token passing

Topologi ini mengontrol akses jaringan dengan cara mengirimkan token kepada setiap host secara bergiliran. Ketika suatu host menerima token ini, maka host dapat mengirim data, namun bila tidak ada data yang dikirim maka secara otomatis token tersebut diteruskan ke host berikutnya. Proses ini

(6)

diulang terus menerus. Penggunaan topologi ini dapat ditemukan pada FDDI (fiber distributed data interface)

2.1.4 Protokol Jaringan

Suatu jaringan membutuhkan sebuah protokol jaringan agar dapat berfungsi. Protokol jaringan adalah aturan yang menagatur komunikasi data dalam jaringan. Protokol mendefinisikan apa yang dikomunikasikan bagaimana dan kapan terjadinya komunikasi. Atau himpunan-himpunan yang memungkinkan komputer satu dapat berhubungan dengan komputer lain. Terdapat 2 protokol jaringan yang umum di gunakan yaitu OSI model dan TCPI/IP model (Tanenbaum, 2003:37).

OSI MODEL

OSI model merupakan suatu refrensi yang digunakan dalam protokol komunikasi jaringan. OSI terdiri dari 7 buah lapisan yang terpisah namun saling terhubung satu dengan yang lainnya. Setiap lapisan mempunyai fungsi dan tugas tersendiri dalam jaringan (Tanenbaum, 2003:37). Berikut ini adalah 7 lapisan pada OSI model:

- Layer 1 Physical

Physical layer memiliki tanggung jawab atas pendefinisian media transmisi, sinkronisasi bit, pada layer ini juga terjadi interaksi antara NIC (Network Interface Card) dengan media perantara transmisi seperti kabel atau wi-fi.

- Layer 2 Data link

Data Link berfungsi untuk mengatur bit-bit data yang telah diterima untuk dikelompokan menjadi suatu format yang disebut frame. Pada layer ini juga terdapat error correction, flow control dan pengalamatan perangkat keras (MAC address).

(7)

- Layer 3 Network

Network Layer memiliki tanggung jawab untuk mendefinisikan alamat IP, serta melakukan routing dan membuat header untuk paket data yang akan dikirim. Layer ini juga bertugas untuk memilih jalur terbaik (Path Determination).

- Layer 4 Transport

Transport layer berfungsi untuk memecah data kedalam paket-paket serta mengurutkannya agar dapat disusun kembali setelah data diterima. Layer ini juga bertugas untuk memberikan tanda atau sinyal bila paket telah diterima dengan sukses dan mentransmisikan ulang bila ada paket yang hilang di tengah jalan.

- Layer 5 Session

Session Layer bertugas untuk mengatur sesi yang meliputi pembukaan sesi, pemeliharaan sesi dan penutupan sesi. Session layer juga berfungsi untuk memberikan service kepada presentation layer.

- Layer 6 Presentation

Presentation Layer memiliki tugas untuk memastikan format data yang akan dikirim dapat dibaca. Layer ini juga melakukan enkripsi, dekripsi, translasi dan kompresi data untuk mengamankan data.

- Layer 7 Application

Application Layer merupakan layer yang berfungsi sebagai perantara antara software dan resources network yang dipakai untuk mengatur bagaimana software dapat berinteraksi dan mengakses jaringan. Pada layer ini terbagi menjadi 2 aplikasi yaitu client-server dan non client-server. Protokol yang berada dalam lapisan ini adalah HTTP, FTP, SMTP.

(8)

TCP/IP

TCP/IP (Transmission Control Protocol) mengacu pada sekumpulan set protokol yang memungkinkan kumpulan komputer untuk berkomunikasi dan bertukar data didalam suatu jaringan. Konsep TCP/IP berawal dari kebutuhan DoD (Departement of Defense) AS akan suatu komunikasi di antara berbagai variasi komputer yg telah ada. Komputer-komputer DoD ini seringkali harus berhubungan antara satu organisasi peneliti dg organisasi peneliti lainnya, dan harus tetap berhubungan sehingga pertahanan negara tetap berjalan selama terjadi bencana. Oleh karena itu pada tahun 1969 dimulailah penelitian terhadap serangkaian protokol TCP/IP (Tanenbaum, 2003:39). Berikut ini adalah 4 lapsisan pada TCP/IP :

- Network Access Layer

Berfungsi mengatur penyaluran data pada media fisik yang digunakan. Lapisan ini memberikan layanan dan koreksi terhadap kesalahan data yang ditransmisikan. - Internet Layer

Berfungsi mendefinisikan bagaimana hubungan antara dua pihak dapat terjadi pada suatu jaringan. Pada jaringan internet, lapisan ini bertugas untuk memastikan agar semua paket data yang dikirimkan dapat sampai di tujuannya masing-masing. Tugas yang ada pada lapisan ini adalah addressing, yaitu untuk melengkapi data dengan alamat internet tujuan. Alamat ini yang biasa disebut dengan IP address. Kemudian routing, yaitu menentukan kemana data akan dikirim agar mencapai tujuan. Proses routing ini akan ditentukan oleh jaringan karena pengirim tidak memiliki kendali terhadap paket yang dikirim. Router yang berada pada jaringan TCP/IP lah yang akan menentukan kemana paket data akan di kirim.

(9)

- Transport Layer

Berfungsi mendefinisikan cara-cara untuk melakukan pengiriman data antara end to end host. Lapisan ini menjamin agar data yang dikirim sampai ditujuan serta informasi yang diterima oleh penerima adalah sama dengan informasi yang dikirim oleh pengirim. Lapisan ini memiliki beberapa fungsi antara lain Flow Control, yaitu pengaturan pengiriman paket data yang telah dipecah agar tidak melebihi kemampuan penerima dalam proses menerima data. Kemudian Error Detection, yang berfungsi untuk memeriksa data apakah terdapat kesalahan dalam paket data yang diterima. Jika terdapat kesalahan maka pengirim akan mengirim ulang paket data yang salah tadi.

- Application Layer

Lapisan ini berfungsi untuk mendefinisikan aplikasi apa saja yang dijalankan pada jaringan. Lapisan ini berisi protokol-protokol yang dipakai dalam jaringan, seperti: SMTP, FTP, HTTP dan lain-lain.

(10)

Gambar 2.1 Layer TCP/IP dan OSI Model

2.1.5 Keamanan Jaringan

Dengan adanya jaringan komputer yang sangat luas dan besar sekarang ini maka semakin rentan keamanan yang ada pada jaringan dan komputer tersebut, terutama apabila terdapat pengguna yang mempunyai niat buruk. Maka dari itu diperlukanlah suatu pengamanan pada jaringan agar dapat mengendalikan akses dari pengguna terhadap sumber daya yang terdapat di jaringan tersebut. (Brenton and Hunt, 2006:5) Pembuatan security policy bersumber dari beberapa langkah berikut ini:

a. Identifikasi assets b. Identifikasi threat c. Identifikasi vulnerability d. Pertimbangan resiko yang ada

(11)

Tujuan dari pembuatan keamanan jaringan ini adalah untuk memberikan elemen-elemen keamanan yaitu confidentiality, integrity, availability terhadap sumberdaya yang ada pada jaringan.

2.1.5.1 Firewall

Firewall merupakan sebuah atau sekumpulan sistem yang mempunyai akses kontrol terhadap lalu lintas paket data dalam suatu jaringan. Firewall yang biasanya dipakai lebih banyak berupa perangkat lunak seperti antivirus, namun ada juga firewall yang berupa perangkat keras. (Brenton and Hunt, 2001:84)

Fungsi-fungsi firewall:

a. Packet Filtering: memeriksa header dari paket TCP/IP (tergantung arsitektur jaringannya, dalam contoh ini adalah TCP/IP) dan memutuskan apakah data ini memiliki akses ke jaringan.

b. Network Address Translation (NAT): biasanya sebuah jaringan memiliki sebuah IP public dan di dalam jaringan sendiri memiliki IP tersendiri. Firewall berfungsi untuk meneruskan paket data dari luar jaringan ke dalam jaringan dengan benar sesuai IP komputer lokal.

c. Application Proxy: firewall bisa mendeteksi protokol aplikasi tertentu yang lebih spesifik.

d. Traffic management: mencatat dan memantau trafik yang ada pada jaringan.

(12)

2.1.6 Alamat IP

Alamat IP atau yang lebih dikenal sebagai IP address merupakan alamat yang dikenal oleh jaringan secara software, alamat ini digunakan untuk berkomunikasi antar jaringan yang berbeda. Alamat IP ini sendiri mempunyai 32bit informasi, dan masing-masing dari bit ini terbagi atas 4 bagian yang dikenal sebagai byte. Dimana tiap byte terdiri atas 8bit (Tanenbaum, 2003:332).

Pengalamatan IP dapat dibagi menjadi 3 metode yaitu: 1. Dotted-decimal, contohnya 202.148.8.10

2. Biner, contohnya 10000111.01000111.00011101.00011000 3. Heksadesimal, contohnya AB.24.3A.4F

2.1.6.1 Pembagian Kelas Alamat IP

Pembagian kelas alamat IP bertujuan untuk memberikan identifikasi yang unik dari setiap jaringan. Setiap host pada jaringan yang sama mempunyai alamat network yang sama atau yang biasa disebut netID / network address. Sedangkan masing-masing host dalam jaringan mempunyai alamat host yang berbeda-beda satu dengan yang lain nya, biasa nya di sebut hostID / host address (Tanenbaum, 2003:333).

Pembagian kelas alamat IP terdiri atas 5 kelas, yaitu:

1) Kelas A: dalam jaringan ini, byte pertama digunakan sebagai alamat network dan tiga byte berikutnya untuk alamat host. Pada kelas ini bit pertama dari byte harus selalu bernilai 0 atau off sehingga kelas ini dapat menampung sebanyak 27-2 (126)

(13)

jaringan dengan 224-2 (16777214) host addres. Range IP kelas A adalah 0.0.0.0 – 127.255.255.255

2) Kelas B: pada jaringan kelas B, dua byte pertama menunjukan alamat network dan dua byte terakhir menunjukan alamat host. Pada kelas ini bit pertama dari byte harus bernilai 1 atau on, namun bit kedua harus dalam kondisi off. Sehingga kelas ini dapat menampung sebanyak 214-2 (16382) jaringan dengan 216-2 (65534) host address. Range IP kelas B adalah 128.0.0.0 – 191.255.255.255

3) Kelas C: dalam jaringan kelas C, tiga byte pertama digunakan untuk menunjukan alamat network dan satu byte berikutnya untuk alamat host. Pada kelas ini bit pertama dan kedua dari byte harus bernilai 1 atau on, lalu bit ketiga harus selalu off atau 0. Sehingga kelas ini dapat menampung sebanyak 221-2 (2097150) jaringan dengan 28-2 (254) host address. Range IP kelas C adalah 192.0.0.0 – 223.255.255.255

4) Kelas D: IP pada kelas ini digunakan untuk multicast address. Biasanya multicast address ini digunakan oleh software yang memerlukan real time data communication seperti layanan video conference. Range IP pada kelas ini adalah 224.0.0.0 – 239.255.255.255

(14)

Tabel 2.1 Tabel Pembagian Kelas IP

Kelas IP Byte Byte Byte Byte

Kelas A 1xxxxxxx Host address Host address

Host address

Kelas B 10xxxxxx Network address Host address

Host address

Kelas C 110xxxxx Network address Network address

Host address

Kelas D 1110xxxx Multicast address

Multicast address

Multicast address

2.1.7 Media Transmisi

Media transmisi merupakan media yang digunakan untuk mengirimkan data dari suatu tempat ke tempat lain. Media-media yang dapat dipakai untuk membangun jaringan komputer dapat berupa cahaya, gelombang listrik atau eletromagnetik. Pada dasarnya media ini di bagi menjadi dua macam yaitu kabel dan nirkabel. Pada masing-masing media tersebut juga dapat beberapa macam teknologi lagi. (Stallings, 2007:103)

(15)

2.1.7.1 Media Transmisi Berbasis Kabel

1. Kabel twisted pair

Pada kabel ini terdapat empat pasang core atau inti, yang tiap pasangnya dipilin satu dengan yang lain, kabel ini merupakan media yang paling sering digunakan karena harganya yang murah. Jarak maksimum yang dapat di tempuh oleh kabel ini hanya 100m. Kabel ini terbagi atas 2 jenis yaitu:

a. Shielded Twisted Pair (STP)

Pada kabel ini setiap core dibungkus lagi oleh pelindung, lalu setelah setiap corenya dilapisi kemudian seluruh kabel dilapisi lagi dengan lapisan terluar. Fungsi dari pelapisan ini adalah untuk mengurai noise yang dapat berasal dari dalam kabel tersebut maupun dari luar. Biasanya pelindung yang digunakan adalah aluminium foil. Harga kabel ini lebih mahal dikarenakan pelindung yang dipakai.

b. Unshielded Twisted Pair (UTP)

Kabel ini hanya dilindungi satu buah pelindung berupa insulator berupa karet untuk mengurangi interferensi atau noise dari luar. Kabel UTP lebih mundah dipasang dan juga mempunyai diameter yang tidak terlalu tebal. Kekurangan kabel ini adalah dapat terkena noise dari alat elektronik lainnya. Kabel UTP ini sendiri mempunyai beberapa jenis tipe lagi yang di kategorikan berdasarkan kemampuan penyaluran datanya yaitu UTP Cat-1, Cat-2, Cat-3, Cat-4, Cat-5.

(16)

2. Kabel Optik (Optical Fiber)

Kabel ini mempunyai diameter yang sangat kecil dan mampu mengtransmisikan sinyal cahaya ataupun data. Biasanya kabel ini terbuat dari serat kaca ataupun plastik. Kabel ini mempunyai kelebihan yaitu dapat mengirimkan jumlah data yang besar, berukuran lebih kecil dan ringan, mempunyai isolasi elektromagnetik yang sangat baik, dan jarak tempuh yang besar, tidak menggunakan penghantar (aman dari percikan api). Namun kabel ini mempunyai kelemahan yaitu harga yang cukup tinggi dibandingkan UTP dan STP.

2.1.7.2 Media Transmisi Nirkabel

Media transmisi nirkabel memanfaatkan gelombang elektromagnetik untuk memancarkan sinyal melalui medium udara. Sehingga perangkat apapun yang mempunyai kemampuan untuk menerima sinyal yang dipancarkan dapat terhubung (Stallings, 2007:117). Berikut ini adalah beberapa teknologi nirkabel yang umum dipakai:

1. Wi-Fi

Wi-Fi merupakan sebutan dari Wireless Fidelity, yang memiliki pengertian yaitu standar yang digunakan untuk jaringan local nirkabel (Wireless Local Area Networks- WLAN) yang didasari pada spesifikasi IEEE 802.11. Namun seiring berkembangnya internet, Wi-Fi sekarang ini lebih sering digunakan untuk mengakses internet. Tipe-tipe Wi-Fi yang umum digunakan adalah Wi-Fi dengan standar 802.11 a, b, g, n.

(17)

Tabel 2.2 Tabel Perbandingan Wi-Fi

Spesifikasi Kecepatan Up To Frekuensi Band Kompatibilitas

802.11a 54 Mb/s ~ 5 GHz a

802.11b 11 Mb/s ~ 2.4 GHz b

802.11g 54 Mb/s ~ 2.4 GHz b,g

802.11n 300 Mb/s ~ 2.4 / 5 GHz b,g,n

Kelebihan Wi-Fi

• Memungkinkan LAN untuk digunakan tanpa kabel, biasanya mengurangi biaya penyebaran jaringan dan ekspansi. Ruang di mana kabel tidak dapat dijalankan, seperti area outdoor dan bangunan bersejarah, dapat menggunakan LAN Wireless.

• Harga Wi-Fi yang relative murah, membuat Wi-Fi merupakan pilihan yang sangat ekonomis mengenai jaringan.

• Produk Wi-Fi tersedia di pasar secara luas.

Kelemahan Wi-Fi

• Penyaluran gelombang dan keterbatasan operasional yang tidak konsisten di seluruh dunia.

• Konsumsi daya yang cukup tinggi jika dibandingkan dengan beberapa standar lainnya, membuat masa pakai baterai berkurang dan panas.

(18)

2. WDS (Wireless Distribution System)

Dengan WDS memungkinkan jaringan wireless dikembangkan menggunakan beberapa access point tanpa harus memerlukan backbone kabel jaringan untuk menghubungkanya. Keuntungan yang bisa terlihat dari Wireless Distribution System dibanding solusi lainnya adalah bahwa dengan Wireless Distribution System, header MAC address dari paket traffic tidak berubah antar link access point. Pada jaringan wireless dengan menggunakan mode WDS bridge, komunikasi dua arah antara access point yang satu dengan access point lainnya tidak membolehkan wireless clients atau station untuk mengaksesnya (Eros, 2011). Ada beberapa mode WDS Bridge pada jaringan wireless yaitu:

1. Bridge point to point

(19)

2. Bridge point to multi point

Gambar 2.3 WDS Dengan Mode Bridge Point to Multi Point

Syarat-syarat yang harus dipenuhi dan diperhatikan dalam membangun Wireless Distribution System (WDS), adalah:

1. Perangkat wireless network terutama pada wireless router maupun access point utama maupun access point repeater harus memiliki atau mendukukung fitur WDS. Pastikan untuk router fungsi WDS sudah di aktifkan.

2.IP Address masing-masing perangkat wireless network tidak boleh sama. 3. Metode enkripsi yang dapat digunakan yaitu tanpa enkripsi, WEP, dan

WPA. Semua access point yang terlibat dalam 1 koneksi harus menggunakan metode enkripsi yang sama.

(20)

5. Pastikan MAC address access point sudah tercatat pada access point repeater.

6. Matikan DHCP server di access point repeater, sebab DHCP akan diambil alih oleh access point utama sebagai default gateway.

Keuntungan dari Wireless Distribution System (WDS) adalah header MAC address dari paket traffic tidak berubah antar link access point. Namun Ada dua kerugian dalam system Wireless Distribution System (WDS) yaitu troughput efektif maksimum terbagi dua setelah transmisi pertama (hop) dibuat. Misalkan, dalam kasus dua router dihubungkan dengan Wireless Distribution System (WDS), dan komunikasi terjadi antara satu komputer yang terhubung ke router A dengan sebuah laptop yang terhubung secara wireless dengan salah satu access point di router B, maka troughputnya adalah separuhnya, karena router B harus re-transmit informasi selama komunikasi antara dua belah sisi. Kemudian kunci enkripsi dinamis tidak dapat disupport dalam WDS, enkripsi keamanan yang dapat digunakan dalam WDS hanya kunci statik WEP atau WPA saja.

2.1.8 Perangkat Jaringan

1. Network Interface Card (NIC)

NIC atau biasa yang disebut Network Adapter adalah sebuah kartu yang berfungsi sebagai penghubung komputer ke sebuah jaringan, mengontrol data flow antara komputer dan sistem kabel. NIC terbagi menjadi 2 jenis, yaitu NIC yang

(21)

bersifat fisik dan NIC yang bersifat logis. Setiap NIC mempunyai alamat yaitu MAC address tersendiri yang bersifat unik.

Pada mulanya NIC ini hanya terdapat melalui pemasangan expansion card yang dipasang pada komputer, namun sekarang ini NIC merupakan suatu perangkat yang tidak terpisahkan dari komputer sehingga para vendor motherboard sudah memberikan NIC terintegrasi pada motherboard untuk memudahkan para user. Cara kerja NIC sendiri adalah menerima sinyal dari jaringan yang ditujukan kepadanya, yang kemudian diproses menjadi bit data yang dimengerti oleh komputer.

2. Switch

Switch adalah peralatan jaringan yang berfungsi untuk mengatur jalannya lalu lintas dalam jaringan dan menghubungkan dua atau lebih jaringan yang bekerja pada layer dua, tiga dan empat (Brenton and Hunt, 2001:75). Switch dapat mengirimkan paket data ketempat yang dituju tanpa harus membroadcast ke semua host, karena switch mempunyai tabel MAC address seluruh perangkat yang terhubung ke dirinya fitur ini menjadikan switch lebih hemat bandwidth. Berbeda dengan HUB yang membroadcast data keseluruh komputer yang terhubung dijaringan, hal inidapat membuat jaringan yang menggunakan HUB rentan terhadap “packet sniffer”.

Switch secara teknis beroperasi pada layer datalink dan network layer pada model OSI. Switch beroperasi dengan mode full-duplex yang berarti switch dapat menerima dan mengirim data secara bersamaaan. Switch mempunyai beberapa tipe atau jenis berdasarkan ukurannya yaitu desktop switch, rack mounted switch, chassis switch dan DIN rail mounted switch. Berdasarkan cara untuk meneruskan data, switch dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu switch store and forward dan switch cut through.

(22)

Switch store and forward beroperasi dengan cara menerima lalu menyimpan seluruh frame yang diterima dalam buffer, sebelum mengirimkan ulang frame itu. Sehingga switch dapat membaca dan memeriksa checksum yang ada pada akhir frame untuk memastikan frame yang diterima tidak rusak. Sedangkan switch cut through hanya membaca alamat yang dituju dan langsung mengirim frame tersebut ke alamat tujuan. Termasuk frame yang telah mengalami kerusakan.

3. Router

Router mempunyai fungsi untuk menghubungkan suatu jaringan dengan yang lain dengan memilih jalur routing yang terbaik untuk mengirimkan paket data yang masuk dan keluar. Router mengirimkan paket data berdasarkan alamat IP address yang telah tersimpan dalam routing tabelnya. (Stallings, 2007:566).

Terdapat dua jenis router:

1. Static router: router yang mempunyai tabel routing yang tetap atau statik, yang di setting secara manual oleh administrator jaringan. Jika route berubah maka administrator jaringan harus mengupdate router tersebut. Static router relative lebih aman disbanding dynamic router karena ia memberikan kontrol penuh pada routing tabelnya.

2. Dynamic router: router yang memiliki kemampuan untuk membuat tabel routing secara otomatis dengan cara menganalisis lalu lintas jaringan dan hubungan antara router. Pada dasarnya dynamic router ini mengirimkan paket data ketujuan melalui route yang paling efisien.

(23)

4.

Access Point

Access point atau yang biasa disebut sebagai AP merupakan sebuah perangkat yang digunakan untuk menyambungkan perangkat wireless kesebuah jaringan berbasis kabel. Biasanya perangkat access point ini memanfaatkan sinyal radio seperti Wi-Fi, bluetooth, atau standar yang lain. Access point juga telah di lengkapi fungsi security seperti WEP (Wireless Equivalent Privacy) dan WPA (Wifi Protected Access) untuk proteksi keamanan jaringan. Access point mempunyai beberapa limitasi seperti jarak jangkauan, jumlah klien yang dapat tersambung dan kecepatan transfer. Limitasi-limitasi yang ada tentunya dapat berbeda-beda tergantung dari jenis perangkat yang dipakai, lokasi peletakan perangkat, area tempat peletakan perangkat dan interferensi radio di sekitar perangkat tersebut.

2.2 Teori Khusus

Pada bagian ini akan dijelaskan lebih khusus mengenai jaringan berbasis router mikrotik.

2.2.1 Sejarah Mikrotik

Dahulu mikrotik adalah sebuah perusahaan kecil berkantor pusat di Latvia, bersebelahan dengan Rusia. Pembentukannya diprakarsai oleh John Trully dan Arnis Riekstins. John Trully adalah seorang berkewarganegaraan Amerika yang berimigrasi ke Latvia. Di Latvia ia berjumpa dengan Arnis, Seorang sarjana Fisika dan Mekanik sekitar tahun 1995.

(24)

John dan Arnis mulai routing dunia pada tahun 1996 (misi mikrotik adalah me-routing seluruh dunia). Mulai dengan sistem Linux dan MS-DOS yang dikombinasikan dengan teknologi Wireless-LAN (WLAN) Aeronet berkecepatan 2 Mbps di Moldova, Negara tetangga Latvia, baru kemudian melayani lima pelanggannya di Latvia.

Latvia hanya merupakan tempat eksperimen John dan Arnis, karena saat ini mereka sudah membantu Negara-negara lain termasuk Srilanka yang melayani sekitar 400 pengguna. Linux yang pertama kali digunakan adalah Kernel 2.2 yang dikembangkan secara bersama-sama dengan bantuan 5-15 orang staff Research and Development (R&D) mikrotik yang sekarang menguasai dunia routing di negara-negara berkembang. Menurut Arnis, selain staf di lingkungan mikrotik, mereka juga merekrut tenaga-tenaga lepas dan pihak ketiga yang dengan intensif mengembangkan mikrotik secara protokol. Tetapi prinsip dasar mereka bukan membuat Wireless ISP (W-ISP), tetapi membuat program router yang handal. Produk utama dari mikrotik adalah router berbasis komputer yang dikenal sebagai mikrotik router OS.

2.2.2 Jenis-jenis Mikrotik

Mikrotik pada umumnya terbagi pada 2 jenis yaitu mikrotik hardware dan mikrotik software. Mikrotik hardware adalah semua alat-alat yang dibuat oleh mikrotik untuk perangkat jaringan seperti router, switch, access point, dan antenna. Sedangkan mikrotik software adalah perangkat lunak yang dibuat oleh mikrotik untuk pengelolaan jaringan yang dikenal sekarang yaitu mikrotik router OS.

Mikrotik router OS adalah sebuah sistem operasi berbasis Linux yang dapat membuat komputer sebagai network router yang didesain untuk memberikan

(25)

kemudahan bagi penggunanya. Mikrotik router OS dapat dijadikan sebagai gateway network yang handal, mencakup berbagai fitur lengkap untuk network dan wireless, serta tidak membutuhkan spesifikasi komputer yang tinggi untuk penggunaan standar. Konfigurasi dapat dilakukan melalui Windows Application (WinBox) ataupun dengan menggunakan command line interface melalui console.

Router mikrotik dan mikrotik router OS hadir dalam beberapa level. Tiap level memiliki kemampuannya masing-masing, mulai dari level 1, hingga level 6. Secara singkat, level 1 untuk free trial untuk orang yang ingin mencoba, level 3 digunakan untuk router ber interface ethernet, level 4 untuk wireless client atau serial interface, level 5 untuk wireless access point, dan level 6 tidak mempunyai limitasi apapun. Untuk aplikasi hotspot, bisa digunakan level 4 (200 user), level 5 (500 user) dan level 6 (unlimited user). Untuk detail perbedaan masing-masing level dapat dilihat pada tabel berikut:

(26)

Tabel 2.3 Level-level Mikrotik serta level yang digunakan dalam skripsi ini Level Number 1 (DEMO) 3 (ISP) 4 (WISP) 5 (WISPAP) 6 (Controller) Wireless Client and Bridge

- - Yes Yes yes

Wireless AP - - - Yes yes

Synchronous Interfaces

- - Yes Yes yes

EoIP tunnels 1 Unlimited Unlimite

d unlimited unlimited

PPPoe tunnels 1 200 200 500 unlimited

PPTP tunnels 1 200 200 unlimited unlimited

L2TP tunnels 1 200 200 unlimited unlimited

VLAN interfaces

1 Unlimited Unlimite

d unlimited unlimited

NAT rules 1 Unlimited Unlimite

d unlimited unlimited

HotSpot active users

1 1 200 500 unlimited

RADIUS client - Yes Yes Yes yes

Queues 1 Unlimited Unlimite

d unlimited unlimited

Web proxy - Yes Yes Yes yes

RIP, OSPF,

BGP protocols - Yes Yes Yes yes

Upgrade

configuration erased on

(27)

Router mikrotik memiliki seluruh fasilitas routing yang dibutuhkan, mampu mengendalikan jaringan kerja yang kompleks. Fitur router mikrotik ini mencakup load balancing untuk membagi beban akses jaringan, fasilitas tunneling untuk membuat akses aman VPN (Virtual Private Network), bandwidth management untuk mengatur berbagai protokol dan port, serta memiliki kemampuan untuk dikombinasikan dengan jaringan nirkabel. Mikrotik juga menyediakan fasilitas firewall untuk melindungi akses dari berbagai ancaman yang tersebar di internet.

Selain dari fitur fasilitas yang disediakan oleh router mikrotik ada keunggulan lain yang dapat diperoleh dari penggunaan router mikrotik yaitu dengan harga jauh lebih murah tapi sudah mendapatkan fitur-fitur yang lengkap untuk sebuah network router, bandingkan dengan harga router baru yang lain dengan harganya jauh lebih mahal tetapi fitur-fiturnya tidak selengkap router mikrotik. Untuk yang memiliki dana terbatas tapi menginginkan akses jaringan di dalam dan luar yang aman, mudah digunakan, murah, dan tangguh, menggunakan mikrotik adalah pilihan yang menarik.

2.2.3 Fitur-fitur Mikrotik

Mikrotik mempuyai fitur yang cukup sebagai router. Dibawah ini adalah fitur-fitur yang dipergunakan untuk membuat skripsi ini yaitu:

1. Wireless Access Point

Dengan menggunakan fitur Wireless Access Point (WAP) dapat membuat hotspot dengan tambahan alat access point.

(28)

2. Dynamic Host Configuration Protocol

Dengan menggunakan fitur Dynamic Host Configuration Protocol (DHCP) client dapat diberi alamat IP, netmask dan default gateway secara dinamik. Pada saat client mendapatkan semua informasi maka secara otomatis client tersebut diset alamat IP dan netmask sesuai yang diberikan DHCP server.

3. NAT

Dengan fitur Network Address Translation (NAT) dapat memungkinkan client yang mempunyai alamat yang tidak terdaftar atau private address, untuk bisa mengakses internet.

4. Firewall

Mendukung pemfilteran koneksi peer to peer, source NAT dan destination NAT. Mampu mem-filter berdasarkan MAC, alamat IP, range port, protokol IP, pemilihan protokol.

5. Monitoring

Laporan traffic IP, catatan log, statistic graph yang dapat diakses melalui HTTP.

6. Tools

Fitur tools berguna untuk memonitor pemakaian jaringan, karena besar kecilnya pemakaian juga akan mempengaruhi konektifitas lambat atau cepatnya internet.

(29)

7. WinBox

Gambar

Gambar 2.1 Layer TCP/IP dan OSI Model
Gambar 2.2 WDS Dengan Mode Bridge Point to Point
Gambar 2.3 WDS Dengan Mode Bridge Point to Multi Point
Tabel 2.3 Level-level Mikrotik serta level yang digunakan dalam skripsi ini  Level Number  1  (DEMO)  3  (ISP)  4  (WISP)  5  (WISPAP)  6  (Controller)  Wireless Client  and Bridge

Referensi

Dokumen terkait

Data login Data mahasiswa Data alumni Data dosen Data informasi profil Data block Data pertemanan Data pesan Data post dinding Data komentar status Data like status Data catatatan

Tingkat pengungkit operasi ( degree of operating leverage = DOL ) untuk tingkat penjualan tertentu dapat diukur dengan menggunakan rasio margin kontribusi terhadap laba.

Anda harus memahami dengan baik masalah-masalah yang dihadapi oleh user dan apa saja yang dibutuhkan untuk menyelesaikan masalah tersebut (KEBUTUHAN)..

Ditinjau dari segi potensi yang dimiliki baik potensi alam maupun secara fisik pada kawasan area pintu air Waduk Kedung Ombo sangat potensial untuk direncanakan dan

There are only two broad commodity groups for the first stage of the demand system: food and non-food commodity and the second stage consists of ten commodities within the food

Motivasi orang tua terhadap minat baca siswa MTsN 1 Malang masih masuk. dalam kategori sedang karena nilai rata-ratanya hanya 29.94 yang

“Nah, sudah berapa cara mengontrol perasaan marah yang kita pelajari?. Sekarang kita tambahkan jadual kegiatannya dengan minum obat. Jangan lupa laksanakan semua dengan teratur

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat asertivitas pada mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling angkatan 2016 Universitas Sanata Dharma yang berada pada tingkat