• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Bahasa Indonesia dalam era global ini berkembang dengan perannya sebagai bahasa pergaulan antar bangsa. Hal ini memberikan keuntungan bagi Indonesia karena bahasa Indonesia dinilai penting bagi masyarakat dunia. Kenyataan seperti itu telah menyebabkan banyak orang asing yang tertarik dan berminat untuk mempelajari Bahasa Indonesia sebagai alat untuk mencapai berbagai tujuan, baik tujuan politik, perdagangan, seni-budaya, maupun wisata (Rivai et al, 2010). Peminat bahasa Indonesia ini datang ke Indonesia dengan mengikuti program in-country learning. Program ini dimaksudkan agar peminat bisa mendapatkan proses belajar bahasa yang ideal. Maksud dari ideal ini adalah karena peserta dapat berinteraksi langsung dengan masyarakat yang merupakan “laboratorium alami” (Rivai et al, 2010).

Pengajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing yang selanjutnya disebut BIPA merupakan proses mengajar Bahasa Indonesia kepada orang yang tidak memakai bahasa Indonesia sebagai bahasa pertama. Dengan demikian, pengajar BIPA harus mempunyai kompetensi berbahasa Indonesia dan mengajar Bahasa Indonesia (Muliastuti, 2010). Belajar bahasa tidak terlepas dari belajar budaya. Ini pula yang juga ditekankan dalam

(2)

2

pengajaran BIPA di mana dalam pengajarannya bukan hanya struktural bahasa Indonesia saja yang diajarakan tetapi, implikasi budaya Indonesia.

Bahasa Indonesia hingga saat ini telah diajarkan kepada orang asing di 242 lembaga, baik di dalam maupun di luar negeri. Dalam negeri sendiri terdapat sembilan puluh lima lembaga yang diselenggarakan di perguruan tinggi maupun lembaga-lembaga kursus bahasa yang tersebar di beberapa kota di Indonesia (Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kemendikbud). Salatiga merupakan salah satu kota tujuan untuk belajar Bahasa Indonesia bagi penutur asing. Saat ini di Salatiga terdapat empat lembaga yang mengajarkan Bahasa Indonesia, yaitu Language Training Center (LTC) Universitas Kristen Satya Wacana, Pusat Bahasa Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri, Yayasan IMLAC (Indonesian Multi Language Acquisition Center), dan Rumah Belajar Margi Alit.

LTC merupakan salah satu unit pendukung di Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW). Dalam kegiatan operasionalnya, LTC memfasilitasi pelatihan bahasa bagi yang membutuhkan baik dari dalam lingkungan UKSW sendiri maupun dari luar. Program pelatihan bahasa yang dimiliki LTC adalah Bahasa Inggris, Bahasa Jepang, Bahasa Jawa, dan Bahasa Indonesia bagi penutur asing. LTC UKSW mempunyai dua program pengajaran BIPA, yaitu Program Intensif Bahasa dan Budaya Indonesia

(3)

3

(PIBBI) dan Consortium of Teaching Indonesian (COTI). PIBBI merupakan program orisinal LTC yang diselenggarakan dua kali setahun. Peserta mayoritas PIBBI ini adalah mahasiswa Australian National University (ANU) karena sejak tahun 2006 LTC telah bekerjasama dengan ANU untuk menyelenggarakan program in-country learning. Program ini berlangsung selama tujuh minggu. Sekalipun demikian, LTC tidak menutup kesempatan bagi siapa saja yang ingin mengikuti program ini sesuai dengan ketersediaan waktu peserta. Oleh karena itu, program PIBBI juga diikuti oleh peserta dari negara lainnya seperti, Jepang, Singapura, Malaysia, dan Amerika. Berbeda dengan PIBBI, COTI adalah program yang dibiayai oleh pemerintah Amerika Serikat bagi peserta yang memilki tujuan khusus belajar Bahasa Indonesia. COTI merupakan program pengajaran Bahasa Indonesia yang diikuti oleh dua belas universitas di Amerika Serikat. Program ini dilaksanakan setahun sekali dan berlangsung selama delapan minggu.

Pengajaran BIPA di LTC disesuaikan dengan kemampuan peserta program. Sebelum mengkuti program, peserta harus mengikuti tes penempatan terlebih dulu. PIBBI memiliki enam tingkat pengajaran, sedangkan COTI memiliki tiga pengajaran. Untuk program COTI, pengaturan tingkat dilakukan berdasarkan acuan dari ACTFL (American Council of Teaching Foreign Language). Pemberian materi disesuaikan dengan hasil tes

(4)

4

penempatan, begitu pula dengan penempatan pengajar yang diatur oleh manajemen LTC. Pengajaran BIPA ini tertulis dalam silabus masing-masing tingkat yang terdiri dari unit pembelajaran, tujuan pembelajaran, dan aktivitas yang disarankan. Setelah pengajar menerima silabus dan juga materi yang akan diajarkan, pengajar diharapkan untuk membuat rencana pengajaran BIPA yang terdiri dari tujuan, pendahuluan, inti, dan penutup. Berdasarkan hasil pra penelitian ditemukan bahwa pada saat inilah pengajar menemukan kesulitan dalam pengembangan materi khususnya dalam menentukan kesesuaian materi dengan peserta. Selain pengembangan materi, pengajar juga menemukan hambatan dalam menentukan metode pengajaran. Latar belakang pengajar BIPA di LTC adalah pengajar Bahasa Inggris sehingga ada keterbatasan yang dimiliki pengajar dalam mengajarkan Bahasa Indonesia. Untuk mengatasi kendala ini, manajemen LTC memutuskan untuk melakukan pelatihan pengajaran BIPA. Pelatihan ini diadakan dengan tujuan untuk peningkatan mutu SDM dalam hal ini pengajar BIPA di LTC.

Selama LTC berdiri di UKSW, LTC belum pernah melakukan pelatihan pengajaran BIPA. Untuk pertama kalinya LTC melakukan pelatihan pengajaran BIPA pada tanggal 9 November 2013. Pelatihan ini dilaksanakan bekerja sama dengan Badan Bahasa Jawa Tengah dan Asosiasi Pengajar Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing

(5)

5

(APBIPA). Pelatihan ini diawali dengan penyegaran tentang penggunaan baku bahasa Indonesia serta sosialisasi Uji Kemahiran Ber-bahasa Indonesia (UKBI). Setelah itu dilanjutkan dengan pelatihan dalam pengembangan materi untuk membaca dan tata bahasa. Dua komponen tersebut merupakan fokus dari pelatihan pengajaran BIPA karena pengajar BIPA di LTC memiliki hambatan dalam mengajar kedua komponen tersebut. Diharapkan setelah mengikuti pelatihan ini, pengajar BIPA di LTC mendapatkan peningkatan dan pemahaman yang lebih baik dalam mengajar BIPA itu sendiri. Sayangnya sampai saat ini, manajemen LTC belum melakukan evaluasi terhadap pelatihan ini. Pelatihan merupakan salah satu cara untuk meningkatkan mutu SDM suatu organisasi. Pelatihan yang dilakukan oleh LTC merupakan pelatihan uji coba. Berangkat dari isu inilah maka peneliti merasa penting untuk melakukan evaluasi terhadap pelatihan ini.

Penelitian-penelitian terdahulu mengenai BIPA cenderung fokus pada pengajaran BIPA itu sendiri. Pada penelitian yang dilakukan oleh Sujana et al (2012) dengan judul Research Progress Report: Rancangan Perangkat Pembelajaran BIPA (Bahasa Indonesia Untuk Penutur Asing) dengan Pendekatan Berbasis Tema (Theme-Based Approach) di Pusat Bahasa Universitas Mataram. Dalam penelitian ini, para peneliti mencari tahu perangkat pembelajaran apa saja yang tepat yang dapat diberikan kepada mahasiswa-mahasiswa dari empat universitas

(6)

6

Australia yang tergabung dalam RUILI (Regional Universities Indonesian Language Initiative) di Universitas Mataram. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menetapkan delapan standar isi dengan tema-tema yang relevan sesuai dengan jenjang kemampuan peserta. Penelitian ini merupakan respon atas tuntutan universitas anggota RUILI di mana ini juga merupakan bagian dari peningkatan mutu pengajaran BIPA. Penelitian berikutnya adalah penelitian yang dilakukan oleh Azizah et al (2012) dengan judul penelitian Pembelajaran Bahasa Indonesia Bagi Penutur Asing (BIPA) Program CLS (Critical Language Scholarship) di Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang Tahun 2012. Penelitian ini mendeskripsikan pengajaran BIPA di Universitas Negeri Malang serta hambatan-hambat yang dihadapi. Program CLS sendiri merupakan salah satu program yang didanai oleh pemerintah Amerika Serikat untuk belajar Bahasa Indonesia. Hasil dari penelitian ini adalah rumusan perencanaan dan pelaksanaan pengajaran BIPA di CLS dilakukan dengan pendekatan komunikatif. Kendala-kendala yang dihadapi berasal dari beberapa komponen, yaitu kebahasaan, non-kebahasaan, dan pengelolaan. Untuk menangani kendala-kendala ini, para peneliti memberikan saran untuk melibatkan para ahli. Hasil dari kedua penelitian di atas menekankan pada pengajaran BIPA. Oleh karena itu, peneliti ingin melakukan sebuah penelitian yang sifatnya evaluatif. Penelitian ini akan mengevaluasi pelatihan pengajaran

(7)

7

BIPA yang dilaksanakan oleh LTC. Model evaluasi yang akan digunakan model evaluasi CIPP (Context, Input, Process, Product).

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas peneliti merumuskan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana context pelatihan pengajaran BIPA di LTC? 2. Bagaimana input pelatihan pengajaran BIPA di LTC? 3. Bagaimana process pelatihan pengajaran BIPA di

LTC?

4. Bagaimana product pelatihan pengajaran BIPA di LTC?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian di sini adalah untuk menjawab permasalahan yang telah dirumuskan dalam perumusan masalah tersebut, yaitu:

1. Untuk mengevaluasi context pelatihan pengajaran BIPA di LTC.

2. Untuk mengevaluasi input pelatihan pengajaran BIPA di LTC

3. Untuk mengevaluasi process pelatihan pengajaran BIPA di LTC

4. Untuk mengevaluasi product pelatihan pengajaran BIPA di LTC.

(8)

8

Selain itu, penelitian bertujuan memberi masukan tentang pengembangan lebih baik di masa datang.

1.4. Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoritis: Hasil penelitian ini diharapkan dapat menyumbang acuan bagi penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan manajemen pendidikan, secara khusus mengenai evaluasi pelatihan pengajaran BIPA.

2. Manfaat praktis: Hasil penelitian ini juga diharapkan

dapat menggambarkan pelatihan pengajaran BIPA di LTC. Selain itu, diharapkan pula hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi pihak LTC sendiri apakah pelatihan pengajaran BIPA ini dapat dilanjutkan lagi guna meningkatkan kemampuan pengajar BIPA LTC.

Referensi

Dokumen terkait

Dari area bisnis yang ada, ditemukan beberapa hal menyangkut permasalahan yang ada, yaitu: (1) Pihak manajemen dalam melakukan perencanaan penjualan dan produksi memperoleh data dari

Sesuai amanah dalam Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 12

Berdasarkan hasil analisa data, pengujian hipotesis, dan pembahasan peneliti akan memberikan kesimpulan sebagai berikut : 1) Profitabilitas berpengaruh terhadap

Penelitian ini bertujuan untuk menduga nilai heritabilitas dan kemajuan seleksi, mendapatkan karakter-karakter yang dapat dijadikan sebagai kriteria seleksi,

BILLY TANG ENTERPRISE PT 15944, BATU 7, JALAN BESAR KEPONG 52100 KUALA LUMPUR WILAYAH PERSEKUTUAN CENTRAL EZ JET STATION LOT PT 6559, SECTOR C7/R13, BANDAR BARU WANGSA MAJU 51750

Dari hasil perhitungan back testing pada tabel tersebut tampak bahwa nilai LR lebih kecil dari critical value sehingga dapat disimpulkan bahwa model perhitungan OpVaR

Pendekatan kontekstual (Contextual Teaching and Learning) merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata

Adapun tujuan yang hendak dicapai adalah, pertama analisis kesesuaian lahan pertanian berdasarkan dengan jenis komoditas pertanian dan informasi iklim, kedua