HUBUNGAN SIFAT FISIK TANAH
DENGAN AIR TANAH
DENGAN AIR TANAH
AIR TANAH
SIFAT FISIK TANAH
Beberapa hal yang penting tentang tanah
yang terkait aliran air tanah adalah:
1.
Klasifikasi tanah
2.
Kerapatan relatif
2.
Kerapatan relatif
3.
Ukuran butiran (efektif dan rata-rata)
Sifat-sifat tanah berbutir halus (silt dan clay)
biasanya
ditentukan
berdasarkan
sifat
plastisitasnya.
Ukuran butiran tanah
Jenis Tanah Ukuran
1. Lempung (clay) < 0.002 mm (< 2 µm) 2. Lanau (silt) 0.002 – 0.060 mm fine silt 0.002 – 0.006 mm medium silt 0.006 – 0.020 mm coarse silt 0.020 – 0.060 mm coarse silt 0.020 – 0.060 mm 3. Pasir (sand) 0.060 – 2.00 mm Fine sand 0.060 – 0.200 mm Medium sand 0.20 – 0.60 mm Coarse sand 0.60 – 2.00 mm 4. Kerikil (gravel) 2.0 – 60 mm 5. Batuan (cobbles) 60 -200 mm 6. Bongkahan (boulders) > 200 mm
Macam-macam Klasifikasi Tanah :
1. USDA (United state of department
agricultural)
2. USCS (unified soil clasification system)
3. AASHTO (American association of
State Highway and transportation
State Highway and transportation
officals
Nama Golongan
Ukuran Butiran (mm)
Kerikil
Pasir
Lanau
Lempung
Massachussets Institute of Technology (MIT)
> 2 2 - 0,06 0,06 - 0,002 < 0,002
U.S. Departement of Agriculture
(USDA)
> 2 2 - 0,05 0,05 - 0,002 < 0,002
American Association of and Transportation Officals (AASHTO)
76,2 -2 2 - 0,075 0,075-0,002 < 0,002
Tabel. 2.1. Batasan-batasan ukuran golongan tanah
Sumber : Das (1987)
Transportation Officals (AASHTO)
Unified Soil Classification System (U.S Bureau of Reclamation)
76,2- 4,75 4,75-0,075 Halus (yaitu lanau dan
Untuk tanah berbutir kasar (sand dan gravel)
digunakan istilah Kerapatan Relatif (D
r
)
e = angka pori dari contoh tanah yang bersangkutan
e max = angka pori terbesar yang bisa dicapai di lab. Dengan contoh tanah tersebut (angka pori dalam keadaan paling tidak padat)
e min = angka pori terkecil yang bisa dicapai di lab dengan contoh tanah (dalam e min = angka pori terkecil yang bisa dicapai di lab dengan contoh tanah (dalam
kondisi paling padat/dipadatkan) Kondisi :
Loose (lepas) Dr = 0 – 0.33 Medium (sedang) Dr = 0.33 – 0.67 Padat (dense) Dr = 0.67 – 1.0
Kerapatan relatif sangat erat dengan kekuatan geser dan kompresibilitas tanah
burbutir kasar. Bahkan dengan kerapatan relatif yang rendah bisa menyebabkan gejala LIQUIFACTION (proses menjadi cair) bilamana terkena getaran mesin atau gempa
•
Ukuran butiran efektif (d
10)
Menunjukkan ukuran butiran dimana 10% dari berat
material yang ada lebih kecil daripada ukuran butiran
tersebut.
ukuran butiran ini biasanya dipakai sebagai standar untuk
kepentingan yang terkait dengan mekanika tanahdan aliran
air tanah. Sebagai contoh untuk perhitungan hidraulik
konduktivity (K)
Ukuran Butiran Rata-rata (d )
konduktivity (K)
•
Ukuran Butiran Rata-rata (d
m)
Menunjukkan ukuran butiran yang bersesuaian dengan 50%
prosentase lolos.
•
Koefisien keseragaman
C
u= d
60/ d
10Formula K terkait sifat fisik tanah
•
Formula Hazen (1911)
K = C. D
102dimana;
K = dalam cm/detik
d10 = ukuran butiran efektif (mm)
C = konstanta (1/cm.detik) dengan harga 40 –
150
C = konstanta (1/cm.detik) dengan harga 40 –
150
Untuk berbagai jenis tanah pasir, nilai C adalah:
40 – 80
pasir sangat halus sampai pasir halus gradasi
buruk
80 – 120
pasir medium sampai pasir kasar gradasi buruk
120 – 150
pasir kasar gradasi baik
•
Persamaan konduktivitas hidrolik berdasarkan
diameter butiran, kerapatan air dan viskositas:
K = {
ρ
g /
µ
}. Cd
10
2
persamaan ini berlaku untuk jenis tanah yang
seragam, jika tanah tidak seragam maka d harus
diganti dengan dm yaitu diameter butiran
rata-rata. C merupakan koefisien yang tergantung
bentuk butiran. K berbanding terbaik dengan
bentuk butiran. K berbanding terbaik dengan
viskositas dinamik fluida, semakin besar
viskositasnya (fluida semakin kental) maka nilai K
menjadi kecil.
•
Persamaan Kozeny-Carman (1937)
•
Dimana:
ρ
= kerapatan air (kg/m3)
ρ
= kerapatan air (kg/m3)
µ
= viskositas air (pascal detik)
N = porositas (%)
Porositas (kesarangan)
•
Kesarangan adalah semua lubang yang tidak
terbatas ukurannya pada suatu massa,
kemungkinan bisa teriri oleh air (suharyadi,
1984)
1984)
•
Das, BM mendifinisikan porositas sebagai
perbandingan antara volume pori dengan
volume total tanah ( n = v
v
/v
t
)
Hal-hal yang mempengaruhi
kesarangan
1. Pemadatan (kompaksi). Lempung
mempunyai kesarangan 80% - 90%, namun
setelah ditimbun dengan material lain akan
mengalami pemadatan dan kesarangannya
dapat berkurang menjadi 30% - 40%
dapat berkurang menjadi 30% - 40%
2. Sementasi , dapat memperkecil kesarangan
2% - 3%
3. Bentuk, ukuran, sortasi
4. Susunan butir
Kesarangan efektif
Adalah perbandingan antara volume pori (rongga) yang
saling berhubungan dengn volume total batuan dinyatakan
dalam persen (%) atau disebut kesarangan relatif.
Berikut nilai kesarangan menurut TODD (suharyadi, 1984)
No Material Kesaranga No. Material KesarangaNo Material Kesaranga
n (%)
No. Material Kesaranga n (%) 1. 2. 3. 4. 5. Tanah (soil) Lempung Lumpur (silt)
Pasir sedang dan kasar Pasir Seragam 50 – 60 45 – 55 40 – 50 35 – 40 30 - 40 6. 7. 8. 9. 10. 11.
Pasir halus dan sedang Kerikil Kerikil dan pasir Batu pasir Shale Batugamping 30 – 35 30 – 40 20 – 35 10 – 20 1 – 10 1 - 10
No Material Kesarangan (%) 1. 2. 3. 4. 5. 6. Lempung Pasir Kerikil
Pasir dan Kerikil Batupasir Shale 45 – 55 35 – 40 30 – 40 20 – 35 10 – 20 1 – 10
Kesarangan (n) pada batuan endapan (sedimentary rock) menurut Walton
6. 7. Shale Batugamping 1 – 10 1 – 10
Kesarangan besar jika, n ≥ 20% Kesarangan sedang, n = 5 – 20% Kesarangan kecil < 5%
Penyebaran Vertikal Air Tanah
PELLICULAR & (GRAVITATIONAL WATER) SOIL WATER SUSPENDED WATER (VADOSE WATER) Zone of aeration (unsaturated) GROUNDWATER (AIR TANAH) CAPILLARY WATER MUKA AIR TANAHWATER) WATER)
(saturation zone)
•
Pada “zone of aeration” lubang-lubangnya
sebagian terisi oleh air dan sebagian lainnya terisi
oleh udara (belum jenuh)
•
Airnya disebut “suspended water (vadose)”
Pada “zone of saturation” lubang porositas sudah
•
Pada “zone of saturation” lubang porositas sudah
terisi oleh air dan punya tekanan hidrostatis.
Airnya disebut “groundwater” (air tanah). Batas
kedua zone tersebut adalah bidang “phreatic”
mungkin berupa muka air tanah (water table)
apabila tidak ada lapisan kedap air.
Zone tidak jenuh air (zone of aeration)
•
Air pada zone ini dibagi tiga, yaitu :
1. Soil water zone:
2. Intermediate vadose zone
3. Capillary zone
3. Capillary zone
Air pada “soil water zone” kurang jenuh , kecuali
ada air hujan dan atau irigasi yang meresap.
Zone ini terletak mulai permukaan tanah sampai
pada zone perakaran tumbuh-tumbuhan.
•
Ketebalan zone ini bervariasi tergantung jenis tanah
dan tumbuh-tumbuhannya. Pada zone ini sangat
penting artinya bagi ahli-ahli pertanian dan ahli tanah.
•
Dibawahnya ada zone “intermediate vadose zone”
ketebalannya bervariasi dari 0 (yang mempunyai muka
air tanah dangkal) sampai lebih 100m (daerah yang
mukaair tanah sangat dalam). Air di zone ini bergerak
vertikal turun.
•
Pada zone “intermediate vadose zone” terdapat 2
•
Pada zone “intermediate vadose zone” terdapat 2
macam air yang disebut “pellicular water”, airnya tidak
bergerak sebab tertahan oleh gaya higroskopis dan
daya kapiler. Sedangkan yang lainnya bergerak vertikal
turun karena adanya gaya berat disebut “Gravitational
water”.
•
Zone terbawah disebut “capillary Zone” yang
mempunyai ketebalan dari muka air tanah ke atas
sampai batas kenaikan air.
Peristiwa kapilaritas pada suatu tabung kapiler (Fredlund dan Rahardjo,
1993) dikutip dari asmaranto (2001)
w c s
r
h
T
r
θ
π
γ
π
2cos
.
2
=
h
c=
2
T
scos
θ
/
r
γ
wTs = tegangan permukaan (surface tension)
θ = sudut kontak antara dinding tabung kapiler dengan Ts
Struktur air meniskus pada tanah tidak jenuh (Hilf, 1975) dikutip dari
asmaranto (2001)
Zone Jenuh Air (Saturation zone)
•
Pada zone ini seluruh lubang pori terisi air
•
Air didalam kesarangan (pori) tidak seluruhnya
dapat diambil (dipompa)
•
Sebagian air akan tertinggal disebut sebagai
•
Sebagian air akan tertinggal disebut sebagai
“retained water” yang disebabkan adanya
tenaga molekuler dan tegangan permukaan
•
Air yang tertinggal dapat dinyatakan dengan
“spesific retention” (S
r
)
•
Specific retention adalah perbandingan air yang
tertahan dalam tanah yang jenuh setelah diadakan
pemompaan dibandingkan volume total batuan atau
tanah dinyatakan dalam persen (%)
•
Sr = (Wr / V) x 100%
•
Sr = (Wr / V) x 100%
•
Kebalikan dari spesific retention disebut sebagai
“specific Yield”, (Sy) atau kesarangan efektif ialah
perbandingan dalam persen (%) volume air yang dapat
diambil dari tanah atau batuan yang jenuh air
dibandingkan dengan volume total batuan atau tanah.
Nilai Specific Yiled & berbagai macam batuan
(TODD, et al. 1980)
No.
Material
Sy (%)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Kerakal kasar
Kerakal
Kerikil
Pasir Kasar
Pasir Sedang
Pasir Halus
23
24
25
27
28
23
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14
Pasir Halus
Lumpur
Lempung
Batupasir Halus
BatuPasir sedang
Batu Gamping
Sanddune
Sekis
Tuf
23
8
3
21
27
14
38
26
21
Specific Yield & berbagai macam batuan (Walton wc, 1970)
No. Material Sy 1. 2. 3. 4. 5. 6. Lempung Pasir KerikilPasir dan Kerikil Batupasir Shale 1 – 10 10 – 30 15 – 30 15 – 25 5 – 15 0.5 – 5 6. 7. Shale Batu gamping 0.5 – 5 0.5 - 5
Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya specific yield adalah :
1. Pemadatan (harga Sy biasanya berkurang seiring dengan kedalaman) 2. Besar Butir
0,80 0,90 1,00 1,10 1,20 1,30 1,40 1,50 10 20 30 40 50 60 0,80 0,90 1,00 1,10 1,20 1,30 1,40 1,50 10 11 12 13 14 e 40 50 60 70 80 90 100 50 60 70 80 90 100 wc (%) Sr (%) γγγγd (kN/m3) A B 10 20 30 40 50 60 10 11 12 13 14 Siklus 1x Siklus 2x Siklus 4x Siklus 6x 20 30 40 10 20 30 40 50 60 20 30 40 10 11 12 13 14 wc (%) D C E wc(%) γγγγd (kN/m3)