• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGUNGKAPAN CORPORATE GOVERNANCE DAN KINERJA PERUSAHAAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGUNGKAPAN CORPORATE GOVERNANCE DAN KINERJA PERUSAHAAN"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

362

PERUSAHAAN Putriana Salman

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Pancasetia Banjarmasin Jl. A Yani Km 5,5 Banjarmasin, Kalimantan Selatan

e-mail: putriana_salman@yahoo.com

Abstract: This research’s goal is to analyze the impact of the corporate governance’s disclosure on company’s performance measured by Tobin’s Q and ROA. This research uses 161 company listed in Indonesia’s Stock Exchange with purposive sampling. The result of this research shows that corporate governance’s disclosure has a positive impact on company’s performance measured by Tobin’s Q, but does not hav a significant impact on company’s performance measured by ROA.

Keywords: disclosure, corporate governance, company’s performance.

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak pengungkapan

corporate governance terhadap kinerja perusahaan yang diukur dengan Tobin’s Q dan ROA. Penelitian ini menggunakan 161 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan menggunakan purposive sampling. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengungkapan corporate governance berdampak positif terhadap kinerja perusahaan yang diukur dengan Tobin’s Q, tetapi tidak memiliki dampak yang signifikan terhadan kinerja perusahaan yang diukur dengan ROA. Kata Kunci: Pengungkapan, Corporate Governance, Kinerja Perusahaan

Latar Belakang

Salah satu pengungkapan yang wajib dilaporkan dalam laporan tahunan adalah pengungkapan pelaksanaan corporate governance, yang tertuang dalam peraturan Bapepam nomor: KEP-134/BL/2006 tentang kewajiban penyampaian laporan tahunan. Peraturan tersebut memuat item-item minimal yang harus diungkapkan oleh perusahaan berkenaan dengan pelaksanaan

corporate governance. Pengungkapan yang tidak memadai, tidak dapat meyakinkan para investor bahwa kegiatan pengelolaan perusahaan oleh manajemen dilakukan dengan cara yang bijaksana dan hati-hati untuk kepentingan investor (Cadbury, 1999).

Lemahnya implementasi corporate governance akan menyebabkan perusahaan tidak mampu mencapai tujuannya berupa profit yang maksimal, tidak mampu mengembangkan perusahaan dalam persaingan bisnis, dan tidak mampu memenuhi berbagai kepentingan

stakeholders (Ruru, 2002). Beberapa kasus yang terkait dengan lemahnya implementasi

corporate governance dapat memicu

perusahaan di dunia mengalami penurunan kinerja, contohnya Union Carbide, Lockheed, Johnson & Johnson, Enron, Worldcom, dan Xerox (Sulistyanto, 2008).

Akibat dari lemahnya penerapan

corporate governance di Indonesia,

pemerintah kemudian membentuk Komite Nasional Kebijakan Corporate Governance

(KNKCG) pada tahun 1999 dan berubah nama menjadi Komite Nasional Kebijakan

Governance (KNKG) pada tahun 2004. Tahun 2006 KNKG menerbitkan pedoman umum good corporate governance sebagai panduan untuk perusahaan dalam melaksanakan prinsip-prinsip corporate governance. Pedoman tersebut berisi tentang asas-asas corporate governance, bagaimana pelaksanaan corporate governance, dan siapa saja yang memiliki peranan penting dalam pelaksanaan corporate governance.

(2)

Kusumawati (2007) berpendapat bahwa investor bersedia membayar premi yang lebih tinggi untuk perusahaan yang menerapkan dan mengungkapkan informasi

corporate governance di dalam laporan tahunan. Pelaksanaan yang baik dan pengungkapan yang memadai dapat memfasilitasi investor dan meningkatkan kinerja perusahaan, membatasi manajer menyalahgunakan sumber daya perusahaan, dan perilaku oportunistik manajer dapat diawasi (Bhuiyan dan Biswas, 2007).

Pengungkapan di dalam laporan tahunan merupakan salah satu sinyal yang dapat dipercaya. Pengungkapan yang lengkap dan akurat dapat menjadi penentu peningkatan kinerja perusahaan (Scott, 2009). Abdo dan Fisher (2007) berargumen bahwa perusahaan harus memahami pengungkapan corporate governance yang diminta oleh publik. Pengungkapan

corporate governance sangat penting untuk meningkatkan kepercayaan investor terhadap kinerja perusahaan. Implementasi corporate

governance dan pengungkapannya

merupakan hal penting yang harus dilakukan perusahaan agar kebutuhan informasi untuk investor terpenuhi. Pengungkapan corporate governance tidak hanya berguna bagi investor saja, tetapi juga bermanfaat bagi perusahaan untuk menarik minat investor agar berinvestasi di perusahaan dan kinerja perusahaan menjadi lebih baik lagi. Oleh karena itu, penelitian ini akan menguji pengaruh corporate governance terhadap kinerja perusahaan.

Mengingat penerapan corporate governance memiliki peranan penting dalam pengelolaan perusahaan dan beberapa penelitian terdahulu memiliki hasil yang beragam, serta tidak sedikit yang tidak membuktikan teori, sehingga penelitian ini penting untuk dilakukan agar memperkuat hasil penelitian yang telah ada dan membuktikan teori yang mendasari penelitian ini. Keseluruhan penelitian ini terinspirasi oleh penelitian Bhuiyan dan Biswas (2007), Abdo dan Fisher (2007), dan Samaha, et.al (2012) dengan melakukan modifikasi dari penelitian sebelumnya.

Kajian Literatur

Dasar teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah signaling theory.

Signaling theory mengemukakan tentang bagaimana seharusnya sebuah perusahaan memberikan sinyal kepada pengguna laporan tahunan (Jamaan, 2009). Pengungkapan adalah salah satu sinyal yang dapat dipercaya dan mampu menjadi penentu peningkatan kinerja perusahaan. Sinyal yang disampaikan oleh manajer dapat berupa pengungkapan secara lengkap. (Scott, 2009).

Investor akan menilai corporate governance berdasarkan pengungkapan yang dilakukan di dalam laporan tahunan. Pengungkapan corporate governance yang disajikan secara lengkap cenderung akan meningkatkan kinerja perusahaan. Hal – hal yang perlu diungkapkan dalam laporan tahunan telah tertuang dalam peraturan Bapepam nomor: KEP-134/BL/2006 tentang kewajiban penyampaian laporan tahunan.

Gambar 1. Kerangka Konsep Penelitian

Signaling theory mengemukakan

tentang bagaimana seharusnya sebuah perusahaan memberikan sinyal kepada pemegang saham (Jamaan, 2009). Scott (2009) menjelaskan bahwa sinyal yang disampaikan oleh manajer dapat berupa pengungkapan secara lengkap di laporan tahunan. Pengungkapan yang secara lengkap dapat menjadi penentu peningkatan kinerja perusahaan. Selain itu. jika kesenjangan informasi dan biaya agensi dapat dikurangi dengan melakukan pengungkapan corporate governance, maka investor akan menilai perusahaan tersebut memiliki kinerja yang baik.

Pengungkapan corporate governance

berpengaruh terhadap kinerja perusahaan (Abdo dan Fisher, 2007). Semakin luas pengungkapan corporate governance yang dilakukan, maka kinerja perusahaan akan semakin meningkat (Abdo dan Fisher, 2007; Bhagat dan Bolton, 2008; Darwis, 2009). Perusahaan yang mengimplementasikan good

Pengungkapan corporate governance Kinerja Perusahaan: Tobin’s Q dan ROA

(3)

corporate governance dan mengungkap-kannya di laporan tahunan secara lengkap akan menarik investor untuk berinvestasi di perusahaan dan akan meningkatkan kinerja perusahaan. Ammann, Oesch, dan Schimid (2013) mengukur kinerja perusahaan menggunakan Tobin’s Q dan mendapatkan bukti bahwa Tobin’s Q mampu ditingkatkan dengan mengungkapkan corporate governance yang lebih lengkap. Munisi dan Randoy (2013) mengukur kinerja perusahaan dari sisi keuangannya yaitu menggunakan ROA. Perusahaan yang setuju dengan penerapan corporate governance dapat diperkirakan mencapai kinerja keuangan yang lebih tinggi dan mengurangi biaya agensi (Munisi dan Randoy, 2013).

Berdasarkan argumentasi signaling theory yang dijelaskan di atas, dapat disimpulkan bahwa pengungkapan corporate governance berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan. Maka dari itu, dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H1a : Pengungkapan corporate governance berpengaruh positif terhadap Tobin’s Q. H1b : Pengungkapan corporate governance berpengaruh positif terhadap ROA.

Metode Penelitian

Populasi penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2009-2012. Jumlah populasi sampai dengan tahun 2013 adalah sebanyak 473 perusahaan publik. Penentuan sampel ditentukan dengan menggunakan

purposive sampling dan diperoleh sampel sebanyak 161 perusahaan. Kriteria yang digunakan untuk pemilihan sampel yaitu: 1. Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia selama periode 2009-2012, karena periode tersebut merupakan tahun pengamatan yang dilakukan peneliti. Perusahaan yang tidak terdaftar pada periode tersebut tidak dapat dijadikan sebagai sampel.

2. Tersedianya laporan tahunan selama tahun 2009-2011 secara berturut-turut, karena peneliti menggunakan data penelitian yang diambil dari laporan tahunan pada periode tersebut. Perusahaan yang laporan tahunannya tidak tersedia secara

berturut-turut tidak dapat dijadikan sebagai sampel.

3. Tersedianya data saham selama tahun 2009-2012 secara berturut-turut, karena peneliti menggunakan data saham per 31 Maret 2009-2012. Dipilihnya periode 31 Maret karena pada tanggal tersebut laporan tahunan perusahaan dipublikasikan.

4. Perusahaan yang mengungkapkan pelaksanaan corporate governance dalam laporan tahunan selama periode pengamatan.

Definisi dan pengukuran untuk masing-masing variabel yaitu:

1. Pengungkapan Corporate Governance. Metode yang digunakan untuk membuat indeks adalah nilai dikotomis, yaitu nilai 1 untuk item yang diungkapkan dan nilai 0 untuk item yang tidak diungkapkan. Jenis item-item yang digunakan dalam penelitian ini secara umum merujuk pada Keputusan Ketua Bapepam-LK No.Kep-134/BL/2006 dan dilengkapi dengan pedoman umum tata kelola perusahaan dari Komite Nasional Kebijakan

Governance (KNKG) tahun 2006.

Perhitungan indeks pengungkapan diukur dengan cara sebagai berikut (Natalia dan Zulaikha, 2012):

2. Kinerja Perusahaan. Kinerja perusahaan merupakan gambaran pencapaian pelaksanaan kegiatan perusahaan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, visi dan misi organisasi. Kinerja perusahaan dapat diukur dengan menghitung kinerja pasarnya atau kinerja keuangannya, dalam penelitian ini menggunakan kedua perhitungan tersebut, yaitu:

a. Tobin’s Q, merupakan pengukuran kinerja pasar perusahaan. Tobin’s Q dipilih karena diyakini memberikan gambaran mengenai penilaian pasar terhadap perusahaan, tidak hanya dari aspek fundamental perusahaan, tetapi juga dari berbagai aspek yang dilihat oleh pihak luar (Hastuti, 2005).

(4)

Tobin’s Q = MVE + total kewajiban Total Aset Keterangan:

MVE: Rata-rata harga penutupan saham x banyaknya saham biasa yang beredar

Total kewajiban: Kewajiban Lancar + Kewajiban Tidak Lancar

b. ROA, merupakan pengukuran kinerja keuangan perusahaan. ROA dipilih karena merupakan pengukuran efisiensi perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aset yang dimiliki (Prakoso, 2012).

Perhitungan ROA = Laba bersih Total Aset

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kuantitatif dengan menggunakan regresi linear. Penggunaan regresi linear bertujuan untuk memprediksi variabel dependen di masa datang. Model analisis dapat dirumuskan dalam bentuk persamaan sebagai berikut:

Kinerja Perusahaan = β0 + β1 Indeks Pengungkapan + e

Keterangan: β0: Konstanta β1: Koefisien Regresi

e: Error (Kesalahan Pengganggu)

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Peraturan Bapepam nomor KEP-134/BL/2006 berisi item-item minimal yang wajib diungkapkan oleh perusahaan. Item-itemnya antara lain mengenai informasi dewan komisaris, dewan direksi, komite audit, dan komite-komite yang dibentuk oleh dewan komisaris, sekretaris perusahaan, sistem pengendalian internal, risiko perusahaan, aktivitas dan biaya sosial, perkara yang dihadapi perusahaan, profil perusahaan, transaksi yang memiliki benturan kepentingan dan hasil penilaian

corporate governance yang dilaporkan dalam RUPS.

Hasil pengujian hipotesis ini telah memenuhi persyaratan uji asumsi klasik. Hasil regresi dapat dilihat pada tabel 1.

Berdasarkan tabel 1, Nilai R2 Tobin’s Q sebesar 0,184 atau 18,4%. Artinya bahwa 18,4% keragaman kinerja perusahaan yang diukur dengan Tobin’s Q dipengaruhi oleh variabel independen indeks pengungkapan. Sisanya sebesar 81,6% dijelaskan oleh variabel lain di luar variabel yang diteliti. Keragaman ROA hanya dipengaruhi oleh 0,7% variabel indeks pengungkapan yang ditunjukkan oleh nilai R2 sebesar 0,007. Sisanya sebesar 99,3% dipengaruhi oleh variabel lain diluar variabel yang diteliti. Nilai R2 yang rendah dalam penelitian ini tetap dapat memenuhi tujuan penelitian, karena penelitian ini menguji hubungan pengaruhnya dan bukan menguji besar pengaruhnya antar variabel penelitian.

Tabel 1. Hasil Pengujian Hipotesis

Variabel Kinerja Perusahaan Tobin's Q ROA (constant) 0,360 -3,056 (10,624)*** (-19,744)*** IP 0,713 -0,623 (9,965)*** (-1,871)* R2 0,184 0,007

***signifikan pada α=1%, **signifikan pada α=5%, *signifikan pada α=10%

Ditunjukkan oleh tabel 1, pengungkapan corporate governance

memiliki pengaruh terhadap kinerja perusahaan yang diukur menggunakan Tobin’s Q (t=9,965, α= 0,000), sehingga hipotesis pertama (H1a) diterima. Berdasarkan tabel 1 di atas, jika menggunakan tingkat signifikansi α sebesar 0,01 dan 0,05 maka variabel indeks pengungkapan tidak memiliki pengaruh terhadap ROA. Namun, jika menggunakan signifikansi α sebesar 0,10 maka indeks pengungkapan berpengaruh terhadap ROA, karena nilai signifikansinya kurang dari 0,10 (0,062 < 0,10). Tetapi arah pengaruhnya bernilai negatif (t=-0,623, α= 0,062), sehingga hipotesis pertama (H1b) ditolak.

Pengungkapan corporate governance

memiliki pengaruh terhadap kinerja perusahaan yang diukur menggunakan Tobin’s Q. Hasil penelitian ini memberikan bukti bahwa kinerja pasar perusahaan dapat ditingkatkan dengan mengungkapkan

(5)

informasi corporate governance secara lengkap di laporan tahunan. Hal ini menunjukkan bahwa investor memberikan penilaian yang baik kepada perusahaan jika mengungkapkan corporate governance. Penilaian baik dari investor akan semakin meningkat seiring dengan peningkatan pengungkapan oleh manajemen. Hasil ini konsisten dengan penelitiannya Abdo dan Fisher (2007), Ammann, et.al. (2013), dan Chen, et.al. (2013). Penelitian ini telah membuktikan signaling theory yang menyatakan bahwa pengungkapan merupakan sinyal yang dapat dipercaya dan mampu menjadi penentu peningkatan kinerja perusahaan (Scott, 2009:457).

Pengungkapan corporate governance

tidak memiliki pengaruh positif terhadap kinerja perusahaan yang diukur menggunakan ROA. Artinya, setiap peningkatan pengungkapan tata kelola perusahaan belum mampu meningkatkan kinerja keuangan perusahaan. Secara teoritis, pengungkapan merupakan sinyal yang dapat dipercaya dan mampu menjadi penentu peningkatan kinerja perusahaan (Scott, 2009:457). Tetapi, hasil penelitian ini tidak dapat membuktikan teori tersebut. Diketahui bahwa kinerja keuangan perusahaan tidak dapat ditingkatkan dengan pengungkapan

corporate governance di laporan tahunan. Hal ini dikarenakan pengungkapan corporate

governance merupakan pengungkapan

perusahaan yang tergolong non keuangan, sedangkan ROA dihitung berdasarkan sisi keuangannya saja. Disamping itu, ROA merupakan cerminan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari total aset yang dipergunakan untuk kegiatan operasional. Laba yang dihasilkan perusahaan tidak tergantung pada seberapa lengkap informasi

corporate governance, melainkan tergantung pada seberapa banyak pelanggan yang membeli barang atau jasa perusahaan.

Hasil penelitian H1b ini di luar prediksi, karena beberapa penelitian terdahulu menunjukkan hasil yang positif, di antaranya Klapper dan Love (2004), Chiang (2005), Bhagat dan Bolton (2008), dan Munisi dan Randoy (2013). Tetapi hasil penelitian ini sesuai dengan penelitiannya Suyanto (2007). Menurut Suyanto (2007) tidak

berpengaruhnya keterbukaan informasi terhadap ROA akibat dari rendahnya tingkat utilitas aset (produktivitas) dan efisiensi, karena dua hal ini berkaitan langsung dengan tinggi rendahnya ROA.

Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan bahwa kinerja perusahaan dapat ditingkatkan dengan memperluas dan melengkapi pengungkapan corporate governance. Pengungkapan yang diberikan oleh perusahaan secara lengkap, luas, dan akurat dapat meningkatkan kinerja perusahaan. Pasar akan menilai perusahaan memiliki kinerja yang baik, jika kebutuhan informasi yang diperlukan oleh investor dapat terpenuhi. Sebaliknya, jika informasi yang diperlukan oleh investor tidak memadai, maka kinerja perusahaan dinilai kurang baik. Perusahaan yang memiliki kinerja baik akan mendapatkan perhatian lebih dari investor untuk berinvestasi di perusahaan. Oleh karena itu, meningkatkan pengungkapan corporate governance

merupakan salah satu alternatif untuk meningkatkan kinerja perusahaan.

Penelitian ini memberikan kontribusi di antaranya yaitu pertama, hasil penelitian ini memberikan pemahaman kepada perusahaan agar menerapkan dan mengungkapkan good corporate governance, sehingga asimetri informasi dapat dikurangi. Hasil penelitian ini juga mampu membuktikan signaling

theory yang menekankan bahwa

pengungkapan dapat meningkatkan kinerja perusahaan. Kedua, hasil penelitian ini mendapati temuan baru bahwa kinerja perusahaan yang dilihat dari sisi keuangannya tidak memiliki keterkaitan dengan pengungkapan corporate governance. Ketiga, penelitian ini memberikan bukti bahwa penerapan

corporate governance dan pengungkapannya berperan penting dalam peningkatan kinerja perusahaan.

Keterbatasan dalam penelitian ini yaitu pertama, penilaian pengungkapan corporate governance cenderung bersifat subyektif. Kedua, sampel yang diperoleh hanya 161 perusahaan saja dari 473 perusahaan yang tercatat di BEI. Peneliti tidak menemukan

(6)

atau tidak tersedianya laporan tahunan di situs BEI ataupun di situs perusahaan yang bersangkutan. Ketiga, penelitian ini tidak menguji pengungkapan corporate governance selain yang disajikan di laporan tahunan.

Berdasarkan keterbatasan tersebut, maka saran untuk penelitian selanjutnya yaitu pertama, dapat mengatasi masalah subyektifitas dalam penilaian pengungkapan

corporate governance dengan

mempertimbangkan sudut pandang atau interpretasi dari pihak lain. Kedua, diharapkan memperluas jumlah sampel, dimaksudkan untuk melihat kekonsistenan hasil dan dapat dijadikan sebagai pembanding dengan penelitian ini. Ketiga, menguji pengungkapan corporate governance selain yang disajikan di laporan tahunan, seperti pengungkapan corporate governance di website perusahaan.

DAFTAR PUSTAKA

Abdo, A. dan Fisher, G. 2007. The Impact of Reported Corporate Governance Disclosure on the Financial Performance of Companies Listed on the JSE. Investment Analysts Journal. No. 66.

Ammann, M., Oesch, D. dan Schmid, M.M. 2013. Product Market Competition, Corporate Governance, and Firm Value: Evidance from the EU-Area.

European Financial Management. Vol 19. No 3. Hal 452-469.

Bapepam-LK. 2006. Keputusan Ketua

Bapepam-LK No.KEP-134/BL/2006

Tentang Kewajiban Penyampaian

Laporan Tahunan bagi Emiten atau

Perusahaan Publik,

http://www.bapepam-lk.go.id.

______. 2004. Keputusan Ketuan Bapepam

No.KEP-29/PM/2004 Tentang

Pembentukan Dan Pedoman

Pelaksanaan Kerja Komite Audit, http://www.bapepam-lk.go.id.

Bhagat, S. dan Bolton, B. 2008. Corporate Governance dan Firm Performance.

Journal of Corporate Finance 14: 257-273.

Bhayani, S. 2012. Association Between Firm-Spesific Characteristics and

Corporate Disclosure: The Case Of India. Prosiding International Conference on Business, Economics, Management and Behavioral Sciences Dubai.

Bhuiyan, M.H.U. dan Biswas, P.K. 2007. Corporate Governance And Reporting: An Empirical Study Of The Listed Companies In Bangladesh. Journal Of Business Studies. Vol. XXVIII No.1. Cadbury, S.A. 1999. Corporate Governance:

A Framework For Implementation-Overview,

http://www.sovereignglobal.com. Diakses tanggal 7 Maret 2013.

Chen, J.J, Cheng, X., Gong, S.X., dan Tan, Y. 2013. Do Higher Value Firms Voluntarily Disclose More Information? Evidence From China.

The British Accounting Review.

Cheng, E.C.M, dan Courtenay, S.M. 2006. Board Composition, Regulatory Regime, and Voluntary Disclosure.

International Journal of Accounting

41: 262-289.

Chiang, H. 2005. An Empirical Study of Corporate Governance and Corporate Performance. Journal of American Academy of Business. Vol.6. No.1. Hal.95-101.

Darwis, H. 2009. Corporate Governance Terhadap Kinerja Perusahaan. Jurnal Keuangan dan Perbankan. Vol.13, No.3 p.418-430.

Hastuti, T.D. 2005. Hubungan Antara Good Corporate Governance dan Struktur Kepemilikan Dengan Kinerja Keuangan. Prosiding Simposium Nasional Akuntansi VIII Solo.

Hossain, M. dan Hammami, H. 2009. Voluntary Disclosure in the Annual reports of an Emerging Country: The Case Of Qatar. Advances in Accounting, Incorporating Advances in International Accounting 25: 255-265. Jama’an. 2008. Pengaruh Mekanisme

Corporate Governance, dan Kualitas Kantor Akuntan Publik Terhadap

Integritas Informasi Laporan

Keuangan, Tesis, Program Magister Sains Akuntansi, Universitas Diponegoro.

(7)

Klapper, L.F. dan Love, I. 2004. Corporate Governance, Investor Protection, and Performa in Emerging Markets.

Journal Of Corporate Finance 10:703-728.

Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG). 2006. Pedoman Umum Good Corporate Governance Indonesia, http://www.bapepam.go.id. Diakses tanggal 3 Maret 2013.

Kusumawati, D.N. 2007. Profitability And Corporate Governance Disclosure: An Indonesian Study. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. Vol.10. No.2. hal. 131-146.

Munisi, G dan Randoy, T. 2013. Corporate Governance and Company Performance Across Sub-Saharan African Countries. Journal of Economics and Business. Vol 70 hal.92-110

Nandi, S dan Ghosh, S.K. 2012. Corporate Governance Attributes, Firm Characteristics and The Level of Corporate Disclosure: Evidance From The Indian Listed Firms. Decision Science Letters 2:45-58

Natalia, P. dan Zulaikha. 2012. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan Corporate Governance Pada Laporan Tahunan. Diponegoro Journal Of Accounting. Vol.1. No.2.

Prakoso, R.Y. 2012. Pengaruh Karakteristik

Perusahaan Terhadap Luas

Pengungkapan Corporate Social

Responsibility dan Dampaknya

Terhadap Nilai Perusahaan, Tesis, Program Magister Akuntansi, Universitas Brawijaya.

Ruru, B. 2002. Penerapan Prinsip-Prinsip

Good Corporate Governance Di

Lingkungan BUMN,

http://www.bumn.go.id. Diakses tanggal 5 Februari 2013.

Samaha, K. Dahawy, K. Hussainey, K. dan Stapleton, P. 2012. The Extent Of Corporate Governance Disclosure And Its Determinants In A developing Market: The Case Of Egypt. Advances In Accounting 28 (1): 168-178.

Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Bisnis.

ALFABETA. Bandung.

Sulistyanto, S. 2008. Manajemen Laba; Teori Dan Model Empiris. PT Grasindo. Jakarta.

Suyanto, 2007. Pengaruh Pelaksanaan Prinsip-Prinsip GCG atas Kinerja BUMN. Akuntabilitas. Vol.6. No.2. Hal.114-128

Scott, W.R. 2009. Financial Accounting Theory, Fifth Edition. Prentice Hall. USA.

Shleifer, A. and Visny, R.W. 1997. A Survey of Corporate Governance. The Journal of Finance 52(2).

Gambar

Tabel 1. Hasil Pengujian Hipotesis  Variabel  Kinerja Perusahaan

Referensi

Dokumen terkait

program pondok pesantren sebagai bentuk pengembangan kurikulum, yang antara. lain : pendidikan agama, pendidikan kewarganegaraan, bahasa Indonesia,

Hasil uji validitas pada skala Persepsi Waktu Kerja menunjukkan bahwa dari 18 item terdapat 1 item yang gugur (tidak valid) dan terdapat 17 item yang valid. Rincian

Penelitian ini bertujuan mengindentifikasi potensi ekonomi kreatif, menilai potensi ekonomi kreatif unggulan dan memetakan potensi ekonomi kreatif berbasis sistem

Dari grafik garis yang ditunjukkan pada Gambar 3 juga secara jelas memperlihatkan bahwa nilai konduktansi lapisan tipis nanokomposit Fe-C/Si meningkat seiring dengan

Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin

This study discusses two approaches in testing the causal ordering of a model, i.e., the Granger and Sim’s tests as well as SCDTs test of causality, which could be either used

Karena biasanya tidak mungkin bagi bayi mengkonsumsi makanan hewani dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan zat besi, seng atau kalsium, bila secara ekonomi

Hasil penelitian siklus II tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran melalui model kooperatif tipe Jigsaw berbasis media visual perlu untuk dilanjutkan ke siklus III