• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS XI IPA 2 DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF LEARNING TIPE JIGSAW

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS XI IPA 2 DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF LEARNING TIPE JIGSAW"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

17

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS XI IPA 2 DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF

LEARNING TIPE JIGSAW Sitti Aliyah Rahman1

ABSTRACT

This research is classroom action research with exposure of the functionality of the descriptive of the quality is categimized in the form of cumulative frequency data, the subjects of the study are students of class XI IPA 2 MAN Suli distrie Luwu school year 2016/2017, data collection with observation and test techniques. The results of this study indicate that learning bu using Cooperative Learning type Jigsaw method can improve student achievement in Mathematics class XI IPA 2 MAN Suli Luwu Regency school year 2016/2017.

In connection with this, the researcher suggested that the teacherof class XI IPA 2 MAN Suli, Luwu Regency, can apply learning using the Cooperative Learning type Jigsaw method in presenting learning materials in order to optimize the ability of studets to solve Math problem questions.

Keywords: Mathematic Learning Result, Model Cooperative Learning Type Jigsaw.

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Semua orang menganggap bahwa matematika itu sangat sulit sekali bahkan di kalangan para siswa sendiri yang mengatakan bahwa matematika itu sangat sulit. Dan di saat siswa belajar matematika pada umumnya merasa sangat kesulitan, untuk mengubah tentang pandangan seperti itu tidaklah mudah di butuhkan suatu cara (teori) untuk mengubahnya. Mata pelajaran matematika sendiri dari jenjang pendidikan sekolah dasar (SD) sampai dengan jenjang pendidikan menengah itu pada umumnya sulit. Sedangkan belajar matematika itu harus, karena mata pelajaran itu sebagai mata pelajaran yang di UANkan. Untuk meningkatkan suatu antusias belajar siswa sangatlah tidak mudah, apalagi meningkatkan antusias belajar matematika. Maka diperlukan perlakuan khusus bagi para pendidik.

Untuk meningkatkan motivasi itu di perlukan beberapa cara atau suatu metode belajar yang sesuai dengan keinginan para siswa agar siswa bisa lebih termotivasi dalam belajar matematika. Belajar sendiri merupakan suatu proses usaha yang di lakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto dalam Syaiful Bahri Djamarah: 11).

Untuk menyikapi hal demikian perlu suatu metode belajar yang sesuai dengan kebutuhan siswa yaitu dengan metode belajar cooperative learning tipe Jigsaw. Diharapkan dengan metode ini siswa dapat lebih aktif, lebih termotivasi dalam belajar matematika. Khususnya pada pokok bahasan matematika materi suku banyak (polinom) umumnya siswa pada pada materi suku banyak (polinom) umumnya siswa pada materi ini kurang begitu paham, mungkin di karenakan masalah dengan tenaga pendidik atau dengan metode belajar yang di gunakan guru tidak sesuai dengan minat siswa. Sehingga dapat di harapkan dengan menggunakan model pembelajaran cooperative learning tipe Jigsaw ini dapat menghasilkan prestasi belajar dan juga motivasi belajar yang tinggi. Berdasarkan hal tersebut penulis

1

Madrasah Aliyah Negeri Luwu

(2)

18

mencoba untuk memperbaiki pembelajaran matematika materi Suku Banyak (Polinom) dengan Metode Cooperative Learning Tipe Jigsaw.

METODOLOGI

Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian tindakan kelas. Karakteristik yang khas dari penelitian tindakan kelas yakni adanya tindakan-tindakan (aksi) tertentu untuk memperbaiki proses belajar mengajar di kelas.

Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa/siswi Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Suli Tahun Pelajaran 2016/2017. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa/siswi kelas XI IPA 2 berjumlah 26 orang terdiri dari 16 orang perempuan dan 10 orang laki – laki. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan lembar observasi utuk mengetahui data mengenai proses pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, menggunakan tes untuk mengetahui data mengenai motivasi belajar matematika, dan laporan untuk mengetahui data mengenai refleksi diri. Data penelitian ini dianalisis dengan mencari skor rata – rata dan kemudian ditentukan tingkat presentasenya.

Sebelum melaksanakan penelitian dengan menggunakan model pembelajaran

Cooperative Learning tipe Jigsaw, terlebih dahulu dilakukan tes pratindakan untuk

mengetahui kemampuan dasar siswa. Berikut perolehan siswa pada tes pratindakan. Tabel 4.1 Perolehan Nilai Siswa pada Tes Pratindakan

No Nama Siswa Komponen/ Bobot 1 2 3 4 5 6 Jml N Ket. 10 25 25 20 10 10 1 Adestia Dahlan 8 10 20 14 10 8 70 7,0 2 Aksan Febrian 5 8 15 17 7 8 60 6,0 3 Asni Murdani 8 10 20 14 10 8 70 7,0 4 Aswat Yunarki 10 12 20 18 10 10 80 8,0 5 Basruddin 3 5 7 10 8 7 40 4,0 6 Dian Rahmawati 8 10 20 14 10 8 70 7,0 7 Faisal 4 6 6 7 5 7 35 3,5 8 Febrianto Aryananda 5 6 6 15 8 10 50 5,0 9 Fitri 10 6 18 15 9 7 65 6,5

10 Ghasi Al- Ghiffary 4 6 13 15 6 6 50 5,0

11 Hidayatunnisa 10 12 20 18 10 10 80 8,0

12 Isnaini 4 12 20 12 8 9 65 6,5

13 Muh. Elen Mahmud 5 10 6 9 7 8 45 4,5

14 Muh. Rafli 4 12 20 12 9 8 65 6,5 15 Nahira 6 13 20 17 9 10 75 7,5 16 Nurfitrah Awaliyah 4 12 20 12 8 9 65 6,5 17 Nurhidayah 4 6 6 7 5 7 35 3,5 18 Nurul Fadila 8 10 20 10 10 7 65 6,5 19 Resa Saputri 4 6 6 7 5 7 35 3,5 20 Salma 4 6 6 7 5 7 35 3,5 21 Syardiana 10 12 20 18 10 10 80 8,0 22 Ukhra Ismail 10 6 18 15 9 7 65 6,5 23 Umrah 4 6 6 7 5 7 35 3,5 24 Unal Majid 5 8 15 17 7 8 60 6,0 25 Widi Astuti 10 12 20 18 10 10 80 8,0

(3)

19

26 Zulfiqri 6 13 20 17 9 10 75 7,5

Tabel 4.2. Rekapitulasi Nilai Tes Pratindakan

No Nilai Jumlah Siswa % Ket.

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 3,5 4 4,5 5 5,5 6 6,5 7 7,5 8 5 1 1 2 - 2 6 3 2 4 18 4 4 8 - 8 23 12 8 15 155/26 = 5, 96 26 100%

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa jumlah siswa yang mencapai nilai 7 ke atas pada tes pratindakan hanya 9 orang atau 35%. Hal ini berarti bahwa pada kelas tersebut layak dilanjutkan ke siklus I dan diberikan tindakan kelas berupa model pembelajaran Cooperative

Learning tipe Jigsaw.

Berdasarkan hasil yang diperoleh pada tes pratindakan hanya 35% yang mencapai nilai 7 ke atas. Ini disebabkan karena kurangnya perhatian siswa dalam materi ini. Maka peneliti mencoba untuk melakukan suatu tindakan untuk memperbaiki hasil belajar siswa. Dalam pembelajaran selanjutnya dikenal dengan siklus I dimana pembelajaran ini menggunakan model pembelajaran Cooperative Learning tipe Jigsaw. Diharapkan dengan menggunakan model pembelajaran ini hasil belajar siswa dapat meningkat.

Tabel 4.3 Perolehan Nilai Siklus I No Nama Siswa Komponen/ Bobot 1 2 3 4 5 6 Jml N Ket. 10 25 25 20 10 10 1 Adestia Dahlan 7 18 20 15 7 8 75 7,5 2 Aksan Febrian 7 13 8 10 10 7 55 5,5 3 Asni Murdani 10 13 20 14 10 8 75 7,5 4 Aswat Yunarki 10 20 20 15 10 10 85 8,5 5 Basruddin 8 10 7 10 8 7 50 5,0 6 Dian Rahmawati 10 20 22 20 10 8 90 9,0 7 Faisal 7 13 8 10 10 7 55 5,5 8 Febrianto Aryananda 7 10 10 15 8 10 60 6,0 9 Fitri 10 11 18 15 9 7 70 7,0

10 Ghasi Al- Ghiffary 8 10 10 15 6 6 55 5,5

11 Hidayatunnisa 10 12 20 18 10 10 80 8,0

12 Isnaini 8 12 20 12 8 10 70 7,0

13 Muh. Elen Mahmud 8 10 8 9 7 8 50 5,0

14 Muh. Rafli 8 12 20 12 9 9 70 7,0

15 Nahira 6 13 20 17 9 10 75 7,5

16 Nurfitrah Awaliyah 10 12 20 18 10 10 80 8,0

17 Nurhidayah 4 12 20 12 8 9 65 6,5

(4)

20 19 Resa Saputri 10 10 15 12 8 10 65 6,5 20 Salma 8 10 10 15 6 6 55 5,5 21 Syardiana 10 20 22 20 10 8 90 9,0 22 Ukhra Ismail 6 13 20 17 9 10 75 7,5 23 Umrah 10 10 15 12 8 10 65 6,5 24 Unal Majid 10 10 15 12 8 10 65 6,5 25 Widi Astuti 10 20 22 20 10 8 90 9,0 26 Zulfiqri 6 13 20 17 9 10 75 7,5

Tabel 4.4 Rekapitulasi Nilai Siswa Siklus I

No Nilai Jumlah Siswa % Ket.

1 2 3 4 5 6 7 8 9 5 5,5 6 6,5 7 7,5 8 8,5 9 2 4 1 4 4 5 2 1 3 8 15 4 15 15 19 8 4 12 181/26 = 6, 96 26 100%

Secara umum dapat dikatakan bahwa prestasi belajar siswa setelah akhir tindakan siklus I meningkat dari 17 orang siswa yang memperoleh nilai kurang dari 7 atau sekitar 65% dan 9 orang siswa memperoleh nilai 7 ke atas atau sekitar 35% pada pratindakan menjadi 11 orang siswa yang memperoleh nilai kurang dari 7 atau sekitar 42% dan 15 orang siswa yang memperoleh nilai 7 ke atas atau sekitar 58%.

Walaupun pada siklus I terjadi peningkatan perolehan dari tes pratindakan namun peningkatan itu belum maksimal. Hal ini disebabkan karena anggota kelompok yang diutus menjadi tim ahli tidak mampu menjelaskan dengan baik materi yang di bahas pada tim ahli kepada anggota kelompoknya. Untuk memperoleh hasil yang lebih baik maka penelitian ini di lanjutkan ke siklus yang ke II. Pada siklus II ini anggota kelompok yang di utus menjadi kelompok ahli diganti dengan yang lain.

Tabel 4.5 Perolehan Nilai Siklus II No Nama Siswa Komponen/ Bobot 1 2 3 4 5 6 Jml N Ket. 10 25 25 20 10 10 1 Adestia Dahlan 10 18 20 15 9 8 80 8,0 2 Aksan Febrian 7 10 10 15 8 10 60 6,0 3 Asni Murdani 10 15 20 15 10 10 80 8,0 4 Aswat Yunarki 10 11 18 15 9 7 70 7,0 5 Basruddin 10 10 15 10 8 7 60 6,0 6 Dian Rahmawati 8 20 15 10 7 10 70 7,0 7 Faisal 7 13 8 10 10 7 55 5,5 8 Febrianto Aryananda 7 20 20 15 8 10 80 8,0 9 Fitri 10 11 18 15 9 7 70 7,0

(5)

21

11 Hidayatunnisa 10 12 20 18 10 10 80 8,0

12 Isnaini 8 12 20 12 8 10 70 7,0

13 Muh. Elen Mahmud 8 10 17 15 10 10 70 7,0

14 Muh. Rafli 8 12 20 12 9 9 70 7,0 15 Nahira 6 13 20 17 9 10 75 7,5 16 Nurfitrah Awaliyah 10 15 20 12 9 9 75 7,5 17 Nurhidayah 10 12 20 18 10 10 80 8,0 18 Nurul Fadila 10 18 20 10 10 7 75 7,5 19 Resa Saputri 10 10 15 12 8 10 65 6,5 20 Salma 8 12 20 12 9 9 70 7,0 21 Syardiana 10 20 22 20 10 8 90 9,0 22 Ukhra Ismail 6 13 20 17 9 10 75 7,5 23 Umrah 8 12 20 12 9 9 70 7,0 24 Unal Majid 6 13 20 17 9 10 75 7,5 25 Widi Astuti 10 20 22 20 10 8 90 9,0 26 Zulfiqri 6 13 20 17 9 10 75 7,5

Tabel 4.6. Rekapitulasi Nilai Siswa Siklus II

No Nilai Jumlah Siswa % Ket.

1 2 3 4 5 6 7 5,5 6 6,5 7 7,5 8 9 1 1 2 8 6 5 3 4 4 8 31 23 19 11 192,5/26 = 7, 40 26 100%

Berdasarkan tabel di atas dapat dikatakan bahwa prestasi siswa setelah akhir tindakan siklus II meningkat dari 11 orang siswa yang memperoleh nilai kurang dari 7 atau sekitar 42% dan 15 orang siswa yang memperoleh nilai 7 ke atas atau sekitar 58% pada siklus I menjadi 4 orang siswa yang memperoleh nilai kurang dari 7 atau sekitar 15% dan 22 orang siswa memperoleh nilai 7 ke atas atau sekitar 85%.

Pada siklus II ini terjadi peningkatan hasil belajar siswa namun belum sesuai yang di harapkan. Hal ini disebabkan karena kurangnya kerja sama yang baik antara anggota yang tergabung pada kelompok ahli dengan teman kelompokya sendiri. Maka pada siklus selanjutnya yaitu siklus ke III diharapkan siswa untuk bekerja sama dengan baik dengan anggota kelompoknya kemudian tim ahli mempresentasikan hasil diskusinya.

Tabel 4.7 Perolehan Nilai Siklus III No Nama Siswa Komponen/ Bobot 1 2 3 4 5 6 Jml N Ket. 10 25 25 20 10 10 1 Adestia Dahlan 10 25 20 15 10 10 90 9,0 2 Aksan Febrian 10 20 20 15 10 10 85 8,5 3 Asni Murdani 10 25 20 15 10 10 90 9,0 4 Aswat Yunarki 10 20 20 15 10 10 85 8,5 5 Basruddin 6 13 20 17 9 10 75 7,5

(6)

22

6 Dian Rahmawati 10 25 20 15 10 10 90 9,0

7 Faisal 10 15 15 10 8 7 65 6,5

8 Febrianto Aryananda 10 20 20 15 10 10 85 8,5

9 Fitri 10 20 20 15 10 10 85 8,5

10 Ghasi Al- Ghiffary 10 20 20 15 10 10 85 8,5

11 Hidayatunnisa 10 25 20 15 10 10 90 9,0

12 Isnaini 10 20 20 15 10 10 85 8,5

13 Muh. Elen Mahmud 10 20 20 15 10 10 85 8,5

14 Muh. Rafli 10 20 20 15 10 10 85 8,5 15 Nahira 10 20 20 20 10 10 90 9,0 16 Nurfitrah Awaliyah 10 25 20 15 10 10 90 9,0 17 Nurhidayah 10 25 20 15 10 10 90 9,0 18 Nurul Fadila 10 20 20 15 10 10 85 8,5 19 Resa Saputri 10 15 20 20 10 10 85 8,5 20 Salma 10 15 20 20 10 10 85 8,5 21 Syardiana 10 25 22 20 10 8 95 9,5 22 Ukhra Ismail 10 25 20 15 10 10 90 9,0 23 Umrah 10 15 20 20 10 10 85 8,5 24 Unal Majid 10 15 20 20 10 10 85 8,5 25 Widi Astuti 10 25 22 20 10 8 95 9,5 26 Zulfiqri 10 15 20 20 10 10 85 8,5

Tabel 4.8 Rekapitulasi Nilai Siswa Siklus III

No Nilai Jumlah Siswa % Ket.

1 2 3 4 5 6,5 7,5 8,5 9 9,5 1 1 14 8 2 4 4 53 31 8 224/26 = 8,62 26 100%

Berdasarkan tabel di atas dapat dikatakan bahwa prestasi belajar siswa setelah akhir tindakan siklus III mengalami peningkatan dari 4 orang siswa yang memperoleh nilai kurang dari 7 atau sekitar 15% dan 22 orang siswa memperoleh nilai 7 ke atas atau sekitar 85% pada siklus II menjadi 1 orang siswa yang memperoleh nilai kurang 7 atau sekitar 4% dan 25 orang siswa yang memperoleh nilai 7 ke atas atau sekitar 96%.

Pada akhir siklus yang ketiga ternyata dengan menggunakan model pembelajaran

Cooperative Learning tipe Jigsaw melalui pendampingan yang baik dari guru mata pelajaran

maka akan memperoleh hasil yang maksimal sesuai dengan yang diharapkan. SIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian dan pembahasan hasil penelitian, dapat dikemukakan kesimpulan:

1. Prestasi belajar siswa pada materi suku banyak dapat ditingkatkan melalui model pembelajaran Cooperative Learning tipe Jigsaw.

2. Melalui model pembelajaran Cooperative Learning tipe Jigsaw, siswa dapat menemukan substansi dalam materi suku banyak. Hal tersebut dapat dilihat dari

(7)

23

perbedaan nilai yang diperoleh siswa antara tes pratindakan dengan nilai hasil model pembelajaran Cooperative Learning tipe Jigsaw setiap akhir siklus.

Data tersebut menunjukkan bahwa melalui model pembelajaran Cooperative Learning

tipe Jigsaw siswa dapat menemukan kesalahan dalam menyelesaikan soal pada siklus

sebelumnya, dan dapat memperbaiki pada siklus berikutnya. Adapun substansi materi yang mereka temukan adalah proses penyelesaian suku banyak dengan menggunakan beberapa metode salah satu metode yang praktis digunakan adalah dengan metode Horner atau bagan meskipun tidak semuanya tuntas pada akhir siklus III.

B. Saran

Berdasarkan temuan hasil penelitian dan kesimpulan maka brikut dikemukakan saran – saran kepada pihak-pihak yang terkait, yaitu; (1). Guru Matematika; (2) Kepala sekolah; dan (3) peneliti lanjutan.

Pertama, kepada guru Matematika di sekolah untuk menerapkan model pembelajaran

Cooperative Learning tipe Jigsaw dalam pembelajaran matematika.

Kedua; penerapan model pembelajaran Cooperative Learning tipe Jigsaw sebagai salah satu strategi peningkatan prestasi belajar matematika siswa, bukan hanya tanggung jawab guru matematika saja, kepala sekolah disarankan memfasilitasi para guru matematika serta senantiasa memotivasi siswa dan guru untuk lebih giat dalam proses pembelajaran.

Ketiga; penelitian ini hanya diujicobakan pada satu kelas saja sehingga tidak dapat digeneralisasikan sebagai suatu hasil yang berlaku umum di semua kelas. Oleh karena itu, penelitian sejenis pada lokasi dan kelas serta jenjang sekolah yang berbeda perlu di kembangkan.

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku:

Bahri Djamarah, Syaiful. Psikologi Belajar. 2008. Jakarta : PT Rineka Cipta Johanes, dkk. Kompetensi Matematika Program IPA. 2007. Jakarta : Yudhistira Rusman. Model – Model Pembelajaran. 2010. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada

Sardiman. Interaski dan Motivasi Belajar Mengajar Cetakan ke 2. 1986. Jakarta : CV Rajawali

Syah, Muhibbin. Psikologi Belajar Cetakan ke 4. 2003. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada Trianto. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif – Progresif. 2009. Jakarta : Kencana

Prenada Media Group

Uno, B Hamzah. Teori Motivasi dan Pengukurnya.2008. Jakarta : PT Bumi Aksara

Purwanto, ngalim. Psikologi Pendidikan Cetakan ke 7. 1992. Bandung : PT Remaja Rosda Karya

Uno, B Hamzah. Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran.2008. Jakarta : PT Bumi Aksara

Gambar

Tabel 4.1 Perolehan Nilai Siswa pada Tes Pratindakan  No   Nama Siswa  Komponen/ Bobot    1 2 3 4 5 6  Jml   N  Ket
Tabel 4.2. Rekapitulasi Nilai Tes Pratindakan
Tabel 4.4 Rekapitulasi Nilai Siswa Siklus I
Tabel 4.6. Rekapitulasi Nilai Siswa Siklus II
+2

Referensi

Dokumen terkait

Belanja Pengadaan Inst alasi List rik Poskesdes Dulang - Rant au & Pandulangan 1 25.070.000 PAD Non E Proca. 2 Pengadaan Alat Kesehat

Untuk penyelenggaraan kegiatan tersebut diatas, Pemerintah Kabupaten Tanah Laut memerlukan Event Organizer (EO) sebagai pelaksananyaa. Maka dengan ini kami

Panel zephyr bambu adalah suatu papan atau lembaran tiga lapis dari zephyr bambu atau serat bambu dengan arah serat bersilangan yang direkat dengan menggunakan

Sehubungan dengan hal tersebut diatas, agar saudara dapat hadir dan membawa dokumen asli sesuai dengan yang di upload pada website :hhtp/www.lpse.sumsel.polri.go.id

Paristiyanti Nurwardani Syahidin Andy Hadiyanto Munawar Rahmat Cecep Alba Edi Mulyono Evawany Fajar Priyautama Ary Festanto Gusfahmi Rudi Ismoyo Fachrudin

Dengan kebangkitan organisasi mahasiswa FDIK ini diharapkan akan mampu lebih menyempurnakan organisasi internal kampus emas Esa Unggul dalam suasana demokarasi yang

Uang harian perjalanan dinas tidak diberikan lagi kepada PNS yang telah diberi tugas untuk menyelenggarakan kegiatan sidang/konferensi yang dihadiri pejabat setingkat Menteri

Fenomena yang terjadi saat ini adalah jual beli atau pengalihan fung- si harta benda wakaf yang dikarena- kan sudah tidak dapat difungsikan lagi secara