• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP TINDAK PIDANA PENGGELAPAN KENDARAAN BERMOTOR DI PT. SINAR MAS CABANG SURAKARTA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TINJAUAN YURIDIS TERHADAP TINDAK PIDANA PENGGELAPAN KENDARAAN BERMOTOR DI PT. SINAR MAS CABANG SURAKARTA"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP TINDAK PIDANA PENGGELAPAN KENDARAAN BERMOTOR DI PT. SINAR MAS

CABANG SURAKARTA

Oleh:

Franskus Manendar

Fakultas Hukum Universitas Slamet Riyadi Surakarta

ABSTRAK

Masalah penggelapan sepeda motor merupakan persoalan yang sudah sering terjadi. Masalah ini semakin menarik untuk diteliti karena sepeda motor yang digelapkan adalah sepeda motor kredit yang belum lunas pembayarannya. Penggelapan sepeda motor ini dilakukan oleh masyarakat yang melakukan pembelian sepada motor secara kredit di PT. Sinar Mas Cabang Surakarta. Metode pendekatan dalam penulisan ini adalah yuridis sosiologis, artinya penelitian berdasar kerangka pembuktian untuk memastikan suatu kebenaran berdasarkan pada ketentuan perundangan yang berlaku serta kenyataan dan fenomena yang ada.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, diperoleh kesimpulan bahwa penyebab terjadinya tindak pidana penggelapan kendaraan bermotor di PT. Sinar Mas Cabang Surakarta antara lain berupa faktor intern dan ekstern. Faktor intern berupa mudahnya calon konsymen mendapatkan fasilitas kredit, jumlah uang muka dan angsuran yang terjangkau, adanya kolusi dengan internal perusahaan (karyawan) serta adanya sistem target bagi karyawan. Sedangkan faktor ekstern penyebab terjadinya tindak pidana penggelapan kendaraan bermotor adalah faktor adanya agen (perantara), adanya penadah dan faktor adanya penjamin. Kendala-kendala yang dihadapi oleh PT. Sinar Mas Cabang Surakarta dalam Menangani Tindak Pidana Penggelapan Kendaraan Bermotor adalah konsumen pindah alamat (tidak diketahui) serta adanya perubahan identitas kendaraan yaitu nomor mesin dan rangka sepeda motor dihapus. Upaya yang dilakukan oleh PT. Sinar Mas Cabang Surakarta dalam menangani tindak pidana penggelapan kendaraan bermotor, antara lain melibatkan informan tetap atau lepas. ikut terlibat razia bersama pihak berwajib (polisi lalu lintas), melakukan sweeping dengan pihak kepolisian dan melaporkan ke kepolisian dengan tuduhan tindak pidana pengelapan.

(2)

LATAR BELAKANG MASALAH

Penggelapan adalah salah satu jenis tindak pidana yaitu berupa kejahatan terhadap harta kekayaan manusia yang diatur di dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP), rumusan pokoknya diatur pada Pasal 372 yang dirumuskan sebagai berikut "Barang siapa dengan sengaja dan melawan hukum memiliki suatu benda yang seluruhnya atau sebagian milik orang lain, yang ada dalam kekuasaannya bukan karena kejahatan, diancam karena penggelapan dengan pidana penjara paling lama empat tahun atau denda paling banyak Rp.900.000".

Dari rumusan penggelapan sebagaimana tersebut di atas, maka jika ditelaah lebih lanjut rumusan tersebut terdiri dari unsur-unsur subyektif dan obyektif. Objektifnya meliputi perbuatan memiliki (zicht toe.igenen); sesuatu benda (eenig goed); yang sebagian atau seluruhnya milik orang lain; yang berada dalam kekuasaannya bukan karena kejahatan; dan unsur-unsur Subjektifnya meliputi penggelapan dengan sengaja (opzettelijk); dan penggelapan melawan hukum (wederrechtelijk). Pemahaman akan makna penggelapan dalam rumusan di atas tidak diartikan sebagai membuat sesuatu menjadi gelap atau tidak terang, seperti arti kata yang sebenarnya. Perkataan verduistering yang ke dalam bahasa Indonesia diterjemahkan secara harfiah dengan penggelapan, sebenarnya bagi masyarakat Belanda diartikan secara luas (figurlijk), bukan diartikan seperti arti kata yang sebenarnya sebagai membikin sesuatu menjadi tidak terang atau gelap.

PT. Sinar Mas sebagai salah satu perusahaan jasa pembiayaan kredit kendaraan bermotor Cabang Surakarta, turut serta dalam bisnis ini, syarat-syarat yang diberikan sangat mudah untuk seseorang dapat menguasai sebuah benda atau sepeda motor dengan menawarkan pembayaran yang ringan melalui metode kredit (leasing) yaitu dengan membayar uang muka dan angsuran berjalan dalam beberapa tahapan, besaran biayanya sesuai dengan kesepakatan yang ditentukan dalam perjanjian selama kurun waktu tertentu.

Dari apa yang telah dijabarkan di atas, terlihat jelas bahwa ada persoalan hukum yang menarik untuk dibahas yaitu, kejahatan penggelapan sepeda motor di Surakarta khususnya di PT. Sinar Mas Cabang Surakarta, yang menjadi korban atas tindakan tersebut. Keadaan inilah yang mendorong dan menimbulkan niat bagi peneliti untuk membahas dan menganalisa serta ingin mengungkap kasus atau masalah tersebut dalam penelitian hukum ini.

PERUMUSAN MASALAH

1. Bagaimanakah penyebab terjadinya tindak pidana penggelapan kendaraan bermotor di PT. Sinar Mas Cabang Surakarta ?.

(3)

2. Bagaimakah kendala-kendala dan upaya mengatasi yang dilakukan oleh PT. Sinar Mas Cabang Surakarta dalam menangani tindak pidana penggelapan kendaraan bermotor?.

TUJUAN PENELITIAN

1. Mengkaji penyebab timbulnya tindak pidana penggelapan kendaraan bermotor di PT. Sinar Mas Cabang Surakarta.

2. Mengkaji kendala-kendala dan upaya mengatasi yang dilakukan oleh PT. Sinar Mas Cabang Surakarta dalam menangani tindak pidana penggelapan kendaraan bermotor.

TINJAUAN PUSTAKA

Dalam suatu tindak pidana, mengetahui secara jelas tindak pidana yang terjadi adalah suatu keharusan. Beberapa tindak pidana yang terjadi harus diketahui makna dan definisinya termasuk tindak pidana penggelapan. Penggelapan berarti memiliki barang atau sesuatu yang dimiliki oleh orang lain tetapi tindakannya tersebut bukan suatu kejahatan.

Tindak Pidana penggelapan adalah termasuk tindak pidana kejahatan terhadap harta kekayaan orang atau vermogendelicten sebagaimana yang diatur dalam Pasal 372 sampai dengan pasal 377 KUHP. Kejahatan terhadap harta kekayaan adalah berupa penyerangan terhadap kepentingan hukum orang atas harta benda milik orang lain (bukan milik petindak) (Adami Chazawi, 2011: 1).

Dalam Pasal 372 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) menegaskan: Barang siapa dengan sengaja melawan hukum memiliki barang sesuatu atau seluruhnya atau sebagian adalah kepunyaan orang lain, tetapi yang ada dalam kekuasaannya bukan karena kejahatan diancam karena penggelapan, dengan pidana paling lama empat tahun atau pidana denda paling banyak sembilan ratus rupiah.

Tindak pidana yang tercantum di dalam Pasal 372 KUHP adalah tindak pidana pokok. Artinya, semua jenis penggelapan harus memenuhi bagian inti Pasal 372 KUHP ditambah bagian inti lainnya.

Adami Chazawi (2011: 5) mengemukakan penjelasannya mengenai tindak pidana penggelapan berdasarkan pasal 372 KUHP yang dikemukakan sebagai berikut:

Perkataan verduistering yang kedalam bahasa kita diterjemahkan secara harfiah dengan penggelapan itu, bagi masyarakat Belanda diberikan secara arti luas (figurlijk), bukan diartikan seperti arti kata yang sebenarnya sebagai membikin sesuatu menjadi tidak terang atau gelap. Lebih mendekati pengertian bahwa petindak menyalahgunakan haknya sebagai yang menguasai suatu benda (memiliki), hak mana tidak boleh melampaui dari haknya sebagai seorang yang diberi kepercayaan untuk menguasai benda tersebut bukan karena kejahatan.

(4)

Dari beberapa pengertian dan penjelasan mengenai arti kata penggelapan dapat dilihat juga pada penjelasan C.S.T. Kansil dan Christine S.T. Kansil (2000: 1) yang mendefinisikan penggelapan secara lengkap sebagai berikut:

Penggelapan, barang siapa secara tidak sah memiliki barang yang seluruhnya atau sebagian adalah milik orang lain dan yang ada padanya bukan karena kejahatan, ia pun telah bersalah melakukan tindak pidana eks. Pasal 372 KUHP yang dikualifikasikan sebagai “verduistering” atau “penggelapan”.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan di PT. Sinar Mas Cabang Surakarta, dengan alasan bahwa kasus penggelapan kendaraan bermotor di PT. Sinar Mas Cabang Surakarta saat ini marak terjadi, sehingga perlu dilakukan penanganan baik oleh PT. Sinar Mas Cabang Surakarta maupun bekerjasama dengan pihak kepolisian. Metode yang dipergunakan adalah yuridis sosiologis, artinya suatu penelitian yang dilakukan terhadap keadaan nyata masyarakat atau lingkungan masyarakat dengan maksud dan tujuan untuk menemukan fakta (fact-finding), yang kemudian menuju pada identifikasi (problem-identification) dan pada akhirnya menuju kepada penyelesaian masalah (problem-solution).

Metode analisis data dalam penulisan hukum ini dilakukan secara kualitatif yaitu data yang telah diperoleh dari penelitian di lapangan secara tertulis dan lisan dipelajari secara utuh dan menyeluruh kemudian dianalisis dan disajikan secara deskrptif dalam satu kesatuan yang utuh mengenai objek yang diteliti, sehingga dapat menghasilkan suatu alur pemikiran yang sistematis yang akan menjelaskan mengenai objek yang diteliti.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penyebab Terjadinya Tindak Pidana Penggelapan Kendaraan Bermotor di PT. Sinar Mas Cabang Surakarta

Penggelapan sepada motor yang terjadi adalah penggelapan terhadap sepeda motor dengan berbagai type. Pelakunya adalah konsumen yang membeli sepeda motor secara kredit di PT. Sinar Mas Cabang Surakarta. Adapun faktor penyebab terjadinya tindak pidana penggelapan kendaraan bermotor di PT. Sinar Mas Cabang Surakarta adalah sebagai berikut:

1. Faktor Intern

a. Mudahnya mendapatkan fasilitas kredit

Untuk memperoleh fasilitas kredit di PT. Sinar Mas Cabang Surakarta pelaku hanya perlu melengkapi persayaratan berupa : Foto copy Kartu Tanda Penduduk (KTP), kartu keluarga, slip gaji dan rekening (air, listrik, atau

(5)

telepon).

b. Jumlah uang muka dan angsuran yang terjangkau.

Untuk melakukan kredit sepeda motor seorang konsumen hanya cukup membayar uang muka yang besarnya ditentukan oleh perusahaan dan dapat dijangkau masyarakat. Pada periode tertentu PT. Sinar Mas Cabang Surakarta menawarkan subsidi uang muka dan diskon atau potongan harga uang angsuran untuk sepeda motor tipe tertentu.

c. Adanya kolusi dengan internal perusahaan (karyawan)

Untuk memperoleh pembiayaan sepeda motor bagi konsumen harus memenuhi kriteria yang diajukan oleh pihak perusahaan adalah:

1) Usaha berjalan minimal 3 tahun. Dilihat jenis usaha dan prospeknya. 2) Gaji/penghasilan ± Rp.1.500.000,-/bulan.

3) Memiliki rumah sendiri. 4) Persetujuan suami/istri. 5) Alamat kantor/tempat usaha. d. Adanya sistem target bagi karyawan

Dalam perusahaan leasing terdapat penetapan target yang harus dipenuhi oleh karyawan, termasuk di PT. Sinar Mas Cabang Surakarta. Bagi karyawan ditetapkan bahwa target perbulannya harus dapat dipenuhi oleh karyawan karena target ini sangat berpengaruh bagi pendapatan/gaji mereka. Pendapatan karyawan di PT. Sinar Mas Cabang Surakarta terdiri dari gaji pokok dan insentif. Gaji pokok besarnya ditentukan berdasarkan posisi atau jabatan masing-masing sedangkan insentif adalah bonus gaji bagi karyawan yang besarnya tergantung dari seberapa besar karyawan tersebut dapat memenuhi target yang ditetapkan perusahaan.

Berdasarkan wawancara penulis dengan surveyor PT. Sinar Mas Cabang Surakarta, bahwa target yang harus dipenuhi oleh petugas lapangan adalah menyelesaikan 75% masalah yang ditanganinya dengan terjun langsung ke lapangan.

2. Faktor Eksternal

Adapun faktor eksternal yang dapat mendukung terlaksananya kejahatan penggelapan sepeda motor adalah:

a. Faktor Adanya Agen (Perantara)

Agen (perantara) adalah pihak yang menjadi penghubung/perantara antara konsumen dan PT. Sinar Mas Cabang Surakarta. Agen inilah yang akan mengurus semua kelengkapan persyaratan yang diperlukan untuk pengajuan kredit sepeda motor di PT. Sinar Mas Cabang Surakarta. Dalam hal kredit di

(6)

perusahaan leasing, agen sangat berperan bagi pihak konsumen dan perusahaan. Bagi konsumen yang tidak ingin repot dan bisa cepat mendapatkan kredit sepeda motor, agen adalah orang yang tepat.

b. Faktor Adanya Penadah

Penadah adalah orang yang menampung sepeda motor kredit yang belum lunas pembayarannya. Penadah disini adalah orang yang menerima gadai atau menerima penjualan barang yang berasal dari hasil kejahatan. Pelaku penggelapan menjual atau menggadaikan sepeda motor kredit tersebut kepada penadah dengan harga yang lebih murah.

c. Faktor Adanya Penjamin

Penjamin adalah orang yang menjamin seluruh hutang seseorang dan bertanggung jawab untuk membayar hutang tersebut apabila pihak yang dijaminkan tersebut tidak memenuhi kewajibannya. Adanya penjamin inilah yang juga menyebabkan pelaku penggelapan mudah melaksanakan kejahatan. Apabila penjamin adalah orang yang mempunyai pengaruh yang cukup kuat di masyarakat atau merupakan oknum aparat penegak hukum maka akan sangat meyakinkan pihak perusahaan. Pengajuan kredit tentunya akan diterima dan sepeda motor akan langsung dapat dimiliki.

Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat dijelaskan bahwa pada dasarnya setiap tindakan penggelapan memiliki unsur perbuatan yang berbeda-beda dari keinginan pelaku melakukan tindakan tersebut dan unsur-unsur penggelapan didalamnya sendiri terbagi menjadi dua subyektif dan objektif dimana setiap rinciannya mengindikasi pada perumusan pasal 372 Kitab Undang-undang Hukum Pidana, Unsur objektif dan subjektif yang di maksud diatas antara lain:

1. Unsur Objektif

a. Unsur perbuatan materil seperti perbuatan mengambil pada pencurian, perbuatan memiliki kepada penggelapan, perbuatan menggerakkan hati pada penipuan, perbuatan memaksa pada pemerasan dan pengancaman perbuatan menghancurkan dan merusakkan pada penghancuran dan perusakkan benda, unsur benda atau barang unsur keadaan yang menyertai terhadap objek benda, yakni unsur milik orang lain yang menyertai atau melekat pada unsur objek benda tersebut.

b. Barang siapa, seperti didalam tindak pidana pencurian kata barang siapa ini menunjukkan orang, apabila seseorang memnuhi semua unsur tindak pidana

(7)

c. Menguasai secara melawan hukum (bermaksud memiliki), penguasaan secara sepihak oleh pemegang sebuah benda seolah-olah ia merupakan pemiliknya, bertentangan dengan hak yang membuat benda tersebut berada padanya.

d. Suatu benda, ialah benda yang menurut sifatnya dapat dipindah-pindahkan ataupun dalam prakteknya sering disebut “benda bergerak”.

e. Seluruh atau sebagiannya adalah milik orang lain, penggelapan atas benda yang sebagian merupakan kepunyaan orang lain itu dapat terjadi, barang siapa atas biaya bersama telah melakukan suatu usaha bersama dengan orang lain, ia tidak boleh menguasai uang milik bersama itu untuk keperluan bersama.

f. Benda yang ada dalam kekuasaannya tidak karena kejahatan, yaitu; harus ada hubungan langsung yang sifatnya nyata antara pelaku dengan suatu benda tindak pidana penggelapan.

2. Unsur Subjektif

Unsur kesengajaan memuat pengertian mngetahui dan menghendaki, berbeda dengan tindak pidana pencurian yang tidak mencantumkan unsur kesengajaan sebagai salah satu unsur tindak pidana pencurian, rumusan pasal 372 KUHP mencantumkan unsur kesengajaan pada tindak pidana penggelapan sehingga dengan mudah orang mengatakan bahwa penggelapan merupakan delik sengaja atau opzettelijk delict.

a. Unsur kesalahan yang dirumuskan dengan kata-kata seperti “dengan maksud”, “dengan sengaja”, “yang diketahui / patut diduga olehnya,” dan sebagainya; dan b. Unsur melawan hukum baik yang ditegaskan eksplisit / tertulis dalam

perumusan pasal maupun tidak.

Kendala-kendala yang dihadapi oleh PT. Sinar Mas Cabang Surakarta dalam Menangani Tindak Pidana Penggelapan Kendaraan Bermotor dan Upaya Mengatasinya

Kendala-kendala yang dialami oleh PT. Sinar Mas Cabang Surakarta dalam menangani tindak pidana penggelapan kendaraan bermotor, antara lain :

1. Konsumen Pindah Alamat (tidak diketahui)

Menurut Surveyor PT. Sinar Mas Cabang Surakarta, “Pindah alamat tanpa diketahui di mana alamat barunya, sangat menyulitkan kami untuk melacak keberaan sepeda motor, guna di lakukan penarikan”. Pindah alamat tanpa memberitahukan ke PT. Sinar Mas Cabang Surakarta adalah salah satu bentuk tidak beritikad baiknya konsumen dalam perjanjian pembiayaan konsumen yang telah di tanda-tanganinnya.

(8)

2. Identitas barang telah diubah

Perubahan yang dimaksud adalah seperti nomor mesin dan rangka sepeda motor Yamaha dihapus, sepeda motor yang demikian dikenal dengan sepeda motor bodong. Penghapusan identitas sepeda motor dilakukan agar jaminan tidak diketahui oleh remedial field/dept collektor pada saat akan di lakukan penarikan. Penghapusan nomor mesin dan nomor rangka barang jaminan tersebut biasanya dilakukan terhadap sepeda motor yang bermasalah, kredit macet dan hasil curian. Adapun keberadaan sepeda motor bodong biasanya ada di daerah-daerah atau disekitar kompleks yang jauh dari penegakan hukum berlalu-lintas, dengan demikian mereka bebas menggunakan sepeda motor tersebut tanpa kawahtir ada petugas polisi lalu lintas yang melakukan pemeriksaan sepeda motor.

Upaya yang dilakukan oleh PT. Sinar Mas Cabang Surakarta dalam menangani tindak pidana penggelapan kendaraan bermotor, antara lain :

1. Melibatkan informan tetap atau lepas

Dept collector dalam melaksanakan tugasnya biasanya merekrut informan untuk membantu melacak keberadaan barang jaminan baik di rumah penerima fasilitas atau di tempat yang yakini tempat pengalihan barang jaminan.

2. Ikut terlibat razia bersama pihak berwajib (polisi lalu lintas)

Keterlibatan dalam razia lalu-lintas bersama satuan Polisi lalu lintas di Wilayah hukum Polresta Surakarta untuk mencari barang jaminan, razia adalah satu upaya guna mencari barang jaminan yang sulit di lakukan dari tangan penerima fasilitas atau yang sudah dialihkan. Razia bersama polisi lalu lintas salah satu cara meminimalisasi keributan pada saat melakukan suatu penarikan.

3. Melakukan sweeping

Sweeping dilakukan dengan permohonan bantuan kepada aparat Kepolisian dari Polresta Surakarta pada daerah-daerah yang diduga menjadi tempat pengalihan barang jaminan barang jaminan. Sweeping dilakukan cara terus menerus, terjadwal setiap bulan dan bergilir setiap daerah. Selain sweeping di wilayah kerja PT. Sinar Mas Cabang Surakarta, sweeping juga pernah dilakukan seperti di Kabupaten Wonogiri dan Kabupaten Grobogan, karena daerah-daerah tersebut merupakan daerah perbatasan kota Surakarta, di mana menjadi tempat pengalihan barang jaminan.

4. Melaporkan Ke Kepolisian

Apabila langkah-langkah di atas tidak mampu berhasil dan penerima fasilitas tidak dapat bekerjasama dalam penyelesaian penggelapan sepeda motor, maka laporan ke

(9)

satu cara untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Upaya pelaporan yang dilakukan oleh pihak PT. Sinar Mas Cabang Surakarta kepada pihak kepolisian karena adanya tindak pidana penggelapan diatas, menurut Penulis adalah tidak tepat. Alasannya, dalam perjanjian pembiayaan konsumen dan perjanjian jual beli yang dilakukan bukan termasuk kategori sewa beli dimana jika obyeknya dijual atau digadaikan terjadi tindak pidana penggelapan karena hak milik atas benda baru beralih kepada penyewa beli setelah angsuran terakhir lunas.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, diperoleh kesimpulan bahwa penyebab terjadinya tindak pidana penggelapan kendaraan bermotor di PT. Sinar Mas Cabang Surakarta antara lain berupa faktor intern dan ekstern. Faktor intern berupa mudahnya calon konsymen mendapatkan fasilitas kredit, jumlah uang muka dan angsuran yang terjangkau, adanya kolusi dengan internal perusahaan (karyawan) serta adanya sistem target bagi karyawan. Sedangkan faktor ekstern penyebab terjadinya tindak pidana penggelapan kendaraan bermotor adalah faktor adanya agen (perantara), adanya penadah dan faktor adanya penjamin. Kendala-kendala yang dihadapi oleh PT. Sinar Mas Cabang Surakarta dalam Menangani Tindak Pidana Penggelapan Kendaraan Bermotor adalah kKonsumen pindah alamat (tidak diketahui) serta adanya perubahan identitas kendaraan yaitu nomor mesin dan rangka sepeda motor dihapus. Upaya yang dilakukan oleh PT. Sinar Mas Cabang Surakarta dalam menangani tindak pidana penggelapan kendaraan bermotor, antara lain melibatkan informan tetap atau lepas. ikut terlibat razia bersama pihak berwajib (polisi lalu lintas), melakukan sweeping dengan pihak kepolisian dan melaporkan ke kepolisian dengan tuduhan tindak pidana pengelapan.

DAFTAR PUSTAKA

Adami Chazawi, 2011, Pelajaran Hukum Pidana.Jakarta : Raja Grafindo Persada.

C.S.T. Kansil dan Christine S.T. Kansil, 2000, Pokok-pokok Hukum Pidana Untuk Tiap Orang, Jakarta: Pradnya Paramita.

Joeniarianto dalam Natangsa Surbaki. 2005. Hukum Pidana. Surakarta: UMS. Masruchin Ruba’i, 2003, Asas-asas Hukum Pidana , UM Press, Malang.

Mardjono Reksodiputro, 1999, Paradoks dalam Kriminologi, Rajawali, Jakarta.

Mahmud Mulyadi, 2008, Criminal Policy, Pendekatan Integral Penal Policy dan Non Penal Policy, Pustaka Bangsa Press.

(10)

Moeljatno, 1993, Asas-Asas Hukum Pidana, Rineka Cipta, Jakarta.

Muhamad Sudradjat Bassar, 2006, Tindak-Tindak Pidana Tertentu Di Dalam Kitab Undang-undang Hukum Pidana, Remadja Karya 1984, Jakarta.

Nazution, Az. 1995, Konsumen dan Hukum, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta.

P.A.F. Lamintang dan Theo Lamintang, 2009, Pembahasan KUHAP Menurut Ilmu Pengetahuan Hukum Pidana dan Yurisprudensi. Jakarta: Sinar Grafika.

Rusdihardjo dalam Joeniarianto, 2010, Pengantar Hukum Piedana, dalam http://respository.USU.ac.id diakses Tanggal 25 November 2014. 08.36.

Soejono Soekanto, 1982, Pengantar Penelitian Hukum, UI Press, Jakarta.

Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, 1989, Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat, Raja Grapindo.

Tongat, 2006, Hukum Pidana Materiil, UMM Press. Malang.

Wirjono Prodjodikoro, 2010, Asas-Asas Hukum Pidana di Indonesia, Bandung: Refika.

Undang-Undang :

Republik Indonesia, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Bab XXIV Pasal 372 dan 374 (buku II) tentang

Penggelapan.

Referensi

Dokumen terkait

Menurut survei awal yang telah dilakukan oleh peneliti, faktor-faktor yang menjadi pasien tidak ingin kembali dirawat di RSUD Raden Mattaher Jambi adalah adanya

Hal ini menunjukkan bahwa berat badan lahir rendah dan pendidikan ayah yang rendah merupakan faktor risiko yang berpengaruh terhadap stunting pada anak usia 6-24 bulan di Kota

Berdasarkan hasil dari penelitian, dapat diketahui bahwa bahwa peraturan daerah nomor 20 tahun 2002 dalam penanganan anak jalanan sudah berjalan baik, namun belum maksimal

Klasifikasi menggunakan metode berbasis piksel banyak digunakan pada citra yang memiliki resolusi menengah seperti pada citra Landsat, ALOS, SPOT, yang mana potensi untuk

Berdasarkan hasil penelitian dan manfaat yang diperoleh, maka beberapa saran yang dapat diajukan adalah sebagai berikut 1) Perlu dilakukan penelitian lanjutan

Dari gambar 4.1 dapat diketahui hasil persentase untuk indikator tentang Kosep Dasar KTSP berdasarkan pengetahuan sebesar 88,29% dan termasuk kedalam kriteria sangat baik,

HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini menunjukan bahwa jenis dan komposisi nutrisi media tanam jamur tiram putih memberikan pengaruh yang nyata pada persentase

(sambil menunjuk lubang hidungnya) Jawaban Syifa “ warna apa?” setelah mendengar pertanyaan “ Syifa suka warna apa?” melanggar maksim relevansi, karena jawaban tidak