R EN CA N A P R OG R A M INV ES TASI IN FR A STR U K TU R JAN G K A M EN EN GA H (R PI2 -JM ) KABU PAT EN M A R O S TA HUN 20 15 -2019
B
B
a
a
b
b
V
V
I
I
I
I
I
I
Pada bagian ini menjabarkan rencana pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya yang mencakup empat sektor yaitu pengembangan kawasan permukiman, penataan bangunan dan lingkungan, pengembangan air minum, serta penyehatan lingkungan permukiman. Penjabaran perencanaan teknis untuk tiap-tiap sektor dimulai dari pemetaan isu-isu strategis yang mempengaruhi, penjabaran kondisi eksisting sebagai baseline awal perencanaan, serta permasalahan dan tantangan yang harus diantisipasi. Tahapan berikutnya adalah analisis kebutuhan dan pengkajian terhadap program-program sektoral, dengan mempertimbangkan kriteria kesiapan pelaksanaan kegiatan. Kemudian dilanjutkan dengan merumuskan usulan program dan kegiatan yang dibutuhkan.
8.1. Pengembangan Permukiman
Mengacu pada UU No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman, permukiman didefinisikan sebagai bagian dari lingkungan hunian yang terdiri atas lebih dari satu satuan perumahan yang mempunyai prasarana, sarana, utilitas umum, serta mempunyai penunjang kegiatan fungsi lain di kawasan perkotaan atau perdesaan.
Kegiatan pengembangan permukiman di Kabupaten Maros terdiri dari pengembangan permukiman kawasan perkotaan dan kawasan perdesaan. Pengembangan permukiman kawasan perkotaan terdiri dari pengembangan kawasan permukiman baru dan peningkatan kualitas permukiman kumuh,
R EN CA N A P R OG R A M INV ES TASI IN FR A STR U K TU R JAN G K A M EN EN GA H (R PI2 -JM ) KABU PAT EN M A R O S TA HUN 20 15 -2019
sedangkan untuk pengembangan kawasan perdesaan terdiri dari pengembangan kawasan permukiman perdesaan, kawasan pusat pertumbuhan, serta desa tertinggal.
8.1.1. Arahan Kebijakan dan Lingkup Kegiatan a) Arah Kebijakan
Arahan kebijakan pengembangan permukiman mengacu pada peraturan perundangan, antara lain :
1. Undang-Undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional.
Arahan RPJMN Tahap 3 (2015-2019) menyatakan bahwa pemenuhan kebutuhan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana pendukung bagi seluruh masyarakat terus meningkat, sehingga kondisi tersebut mendorong terwujudnya kota tanpa permukiman kumuh pada awal tahapan RPJMN berikutnya.
2. Undang-Undang No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman.
Pasal 4 mengamanatkan bahwa ruang lingkup penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman juga mencakup penyelenggaraan perumahan (butir c),penyelenggaraan kawasan permukiman (butir d), pemeliharaan dan perbaikan (butir e), serta pencegahan dan peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh dan permukiman kumuh (butir f).
3. Undang-Undang No. 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun.
Pasal 15 mengamanatkan bahwa pembangunan rumah susun umum, rumah susun khusus, dan rumah susun negara merupakan tanggung jawab pemerintah.
4. Peraturan Presiden No. 15 Tahun 2010 tentang Percepatan Penanggulangan Kemiskinan. Peraturan ini menetapkan salah satunya terkait dengan penanggulangan kemiskinan yang diimplementasikan dengan penanggulangan kawasan kumuh.
R EN CA N A P R OG R A M INV ES TASI IN FR A STR U K TU R JAN G K A M EN EN GA H (R PI2 -JM ) KABU PAT EN M A R O S TA HUN 20 15 -2019
5. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 14/PRT/M/2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Tata Ruang. Peraturan ini menetapkan target berkurangnya luas permukiman kumuh di kawasan perkotaan sebesar 10% pada tahun 2014.
8.1.2. Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan, dan Tantangan a) Isu Strategis
Setiap Kabupaten/Kota perlu melakukan identifikasi isu-isu strategis didaerahnya, berikut penjabaran isu-isu strategis pengembangan permukiman di Kabupaten Maros yang disajikan pada Tabel 8.1.
Tabel 8.1.
Isu-Isu Strategis Sektor Pengembangan Permukiman di Kabupaten Maros
No Strategis Keterangan
1
Kedudukan Kawasan Perkotaan Maros baik secara geografis maupun dalam tatanan kebijakan spasial nasional dan provinsi yang menempatkannya sebagai pusat pelayanan regional (Pusat Kegiatan Wilayah; PKW) dalam berbagai kegiatan pembangunan, jelas ini menjadi faktor kuat menarik arus penduduk masuk ke kawasan ini. Kedudukan Kawasan Perkotaan Maros baik secara geografis maupun dalam tatanan kebijakan spasial nasional dan provinsi yang menempatkannya sebagai pusat pelayanan regional (Pusat Kegiatan Wilayah; PKW) dalam berbagai kegiatan pembangunan, jelas ini menjadi faktor kuat menarik arus penduduk masuk ke kawasan ini.
Kota Maros 2
Fungsi dan peran PKW Maros sebagai tempat pemusatan berbagai aktivitas wilayah, seperti pemusatan permukiman perkotaan, pusat pelayanan kegiatan sosial, ekonomi, budaya, dan pemerintahan, tentunya memerlukan pendekatan pola penanganan yang lebih terpadu, terintegrasi, komprehensif, dan berkelanjutan guna mewadahi aktivitas masyarakat dalam satu tatanan pengaturan pemanfaatan ruang yang harmonis, nyaman, dan produktif, sehingga dalam mengelola kawasan perkotaan Maros ini perlu melibatkan berbagai sektor pembangunan. Penting bagi kawasan perkotaan ini menjadikan bidang ke-ciptakaryaan sebagai katalisator penciptaan lingkungan perkotaan yang layak huni. 3
Orientasi kawasan perkotaan pada Kawasan Perkotaan lingkungan yang layak huni. dimana berkembang kelompok di permukiman kumuh yang kondisinya cukup memprihatinkan utamanya dari aspek prasarana dan sarana dasar lingkungan permukiman.
4
Alokasi realisasi program peningkatan kualitas lingkungan permukiman pada Kawasan Perkotaan Maros ini belum mampu mengatasi secara signifikan permasalahan-permasalahan di seputar permukiman perkotaan, terutama kawasan permukiman masyarakat berpenghasilan rendah.
5
Kawasan perkotaan Maros menjadi pusat distribusi pergerakan lintas provinsi yang tentunya menjadikan kawasan ini sebagai tempat transit bagi pelintas di jalur trans sulawei tersebut.
R EN CA N A P R OG R A M INV ES TASI IN FR A STR U K TU R JAN G K A M EN EN GA H (R PI2 -JM ) KABU PAT EN M A R O S TA HUN 20 15 -2019 b) Kondisi Eksisting
Kondisi prasarana dan sarana permukiman secara kuantitas menyebar baik diperkotaan maupun di daerah pedesaan seperti peningkatan kualitas lingkungan perumahan kota, pembangunan infrastruktur pedesaan seperti peningkatan jalan/jembatan desa, ketersediaan air minum dan sanitasi serta fasiilitas umum lainnya. Ditinjau dari tingkat penyediaan PSD masih menunjukkan adanya indikator keterbatasan berkaitan dengan tingkat kebutuhan pelayanan kepada masyarakat terutama di daerah pedesaan Program/kegiatan pembangunan permukiman berdasarkan tingkat permasalahan sosial ekonomi masayarakat baik perkotaan maupun di pedesan seperti peningkatan kualitas permukiman kumuh perkotaan/ nelayan, pembangunan infrastruktur pedesaan, yang lebih baik diperioritaskan pada desa – desa tertinggal dan pengembangan wilayah kecamatan terisolir.
Tabel 8.2. PERDA yang terkait Pengembangan Permukiman di Kabupaten Maros
No PERDA
1 Perda Kabupaten Maros tentang Rencana Program Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Maros
2 Perda Kabupaten Maros tentang Rencana Program Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Maros;
3 Perda Kabupaten Maros tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Maros Tahun 2011 - 2030;
Sumber: SPPIP Perkotaan Maros 2012
Tabel 8.3. Kondisi Eksisting Penduduk Miskin di Kawasan Perkotaan Maros
No Kecamatan Jumlah
Penduduk
Keluarga Miskin (KK) Tahun 2011
Jumlah Persen
Turikale 41,294.00 5,805.00 14.06
Maros Baru 23,840.00 7,062.00 29.62
Lau 24,208.00 10,555.00 43.60
R EN CA N A P R OG R A M INV ES TASI IN FR A STR U K TU R JAN G K A M EN EN GA H (R PI2 -JM ) KABU PAT EN M A R O S TA HUN 20 15 -2019 c) Permasalahan
Masalah permukiman dapat dilihat pada dinamika perkembangan kota dan wilayah, serta konflik di dalam kehidupan bermasyarakat. Permasalahan pembangunan permukiman di Kabupaten Maros adalah :
1. Masih Luasnya Kawasan kumuh sebagai permukiman tidak layak huni sehingga dapat menyebabkan terjadinya degradasi lingkungan dan pelayanan infrastruktur yang masih terbatas.
2. Masih terbatasnya prasarana sarana dasar pada daerah tertinggal, pulau kecil, daerah terpencil, dan kawasan perbatasan.
3. Belum berkembangnya Kawasan Perdesaan Potensial.
4. Aspek kelembagaan, aspek pendanaan dan aspek peran serta masyarakat.
d) Tantangan
Secara umum yang menjadi tantangan pembangunan dan pengembangan permukiman di Kabupaten Maros dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Kelembagaan daerah yang menangani bidang kecipta-karyaan masih lemah dalam penyelenggaraan pembangunan dan pengembangan permukiman.
2. Percepatan peningkatan pelayanan kepada masyarakat.
3. Pelaksanaan pembangunan bidang perumahan/ permukiman belum optimal, hal ini dipengaruhi oleh faktor ketersediaan sumberdaya manusia, organisasi, ketatalaksanaan, serta dukungan prasarana dan sarana dasar.
4. Aspek pembiayaan pembangunan perumahan dan permukiman, dalam hal ini mengintensifkan pembiayaan melalui sumber-sumber pembiayaan dari pihak swasta dan swadaya masyarakat, tentunya didukung oleh APBD Kabupaten, APBD Provinsi, APBN.
5. Perhatian Pemerintah Daerah terhadap pembangunan bidang Cipta Karya yang masih rendah
R EN CA N A P R OG R A M INV ES TASI IN FR A STR U K TU R JAN G K A M EN EN GA H (R PI2 -JM ) KABU PAT EN M A R O S TA HUN 20 15 -2019
6. Aspek peran serta masyarakat, lemahnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya partisipasi sebagai pendampingan dalam pengembangan permukiman baik secara individual maupun organisasi masyarakat yang ada.
7. Penguatan Sinergi SPPIP/RPKPP dalam penyusunan RPIJM
Kabupaten
8.1.3. Analisis Kebutuhan Pengembangan Permukiman
Permasalahan yang dihadapi dalam pengembangan permukiman di Kabupaten Maros, yaitu dari aspek kelembagaan, aspek pendanaan dan aspek peran serta masyarakat, maka sehubungan dengan hal tersebut ada beberapa alternatif pemecahan masalah yang direkomendasikan sebagai berikut :
1. Kelembagaan yang menangani bidang kecipta-karyaan khususnya pengembangan permukiman yang didukung dengan uraian tugas dan fungsi (tupoksi) yang jelas serta penempatan tenaga pelaksana sesuai dengan latar belakang pendidikan dan pengalaman kerja yang dimiliki. 2. Adanya pengorganisasian pendanaan dari berbagai sumber (APBD
Kabupaten, APBD Provinsi, APBN dan Swadaya) yang pelaksanaannya oleh Satker berada dalam SKPD.
3. Peningkatan peran serta masyarakat dalam menangani program/ kegiatan pengembangan permukiman baik individu maupun organisasi masyarakat.
4. Optimalisasi peningkatan peran serta swasta dalam penyelenggaraan pembangunan sektor perumahan dan permukiman.
8.1.4. Program-Program Sektor Pengembangan Permukiman 1. Pembinaan Pengembangan Permukiman
a. Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)
b. Penyusunan Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP)
R EN CA N A P R OG R A M INV ES TASI IN FR A STR U K TU R JAN G K A M EN EN GA H (R PI2 -JM ) KABU PAT EN M A R O S TA HUN 20 15 -2019
2. Infrastruktur Kawasan Pemukiman Perkotaan
Peningkatan Infrastruktur Kawasan Permukiman Kumuh
Peningkatan Infrastruktur Kawasan RSH 3. Rusunawa Beserta Infrstuktur Pendukungnya 4. Infrastruktur Kawasan Permukiman Perdesaan
Pembangunan/Peningkatan Kawasan Permukiman Perdesaan Potensial
Infrastruktur Kawasan Permukiman Rawan Bencana
Infrastruktur Kawasan Pemukiman di Perbatasan dan Pulau terluar 5. Pemberdayaan Masyarakat (PPIP, PISEW, dan RIS PNPM).
Kriteria Kesiapan (Readiness Criteria) Dalam pengembangan permukiman terdapat kriteria yang menentukan, yang terdiri dari kriteria umum dan khusus, sebagai berikut :
1. Umum
Ada rencana kegiatan rinci yang diuraikan secara jelas.
Indikator kinerja sesuai dengan yang ditetapkan dalam Renstra. Kesiapan lahan (sudah tersedia).
Sudah tersedia DED.
Tersedia Dokumen Perencanaan Berbasis Kawasan (SPPIP, RPKPP, Masterplan Kws. Agropolitan & Minapolitan, dan KSK)
Tersedia Dana Daerah untuk Urusan Bersama (DDUB) dan dana daerah untuk pembiayaan komponen kegiatan sehingga sistem bisa berfungsi. Ada unit pelaksana kegiatan.
Ada lembaga pengelola pasca konstruksi. 2. Khusus
a) Rusunawa
Kesediaan Pemda utk penandatanganan MoA Dalam Rangka penanganan Kws. Kumuh
Kesanggupan Pemda untuk menyediakan Sambungan Listrik, Air Bersih, dan PSD lainnya
R EN CA N A P R OG R A M INV ES TASI IN FR A STR U K TU R JAN G K A M EN EN GA H (R PI2 -JM ) KABU PAT EN M A R O S TA HUN 20 15 -2019 b) PNPM Perkotaan
Lokasi adalah kelurahan perkotaan mengacu data PODES 2008 dan sudah ditetapkan oleh Menko Kesra
Kel. perkotaan dengan penduduk miskin ≥ 10%
Dipilih kelurahan yang belum mendapatkan 3 kali putaran BLM dan yang sudah, tetapi jumlah KK miskin ≥ 25%
Kab/Kota menyediakan : o DDUB sebesar 20 – 30%
o BOP minimal 5% dari pagu BLM kab/kota
Provinsi menyediakan BOP 1% dari Pagu BLM Provinsi c) RIS PNPM
Sudah ada kesepakatan dengan Menkokesra.
Desa di kecamatan yang tidak ditangani PNPM Inti lainnya. Tingkat kemiskinan desa >25%.
Bupati menyanggupi mengikuti pedoman dan menyediakan BOP minimal 5% dari BLM.
d) PPIP
Hasil pembahasan dengan Komisi V - DPR RI
Usulan bupati, terutama kabupaten tertinggal yang belum ditangani program Cipta Karya lainnya
Kabupaten reguler/sebelumnya dengan kinerja baik Tingkat kemiskinan desa >25%
Sasaran yang dicapai dalam pembangunan permukiman di Kabupaten Maros memasuki tahun 2013 adalah Peningkatan kualitas lingkungan pemukiman kumuh perkotaan di Kecamatan Turikale sebagai prioritas utama dalam pembangunan strategis kawasan perkotaan di Kabupaten Maros. Peningkatan kualitas permukiman tersebut dilakukan dengan peningkatan infrastruktur permukiman, seperti pembangunan prasarana jaringan jalan lingkungan, peningkatan pelayanan air minum, pembangunan sistem pengelolaan limbah/ sanitasi lingkungan, serta pengelolaan persampahan.
R EN CA N A P R OG R A M INV ES TASI IN FR A STR U K TU R JAN G K A M EN EN GA H (R PI2 -JM ) KABU PAT EN M A R O S TA HUN 20 15 -2019
Pembangunan dari komponen sektor keciptakaryaan tersebut akan menjadi tolak ukur peningkatan kualitas lingkungan permukiman kumuh perkotaan. Berikut Uraian Rencana Kegiatan Prioritas Keciptakaryaan sektor Pengembangan Permukiman di Kabupaten Maros yang diperlihatkan pada Tabel 8.4.
Tabel 8.4. Usulan Prioritas Pembangunan Infrastruktur Sektor Pengembangan Kawasan Permukiman Kabupaten Maros 2014-2018
NO OUTPUT / SUB OUTPUT DETAIL LOKASI ANGGARAN TAHUN
1 2 3 4
I PERATURAN PENGEMBANGAN
PERMUKIMAN
a Peraturan Pengembangan Permukiman
II LAPORAN PEMBINAAN PENGEMBANGAN
PERMUKIMAN
a Draft NSPK Daerah Bidang Permukiman
b
Laporan Fasilitasi Penguatan Kapasitas Pemerintah Daerah dalam Bidang
Permukiman
c
STRATEGI PEMBANGUNAN
PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN (SPPIP)
d RENCANA PENGEMBANGAN KAWASAN
PERKOTAAN DAN PERDESAAN (RPKPP)
RENCANA PENGEMBANGAN KAWASAN PERKOTAAN DAN PERDESAAN (RPKPP) Kws Bantaran Sungai & sekitar pasar Maros Kec Maros Baru
Kws Maros Baru 2015
III LAPORAN PENGAWASAN
PENGEMBANGAN PERMUKIMAN
a Laporan Pengawasan Pengembangan
Permukiman IV INFRASTRUKTUR KAWASAN PERMUKIMAN PERKOTAAN a INFRASTRUKTUR KAWASAN PERMUKIMAN KUMUH Penataan/Peningkatan Infrastruktur
Permukiman Kawasan Kumuh Kws Lau 2014
Penataan/Peningkatan Infrastruktur
R EN CA N A P R OG R A M INV ES TASI IN FR A STR U K TU R JAN G K A M EN EN GA H (R PI2 -JM ) KABU PAT EN M A R O S TA HUN 20 15 -2019
NO OUTPUT / SUB OUTPUT DETAIL LOKASI TAHUN
ANGGARAN Baru
Penataan/Peningkatan Infrastruktur
Permukiman Kawasan Kumuh Kws Maros Baru
2015
Penataan/Peningkatan Infrastruktur
Permukiman Kawasan Kumuh Kws Maros Baru
2016
b INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN RSH
YANG MENINGKAT KUALITASNYA
1 Penataan/Peningkatan Infrastruktur
Permukiman RSH Maccopa Kec Mandai 2014
2 Penataan/Peningkatan Infrastruktur Permukiman RSH Tamarunang Kec Turikale 2014 Penataan/Peningkatan Infrastruktur Permukiman RSH Maccopa 2015 Penataan/Peningkatan Infrastruktur
Permukiman RSH Maccopa 2016
V RUSUNAWA BESERTA INFRASTRUKTUR
PENDUKUNGNYA
Pembangunan Rusunawa Beserta
Inrastruktur Pendukungnya Kws Maros Baru 2014 Pembangunan Rusunawa Beserta
Inrastruktur Pendukungnya Kws Maros Baru 2015 Pembangunan Rusunawa Beserta
Inrastruktur Pendukungnya Kws Maros Baru 2016 Pembangunan Rusunawa Beserta
Inrastruktur Pendukungnya Kws Mandai 2016
VI INFRASTRUKTUR KAWASAN
PERMUKIMAN PERDESAAN
a
INFRASTRUKTUR KAWASAN
PERMUKIMAN PERDESAAN POTENSIAL YANG MENINGKAT KUALITASNYA
1 Peningkatan Infrastruktur Pemukiman
Perdesaan Kws Bontoa Kec Bontoa
2 Peningkatan jalan Pedesaan Kws Pucak Kec
Tompobulu Kec Tompobulu
3
Peningkatan jalan Pedesaan Desa Bonto
Marannu Kec. Lau Desa Bonto
Marannu Kec. Lau 2014 Pembuatan Jembatan Pedesaan Desa Bonto
Marannu Kec. Lau 4
Peningkatan jalan Pedesaan Desa Marannu
Kec. Lau Desa Marannu
Kec. Lau 2014
R EN CA N A P R OG R A M INV ES TASI IN FR A STR U K TU R JAN G K A M EN EN GA H (R PI2 -JM ) KABU PAT EN M A R O S TA HUN 20 15 -2019
NO OUTPUT / SUB OUTPUT DETAIL LOKASI TAHUN
ANGGARAN Marannu Kec. Lau
5
Peningkatan jalan Pedesaan Kelurahan
Allepolea Kec. Lau Kelurahan
Allepolea Kec. Lau
2014 Pembuatan Jembatan Pedesaan Kelurahan
Allepolea Kec. Lau 6
Peningkatan jalan Pedesaan Kelurahan
Mattirodeceng Kec. Lau Kelurahan
Mattirodeceng Kec. Lau
2014 Pembuatan Jembatan Pedesaan Kelurahan
Mattirodeceng Kec. Lau 7
Peningkatan jalan Pedesaan Kelurahan
Maccini Baji Kec. Lau Kelurahan
Maccini Baji Kec. Lau
2014 Pembuatan Jembatan Pedesaan Kelurahan
Maccini Baji Kec. Lau 8
Peningkatan jalan Pedesaan Kelurahan
Soreang Kec. Lau Kelurahan
Soreang Kec. Lau 2014 Pembuatan Jembatan Pedesaan Kelurahan
Soreang Kec. Lau 9
Peningkatan jalan Pedesaan Desa Ampekale
Kec. Bontoa Desa Ampekale
Kec. Bontoa 2014 Pembuatan Jembatan Pedesaan Desa
Ampekale Kec. Bontoa 10
Peningkatan jalan Pedesaan Desa Bonto
Lempengan Kec. Bontoa Desa Bonto
Lempengan Kec. Bontoa
2014 Pembuatan Jembatan Pedesaan Desa Bonto
Lempengan Kec. Bontoa 11
Peningkatan jalan Pedesaan Desa
Pajukukang Kec. Bontoa Desa Pajukukang
Kec. Bontoa 2014 Pembuatan Jembatan Pedesaan Desa
Pajukukang Kec. Bontoa 12
Peningkatan jalan Pedesaan Desa Salenrang
Kec. Bontoa Desa Salenrang
Kec. Bontoa 2014 Pembuatan Jembatan Pedesaan Desa
Salenrang Kec. Bontoa 13
Peningkatan jalan Pedesaan Desa Minasa
Upa Kec. Bontoa Desa Minasa
Upa Kec. Bontoa 2014 Pembuatan Jembatan Pedesaan Desa
Minasa Upa Kec. Bontoa 14
Peningkatan jalan Pedesaan Desa Tupabiring
Kec. Bontoa Desa Tupabiring
Kec. Bontoa 2014 Pembuatan Jembatan Pedesaan Desa
Tupabiring Kec. Bontoa
R EN CA N A P R OG R A M INV ES TASI IN FR A STR U K TU R JAN G K A M EN EN GA H (R PI2 -JM ) KABU PAT EN M A R O S TA HUN 20 15 -2019
NO OUTPUT / SUB OUTPUT DETAIL LOKASI TAHUN
ANGGARAN Pembuatan Jembatan Pedesaan Desa
Tunikamaseang Kec Bontoa
Kec Bontoa
16
Peningkatan jalan Pedesaan Kelurahan
Bontoa Kec Bontoa Kelurahan Bontoa
Kec Bontoa 2014 Pembuatan Jembatan Pedesaan Kelurahan
Bontoa Kec Bontoa 17
Peningkatan jalan Pedesaan Kelurahan
Bonto Bahari Kec Bontoa Kelurahan Bonto Bahari Kec
Bontoa
2014 Pembuatan Jembatan Pedesaan Kelurahan
Bonto Bahari Kec Bontoa 18
Peningkatan jalan Pedesaan Desa Allatengae
Kec. Bantimurung Desa Allatengae
Kec. Bantimurung 2014 Pembuatan Jembatan Pedesaan
19
Peningkatan jalan Pedesaan Desa Baruga
Kec. Bantimurung Desa Baruga
Kec. Bantimurung 2014 Pembuatan Jembatan Pedesaan
20
Peningkatan jalan Pedesaan Desa Minasa
Baji Kec. Bantimurung Desa Minasa Baji
Kec. Bantimurung 2014 Pembuatan Jembatan Pedesaan
21
Peningkatan jalan Pedesaan Desa
Mangeloreng Kec. Bantimurung Mangeloreng Desa Kec. Bantimurung
2014 Pembuatan Jembatan Pedesaan
22
Peningkatan jalan Pedesaan Desa
Mangeloreng Kec. Bantimurung Mangeloreng Desa Kec. Bantimurung
2014 Pembuatan Jembatan Pedesaan
23
Peningkatan jalan Pedesaan Kelurahan
Kalabirang Kec. Bantimurung Kalabirang Kec. Kelurahan Bantimurung
2014 Pembuatan Jembatan Pedesaan
24
Peningkatan jalan Pedesaan Kelurahan
Leang-Leang Kec. Bantimurung Kelurahan Leang-Leang Kec. Bantimurung
2014 Pembuatan Jembatan Pedesaan
25
Peningkatan jalan Pedesaan Desa
Abbulosibatang Kec. Marusu Abbulosibatang Desa Kec. Marusu
2014 Pembuatan Jembatan Pedesaan
26
Peningkatan jalan Pedesaan Desa
Bontomate'ne Kec. Marusu Bontomate'ne Desa Kec. Marusu
2014 Pembuatan Jembatan Pedesaan
27
Peningkatan jalan Pedesaan Desa
Pa'bentengan Kec. Marusu Pa'bentengan Desa Kec. Marusu
2014 Pembuatan Jembatan Pedesaan
R EN CA N A P R OG R A M INV ES TASI IN FR A STR U K TU R JAN G K A M EN EN GA H (R PI2 -JM ) KABU PAT EN M A R O S TA HUN 20 15 -2019
NO OUTPUT / SUB OUTPUT DETAIL LOKASI TAHUN
ANGGARAN
28
Peningkatan jalan Pedesaan Desa Ma'rumpa
Kec. Marusu Desa Ma'rumpa
Kec. Marusu 2014 Pembuatan Jembatan Pedesaan
29
Peningkatan jalan Pedesaan Desa
Tellumpoccoe Kec. Marusu Tellumpoccoe Desa Kec. Marusu
2014 Pembuatan Jembatan Pedesaan
30
Peningkatan jalan Pedesaan Desa
Temmappaduae Kec. Marusu Temmappaduae Desa Kec. Marusu
2014 Pembuatan Jembatan Pedesaan
31
Peningkatan jalan Pedesaan Desa
Nisombalia Kec. Marusu Desa Nisombalia
Kec. Marusu 2014 Pembuatan Jembatan Pedesaan
32
Peningkatan jalan Pedesaan Desa Allaere
Kec. Tanralili Desa Allaere Kec.
Tanralili 2014 Pembuatan Jembatan Pedesaan
33
Peningkatan jalan Pedesaan Desa
Purnakarya Kec. Tanralili Desa Purnakarya
Kec. Tanralili 2014 Pembuatan Jembatan Pedesaan
34
Peningkatan jalan Pedesaan Desa Sudirman
Kec. Tanralili Desa Sudirman
Kec. Tanralili 2014 Pembuatan Jembatan Pedesaan
35
Peningkatan jalan Pedesaan Desa Damai
Kec. Tanralili Desa Damai Kec.
Tanralili 2014 Pembuatan Jembatan Pedesaan
36
Peningkatan jalan Pedesaan Desa
Kurusumange Kec. Tanralili Kurusumange Desa Kec. Tanralili
2014 Pembuatan Jembatan Pedesaan
37
Peningkatan jalan Pedesaan Desa
Lekopancing Kec. Tanralili Lekopancing Kec. Desa Tanralili
2014 Pembuatan Jembatan Pedesaan
38
Peningkatan jalan Pedesaan Desa
Toddopitue Kec. Tanralili Desa Toddopitue
Kec. Tanralili 2014 Pembuatan Jembatan Pedesaan
39
Peningkatan jalan Pedesaan Kelurahan
Borong Kec. Tanralili Kelurahan Borong
Kec. Tanralili 2014 Pembuatan Jembatan Pedesaan
40
Peningkatan jalan Pedesaan Desa
Borimasunggu Kec. Maros Baru Borimasunggu Desa Kec. Maros Baru
2014 Pembuatan Jembatan Pedesaan
R EN CA N A P R OG R A M INV ES TASI IN FR A STR U K TU R JAN G K A M EN EN GA H (R PI2 -JM ) KABU PAT EN M A R O S TA HUN 20 15 -2019
NO OUTPUT / SUB OUTPUT DETAIL LOKASI TAHUN
ANGGARAN
41
Peningkatan jalan Pedesaan Desa
Borikamase Kec. Maros Baru Desa Borikamase
Kec. Maros Baru 2014 Pembuatan Jembatan Pedesaan
42
Peningkatan jalan Pedesaan Desa
Majannang Kec. Maros Baru Desa Majannang
Kec. Maros Baru 2014 Pembuatan Jembatan Pedesaan
43
Peningkatan jalan Pedesaan Desa Mattirotasi
Kec. Maros Baru Desa Mattirotasi
Kec. Maros Baru 2014 Pembuatan Jembatan Pedesaan
44
Peningkatan jalan Pedesaan Kelurahan Baju
Bodoa Kec. Maros Baru Kelurahan Baju Bodoa Kec. Maros Baru
2014 Pembuatan Jembatan Pedesaan
45
Peningkatan jalan Pedesaan Kelurahan Baji
Pamai Kec. Maros Baru Baji Pamai Kec.
Maros Baru 2014 Pembuatan Jembatan Pedesaan
46
Peningkatan jalan Pedesaan Kelurahan
Pallantikang Kec. Maros Baru Pallantikang Kec. Kelurahan Maros Baru
2014 Pembuatan Jembatan Pedesaan
47
Peningkatan jalan Pedesaan Desa Bonto
Tallasa Kec. Simbang Tallasa Kec. Desa Bonto Simbang
2015 Pembuatan Jembatan Pedesaan
48
Peningkatan jalan Pedesaan Desa Simbang
Kec. Simbang Desa Simbang
Kec. Simbang 2015 Pembuatan Jembatan Pedesaan
49
Peningkatan jalan Pedesaan Desa Sambueja
Kec. Simbang Desa Sambueja
Kec. Simbang 2015 Pembuatan Jembatan Pedesaan
50
Peningkatan jalan Pedesaan Desa Samangki
Kec. Simbang Desa Samangki
Kec. Simbang 2015 Pembuatan Jembatan Pedesaan
51
Peningkatan jalan Pedesaan Desa Jene
Taesa Kec. Simbang Desa Jene Taesa
Kec. Simbang 2015 Pembuatan Jembatan Pedesaan
52
Peningkatan jalan Pedesaan Desa Tanete
Kec. Simbang Desa Tanete Kec.
Simbang 2015
Pembuatan Jembatan Pedesaan 53
Peningkatan jalan Pedesaan Desa
Bontomangai Kec. Mandai Bontomangai Kec. Desa Mandai
2015 Pembuatan Jembatan Pedesaan
R EN CA N A P R OG R A M INV ES TASI IN FR A STR U K TU R JAN G K A M EN EN GA H (R PI2 -JM ) KABU PAT EN M A R O S TA HUN 20 15 -2019
NO OUTPUT / SUB OUTPUT DETAIL LOKASI TAHUN
ANGGARAN
54
Peningkatan jalan Pedesaan Desa
Pattontongang Kec. Mandai Pattontongang Desa Kec. Mandai
2015 Pembuatan Jembatan Pedesaan
55
Peningkatan jalan Pedesaan Desa
Tenrigangkae Kec. Mandai Tenrigangkae Desa Kec. Mandai
2015 Pembuatan Jembatan Pedesaan
56
Peningkatan jalan Pedesaan Desa Mate'ne
Kec. Mandai Desa Mate'ne
Kec. Mandai 2015 Pembuatan Jembatan Pedesaan
57
Peningkatan jalan Pedesaan Kelurahan
Bontoa Kec. Mandai Kelurahan Bontoa
Kec. Mandai 2015 Pembuatan Jembatan Pedesaan
58
Peningkatan jalan Pedesaan Kelurahan
Hasanuddin Kec. Mandai Hasanuddin Kec. Kelurahan Mandai
2015 Pembuatan Jembatan Pedesaan
59
Peningkatan jalan Pedesaan Desa Benteng
Gajah Kec. Tompobulu Desa Benteng
Gajah Kec. Tompobulu
2016 Pembuatan Jembatan Pedesaan Desa
Benteng Gajah Kec. Tompobulu 60
Peningkatan jalan Pedesaan Desa
Bontomanai Kec. Tompobulu Desa Bontomanai
Kec. Tompobulu 2016 Pembuatan Jembatan Pedesaan Desa
Bontomanai Kec. Tompobulu 61
Peningkatan jalan Pedesaan Desa
Bontomatinggi Kec. Tompobulu Desa
Bontomatinggi Kec. Tompobulu
2016 Pembuatan Jembatan Pedesaan Desa
Bontomatinggi Kec. Tompobulu 62
Peningkatan jalan Pedesaan Desa
Bontosamba Kec. Tompobulu Desa
Bontosamba Kec. Tompobulu
2016 Pembuatan Jembatan Pedesaan Desa
Bontosamba Kec. Tompobulu 63
Peningkatan jalan Pedesaan Desa
Bontomanurung Kec. Tompobulu Desa
Bontomanurung Kec. Tompobulu
2016 Pembuatan Jembatan Pedesaan Desa
Bontomanurung Kec. Tompobulu 64
Peningkatan jalan Pedesaan Desa Pucak
Kec. Tompobulu Desa Pucak Kec.
Tompobulu 2016
Pembuatan Jembatan Pedesaan Desa Pucak Kec. Tompobulu
65 Peningkatan jalan Pedesaan DesaToddolimae Kec. Tompobulu
DesaToddolimae
R EN CA N A P R OG R A M INV ES TASI IN FR A STR U K TU R JAN G K A M EN EN GA H (R PI2 -JM ) KABU PAT EN M A R O S TA HUN 20 15 -2019
NO OUTPUT / SUB OUTPUT DETAIL LOKASI TAHUN
ANGGARAN Pembuatan Jembatan Pedesaan
DesaToddolimae Kec. Tompobulu 66
Peningkatan jalan Pedesaan Desa
Tompobulu Kec. Tompobulu Desa Tompobulu
Kec. Tompobulu 2016 Pembuatan Jembatan Pedesaan Desa
Tompobulu Kec. Tompobulu 67
Peningkatan jalan Pedesaan Desa Barugae
Kec. Tompobulu Desa Barugae
Kec. Tompobulu 2016 Pembuatan Jembatan Pedesaan Desa
Barugae Kec. Tompobulu 68
Peningkatan jalan Pedesaan Desa Bentenge
Kec. Tompobulu Desa Bentenge
Kec. Tompobulu 2016 Pembuatan Jembatan Pedesaan Desa
Bentenge Kec. Tompobulu 69
Peningkatan jalan Pedesaan Desa Batu Putih
Kec. Tompobulu Desa Batu Putih
Kec. Tompobulu 2016 Pembuatan Jembatan Pedesaan Kec.
Tompobulu 70
Peningkatan jalan Pedesaan Desa Padaelo
Kec. Tompobulu Desa Padaelo
Kec. Tompobulu 2016 Pembuatan Jembatan Pedesaan Desa
Padaelo Kec. Tompobulu 71
Peningkatan jalan Pedesaan Desa Samaenre
Kec. Tompobulu Desa Samaenre
Kec. Tompobulu 2016 Pembuatan Jembatan Pedesaan Desa
Samaenre Kec. Tompobulu 72
Peningkatan jalan Pedesaan Desa Gattarang
Matinggi Kec. Tompobulu Desa Gattarang
Matinggi Kec. Tompobulu
2016 Pembuatan Jembatan Pedesaan Desa
Gattarang Matinggi Kec. Tompobulu 73
Peningkatan jalan Pedesaan Desa
Matampapole Kec. Tompobulu Desa
Matampapole Kec. Tompobulu
2016 Pembuatan Jembatan Pedesaan Desa
Matampapole Kec. Tompobulu 74
Peningkatan jalan Pedesaan Desa
Tellumpanuae Kec. Tompobulu Desa
Tellumpanuae Kec. Tompobulu
2016 Pembuatan Jembatan Pedesaan Desa
Tellumpanuae Kec. Tompobulu 75
Peningkatan jalan Pedesaan Desa Uludaya
Kec. Tompobulu Desa Uludaya
Kec. Tompobulu 2016 Pembuatan Jembatan Pedesaan Desa
Uludaya Kec. Tompobulu
R EN CA N A P R OG R A M INV ES TASI IN FR A STR U K TU R JAN G K A M EN EN GA H (R PI2 -JM ) KABU PAT EN M A R O S TA HUN 20 15 -2019
NO OUTPUT / SUB OUTPUT DETAIL LOKASI TAHUN
ANGGARAN
Waru Kec. Tompobulu Waru Kec.
Tompobulu Pembuatan Jembatan Pedesaan Desa
Wanua Waru Kec. Tompobulu 77
Peningkatan jalan Pedesaan Kelurahan
Sabila Kec. Tompobulu Kelurahan Sabila
Kec. Tompobulu 2016 Pembuatan Jembatan Pedesaan Kelurahan
Sabila Kec. Tompobulu 78
Peningkatan jalan Pedesaan Desa Bajipamai
Kec. Cenrana Desa Bajipamai
Kec. Cenrana 2016 Pembuatan Jembatan Pedesaan Desa
Bajipamai Kec. Cenrana 79
Peningkatan jalan Pedesaan Desa
Rompegading Kec. Cenrana Desa
Rompegading Kec. Cenrana
2016 Pembuatan Jembatan Pedesaan Desa
Rompegading Kec. Cenrana 80
Peningkatan jalan Pedesaan Desa Cenrana
Baru Kec. Cenrana Desa Cenrana
Baru Kec. Cenrana
2016 Pembuatan Jembatan Pedesaan Desa
Cenrana Baru Kec. Cenrana 81
Peningkatan jalan Pedesaan Desa Lima
poccoe Kec. Cenrana Desa Lima
poccoe Kec. Cenrana
2016 Pembuatan Jembatan Pedesaan Desa Lima
poccoe Kec. Cenrana 82
Peningkatan jalan Pedesaan Desa Labuaja
Kec. Cenrana Desa Labuaja
Kec. Cenrana 2016 Pembuatan Jembatan Pedesaan Desa
Labuaja Kec. Cenrana 83
Peningkatan jalan Pedesaan Desa
Lebbotengae Kec. Cenrana Desa
Lebbotengae Kec. Cenrana
2016 Pembuatan Jembatan Pedesaan Desa
Lebbotengae Kec. Cenrana 84
Peningkatan jalan Pedesaan Desa Laiya Kec.
Cenrana Desa Laiya Kec.
Cenrana 2016
Pembuatan Jembatan Pedesaan Desa Laiya Kec. Cenrana
85
Peningkatan jalan Pedesaan Desa
Bontomarannu Kec. Moncongloe Desa
Bontomarannu Kec. Moncongloe
2016 Pembuatan Jembatan Pedesaan Desa
Bontomarannu Kec. Moncongloe 86
Peningkatan jalan Pedesaan Desa Bonto
Bunga Kec. Moncongloe Desa Bonto
Bunga Kec. Moncongloe
2016 Pembuatan Jembatan Pedesaan Desa Bonto
R EN CA N A P R OG R A M INV ES TASI IN FR A STR U K TU R JAN G K A M EN EN GA H (R PI2 -JM ) KABU PAT EN M A R O S TA HUN 20 15 -2019
NO OUTPUT / SUB OUTPUT DETAIL LOKASI TAHUN
ANGGARAN
87
Peningkatan jalan Pedesaan Desa
Moncongloe Kec. Moncongloe Desa Moncongloe
Kec. Moncongloe 2016 Pembuatan Jembatan Pedesaan Desa
Moncongloe Kec. Moncongloe 88
Peningkatan jalan Pedesaan Desa
Moncongloe lappara Kec. Moncongloe Moncongloe lappara Kec. Moncongloe
2016 Pembuatan Jembatan Pedesaan Desa
Moncongloe lappara Kec. Moncongloe 89
Peningkatan jalan Pedesaan Desa
Moncongloe bulu Kec. Moncongloe Desa Moncongloe bulu Kec. Moncongloe
2016 Pembuatan Jembatan Pedesaan Desa
Moncongloe bulu Kec. Moncongloe 90
Peningkatan jalan Pedesaan Desa Benteng
Kec. Camba Desa Benteng
Kec. Camba 2017 Pembuatan Jembatan Pedesaan Desa
Benteng Kec. Camba 91
Peningkatan jalan Pedesaan Desa
pettanyameng Kec. Camba Desa
pettanyameng Kec. Camba
2017 Pembuatan Jembatan Pedesaan Desa
pettanyameng Kec. Camba 92
Peningkatan jalan Pedesaan Desa Sawaru
Kec. Camba Desa Sawaru
Kec. Camba 2017 Pembuatan Jembatan Pedesaan Desa
Sawaru Kec. Camba 93
Peningkatan jalan Pedesaan Desa Cenrana
Kec. Camba Desa Cenrana
Kec. Camba 2017 Pembuatan Jembatan Pedesaan Desa
Cenrana Kec. Camba 94
Peningkatan jalan Pedesaan Desa
Mattirodeceng Kec. Camba Desa
Mattirodeceng Kec. Camba
2017 Pembuatan Jembatan Pedesaan Desa
Mattirodeceng Kec. Camba 95
Peningkatan jalan Pedesaan Desa
Timpuseng Kec. Camba Desa Timpuseng
Kec. Camba 2017 Pembuatan Jembatan Pedesaan Desa
Timpuseng Kec. Camba 96
Peningkatan jalan Pedesaan Kelurahan
Cempaniga Kec. Camba Kelurahan
Cempaniga Kec. Camba
2017 Pembuatan Jembatan Pedesaan Kelurahan
Cempaniga Kec. Camba 97
Peningkatan jalan Pedesaan Kelurahan
Mariopulana Kec. Camba Mariopulana Kec. Kelurahan Camba
2017 Pembuatan Jembatan Pedesaan Kelurahan
R EN CA N A P R OG R A M INV ES TASI IN FR A STR U K TU R JAN G K A M EN EN GA H (R PI2 -JM ) KABU PAT EN M A R O S TA HUN 20 15 -2019
NO OUTPUT / SUB OUTPUT DETAIL LOKASI TAHUN
ANGGARAN Mariopulana Kec. Camba
98
Peningkatan jalan Pedesaan Kelurahan
Adatongeng Kec. Turikale Kelurahan
Adatongeng Kec. Turikale
2017 Pembuatan Jembatan Pedesaan Kelurahan
Adatongeng Kec. Turikale 99
Peningkatan jalan Pedesaan Kelurahan
Alliritengae Kec. Turikale Kelurahan
Alliritengae Kec. Turikale
2017 Pembuatan Jembatan Pedesaan Kelurahan
Alliritengae Kec. Turikale 100
Peningkatan jalan Pedesaan Kelurahan
Boribellaya Kec. Turikale Kelurahan
Boribellaya Kec. Turikale
2017 Pembuatan Jembatan Pedesaan Kelurahan
Boribellaya Kec. Turikale 101
Peningkatan jalan Pedesaan Kelurahan
Pettuadae Kec. Turikale Kelurahan
Pettuadae Kec. Turikale
2017 Pembuatan Jembatan Pedesaan Kelurahan
Pettuadae Kec. Turikale 102
Peningkatan jalan Pedesaan Kelurahan Raya
Kec. Turikale Kelurahan Raya
Kec. Turikale 2017 Pembuatan Jembatan Pedesaan Kelurahan
Raya Kec. Turikale 103
Peningkatan jalan Pedesaan Kelurahan
Turikale Kec. Turikale Kelurahan
Turikale Kec. Turikale
2017 Pembuatan Jembatan Pedesaan Kelurahan
Turikale Kec. Turikale 104
Peningkatan jalan Pedesaan Kelurahan
Taroada Kec. Turikale Kelurahan
Taroada Kec. Turikale
2017 Pembuatan Jembatan Pedesaan Kelurahan
Taroada Kec. Turikale 105
Peningkatan jalan Pedesaan Kelurahan
Adatongeng Kec. Turikale Kelurahan
Adatongeng Kec. Turikale
2018 Pembuatan Jembatan Pedesaan Kelurahan
Adatongeng Kec. Turikale 106
Peningkatan jalan Pedesaan Kelurahan
Alliritengae Kec. Turikale Kelurahan
Alliritengae Kec. Turikale
2018 Pembuatan Jembatan Pedesaan Kelurahan
Alliritengae Kec. Turikale 107
Peningkatan jalan Pedesaan Kelurahan
Boribellaya Kec. Turikale Kelurahan
Boribellaya Kec. Turikale
2018 Pembuatan Jembatan Pedesaan Kelurahan
Boribellaya Kec. Turikale
R EN CA N A P R OG R A M INV ES TASI IN FR A STR U K TU R JAN G K A M EN EN GA H (R PI2 -JM ) KABU PAT EN M A R O S TA HUN 20 15 -2019
NO OUTPUT / SUB OUTPUT DETAIL LOKASI TAHUN
ANGGARAN Pembuatan Jembatan Pedesaan Kelurahan
Pettuadae Kec. Turikale
Turikale
109
Peningkatan jalan Pedesaan Kelurahan Raya
Kec. Turikale Kelurahan Raya
Kec. Turikale 2018 Pembuatan Jembatan Pedesaan Kelurahan
Raya Kec. Turikale 110
Peningkatan jalan Pedesaan Kelurahan
Turikale Kec. Turikale Kelurahan
Turikale Kec. Turikale
2018 Pembuatan Jembatan Pedesaan Kelurahan
Turikale Kec. Turikale 111
Peningkatan jalan Pedesaan Kelurahan
Taroada Kec. Turikale Kelurahan
Taroada Kec. Turikale
2018 Pembuatan Jembatan Pedesaan Kelurahan
Taroada Kec. Turikale
b INFRASTRUKTUR KAWASAN
PERMUKIMAN RAWAN BENCANA
1 Pengaturan GSB,KLB dan KDB Kawasan
Bantaran sungai Turikale 2014
c
INFRASTRUKTUR KAWASAN
PERMUKIMAN DI PERBATASAN DAN PULAU KECIL TERLUAR
VII INFRASTRUKTUR PENDUKUNG
KEGIATAN EKONOMI DAN SOSIAL (RISE)
a Infrastruktur Pendukung Kegiatan
Ekonomi Dan Sosial (RISE)
VIII INFRASTRUKTUR PERDESAAN (PPIP)
a PPIP
b RIS-PNPM
Sumber : Usulan Prioritas Keg Keciptakaryaan Sektor Pengembangan Permukiman Kab Maros T.A 2014-2018
8.2. Penataan Bangunan & Lingkungan
8.2.1. Arahan Kebijakan dan Lingkup Kegiatan
Penataan bangunan dan lingkungan adalah serangkaian kegiatan yang diperlukan sebagai bagian dari upaya pengendalian pemanfaatan ruang, terutama untuk mewujudkan lingkungan binaan, baik di perkotaan maupun di perdesaan, khususnya wujud fisik bangunan gedung dan lingkungannya. Kebijakan penataan bangunan dan lingkungan Kabupaten Maros yaitu :
R EN CA N A P R OG R A M INV ES TASI IN FR A STR U K TU R JAN G K A M EN EN GA H (R PI2 -JM ) KABU PAT EN M A R O S TA HUN 20 15 -2019
1. Bantuan teknis penyusunan pedoman pembangunan gedung dan lingkungan.
2. Penguatan kelembagaan pemerintah daerah dan masyarakat
3. Penyusunan NPSM sebagai tindak lanjut UU No. 28/2002 dan PP No. 36/2005
4. Pembinaan penyelenggaraaan bangunan gedung kepada pemangku kepentingan terkait
5. Bantuan teknis pembangunan bangunan gedung dan pelayanan pengelolaan rumah Negara
6. Penataan lingkungan permukiman kumuh, nelayan dan tradisional melelui pemberdayaan masyarakat.
7. Penataan dan revitalisasi bangunan gedung bersejarah dan lingkungannya.
Bidang Tata Bangunan Kabupaten Maros mempunyai fungsi :
1. Pelaksanaan kebijakan mengenai penyelenggaraan bangunan gedung dan rumah negara beserta lingkungannya mengacu pada norma, standart, prosedur dan kriteria yang ada;
2. Pelaksanaan pembangunan dan pembinaan teknis penyelenggaraan bangunan gedung dan rumah negara serta penataan bangunan dan lingkungannya;
3. Pelaksanaan pembinaan teknis penyelenggaraan pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung dan rumah negara beserta lingkungannya; 4. Pelaksanaan pembinaan dan pemberdayaan jasa konstruksi serta
pengelolaan bangunan gedung dan rumah negara;
5. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas.
Lingkup kegiatan untuk dapat mewujudkan lingkungan binaan yang baik sehingga terjadi peningkatan kualitas permukiman dan lingkungan meliputi : 1. Kegiatan penataan lingkungan permukiman
Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL);
R EN CA N A P R OG R A M INV ES TASI IN FR A STR U K TU R JAN G K A M EN EN GA H (R PI2 -JM ) KABU PAT EN M A R O S TA HUN 20 15 -2019
Pembangunan Prasarana dan Sarana peningkatan lingkungan pemukiman kumuh dan nelayan;
Pembangunan prasarana dan sarana penataan lingkungan pemukiman tradisional.
2. Kegiatan pembinaan teknis bangunan dan gedung
Diseminasi peraturan dan perundangan tentang penataan bangunan dan lingkungan;
Peningkatan dan pemantapan kelembagaan bangunan dan gedung;
Pelatihan teknis.
3. Kegiatan pemberdayaan masyarakat di perkotaan
Bantuan teknis penanggulangan kemiskinan di perkotaan;
Paket dan Replikasi
8.2.2. Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan, dan Tantangan a) Isu Strategis
1. Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan;
Masalah kemiskinan di Kabupaten Maros sudah sangat mendesak untuk ditangani khususnya di Perkotaan. Di mana salah satu ciri umum dari kemiskinan adalah minimnya infrastruktur Prasarana dan Sarana Dasar (PSD) yang memadai, kualitas lingkungan yang kumuh dan tidak layak huni. Pendekatan yang dilakukan adalah dengan memperkuat kelembagaan masyarakat dan menjalin kemitraan dengan masyarakat melalui program P2KP (Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan) Kabupaten Maros.
2. Kebutuhan Peningkatan Kualitas Lingkungan Permukiman Kumuh;
Permukiman kumuh adalah permukiman yang kualitas lingkungannya sangat tidak layak huni antara lain karena berada pada lahan yang sangat tidak sesuai dengan peruntukan tata ruang, kepadatan dalam luasan sangat tinggi, kualitas bangunan tidak memadai dan tidak terlayani prasarana lingkungan yang memadai dan membahayakan keberlangsungan hidup dan penghidupan penghuninya. Upaya penataan
R EN CA N A P R OG R A M INV ES TASI IN FR A STR U K TU R JAN G K A M EN EN GA H (R PI2 -JM ) KABU PAT EN M A R O S TA HUN 20 15 -2019
kawawan kumuh tidak hanya pada aspek fisik saja tetapi juga melaui Konsep TRIDAYA/bersejarah tersebut.
3. Peningkatan Kualitas Lingkungan Kawasan Tradisional/Bersejarah;
Kawasan tradisional/bersejarah memiliki refleksi nilai budaya yang tinggi. Di sisi lain kawasan disekitarnya seringkali dijumpai tidak tertata dengan baik bahkan mengalami penurunan kualitas lingkungan. Demi menjaga kelestarian nilai budaya dari masyarakat dan meningkatkan kualitas lingkungan dibutuhkan upaya revitaliasasi kawasan tradisional Kabupaten Maros.
4. Rehabilitasi Bangunan Gedung Negara
Merupakan kegiatan berupa pengadaan, pemanfataan dan penghapusan baik fisik maupun administrasi dari Gedung-gedung dan Rumah-rumah negara. Pada pelaksanaan pemerintah pusat mendorong peran pemerintah daerah berkomitmen dalam pengelolaan GRN. Kegitan-kegiatan utama GRN terdiri Kegiatan Pembinaan Teknis dan kegiatan fisik.
Berikut dijabarkan isu-isu strategis sektor penataan bangunan dan lingkungan di Kabupaten Maros sebagai berikut :
Tabel 8.5. Isu Strategis Sektor PBL di Kabupaten Maros Tahun 2012
NO KEGIATAN SEKTOR PBL ISU STRATEGIS SEKTOR PBL
KAB MAROS
1 Penataan Lingkungan Permukiman
a. Peningkatan Kualitas Lingkungan Permukiman Kumuh
b. Peningkatan Kualitas Lingkungan Kawasan Tradisional/Bersejarah
2 Penyelenggaraan Bangunan
Gedung dan Rumah Negara Rehabilitasi Bangunan Gedung Negara
3
Pemberdayaan Komunitas dalam Penanggulangan Kemiskinan
Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan
R EN CA N A P R OG R A M INV ES TASI IN FR A STR U K TU R JAN G K A M EN EN GA H (R PI2 -JM ) KABU PAT EN M A R O S TA HUN 20 15 -2019 Kondisi Eksisting
Penanganan tata bangunan dan lingkungan di Kabupaten Maros dilakukan melalui kebijaksanaan pemberian surat izin mendirikan bangunan (IMB) dan Pelaksanaan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan. Namun dalam hal ini belum banyak memberi dampak positif terhadap keserasian bangunan dan lingkungan masih bercampur baur kawasan perumahan, perdagangan dan pergudangan di daerah perkotaan, demikian pula dengan tidak tertibnya garis-garis sempadan bangunan menurut peruntukannya serta pemanfaatan ruang yang tidak terkendali baik di daerah perkotaan maupun di pedesaan terlihat pembangunan dan pemanfaatan lahan dilakukan pada kawasan non budidaya seperti pada kemiringan lahan >40%, dikawasan pantai dan pinggiran sungai sehingga sering terjadi bencana banjir, tanah longsor dan bencana lainnya.
Tabel 8.6. Peraturan Daerah / Peraturan Bupati terkait Penataan Bangunan dan Lingkungan Di Kabupaten Maros Tahun 2013
Tabel 8.7. Pemberdayaan Komunitas Dalam Penanggulangan Kemiskinan Di Kabupaten Maros Tahun 2013
No Kab/Kota Kegiatan PNPM Mandiri Kegiatan
Lainnya
1 Kab Maros P2KP
b) Permasalahan dan Tantangan
No Perda/Peraturan Gubernur/Peraturan Bupati/Peraturan lainnya Ket
No Tahun Tentang
1 Perda Prov Sulsel No 9 2009 Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Sulsel
2 Perda Kab Maros No 4 2012 Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Maros
3 Perda Kab Maros No 8 2013 Bangunan Gedung 4 Perbup No 39 2012 RTBL Kawasan Maros
R EN CA N A P R OG R A M INV ES TASI IN FR A STR U K TU R JAN G K A M EN EN GA H (R PI2 -JM ) KABU PAT EN M A R O S TA HUN 20 15 -2019
Dalam kegiatan penataan bangunan dan lingkungan terdapat beberapa permasalahan dan tantangan yang dihadapi, antara lain :
1. Penataan Lingkungan Permukiman
Rendahnya Kualitas lingkungan di kawasan pesisir ,pusat kota, percampuran fungsi perdagangan dan perumahan.
Masih rendahnya kondisi jalan lingkungan permukiman.
Belum tersedianya system proteksi kebakaran
Sudah tersedia rencana rinci bangunan dan lingkungan (RTBL) pada sebagian kawasan perkotaan namun belum operasional.
2. Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara
Lemahnya pengaturan penyelenggaraan Bangunan Gedung di daerah serta rendahnya kualitas pelayanan publik dan perijinan;
Belum ada regulasi Pengaturan Bangunan;
Kurang ditegakkannya aturan keselamatan, keamanan dan kenyamanan Bangunan Gedung
Lingkungan perkantoran/ instansi pemerintah berada pada kawasan yang bertopografi rendah sehingga cenderung mengalami banjir pada musim hujan.
sebagian kondisi fisk bangunan Perkantoran sudah tua sehingga perlu di revitalisasi dan di relokasi.
3. Penyelenggaraan Sistem Terpadu Ruang Terbuka Hijau:
Kurangnya penyediaan taman kota, ruang publik dan ruang terbuka hijau
Kurangnya penyediaan fasilitas olahraga tingkat kabupaten 4. Kapasitas Kelembagaan Daerah
Masih terbatasnya kesadaran aparatur dan SDM pelaksana dalam pembinaan penyelenggaraan bangunan gedung termasuk pengawasan;
Masih perlunya peningkatan dan pemantapan kelembagaan bangunan gedung dalam fasilitasi penyediaan perangkat pengaturan.
R EN CA N A P R OG R A M INV ES TASI IN FR A STR U K TU R JAN G K A M EN EN GA H (R PI2 -JM ) KABU PAT EN M A R O S TA HUN 20 15 -2019
Penataan bangunan dan lingkungan bertujuan untuk menjamin kondisi bangunan (menata dan mengatur) karena akan dijadikan dasar pada masa yang akan datang. Jika ditinjau dari intensitas bangunan yang ada saat ini, maka penataan bangunan belum dilakukan dengan baik. Rencana penataan bangunan dan lingkungan terutama pada daerah yang sudah terbangun harus memperhatikan kelestarian lingkungan. Untuk itu, maka pada beberapa daerah yang peruntukannya sebagai lahan bebas bangunan akan dijadikan sebagai open space untuk memberikan nuansa nuansa lingkungan yang asri. Analisis kebutuhan Program dan Kegiatan untuk sektor PBL oleh Kab/Kota, hendaknya mengacu pada Lingkup Tugas DJCK untuk sektor PBL yang dinyatakan pada Permen PU No. 8 Tahun 2010 yaitu :
1. Kegiatan Penataan Lingkungan Permukiman.
a) RTBL ( Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan ) Kawasan Maros. Panduan bangunan Kawasan Maros yang dimaksudkan untuk mengendalikan pemanfaatan ruang, penataan bangunan dan lingkungan, serta membuat materi pokok ketentuan program bangunan dan lingkungan, rencana umum dan panduan rancangan, rencana investasi, ketentuan pengendalian rencana, dan pedoman pengendalian pelaksanaan pengembangan Kawasan Maros. Materi pokok dalam Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan Kab Maros meliputi :
1) Program Bangunan dan Lingkungan
Pembangunan dan Pengembangan Kawasan di Kota Maros adalah meningkatkan citra kawasan (pusat kota) Maros sebagai kawasan berbasiskan pusat pelayanan pemerintahan, pelayanan sosial ekonomi, perdagangan dan jasa yang didukung oleh kegiatan dan permukiman yang serasi, nyaman dan berwawasan lingkungan guna mendukung terwujudnya kota Maros sebagai kawasan strategis pertumbuhan.
R EN CA N A P R OG R A M INV ES TASI IN FR A STR U K TU R JAN G K A M EN EN GA H (R PI2 -JM ) KABU PAT EN M A R O S TA HUN 20 15 -2019
Konsep utama pengembangan struktur kawasan dari Kawasan Maros adalah penataan kembali dari struktur linier dimana semua pergerakan dan fungsi-fungsi kawasan berorientasi pada jalur jalan utamanya menjadi suatu struktur kawasan yang kompak dan diarahkan untuk memiliki nilai-nilai kualitas perancangan kawasan.
3) Konsep Komponen Perancangan Kawasan
Pengembangan kawasan perencanaan sebagai urban epicentrum dipahami sebagai sebuah kawasan yang menjadi titik pusat orientasi Kabupaten Maros yang di dalamnya berkembang fungsi-fungsi pelayanan skala regional antara lain pusat pelayanan jasa dan pemerintahan, perdagangan serta pariwisata perkotaan. Karakter kawasan urban epicentrum memperlihatkan ciri-ciri sebuah kawasan yang hidup (liveable dan vibrant) dengan ragam kegiatan di dalamnya yang berlangsung sangat intensif. Pengembangan dan pembangunan kawasan perencanaan harus mampu memadukan unsur-unsur serta nuansa kesejarahan dan budaya ke dalam sektor-sektor pembangunan serta Harus mampu mewadahi aspirasi-aspirasi masyarakat. Dalam perkembangannya, kawasan perencanaan ini diharapkan menjadi atau memiliki perbedaan dengan kawasan lainnya di Kota Maros, baik secara fisik, visual, lingkungan maupun suasana tempatnya.
4) Blok Pengembangan Kawasan dan Program Penanganannya
Zona pengembangan kawasan di Kota Maros dibagi kedalam 3 pusat utama pertumbuhan yaitu : Kecamatan Turikale, Kecamatan Maros Baru, dan Kecamatan Lau.
5) Rencana Umum Dan Panduan Rancangan Struktur Peruntukan Lahan
Upaya menegaskan Kawasan Maros sebagai kawasan urban epicentrum sekaligus mem-vital-kannya secara optimal dan efisien, memerlukan suatu upaya untuk menambahkan fungsi-fungsi lainnya yang dapat mendukung fungsi dan kegiatan utama pusat kota.
R EN CA N A P R OG R A M INV ES TASI IN FR A STR U K TU R JAN G K A M EN EN GA H (R PI2 -JM ) KABU PAT EN M A R O S TA HUN 20 15 -2019
Rencana perpetakan lahan pada Kawasan perencanaan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu perepetakan tanah berupa sistem blok yang terdiri dari gabungan beberapa persil, dan sistem kapling/persil.
7) Rencana Tapak
Rencana tapak pada wilayah perencanaan, secara umum tidak banyak mengalami perubahan, yaitu sebagai kawasan kawasan pusat kota. Namun untuk menunjang peranannya sebagai kawasan pusat kota maka perlu diciptakan suatu karakter khas pada masing-masing blok perencanaan. Hal yang dapat dilakukan adalah :
jaringan jalan (jalan kendaraan atau jalan untuk pedestrian) di beberapa bagian blok, yang dapat membuka wilayah perencanaan dengan wilayah lain di sekitarnya.
Membentuk jaringan pedestrian way yang menghubungkan semua unit perencanaan sehingga tercipta pedestrian freedom.
Mengupayakan agar bantaran bisa menjadi urban green space.
Menetapkan jarak bangungan terhadap jalan sedemikian rupa sehingga tercipta building alignment yang serasi.
Mengarahkan ketinggian bangunan, sehingga akan menghasilkan roof-lineyang berirama dan menghasilkan koridor jalan sebagai ruang closure.
Untuk memperkuat „entrance masuk‟ pada kawasan dapat dibuat „Gerbang‟ sebagai focal point untuk kawasan melalui pengarahan ketinggian bangunan di sisi kiri-kanan jalan, sehingga bisa membentuk image sebagai gerbang, juga dapat dilakukan dengan membuka node yang ada serta menempatkan landmark berupa patung dan sejenisnya pada bundaran jalan (roundabout).
Memberikan link antar bangunan berupa pedestrian shelter/ koridor bagi pejalan kaki, sehingga wilayah perencanaan bisa disebut sebagai kawasan yang pedestrian friendly.
R EN CA N A P R OG R A M INV ES TASI IN FR A STR U K TU R JAN G K A M EN EN GA H (R PI2 -JM ) KABU PAT EN M A R O S TA HUN 20 15 -2019
Konsep pengendalian intensitas kawasan urban epicentrum Maros adalah tercapainya pemanfaatan lahan yang lebih merata dan seimbang sesuai dengan tujuan peruntukan kawasan. Intensitas Pemanfaatan Lahan adalah perbandingan jumlah luas seluruh lantai bangunan terhadap luas tanah perpetakan / daerah perencanaan yang sesuai dengan rencana kota. Intensitas pemanfaatan lahan erat hubungannya dengan konsep peruntukkan lahan, terutama menyangkut besaran ruang yang ditempati oleh peruntukkan yang telah ditetapkan. Intensitas pemanfaatan lahan merupakan luas lantai maksimum yang dapat dibangun di atas sebidang lahan, hal tersebut memberi gambaran tentang skala pembangunan bagi kawasan Maros. Koefisien Lantai Bangunan adalah perbandingan jumlah total luas bangunan terhadap luas lantai dasar. Ketinggian bangunan ini perlu diatur agar terjadi keselarasan dan keharmonisan antar bangunan dan lingkungan. Penetapan besar KLB di kawasan perencanaan didasarkan pada pertimbangan sebagai berikut :
Harga lahan
Ketersediaan dan tingkat pelayanan prasarana (jalan)
Dampak atau kebutuhan terhadap prasarana tambahan
Ekonomi dan pembiayaan
Rencana ketinggian bangunan maksimum yang dapat diterapkan di kawasan perencanaan adalah sebagai berikut :
Di sepanjang jalan arteri diperbolehkan maksimum berkisar antara 3 – 4 lantai (KLB maks = 4 x KDB) dengan tinggi puncak atap bangunan maksimum 20 meter dari lantai dasar.
Di sepanjang jalan kolektor diperbolehkan maksimum berkisar antara 2 – 3 lantai (KLB maks = 3 x KDB) dengan tinggi puncak atap bangunan maksimum 16 meter dari lantai dasar.
Di sepanjang jalan lokal diperbolehkan maksimum 2 lantai (KLB maks = 2 x KDB) dengan tinggi puncak atap bangunan maksimum 12 meter dari lantai dasar.
R EN CA N A P R OG R A M INV ES TASI IN FR A STR U K TU R JAN G K A M EN EN GA H (R PI2 -JM ) KABU PAT EN M A R O S TA HUN 20 15 -2019
Koefisien Dasar Bangunan adalah perbandingan antara luas lantai dasar bangunan dan luas total keseluruhan tapak. Dengan menyisakan luasan beberapa meter persegi pada tapak dimaksudkan agar masih terdapat bidang-bidang peresapan air hujan di dalam tapak tersebut. Dengan menyisakan luasan kapling agar tidak didirikan bangunan, juga berdampak secara psikologis. Apabila seluruh kapling dipenuhi bangunan, maka kesan padat dan sesak akan sangat terasakan. Penetapan besar KDB di kawasan perencanaan didasarkan pada pertimbangan sebagai berikut :
Tingkat pengisian / peresapan air (water recharge)
Besar pengaliran air
Jenis penggunaan lahan dan Harga lahan
Rencana intensitas pemanfaatan lahan kawasan Maros :
Permukiman, terdiri dari perumahan dengan KDB 50 – 60 %
Fasilitas Pendidikan, terdiri dari TK, SD, SLTP, SLTA, Akademi/PT, dan Pesantren dengan KDB 45 – 50 %.
Fasilitas Kesehatan, terdiri dari rumah sakit bersalin, puskesmas, apotik, dan balai pengobatan dengan KDB 40 – 50 %.
Fasilitas Peribadatan, terdiri dari masjid, langgar / musholla, gereja, dan vihara dengan KDB 40 – 50 %.
Fasilitas Pemerintahan dan Pelayanan, terdiri dari kantor pemerintahan kota, kecamatan, balai desa, dan lain-lain dengan KDB 40 – 50 %.
Fasilitas Perdagangan dan Jasa, terdiri dari pasar, pertokoan, pasar swalayan, warung/kios, koperasi dengan KDB maksimum 70 % disesuaikan dengan lokasi dan karakteristik kegiatannya.
Fasilitas Rekreasi dan Olah Raga, terdiri dari gedung gedung pertemuan, penginapan/losmen, hotel, rumah makan, dan sarana rekreasi lainnya dengan KDB 60 – 70 %.
Taman dan Ruang Terbuka Hijau, berupa taman kota, taman lingkungan, lapangan olah raga dan lahan konservasi dengan KDB 5 – 10 %.
R EN CA N A P R OG R A M INV ES TASI IN FR A STR U K TU R JAN G K A M EN EN GA H (R PI2 -JM ) KABU PAT EN M A R O S TA HUN 20 15 -2019 9) Rencana Investasi
Kegiatan pelaksanaan Rencana Tata Bangunan dan lingkungan kawasan Maros dilakukan oleh pemerintah Kabupaten Maros, Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan, dan masyarakat Kabupaten Maros.
Seluruh kegiatan pembangunan harus mengacu kepada panduan Tata Bangunan dan Lingkungan yang ditetapkan oleh Pemerintah Kabupaten Maros.
Pelaksanaan kegiatan oleh masyarakat melalui pembangunan fisik bangunan di dalam lahan yang dikuasainya, termasuk pembangunan ruang terbuka hijau, ruang terbuka, dan sirkulasi pejalan kaki dengan tetap mengacu pada syarat dan ketentuan berlaku.
10) Ketentuan Pengendalian Rencana
Pengendalian pemanfaatan ruang dilakukan melalui beberapa tahapan kegiatan diantaranya; penetapan peraturan zonasi, perizinan, pemberian insentif dan disensitif, serta pengenaan sanksi.
Peraturan zonasi merupakan ketentuan yang mengatur tentang persyaratan pemanfaatan ruang dan ketentuan penegendaliannya dan disusun untuk setiap blok/zona peruntukan yang penetapan zonanya dalam rencana rinci tata ruang.
Izin dalam pemanfaatan ruang sebagaimana yang diatur dalam undang-undang penataan ruang diatur oleh pemerintah Kabupaten Maros berdasarkan kewenangan dan ketentuan yang berlaku. Disamping itu dalam hal perizinan pemerintah dapat membatalkan izin apabila melanggar ketentuan yang berlaku.
Izin pemanfaatan ruang yang diperoleh melalui prosedur yang benar tetapi kemudian terbukti tidak sesuai dengan rencana tata ruang wilayah, dibatalkan oleh pemerintah daerah Kabupaten Maros sesuai dengan kewenangannya.
R EN CA N A P R OG R A M INV ES TASI IN FR A STR U K TU R JAN G K A M EN EN GA H (R PI2 -JM ) KABU PAT EN M A R O S TA HUN 20 15 -2019
Perizinan pemanfaatan ruang dimaksudkan sebagai upaya penertiban pemanfaatan ruang sehingga setiap pemanfaatan ruang harus dilakukan sesuai rencana tata ruang.
Izin pemanfaatan ruang diatur dan ditertibkan oleh pemerintah daerah Kabupaten Maros sesuai dengan kewenangannya masing-masing. Pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang, baik yang dilengkapi dengan izin maupun yang tidak memiliki izin, dikenai sanksi administratif, sanksi pidana penjara, dan/atau sanksi pidana denda.
Pemberian insentif dimaksudkan sebagai upaya untuk memberikan imbalan terhadap pelaksanaan kegiatan yang sejalan dengan rencana tata ruang, baik yang dilakukan oleh masyarakat maupun oleh pemerintah daerah. Bentuk insentif tersebut, antara lain dapat berupa keringanan pajak, pembangunan prasarana dan sarana (infrastruktur), pemberian kompensasi, kemudahan prosedur perizinan, dan pemberian penghargaan.
Disisentif dimaksudkan sebagai perangkat untuk mencegah, membatasi pertumbuhan, dan/atau mengurangi kegiatan yang tidak sejalan dengan rencana tata ruang, yang antara lain dapat berupa pengenaan pajak yang tinggi, pembatasan, penyediaan prasarana dan sarana, serta pengenaan kompensasi dan penalti.
Pemberian insentif dan disisentif dalam pengendalian pemanfaatan ruang dilakukan supaya pemanfaatan ruang yang dilakukan sesuai dengan rencana tata ruang yang sudah di tetapkan.
Insentif merupakan perangkat atau upaya untuk memberikan imbalan terhadap pelaksanaan kegiatan yang sejalan dengan rencana tata tuang, berupa :
o keringanan pajak, pemberian kompensasi, subsidi silang, imbalan, sewa ruang, dan urun saham;
R EN CA N A P R OG R A M INV ES TASI IN FR A STR U K TU R JAN G K A M EN EN GA H (R PI2 -JM ) KABU PAT EN M A R O S TA HUN 20 15 -2019
o kemudahan prosedur perizinan; dan/atau o pemberian penghargaan kepada masyarakat, o swasta dan/atau pemerintah daerah.
Disinsetif merupakan perangkat untuk mencegah, membatasi pertumbuhan, atau mengurangi kegiatan yang tidak sejalan dengan rencana tata ruang, berupa :
o pengenaan pajak yang tinggi yang disesuaikan dengan besarnya biaya yang dibutuhkan untuk mengatasi dampak yang ditimbulkan akibat pemanfaatan ruang; dan/atau
o pembatasan penyediaan infrastruktur, pengenaan kompensasi, dan penalti;
Insentif dan disisentif dalam penataan bangunan dan lingkungan diberikan dengan tetap menghormati hak masyarakat.
11) Pedoman Pengendalian Pelaksanaan Pengelola Kawasan
Guna tercapainya keberhasilan operasionalisasi RTBL, dilaksanakan melalui pemasyarakatan secara menyeluruh, yaitu : o Pemasyarakatan bagi keseluruhan dinas-dinas sektoral
maupun instansi vertikal.
o Pemasyarakatan kepada masyarakat luas melalui pemerintah kabupaten dengan melibatkan partisipasi masyarakat. Peran serta masyarakat dapat berbentuk :
Bantuan pemikiran atau pertimbangan berkenaan dengan wujud struktural dan pola pemanfaatan ruang kawasan perkotaan.
Penyelenggaraan kegiatan pembangunan berdasarkan RTBL;
Konsolidasi pemanfaatan tanah, air, udara, dan sumberdaya alam lainnya untuk tercapainya pemanfaatan ruang yang berkualitas;
Perubahan atau konversi pemanfaatan ruang sesuai dengan RTBL;
R EN CA N A P R OG R A M INV ES TASI IN FR A STR U K TU R JAN G K A M EN EN GA H (R PI2 -JM ) KABU PAT EN M A R O S TA HUN 20 15 -2019
Pemberian masukan untuk penetapan lokasi pemanfaatan ruang; dan atau kegiatan menjaga, memelihara dan meningkatkan kelestarian fungsi lingkungan hidup.
Peran Pemerintah Daerah (di bawah koordinasi Bappeda) dalam memasyarakatkan RTBL mempunyai pengaruh besar, yang akan menentukan tingkat keberhasilan pelaksanaannya.
12) Program Pengendalian Pelaksanaan
Program-program yang menjadi prioritas utama sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43 direkomendasikan berdasarkan kebutuhan dari stakeholder kabupaten dan berawal dari permasalahan utama kawasan yang membutuhkan solusi yang tepat dan inovatif.
Pelaksanaan RTBL kawasan Maros dapat dikendalikan dari kesesuaian dengan arahan kebijakan tata ruang yang lebih makro, ketepatan sasaran program, adanya dukungan legal, serta adanya “good governance”.
b) RISPK ( Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran ) Kawasan Turikale.
RISPK atau Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran seperti yang dinyatakan dalam Permen PU No. 26 tahun 2008 tentang Persyaratan Teknis Sistem Proteksi Kebakaran pada Bangunan Gedung dan Lingkungan, bahwa Sistem Proteksi Kebakaran pada Bangunan Gedung dan Lingkungan adalah sistem yang terdiri atas peralatan, kelengkapan dan sarana, baik yang terpasang maupun terbangun pada bangunan yang digunakan baik untuk tujuan sistem proteksi aktif, sistem proteksi pasif maupun cara-cara pengelolaan dalam rangka melindungi bangunan dan lingkungannya terhadap bahaya kebakaran.
Penyelenggaraan sistem proteksi kebakaran pada bangunan gedung dan lingkungan meliputi proses perencanaan teknis dan pelaksanaan konstruksi, serta kegiatan pemanfaatan, pelestarian dan pembongkaran sistem proteksi kebakaran pada bangunan gedung dan lingkungannya.
R EN CA N A P R OG R A M INV ES TASI IN FR A STR U K TU R JAN G K A M EN EN GA H (R PI2 -JM ) KABU PAT EN M A R O S TA HUN 20 15 -2019
RISPK terdiri dari Rencana Sistem Pencegahan Kebakaran dan Rencana Sistem Penanggulangan Kebakaran di Kabupaten/Kota untuk kurun waktu 10 tahun. RISPK memuat rencana kegiatan pencegahan kebakaran yang terdiri dari kegiatan inspeksi terhadap ancaman bahaya kebakaran pada kota, lingkungan bangunan dan bangunan gedung, serta kegiatan edukasi pencegahan kebakaran kepada masyarakat dan kegiatan penegakan Norma, Standar, Pedoman dan Manual (NSPM). RISPK juga memuat rencana tentang penanggulangan kebakaran yang terdiri dari rencana kegiatan pemadaman kebakaran serta penyelamatan jiwa dan harta benda.
1. Penataan Lingkungan Permukiman Tradisional/Bersejarah
Kawasan tradisional/bersejarah memiliki refleksi nilai budaya yang tinggi. Di sisi lain kawasan disekitarnya seringkali dijumpai tidak tertata dengan baik bahkan mengalami penurunan kualitas lingkungan. Demi menjaga kelestarian nilai budaya dari masyarakat dan meningkatkan kualitas lingkungan dibutuhkan upaya revitaliasasi kawasan tradisional. Beberapa kawasan yang perlu segera dilakukan penataan, antara lain:
a) Dukungan PSD Penataan dan Revitalisasi Kawasan Budaya
b) Kws Permukiman Tradisional dan Bersejarah yang Meningkat Kualitasnya Revitalisasi Kawasan Balla Lompoa Maros.
c) Penyusunan desain revitalisasi Kawasan Tradisional
2. Kegiatan Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara
a) Lingkungan perkantoran/ instansi pemerintah berada pada kawasan yang bertopografi rendah sehingga cenderung mengalami banjir pada musim hujan, dan sebagian kondisi fisk bangunan sebagian sudah tua sehingga perlu relokasi sedangkan di daerah perdesaan cukup baik.
b) Pelaksanaan kebijakan mengenai penyelenggaraan bangunan gedung dan rumah negara beserta lingkungannya mengacu pada norma, standart, prosedur dan kriteria yang ada; Pelaksanaan pembangunan dan pembinaan teknis penyelenggaraan bangunan gedung dan rumah negara serta penataan bangunan dan lingkungannya; Pelaksanaan pembinaan